-
”Kami Membuat Keputusan dengan Suara Bulat””Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan Allah”
-
-
PASAL 14
”Kami Membuat Keputusan dengan Suara Bulat”
Bagaimana badan pimpinan mengambil keputusan dan pengaruhnya yang mempersatukan sidang-sidang
Berdasarkan Kisah 15:13-35
1, 2. (a) Pertanyaan serius apa saja yang harus dipikirkan badan pimpinan dari sidang Kristen abad pertama? (b) Bantuan apa yang diterima saudara-saudara ini agar dapat mengambil kesimpulan yang benar?
KETEGANGAN memenuhi ruangan di Yerusalem itu. Para rasul dan penatua saling memandang karena tahu bahwa mereka telah sampai pada saat yang menentukan. Masalah sunat telah memunculkan beberapa pertanyaan yang serius. Apakah orang Kristen berada di bawah Hukum Musa? Haruskah ada perbedaan antara orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi?
2 Pria-pria yang menjalankan kepemimpinan itu telah mempertimbangkan banyak bukti. Mereka memikirkan firman nubuat Allah dan juga kesaksian langsung yang meyakinkan dan membuktikan adanya berkat Yehuwa. Semua pendapat sudah diungkapkan. Bukti yang telah dihimpun tentang masalah itu tak dapat disangkal lagi. Jelaslah, kuasa kudus Yehuwa menunjukkan arahnya. Apakah pria-pria itu akan mengikuti arahan tersebut?
3. Manfaat apa yang bisa kita peroleh dengan memeriksa catatan di Kisah pasal 15?
3 Benar-benar dibutuhkan iman serta keberanian untuk menerima bimbingan kuasa kudus dalam kasus ini. Kebencian para pemimpin agama Yahudi bisa kian memuncak. Dan, mereka menghadapi perlawanan dari orang-orang di dalam sidang yang bertekad mengajak umat Allah untuk kembali mengandalkan Hukum Musa. Apa yang akan dilakukan badan pimpinan? Mari kita lihat. Selama pembahasan ini, kita akan melihat bagaimana pria-pria itu menetapkan pola yang diikuti Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa sekarang. Itulah pola yang juga perlu kita ikuti sewaktu harus mengambil keputusan dan mengatasi tantangan dalam kehidupan Kristen kita.
”Sesuai dengan Kata-Kata dalam Tulisan Para Nabi” (Kis. 15:13-21)
4, 5. Perkataan para nabi mana yang dikutip oleh Yakobus?
4 Yakobus sang murid, saudara tiri Yesus, angkat suara.a Tampaknya, pada kesempatan ini dialah ketua rapat tersebut. Apa yang dia katakan menyuarakan kesepakatan yang agaknya sudah disetujui oleh seluruh badan itu. Di hadapan pria-pria itu, Yakobus mengatakan, ”Simeon sudah menceritakan dengan lengkap bagaimana Allah pertama kali mengarahkan perhatian-Nya kepada bangsa lain, untuk mengambil dari antara mereka suatu umat bagi nama-Nya. Ini sesuai dengan kata-kata dalam Tulisan Para Nabi.”—Kis. 15:14, 15.
5 Pernyataan Simeon, atau Simon Petrus, dan bukti yang dikemukakan Barnabas dan Paulus barangkali mengingatkan Yakobus akan ayat-ayat relevan yang memperjelas pokok yang sedang dibahas. (Yoh. 14:26) Setelah mengatakan bahwa ”ini sesuai dengan kata-kata dalam Tulisan Para Nabi”, Yakobus mengutip kata-kata Amos 9:11, 12, yang termasuk dalam bagian Kitab-Kitab Ibrani yang biasa disebut ”Kitab Para Nabi”. (Mat. 22:40; Kis. 15:16-18) Saudara akan melihat bahwa kata-kata yang dikutip Yakobus agak berbeda dengan apa yang kita baca sekarang di buku Amos. Kemungkinan besar, Yakobus mengutipnya dari Septuaginta, yaitu terjemahan Kitab-Kitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani.
6. Bagaimana Kitab Suci memperjelas pokok yang dibahas?
6 Melalui Nabi Amos, Yehuwa bernubuat bahwa akan tiba waktunya ketika Dia akan mendirikan kembali ”pondok Daud”, yaitu garis keturunan raja yang mengarah ke Kerajaan Mesias. (Yeh. 21:26, 27) Apakah Yehuwa akan sekali lagi mengakui bangsa Yahudi jasmani saja sebagai umat-Nya? Tidak. Nubuat itu menambahkan bahwa ”orang-orang dari semua bangsa” akan dikumpulkan sebagai ”umat yang disebut dengan nama [Allah]”. Ingat, Petrus baru saja memberikan kesaksian bahwa Allah ”sama sekali tidak membedakan kita [orang Kristen Yahudi] dan mereka [orang Kristen non-Yahudi]. Dia malah memurnikan hati mereka karena mereka beriman”. (Kis. 15:9) Dengan kata lain, Allah menghendaki agar orang Yahudi dan non-Yahudi sama-sama dibawa ke dalam Kerajaan sebagai ahli waris. (Rm. 8:17; Ef. 2:17-19) Tidak ada nubuat terilham yang menyiratkan bahwa orang Kristen non-Yahudi harus terlebih dahulu disunat secara jasmani atau menjadi penganut agama Yahudi.
7, 8. (a) Apa yang Yakobus usulkan? (b) Apa artinya kata-kata Yakobus?
7 Karena tergugah oleh bukti berdasarkan Alkitab tersebut dan kesaksian meyakinkan yang dia dengar, Yakobus selanjutnya mengatakan hal berikut untuk dipertimbangkan, ”Jadi saya memutuskan, bukan untuk menyusahkan orang-orang dari bangsa lain yang ingin menyembah Allah, tapi untuk menulis kepada mereka supaya mereka menjauh dari hal-hal yang tercemar oleh berhala, dari perbuatan cabul, dari daging binatang yang dicekik, dan dari darah. Sejak zaman dulu, ada yang memberitakan tentang Musa di setiap kota, karena tulisannya dibacakan di rumah-rumah ibadah setiap hari sabat.”—Kis. 15:19-21.
8 Sewaktu Yakobus mengatakan ”jadi saya memutuskan”, apakah dia sedang menegaskan wewenangnya—mungkin sebagai ketua rapat itu—atas saudara-saudara lain dan sewenang-wenang memutuskan apa yang harus dilakukan? Sama sekali tidak! Frasa Yunani yang diterjemahkan menjadi ”saya memutuskan” bisa juga berarti ”saya menilai” atau ”saya memberikan pendapat”. Yakobus sama sekali tidak mau menguasai badan tersebut; dia sekadar mengusulkan apa yang harus dilakukan, untuk mereka pertimbangkan berdasarkan bukti yang didengar dan berdasarkan ayat-ayat Alkitab tentang masalah itu.
9. Apa saja manfaat dari usulan Yakobus?
9 Apakah usulan Yakobus bagus? Rupanya begitu, sebab para rasul dan penatua belakangan menerimanya. Apa manfaatnya? Di satu pihak, keputusan yang diusulkan itu tidak akan ”menyusahkan”, atau ”menimbulkan kesulitan bagi”, orang Kristen non-Yahudi dengan membebankan tuntutan Hukum Musa ke atas mereka. (Kis. 15:19; Terjemahan Baru-LAI [TB]) Di pihak lain, keputusan itu akan memperlihatkan respek terhadap hati nurani orang Kristen Yahudi, yang selama bertahun-tahun telah mendengar ”tulisan [Musa] dibacakan di rumah-rumah ibadah setiap hari sabat”.b (Kis. 15:21) Keputusan yang diusulkan tersebut pasti akan memperkuat ikatan antara orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi. Dan, yang terutama, hal itu akan menyenangkan Allah Yehuwa, karena sesuai dengan kehendak-Nya. Benar-benar cara yang bagus untuk memecahkan problem yang mengancam persatuan dan kesejahteraan seluruh sidang jemaat umat Allah! Dan, hal ini sungguh menjadi teladan bagus bagi sidang Kristen zaman sekarang!
Albert Schroeder berkhotbah di sebuah pertemuan internasional tahun 1998
10. Bagaimana Badan Pimpinan sekarang mengikuti pola yang ditetapkan oleh badan pimpinan abad pertama?
10 Sebagaimana disebutkan di pasal sebelumnya, seperti badan pimpinan abad pertama, Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa sekarang mengandalkan Yehuwa, Sang Penguasa Universal, dan Yesus Kristus, sang Kepala sidang, untuk mengarahkan segala sesuatu.c (1 Kor. 11:3) Bagaimana caranya? Albert D. Schroeder, yang melayani dalam Badan Pimpinan sejak tahun 1974 sampai dia menyelesaikan kehidupannya di bumi pada bulan Maret 2006, menjelaskan, ”Badan Pimpinan mengadakan rapat pada hari Rabu, mengawalinya dengan doa dan meminta arahan kuasa kudus Yehuwa. Upaya yang sungguh-sungguh dikerahkan untuk memastikan bahwa segala sesuatu yang ditangani dan setiap keputusan yang diambil selaras dengan Firman Allah, Alkitab.” Serupa halnya, Milton G. Henschel, anggota kawakan Badan Pimpinan yang menyelesaikan kehidupannya di bumi pada bulan Maret 2003, mengajukan sebuah pertanyaan mendasar kepada para wisudawan kelas ke-101 Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal. Dia bertanya, ”Apakah ada organisasi lain di bumi yang Badan Pimpinannya meminta nasihat Alkitab, Firman Allah, sebelum membuat keputusan-keputusan penting?” Jawabannya jelas.
”Mengutus Saudara-Saudara yang Dipilih” (Kis. 15:22-29)
11. Bagaimana keputusan badan pimpinan dikomunikasikan kepada sidang-sidang?
11 Dengan suara bulat, badan pimpinan di Yerusalem telah menyepakati suatu keputusan tentang masalah sunat. Namun, agar saudara-saudara di berbagai sidang dapat bertindak terpadu, keputusan tersebut harus dikomunikasikan kepada mereka dengan jelas dan dengan cara yang membina serta pengasih. Bagaimana sebaiknya hal ini dilakukan? Catatan itu menjelaskan, ”Para rasul dan para penatua, bersama seluruh sidang jemaat, memutuskan untuk mengutus saudara-saudara yang dipilih dari antara mereka ke Antiokhia, bersama Paulus dan Barnabas. Mereka mengutus Yudas yang disebut Barsabas dan Silas, yaitu orang-orang yang memimpin saudara-saudara.” Selain itu, sepucuk surat dibuat dan dikirim melalui pria-pria itu sehingga dapat dibacakan di semua sidang di Antiokhia, Siria, dan Kilikia.—Kis. 15:22-26.
12, 13. Apa manfaat yang dihasilkan dengan (a) mengutus Yudas dan Silas? (b) mengirim surat dari badan pimpinan?
12 Sebagai ”orang-orang yang memimpin saudara-saudara”, Yudas dan Silas benar-benar memenuhi syarat untuk menjadi wakil badan pimpinan. Kedatangan delegasi yang terdiri dari empat pria itu menunjukkan bahwa berita yang mereka bawa bukanlah sekadar jawaban dari pertanyaan yang semula, melainkan suatu petunjuk spesifik dari badan pimpinan. Kehadiran saudara-saudara yang dipilih, yaitu Yudas dan Silas, akan mempererat ikatan antara orang Kristen Yahudi di Yerusalem dan orang Kristen non-Yahudi di sidang-sidang. Benar-benar pengaturan yang bijaksana dan pengasih! Tidak diragukan, hal itu menggalang perdamaian dan kerukunan di antara umat Allah.
13 Surat itu tidak saja memberikan petunjuk yang jelas bagi orang Kristen non-Yahudi tentang masalah sunat, tetapi juga menjelaskan apa yang harus mereka lakukan agar diperkenan dan diberkati Yehuwa. Bagian penting dari surat itu berbunyi, ”Kuasa kudus membantu kami menyimpulkan untuk tidak menambah beban kalian, selain hal-hal penting berikut ini: Tetaplah menjauh dari hal-hal yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang dicekik, dan dari perbuatan cabul. Kalau kalian benar-benar menjaga diri kalian dari hal-hal ini, keadaan kalian akan baik. Semoga sehat selalu!”—Kis. 15:28, 29.
14. Bagaimana umat Yehuwa bisa bekerja secara terpadu dalam dunia yang terpecah belah sekarang?
14 Sekarang, keselarasan kepercayaan dan keterpaduan tindakan sangat menonjol di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa, yang seluruhnya berjumlah lebih dari 8.000.000 orang di lebih dari 100.000 sidang di seluruh dunia. Bagaimana persatuan demikian bisa tercipta, khususnya mengingat maraknya pergolakan serta gagasan memecah belah di zaman sekarang? Intinya, persatuan tercipta dari petunjuk yang jelas dan tegas yang diberikan oleh Yesus Kristus, sebagai Kepala sidang, melalui ”budak yang setia dan bijaksana”, yaitu Badan Pimpinan. (Mat. 24:45-47) Persatuan juga dihasilkan dari kerelaan saudara-saudari di seluruh dunia untuk bekerja sama dengan petunjuk Badan Pimpinan.
”Mereka Bersukacita dan Merasa Dikuatkan” (Kis. 15:30-35)
15, 16. Bagaimana hasil akhir masalah sunat, dan apa kuncinya?
15 Catatan Kisah selanjutnya memberi tahu kita bahwa sewaktu saudara-saudara dari Yerusalem tiba di Antiokhia, mereka ”mengumpulkan semua murid di sana, dan menyerahkan surat itu kepada [saudara-saudara di Antiokhia]”. Bagaimana reaksi saudara-saudara di sana terhadap petunjuk dari badan pimpinan? ”Setelah membaca [surat tersebut], mereka bersukacita dan merasa dikuatkan.” (Kis. 15:30, 31) Selain itu, Yudas dan Silas ”membantu dan menguatkan saudara-saudara dengan banyak perkataan”. Dalam pengertian tersebut, kedua pria itu adalah ”nabi”, sama seperti Barnabas, Paulus, dan pria-pria lain yang disebut nabi—sebutan untuk orang-orang yang mengumumkan atau memberitahukan kehendak Allah.—Kis. 13:1; 15:32; Kel. 7:1, 2.
16 Berkat Yehuwa jelas terlihat atas seluruh pengaturan tersebut, sehingga masalah itu terselesaikan dengan baik. Apa kunci dari hasil yang positif tersebut? Tidak diragukan, itu adalah petunjuk yang jelas dan tepat waktu dari badan pimpinan, yang didasarkan atas Firman Allah dan bimbingan kuasa kudus. Tambahan pula, keputusan itu dikomunikasikan kepada sidang-sidang dengan cara yang pengasih dan penuh kepedulian.
17. Bagaimana pola ditetapkan untuk kunjungan pengawas wilayah pada zaman kita?
17 Berdasarkan pola tersebut, Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa sekarang menyediakan petunjuk yang tepat waktu kepada persaudaraan di seluruh dunia. Keputusan-keputusan dikomunikasikan kepada sidang-sidang dengan cara yang lugas dan jelas. Salah satunya melalui kunjungan pengawas wilayah. Saudara-saudara yang rela berkorban itu pergi dari satu sidang ke sidang lain, memberikan petunjuk yang jelas dan anjuran yang hangat. Seperti Paulus dan Barnabas, mereka menggunakan banyak waktu dalam pelayanan. Bersama banyak saudara lain, ”mereka mengajar dan memberitakan kabar baik tentang firman Yehuwa”. (Kis. 15:35) Seperti Yudas dan Silas, mereka ”membantu dan menguatkan saudara-saudara dengan banyak perkataan”.
18. Bagaimana umat Allah bisa yakin bahwa mereka akan terus menerima berkat Yehuwa?
18 Bagaimana dengan sidang-sidang? Apa yang membuat sidang-sidang di seluruh bumi terus menikmati perdamaian dan kerukunan dalam dunia yang terpecah belah sekarang? Ingatlah bahwa Yakobus sang murid belakangan menulis, ”Hikmat dari atas pertama-tama membuat seseorang murni, lalu suka damai, bersikap masuk akal, penurut . . . Selain itu, benih perbuatan baik ditabur dalam keadaan damai bagi orang-orang yang menciptakan damai.” (Yak. 3:17, 18) Entah Yakobus teringat akan rapat di Yerusalem atau tidak, kita tidak tahu. Namun, dari pembahasan kita tentang peristiwa-peristiwa yang dicatat di Kisah pasal 15, dapat dipastikan bahwa Yehuwa baru akan memberikan berkat-Nya jika ada persatuan dan kerja sama.
19, 20. (a) Apa yang menunjukkan bahwa sidang Antiokhia menikmati perdamaian dan persatuan? (b) Apa yang kini dapat dilakukan oleh Paulus dan Barnabas?
19 Jelas sekali bahwa sidang Antiokhia pada saat itu menikmati perdamaian dan persatuan. Alih-alih bersoal jawab dengan saudara-saudara dari Yerusalem, saudara-saudara di Antiokhia sangat menghargai kunjungan Yudas dan Silas. Kisahnya melanjutkan, ”Setelah keduanya menghabiskan cukup banyak waktu di sana, saudara-saudara mengucapkan selamat jalan, dan mereka berdua kembali [ke Yerusalem] kepada orang-orang yang mengutus mereka.”d (Kis. 15:33) Kita bisa yakin bahwa saudara-saudara di Yerusalem juga bersukacita sewaktu mendengar laporan kedua pria itu tentang perjalanan mereka. Berkat kebaikan hati Yehuwa yang tidak selayaknya diperoleh, misi mereka sukses!
20 Paulus dan Barnabas, yang tinggal di Antiokhia, sekarang dapat memfokuskan upaya mereka untuk memimpin dan memberikan teladan dalam pekerjaan penginjilan, mirip dengan para pengawas wilayah sewaktu mengunjungi sidang-sidang di bawah pengawasan mereka. (Kis. 13:2, 3) Ini benar-benar berkat bagi umat Yehuwa! Namun, bagaimana Yehuwa selanjutnya menggunakan dan memberkati kedua penginjil yang bersemangat itu? Kita akan mengetahuinya di pasal berikut.
Orang Kristen zaman modern mendapat manfaat dari persediaan rohani yang disalurkan melalui Badan Pimpinan dan wakil-wakilnya
a Lihat kotak ”Yakobus—’Adik Tuan’”.
b Yakobus dengan bijaksana menyebutkan tulisan Musa, yang tidak saja mencakup kaidah Hukum Musa tetapi juga catatan tentang tindakan-tindakan Allah dan petunjuk mengenai kehendak-Nya sebelum adanya hukum itu. Misalnya, pandangan Allah tentang darah, perzinaan, dan penyembahan berhala jelas terlihat di buku Kejadian. (Kej. 9:3, 4; 20:2-9; 35:2, 4) Dengan cara itu, Yehuwa menyingkapkan prinsip-prinsip yang berlaku bagi seluruh umat manusia, baik orang Yahudi maupun non-Yahudi.
c Lihat kotak ”Bagaimana Badan Pimpinan Diorganisasi di Zaman Sekarang”.
d Di ayat 34, beberapa terjemahan Alkitab menyisipkan kata-kata yang menunjukkan bahwa Silas memutuskan untuk tinggal di Antiokhia. (TB) Akan tetapi, kata-kata itu tampaknya adalah tambahan yang disisipkan belakangan.
-
-
”Setelah Perselisihan yang Cukup Besar””Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan Allah”
-
-
PASAL 13
”Setelah Perselisihan yang Cukup Besar”
Masalah sunat diajukan kepada badan pimpinan
Berdasarkan Kisah 15:1-12
1-3. (a) Perkembangan apa yang mengancam persatuan sidang Kristen masa awal? (b) Manfaat apa yang kita peroleh dengan mempelajari catatan buku Kisah tentang masalah ini?
PAULUS dan Barnabas bersukacita; mereka baru saja kembali ke kota Antiokhia di Siria dari perjalanan utusan injil mereka yang pertama. Mereka senang sekali karena Yehuwa telah ”membuka jalan bagi bangsa lain untuk beriman”. (Kis. 14:26, 27) Ya, kabar baik bahkan sudah memenuhi Antiokhia, dan ”ada banyak” orang non-Yahudi ditambahkan ke dalam sidang di sana.—Kis. 11:20-26.
2 Berita menggembirakan tentang pertambahan ini segera sampai ke Yudea. Namun, tidak semua bersukacita. Perkembangan ini malah membuat perbantahan yang berkepanjangan tentang sunat semakin mengemuka. Bagaimana seharusnya hubungan antara orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi, dan bagaimana seharusnya orang Kristen non-Yahudi memandang Hukum Musa? Masalah itu menyebabkan perselisihan yang begitu serius sehingga sidang Kristen terancam pecah. Bagaimana masalah ini akan diatasi?
3 Sambil membahas catatan buku Kisah tentang masalah ini, kita akan memperoleh banyak pelajaran berharga. Dan, kita pun akan dibantu untuk bertindak bijaksana seandainya timbul masalah yang berpotensi memecah belah pada zaman kita.
”Kalau Kalian Tidak Disunat” (Kis. 15:1)
4. Pandangan salah apa yang dinyatakan beberapa orang Kristen, dan pertanyaan apa yang timbul?
4 Lukas sang murid menulis, ”Ada orang-orang yang datang [ke Antiokhia] dari Yudea dan mulai mengajar saudara-saudara, ’Kalau kalian tidak disunat menurut Hukum Musa, kalian tidak bisa diselamatkan.’” (Kis. 15:1) Tidak disebutkan apakah ”orang-orang . . . dari Yudea” itu tadinya orang Farisi sebelum menganut Kekristenan. Paling tidak, mereka tampaknya terpengaruh pola pikir sekte Yahudi tersebut, yang fanatik dalam soal hukum. Selain itu, bisa jadi mereka mengaku-aku berbicara mewakili rasul-rasul dan para penatua di Yerusalem. (Kis. 15:23, 24) Namun, mengapa orang Kristen Yahudi masih mempertahankan sunat sekitar 13 tahun setelah Rasul Petrus, sebagaimana diperintahkan Allah, menyambut orang-orang non-Yahudi masuk ke dalam sidang Kristen?a—Kis. 10:24-29, 44-48.
5, 6. (a) Mengapa beberapa orang Kristen Yahudi ingin berpaut pada sunat? (b) Apakah perjanjian sunat merupakan bagian dari perjanjian Abraham? Jelaskan. (Lihat catatan kaki.)
5 Alasannya mungkin saja banyak. Salah satunya, sunat bagi kaum lelaki ditetapkan oleh Yehuwa sendiri, dan itu merupakan tanda hubungan yang istimewa dengan-Nya. Sunat, yang sudah ada sebelum perjanjian Hukum Musa dan belakangan dimasukkan sebagai bagian darinya, dimulai oleh Abraham dan rumah tangganya.b (Im. 12:2, 3) Di bawah Hukum Musa, orang asing pun harus disunat sebelum bisa melakukan hal tertentu, misalnya menyantap makanan Paskah. (Kel. 12:43, 44, 48, 49) Ya, dalam benak orang Yahudi, laki-laki yang tidak disunat itu najis dan menjijikkan.—Yes. 52:1.
6 Maka, orang Kristen Yahudi membutuhkan iman serta kerendahan hati untuk menyesuaikan diri dengan kebenaran yang baru tersingkap. Perjanjian hukum Taurat telah diganti dengan perjanjian baru, jadi orang yang terlahir sebagai orang Yahudi tidak lagi secara otomatis menjadi anggota umat Allah. Dan, orang Kristen Yahudi yang tinggal dalam masyarakat Yahudi—seperti halnya orang Kristen di Yudea—membutuhkan keberanian untuk mengakui Kristus dan menerima rekan-rekan seiman non-Yahudi yang tidak disunat.—Yer. 31:31-33; Luk. 22:20.
7. Kebenaran-kebenaran apa yang tidak dipahami ”orang-orang . . . dari Yudea”?
7 Tentu saja, prinsip Allah tidak berubah. Sebagai buktinya, perjanjian baru mencakup juga hakikat Hukum Musa. (Mat. 22:36-40) Sehubungan dengan sunat, contohnya, Paulus belakangan menulis, ”Dia menjadi orang Yahudi sejati karena hatinya. Sunatnya ada pada hatinya berdasarkan kuasa kudus, bukan berdasarkan hukum tertulis.” (Rm. 2:29; Ul. 10:16) ”Orang-orang . . . dari Yudea” itu tidak memahami kebenaran-kebenaran ini dan berkukuh bahwa Allah tidak pernah mencabut hukum tentang sunat. Maukah mereka diyakinkan?
’Perselisihan dan Perdebatan’ (Kis. 15:2)
8. Mengapa masalah sunat diajukan kepada badan pimpinan di Yerusalem?
8 Lukas melanjutkan, ”Setelah perselisihan yang cukup besar, dan perdebatan antara mereka [”orang-orang yang datang dari Yudea” itu] dengan Paulus dan Barnabas, diaturlah agar Paulus, Barnabas, dan beberapa saudara lain pergi kepada para rasul dan para penatua di Yerusalem untuk menanyakan masalah ini.”c (Kis. 15:2) ’Perselisihan dan perdebatan’ itu menunjukkan bahwa kedua belah pihak sama-sama berkeras dan yakin, dan sidang di Antiokhia tidak bisa mengatasinya. Demi perdamaian dan persatuan, sidang dengan bijaksana memutuskan untuk menanyakan masalah tersebut kepada ”para rasul dan para penatua di Yerusalem”, atau badan pimpinan. Apa yang bisa kita pelajari dari para penatua di Antiokhia?
Beberapa orang berkeras, ”Mereka [orang-orang non-Yahudi] perlu . . . diperintahkan untuk menjalankan Hukum Musa”
9, 10. Apa teladan bagus dari saudara-saudara di Antiokhia, juga Paulus dan Barnabas, bagi kita sekarang?
9 Salah satu pelajaran berharga yang kita peroleh adalah pentingnya percaya kepada organisasi Allah. Pikirkan: Saudara-saudara di Antiokhia tahu bahwa badan pimpinan seluruhnya terdiri dari orang-orang Kristen berkebangsaan Yahudi. Namun, mereka percaya bahwa badan itu akan membereskan masalah sunat sesuai dengan Kitab Suci. Mengapa? Sidang itu percaya bahwa Yehuwa akan memberikan bimbingan melalui kuasa kudus-Nya dan Kepala sidang Kristen, yakni Yesus Kristus. (Mat. 28:18, 20; Ef. 1:22, 23) Sekarang, apabila timbul masalah serius, mari kita tiru teladan bagus orang-orang Kristen di Antiokhia dengan mempercayai organisasi Allah serta Badan Pimpinannya, yang terdiri dari orang-orang Kristen terurap.
10 Kita juga diingatkan akan pentingnya kerendahan hati dan kesabaran. Paulus dan Barnabas dilantik langsung oleh kuasa kudus untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain, namun mereka tidak menggunakan wewenang itu untuk membereskan masalah sunat pada saat itu juga di Antiokhia. (Kis. 13:2, 3) Selain itu, Paulus belakangan menulis, ”Saya pergi [ke Yerusalem] karena apa yang disingkapkan Tuan”—yang menunjukkan adanya arahan dari Allah dalam soal tersebut. (Gal. 2:2) Para penatua sekarang berupaya untuk juga bersikap rendah hati dan sabar sewaktu timbul masalah-masalah yang berpotensi memecah belah. Ketimbang bertengkar mempertahankan pendapat, mereka berpaling kepada Yehuwa dengan memeriksa Alkitab dan petunjuk serta bimbingan yang disediakan budak yang setia.—Flp. 2:2, 3.
11, 12. Mengapa penting untuk menanti Yehuwa?
11 Dalam beberapa kasus, kita mungkin harus menanti Yehuwa memperjelas beberapa persoalan. Ingat bahwa saudara-saudara pada zaman Paulus harus menunggu sampai kira-kira tahun 49 M—sekitar 13 tahun sejak Kornelius diurapi kuasa kudus pada tahun 36 M—sebelum Yehuwa menuntaskan masalah apakah orang non-Yahudi harus disunat atau tidak. Mengapa begitu lama? Barangkali Allah ingin memberikan cukup waktu bagi orang Yahudi yang tulus untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sudut pandang yang demikian besar. Dan memang, diakhirinya perjanjian sunat yang telah berlangsung selama 1.900 tahun, yang diadakan dengan leluhur yang mereka kasihi, Abraham, bukanlah soal kecil!—Yoh. 16:12.
12 Benar-benar suatu kehormatan bagi kita untuk diajar dan dibentuk oleh Bapak surgawi kita yang sabar dan baik hati! Hasilnya selalu bagus dan selalu bermanfaat bagi kita. (Yes. 48:17, 18; 64:8) Maka, janganlah kita dengan sombong berkeras pada gagasan kita sendiri atau bereaksi negatif terhadap perubahan di bidang organisasi atau penyesuaian pemahaman beberapa ayat. (Pkh. 7:8) Jika Saudara mendeteksi bahkan sedikit kecenderungan negatif dalam diri Saudara, berdoalah memohon bimbingan dan renungkanlah prinsip-prinsip yang tepat waktu di Kisah pasal 15.d
13. Bagaimana kita bisa meniru kesabaran Yehuwa dalam pelayanan kita?
13 Kita mungkin perlu sabar sewaktu mengajarkan Alkitab kepada orang-orang yang merasa sulit untuk meninggalkan kepercayaan palsu atau kebiasaan salah yang telah berurat berakar. Untuk orang-orang seperti itu, kita mungkin perlu memberikan cukup waktu yang masuk akal agar kuasa kudus Allah dapat bekerja di hati sang pelajar. (1 Kor. 3:6, 7) Selain itu, sebaiknya kita mendoakan hal tersebut. Dengan satu atau lain cara dan pada waktu yang tepat, Allah akan membantu kita mengetahui tindakan bijaksana yang perlu dilakukan.—1 Yoh. 5:14.
Mereka Menceritakan Pengalaman yang Membesarkan Hati ”dengan Terperinci” (Kis. 15:3-5)
14, 15. Bagaimana sidang jemaat di Antiokhia menghormati Paulus, Barnabas, dan rekan-rekan lain, dan bagaimana mereka menjadi berkat bagi saudara-saudari seiman?
14 Lukas melanjutkan narasinya, ”Setelah diantar sampai sebagian perjalanan oleh sidang jemaat, mereka melanjutkan perjalanan melalui Fenisia dan Samaria. Di sana, mereka menceritakan dengan terperinci bagaimana orang-orang dari bangsa lain berbalik menyembah Allah. Mendengar itu, semua saudara bersukacita.” (Kis. 15:3) Tindakan sidang jemaat mengantar Paulus, Barnabas, dan rekan-rekan lain merupakan pertunjukan kasih Kristen yang memperlihatkan hormat, dan harapan agar Paulus beserta rekan-rekannya diberkati Allah. Saudara-saudara di Antiokhia lagi-lagi memberikan teladan bagus untuk kita! Apakah Saudara menghormati saudara-saudari rohani Saudara, ”terutama [para penatua] yang bekerja keras menyampaikan dan mengajarkan firman Allah”?—1 Tim. 5:17.
15 Sepanjang perjalanan, rombongan itu terbukti menjadi berkat bagi rekan-rekan Kristen di Fenisia dan Samaria dengan menceritakan secara terperinci pengalaman-pengalaman tentang pekerjaan di ladang non-Yahudi. Di antara yang mendengar mungkin ada orang Kristen Yahudi yang melarikan diri ke daerah itu setelah kematian Stefanus sebagai martir. Sekarang pun, laporan tentang berkat Yehuwa atas pekerjaan membuat murid menjadi sumber anjuran bagi saudara-saudari kita, khususnya mereka yang mengalami cobaan. Apakah Saudara menarik manfaat sebesar-besarnya dari laporan-laporan tersebut dengan menghadiri perhimpunan serta pertemuan wilayah dan regional, juga dengan membaca pengalaman serta kisah hidup yang dimuat dalam lektur kita, baik yang tercetak maupun yang ada di jw.org?
16. Apa yang memperlihatkan bahwa sunat telah menjadi masalah besar?
16 Setelah berjalan ke selatan sejauh kira-kira 550 kilometer, rombongan dari Antiokhia itu akhirnya tiba di tempat tujuan. Lukas menulis, ”Setibanya di Yerusalem, mereka disambut oleh sidang jemaat, para rasul, dan para penatua, dan mereka menceritakan banyak hal yang telah Allah lakukan melalui mereka.” (Kis. 15:4) Akan tetapi, sebagai tanggapan, ”sebagian orang dari sekte Farisi, yang sudah menjadi percaya, berdiri dan berkata, ’Mereka perlu disunat dan diperintahkan untuk menjalankan Hukum Musa.’” (Kis. 15:5) Jelaslah, masalah tentang apakah orang Kristen non-Yahudi harus disunat atau tidak telah menjadi masalah besar, dan itu harus dibereskan.
”Para Rasul dan Para Penatua Berkumpul” (Kis. 15:6-12)
17. Siapa saja anggota badan pimpinan di Yerusalem, dan mungkin apa alasannya ”para penatua” termasuk di dalamnya?
17 ”Kebijaksanaan itu milik orang yang meminta nasihat,” kata Amsal 13:10. Sesuai dengan prinsip yang bagus itu, ”para rasul dan para penatua berkumpul untuk membahas masalah [sunat]”. (Kis. 15:6) ”Para rasul dan para penatua” bertindak mewakili seluruh sidang jemaat Kristen, sama seperti Badan Pimpinan zaman sekarang. Mengapa ”para penatua” melayani bersama para rasul? Ingat bahwa Rasul Yakobus telah dieksekusi, dan setidaknya selama suatu waktu, Rasul Petrus dipenjarakan. Mungkinkah rasul-rasul lain akan mengalami hal serupa? Jika itu terjadi, adanya pria-pria terurap lain yang kompeten akan turut menjamin kelangsungan dari pengawasan yang tertib.
18, 19. Kata-kata tegas apa yang Petrus ucapkan, dan kesimpulan apa yang seharusnya diambil oleh para pendengarnya?
18 Lukas melanjutkan, ”Setelah pembahasan yang panjang dan sengit, Petrus berdiri dan berkata, ’Saudara-saudara, kalian tahu betul bahwa sejak awal Allah memilih saya dari antara kita, supaya orang-orang dari bangsa lain mendengar firman tentang kabar baik dan menjadi percaya. Dan Allah, yang tahu isi hati manusia, bersaksi dengan memberi mereka kuasa kudus, seperti yang juga Dia berikan kepada kita. Dia sama sekali tidak membedakan kita dan mereka. Dia malah memurnikan hati mereka karena mereka beriman.’” (Kis. 15:7-9) Menurut sebuah karya referensi, kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”pembahasan yang panjang dan sengit” di ayat 7 juga mengartikan suatu ”tindakan mencari; mempertanyakan”. Tampaknya, saudara-saudara memiliki perbedaan pendapat yang beralasan, dan mereka mengungkapkannya dengan terus terang.
19 Kata-kata Petrus yang tegas mengingatkan semua orang bahwa dia sendiri menyaksikan peristiwa ketika orang-orang non-Yahudi pertama yang tidak bersunat—Kornelius dan rumah tangganya—diurapi dengan kuasa kudus pada tahun 36 M. Maka, jika Yehuwa sudah tidak lagi membedakan orang Yahudi dengan non-Yahudi, atas wewenang apa manusia mau melakukan yang sebaliknya? Lagi pula, yang memurnikan hati orang percaya adalah iman kepada Kristus, bukan kepatuhan kepada Hukum Musa.—Gal. 2:16.
20. Bagaimana orang-orang yang menganjurkan sunat ”menguji Allah”?
20 Berdasarkan kesaksian yang tak bisa disangkal, baik dari firman Allah maupun kuasa kudus, Petrus menyimpulkan, ”Jadi kenapa kalian sekarang menguji Allah dengan memberi murid-murid itu beban, yang tidak sanggup ditanggung oleh kita dan leluhur kita? Sebaliknya, kita beriman bahwa kita diselamatkan melalui kebaikan hati yang luar biasa dari Tuan Yesus, sama seperti mereka.” (Kis. 15:10, 11) Orang-orang yang menganjurkan sunat sebenarnya ”menguji Allah”, atau menurut terjemahan lain, ”menguji kesabaran-Nya”. Mereka mau memberlakukan bagi orang non-Yahudi kaidah yang tidak bisa dipatuhi sepenuhnya bahkan oleh orang Yahudi sendiri, yang justru membuat mereka layak dihukum mati. (Gal. 3:10) Sebaliknya, orang-orang Yahudi yang mendengarkan Petrus seharusnya bersyukur atas kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh yang dinyatakan melalui Yesus.
21. Apa peran serta Barnabas dan Paulus dalam pembahasan itu?
21 Rupanya, kata-kata Petrus sungguh mengena, sebab ”mereka semua terdiam”. Setelah itu, Barnabas dan Paulus ”menceritakan banyak mukjizat dan keajaiban yang telah Allah lakukan melalui mereka di antara bangsa lain”. (Kis. 15:12) Sekarang, akhirnya, para rasul dan penatua sudah bisa mengevaluasi semua bukti dan siap membuat keputusan yang benar-benar mencerminkan kehendak Allah mengenai sunat.
22-24. (a) Bagaimana Badan Pimpinan zaman sekarang mengikuti teladan badan pimpinan masa awal? (b) Bagaimana semua penatua bisa merespek wewenang Yehuwa?
22 Sekarang pun, sewaktu para anggota Badan Pimpinan mengadakan rapat, mereka memeriksa Firman Allah untuk mendapat bimbingan dan berdoa dengan sungguh-sungguh memohon kuasa kudus. (Mz. 119:105; Mat. 7:7-11) Agar dapat mengambil keputusan yang mencerminkan kehendak Allah, setiap anggota Badan Pimpinan menerima agenda rapat jauh di muka sehingga dia bisa memikirkan dan mendoakan bahan yang akan dibahas. (Ams. 15:28) Selama rapat, saudara-saudara terurap itu dengan leluasa dan penuh respek menyatakan pendapat mereka. Alkitab sering dibuka selama pembahasan.
23 Para penatua sidang hendaknya meniru teladan itu. Dan, jika suatu masalah serius tetap tak terpecahkan meski sudah dibahas dalam rapat penatua, badan penatua bisa bertanya kepada kantor cabang setempat atau kepada para wakilnya yang terlantik, misalnya pengawas wilayah. Selanjutnya, cabang bisa menulis kepada Badan Pimpinan jika perlu.
24 Ya, Yehuwa memberkati orang-orang yang merespek pengaturan-Nya dan memperlihatkan kerendahan hati, kesetiaan, dan kesabaran. Seperti yang akan kita lihat di pasal berikut, Allah memberikan upah berupa perdamaian sejati, kemakmuran rohani, dan persatuan Kristen.
a Lihat kotak ”Ajaran Kaum Yudais”.
b Perjanjian sunat bukan bagian dari perjanjian Abraham, yang masih berlaku hingga hari ini. Perjanjian Abraham mulai berlaku pada tahun 1943 SM sewaktu Abraham (kala itu Abram) menyeberangi Sungai Efrat dalam perjalanan ke Kanaan. Saat itu, dia berusia 75 tahun. Perjanjian sunat diadakan belakangan, pada tahun 1919 SM, sewaktu Abraham berusia 99 tahun.—Kej. 12:1-8; 17:1, 9-14; Gal. 3:17.
-