PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Artritis—Penyakit yang Melumpuhkan
    Sedarlah!—2001 | 8 Desember
    • Artritis—Penyakit yang Melumpuhkan

      ”ANDA TIDAK AKAN DAPAT MEMBAYANGKAN BETAPA NYERINYA PENYAKIT INI SEBELUM ANDA MERASAKANNYA SENDIRI. SAYA RASA, SATU-SATUNYA YANG DAPAT MEMBUAT SAYA MERASA LEGA ADALAH KALAU SAYA MATI.”—SETSUKO, JEPANG.

      ”GARA-GARA PENYAKIT YANG SAYA DERITA SEJAK USIA 16 TAHUN INI, SAYA MERASA KEHILANGAN MASA REMAJA SAYA.”—DARREN, INGGRIS RAYA.

      ”DUA TAHUN KEHIDUPAN SAYA TERBUANG KARENA HARUS TERBARING SAKIT.”—KATIA, ITALIA.

      ”BEGITU NYERI MENYERANG SELURUH PERSENDIAN SAYA, SATU-SATUNYA YANG SAYA RASAKAN ADALAH NYERI ITU.”—JOYCE, AFRIKA SELATAN.

      ITULAH keluhan-keluhan para korban penyakit yang dikenal sebagai artritis. Artritis membuat jutaan penderitanya harus mengunjungi dokter mereka setiap tahun untuk mendapatkan kelegaan dari rasa nyeri, imobilitas (sendi tidak dapat digerakkan), dan deformitas (perubahan bentuk) yang diakibatkannya.

      Di Amerika Serikat saja, artritis menyerang lebih dari 42 juta orang dan melumpuhkan 1 dari setiap 6 penderita. Sebenarnya, artritis adalah penyebab utama kelumpuhan di negara itu. Dampak ekonomi akibat penyakit itu ”menurut perhitungan kasar setara dengan resesi kelas menengah”, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional AS, mengingat penyakit itu membebani penduduk Amerika Serikat lebih dari 64 miliar dolar AS per tahun untuk biaya medis dan hilangnya produktivitas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, survei yang dilakukan di negara-negara berkembang, seperti Brasil, Cile, Cina, Filipina, India, Indonesia, Malaysia, Meksiko, Pakistan, dan Thailand, memperlihatkan bahwa dampak artritis dan penyakit rematik lainnya di negara-negara itu hampir ”sama dengan di negara-negara maju”.

      Anggapan bahwa artritis adalah penyakit orang lanjut usia hanyalah mitos. Memang, semakin tua seseorang, semakin serius dampaknya. Namun, salah satu bentuk artritis yang paling umum, artritis rematoid, umumnya menyerang orang berusia antara 25 dan 50 tahun. Di Amerika Serikat, hampir 3 dari setiap 5 penderita artritis berusia di bawah 65 tahun. Demikian pula, di Inggris Raya, di antara 8 juta penderita artritis terdapat 1,2 juta orang berusia di bawah 45 tahun. Lebih dari 14.500 adalah anak-anak.

      Setiap tahun, jumlah penderita artritis meningkat dengan sangat pesat. Di Kanada, dalam dekade mendatang, jumlah penderita artritis akan bertambah sebanyak satu juta orang. Meskipun tidak sepesat di Eropa, kasus artritis juga sedang meningkat di Afrika dan Asia. Meluasnya penyakit artritis telah mendorong Organisasi Kesehatan Dunia untuk mencanangkan tahun 2000-2010 sebagai Dekade Tulang dan Sendi. Selama dasawarsa ini, para dokter dan praktisi kesehatan di seputar dunia akan bekerja sama dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan para penderita penyakit muskuloskeletal (berkaitan dengan otot dan tulang) seperti artritis.

      Apa yang telah diketahui tentang penyakit yang sangat nyeri ini? Siapa yang berisiko menderitanya? Bagaimana para penderita artritis dapat bertahan menghadapi dampaknya yang melumpuhkan? Apakah akan ada kesembuhan di masa depan? Artikel-artikel berikut akan membahas masalah-masalah ini.

      [Keterangan Gambar di hlm. 3]

      X ray: Used by kind permission of the Arthritis Research Campaign, United Kingdom (www.arc.org.uk)

  • Memahami Artritis
    Sedarlah!—2001 | 8 Desember
    • Memahami Artritis

      ”PADA MALAM HARI, SAYA MEMANDANGI KAKI DAN TANGAN SAYA YANG BERUBAH BENTUK SAMBIL MENANGIS.”—MIDORI, JEPANG.

      ARTRITIS telah menulahi umat manusia selama berabad-abad. Mumi-mumi di Mesir memberikan bukti bahwa penyakit ini telah ada berabad-abad yang lalu. Berdasarkan bukti yang ada, sang penjelajah Christopher Columbus menderita penyakit ini. Dan, pada saat ini, jutaan orang menderitanya. Apa sebenarnya penyakit artritis yang melumpuhkan ini?

      Istilah ”artritis” diambil dari kata Yunani yang berarti ”sendi yang mengalami peradangan” dan dikaitkan dengan lebih dari 100 jenis penyakit dan gangguan rematik.a Penyakit ini bukan hanya mempengaruhi sendi, melainkan juga otot, tulang, tendon (urat penghubung antara otot dengan sendi atau tulang), dan ligamen (jaringan pengikat tulang dengan sendi atau tulang lain) yang menunjang sendi. Beberapa jenis artritis dapat merusak kulit, organ-organ bagian dalam, dan bahkan mata Anda. Mari kita pusatkan perhatian pada dua penyakit yang umumnya dikaitkan dengan artritis—artritis rematoid (RA) dan osteoartritis (OA).

      Rancang Bangun Sendi

      Sendi adalah tempat bertemunya dua tulang. Sendi sinovial dikelilingi oleh sebuah kantong yang kuat tetapi lentur untuk melindungi dan menunjangnya. (Lihat gambar di halaman 4.) Kantong sendi dilapisi selaput sinovial. Selaput ini memproduksi suatu cairan pelumas (sinovia). Di dalam kantong sendi, ujung kedua tulang dibungkus dengan sebuah jaringan elastis halus yang disebut kartilago (tulang rawan). Jaringan tersebut mencegah tulang agar tidak saling bergesek dan mengikis. Kartilago juga bertindak seperti peredam kejut, menjadi bantalan bagi ujung tulang-tulang Anda dan membagi rata tekanan ke sepanjang tulang Anda.

      Sebagai contoh, sewaktu Anda berjalan, berlari, atau melompat, tekanan yang dikerahkan pada pinggul dan lutut Anda dapat mencapai empat hingga delapan kali berat tubuh Anda! Meskipun sebagian besar dampak tekanan itu diredam oleh otot dan tendon di sekelilingnya, kartilago membantu tulang Anda menanggung beban tersebut dengan memampatkan diri seperti sebuah spons.

      Artritis Rematoid

      Dalam kasus artritis rematoid (RA), sistem kekebalan tubuh melancarkan serangan habis-habisan terhadap sendi. Untuk alasan yang belum diketahui, sejumlah besar sel darah—termasuk sel-sel T, yang memegang peranan kunci dalam sistem kekebalan tubuh—menyerbu ke dalam rongga-rongga sendi. Hal ini memicu serangkaian reaksi kimia yang mengakibatkan peradangan pada sendi. Sel-sel sinovial mungkin mulai berlipat ganda tanpa terkendali, membentuk kumpulan jaringan seperti tumor yang disebut panus. Selanjutnya, panus memproduksi enzim-enzim perusak yang menghancurkan kartilago. Akibatnya, permukaan tulang pun saling menempel sehingga menghambat gerakan—dan menimbulkan nyeri yang sangat hebat. Proses yang merusak ini juga melemahkan ligamen, tendon, dan otot sehingga sendi menjadi goyah dan berpindah tempat sebagian (dislokasi parsial), sering kali mengakibatkan deformitas. Biasanya RA berpengaruh pada sendi secara simetris, menyerang pergelangan tangan, lutut, dan kaki. Hingga 50 persen orang yang didiagnosis terkena RA memiliki nodulus atau benjolan di bawah kulit. Ada juga yang mengalami anemia serta mata dan tenggorokan terasa nyeri dan kering. Kelelahan dan gejala-gejala seperti terserang flu, termasuk demam dan nyeri otot, juga menyertai RA.

      Dampak, serangan awal, serta durasi RA sangat bervariasi. Pada seseorang, rasa nyeri dan kaku mungkin timbul secara bertahap dalam periode berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun. Pada orang yang lain, serangan awalnya bisa jadi sangat mendadak. Pada beberapa orang, RA sembuh dalam beberapa bulan, tanpa meninggalkan bekas-bekas yang tampak. Yang lain mungkin mengalami periode memburuknya gejala RA yang disebut flare (kekambuhan tiba-tiba), disusul periode remisi (berkurangnya gejala penyakit) saat ia merasa lebih baik. Dan, pada beberapa pasien, penyakit ini terus menyerang selama bertahun-tahun, tak henti-hentinya melumpuhkan mereka.

      Siapa yang berisiko menderita RA? ”Yang paling umum adalah wanita setengah baya,” kata dr. Michael Schiff. Akan tetapi, Schiff selanjutnya mengatakan bahwa ”[RA] dapat menyerang siapa saja dari berbagai golongan usia termasuk anak-anak, dan juga pria”. Bagi orang-orang yang sanak saudaranya menderita artritis rematoid, risikonya lebih tinggi lagi. Beberapa penelitian juga memperlihatkan bahwa hal-hal yang dapat meningkatkan faktor risiko adalah merokok, obesitas, dan apabila seseorang pernah menerima transfusi darah.

      Osteoartritis

      ”Osteoartritis,” kata Western Journal of Medicine, ”dalam banyak hal mirip cuaca—muncul serempak di berbagai tempat, sering kali tidak terduga, kadang-kadang dampaknya sangat mengejutkan.” Tidak seperti RA, osteoartritis (OA) jarang sekali menyebar ke bagian tubuh yang lain, tetapi menggerogoti hanya satu atau beberapa sendi. Seraya kartilago perlahan-lahan digerogoti, tulang-tulang mulai saling mengikis. Hal itu disertai dengan tumbuhnya tonjolan tulang yang disebut osteofit. Kista dapat terbentuk, dan tulang di bawahnya menebal, lalu mengalami deformitas. Gejala-gejala lainnya adalah ruas jari membengkak, suara berderit saat sendi yang terkena artritis digerakkan, dan kejang otot, disertai rasa nyeri, kaku, dan sendi tidak dapat digerakkan.

      Di masa lampau, OA dianggap hanya bagian dari proses penuaan. Akan tetapi, para ahli telah meninggalkan kepercayaan kolot itu. The American Journal of Medicine menyatakan, ”Tidak ada bukti bahwa sendi normal, yang mendapat tekanan yang biasa, akan pernah aus selama masa hidup seseorang.” Kalau begitu, apa penyebab osteoartritis? Upaya untuk memahami penyebabnya yang spesifik masih ”diwarnai perdebatan”, kata majalah Inggris The Lancet. Beberapa peneliti berpendapat bahwa mungkin yang pertama-tama terjadi adalah kerusakan pada tulang, misalnya retak yang sangat kecil. Selanjutnya, hal itu memicu pertumbuhan tonjolan tulang dan pengikisan kartilago. Para peneliti lain berpendapat bahwa OA bermula dari kartilago sendiri. Seraya kartilago terkikis dan koyak, menurut mereka, tekanan pada tulang di bawahnya meningkat. Perubahan patologis terjadi seraya tubuh berupaya memperbaiki kartilago yang rusak.

      Siapa yang berisiko menderita OA? Meskipun usia tua bukanlah satu-satunya penyebab OA, hilangnya kartilago pada sendi lebih sering ditemukan pada orang berumur. Kelompok lain yang juga berisiko adalah orang-orang yang memiliki ketidaknormalan pada persambungan sendi, atau yang otot kaki dan pahanya lemah, yang kedua kakinya tidak sama panjang, atau yang posisi tulang belakangnya tidak sejajar. Penyebab lain yang berpotensi menimbulkan osteoartritis adalah cedera pada sendi yang disebabkan oleh kecelakaan atau akibat pekerjaan yang menuntut gerakan tertentu secara berulang-ulang sehingga sendi bekerja secara berlebihan. Begitu pengikisan mulai terjadi, kelebihan berat badan dapat memperburuk OA.

      ”Osteoartritis adalah suatu penyakit kompleks yang memiliki faktor risiko eksternal yang pasti, tetapi juga memiliki komponen genetika yang kuat,” kata dr. Tim Spector. Yang khususnya rentan terhadap OA adalah wanita berusia setengah baya atau lebih yang sanak saudaranya pernah menderita penyakit ini. Berlawanan dengan osteoporosis, tulang yang memiliki kepadatan yang tinggi, bukannya yang rendah, yang mendahului munculnya OA. Beberapa peneliti juga menyinggung kerusakan akibat radikal oksigen bebas dan defisiensi vitamin C dan D sebagai faktor-faktor penyebab OA.

      Pengobatan

      Pengobatan artritis biasanya mencakup kombinasi konsumsi obat-obatan, gerak badan, dan perubahan gaya hidup. Seorang ahli fisioterapi mungkin menganjurkan program terapi gerak badan. Program itu mungkin memadukan sejumlah gerakan, latihan isometrik, aerobik, dan latihan isotonik atau latihan dengan beban. Latihan-latihan itu terbukti telah mengurangi berbagai gejala artritis, termasuk nyeri dan bengkak pada sendi, kelelahan, kelesuan, dan depresi. Manfaat latihan-latihan itu terlihat nyata bahkan pada pasien-pasien yang berusia sangat tua. Latihan juga dapat membatasi hilangnya kepadatan tulang. Beberapa ahli mengatakan bahwa berbagai terapi panas dan dingin serta akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri hingga taraf tertentu.b

      Karena berat badan yang berkurang dapat mengurangi nyeri sendi secara mencolok, diet dapat menjadi komponen penting dalam menghadapi artritis. Beberapa ahli juga mengatakan bahwa diet yang mengandung makanan kaya kalsium seperti sayur-sayuran berwarna hijau tua, buah segar, dan ikan air dingin yang kaya asam lemak omega-3—dan mengurangi konsumsi makanan olahan serta lemak jenuh—bukan hanya dapat turut mengurangi berat badan, melainkan juga mengurangi rasa nyeri. Mengapa demikian? Beberapa ahli mengatakan bahwa diet seperti itu menghambat peradangan. Ada juga yang mengatakan bahwa diet tanpa konsumsi daging, produk-produk susu, gandum, dan sayur-sayuran dari famili Solanaceae, seperti tomat, kentang, cabai, dan terung, terbukti efektif bagi mereka.

      Dalam beberapa kasus, para ahli merekomendasikan prosedur pembedahan yang disebut artroskopi. Dalam pembedahan ini, sebuah alat dimasukkan ke dalam sendi sehingga dokter bedah dapat mengangkat jaringan sinovial yang memproduksi enzim-enzim perusak. Akan tetapi, prosedur ini terbatas keefektifannya karena peradangan sering kambuh lagi. Prosedur lain yang lebih drastis lagi adalah artroplasti, yaitu mengganti seluruh sendi (biasanya pinggul atau lutut) dengan sendi buatan. Hasil pembedahan ini tahan 10 hingga 15 tahun dan sering kali sangat efektif dalam menghilangkan nyeri.

      Baru-baru ini, para dokter telah mencoba cara-cara pengobatan yang tidak memerlukan pembedahan, seperti viscosupplementation, yakni menyuntikkan cairan hyaluronat langsung ke dalam sendi. Prosedur ini paling sering dilakukan pada lutut. Menurut beberapa penelitian di Eropa, penyuntikan zat-zat yang merangsang perbaikan kartilago (zat kondroitin) juga cukup sukses.

      Meskipun obat yang dapat menyembuhkan artritis belum ditemukan, ada banyak obat pereda rasa nyeri dan peradangan, dan beberapa di antaranya cukup ampuh untuk memperlambat perkembangan penyakit ini. Analgesik, atau obat penawar rasa nyeri, serta terapi kortikosteroid, obat antiradang nonsteroid (NSAIDs), obat antirematik yang memodifikasi penyakit (DMARDs), imunosupresan (obat penghambat reaksi kekebalan tubuh), obat pengubah respons biologis, dan obat-obat yang direkayasa secara genetis untuk menghambat respons kekebalan tubuh, semua ini adalah berbagai obat yang digunakan untuk memberi kelegaan dari gejala artritis yang melumpuhkan. Akan tetapi, kelegaan yang dihasilkan mungkin membutuhkan pengorbanan besar, karena segala jenis obat itu dapat mengakibatkan efek sampingan yang serius. Mempertimbangkan soal manfaat yang dihasilkan dan risiko yang diakibatkannya merupakan tantangan bagi pasien maupun dokter.

      Bagaimana beberapa korban amukan artritis dapat menghadapi penyakit yang sangat nyeri ini?

      [Catatan Kaki]

      a Ini mencakup antara lain osteoartritis, artritis rematoid, systemic lupus erythematosus (penyakit lupus), artritis rematoid pada anak-anak, gout, bursitis, demam rematik, penyakit Lyme, carpal tunnel syndrome, fibromialgia, sindroma Reiter, dan spondilitis rematoid.

      b Sedarlah! tidak menganjurkan terapi, konsumsi obat, atau prosedur pembedahan apa pun. Masing-masing penderita bertanggung jawab untuk menyelidiki dan mempertimbangkan dengan saksama sebelum memutuskan bentuk pengobatan apa pun yang akan ia jalani berdasarkan fakta yang telah ia ketahui.

      [Kutipan di hlm. 6]

      OBESITAS, MEROKOK, DAN APABILA SESEORANG PERNAH MENERIMA TRANSFUSI DARAH DAPAT MENINGKATKAN FAKTOR RISIKO TERKENA ARTRITIS REMATOID

      [Kotak/Gambar di hlm. 8]

      TERAPI-TERAPI ALTERNATIF

      Beberapa obat terapeutik dianggap lebih aman, dengan efek sampingan yang lebih sedikit, daripada pengobatan yang sudah umum. Di antaranya adalah dengan meminum kolagen tipe II, yang menurut beberapa ahli, berhasil mengurangi bengkak dan nyeri pada sendi akibat artritis rematoid (RA). Bagaimana caranya? Dengan menghambat sitokin-sitokin yang menyebabkan peradangan serta bersifat merusak, yaitu interleukin-1 dan faktor nekrosis tumor α. Beberapa zat hara alami juga dilaporkan telah memperlihatkan kesanggupan menghambat unsur-unsur perusak tersebut. Zat-zat itu mencakup vitamin E, vitamin C, niasinamida, minyak ikan yang kaya EPA (asam eikosapentanoat) dan GLA (asam gamalinoleat), minyak biji borage, dan minyak evening primrose. Di Cina, Kait F Tripterygium wilfordii, sejenis jamu, telah digunakan selama bertahun-tahun. Menurut laporan, penggunaan tanaman itu cukup berhasil mengurangi dampak RA.

      [Bagan di hlm. 4, 5]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      SENDI SEHAT

      BURSA

      OTOT

      KARTILAGO

      TENDON

      KANTONG SENDI

      SELAPUT SINOVIAL

      CAIRAN SINOVIAL

      TULANG

      SENDI ARTRITIS REMATOID

      HILANGNYA RUANG

      PERUSAKAN TULANG DAN KARTILAGO

      PERADANGAN SELAPUT SINOVIAL

      SENDI OSTEOARTRITIS

      KOMPONEN KARTILAGO LEPAS

      PERUSAKAN KARTILAGO

      TONJOLAN TULANG

      [Keterangan]

      Source: Arthritis Foundation

      [Gambar di hlm. 7]

      Artritis dapat menyerang orang dari segala usia

      [Gambar di hlm. 8]

      Program gerak badan dan diet yang cocok dapat melegakan sampai taraf tertentu

  • Harapan bagi Penderita Artritis
    Sedarlah!—2001 | 8 Desember
    • Harapan bagi Penderita Artritis

      ARTRITIS memang bukan penyebab utama kematian seperti penyakit jantung atau kanker,” kata Dr. Fatima Mili, ”tetapi dampaknya sangat besar terhadap mutu kehidupan.” Artritis dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang. Apa saja problem yang dihadapi para penderita artritis? Apakah mungkin untuk menghadapinya?

      Katia,a berusia 28 tahun, asal Italia, mengatakan, ”Sejak didiagnosis mengidap artritis pada usia 20 tahun, seluruh kehidupan saya berubah. Saya harus keluar dari pekerjaan saya dan melepaskan karier saya dalam dinas sepenuh waktu karena rasa nyerinya.” Rasa nyeri adalah problem universal penderita artritis. Alan, berusia 63 tahun, asal Inggris, mengatakan, ”Nyeri selalu terasa di salah satu bagian tubuh, meski ringan.” Tantangan lain adalah kelelahan. ”Bahkan apabila Anda dapat menahan rasa nyeri dan bengkak,” kata Sarah yang berusia 21 tahun, ”rasa lelahnya tidak tertahankan.”

      Kepedihan Emosi

      Menurut Setsuko yang berusia 61 tahun, dari Jepang, setiap hari bergelut dengan rasa nyeri yang kronis dapat pula ”melelahkan secara emosi dan mental”. Bayangkan saja, sekadar berupaya untuk memegang pensil atau telepon dapat menjadi tantangan! Kazumi yang berusia 47 tahun meratap, ”Bahkan hal-hal biasa yang dapat dilakukan seorang anak kecil pun tidak mungkin saya lakukan.” Janice, yang berusia 60 tahun dan tidak dapat lama berdiri atau berjalan, mengatakan, ”Saya sangat kecil hati karena tidak dapat melakukan hal-hal seperti dulu.”

      Keterbatasan demikian dapat menyebabkan frustrasi dan perasaan negatif terhadap diri sendiri. Gaku, yang berusia 27 tahun dan adalah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, mengatakan, ”Karena tidak dapat ambil bagian sepenuhnya dalam pekerjaan penginjilan atau menunaikan tugas di sidang, saya merasa sama sekali tidak berharga.” Francesca, yang telah bergumul dengan artritis sejak berusia dua tahun, menggambarkan bagaimana ia merasa ”semakin tersedot ke dalam pusaran keputusasaan”. Keputusasaan demikian dapat memberi dampak yang buruk secara rohani. Joyce, seorang Saksi di Afrika Selatan, mengakui bahwa ia mulai tidak menghadiri perhimpunan Kristen. ”Saya tidak sanggup bertemu siapa pun,” jelasnya.

      Seorang penderita artritis mungkin juga sangat khawatir tentang masa depan—takut kalau-kalau mengalami imobilitas dan harus bergantung pada orang lain, takut kalau-kalau diabaikan tanpa ada yang memperhatikan, takut kalau-kalau jatuh dan mengalami patah tulang, takut kalau-kalau tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Yoko, yang berusia 52 tahun, mengakui, ”Sewaktu saya melihat bahwa sendi saya mulai berubah bentuk, saya takut kalau-kalau keadaan itu akan semakin buruk.”

      Para anggota keluarga pun menderita kepedihan emosi, karena setiap hari dihadapkan pada penderitaan orang yang mereka kasihi. Beberapa pasangan bahkan mengalami ketegangan perkawinan yang parah. Seorang wanita di Inggris, bernama Denise, mengatakan, ”Setelah 15 tahun menikah, suami saya menyatakan, ’Saya tidak tahan lagi dengan penyakit artritismu!’ Ia meninggalkan saya dan putri kami yang berusia 5 tahun.”

      Oleh karena itu, artritis menghadirkan tantangan yang sangat besar bagi penderitanya maupun bagi keluarga mereka. Akan tetapi, ada banyak penderita yang berhasil menghadapinya! Mari kita perhatikan bagaimana beberapa penderita melakukannya.

      Sadarilah Keterbatasan Anda

      Istirahat yang cukup sangatlah penting apabila Anda adalah seorang penderita artritis; hal itu dapat meminimalkan rasa lelah. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa Anda tidak boleh mengerjakan apa-apa. Timothy menjelaskan, ”Anda perlu tetap aktif sehingga artritis tidak menguasai Anda secara mental, karena apabila hal itu terjadi, Anda hanya akan tergeletak sambil merasakan nyerinya.” Ahli rematik William Ginsburg dari Mayo Clinic mengatakan, ”Hanya ada sedikit sekali perbedaan antara terlalu banyak dan terlalu sedikit kegiatan. Kadang-kadang, para penderita harus diingatkan agar mengurangi kegiatan dan mengingat penyakit mereka.”

      Hal itu mungkin menuntut perubahan cara Anda memandang keterbatasan Anda. Daphne, dari Afrika Selatan, menyatakan, ”Saya harus bersikap realistis dan sadar bahwa kesanggupan saya melakukan hal tertentu tidaklah lenyap sama sekali; saya hanya perlu melakukannya dengan lebih perlahan. Daripada menjadi cemas atau frustrasi, saya melakukan pekerjaan sedikit demi sedikit.”

      Hal lain yang dapat juga dipertimbangkan adalah mencari tahu berbagai alat bantu yang tersedia, mungkin dengan membahasnya terlebih dahulu bersama dokter atau ahli fisioterapi Anda. Keiko mengatakan, ”Kami memasang sebuah kursi roda khusus pada tangga. Pergelangan tangan saya sakit sewaktu memutar pegangan pintu, maka kami menggantinya. Sekarang, saya dapat membuka semua pintu dengan mendorongnya menggunakan kepala saya. Kami memasang keran air jenis tuas di rumah kami, sehingga setidaknya saya dapat melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga.” Penderita artritis lainnya bernama Gail mengatakan, ”Kunci mobil serta kunci rumah saya dipasangi gagang yang panjang, sehingga saya lebih mudah memutarnya. Sisir serta sikat rambut saya juga diperpanjang dan dapat disetel pada berbagai sudut yang berbeda untuk menyisir dan menyikat rambut.”

      Dukungan Keluarga—”Sumber Kekuatan”

      Carla, dari Brasil, mengatakan, ”Dukungan suami saya sangat penting. Fakta bahwa ia menyertai saya sewaktu mengunjungi dokter memberi saya ketabahan. Kami bersama-sama mencari tahu bagaimana penyakit ini mempengaruhi tubuh saya, gejala-gejalanya, dan jenis pengobatan yang dibutuhkan. Saya merasa lebih baik karena ia dapat memahami kesulitan-kesulitan yang saya alami.” Ya, para suami atau istri yang menerima keterbatasan pasangan mereka dan yang mau mencari tahu tentang keadaan mereka dapat menjadi sumber kekuatan dan dukungan yang sangat besar.

      Misalnya, Bette bekerja sebagai petugas pembersihan sewaktu suaminya harus berhenti dari pekerjaan konstruksi karena artritis. Suami Kazumi tidak hanya merawatnya, tetapi juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang tidak dapat Kazumi lakukan. Selain itu, sang suami melatih anak-anak mereka untuk membantu sebisa mungkin. Kazumi berkata, ”Suami saya telah menjadi sumber kekuatan saya. Tanpa bantuannya, keadaan saya akan jauh lebih buruk.”

      Seorang wanita bernama Carol, dari Australia, memberi peringatan ini, ”Berhati-hatilah agar tidak menjadwalkan terlalu banyak kegiatan. Perasaan rendah diri mudah menyusup ke dalam diri saya apabila saya tidak dapat bekerja secepat yang lain dalam keluarga.” Dengan dukungan yang disertai pemahaman dan pertimbangan yang sungguh-sungguh terhadap keadaan penderita artritis, keluarga dapat menjadi suatu sumber kekuatan baginya.

      Bantuan Rohani

      Katia mengatakan, ”Sewaktu seseorang menderita penyakit seperti ini, ia yakin bahwa tidak seorang pun memahami apa yang sedang ia alami. Oleh karena itu, penting agar ia berpaling kepada Allah Yehuwa, karena mengetahui bahwa Ia benar-benar memahami keadaan fisik dan emosi kita. (Mazmur 31:7) Memiliki hubungan yang baik dengan-Nya telah memberi saya kedamaian pikiran untuk bertekun menghadapi penyakit saya dengan jauh lebih tenang.” Dengan tepat Alkitab menyebut Yehuwa sebagai ’Allah segala penghiburan, yang menghibur kita dalam semua kesengsaraan kita’.—2 Korintus 1:3, 4.

      Jadi, doa dapat menjadi sumber penghiburan yang ampuh bagi penderita rasa nyeri yang kronis. Kazumi menyatakan, ”Pada saat saya tidak dapat tidur sepanjang malam akibat rasa nyeri, saya mencurahkan isi hati kepada Yehuwa sambil menangis, memohon kekuatan dari-Nya untuk menahan nyeri itu dan juga hikmat untuk menghadapi semua kesulitan saya. Yehuwa benar-benar menjawab doa saya.” Francesca juga merasakan dukungan Allah yang pengasih. Ia berkata, ”Saya telah merasakan betapa benarnya kata-kata di Filipi 4:13: ’Dalam segala perkara aku mempunyai kekuatan melalui dia yang memberikan kuasa kepadaku.’”

      Sering kali, Allah Yehuwa memberi dukungan melalui sidang Kristen. Misalnya, Gail menceritakan bantuan yang ia terima dari saudara-saudari rohaninya di sidang Saksi-Saksi Yehuwa setempat. ”Kasih mereka membantu saya agar tidak depresi,” kata Gail. Dengan nada serupa, sewaktu Keiko ditanya, ”Adakah hal yang Anda rasa menyenangkan dalam kehidupan Anda?” ia menjawab, ”Ada, kasih dan simpati yang saya terima dari semua saudara-saudari di sidang!”

      Di sidang-sidang Saksi-Saksi Yehuwa, para pengawas mengambil pimpinan dalam mengulurkan dukungan demikian. Setsuko berkata, ”Saya tidak dapat melukiskan betapa besar pengaruh yang dihasilkan pada seseorang yang bergelut dengan penyakit sewaktu para penatua mendengarkan dan memberi penghiburan.” Akan tetapi, seperti yang diingatkan oleh seorang penderita artritis bernama Daniel, ”saudara-saudari rohani kita hanya akan membantu apabila kita membiarkan mereka melakukannya”. Oleh karena itu, penting bagi para penderita artritis untuk memelihara kontak dengan rekan-rekan Kristennya, berupaya sebisa-bisanya untuk menghadiri perhimpunan. (Ibrani 10:24, 25) Di sana, mereka dapat menerima anjuran rohani yang diperlukan untuk bertekun.

      Penderitaan Akan Berakhir

      Para penderita artritis sangat berterima kasih kepada kalangan medis atas kemajuan-kemajuan yang telah dicapai sejauh ini. Akan tetapi, bahkan pengobatan yang terbaik pun masih jauh dari pengobatan yang sejati. Pada akhirnya, para penderita dapat menemukan penghiburan yang terbesar dengan menyambut janji-janji Allah akan suatu dunia baru.b (Yesaya 33:24; Penyingkapan 21:3, 4) Dalam dunia itu, ’orang timpang akan melompat seperti rusa jantan’. (Yesaya 35:6) Artritis maupun semua penyakit lainnya yang menyengsarakan umat manusia akan lenyap untuk selama-lamanya! Peter, seorang korban artritis tulang belakang mengatakan, ”Saya dapat melihat cahaya di ujung terowongan gelap yang sedang saya lalui ini.” Seorang wanita Kristen bernama Giuliana juga mengatakan, ”Saya menganggap setiap hari yang berlalu sebagai suatu kemenangan pertempuran, berkurang satu hari lagi yang harus dihadapi sebelum akhir itu datang!” Ya, saat berakhirnya artritis dan bahkan segala jenis penderitaan sudah dekat!

      [Catatan Kaki]

      a Jika Anda ingin seorang Saksi-Saksi Yehuwa mengunjungi Anda untuk menjelaskan janji-janji Alkitab, silakan menghubungi sidang Saksi-Saksi Yehuwa setempat atau menyurati penerbit majalah ini.

      b Beberapa nama telah diubah.

      [Gambar di hlm. 10]

      Ada banyak alat yang dapat membantu penderita artritis menjalani kehidupan yang produktif

      [Gambar di hlm. 12]

      Dukungan yang pengasih dapat diperoleh di perhimpunan Kristen

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan