PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Minyak
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
    • Penggunaan dan Makna secara Keagamaan. Yehuwa memerintahkan Musa untuk meracik ”minyak pengurapan yang kudus” yang terdiri dari minyak zaitun dan bahan-bahan lain. Musa menggunakannya untuk mengurapi tabernakel, tabut kesaksian, berbagai perkakas tempat suci, dan perabotnya. Selain itu, Musa menggunakannya untuk mengurapi Harun dan putra-putranya dan untuk menyucikan mereka sebagai imam-imam bagi Yehuwa. (Kel 30:22-33; Im 8:10-12) Raja diurapi dengan minyak; misalnya ketika mengurapi Saul, Samuel ”mengambil buli-buli minyak dan mencurahkannya ke atas kepala Saul”. (1Sam 10:1) Tanduk berisi minyak digunakan sewaktu Salomo diurapi.—1Raj 1:39.

  • Minyak Rempah dan Wewangian
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
    • Minyak Pengurapan Kudus dan Dupa. Minyak rempah yang pertama kali disebutkan dalam Alkitab ialah minyak pengurapan kudus yang digunakan untuk menyucikan barang-barang yang dibaktikan di tabernakel serta para imam. (Kel 30:25-30) Minyak khusus ini tidak boleh digunakan untuk keperluan pribadi; jika dilanggar, sanksinya adalah hukuman mati. Hukum tersebut memperlihatkan kesucian yang berkaitan dengan tabernakel dan personelnya.—Kel 30:31-33.

      Yehuwa memberi Musa resep minyak pengurapan kudus itu. Hanya ”wewangian yang terbaik” yang boleh digunakan: mur, kayu manis yang harum, akar jerangau wangi, lawang, serta minyak zaitun paling murni; masing-masing dengan jumlah yang sudah ditetapkan. (Kel 30:22-24) Demikian pula, Yehuwa memberikan resep untuk dupa kudus. Ini bukan cuma bahan yang dibakar dan mengeluarkan asap, melainkan dupa wangi yang khusus. (Kel 30:7; 40:27; Im 16:12; 2Taw 2:4; 13:10, 11) Untuk membuatnya, digunakanlah tetesan getah rasamala, dupa wangi, damar galbanum wangi, dan kemenyan murni, masing-masing dengan jumlah tertentu, dan selanjutnya Allah mendeskripsikannya sebagai ”campuran rempah-rempah, buatan seorang pembuat minyak rempah, digarami, murni, sesuatu yang kudus”. Sebagian dari dupa itu ditumbuk halus dan mungkin diayak agar kehalusannya sama, cocok untuk penggunaan yang khusus. Penggunaannya untuk keperluan pribadi dianggap sebagai kejahatan dengan sanksi hukuman mati.—Kel 30:34-38.

      Untuk membuat minyak pengurapan dan dupa kudus, digunakanlah minyak balsam yang harum. (Kel 25:6; 35:8, 28) Tampaknya masuk akal apabila kita berasumsi bahwa wewangian yang digunakan untuk membuat minyak kudus itu ditumbuk halus, lalu dimasak dengan minyak (bdk. Ayb 41:31), baru setelah itu dibiarkan mengendap dan minyaknya dituang serta disaring.

      Pembuatan minyak pengurapan dan dupa wangi bukanlah suatu uji coba, sebab sejak awal Yehuwa telah berfirman, ”Ke dalam hati setiap orang yang hatinya berhikmat aku memberikan hikmat, agar mereka benar-benar membuat . . . minyak pengurapan dan dupa wangi untuk tempat suci.” (Kel 31:6-11; 35:10-15; 37:29; 39:33, 38) Oleh karena itu, beberapa orang imam mendapat tugas untuk menjadi peracik minyak rempah yang mencampur bahan-bahan ini dan juga untuk mengawasi persediaannya. (1Taw 9:30; Bil 4:16) Akan tetapi, ketika Israel menyimpang dari ibadat murni, Yehuwa tidak lagi berkenan atas pembuatan ataupun penggunaan minyak rempah dan dupa khusus ini.—Yes 1:13.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan