PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Beritakanlah Firman Allah dengan Berani
    Menara Pengawal—2004 | 15 November
    • Beritakanlah Firman Allah dengan Berani

      ”Pergilah, bernubuatlah kepada umatku.”​—AMOS 7:15.

      1, 2. Siapakah Amos, dan apa yang Alkitab singkapkan tentang dia?

      SEWAKTU melakukan pelayanan, seorang hamba Yehuwa didatangi oleh seorang imam. Sang imam berteriak, ’Jangan mengabar lagi! Pergi dari sini!’ Apa yang dilakukan hamba Yehuwa itu? Apakah ia mengalah pada tuntutan tersebut, atau apakah ia terus memberitakan firman Allah dengan berani? Saudara dapat mengetahui jawabannya karena hamba Allah itu mencatat pengalamannya dalam buku yang menyandang namanya, yakni buku Amos dalam Alkitab. Namun, sebelum kita mengetahui lebih banyak tentang perjumpaan Amos dengan sang imam, mari kita tinjau sedikit latar belakang Amos.

      2 Siapakah Amos? Kapan dan di mana ia tinggal? Jawabannya dapat kita temukan di Amos 1:​1, yang bunyinya, ”Perkataan Amos, salah seorang dari antara para peternak domba dari Tekoa, . . . pada zaman Uzzia, raja Yehuda, dan pada zaman Yeroboam putra Yoas, raja Israel.” Amos adalah seorang penduduk Yehuda. Ia berasal dari kota Tekoa di Yehuda, 16 kilometer di sebelah selatan Yerusalem. Ia hidup pada akhir abad kesembilan SM sewaktu Raja Uzzia memerintah atas Yehuda dan Yeroboam II adalah raja atas kerajaan Israel sepuluh suku. Amos seorang peternak domba. Malah, Amos 7:​14 mengatakan bahwa Amos bukan saja ”penjaga kawanan domba” melainkan juga ”penoreh buah pohon ara-hutan”. Jadi, sebagian waktunya sepanjang tahun ia gunakan sebagai pekerja musiman. Ia menoreh buah ara. Pekerjaan ini dilakukan untuk mempercepat proses masaknya buah ara. Ini pekerjaan yang menjemukan dan melelahkan.

      ”Pergilah, Bernubuatlah”

      3. Bagaimana pembahasan tentang Amos membantu kita jika kita merasa tidak layak mengabar?

      3 Amos berkata dengan terus terang, ”Dahulu aku bukan seorang nabi, juga bukan putra seorang nabi.” (Amos 7:​14) Ia tidak dilahirkan sebagai putra nabi dan juga tidak dilatih sebagai nabi. Namun, dari antara semua orang di Yehuda, Yehuwa memilih Amos untuk melakukan pekerjaan-Nya. Pada waktu itu, Allah tidak memilih raja yang berkuasa, imam yang terpelajar, atau kepala suku yang kaya raya. Fakta ini memberi kita suatu pelajaran yang menenteramkan hati. Kita mungkin tidak punya status sosial atau pendidikan formal yang tinggi. Tetapi, haruskah hal itu membuat kita merasa tidak memenuhi syarat untuk mengabarkan firman Allah? Sama sekali tidak! Yehuwa dapat memperlengkapi kita untuk mengumumkan berita-Nya​—bahkan di daerah-daerah yang sulit. Karena Yehuwa melakukan tepat seperti itu bagi Amos, semua orang yang berhasrat untuk mengabarkan firman Allah dengan berani pasti mendapatkan pelajaran yang berharga dengan membahas teladan nabi yang pemberani itu.

      4. Mengapa sulit bagi Amos untuk bernubuat di Israel?

      4 Yehuwa memerintahkan Amos, ”Pergilah, bernubuatlah kepada umatku, Israel.” (Amos 7:15) Tugas tersebut tidak mudah. Pada waktu itu, kerajaan Israel sepuluh suku sedang menikmati kedamaian, keamanan, dan kemakmuran materi. Banyak orang punya ”rumah musim dingin” serta ”rumah musim panas” yang terbuat bukan dari batu bata lumpur biasa, melainkan dari ”batu potongan” yang mahal. Ada yang memiliki perabot mewah berhiaskan gading dan minuman anggur yang dihasilkan dari ”kebun-kebun anggur yang subur”. (Amos 3:15; 5:11) Akibatnya, banyak orang bersikap masa bodoh karena merasa sudah punya segalanya. Sebenarnya, sebagian dari kita dewasa ini melakukan pelayanan di daerah yang sangat mirip dengan daerah tugas Amos.

      5. Ketidakadilan apa yang dilakukan oleh beberapa orang Israel?

      5 Tidaklah salah bagi orang Israel untuk mempunyai harta materi. Akan tetapi, sebagian orang Israel mengumpulkan kekayaan dengan cara-cara yang tidak jujur. Orang kaya ”berbuat curang terhadap orang-orang kecil” dan ”menindas orang-orang miskin”. (Amos 4:1) Para pedagang, hakim, dan imam yang berkuasa berkomplot untuk merampok kaum miskin. Sekarang, mari kita mundur ke zaman Amos dan mengamati apa yang dilakukan orang-orang ini.

      Hukum Allah Dilanggar

      6. Bagaimana para pedagang Israel memeras orang lain?

      6 Pertama-tama, kita pergi ke pasar. Di sana, pedagang yang tidak jujur ”mengecilkan efa” dan ”membesarkan syekel”, bahkan menjual ”sampah biji-bijian belaka”. (Amos 8:5, 6) Para pedagang mencurangi pembeli dalam hal jumlah barang yang mereka jual, harganya kelewat tinggi, dan mutunya jelek. Setelah para pedagang habis-habisan memeras kaum miskin, orang-orang yang malang itu terpaksa menjual diri sebagai budak. Selanjutnya, para pedagang itu membeli mereka ”seharga sepasang kasut”. (Amos 8:6) Coba bayangkan! Di mata para pedagang yang rakus itu, sesama mereka orang Israel cuma dinilai seharga alas kaki! Itu benar-benar tindakan yang sangat merendahkan orang miskin dan terang-terangan melanggar Hukum Allah! Namun, para pedagang itu juga menjalankan ”sabat”. (Amos 8:5) Ya, mereka religius, tetapi hanya tampak di luar saja.

      7. Mengapa para pedagang Israel bisa melanggar Hukum Allah?

      7 Bagaimana para pedagang itu bisa bebas dari hukuman meskipun telah melanggar Hukum Allah yang memerintahkan, ”Engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri”? (Imamat 19:18) Mereka bisa lolos karena orang-orang yang seharusnya menegakkan Hukum​—para hakim​—justru adalah teman sekongkol mereka dalam melakukan kejahatan. Di gerbang kota, tempat kasus-kasus pengadilan ditangani, para hakim ’mengambil uang tutup mulut dan mengesampingkan orang miskin’. Bukannya melindungi kaum miskin, para hakim malah mengkhianati mereka demi uang suap. (Amos 5:10, 12) Jadi, para hakim itu pun mengabaikan Hukum Allah.

      8. Para imam yang fasik menutup mata terhadap tindakan apa?

      8 Sementara itu, apa peranan imam-imam Israel? Untuk mengetahuinya, kita harus mengalihkan perhatian ke lokasi lain. Perhatikan dosa apa saja yang para imam biarkan terjadi ”di rumah allah-allah mereka”! Melalui Amos, Allah berkata, ”Seorang pria dan bapaknya sendiri pergi kepada gadis yang sama, dengan maksud menodai namaku yang kudus.” (Amos 2:7, 8) Coba bayangkan! Seorang ayah Israel dan putranya melakukan amoralitas seksual dengan pelacur bait yang sama. Dan, para imam yang fasik itu menutup mata terhadap amoralitas semacam itu!​—Imamat 19:29; Ulangan 5:18; 23:17.

      9, 10. Apa saja pelanggaran Hukum Allah yang dilakukan orang Israel, dan apa kesejajarannya dengan zaman kita?

      9 Sewaktu menyebut perbuatan dosa lainnya, Yehuwa berkata, ”Di atas pakaian-pakaian yang dirampas sebagai jaminan, mereka merentangkan diri di samping setiap mezbah; dan anggur dari orang-orang yang didenda, mereka minum di rumah allah-allah mereka.” (Amos 2:8) Ya, para imam dan rakyat pada umumnya juga mengabaikan hukum yang dicatat di Keluaran 22:26, 27, yang mengatakan bahwa pakaian yang diambil sebagai jaminan harus dikembalikan sebelum malam tiba. Bukannya dikembalikan, mereka malah menggunakannya sebagai alas untuk duduk-duduk dan berbaring sambil berpesta dan minum-minum kepada dewa-dewa palsu. Dan, dengan denda yang mereka pungut dari kaum miskin, mereka membeli anggur untuk diminum pada perayaan agama palsu. Betapa jauhnya mereka telah menyimpang dari jalan ibadat yang murni!

      10 Tanpa rasa malu, orang Israel melanggar dua perintah terbesar dalam Hukum​—mengasihi Yehuwa dan mengasihi sesama manusia. Oleh karena itu, Yehuwa mengutus Amos untuk mengutuk ketidaksetiaan mereka. Dewasa ini, bangsa-bangsa di dunia ini, termasuk bangsa Susunan Kristen, mencerminkan kebobrokan Israel kuno. Meskipun beberapa orang hidup makmur, banyak orang lainnya hidup miskin dan terluka secara emosi akibat praktek-praktek yang amoral dan tidak jujur dari para pemimpin bisnis besar, politik, dan agama palsu. Tetapi, Yehuwa peduli terhadap mereka yang menderita dan yang tergerak untuk mencari Dia. Oleh karena itu, Ia telah menugasi hamba-hamba-Nya dewasa ini untuk melakukan pekerjaan seperti yang Amos lakukan​—mengabarkan firman-Nya dengan berani.

      11. Pelajaran apa yang dapat kita tarik dari teladan Amos?

      11 Karena ada banyak kemiripan antara pekerjaan kita dan pekerjaan Amos, kita akan mendapat banyak manfaat dengan memperhatikan teladannya. Sebenarnya, Amos memperlihatkan kepada kita (1) apa yang harus kita kabarkan, (2) bagaimana kita mengabarkannya, dan (3) mengapa para penentang tidak dapat menghentikan pekerjaan pengabaran kita. Mari kita ulas pokok ini satu per satu.

      Bagaimana Kita Dapat Meniru Amos

      12, 13. Mengapa Yehuwa memperlihatkan ketidaksenangan-Nya kepada orang Israel, dan apa tindakan mereka?

      12 Sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, kita memusatkan pelayanan Kristen kita pada pemberitaan Kerajaan dan pekerjaan membuat murid. (Matius 28:19, 20; Markus 13:10) Meski demikian, kita juga memberitakan peringatan-peringatan Allah, sebagaimana Amos mengumumkan bahwa Yehuwa akan mendatangkan hukuman ke atas orang fasik. Contohnya, Amos 4:6-11 memperlihatkan bahwa Yehuwa berulang kali menyatakan dengan jelas ketidaksenangan-Nya terhadap Israel. Ia membuat bangsa itu ”kekurangan roti”, ”menahan hujan deras dari [mereka]”, memukul mereka dengan ”panas yang menghanguskan dan hama jamur”, serta mengirimkan ”sampar” ke tengah-tengah mereka. Apakah hal-hal ini menggerakkan Israel untuk bertobat? ”Kamu tidak kembali kepadaku,” kata Allah. Malah, orang Israel berkali-kali menolak Yehuwa.

      13 Yehuwa menghukum orang Israel yang tidak bertobat. Akan tetapi, pertama-tama, mereka menerima peringatan yang bersifat nubuat. Sesuai dengan hal itu, Yehuwa menyatakan, ”Tuan Yang Berdaulat Yehuwa tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia telah menyingkapkan perkara konfidensialnya kepada hamba-hambanya, para nabi.” (Amos 3:7) Allah pernah menyingkapkan kepada Nuh bahwa Air Bah akan datang dan memerintahkan dia untuk menyuarakan peringatan. Demikian pula, Yehuwa memberi tahu Amos untuk memberikan peringatan terakhir. Sayangnya, Israel mengabaikan pesan ilahi itu dan tidak mengambil tindakan yang benar.

      14. Apa kemiripan antara zaman Amos dan zaman kita?

      14 Saudara pasti setuju bahwa ada beberapa kemiripan yang mencolok antara zaman Amos dan zaman kita. Yesus Kristus menubuatkan bahwa berbagai malapetaka akan terjadi pada zaman akhir. Ia juga menubuatkan pekerjaan pengabaran sedunia. (Matius 24:3-14) Namun, seperti pada zaman Amos, kebanyakan orang dewasa ini mengabaikan tanda zaman maupun berita Kerajaan. Bagi orang-orang semacam itu, akibatnya akan sama dengan akibat yang menimpa orang Israel yang tidak bertobat. Yehuwa memperingati mereka, ”Bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allahmu.” (Amos 4:12) Mereka bertemu dengan Allah, yaitu dengan merasakan penghukuman-Nya sewaktu bala tentara Asiria menaklukkan mereka. Dewasa ini, dunia yang tidak saleh ini akan ’bertemu dengan Allah’ di Armagedon. (Penyingkapan 16:14, 16) Namun, selama Yehuwa masih bersabar, kita terus mendesak sebanyak mungkin orang, ”Carilah Yehuwa, dan tetaplah hidup.”​—Amos 5:6.

      Menghadapi Tentangan seperti Amos

      15-17. (a) Siapakah Amazia, dan bagaimana reaksinya terhadap pernyataan Amos? (b) Amazia melontarkan tuduhan apa terhadap Amos?

      15 Kita dapat meniru Amos bukan hanya dalam hal apa yang kita beritakan melainkan juga caranya kita memberitakan. Fakta itu ditonjolkan di pasal 7, yang menyebutkan tentang imam yang diceritakan di awal pembahasan kita. Ia adalah ”Amazia, imam Betel”. (Amos 7:10) Kota Betel adalah pusat agama murtad di Israel, yang berkaitan dengan penyembahan anak lembu. Jadi, Amazia adalah imam dari agama Negara di Israel. Bagaimana reaksinya terhadap pernyataan-pernyataan Amos yang berani?

      16 Amazia memberi tahu Amos, ”Hai, pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda, dan di sana makanlah roti, dan di sana engkau boleh bernubuat. Namun di Betel, jangan lagi bernubuat, sebab itu adalah tempat suci raja, dan itu adalah bait kerajaan.” (Amos 7:12, 13) Amazia seolah-olah mengatakan, ’Pulang sana! Kami sudah punya agama sendiri.’ Ia juga berupaya membuat pemerintah melarangkan kegiatan Amos, dengan memberi tahu Raja Yeroboam II, ”Amos telah berkomplot melawan engkau di tengah-tengah keturunan Israel sendiri.” (Amos 7:10) Ya, Amazia menuduh Amos berkhianat! Ia memberi tahu raja, ”Inilah yang telah dikatakan Amos, ’Dengan pedang Yeroboam akan mati; dan sehubungan dengan Israel, ia pasti akan dibawa ke pembuangan dari tanahnya sendiri.’”​—Amos 7:11.

      17 Dalam kata-kata itu, Amazia mengemas tiga pernyataan yang menyesatkan. Ia mengatakan, ”Inilah yang telah dikatakan Amos.” Padahal, Amos tidak pernah menyatakan bahwa nubuat itu bersumber dari dirinya. Sebaliknya, ia selalu menyatakan, ”Inilah firman Yehuwa.” (Amos 1:3) Amos juga dituduh telah berkata, ”Dengan pedang Yeroboam akan mati.” Tetapi, seperti yang dicatat di Amos 7:9, Amos bernubuat, ”Aku [Yehuwa] akan bangkit melawan keluarga Yeroboam dengan pedang.” Allah telah menubuatkan malapetaka itu atas ”keluarga” Yeroboam, atas keturunannya. Selain itu, Amazia menuduh Amos telah mengatakan, ’Israel pasti akan dibawa ke pembuangan.’ Tetapi, Amos juga telah bernubuat bahwa orang Israel mana pun yang kembali kepada Allah akan menerima berkat. Jelaslah, Amazia menggunakan pernyataan-pernyataan setengah benar yang diputarbalikkan guna memperoleh larangan resmi atas pekerjaan pengabaran yang dilakukan Amos.

      18. Apa saja kesejajaran antara metode-metode yang digunakan Amazia dan yang digunakan para klerus dewasa ini?

      18 Apakah Saudara memperhatikan kesejajaran antara metode-metode yang digunakan Amazia dan yang digunakan para penentang umat Yehuwa dewasa ini? Sebagaimana Amazia mencoba membungkam Amos, demikian pula para pendeta, para pembesar gereja, dan para uskup pada zaman kita mencoba merintangi pekerjaan pengabaran hamba-hamba Yehuwa. Amazia mengajukan tuduhan palsu bahwa Amos berkhianat. Dewasa ini, beberapa klerus juga melontarkan tuduhan palsu bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mengancam keamanan nasional. Dan, sebagaimana Amazia pergi kepada raja untuk meminta bantuan guna melawan Amos, demikian pula para klerus sering pergi kepada sekutu-sekutu politiknya guna meminta bantuan untuk menganiaya Saksi-Saksi Yehuwa.

      Penentang Tidak Dapat Menghentikan Pekerjaan Pengabaran Kita

      19, 20. Bagaimana reaksi Amos terhadap tentangan Amazia?

      19 Bagaimana reaksi Amos terhadap tentangan Amazia? Pertama-tama, Amos bertanya kepada sang imam, ”Apakah engkau mengatakan, ’Jangan bernubuat tentang Israel’?” Tanpa ragu-ragu, nabi Allah yang pemberani ini kemudian menyampaikan kata-kata yang pasti tidak mau didengar oleh Amazia. (Amos 7:16, 17) Amos tidak mempan digertak. Benar-benar teladan yang bagus bagi kita! Apabila menyangkut soal membicarakan firman Allah, kita tidak sudi melawan perintah Allah kita, sekalipun kita tinggal di negeri-negeri yang orang-orangnya bertindak seperti Amazia zaman dahulu yang melancarkan penganiayaan kejam. Seperti Amos, kita terus mengumumkan, ”Inilah firman Yehuwa.” Dan, para penentang tidak akan pernah dapat menghentikan pekerjaan pengabaran kita, karena ”tangan Yehuwa” menyertai kita.​—Kisah 11:19-21.

      20 Amazia seharusnya tahu bahwa ancamannya akan sia-sia. Amos telah menjelaskan mengapa tidak seorang pun di bumi dapat membuatnya berhenti berbicara​—dan inilah pokok ketiga yang akan kita bahas. Menurut Amos 3:3-8, Amos menggunakan serangkaian pertanyaan dan perumpamaan untuk memperlihatkan bahwa segala sesuatu ada penyebabnya. Lalu, ia membuat penerapannya, ”Ada singa yang mengaum! Siapa yang tidak akan takut? Tuan Yang Berdaulat Yehuwa sendiri telah berfirman! Siapa yang tidak akan bernubuat?” Dengan kata lain, Amos memberi tahu para pendengarnya, ’Sama seperti kalian mau tidak mau akan merasa takut sewaktu mendengar auman singa, aku pun mau tidak mau akan memberitakan firman Allah, karena aku mendengar amanat Yehuwa.’ Rasa takut yang saleh atau rasa hormat yang dalam kepada Yehuwa menggerakkan Amos untuk berbicara dengan berani.

      21. Bagaimana kita menanggapi perintah Allah untuk memberitakan kabar baik?

      21 Kita juga mendengar amanat Yehuwa untuk mengabar. Bagaimana tanggapan kita? Seperti Amos dan seperti para pengikut Yesus masa awal, dengan bantuan Yehuwa kita membicarakan firman-Nya dengan penuh keberanian. (Kisah 4:23-31) Penindasan yang dipicu oleh para penentang ataupun sikap masa bodoh yang diperlihatkan oleh orang-orang yang kita ajak bicara, tidak akan membungkam kita. Dengan kegairahan seperti yang diperlihatkan Amos, Saksi-Saksi Yehuwa sedunia tergerak untuk terus menyatakan kabar baik dengan berani. Kita memiliki tanggung jawab untuk memperingatkan orang-orang tentang penghakiman dari Yehuwa yang akan datang. Apa yang tercakup dalam penghakiman itu? Pertanyaan ini akan dijawab dalam artikel berikut.

  • Penghakiman Yehuwa Akan Menimpa Orang Fasik
    Menara Pengawal—2004 | 15 November
    • Penghakiman Yehuwa Akan Menimpa Orang Fasik

      ”Bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allahmu.”​—AMOS 4:12.

      1, 2. Mengapa kita dapat yakin bahwa Allah akan mengakhiri kefasikan?

      APAKAH Yehuwa akan mengakhiri kefasikan dan penderitaan di bumi ini? Pertanyaan itu sangat tepat untuk diajukan pada awal abad ke-21 ini. Tampaknya, ke mana pun kita menoleh, kita melihat bukti tentang betapa tidak manusiawinya orang-orang memperlakukan sesamanya. Kita sungguh merindukan dunia yang bebas dari kekerasan, terorisme, dan korupsi!

      2 Syukurlah, kita bisa yakin sepenuhnya bahwa Yehuwa akan mengakhiri kefasikan. Sifat-sifat Allah memberi kita jaminan bahwa Ia akan menindak orang fasik. Yehuwa adalah Allah yang adil-benar dan adil. Di Mazmur 33:​5, Firman-Nya memberi tahu kita, ”Ia adalah pencinta keadilbenaran dan keadilan.” Mazmur lainnya mengatakan, ”Jiwa [Yehuwa] pasti membenci siapa pun yang mengasihi kekerasan.” (Mazmur 11:5) Pastilah, Yehuwa, Allah yang Mahakuasa, yang mengasihi keadilbenaran dan keadilan, tidak akan selamanya mentoleransi apa yang Ia benci.

      3. Apa yang akan ditandaskan dalam pembahasan lebih lanjut tentang nubuat Amos?

      3 Perhatikan alasan lain mengapa kita bisa yakin bahwa Yehuwa akan menyingkirkan kefasikan. Riwayat tindakan-Nya pada masa yang silam menjamin hal ini. Beberapa contoh yang mencolok tentang pola tindakan Yehuwa terhadap orang fasik terdapat di buku Amos dalam Alkitab. Pembahasan lebih lanjut tentang nubuat Amos akan menandaskan tiga hal sehubungan dengan penghakiman ilahi. Pertama, penghakiman-Nya selalu pantas dijatuhkan. Kedua, tidak ada yang bisa luput. Dan ketiga, penghakiman-Nya selektif, karena Yehuwa melaksanakan penghakiman atas pelaku kejahatan tetapi mengulurkan belas kasihan kepada orang yang bertobat dan memiliki kecenderungan yang benar.​—Roma 9:17-26.

      Penghakiman Ilahi Selalu Pantas Dijatuhkan

      4. Ke mana Yehuwa mengutus Amos, dan untuk tujuan apa?

      4 Pada zaman Amos, orang Israel telah terbagi menjadi dua kerajaan. Yang satu adalah kerajaan Yehuda dua suku di selatan. Yang satunya lagi, kerajaan Israel sepuluh suku di utara. Yehuwa menugasi Amos untuk melayani sebagai nabi, mengutus dia dari kota asalnya di Yehuda ke Israel. Di sana, Amos akan digunakan Allah untuk mengumumkan penghakiman ilahi.

      5. Amos pertama-tama bernubuat atas bangsa mana saja, dan apa salah satu alasan mengapa mereka pantas dihukum Allah?

      5 Amos tidak mengawali tugasnya dengan menyatakan penghakiman Yehuwa terhadap kerajaan Israel di utara yang suka melawan. Sebaliknya, ia mula-mula menyatakan penghukuman ilahi terhadap enam bangsa yang terdekat. Bangsa-bangsa itu ialah Siria, Filistia, Tirus, Edom, Ammon, dan Moab. Tetapi, apakah mereka benar-benar pantas dihukum Allah? Tentu saja. Salah satu alasannya adalah bahwa mereka itu musuh bebuyutan umat Allah.

      6. Mengapa Allah akan menimpakan malapetaka ke atas Siria, Filistia, dan Tirus?

      6 Contohnya, Yehuwa menghukum orang Siria ”karena mereka mengirik Gilead”. (Amos 1:3) Orang Siria merebut sebagian wilayah Gilead—daerah milik Israel di sebelah timur Sungai Yordan—dan membuat umat Allah di sana sangat sengsara. Bagaimana dengan Filistia dan Tirus? Orang Filistia bersalah karena membawa orang Israel sebagai orang buangan, atau tawanan, dan menjual mereka kepada orang Edom, dan sebagian orang Israel dikuasai orang Tirus yang memperdagangkan budak. (Amos 1:6, 9) Bayangkan​—menjual umat Allah sebagai budak! Tidak mengherankan jika Yehuwa akan menimpakan malapetaka ke atas Siria, Filistia, dan Tirus.

      7. Apa persamaan Edom, Ammon, dan Moab dengan Israel, tetapi bagaimana mereka memperlakukan bangsa Israel?

      7 Edom, Ammon, dan Moab, masing-masing memiliki satu persamaan dengan Israel. Ketiga bangsa ini masih berkerabat dengan bangsa Israel. Bangsa Edom adalah keturunan Abraham melalui saudara kembar Yakub, Esau. Jadi, dapat dikatakan bahwa mereka bersaudara dengan Israel. Bangsa Ammon dan Moab adalah keturunan Lot, kemenakan Abraham. Tetapi, apakah Edom, Ammon, dan Moab memperlakukan kerabat mereka, orang Israel, layaknya seorang saudara? Sama sekali tidak! Edom tanpa belas kasihan menggunakan pedang terhadap ”saudaranya sendiri”, dan orang Ammon memperlakukan orang Israel, tawanan mereka, dengan sadis. (Amos 1:11, 13) Meskipun Amos tidak secara langsung menyebutkan perlakuan buruk Moab terhadap umat Allah, bangsa Moab telah lama dikenal sebagai penentang Israel. Ketiga bangsa yang masih berkerabat itu akan mendapat hukuman berat. Yehuwa akan membinasakan mereka dengan api.

      Tidak Ada yang Bisa Luput dari Penghakiman Ilahi

      8. Mengapa keenam bangsa tetangga Israel itu tidak bisa luput dari penghakiman oleh Allah?

      8 Jelaslah, keenam bangsa yang dinyatakan pada awal nubuat Amos pantas menerima penghukuman ilahi. Selain itu, mereka tidak akan bisa luput. Mulai Amos pasal 1, ayat 3, sampai pasal 2, ayat 1, sebanyak enam kali Yehuwa berfirman, ”Aku tidak akan menarik kembali keputusanku.” Sesuai dengan firman-Nya, Ia tidak menarik kembali tangan-Nya untuk menghukum mereka. Catatan sejarah membuktikan bahwa mereka masing-masing belakangan mengalami malapetaka. Malah, paling sedikit empat di antaranya—Filistia, Moab, Ammon, dan Edom—akhirnya lenyap!

      9. Penduduk Yehuda pantas menerima apa, dan mengapa?

      9 Setelah itu, nubuat Amos dipusatkan pada bangsa ketujuh​—kampung halamannya sendiri, Yehuda. Orang-orang yang mendengarkannya di kerajaan Israel di utara mungkin heran mendengar Amos mengumumkan penghakiman atas kerajaan Yehuda. Mengapa penduduk Yehuda pantas dihukum? ”Karena mereka menolak hukum Yehuwa,” kata Amos 2:4. Yehuwa tidak memandang sepele tindakan mereka yang sengaja mengabaikan Hukum-Nya. Menurut Amos 2:5, Ia menubuatkan, ”Aku akan mengirimkan api ke Yehuda, dan itu akan melalap menara-menara tempat tinggal Yerusalem.”

      10. Mengapa Yehuda tidak bisa luput dari celaka?

      10 Yehuda yang tidak setia tidak bisa luput dari celaka yang akan datang itu. Untuk ketujuh kalinya Yehuwa berfirman, ”Aku tidak akan menarik kembali keputusanku.” (Amos 2:4) Yehuda mengalami hukuman yang telah dinubuatkan itu sewaktu orang Babilonia membinasakannya pada tahun 607 SM. Sekali lagi kita melihat bahwa bagi orang fasik, tidak ada yang bisa luput dari penghakiman ilahi.

      11-13. Nubuat Amos terutama ditujukan kepada bangsa mana, dan penindasan macam apa yang berlangsung di sana?

      11 Amos sang nabi baru saja menyatakan penghakiman Yehuwa atas tujuh bangsa. Akan tetapi, barang siapa yang menyangka bahwa ia telah selesai bernubuat, mereka keliru. Amos sama sekali belum selesai! Tugas utama Amos ialah mengumumkan berita penghakiman yang keras terhadap kerajaan Israel di utara. Dan, Israel pantas menerima penghukuman ilahi karena kebusukan moral dan rohani bangsa itu sudah sangat parah.

      12 Dengan menyampaikan nubuat, Amos membeberkan penindasan yang sudah umum terjadi di kerajaan Israel. Mengenai hal ini, Amos 2:6, 7 berbunyi, ”Inilah firman Yehuwa, ’Karena tiga pemberontakan Israel, dan karena empat, aku tidak akan menarik kembali keputusanku, karena mereka menjual orang yang adil-benar untuk perak semata, dan orang yang miskin seharga sepasang kasut. Mereka ingin sekali agar debu tanah ada di atas kepala orang-orang kecil; dan jalan orang-orang yang lembut hati mereka kesampingkan.’”

      13 Orang adil-benar dijual ”untuk perak semata”, mungkin berarti bahwa para hakim yang menerima perak sebagai suap menjatuhkan hukuman ke atas orang yang tidak bersalah. Para rentenir menjual orang miskin sebagai budak seharga ”sepasang kasut”, mungkin hanya untuk membayar utangnya yang tidak seberapa. Orang-orang yang tidak berperasaan ”ingin sekali” merendahkan ”orang-orang kecil” sedemikian rupa sehingga orang-orang miskin ini akan menghamburkan debu ke atas kepala mereka, sebagai tanda keadaan susah, berkabung, atau direndahkan. Korupsi begitu merajalela sehingga mustahil bagi ”orang-orang yang lembut hati” untuk mendapatkan keadilan.

      14. Siapa yang diperlakukan dengan buruk di kerajaan Israel sepuluh suku?

      14 Perhatikan siapa yang diperlakukan dengan buruk. Mereka adalah orang yang adil-benar, miskin, kecil, dan lembut hati di negeri itu. Perjanjian Hukum Yehuwa dengan Israel menuntut agar keibaan hati diperlihatkan kepada kaum yang lemah dan berkekurangan. Akan tetapi, penderitaan orang-orang di wilayah kerajaan Israel sepuluh suku sudah tak terkatakan lagi.

      ”Bersiap-siaplah untuk Bertemu dengan Allahmu”

      15, 16. (a) Mengapa orang Israel diperingatkan, ”Bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allahmu”? (b) Bagaimana Amos 9:1, 2 memperlihatkan bahwa orang fasik tidak bisa mengelak dari penghakiman ilahi? (c) Apa yang terjadi dengan kerajaan Israel sepuluh suku pada tahun 740 SM?

      15 Karena amoralitas dan dosa lainnya merajalela di Israel, sungguh beralasan apabila nabi Amos memperingatkan bangsa pemberontak itu, ”Bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allahmu.” (Amos 4:12) Orang Israel yang tidak setia tidak bisa luput dari pelaksanaan penghakiman ilahi yang akan segera terjadi karena untuk yang kedelapan kalinya, Yehuwa menyatakan, ”Aku tidak akan menarik kembali keputusanku.” (Amos 2:6) Mengenai orang fasik yang mungkin mencoba bersembunyi, Allah berfirman, ’Tidak seorang pun dari mereka yang melarikan diri akan berhasil dalam pelariannya, dan tidak seorang pun dari mereka yang meluputkan diri akan dapat lolos. Jika mereka menggali sampai ke Syeol, dari sana tanganku sendiri akan mengambil mereka; dan jika mereka naik ke langit, dari sana aku akan membawa mereka turun.’​—Amos 9:1, 2.

      16 Orang fasik tidak bisa mengelak dari penghakiman Yehuwa sekalipun mereka menggali ”sampai ke Syeol”, yang secara kiasan memaksudkan upaya untuk bersembunyi di bagian bumi yang paling dalam. Mereka pun tidak bisa luput dari penghakiman ilahi dengan ”naik ke langit”, yaitu mencari perlindungan di gunung-gunung yang tinggi. Peringatan Yehuwa jelas: Tidak ada tempat persembunyian yang tak terjangkau oleh-Nya. Standar keadilan Allah menuntut agar kerajaan Israel mempertanggungjawabkan perbuatannya yang fasik. Dan, itulah yang terjadi. Pada tahun 740 SM​—sekitar 60 tahun setelah Amos mencatat nubuatnya​—kerajaan Israel jatuh ke tangan orang Asiria, para penakluk.

      Penghakiman Ilahi Itu Selektif

      17, 18. Apa yang disingkapkan Amos pasal 9 mengenai belas kasihan Allah?

      17 Nubuat Amos telah membantu kita memahami bahwa penghakiman ilahi selalu pantas dijatuhkan dan bahwa tidak ada yang bisa luput darinya. Tetapi, buku Amos juga menunjukkan bahwa penghakiman dari Yehuwa itu selektif. Allah dapat menemukan orang fasik dan melaksanakan penghakiman ke atas mereka di mana pun mereka bersembunyi. Ia juga dapat menemukan orang-orang yang bertobat dan lurus hati—mereka yang Ia anggap layak mendapat belas kasihan. Hal ini dengan indah ditonjolkan dalam pasal terakhir buku Amos.

      18 Menurut Amos pasal 9, ayat 8, Yehuwa berfirman, ”Aku tidak akan memusnahkan sepenuhnya keturunan Yakub.” Menurut ayat 13 sampai 15, Yehuwa berjanji bahwa Ia akan ’mengumpulkan kembali orang-orang dari umat-Nya yang tertawan’. Mereka akan mendapat belas kasihan dan menikmati keamanan serta kemakmuran. ”Pembajak akan menyusul pemanen,” janji Yehuwa. Bayangkan​—panenan yang begitu limpahnya sampai-sampai ada bagian yang belum sempat dikumpulkan ketika tiba waktu berikutnya untuk membajak dan menabur benih!

      19. Apa yang terjadi atas suatu sisa orang Israel dan Yehuda?

      19 Dapat dikatakan bahwa penghakiman Yehuwa atas orang-orang fasik di Yehuda maupun di Israel bersifat selektif karena orang-orang yang bertobat dan yang memiliki kecenderungan yang benar mendapat belas kasihan. Sebagai penggenapan janji pemulihan yang dicatat di Amos pasal 9, suatu sisa orang Israel dan Yehuda yang telah bertobat pulang dari penawanan Babilon pada tahun 537 SM. Setibanya mereka di tanah air tercinta, mereka memulihkan ibadat yang murni. Dalam keadaan aman, mereka juga membangun kembali rumah serta kebun anggur dan kebun lainnya.

      Penghukuman dari Yehuwa Akan Tiba!

      20. Pembahasan tentang berita penghakiman yang dinyatakan Amos hendaknya meyakinkan kita akan hal apa?

      20 Pembahasan kita tentang berita penghakiman ilahi yang dinyatakan oleh Amos hendaknya meyakinkan kita bahwa Yehuwa akan mengakhiri kefasikan pada zaman kita. Mengapa kita dapat mempercayai hal ini? Pertama, contoh-contoh tentang cara Yehuwa menindak orang fasik pada masa lalu menunjukkan bagaimana Ia akan bertindak pada zaman kita. Kedua, pelaksanaan penghakiman ilahi atas kerajaan Israel yang murtad memberikan kepastian bahwa Allah akan mendatangkan kebinasaan ke atas Susunan Kristen, bagian yang paling tercela dari ”Babilon Besar”, imperium agama palsu sedunia.​—Penyingkapan 18:2.

      21. Mengapa Susunan Kristen pantas menerima penghukuman dari Allah?

      21 Tidak ada keraguan bahwa Susunan Kristen memang pantas menerima penghakiman ilahi. Keadaan agama dan moralnya yang sangat parah tidak dapat disangkal lagi. Penghakiman Yehuwa atas Susunan Kristen​—dan selebihnya dari dunia Setan​—pantas dijatuhkan. Mereka juga tidak mungkin luput, karena sewaktu Yehuwa datang untuk melaksanakan penghakiman, kata-kata di Amos pasal 9, ayat 1, akan berlaku, ”Tidak seorang pun dari mereka akan dapat melarikan diri akan berhasil dalam pelariannya, dan tidak seorang pun dari mereka yang meluputkan diri akan dapat lolos.” Ya, tidak soal di mana orang fasik bersembunyi, Yehuwa akan menemukan mereka.

      22. Pokok apa saja mengenai penghakiman ilahi yang diperjelas di 2 Tesalonika 1:6-8?

      22 Penghakiman ilahi selalu pantas dijatuhkan, tidak ada yang bisa luput darinya, dan sifatnya selektif. Hal ini dapat terlihat dari kata-kata rasul Paulus, ”Memang adil-benar di pihak Allah untuk membalaskan kesengsaraan kepada mereka yang menimbulkan kesengsaraan atasmu, tetapi, memberikan kelegaan kepada kamu yang menderita kesengsaraan, bersama kami, pada waktu Tuan Yesus disingkapkan dari surga bersama malaikat-malaikatnya yang penuh kuasa dalam api yang menyala, pada waktu ia melakukan pembalasan atas orang-orang yang tidak mengenal Allah dan yang tidak menaati kabar baik tentang Tuan kita, Yesus.” (2 Tesalonika 1:6-8) ”Memang adil-benar di pihak Allah” untuk membalas orang-orang yang pantas menerima hukuman karena telah menyengsarakan orang-orang terurap-Nya. Tidak ada yang bisa luput dari penghakiman itu, karena orang fasik tidak akan lolos ’pada waktu Yesus disingkapkan bersama malaikat-malaikatnya yang penuh kuasa dalam api yang menyala’. Penghakiman ilahi juga akan bersifat selektif karena Yesus akan mendatangkan pembalasan ke ”atas orang-orang yang tidak mengenal Allah dan yang tidak menaati kabar baik”. Dan, pelaksanaan penghakiman ilahi akan menghibur orang-orang saleh yang menderita kesengsaraan.

      Harapan bagi Orang yang Lurus Hati

      23. Harapan dan penghiburan apa dapat kita peroleh dari buku Amos?

      23 Nubuat Amos berisi berita yang menakjubkan tentang harapan dan penghiburan bagi orang-orang yang memiliki kecenderungan yang benar. Sebagaimana dinubuatkan dalam buku Amos, Yehuwa tidak memusnahkan umat-Nya secara menyeluruh pada zaman dahulu. Ia akhirnya mengumpulkan kembali orang Israel dan Yehuda yang ditawan, memulangkan mereka ke tanah air mereka dan memberkati mereka dengan keamanan dan kemakmuran yang limpah. Apa makna hal itu untuk zaman kita? Hal itu meyakinkan kita bahwa sewaktu penghakiman ilahi dilaksanakan, Yehuwa akan menemukan orang-orang fasik di mana pun mereka bersembunyi dan akan mencari orang-orang yang Ia anggap pantas menerima belas kasihan-Nya, tidak soal di mana pun mereka tinggal di bumi ini.

      24. Dengan cara apa saja hamba-hamba Yehuwa zaman modern telah diberkati?

      24 Sementara kita menantikan pelaksanaan penghakiman Yehuwa atas orang fasik, apa yang kita nikmati sebagai hamba-hamba-Nya yang setia? Ya, Yehuwa sedang memberkati kita dengan kemakmuran rohani yang berlimpah ruah! Kita menikmati bentuk ibadat yang bebas dari dusta dan penyimpangan yang berasal dari ajaran palsu Susunan Kristen. Yehuwa juga memberkati kita dengan makanan rohani yang limpah. Namun, ingatlah bahwa seiring dengan berkat-berkat Yehuwa yang limpah ini, kita memiliki tanggung jawab yang besar pula. Allah mengharapkan kita untuk memperingatkan orang lain mengenai penghakiman yang akan datang ini. Kita sangat ingin berbuat sebisa-bisanya untuk menemukan orang-orang yang ”memiliki kecenderungan yang benar untuk kehidupan abadi”. (Kisah 13:48) Ya, kita sangat ingin membantu sebanyak mungkin orang untuk turut menikmati kemakmuran rohani yang kita nikmati sekarang. Dan, kita ingin mereka selamat dari penghakiman ilahi yang akan segera dilaksanakan atas orang fasik. Tentu saja, agar dapat menikmati berkat-berkat ini, kita harus memiliki keadaan hati yang patut. Sebagaimana yang akan kita lihat dalam artikel berikut, hal ini juga ditandaskan dalam nubuat Amos.

  • Carilah Yehuwa, sang Pemeriksa Hati
    Menara Pengawal—2004 | 15 November
    • Carilah Yehuwa, sang Pemeriksa Hati

      ”Carilah aku, dan tetaplah hidup.”​—AMOS 5:4.

      1, 2. Apa artinya sewaktu Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa ’melihat hati’?

      ALLAH YEHUWA memberi tahu nabi Samuel, ”Manusia melihat apa yang tampak di mata; tetapi Yehuwa, ia melihat bagaimana hatinya.” (1 Samuel 16:7) Bagaimana Yehuwa ’melihat hati’?

      2 Di dalam Alkitab, hati sering digunakan untuk menggambarkan batin seseorang​—hasratnya, pikirannya, emosinya, dan kasihnya. Jadi, sewaktu Alkitab mengatakan bahwa Allah melihat hati, hal ini berarti Ia tidak sekadar memperhatikan penampilan lahiriah tetapi memusatkan perhatian-Nya pada apa yang sebenarnya ada dalam batin seseorang.

      Allah Memeriksa Israel

      3, 4. Menurut Amos 6:4-6, seperti apa kondisi di kerajaan Israel sepuluh suku?

      3 Sewaktu sang Pemeriksa hati mengamati kerajaan Israel sepuluh suku pada zaman Amos, apa yang Ia lihat? Amos 6:4-6 berbicara tentang orang-orang yang ”berbaring di atas pembaringan gading dan duduk telentang di atas dipan”. Mereka sedang ”makan domba jantan dari kawanan dan lembu jantan muda dari antara anak-anak lembu yang digemukkan”. Orang-orang itu telah ”merancang bagi mereka alat-alat untuk nyanyian” dan ”minum dari mangkuk-mangkuk anggur”.

      4 Secara sekilas, hal ini tampak seperti suatu pemandangan yang menyenangkan. Dalam kenyamanan rumah mereka yang mewah, orang kaya menikmati makanan serta minuman yang terbaik dan dihibur dengan alat-alat musik yang terbaik. Mereka juga memiliki ”pembaringan gading”. Para arkeolog telah menemukan gading-gading yang diukir dengan sangat indah di Samaria, ibu kota kerajaan Israel. (1 Raja 10:22) Kemungkinan besar, kebanyakan gading ini dahulu dilekatkan pada perabot atau bahkan menghiasi panel-panel dinding.

      5. Mengapa Allah tidak senang kepada orang Israel pada zaman Amos?

      5 Apakah Allah Yehuwa tidak senang kalau orang Israel hidup nyaman, menikmati makanan yang lezat, minum anggur yang bermutu, dan mendengarkan musik yang indah? Tentu saja tidak demikian! Lagi pula, Dia menyediakan hal-hal itu dengan limpah untuk kesenangan manusia. (1 Timotius 6:17) Yang membuat Yehuwa tidak senang ialah hasrat mereka yang salah, keadaan hati mereka yang fasik, sikap mereka yang tidak menghormati Allah, dan tidak adanya kasih mereka kepada sesama orang Israel.

      6. Bagaimana kondisi rohani bangsa Israel pada zaman Amos?

      6 Orang-orang yang ’duduk telentang di atas dipan, makan domba jantan dari kawanan, minum anggur, dan merancang alat-alat untuk nyanyian’ akan terkejut. Kepada mereka diajukan pertanyaan, ”Apakah kamu membuang hari malapetaka dari ingatanmu?” Mereka semestinya merasa sangat susah hati karena keadaan-keadaan di Israel, tetapi mereka ”tidak merasa sakit pada waktu Yusuf mengalami malapetaka yang hebat”. (Amos 6:3-6) Meskipun bangsa itu menikmati kemakmuran ekonomi, Allah melihat bahwa Yusuf​—atau Israel—berada dalam kondisi rohani yang tragis. Namun, bangsa itu terus saja menjalankan kegiatan mereka sehari-hari dengan sikap masa bodoh. Banyak orang dewasa ini memiliki sikap yang serupa. Mereka mungkin mengakui bahwa kita hidup pada masa yang sulit, tetapi selama mereka secara pribadi tidak terkena dampaknya, mereka tidak peduli dengan kesengsaraan orang lain dan tidak berminat pada hal-hal rohani.

      Israel​—Bangsa yang Bobrok

      7. Apa yang akan terjadi jika umat Israel tidak menggubris peringatan ilahi?

      7 Buku Amos menggambarkan tentang sebuah bangsa yang bobrok, meskipun secara lahiriah tampak makmur. Karena mereka tidak menggubris peringatan ilahi dan tidak mengoreksi sudut pandangan mereka, Yehuwa tidak akan melindungi mereka dari musuh-musuh. Bangsa Asiria akan merenggut mereka dari pembaringan gading yang indah dan menyeret mereka sebagai tawanan. Hilang sudah kehidupan yang nyaman!

      8. Bagaimana keadaan rohani bangsa Israel sampai memburuk?

      8 Bagaimana bangsa Israel sampai mengalami kondisi semacam ini? Keadaan ini mulai berkembang pada tahun 997 SM, ketika Raja Salomo digantikan oleh Rehoboam putranya dan sepuluh suku Israel memisahkan diri dari suku Yehuda dan Benyamin. Raja pertama atas kerajaan Israel sepuluh suku ialah Yeroboam I, ”putra Nebat”. (1 Raja 11:26) Yeroboam meyakinkan rakyat di daerah kekuasaannya bahwa terlalu repot bagi mereka untuk mengadakan perjalanan ke Yerusalem guna beribadat kepada Yehuwa. Akan tetapi, ia tidak benar-benar memedulikan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, ia sedang mencoba melindungi kepentingannya sendiri. (1 Raja 12:26) Yeroboam takut jika orang Israel terus pergi ke bait di Yerusalem guna merayakan festival tahunan untuk menghormati Yehuwa, mereka akhirnya akan kembali setia kepada kerajaan Yehuda. Untuk mencegah hal ini, Yeroboam mendirikan dua anak lembu emas, satu di Betel dan satu lagi di Dan. Demikianlah penyembahan anak lembu menjadi agama Negara di kerajaan Israel.​—2 Tawarikh 11:13-15.

      9, 10. (a) Upacara keagamaan apa saja yang diselenggarakan oleh Raja Yeroboam I? (b) Bagaimana pandangan Allah terhadap perayaan yang diadakan di Israel pada zaman Raja Yeroboam II?

      9 Yeroboam berupaya membuat agama baru ini tampak asli. Ia menyelenggarakan hari-hari raya keagamaan yang mirip dengan perayaan yang diadakan di Yerusalem. Di 1 Raja 12:32, kita membaca, ”Yeroboam membuat perayaan pada bulan kedelapan pada hari kelima belas dari bulan itu, seperti perayaan di Yehuda, agar ia dapat memberikan persembahan di atas mezbah yang telah dibuatnya di Betel.”

      10 Yehuwa tidak pernah memperkenan perayaan agama palsu itu. Lebih dari seabad kemudian, Ia memperjelas hal tersebut melalui Amos pada masa pemerintahan Yeroboam II, yang menjadi raja atas kerajaan Israel sepuluh suku sekitar tahun 844 SM. (Amos 1:1) Menurut Amos 5:21-24, Allah berfirman, ”Aku membenci, aku telah menolak perayaan-perayaanmu, dan aku tidak akan menikmati bau pertemuan-pertemuanmu yang khidmat. Sekalipun apabila kamu sekalian mempersembahkan kepadaku persembahan bakaran yang utuh, bahkan akan persembahan pemberianmu aku tidak merasa senang, dan korban persekutuanmu berupa binatang muda yang digemukkan tidak akan kupandang. Singkirkan dariku nyanyian-nyanyianmu yang ricuh; dan suara merdu alat musikmu yang bersenar, jangan sampai kudengar. Tetapi biarlah keadilan keluar bergulung-gulung seperti air, dan keadilbenaran seperti aliran deras yang senantiasa mengalir.”

      Kesejajarannya dengan Sekarang

      11, 12. Apa saja kesejajaran antara ibadat di Israel zaman dahulu dan ibadat Susunan Kristen?

      11 Jelaslah, Yehuwa memeriksa hati orang-orang yang ikut serta dalam perayaan-perayaan di Israel dan menolak upacara dan persembahan mereka. Demikian pula dewasa ini, Allah menolak perayaan-perayaan kafir Susunan Kristen, seperti Natal dan Paskah (Easter). Bagi para penyembah Yehuwa, keadilbenaran tidak mungkin bersekutu dengan pelanggaran hukum, dan terang tidak mungkin bersatu dengan kegelapan.​—2 Korintus 6:14-16.

      12 Ada kesejajaran lain antara ibadat para penyembah anak lembu di Israel dan ibadat Susunan Kristen. Meskipun sebagian orang yang mengaku Kristen menerima kebenaran dari Firman Allah, ibadat Susunan Kristen itu sendiri tidak dimotivasi oleh kasih yang murni kepada Allah. Jika dimotivasi oleh kasih, Susunan Kristen tentunya akan bertekad untuk menyembah Yehuwa ”dengan roh dan kebenaran” karena ibadat seperti itulah yang menyenangkan Allah. (Yohanes 4:24) Lagipula, Susunan Kristen tidak ’membiarkan keadilan keluar bergulung-gulung seperti air, dan keadilbenaran seperti aliran deras yang senantiasa mengalir’. Sebaliknya, ia selalu mengencerkan tuntutan moral Allah. Ia mentoleransi percabulan serta dosa-dosa bejat lain dan bahkan memberkati perkawinan kaum homoseks!

      ”Kasihilah Apa yang Baik”

      13. Mengapa kita perlu menyelaraskan diri dengan kata-kata di Amos 5:15?

      13 Bagi semua orang yang sangat ingin menyembah Yehuwa dengan cara yang diperkenan, Ia mengatakan, ”Bencilah apa yang buruk, dan kasihilah apa yang baik.” (Amos 5:15) Kasih dan benci adalah emosi-emosi kuat yang muncul dari hati. Karena hati itu licik, kita harus berjuang sekuat tenaga untuk menjaganya. (Amsal 4:23; Yeremia 17:9) Jika kita membiarkan hati mengembangkan hasrat yang salah, kita mungkin akan mulai mengasihi apa yang buruk dan membenci apa yang baik. Dan, jika kita menuruti hasrat yang salah itu dengan mempraktekkan dosa, semangat sebesar apa pun dalam dinas tidak ada gunanya, karena Allah tidak akan memperkenan kita. Oleh karena itu, kita hendaknya memohon bantuan Allah untuk ’membenci apa yang buruk dan mengasihi apa yang baik’.

      14, 15. (a) Di Israel, siapa saja yang melakukan hal-hal yang baik, tetapi beberapa dari mereka menerima perlakuan apa? (b) Bagaimana kita dapat membesarkan hati orang-orang yang berada dalam dinas sepenuh waktu dewasa ini?

      14 Tidak semua orang Israel melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa. Contohnya, Hosea dan Amos ’mengasihi apa yang baik’ dan melayani Allah dengan setia sebagai nabi. Ada juga yang berikrar sebagai orang Nazir. Selama masa Kenazirannya, mereka berpantang dari hasil tanaman anggur, khususnya anggur yang difermentasi. (Bilangan 6:1-4) Bagaimana orang Israel lainnya memandang haluan rela berkorban dari orang-orang yang telah melakukan hal-hal baik itu? Jawabannya yang mengejutkan menyingkapkan betapa parahnya kebobrokan rohani bangsa itu. Amos 2:12 mengatakan, ”Kamu terus memberi orang-orang Nazir anggur untuk diminum, dan atas nabi-nabi kamu menetapkan perintah, demikian, ’Kamu tidak boleh bernubuat.’”

      15 Sewaktu melihat teladan kesetiaan orang Nazir dan para nabi, orang-orang Israel itu seharusnya merasa malu dan seharusnya tergugah untuk berubah. Sebaliknya, mereka malah dengan tidak pengasih berupaya melemahkan tekad orang-orang yang loyal itu agar tidak memuliakan Allah. Semoga kita tidak pernah mendesak rekan-rekan Kristen yang adalah perintis, utusan injil, pengawas keliling, atau anggota keluarga Betel untuk berhenti dari dinas sepenuh waktu mereka hanya supaya kembali menjalani apa yang disebut kehidupan normal. Sebaliknya, mari kita anjurkan mereka untuk terus melayani dalam dinas mereka!

      16. Mengapa kondisi rohani orang Israel pada zaman Musa lebih baik ketimbang pada zaman Amos?

      16 Walaupun banyak orang Israel pada zaman Amos menikmati kepuasan hidup secara materi, mereka ”tidak kaya terhadap Allah”. (Lukas 12:13-21) Bapak leluhur mereka hanya makan manna di padang belantara selama 40 tahun. Mereka tidak berpesta menyantap lembu tambun atau duduk-duduk santai di pembaringan gading. Akan tetapi, Musa dengan tepat memberi tahu mereka, ”Yehuwa, Allahmu, telah memberkati engkau dalam setiap perbuatan tanganmu. . . . Selama empat puluh tahun ini Yehuwa, Allahmu, telah menyertai engkau. Engkau tidak kekurangan apa pun.” (Ulangan 2:7) Ya, selama di padang belantara, orang Israel selalu mendapatkan apa yang benar-benar mereka butuhkan. Di atas segalanya, mereka menikmati kasih, perlindungan, dan berkat Allah!

      17. Mengapa Yehuwa membawa orang Israel masa awal memasuki Tanah Perjanjian?

      17 Yehuwa mengingatkan orang-orang yang sezaman dengan Amos bahwa Ia telah membawa nenek moyang mereka ke Tanah Perjanjian dan telah menolong mereka memusnahkan semua musuh mereka. (Amos 2:9, 10) Tetapi, mengapa Allah membawa orang Israel masa awal itu keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian? Apakah maksudnya supaya mereka dapat hidup bersantai-santai dalam kemewahan dan menolak Pencipta mereka? Tidak! Sebaliknya, Ia melakukan hal itu agar mereka dapat menyembah-Nya sebagai umat yang merdeka dan bersih secara rohani. Tetapi, penduduk kerajaan Israel sepuluh suku tidak membenci apa yang buruk dan tidak mengasihi apa yang baik. Sebaliknya, mereka memuliakan patung-patung ukiran, bukannya Allah Yehuwa. Sungguh memalukan!

      Yehuwa Mengadakan Perhitungan

      18. Mengapa Yehuwa telah membebaskan kita secara rohani?

      18 Allah tidak mengabaikan ulah orang Israel yang mendatangkan aib itu. Ia menyatakan sikap-Nya dengan sangat jelas ketika Ia mengatakan, ”Aku akan mengadakan perhitungan denganmu untuk semua kesalahanmu.” (Amos 3:2) Kata-kata itu hendaknya menggugah kita untuk merenungkan pembebasan kita sendiri dari perbudakan Mesir modern, sistem fasik sekarang ini. Yehuwa telah membebaskan kita secara rohani bukan supaya kita dapat mengejar tujuan-tujuan yang mementingkan diri. Sebaliknya, Ia telah melakukan hal ini supaya kita dapat memberi-Nya pujian yang sepenuh hati sebagai umat merdeka yang mempraktekkan ibadat yang bersih. Dan, kita semua akan memberikan pertanggungjawaban mengenai cara kita menggunakan kemerdekaan yang telah Allah berikan.—Roma 14:12.

      19. Menurut Amos 4:4, 5, kebanyakan orang Israel mengasihi apa?

      19 Sungguh menyedihkan, berita penuh kuasa yang Amos sampaikan tidak digubris oleh kebanyakan penduduk Israel. Sang nabi membeberkan kondisi hati mereka yang sakit secara rohani melalui kata-kata yang dicatat di Amos 4:4, 5, ”Kamu sekalian, datanglah ke Betel dan lakukan pelanggaran. Di Gilgal, seringlah lakukan pelanggaran, . . . sebab itulah cara kamu mengasihi, hai, putra-putra Israel.” Orang Israel tidak memperkembangkan hasrat yang patut. Mereka tidak menjaga hati mereka. Akibatnya, sebagian besar dari mereka telah mulai mengasihi apa yang buruk dan membenci apa yang baik. Para penyembah anak lembu yang keras kepala itu tidak mau berubah. Yehuwa akan mengadakan perhitungan, dan mereka harus mati dalam dosa-dosa mereka!

      20. Bagaimana seseorang dapat menempuh haluan yang selaras dengan Amos 5:4?

      20 Pastilah tidak mudah bagi siapa pun yang tinggal di Israel pada masa itu untuk tetap setia kepada Yehuwa. Memang sulit untuk melawan arus, seperti yang pasti sangat dipahami oleh orang Kristen dewasa ini, baik tua maupun muda. Namun, kasih kepada Allah dan hasrat untuk menyenangkan Dia telah memotivasi sebagian orang Israel untuk mempraktekkan ibadat sejati. Yehuwa mengulurkan kepada mereka undangan yang hangat, yang dicatat di Amos 5:4, ”Carilah aku, dan tetaplah hidup.” Dewasa ini, Allah dengan cara serupa memperlihatkan belas kasihan kepada orang-orang yang bertobat dan yang mencari Dia dengan memperoleh pengetahuan yang saksama tentang Firman-Nya lalu melakukan kehendak-Nya. Tidaklah mudah untuk mengejar haluan ini, tetapi hal itu menuntun kepada kehidupan abadi.—Yohanes 17:3.

      Kemakmuran di tengah-tengah Bala Kelaparan Rohani

      21. Bala kelaparan apa menimpa orang-orang yang tidak mempraktekkan ibadat sejati?

      21 Apa yang bakal menimpa orang-orang yang tidak mendukung ibadat sejati? Bala kelaparan yang terburuk—bala kelaparan rohani! ”Akan datang masanya,” kata Tuan Yang Berdaulat Yehuwa, ”bahwa aku akan mengirimkan bala kelaparan ke negeri itu, bala kelaparan, bukan akan roti, dan rasa haus, bukan akan air, tetapi untuk mendengar firman Yehuwa.” (Amos 8:11) Susunan Kristen sedang terpuruk dalam kelaparan rohani semacam itu. Tetapi, orang-orang yang berhati jujur dalam Susunan Kristen dapat melihat kemakmuran rohani umat Allah dan mereka berbondong-bondong pergi ke organisasi Yehuwa. Kekontrasan antara keadaan di dalam Susunan Kristen dan di antara orang-orang Kristen sejati dengan cocok diperlihatkan dalam firman Yehuwa, ”Lihat! Hamba-hambaku akan makan, tetapi kamu akan kelaparan. Lihat! Hamba-hambaku akan minum, tetapi kamu akan kehausan. Lihat! Hamba-hambaku akan bersukacita, tetapi kamu akan menderita malu.”—Yesaya 65:13.

      22. Mengapa kita memiliki alasan untuk bersukacita?

      22 Sebagai hamba-hamba Yehuwa, apakah kita secara pribadi menghargai persediaan dan berkat rohani yang kita peroleh? Sewaktu kita mempelajari Alkitab serta publikasi Kristen dan menghadiri perhimpunan serta kebaktian-kebaktian, kita benar-benar ingin bersorak dengan sukacita karena keadaan hati kita yang baik. Kita bersukacita karena memiliki pemahaman yang jelas tentang Firman Allah, termasuk nubuat Amos yang terilham.

      23. Apa saja yang dinikmati oleh orang-orang yang memuliakan Allah?

      23 Bagi semua orang yang mengasihi Allah dan yang ingin memuliakan Dia, nubuat Amos berisi berita harapan. Tidak soal bagaimana keadaan ekonomi kita atau pencobaan apa saja yang harus kita hadapi dalam dunia yang sarat masalah ini, kita yang mengasihi Allah sedang menikmati berkat ilahi dan makanan rohani yang terbaik. (Amsal 10:22; Matius 24:45-47) Oleh karena itu, marilah kita tujukan segala kemuliaan kepada Allah, yang menyediakan segala sesuatu dengan limpah demi kita. Jadi, semoga kita bertekad untuk memberi-Nya pujian yang sepenuh hati selama-lamanya. Itulah hak istimewa kita yang penuh sukacita jika kita mencari Yehuwa, sang Pemeriksa hati.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan