-
Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat YehuwaMenara Pengawal—2013 | 15 Juni
-
-
Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa
”Jadilah peniru Allah, sebagai anak-anak yang dikasihi.”—EF. 5:1.
1. (a) Sifat Yehuwa mana saja yang bisa dipelajari orang Kristen? (b) Apa manfaatnya memeriksa sifat-sifat Allah?
JIKA Saudara memikirkan kepribadian Yehuwa, sifat-sifat-Nya yang mana yang langsung muncul dalam benak Saudara? Banyak yang akan menjawab kasih, keadilan, hikmat, dan kuasa. Namun, kita tahu bahwa Yehuwa memiliki banyak sifat yang menyentuh hati. Bahkan, kita bisa menyebutkan lebih dari 40 sifat Yehuwa, dan masing-masing pernah dibahas dalam publikasi kita. Bayangkan, ada begitu banyak fakta yang menakjubkan tentang kepribadian Yehuwa yang bisa kita gali melalui pelajaran pribadi atau pelajaran keluarga kita! Apa manfaatnya mempelajari sifat-sifat itu? Hal itu bisa membuat kita lebih menghargai Bapak surgawi kita. Dan, semakin besar penghargaan kita terhadap Yehuwa, semakin kuat keinginan kita untuk mendekat kepada-Nya dan meniru Dia.—Yos. 23:8; Mz. 73:28.
2. (a) Ilustrasikan bagaimana kita bisa lebih menghargai sifat-sifat Yehuwa. (b) Apa yang akan kita bahas?
2 Bagaimana kita bisa memupuk penghargaan yang lebih besar akan sesuatu? Hal itu dilakukan secara bertahap. Misalnya, kita disuguhi suatu jenis masakan baru. Mula-mula, kita nikmati aromanya yang membangkitkan selera, lalu kita cicipi rasanya yang nikmat, dan akhirnya kita ingin memasaknya sendiri. Demikian pula, kita bisa lebih menghargai salah satu sifat Yehuwa jika kita memahami sifat itu, merenungkannya, lalu memperlihatkan sifat itu dalam kehidupan kita. (Ef. 5:1) Artikel ini dan dua artikel berikutnya bertujuan untuk membuat kita lebih menghargai sifat-sifat Allah yang lebih jarang kita pikirkan dibanding empat sifat utama-Nya. Kita akan membahas beberapa sifat tersebut, cara Yehuwa memperlihatkannya, dan cara kita bisa meniru Yehuwa dalam memperlihatkan sifat tersebut.
YEHUWA MUDAH DIDEKATI
3, 4. (a) Bagaimana Saudara akan menggambarkan seseorang yang mudah didekati? (b) Bagaimana Yehuwa meyakinkan kita bahwa Ia mudah didekati?
3 Pertama-tama, mari kita bahas sifat mudah didekati. Seperti apakah orang yang mudah didekati itu? Saudara mungkin akan menjawab, ’Baik hati, siap membantu, dan siap diajak bicara.’ Sering kali kita bisa merasakan apakah seseorang mudah didekati atau tidak melalui kata-katanya dan bahasa tubuhnya, yaitu gerak gerik, air muka, dan tanda-tanda lainnya.
4 Bagaimana Yehuwa menunjukkan bahwa Ia mudah didekati? Meskipun Dia adalah Pencipta yang mahakuasa, Yehuwa meyakinkan kita bahwa Dia bersedia dan ingin sekali mendengarkan doa kita dan menjawabnya. (Baca Mazmur 145:18; Yesaya 30:18, 19.) Kita bisa berbicara panjang lebar kepada Allah kapan saja dan di mana saja. Kita bisa mendekati-Nya dengan leluasa karena kita tahu bahwa Ia tidak akan pernah mengkritik kita jika kita melakukannya. (Mz. 65:2; Yak. 1:5) Untuk menunjukkan bahwa Ia ingin didekati, Firman Allah menggambarkan Yehuwa dengan cara yang bisa dimengerti oleh manusia. Misalnya, Daud menulis bahwa ”mata Yehuwa tertuju kepada” kita dan bahwa ’tangan kanan-Nya terus memegang erat’ kita. (Mz. 34:15; 63:8) Nabi Yesaya menyamakan Yehuwa seperti gembala, dengan mengatakan, ”Dengan lengannya ia akan mengumpulkan anak-anak domba; dan di dadanya ia akan membawa mereka.” (Yes. 40:11) Bayangkan! Yehuwa ingin agar kita dekat dengan-Nya bagaikan anak domba dalam pelukan hangat seorang gembala yang menyayanginya. Bapak kita benar-benar mudah didekati! Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam hal ini?
SIFAT YANG SANGAT DIHARGAI
5. Mengapa para penatua perlu mudah didekati?
5 Baru-baru ini, Saksi-Saksi yang bersemangat di berbagai benua ditanya, ”Sifat apa dari seorang penatua yang paling Saudara hargai?” Sebagian besar menjawab, ”Mudah didekati.” Memang, sifat itu perlu dikembangkan sepenuhnya oleh setiap orang Kristen, tetapi para penatualah yang khususnya perlu mudah didekati. (Yes. 32:1, 2) Ketika ditanya mengapa ia menganggap sifat ini sangat penting, seorang saudari menyatakan, ”Kalau seorang penatua mudah didekati, barulah kita bisa mengenal sifat-sifat bagusnya yang lain.” Bukankah pernyataan saudari itu masuk akal? Namun, apa yang membuat seseorang mudah didekati?
6. Apa resepnya agar mudah didekati?
6 Resepnya agar mudah didekati adalah memperlihatkan minat yang tulus kepada orang lain. Jika seorang penatua peduli terhadap orang lain dan rela membantu, saudara-saudarinya, termasuk kaum muda, akan merasakan bahwa ia mudah didekati. (Mrk. 10:13-16) Carlos yang berumur 12 tahun mengatakan, ”Saya perhatikan bahwa para penatua di balai murah senyum dan baik hati. Hal itu yang paling saya sukai dari mereka.” Tentu saja, tidaklah cukup jika seorang penatua mengatakan bahwa ia siap membantu. Ia perlu memperlihatkan sifat itu. (1 Yoh. 3:18) Bagaimana caranya?
7. Mengapa orang bisa tertarik untuk bercakap-cakap dengan kita sewaktu melihat tanda pengenal yang kita kenakan? Apa pelajarannya bagi kita?
7 Untuk mengilustrasikannya, perhatikan contoh berikut. Belum lama ini, seorang saudara mengenakan tanda pengenal kebaktian di pesawat dalam perjalanannya pulang dari kebaktian. Ketika seorang pramugara memerhatikan tanda pengenalnya yang bertuliskan ”Datanglah Kerajaan Allah!”, ia berkata, ”Ya, semoga itu datang. Nanti kita ngobrol lagi tentang ini, ya.” Belakangan, mereka mengobrol dan pramugara itu mau menerima majalah kita. Banyak dari antara kita memiliki pengalaman serupa. Nah, mengapa orang bisa tertarik untuk bercakap-cakap dengan kita sewaktu melihat tanda pengenal yang kita kenakan? Karena tanda pengenal itu seolah-olah berkata, ”Ayo dekati saya. Silakan tanya saya mau ke mana.” Tanda pengenal itu memperlihatkan kepada orang-orang bahwa kita bersedia menceritakan kepercayaan kita. Demikian pula, para penatua Kristen tentu ingin agar rekan-rekan seiman mereka melihat tanda-tanda yang seolah-olah mengatakan, ”Ayo dekati saya.” Apa saja tanda-tandanya?
8. Bagaimana para penatua memberikan tanda bahwa mereka benar-benar peduli kepada orang lain? Apa pengaruh hal itu bagi sidang?
8 Kebiasaan di berbagai negeri bisa jadi berbeda-beda. Namun biasanya, melalui senyuman yang tulus, jabat tangan yang hangat, dan sapaan yang ramah, kita memberikan tanda kepada saudara-saudari kita bahwa kita benar-benar peduli. Siapa yang harus lebih dahulu memperlihatkannya? Perhatikan teladan Yesus. Matius menceritakan bahwa sewaktu Yesus bertemu dengan murid-muridnya, ”Yesus datang mendekat dan berbicara kepada mereka”. (Mat. 28:18) Demikian pula, para penatua dewasa ini juga berinisiatif untuk mendekati dan berbicara kepada rekan-rekan seiman mereka. Apa pengaruh hal itu bagi sidang? Seorang perintis berumur 88 tahun berkomentar, ”Sewaktu saya masuk ke Balai Kerajaan, para penatua menyambut saya dengan senyuman hangat dan kata-kata yang membina. Hal itu membuat saya semakin mengasihi mereka.” Saudari lain mengatakan, ”Walaupun kelihatannya sepele, kalau seorang penatua menyambut saya dengan senyuman, pengaruhnya besar buat saya.”
MUDAH DIDEKATI DAN MENYEDIAKAN WAKTU
9, 10. (a) Teladan apa yang Yehuwa berikan bagi kita? (b) Bagaimana para penatua bisa meniru Yehuwa?
9 Tentu saja, kita tidak akan mudah didekati jika kita tidak punya waktu untuk orang lain. Yehuwa memberikan teladan dalam hal ini. ’Dia tidak jauh dari kita masing-masing.’ (Kis. 17:27) Salah satu cara para penatua bisa meniru Yehuwa adalah dengan meluangkan waktu sebelum dan sesudah perhimpunan untuk bercakap-cakap dengan saudara-saudari mereka, baik tua maupun muda. Seorang perintis mengatakan, ”Sewaktu para penatua menanyakan kabar saya dan mau mendengarkan cerita saya, saya merasa dihargai.” Seorang saudari yang telah melayani Yehuwa selama hampir 50 tahun berkomentar, ”Para penatua yang menyediakan waktu untuk mengobrol dengan saya setelah perhimpunan membuat saya merasa dianggap penting.”
10 Memang, para gembala Kristen perlu menangani berbagai tugas lain. Namun, di perhimpunan, mereka hendaknya berupaya untuk terlebih dahulu memberikan perhatian kepada kawanan domba mereka.
YEHUWA TIDAK BERAT SEBELAH
11, 12. (a) Apa maksudnya bersikap tidak berat sebelah? (b) Apa yang Alkitab katakan tentang sifat Yehuwa yang tidak berat sebelah?
11 Sifat Yehuwa yang juga menyentuh hati adalah sifat tidak berat sebelah. Apa maksudnya tidak berat sebelah? Itu berarti adil, tidak pilih kasih atau tidak memihak. Kalau kita ingin benar-benar bersikap tidak berat sebelah, kita perlu memiliki sifat itu dan menunjukkannya. Mengapa kedua hal itu tidak terpisahkan? Karena kalau seseorang sudah memiliki sifat tidak berat sebelah, barulah ia akan tergerak untuk memperlakukan semua orang dengan adil. Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, ungkapan ”tidak berat sebelah” secara harfiah berarti bukan ”pengambil muka”, maksudnya tidak lebih menyukai muka yang satu dibanding muka yang lain. (Kis. 10:34) Jadi, orang yang tidak berat sebelah akan memerhatikan kepribadian seseorang dan bukan penampilan luar atau keadaan ekonominya.
12 Yehuwa adalah teladan terbaik dalam hal tidak berat sebelah. Firman-Nya mengatakan bahwa Ia ”tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun”. (Baca Kisah 10:34, 35; Ulangan 10:17.) Hal ini nyata dari suatu peristiwa pada zaman Musa.
Putri-putri Zelofehad menghargai sifat tidak berat sebelah Allah (Lihat paragraf 13, 14)
13, 14. (a) Problem apa yang dihadapi kelima putri Zelofehad? (b) Bagaimana Yehuwa memperlihatkan bahwa Ia tidak berat sebelah?
13 Persis sebelum orang Israel memasuki Tanah Perjanjian, ada lima gadis kakak-beradik yang menghadapi problem pelik. Apa itu? Seperti keluarga lainnya di Israel, mereka berharap untuk menerima jatah tanah yang akan diberikan kepada ayah mereka. (Bil. 26:52-55) Namun, ayah mereka Zelofehad, dari suku Manasye, telah meninggal. Biasanya, hak atas tanah diwariskan kepada anak laki-laki. Tetapi, Zelofehad hanya punya anak-anak perempuan. (Bil. 26:33) Nah, karena di keluarga mereka tidak ada anak laki-laki, apakah itu berarti jatah tanah keluarga mereka akan diserahkan kepada kerabat mereka dan para gadis itu sama sekali tidak mendapat warisan?
14 Kelima gadis itu datang kepada Musa dan bertanya, ”Mengapa nama bapak kami harus dihapus dari tengah-tengah keluarganya karena ia tidak mempunyai anak laki-laki?” Mereka memohon, ”Oh, berilah kami milik pusaka sama seperti saudara-saudara lelaki bapak kami.” Apakah Musa menjawab, ’Memang demikian peraturannya, jadi tidak ada pengecualian’? Tidak. Musa ”mengajukan perkara mereka ke hadapan Yehuwa”. (Bil. 27:2-5) Apa jawaban yang diterimanya? Yehuwa berkata kepada Musa, ”Perkataan putri-putri Zelofehad itu benar. Engkau memang harus memberi mereka milik pusaka sama seperti saudara-saudara lelaki bapak mereka, dan engkau harus memerintahkan agar milik pusaka bapak mereka dialihkan kepada mereka.” Bukan hanya itu. Yehuwa bahkan membuat perkecualian itu menjadi sebuah peraturan. Ia memerintahkan Musa, ”Apabila seorang pria mati tanpa mempunyai anak laki-laki, kamu harus memerintahkan agar milik pusakanya dialihkan kepada anak perempuannya.” (Bil. 27:6-8; Yos. 17:1-6) Sejak saat itu, semua wanita Israel yang menghadapi problem serupa akan mendapat warisan.
15. (a) Bagaimana Yehuwa memperlakukan umat-Nya, termasuk mereka yang kondisinya kurang menguntungkan? (b) Sebutkan contoh Alkitab lainnya yang menunjukkan bahwa Yehuwa tidak berat sebelah.
15 Betapa baik hati dan tidak berat sebelah keputusan itu! Yehuwa memperlakukan para wanita ini, yang kondisinya kurang menguntungkan, dengan bermartabat, sama seperti Ia memperlakukan orang-orang Israel lain yang kondisinya lebih baik. (Mz. 68:5) Ini hanyalah salah satu dari banyak contoh Alkitab yang menunjukkan bahwa Yehuwa memperlakukan semua hamba-Nya dengan tidak berat sebelah.—1 Sam. 16:1-13; Kis. 10:30-35, 44-48.
KITA BISA MENIRU YEHUWA
16. Bagaimana caranya agar kita bisa seperti Yehuwa dalam hal tidak berat sebelah?
16 Bagaimana kita bisa meniru sifat tidak berat sebelah Yehuwa? Ingatlah, sifat tidak berat sebelah mencakup dua hal. Kita perlu terlebih dahulu memiliki sifat itu, baru setelah itu kita bisa memperlakukan semua orang dengan adil. Memang, kita semua bisa jadi merasa sudah berpikiran terbuka dan tidak berat sebelah. Namun, tidakkah Saudara setuju bahwa kita tidak selalu bisa menilai diri kita sendiri dengan jujur? Jadi, bagaimana caranya untuk mengetahui apakah kita memang dikenal tidak pilih kasih? Perhatikan contoh Yesus. Sewaktu ia ingin tahu apa kata orang tentang dirinya, ia bertanya kepada para sahabat kepercayaannya, ”Kata orang, siapa Putra manusia itu?” (Mat. 16:13, 14) Cobalah tiru Yesus. Saudara bisa bertanya kepada seorang sahabat yang pasti akan berkata terus terang. Tanyakan apakah Saudara dianggap tidak berat sebelah oleh orang-orang. Jika ia memberi tahu bahwa kelihatannya Saudara kadang-kadang masih memperlakukan orang menurut latar belakang ras, sosial, ataupun ekonomi mereka, apa yang perlu Saudara lakukan? Curahkanlah isi hati Saudara dalam doa kepada Yehuwa untuk meminta bantuan agar Saudara bisa mengubah sikap dan bisa lebih meniru Dia dalam hal bertindak tidak berat sebelah.—Mat. 7:7; Kol. 3:10, 11.
17. Dengan cara apa saja kita bisa memperlakukan orang lain dengan tidak berat sebelah?
17 Di sidang Kristen, kita menunjukkan bahwa kita ingin meniru Yehuwa yang tidak berat sebelah dengan memperlakukan semua saudara-saudari secara bermartabat dan baik hati. Misalnya, dalam hal memperlihatkan keramahtamahan, kita ingin mengundang saudara-saudari tanpa pilih kasih, termasuk yang latar belakangnya berbeda dari kita maupun yang miskin, yatim piatu, dan janda-janda. (Baca Galatia 2:10; Yakobus 1:27.) Selain itu, dalam pekerjaan pengabaran, kita menyampaikan kabar baik kepada semua orang tidak soal latar belakang mereka, termasuk kepada orang-orang asing. Betapa senangnya kita bisa mendapatkan lektur Alkitab dalam kira-kira 600 bahasa. Ini benar-benar merupakan bukti nyata dari sifat tidak berat sebelah!
18. Jika Saudara merenungkan bahwa Yehuwa mudah didekati dan tidak berat sebelah, apa yang Saudara secara pribadi ingin lakukan?
18 Ya, jika kita merenungkan betapa mudahnya Yehuwa didekati dan betapa tidak berat sebelahnya Dia, kita akan semakin menghargai-Nya. Selanjutnya hal ini akan menggerakkan kita untuk meniru sifat-sifat Yehuwa dengan lebih sepenuhnya dan untuk memperlihatkannya sewaktu berurusan dengan rekan-rekan seiman dan orang-orang yang kita jumpai dalam pengabaran.
”Yehuwa dekat kepada semua orang yang berseru kepadanya.”—Mz. 145:18 (Lihat paragraf 9)
”Yehuwa, Allahmu . . . tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun.”—Ul. 10:17 (Lihat paragraf 17)
-
-
Hargai Kemurahan Hati dan Sikap Masuk Akal YehuwaMenara Pengawal—2013 | 15 Juni
-
-
Hargai Kemurahan Hati dan Sikap Masuk Akal Yehuwa
”Yehuwa itu baik kepada semua orang, dan belas kasihannya ada bagi segala hasil karyanya.”—MZ. 145:9.
1, 2. Kesempatan apa yang dimiliki oleh sahabat-sahabat Yehuwa?
”KAMI sudah menikah hampir 35 tahun,” kata seorang saudari bernama Monika. ”Saya dan suami saling mengenal dengan baik. Meskipun begitu, masih saja ada hal-hal yang baru kami ketahui tentang satu sama lain!” Hal serupa pasti dialami juga oleh banyak pasangan suami istri dan orang-orang yang bersahabat.
2 Kita senang jika bisa lebih mengenal orang yang kita sayangi. Namun, dari semua persahabatan yang bisa kita bina, persahabatan dengan Yehuwa-lah yang paling penting. Kita tidak akan pernah bisa mengetahui semua hal tentang Dia. (Rm. 11:33) Kelak, kita akan memiliki kesempatan untuk lebih mengenal dan menghargai sifat-sifat Yehuwa untuk selama-lamanya.—Pkh. 3:11.
3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?
3 Artikel sebelumnya telah membantu kita lebih menghargai dua sifat Yehuwa, yaitu mudah didekati dan tidak berat sebelah. Sekarang, mari kita bahas dua sifat Yehuwa lainnya yang menyentuh hati, yaitu kemurahan hati dan sikap masuk akal. Dengan membahasnya, kita akan semakin memahami bahwa ”Yehuwa itu baik kepada semua orang, dan belas kasihannya ada bagi segala hasil karyanya”.—Mz. 145:9.
YEHUWA MURAH HATI
4. Apa sebenarnya kemurahan hati yang sejati itu?
4 Apa artinya murah hati? Jawabannya ada dalam kata-kata Yesus yang dicatat di Kisah 20:35, ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.” Dengan kata-kata yang sederhana itu, Yesus menunjukkan apa sebenarnya kemurahan hati yang sejati itu. Orang yang murah hati rela memberikan waktu, tenaga, dan sumber dayanya untuk kepentingan orang lain, dan dia melakukannya dengan senang hati. Ya, kemurahan hati tidak diukur dari besarnya pemberian, tetapi dari niat hati si pemberi. (Baca 2 Korintus 9:7.) Pribadi yang paling murah hati di seluruh jagat raya adalah ’Allah kita yang bahagia’, Yehuwa.—1 Tim. 1:11.
5. Dengan cara apa saja Yehuwa menunjukkan kemurahan hati?
5 Bagaimana Yehuwa menunjukkan kemurahan hati? Dia menyediakan kebutuhan semua manusia, termasuk orang yang belum menyembah-Nya. Ya, ”Yehuwa itu baik kepada semua orang”. Dia ”membuat mataharinya terbit atas orang-orang yang fasik dan yang baik dan menurunkan hujan atas orang-orang yang adil-benar dan yang tidak adil-benar”. (Mat. 5:45) Itulah sebabnya ketika berbicara kepada orang-orang yang tidak percaya, rasul Paulus bisa mengatakan, ”[Yehuwa] melakukan kebaikan, dengan memberi kamu hujan dari langit dan musim-musim dengan hasil yang limpah, dan memuaskan hatimu dengan makanan serta kegembiraan yang limpah.” (Kis. 14:17) Jelaslah, Yehuwa murah hati kepada semua manusia.—Luk. 6:35.
6, 7. (a) Yehuwa khususnya senang menyediakan kebutuhan siapa? (b) Berikan contoh bagaimana Allah menyediakan kebutuhan para penyembah-Nya yang setia.
6 Yehuwa khususnya senang menyediakan kebutuhan para penyembah-Nya yang setia. Raja Daud mengatakan, ”Dahulu aku seorang pemuda, kini aku telah menjadi tua, namun aku tidak pernah melihat orang adil-benar ditinggalkan sama sekali, atau keturunannya meminta-minta roti.” (Mz. 37:25) Banyak orang Kristen yang setia telah merasakan sendiri kepedulian Yehuwa. Perhatikan contoh berikut.
7 Beberapa tahun yang lalu, Nancy, seorang rohaniwan sepenuh waktu, sedang mengalami kesulitan. ”Saya butuh 66 dolar (AS) untuk membayar sewa rumah, dan besoknya sudah jatuh tempo,” kenang Nancy. ”Saya tidak tahu dari mana saya bisa mendapatkan uang itu. Saya mendoakannya, lalu berangkat untuk bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran. Karena hari itu adalah hari yang biasanya sepi pengunjung, saya pikir tidak mungkin saya terima banyak tip. Tanpa diduga, pada malam itu beberapa pelanggan datang. Pada akhir jam kerja saya, ketika saya menghitung tip yang saya terima, jumlahnya 66 dolar.” Nancy yakin bahwa Yehuwa-lah yang dengan murah hati menyediakannya.—Mat. 6:33.
8. Apa pemberian Yehuwa yang paling besar?
8 Pemberian Yehuwa yang paling besar disediakan bagi semua orang. Apa itu? Korban tebusan Putra-Nya. Yesus mengatakan, ”Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.” (Yoh. 3:16) Dalam ayat itu, ”dunia” memaksudkan seluruh umat manusia. Ya, pemberian Yehuwa yang paling besar itu tersedia bagi semua yang mau menerimanya. Setiap orang yang beriman kepada Yesus akan mendapat kehidupan abadi! (Yoh 10:10) Sesungguhnya, itu adalah bukti yang paling kuat bahwa Yehuwa murah hati.
TIRULAH KEMURAHAN HATI YEHUWA
Orang-orang Israel dianjurkan untuk meniru kemurahan hati Yehuwa (Lihat paragraf 9)
9. Bagaimana kita bisa meniru kemurahan hati Yehuwa?
9 Bagaimana kita bisa meniru kemurahan hati Yehuwa? Yehuwa ”memberikan segala sesuatu dengan limpah kepada kita untuk kesenangan kita”; maka, kita hendaknya juga ’rela berbagi’ dengan orang lain agar mereka bahagia. (1 Tim. 6:17-19) Kita tentu senang memberikan hadiah kepada orang-orang yang kita kasihi dan membantu orang yang berkekurangan. (Baca Ulangan 15:7.) Apa yang bisa mengingatkan kita agar murah hati? Beberapa orang Kristen menggunakan cara praktis ini: Setiap kali mereka menerima hadiah, mereka akan berupaya memberikan hadiah juga kepada orang lain. Di sidang Kristen ada banyak saudara-saudari yang memupuk sifat murah hati.
10. Apa salah satu cara terbaik untuk bermurah hati?
10 Salah satu cara terbaik untuk bermurah hati adalah melalui kata-kata dan perbuatan kita. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan waktu dan tenaga kita untuk membantu dan membina orang lain. (Gal. 6:10) Untuk mengetahui apakah kita sudah melakukan hal itu, kita bisa merenungkan, ’Apakah orang-orang melihat bahwa saya mau meluangkan waktu dan mendengarkan keluhan mereka? Kalau seseorang meminta bantuan saya untuk suatu tugas tertentu, apakah saya bersedia membantunya jika saya sanggup? Kapan terakhir kali saya memberikan pujian yang tulus kepada anggota keluarga atau rekan seiman?’ Jika kita ’mempraktekkan hal memberi’, pastilah kita akan semakin dekat dengan Yehuwa dan sahabat-sahabat kita.—Luk. 6:38; Ams. 19:17.
11. Dengan cara apa saja kita bisa bermurah hati kepada Yehuwa?
11 Kita juga bisa bermurah hati kepada Yehuwa. ”Hormatilah Yehuwa dengan barang-barangmu yang bernilai,” kata Alkitab. (Ams. 3:9) ’Barang-barang yang bernilai’ itu antara lain adalah waktu, tenaga, dan sumber daya kita, yang dapat kita gunakan untuk melayani Dia. Anak kecil pun bisa belajar bermurah hati kepada Yehuwa. ”Kalau keluarga kami ingin menyumbang di Balai Kerajaan, kami menyuruh anak-anak kami memasukkan uangnya ke kotak sumbangan,” kata seorang ayah bernama Jason. ”Mereka suka sekali melakukannya, karena mereka bilang, mereka ’memberikan sesuatu untuk Yehuwa’.” Anak-anak yang merasakan sukacita karena memberi untuk Yehuwa ketika masih kecil kemungkinan besar akan terus bermurah hati kepada-Nya ketika mereka dewasa kelak.—Ams. 22:6.
YEHUWA BERSIKAP MASUK AKAL
12. Apa artinya bersikap masuk akal?
12 Sifat Yehuwa yang juga menyentuh hati adalah sikap masuk akal. Apa artinya bersikap masuk akal? Dalam bahasa aslinya, kata yang oleh Terjemahan Dunia Baru biasa diterjemahkan menjadi ”bersikap masuk akal” secara harfiah berarti ”mengalah”. (Tit. 3:1, 2) Orang yang bersikap masuk akal tidak akan berkeras agar hukum selalu dijalankan dengan kaku, juga tidak akan bersikap terlalu ketat atau keras. Sebaliknya, ia berupaya untuk memperlakukan orang lain dengan lembut dan mempertimbangkan keadaan mereka. Dia bersedia mendengarkan orang lain, dan jika memungkinkan, akan memenuhi permohonan mereka dan menyesuaikan permintaannya.
13, 14. (a) Bagaimana Yehuwa menunjukkan sikap masuk akal? (b) Dari cara Allah memperlakukan Lot, apa yang bisa kita pelajari tentang sikap masuk akal?
13 Bagaimana Yehuwa menunjukkan sikap masuk akal? Ia dengan baik hati mempertimbangkan perasaan hamba-hamba-Nya, dan Ia sering kali bersedia memenuhi permintaan mereka. Misalnya, perhatikan bagaimana Yehuwa memperlakukan Lot, pria yang adil-benar. Ketika Yehuwa memutuskan untuk membinasakan Sodom dan Gomora, Ia memberi Lot instruksi yang jelas untuk lari ke pegunungan. Namun, karena satu dan lain hal, Lot memohon agar diperbolehkan lari ke lokasi lain. Coba bayangkan, Lot meminta Yehuwa mengubah instruksi-Nya!—Baca Kejadian 19:17-20.
14 Orang bisa saja menganggap Lot lemah atau tidak taat. Lagi pula, Yehuwa pasti bisa melindungi Lot di mana pun. Jadi, sebenarnya Lot tidak perlu takut. Namun, Lot tetap takut, dan Yehuwa pun mengalah. Ia mengizinkan Lot lari ke kota yang sebenarnya ingin Ia binasakan. (Baca Kejadian 19:21, 22.) Jelaslah, Yehuwa tidak keras atau kaku. Ia mau mengalah dan bersikap masuk akal.
15, 16. Bagaimana Hukum Musa memperlihatkan bahwa Yehuwa bersikap masuk akal? (Lihat gambar di awal artikel.)
15 Perhatikan contoh lain tentang sikap masuk akal Yehuwa yang nyata dari Hukum Musa. Jika seorang Israel begitu miskin sehingga tidak sanggup memberikan anak domba atau kambing sebagai korban, dia bisa memberikan dua ekor burung tekukur atau dua ekor burung dara. Tetapi, bagaimana jika dua ekor burung dara pun tidak sanggup ia berikan? Yehuwa mengizinkan orang Israel yang miskin itu memberikan sedikit tepung. Tetapi, perhatikan perincian penting ini: Tepungnya tidak boleh tepung sembarangan; harus ”tepung halus”, yang biasa digunakan untuk menjamu tamu terhormat. (Kej. 18:6) Mengapa hal itu penting?—Baca Imamat 5:7, 11.
16 Bayangkan kalau Saudara adalah seorang Israel yang sangat miskin. Ketika Saudara tiba di tabernakel dengan membawa sedikit tepung untuk dipersembahkan, Saudara melihat orang-orang Israel lain yang lebih berada membawa ternak. Saudara mungkin merasa malu karena hanya membawa tepung yang kelihatannya tidak berarti. Tetapi, Saudara ingat bahwa di mata Yehuwa, persembahan Saudara itu berarti. Mengapa? Salah satu alasannya adalah karena Yehuwa meminta tepung yang bermutu tinggi. Yehuwa seolah-olah mengatakan kepada orang Israel yang miskin, ’Aku tahu kamu tidak mampu memberikan sebanyak yang diberikan orang lain, tetapi Aku juga tahu bahwa yang kamu berikan kepada-Ku adalah milikmu yang terbaik.’ Ya, Yehuwa menunjukkan sikap masuk akal dengan mempertimbangkan keterbatasan dan keadaan hamba-hamba-Nya.—Mz. 103:14.
17. Yehuwa bersedia menerima pelayanan yang seperti apa?
17 Kita bisa merasa terhibur karena mengetahui bahwa Yehuwa itu bersikap masuk akal dan mau menerima pelayanan kita yang sepenuh jiwa. (Kol. 3:23) Seorang saudari lansia dari Italia bernama Constance mengatakan, ”Saya paling senang bercerita tentang Pencipta saya. Karena itulah saya terus mengabar dan memandu PAR. Kadang-kadang saya merasa sedih tidak bisa berbuat lebih banyak karena kesehatan saya tidak mengizinkan. Tetapi, saya tahu bahwa Yehuwa memaklumi keterbatasan saya dan bahwa Dia mengasihi saya dan menghargai apa yang bisa saya lakukan.”
TIRULAH SIKAP MASUK AKAL YEHUWA
18. Apa salah satu cara yang bisa digunakan orang tua dalam meniru Yehuwa?
18 Bagaimana kita bisa meniru sikap masuk akal Yehuwa? Coba ingat lagi cara Yehuwa memperlakukan Lot. Yehuwa adalah pihak yang berkuasa; namun, Dia dengan baik hati mendengarkan Lot mengungkapkan perasaannya. Dan, Allah memenuhi permintaan Lot. Jika Saudara adalah orang tua, dapatkah Saudara meniru Yehuwa? Dapatkah Saudara mendengarkan permintaan anak Saudara, dan memenuhinya jika permintaan itu pantas? Mengenai hal ini, Menara Pengawal 1 September 2007 menyebutkan bahwa orang tua mungkin bisa mengajak anak mereka ikut membahas peraturan di rumah. Misalnya, orang tua mungkin ingin membuat peraturan tentang jam pulang, dan mereka tentu saja berhak menentukan jam berapa anak mereka sudah harus ada di rumah. Meskipun demikian, orang tua Kristen bisa mendengarkan pendapat anak mereka tentang waktu yang ditentukan itu. Kadang-kadang, orang tua bisa menyesuaikan waktu itu selama tidak ada prinsip Alkitab yang dilanggar. Orang tua bisa jadi akan mendapati bahwa jika mereka mempertimbangkan pendapat anak-anak dalam hal peraturan di rumah, anak-anak lebih mudah memahami dan menaati peraturan itu.
19. Bagaimana para penatua bisa berupaya keras meniru sikap masuk akal Yehuwa?
19 Para penatua di sidang juga berupaya keras meniru sikap masuk akal Yehuwa dengan mempertimbangkan keadaan rekan-rekan seiman mereka. Ingatlah bahwa persembahan orang Israel yang miskin pun Yehuwa hargai. Demikian pula, apa yang dapat dilakukan beberapa saudara-saudari dalam pelayanan bisa jadi sangat terbatas, mungkin karena problem kesehatan atau usia lanjut. Bagaimana jika saudara-saudari yang terkasih ini merasa kecil hati karena keterbatasan mereka? Para penatua dapat dengan baik hati meyakinkan mereka bahwa Yehuwa mengasihi mereka karena mereka sudah memberikan yang terbaik.—Mrk. 12:41-44.
20. Apakah bersikap masuk akal berarti melakukan pelayanan ala kadarnya? Jelaskan.
20 Tentu saja, kita tidak ingin menganggap bahwa bersikap masuk akal sama dengan melakukan pelayanan ala kadarnya dengan tujuan ’berbaik hati terhadap diri sendiri’. (Mat. 16:22) Kita tentu tidak mau bersantai-santai lalu membenarkan diri dengan mengatakan bahwa kita bersikap masuk akal. Sebaliknya, kita semua perlu ’mengerahkan diri sekuat tenaga’ dalam mendukung kepentingan Kerajaan. (Luk. 13:24) Ya, kita berupaya menerapkan kedua prinsip itu dengan seimbang. Di satu sisi, kita mengerahkan diri dan tidak melakukan pelayanan ala kadarnya. Di sisi lain, kita ingat bahwa Yehuwa tidak pernah meminta sesuatu yang melebihi kemampuan kita. Kita bisa yakin bahwa Yehuwa senang jika kita memberikan yang terbaik. Betapa bahagianya kita karena melayani Majikan yang bersikap masuk akal dan yang menghargai upaya kita! Di artikel berikutnya, kita akan membahas dua aspek lain dari kepribadian Yehuwa yang menyentuh hati.—Mz. 73:28.
”Hormatilah Yehuwa dengan barang-barangmu yang bernilai.”—Ams. 3:9 (Lihat paragraf 11)
”Apa pun yang kamu lakukan, kerjakanlah dengan sepenuh jiwa.”—Kol. 3:23 (Lihat paragraf 17)
-
-
Hargai Keloyalan dan Pengampunan YehuwaMenara Pengawal—2013 | 15 Juni
-
-
Hargai Keloyalan dan Pengampunan Yehuwa
”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih berlimpah bagi semua orang yang berseru kepadamu.”—MZ. 86:5.
1, 2. (a) Mengapa kita menghargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas?
MENURUT Saudara, seperti apa sahabat sejati itu? ”Buat saya, sahabat sejati adalah orang yang selalu siap membantu dan yang mengampuni kita jika kita berbuat salah,” kata seorang saudari bernama Ashley. Kita semua pasti menghargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni. Mereka membuat kita merasa aman dan disayangi.—Ams. 17:17.
2 Yehuwa adalah Sahabat kita yang paling loyal dan suka mengampuni. Sang pemazmur mengungkapkan hal itu dengan kata-kata, ”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih [atau, ”kasih yang loyal”] berlimpah bagi semua orang yang berseru kepadamu.” (Mz. 86:5) Apa artinya loyal dan suka mengampuni? Bagaimana Yehuwa menunjukkan sifat-sifat yang sangat bagus itu? Dan, bagaimana kita bisa meniru teladan-Nya? Jawabannya akan membuat kita semakin mengasihi Sahabat terbaik kita, Yehuwa. Hal itu juga akan memperkuat persahabatan kita dengan saudara-saudari.—1 Yoh. 4: 7, 8
YEHUWA ITU LOYAL
3. Apa artinya bersikap loyal?
3 Keloyalan adalah sifat yang menyejukkan hati, yang mencakup pengabdian dan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Orang yang loyal tidak angin-anginan. Sebaliknya, ia akan dengan penuh kasih mengikatkan diri pada seseorang (atau sesuatu), dan berpaut erat pada orang (atau hal) tersebut sekalipun situasinya sulit. Ya, Yehuwa adalah ’Pribadi yang paling loyal’.—Pny. 16:5.
4, 5. (a) Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? (b) Bagaimana kita bisa dikuatkan dengan merenungkan keloyalan Yehuwa?
4 Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? Ia tidak pernah meninggalkan para penyembah-Nya yang setia. Salah satu penyembah-Nya, Raja Daud, meneguhkan hal tersebut. (Baca 2 Samuel 22:26.) Selama masa-masa sulit yang Daud hadapi, Yehuwa dengan loyal membimbing, melindungi, dan menyelamatkan Daud. (2 Sam. 22:1) Daud tahu bahwa keloyalan Yehuwa tidak hanya di bibir saja. Mengapa Yehuwa loyal kepada Daud? Karena Daud sendiri adalah ”orang yang loyal”. Yehuwa menghargai keloyalan para penyembah-Nya, dan Ia membalasnya dengan menunjukkan keloyalan kepada mereka.—Ams. 2:6-8.
5 Kita bisa dikuatkan jika kita merenungkan keloyalan Yehuwa. ”Sewaktu membaca tentang cara Yehuwa membantu Daud di saat-saat susah, saya merasa sangat dikuatkan,” kata Reed, seorang saudara yang setia. ”Bahkan ketika Daud menjadi buron dan keluar-masuk gua, Yehuwa terus mendukungnya. Menurut saya, hal itu sangat membesarkan hati! Saya jadi diingatkan bahwa tidak soal bagaimana keadaannya, dan tidak soal betapa parah situasinya, selama saya loyal kepada Yehuwa, Ia akan siap membantu saya.” Pastilah Saudara juga merasakan hal yang sama.—Rm. 8:38, 39.
6. Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Apa manfaat hal itu bagi para penyembah-Nya?
6 Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Dengan selalu berpaut pada standar-Nya. Ia meyakinkan kita dengan mengatakan, ”Bahkan sampai usia tuamu aku tetap Pribadi yang sama.” (Yes. 46:4) Ia selalu membuat keputusan berdasarkan standar-Nya tentang yang benar dan yang salah, dan standar-Nya itu tidak pernah berubah. (Mal. 3:6) Selain itu, Ia selalu memenuhi janji-janji-Nya. (Yes. 55:11) Ya, keloyalan Yehuwa bermanfaat bagi semua penyembah-Nya yang setia. Mengapa demikian? Jika kita berupaya sebisa-bisanya untuk menaati hukum-hukum Yehuwa, kita bisa yakin bahwa Ia akan menepati janji-Nya untuk memberkati kita.—Yes. 48:17, 18.
TIRULAH KELOYALAN YEHUWA
7. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa?
7 Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa? Salah satu caranya adalah dengan melakukan sesuatu yang baik untuk orang yang sedang menghadapi kesukaran. (Ams. 3:27) Misalnya, apakah ada rekan seiman yang sedang kecil hati, mungkin karena problem kesehatan, tentangan keluarga, atau kelemahan pribadi? Cobalah berinisiatif untuk memberikan ”kata-kata yang baik, kata-kata yang menghibur”. (Za. 1:13)a Dengan melakukannya, Saudara akan terbukti sebagai sahabat sejati yang loyal, yang ’lebih karib daripada seorang saudara’.—Ams. 18:24.
8. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa, misalnya dalam perkawinan?
8 Kita juga bisa meniru keloyalan Yehuwa dengan tetap setia pada orang yang kita sayangi. Misalnya, kalau kita sudah menikah, kita tahu bahwa kita harus setia pada teman hidup kita. (Ams. 5:15-18) Jadi, kita tidak akan melakukan apa pun yang bisa berujung pada perzinaan. (Mat. 5:28) Selain itu, kita menunjukkan keloyalan pada rekan seiman dengan menjauhi gosip yang menyakitkan atau fitnah; tidak menyebarkan atau bahkan mendengarkan omongan negatif semacam itu.—Ams. 12:18.
9, 10. (a) Kepada siapa khususnya kita ingin tetap loyal? (b) Mengapa menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah?
9 Yang terutama, kita ingin tetap loyal kepada Yehuwa. Bagaimana caranya? Dengan berupaya memiliki cara pandang Yehuwa, yaitu dengan mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci, lalu bertindak sesuai dengan hal itu. (Baca Mazmur 97:10.) Semakin kita berupaya menyelaraskan pikiran dan perasaan kita dengan pikiran dan perasaan Yehuwa, kita akan semakin termotivasi untuk menaati perintah-perintah-Nya.—Mz. 119:104.
10 Memang, menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah. Kita mungkin harus berjuang agar tetap loyal. Sebagai contoh, beberapa saudara-saudari lajang ingin menikah tetapi belum menemukan pasangan yang cocok di antara para penyembah Yehuwa. (1 Kor. 7:39) Seorang saudari lajang mungkin selalu dijodoh-jodohkan oleh teman-teman sekerjanya yang tidak seiman. Bisa jadi, saudari itu sedang berjuang mengatasi rasa kesepian. Namun, ia berupaya keras untuk mempertahankan integritasnya kepada Yehuwa. Pastilah kita menghargai teladan keloyalan yang luar biasa semacam itu! Yehuwa pun pasti akan mengupahi semua orang yang tetap setia kepada-Nya sekalipun menghadapi keadaan yang sulit.—Ibr. 11:6.
’Ada sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.’—Ams. 18:24 (Lihat paragraf 7)
’Dengan lapang hati ampunilah satu sama lain.’—Ef. 4:32 (Lihat paragraf 16)
YEHUWA SUKA MENGAMPUNI
11. Apa artinya suka mengampuni?
11 Salah satu sifat Yehuwa yang paling menyentuh hati adalah kerelaan-Nya untuk mengampuni. Apa artinya suka mengampuni? Pada dasarnya, itu berarti memaafkan orang yang berbuat salah jika memang ada alasan untuk melakukannya. Hal itu tidak berarti bahwa orang yang suka mengampuni akan menyetujui perbuatan itu atau menganggapnya tidak pernah terjadi. Sebaliknya, ia memutuskan untuk menyingkirkan kekesalan dari hatinya. Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa ”siap mengampuni” orang yang sungguh-sungguh bertobat.—Mz. 86:5.
12. (a) Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? (b) Apa artinya jika dosa seseorang ”dihapus”?
12 Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? Sewaktu Yehuwa mengampuni seseorang, Ia ”memberi ampun dengan limpah”; Ia mengampuni dengan sepenuhnya dan secara permanen. (Yes. 55:7) Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengampuni dengan sepenuhnya? Coba perhatikan jaminan di Kisah 3:19. (Baca.) Rasul Petrus mendesak para pendengarnya untuk ’bertobat dan berbalik’. Pertobatan yang sungguh-sungguh berarti seorang pedosa menyesali perbuatannya. Dia juga akan bertekad untuk tidak mengulangi dosanya. (2 Kor. 7:10, 11) Selain itu, jika ia sungguh-sungguh bertobat, ia akan tergerak untuk ’berbalik’, meninggalkan jalannya yang salah, dan menempuh haluan yang menyenangkan Yehuwa. Jika orang-orang yang mendengarkan Petrus menunjukkan pertobatan seperti itu, apa hasilnya? Petrus mengatakan bahwa dosa-dosa mereka akan ”dihapus”. Kata itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya ”menyapu bersih”. Jadi, ketika Yehuwa mengampuni seseorang, Ia menghapus dosanya sampai bersih tanpa bekas. Ya, Ia mengampuni sepenuhnya.—Ibr. 10:22; 1 Yoh. 1:7.
13. Kata-kata ”dosa mereka tidak akan kuingat lagi” meyakinkan kita akan hal apa?
13 Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengampuni secara permanen? Perhatikan nubuat Yeremia tentang perjanjian baru yang diadakan dengan orang Kristen terurap. Dengan adanya perjanjian itu, orang-orang yang beriman pada tebusan dapat diampuni sepenuhnya. (Baca Yeremia 31:34.) Yehuwa mengatakan, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” Jadi, Yehuwa meyakinkan kita bahwa setelah Ia mengampuni, Ia tidak akan mempersoalkan dosa itu lagi di kemudian hari. Ia tidak akan mengungkit-ungkit lagi dosa kita dengan maksud menghukum kita berulang kali. Sebaliknya, Yehuwa mengampuni dosa itu dan melupakannya, secara permanen.—Rm. 4:7, 8.
14. Bagaimana kita bisa terhibur dengan merenungkan pengampunan Yehuwa? Berikan contoh.
14 Hati kita akan terhibur jika kita merenungkan pengampunan Yehuwa. Perhatikan contoh berikut. Bertahun-tahun yang lalu, seorang saudari, kita sebut saja Elaine, dipecat. Beberapa tahun kemudian, dia diterima kembali. Elaine mengakui, ”Meskipun saya bilang pada diri sendiri dan orang-orang bahwa saya yakin Yehuwa sudah mengampuni saya, tetap saja saya merasa sepertinya Yehuwa jauh dari saya atau orang lain lebih akrab dengan-Nya dan Ia lebih nyata bagi mereka.” Namun, Elaine merasa terhibur setelah membaca dan merenungkan kata-kata dalam Alkitab yang menggambarkan pengampunan Yehuwa. ”Saya jadi lebih merasakan kasih dan kelembutan Yehuwa terhadap saya dibandingkan yang sudah-sudah,” sambung Elaine. Dia khususnya merasa tersentuh oleh kata-kata ini, ”Sewaktu Yehuwa mengampuni dosa-dosa kita, kita tidak perlu takut kalau-kalau noda dosa-dosa itu akan terus melekat pada diri kita sepanjang sisa hidup kita.”b Elaine mengatakan, ”Saya sadar bahwa saya tadinya tidak percaya Yehuwa bisa mengampuni saya sepenuhnya, dan saya pikir saya akan memikul beban ini seumur hidup. Memang butuh waktu, tetapi sekarang saya sudah mulai merasa yakin bahwa saya bisa mendekat kepada Yehuwa, dan rasanya beban itu sudah diangkat dari pundak saya.” Betapa pengasih dan pengampun Allah yang kita sembah itu!—Mz. 103:9.
TIRULAH YEHUWA DALAM MENGAMPUNI
15. Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni?
15 Kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni dengan memilih untuk memaafkan satu sama lain jika memang ada alasan untuk itu. (Baca Lukas 17:3, 4.) Ingatlah bahwa kalau Yehuwa mengampuni, Ia melupakan dosa-dosa kita, dalam arti Ia tidak akan mengungkit-ungkitnya lagi di kemudian hari. Demikian pula, kalau kita mengampuni orang lain, kita hendaknya melupakan kesalahannya dan tidak mengungkit-ungkitnya lagi di masa depan.
16. (a) Apakah suka mengampuni berarti kita menyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil? Jelaskan. (b) Agar diampuni Allah, apa yang harus kita lakukan?
16 Suka mengampuni bukan berarti menyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil. Bukan. Suka mengampuni berarti kita memutuskan untuk berhenti merasa kesal. Dan yang lebih penting, agar kita diampuni Allah, kita harus meniru Yehuwa dalam mengampuni orang lain. (Mat. 6:14, 15) Lagi pula, Yehuwa memaklumi ketidaksempurnaan kita karena Ia ingat bahwa ”kita ini debu”. (Mz. 103:14) Maka, tidakkah kita tergerak untuk memaklumi kekurangan sesama kita dengan mengampuni mereka dengan lapang hati?—Ef. 4:32; Kol. 3:13.
Berdoalah dengan tulus memohonkan pengampunan (Lihat paragraf 17)
17. Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya?
17 Memang, mengampuni itu tidak selalu mudah. Bahkan beberapa orang Kristen terurap di abad pertama pun merasa sulit menyelesaikan perselisihan mereka. (Flp. 4:2) Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya? Ingatlah kisah Ayub. Dia merasa sangat sakit hati ketika ”teman-temannya”, yaitu Elifaz, Bildad, dan Zofar, melontarkan tuduhan palsu terhadapnya. (Ayb. 10:1; 19:2) Pada akhirnya, Yehuwa memarahi para penuduh itu. Allah memerintahkan mereka untuk mendatangi Ayub dan mempersembahkan korban untuk dosa-dosa mereka. (Ayb. 42:7-9) Tetapi, Ayub juga diminta untuk melakukan sesuatu. Apa itu? Yehuwa memerintahkan Ayub untuk berdoa demi kepentingan orang-orang yang telah menuduhnya. Ayub memenuhi permintaan Yehuwa, dan Yehuwa pun memberkati dia karena rela mengampuni. (Baca Ayub 42:10, 12, 16, 17.) Apa pelajarannya? Jika kita mendoakan orang yang telah bersalah kepada kita, kita akan lebih mudah menyingkirkan kekesalan kita.
TERUSLAH HARGAI SEPENUHNYA SIFAT-SIFAT YEHUWA
18, 19. Bagaimana kita bisa terus memperbesar penghargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati?
18 Kita tentu disegarkan setelah membahas berbagai aspek dari kepribadian Yehuwa yang penuh kasih. Kita sudah belajar bahwa Yehuwa itu mudah didekati, tidak berat sebelah, murah hati, masuk akal, loyal, dan suka mengampuni. Memang, yang kita pelajari itu baru kulit luarnya saja. Kita punya kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang Yehuwa selama-lamanya. (Pkh. 3:11) Kita tentu setuju dengan kata-kata rasul Paulus ini, ”Oh, dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah”—juga kasih-Nya dan keenam sifat-Nya yang sudah kita bahas.—Rm. 11:33.
19 Semoga kita semua terus memperbesar penghargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati. Kita bisa melakukannya dengan mempelajari, merenungkan, dan meniru sifat-sifat-Nya itu. (Ef. 5:1) Dengan melakukannya, perasaan kita tentu akan semakin mirip dengan apa yang dinyanyikan oleh sang pemazmur, ”Mengenai aku, baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah.”—Mz. 73:28.
a Saran-saran yang bagus tentang hal ini dapat dilihat dalam artikel ”Sudahkah Saudara Menganjurkan Seseorang Akhir-Akhir Ini?” di Menara Pengawal 15 Januari 1995 dan artikel ”Menggerakkan kepada Kasih dan Pekerjaan Baik—Bagaimana Caranya?” di Menara Pengawal 1 April 1995.
-