-
Yang Tak Terlihat oleh Mata KitaSedarlah!—2000 | 22 Agustus
-
-
Yang Tak Terlihat oleh Mata Kita
PARTIKEL-PARTIKEL debu yang kecil melayang-layang di udara tanpa terlihat. Kemudian, seberkas cahaya matahari menembus masuk lewat jendela, dan kini tampaklah apa yang tadinya tidak terlihat. Berkas cahaya tersebut menyoroti partikel-partikel debu itu sehingga sekarang tampak oleh mata manusia.
Pikirkan lebih jauh tentang cahaya, yang oleh mata kita terlihat berwarna putih atau tanpa warna. Namun, apa yang terjadi sewaktu cahaya matahari itu menembus butir-butir air dengan sudut kemiringan yang tepat? Air itu akan berfungsi sebagai prisma, dan kita pun melihat suatu pelangi dengan warna-warni yang cantik!
Sebenarnya, objek-objek di sekitar kita memantulkan beragam panjang gelombang cahaya, yang oleh mata kita terlihat sebagai warna. Misalnya, rumput hijau tidak dengan sendirinya menghasilkan cahaya hijau, melainkan rumput menyerap semua panjang gelombang cahaya, kecuali hijau. Rumput memantulkan panjang gelombang hijau itu ke mata kita. Dengan demikian, oleh mata kita rumput terlihat berwarna hijau.
Dibantu Peralatan Buatan Manusia
Dalam tahun-tahun belakangan ini, banyak hal yang sebelumnya tak terlihat oleh mata kita sekarang dapat dilihat berkat adanya penemuan-penemuan modern. Melalui mikroskop biasa, kita dapat melihat bahwa di dalam sebutir air yang tampaknya tidak mengandung kehidupan ternyata sarat dengan segala jenis makhluk yang bergerak-gerak. Dan, sehelai rambut, yang oleh mata kita tampak mulus dan rata, ternyata kasar dan bergerigi. Mikroskop yang sangat canggih dapat memperbesar suatu objek hingga satu juta kali, sama dengan memperbesar selembar perangko menjadi seukuran sebuah desa!
Sekarang, dengan mikroskop yang bahkan lebih canggih lagi, para peneliti dapat melihat tampilan kontur berskala atom. Ini memungkinkan mereka melihat apa yang tadinya sangat tak terjangkau oleh penglihatan mata manusia.
Sementara itu, pandanglah langit dan lihatlah bintang-bintangnya. Ada berapa? Dengan mata telanjang, paling banyak kita dapat melihat hanya beberapa ribu bintang. Namun, dengan ditemukannya teleskop hampir 400 tahun yang lalu, orang mulai dapat melihat lebih banyak lagi. Lalu, pada tahun 1920-an, sebuah teleskop canggih di Observatorium Gunung Wilson menyingkapkan bahwa ternyata ada galaksi-galaksi lain yang juga dipenuhi oleh tak terhitung banyaknya bintang. Dewasa ini, dengan menggunakan peralatan rumit buatan manusia untuk menyelidiki jagat raya, para ilmuwan memperkirakan bahwa ada puluhan miliar galaksi, dan banyak dari antaranya terdiri dari ratusan miliar bintang!
Miliaran bintang, yang disebut sebagai Milky Way (secara harfiah berarti ”Jalan Susu”) karena jaraknya yang tampak begitu dekat satu sama lain, ternyata terpisahkan oleh jarak yang tak terhitung. Demikian pula, mikroskop canggih telah memperluas jangkauan mata kita sehingga dapat melihat benda-benda yang tampak padat namun sebenarnya terdiri dari atom-atom yang pada dasarnya hanyalah ruang hampa.
Kecil Sekali
Titik terkecil sekalipun, bila diletakkan di bawah mikroskop biasa, ternyata terdiri dari sepuluh miliar atom lebih! Namun, pada tahun 1897, diketahui bahwa atom ternyata memiliki partikel-partikel kecil yang mengorbit yang disebut elektron. Akhirnya, diketahui bahwa poros orbit elektron, yaitu inti atom, terdiri dari partikel-partikel yang lebih besar—neutron dan proton. Ke-88 jenis atom, atau unsur alami yang ada di bumi pada dasarnya berukuran sama, namun beratnya bervariasi karena masing-masing memiliki jumlah elektron, neutron, dan proton yang berbeda.
Elektron-elektron—dalam atom hidrogen, ada satu elektron—berpusar di ruang sekitar inti atom sebanyak miliaran kali setiap sepersejuta detik, sehingga membuat atom seolah-olah memiliki bentuk padat. Massa sebuah proton atau neutron sama dengan 1.840 elektron. Baik proton maupun neutron kurang lebih 100.000 kali lebih kecil daripada keseluruhan atom itu sendiri!
Untuk memahami seberapa kosong sebenarnya sebuah atom itu, cobalah untuk memvisualisasikan inti atom hidrogen dalam hubungannya dengan elektron yang mengorbit atom itu. Jika inti atom itu, yang terdiri dari satu proton, seukuran bola tenis, maka elektron pengorbitnya akan berada sejauh tiga kilometer dari situ!
Sebuah laporan tentang perayaan keseratus tahun ditemukannya elektron berkomentar, ”Hanya sedikit yang berpikir dua kali untuk merayakan sesuatu yang tidak terlihat, yang ukurannya tak terpahami namun beratnya dapat diukur, suatu muatan listrik—dan berputar seperti gasing. . . . Dewasa ini, tidak seorang pun meragukan gagasan bahwa benda-benda yang tidak pernah kita lihat, sebenarnya ada.”
Benda yang Lebih Kecil Sekalipun
Mesin pemecah atom, yang sanggup melemparkan partikel-partikel ke arah satu sama lain, sekarang memungkinkan para ilmuwan melihat apa yang ada di dalam inti atom. Hasilnya, diperkenalkanlah banyak partikel yang namanya aneh-aneh—di antaranya: positron, foton, meson, kuarka, dan gluon. Semuanya tidak kelihatan, bahkan di bawah mikroskop yang paling canggih pun. Namun, dengan menggunakan alat-alat seperti kamar kabut (cloud chamber), kamar gelembung (bubble chamber), dan cacah kelipan (scintillation counter), jejak keberadaan mereka dapat diamati.
Sekarang, para ilmuwan dapat melihat apa yang tadinya tidak kelihatan. Seraya melakukannya, mereka memahami arti penting dari apa yang mereka yakini sebagai empat gaya fundamental—gravitasi, elektromagnetik, dan dua gaya subnuklir yang disebut ”gaya lemah” dan ”gaya kuat”. Beberapa ilmuwan sedang memperdalam apa yang dinamakan ”teori segalanya” (theory of everything), yang mereka harap akan menyediakan satu penjelasan yang dapat dipahami tentang jagat raya, dari yang makroskopis hingga yang mikroskopis.
Pelajaran apa yang dapat diperoleh dengan melihat apa yang tak terlihat oleh mata kita? Dan, berdasarkan apa yang telah mereka pelajari, apa kesimpulan banyak orang? Artikel berikut memuat jawabannya.
[Gambar di hlm. 3]
Gambar atom-atom nikel (atas) dan atom-atom platinum
[Keterangan]
Courtesy IBM Corporation, Research Division, Almaden Research Center
-
-
Mencermati yang Tak Terlihat—Apa yang Disingkapkannya?Sedarlah!—2000 | 22 Agustus
-
-
Mencermati yang Tak Terlihat—Apa yang Disingkapkannya?
APA yang dicapai sewaktu manusia menggunakan temuan-temuan barunya untuk menguak tabir dan melihat hal-hal yang sebelumnya tak terlihat olehnya? Ini dapat membantu manusia mengetahui sampai tingkat tertentu hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui.—Lihat kotak di bawah.
Dulu, orang percaya bahwa bumi adalah pusat jagat raya. Namun, kemudian, penggunaan teleskop memperlihatkan bahwa planet-planet, termasuk bumi, berotasi mengelilingi matahari. Belum lama ini, dengan ditemukannya mikroskop canggih, manusia dapat menyelidiki atom dan melihat bagaimana jenis-jenis atom tertentu berkombinasi dengan jenis lainnya sehingga menjadi apa yang disebut molekul.
Pikirkanlah komposisi sebuah molekul air, zat yang sangat penting bagi kehidupan. Dua atom hidrogen memiliki bentuk yang memungkinkan mereka bergabung secara unik dengan satu atom oksigen dan membentuk sebuah molekul air—dan setetes air berisi miliaran molekul air tersebut! Hikmah apa yang dapat kita pelajari dengan menyelidiki sebuah molekul air dan mengamati perilakunya di bawah kondisi yang berbeda-beda?
Keajaiban Air
Meskipun setetes air tampak sangat sederhana, air adalah suatu zat yang sangat kompleks. Bahkan, Dr. John Emsley, seorang penulis sains di Imperial College, London, Inggris, mengatakan bahwa air adalah ”salah satu zat kimia yang paling sering diselidiki, tetapi masih yang paling sulit dipahami”. Majalah New Scientist menyatakan, ”Air adalah cairan yang paling dikenal di Bumi, namun juga salah satu yang paling misterius.”
Dr. Emsley menjelaskan bahwa terlepas dari struktur air yang sederhana, ”tidak ada yang sekompleks perilakunya”. Misalnya, ia mengatakan, ”H20 seharusnya adalah gas, . . . namun ini cairan. Selain itu, sewaktu membeku . . . , bentuk padatnya, yaitu es, mengapung dan bukannya tenggelam,” sebagaimana benda padat lainnya. Mengenai kelainan perilaku ini, Dr. Paul E. Klopsteg, mantan presiden Asosiasi Pengembangan Sains Amerika, berkomentar,
”Ini adalah rancangan menakjubkan yang berfungsi untuk menopang kehidupan air seperti ikan. Coba pikir apa yang akan terjadi seandainya air, sewaktu mendingin hingga ke titik beku, tidak berperilaku sebagaimana yang diterangkan tadi. Es akan terus terbentuk hingga mencakup seluruh danau, memunahkan seluruh atau sebagian besar kehidupan laut.” Dr. Klopsteg mengatakan bahwa perilaku yang tidak lazim ini adalah ”bukti dari bekerjanya suatu pribadi yang luar biasa dan memiliki tujuan di alam semesta”.
Menurut New Scientist, sekarang para ilmuwan berpikir bahwa mereka sudah mengetahui penyebab kelainan perilaku air ini. Mereka telah mengembangkan rumus pertama yang dapat dengan tepat memprediksi pemuaian air. ”Kunci untuk menguak misteri ini,” para ilmuwan menyadari, ”terletak di ruangan antara atom-atom oksigen dalam struktur-struktur molekul air dan es.”
Menakjubkan, bukan? Sebuah molekul yang tampak begitu sederhana belum juga terpahami oleh manusia. Dan, sebagian besar berat tubuh Anda terdiri dari air! Apakah Anda juga melihat bahwa di balik keajaiban molekul ini, yang hanya terbentuk dari tiga atom yang terdiri dari dua unsur, terdapat bukti bekerjanya suatu pribadi yang luar biasa dan memiliki tujuan? Namun, ukuran dan kerumitan molekul air masih kalah jika dibandingkan dengan molekul-molekul lain.
Molekul-Molekul yang Sangat Rumit
Beberapa molekul terdiri dari ribuan atom dari ke-88 unsur alami bumi. Misalnya, sebuah molekul DNA (asam deoksiribonukleat), yang berisi kode informasi hereditas setiap makhluk hidup, memiliki jutaan atom dari beberapa unsur!
Terlepas dari kerumitannya yang luar biasa, molekul DNA hanya berdiameter 0,0000025 milimeter, terlalu kecil untuk dilihat kecuali dengan bantuan mikroskop yang canggih. Pada tahun 1994, para ilmuwan menemukan bahwa DNA menentukan hereditas seseorang. Temuan ini memicu riset intensif terhadap molekul yang sangat kompleks ini.
Namun, DNA dan air hanyalah dua dari banyak jenis molekul yang merupakan bahan dasar terbentuknya benda-benda. Dan, karena ada banyak molekul pada benda hidup maupun benda mati, seharusnyakah kita menyimpulkan bahwa jarak antara benda hidup dan benda mati itu, entah bagaimana, begitu dekatnya?
Untuk waktu lama, banyak orang percaya bahwa begitulah halnya. ”Harapan bahwa pengetahuan biokimia yang berkembang akan dapat menjembatani jurang pemisah itu dinyatakan dengan spesifik oleh banyak pakar pada tahun 1920-an dan ’30-an,” jelas mikrobiolog Michael Denton. Namun, akhirnya, apa yang sebenarnya ditemukan?
Kehidupan Itu Istimewa dan Unik
Meskipun para ilmuwan berharap untuk menemukan jembatan, atau serangkaian tahapan langkah, antara benda hidup dan benda mati, Denton mengatakan bahwa keberadaan jurang pemisah yang sudah pasti ”akhirnya dibuktikan setelah adanya penemuan-penemuan revolusioner dalam bidang biologi molekuler di awal tahun 1950-an”. Sewaktu menceritakan tentang sebuah fakta mengagumkan yang sekarang telah dipahami dengan jelas oleh para ilmuwan, Denton menerangkan,
”Sekarang, kita tidak hanya mengetahui adanya jurang pemisah antara dunia benda hidup dan dunia benda mati, tetapi juga bahwa hal ini adalah yang paling dramatis dan fundamental dari semua jurang pemisah alam. Antara sebuah sel hidup dan sistem non-biologis yang paling tinggi tatanannya, seperti kristal atau bunga salju, ada jurang yang sangat lebar dan mutlak.”
Ini tidak berarti bahwa menciptakan sebuah molekul itu mudah. Buku Molecules to Living Cells menjelaskan bahwa ”sintesis bahan dasar molekul kecil itu kompleks”. Akan tetapi, buku itu menambahkan bahwa membuat molekul semacam itu ”mudah jika dibandingkan dengan apa yang akan terjadi sesudahnya untuk menghasilkan sel hidup”.
Sel-sel dapat berbentuk organisme bersel tunggal, seperti bakteri, atau organisme bersel banyak, seperti manusia. Dibutuhkan kira-kira 500 sel berukuran sedang untuk membentuk sebuah jaringan sebesar titik di akhir kalimat ini. Jadi, tidaklah mengherankan kalau fungsi sebuah sel tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Lantas, setelah melihat sebuah sel pada tubuh manusia, apa yang tersingkap?
Sel—Cuma Kebetulan atau Memang Dirancang?
Kompleksitas sel memang sangat mengagumkan. Seorang penulis sains berkomentar, ”Pertumbuhan normal sel yang paling sederhana pun membutuhkan puluhan ribu reaksi kimia yang terkoordinasi.” Ia bertanya, ”Bagaimana, dalam satu sel kecil, 20.000 reaksi dapat dikendalikan sekaligus?”
Michael Denton membandingkan sel yang paling kecil dengan ”pabrik mikrominiatur yang berisi ribuan mesin molekuler rumit yang dirancang dengan sempurna, yang seluruhnya tersusun dari ratusan ribu juta atom, jauh lebih rumit daripada mesin buatan manusia mana pun dan tidak akan pernah tertandingi di dunia benda mati”.
Para ilmuwan masih bingung akan kerumitan sel, sebagaimana dikomentari The New York Times edisi 15 Februari 2000, ”Semakin para biolog memahami sel, semakin berat pula untuk mengetahui apa yang dilakukan sel-sel itu. Umumnya, sel manusia terlalu kecil untuk dilihat, namun setiap saat 30.000 dari 100.000 gennya bergerak-gerak, melaksanakan tugas rutin sel atau merespons pesan dari sel lain.”
Times bertanya, ”Bagaimana sebuah mesin yang sangat kecil dan rumit dapat dianalisis? Dan, meskipun satu sel manusia dapat dimengerti sepenuhnya melalui upaya besar-besaran, masih ada paling tidak 200 jenis lagi di dalam tubuh manusia.”
Majalah Nature, dalam artikel berjudul ”Mesin Penciptaan”, melaporkan ditemukannya mesin-mesin penggerak mini di dalam setiap sel tubuh. Mesin-mesin ini berotasi untuk menciptakan adenosin trifosfat, sumber tenaga sel. Seorang ilmuwan merenung, ”Apa yang dapat kita lakukan sewaktu kita belajar cara merancang dan membangun sistem mesin molekuler yang serupa dengan sistem molekuler yang ada di sel?”
Coba pikirkan kapasitas sel untuk mencipta! Jumlah informasi yang terdapat dalam DNA dari satu sel tubuh kita saja jumlahnya sama dengan sekitar sejuta halaman seukuran majalah ini! Selain itu, setiap kali sel terbagi untuk menghasilkan satu sel baru, informasi yang sama ini berpindah ke sel yang baru itu. Menurut Anda, bagaimana tiap-tiap sel—semuanya 100 triliun sel di tubuh Anda—diprogram oleh informasi ini? Apakah ini terjadi secara kebetulan, atau disebabkan oleh Perancang Ahli?
Mungkin Anda telah berkesimpulan sama dengan biolog Russell Charles Artist. Ia mengatakan, ”Dalam upaya untuk menyelidiki permulaan [sel] dan, dengan demikian, fungsinya yang terus berlangsung, kita berhadapan dengan kesulitan-kesulitan yang luar biasa, bahkan yang tak terpecahkan, kecuali kita mempertahankan secara logika dan akal sehat bahwa ada suatu pribadi cerdas yang menciptakannya.”
Ketertiban yang Menakjubkan
Bertahun-tahun yang lalu, Kirtley F. Mather, sewaktu menjadi profesor geologi Harvard University, berkesimpulan, ”Kita tinggal di jagat raya, bukan yang berisi kebetulan dan perubahan mendadak, melainkan yang berisi Hukum dan Ketertiban. Pemerintahnya sangat rasional dan layak direspek setinggi-tingginya. Pikirkan skema matematis yang menakjubkan dari alam, yang memungkinkan kita membuat urutan nomor atom dari setiap unsur.”
Marilah kita pertimbangkan sedikit ”skema matematis yang menakjubkan dari alam” ini. Pada zaman dahulu, unsur-unsura yang dikenal hanyalah emas, perak, tembaga, timah putih, dan besi. Arsenik, bismut, dan antimoni diidentifikasi oleh para pakar alkimia di Abad Pertengahan, dan kemudian pada tahun 1700-an, unsur-unsur lain ditemukan. Pada tahun 1863, spektroskop, yang sanggup memisahkan rangkaian warna unik yang dipancarkan setiap unsur, digunakan untuk mengidentifikasi indium, yang adalah unsur ke-63 yang ditemukan.
Pada waktu itu, kimiawan Rusia, Dmitry Ivanovich Mendeleyev, menyimpulkan bahwa unsur-unsur itu tidak tercipta secara asal. Akhirnya, pada tanggal 18 Maret 1869, karya tulisnya, ”Garis Besar Sistem Unsur-Unsur”, dibacakan di hadapan Himpunan Kimia Rusia. Di dalamnya, ia mengatakan, ’Saya ingin menetapkan semacam sistem yang bukan didasarkan atas kebetulan melainkan atas prinsip-prinsip yang pasti dan persis.’
Di dalam makalah yang terkenal ini, Mendeleyev meramalkan, ”Kita harus tetap berpikir bahwa kita akan menemukan banyak unsur yang belum diketahui; misalnya, unsur-unsur yang sama dengan aluminium dan silikon, unsur-unsur dengan berat atom antara 65 hingga 75.” Mendeleyev membuat ruang-ruang kosong untuk 16 elemen baru. Sewaktu diminta bukti untuk ramalannya, ia menjawab, ”Saya tidak perlu bukti. Hukum alam, tidak seperti hukum tata bahasa, yang tidak mengecualikan apa pun.” Ia menambahkan, ”Menurut saya, sewaktu unsur-unsur saya yang belum diketahui itu ditemukan, orang akan mulai mendengarkan kita.”
Memang itulah yang terjadi! ”Selama 15 tahun berikutnya,” jelas Encyclopedia Americana, ”ditemukannya galium, skandium dan germanium, yang sifat-sifatnya sesuai dengan yang diramalkan Mendeleyev, membuat diabsahkannya Daftar Berkala Unsur-Unsur Kimia dan membuat pengarangnya terkenal.” Pada awal abad ke-20, semua unsur yang ada telah ditemukan.
Jelaslah, sebagaimana kata Elmer W. Maurer, seorang peneliti kimia, ”rancangan yang cantik ini pasti bukanlah kebetulan”. Tentang kemungkinan bahwa urutan yang selaras dari unsur-unsur ini terjadi secara kebetulan, profesor kimia John Cleveland Cothran berkomentar, ”Penemuan pasca-prediksi dari semua unsur-unsur yang keberadaannya sudah diramalkan [Mendeleyev], dan kesesuaian sifat-sifat mereka dengan apa yang diramalkan, dengan efektif menyingkirkan kemungkinan semacam itu. Generalisasinya yang hebat itu tidak pernah disebut ’Kebetulan Berkala’. Sebaliknya, itu disebut ’Hukum Berkala’.”
Sebuah pengkajian mendalam terhadap unsur-unsur kimia dan bagaimana mereka menyatu menjadi apa saja di alam semesta membuat fisikawan terkenal P.A.M. Dirac, yang pernah menjadi profesor matematika di Cambridge University, berkata, ”Seseorang mungkin dapat melukiskan situasinya dengan mengatakan bahwa Tuhan adalah seorang matematikawan yang teramat sangat tinggi tingkatnya, dan Ia menggunakan matematika yang sudah sangat maju sewaktu membangun alam semesta.”
Benar-benar menakjubkan sewaktu mencermati dunia yang tak terlihat, baik atom-atom, molekul-molekul, dan sel-sel yang sangat kecil maupun galaksi yang sangat besar, yang berisi bintang-bintang yang berada di luar jangkauan mata manusia! Pengalaman ini membuat kita merasa tidak ada apa-apanya. Bagaimana hal ini mempengaruhi Anda secara pribadi? Apa yang Anda lihat di balik hal-hal ini? Apakah Anda melihat apa yang tak terlihat oleh mata jasmani Anda?
[Catatan Kaki]
a Substansi dasar yang terdiri dari atom-atom sejenis. Unsur-unsur alami di bumi hanya berjumlah 88.
[Kotak/Gambar di hlm. 5]
Terlalu Cepat bagi Mata
Karena gerakan derap kaki kuda yang sedang berlari begitu cepat, para pria pada abad ke-19 berdebat tentang apakah, pada suatu saat, semua kakinya berada di udara secara bersamaan. Akhirnya, pada tahun 1872, Eadweard Muybridge memulai eksperimen dengan fotografi yang kemudian menyelesaikan perdebatan itu. Ia merancang sebuah teknik pengambilan film berkecepatan tinggi yang pertama.
Muybridge membariskan 24 kamera dalam satu rangkaian dengan sedikit jarak antara satu sama lain. Masing-masing tombol pembuka lensa kamera diikat oleh tali yang direntangkan di tengah-tengah jalur yang akan dilewati kuda, sehingga sewaktu kuda berlari melewati tempat itu, tali-tali tersebut akan tertarik dan kamera pun bekerja. Analisis hasil pemotretan itu memperlihatkan bahwa kadang-kadang semua kaki kuda berada di udara.
[Keterangan]
Courtesy George Eastman House
[Gambar di hlm. 7]
Mengapa air yang beku mengapung dan bukannya tenggelam?
[Gambar di hlm. 7]
Sebuah molekul DNA berdiameter 0,0000025 milimeter, namun berisi sejuta halaman informasi
[Keterangan]
Computerized model of DNA: Donald Struthers/Tony Stone Images
[Gambar di hlm. 8]
Dalam setiap sel tubuh—semuanya 100 triliun—puluhan ribu reaksi kimia terjadi secara terkoordinasi
[Keterangan]
Copyright Dennis Kunkel, University of Hawaii
[Gambar di hlm. 9]
Kimiawan Rusia Mendeleyev menyimpulkan bahwa unsur-unsur kimia tidak tercipta secara asal
[Keterangan]
Courtesy National Library of Medicine
-
-
Apakah Anda Melihat Apa yang Tak Terlihat Mata?Sedarlah!—2000 | 22 Agustus
-
-
Apakah Anda Melihat Apa yang Tak Terlihat Mata?
ADAKALANYA, sewaktu hendak berbelok di sebuah tikungan, pengemudi kendaraan tidak bisa melihat apakah ada kendaraan lain yang datang dari arah berlawanan. Namun, dengan bantuan cermin yang dipasang di tikungan, kendaraan yang datang dapat dideteksi dan kecelakaan dapat dihindari. Demikian pula, manusia tidak dapat melihat Pencipta. Adakah cara untuk mengetahui keberadaan-Nya?
Seorang penulis pada abad pertama memberi tahu bagaimana kita dapat melihat apa yang tak terlihat. Ia menulis, ”Sifat-sifat [Allah] yang tidak kelihatan, yaitu kuasanya yang kekal dan Keilahiannya, jelas terlihat sejak penciptaan dunia, karena sifat-sifat tersebut dipahami melalui perkara-perkara yang diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”—Roma 1:20.
Pikirkanlah hal itu. Apakah Anda melihat adanya kecerdasan yang tercermin dari benda-benda di sekitar kita yang tidak bisa diciptakan manusia? Apakah benda-benda itu membantu Anda melihat dengan ”mata pengertian” adanya suatu pribadi yang lebih hebat daripada manusia? Marilah kita bahas beberapa contoh.—Efesus 1:18, King James Version.
Belajar dari Ciptaan
Apakah Anda terpesona melihat semaraknya langit yang cerah dan berbintang di malam yang tak berbulan, dan melihatnya sebagai bukti adanya Pembuat yang Agung? ”Langit menyatakan kemuliaan Allah; dan angkasa menceritakan pekerjaan tangannya,” seru seorang pengamat zaman dahulu. ”Bila aku melihat langitmu, pekerjaan jarimu, bulan dan bintang-bintang yang telah engkau persiapkan,” pria ini merenung, ”apakah manusia yang berkematian itu sehingga engkau mengingat dia, dan putra manusia sehingga engkau memperhatikan dia?”—Mazmur 8:3, 4; 19:1.
Adalah wajar bagi kita untuk terpesona oleh ciptaan yang terlalu hebat untuk diduplikasi oleh manusia. Satu kalimat terkenal dalam sebuah puisi berbunyi, ”Hanya Allah yang sanggup membuat pohon.” Namun, yang lebih menakjubkan lagi adalah terciptanya seorang bayi, yang terjadi tanpa pengarahan kreatif apa pun dari orang-tuanya. Sewaktu sperma dari sang ayah bersatu dengan sel telur dari sang ibu, rencana untuk menghasilkan sang anak segera tergambar pada DNA sel yang baru. ”Seandainya ditulis,” katanya, instruksi-instruksi DNA ”akan memenuhi ribuan buku yang masing-masing tebalnya 600 halaman.”
Itu baru permulaannya. Kemudian, sel itu terbagi menjadi dua, lalu empat, lalu delapan, dan seterusnya. Setelah sekitar 270 hari, lahirlah sang bayi, yang sudah terdiri 200 jenis sel yang jumlahnya ribuan juta. Bayangkan, sel tadi memiliki informasi untuk membuat berbagai jenis sel pada saat yang tepat! Apakah Anda tergerak untuk memuji Pencipta kita? Perhatikan pujian sang pemazmur, ”Engkaulah yang membuat ginjalku; Engkau menaungi aku dalam perut ibuku. Aku akan menyanjungmu karena dengan cara yang membangkitkan rasa takut, aku dibuat secara menakjubkan.”—Mazmur 139:13-16.
Orang-orang yang telah mempelajari ”keajaiban-keajaiban” ini merasa takjub. Dr. James H. Hutton, mantan presiden lembaga Medis Negara Chicago dan Illinois, mengatakan bahwa ia sangat takjub oleh ”kesanggupan sel yang luar biasa untuk memindahkan data yang akan direproduksi ke sel penerusnya. Keberhasilan para ilmuwan dalam mempelajari hal-hal ini memang menakjubkan. Namun, pastilah ada suatu Pribadi Ilahi yang Cerdas, yang telah merencanakan semua fenomena ini”.
Dr. Hutton melanjutkan, ”Dalam subspesialisasi saya di bidang endokrinologi, penelitian terhadap fungsi-fungsi endokrin dan berbagai kelainan dari kelenjar-kelenjar ini menambah keyakinan bahwa suatu Kuasa Ilahi pastilah menjadi penyebab dari adanya kerumitan dan fungsi yang menakjubkan dari struktur-struktur vital ini.” Ia menyimpulkan, ”Dengan merenungkan hal-hal yang menakjubkan ini, saya memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa suatu kekuatan yang mahakuasa dan mahatahu telah merencanakan, menggerakkan dan mengendalikan alam semesta ini.”
Setelah membuat pengamatan ini, Dr. Hutton bertanya, ”Apakah Dia adalah pribadi Allah yang memperhatikan jatuhnya burung pipit?” Ia menjawab, ”Entah bagaimana, saya meragukan itu. Saya juga tidak percaya bahwa Dia memperhatikan secara khusus kegiatan saya yang relatif tidak penting.”
Mengapa banyak orang mengakui adanya kecerdasan pada ”keajaiban-keajaiban” ciptaan namun masih mempertanyakan keberadaan pribadi Allah yang peduli terhadap umat manusia?
Apakah Allah Benar-Benar Mempedulikan Kita?
Banyak orang berpikir bahwa kalau memang Allah ada, pastilah Ia tidak akan membiarkan umat manusia begitu menderita. Orang biasanya bertanya, ”Di manakah Allah saat saya membutuhkan Dia?” Seseorang yang lolos dari pembantaian jutaan orang oleh Nazi pada Perang Dunia II begitu sedih karena penderitaan yang disaksikannya sampai-sampai ia mengatakan, ”Kalau Anda dapat menjilat hati saya, Anda akan keracunan.”
Jadi, bagi banyak orang, hal ini adalah suatu dilema. Sebagaimana yang disebutkan oleh pengamat zaman dahulu di awal, bukti dari adanya Pencipta terlihat jelas sewaktu kita menyelidiki tatanan dan rancangan yang menakjubkan dari benda-benda. Namun, kalau memang Ia adalah Allah yang mempedulikan kita, mengapa Ia mengizinkan penderitaan hebat demikian? Jika kita ingin memahami dan menyembah Allah dengan benar, kita harus memperoleh jawaban yang memuaskan atas pertanyaan penting tadi. Di mana itu dapat ditemukan?
Kami mengundang Anda untuk memperoleh satu eksemplar brosur Apakah Allah Benar-Benar Mempedulikan Kita? Halaman 32 dari majalah Sedarlah! ini memuat cara memperolehnya. Kami yakin bahwa dengan mempelajari secara saksama bagian ”Mengapa Allah Telah Membiarkan Penderitaan” dan ”Pemberontakan Telah Membawa Akibat Apa?”, Anda akan memperoleh jawaban yang memuaskan.
[Gambar di hlm. 10]
Dapatkah Anda melihat keberadaan Sang Pencipta di balik perkara-perkara ini?
-