PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Siapakah yang Akan Diperkenan oleh Yehuwa?
    Menara Pengawal—1988 (Seri 54) | Menara Pengawal—1988 (Seri 54)
    • Orang yang Tidak Beriman dan Sidang Kristen

      11, 12. (a) Perubahan lebih lanjut apa yang terjadi ketika orang Etiopia itu dibaptis? (b) Bagaimana ini selaras dengan Filipi 2:12, 13?

      11 Yesus memerintahkan para pengikutnya: ”Karena itu pergilah dan jadikanlah murid-murid dari segala bangsa, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan roh kudus, ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu.” (Matius 28:19, 20, NW) Proselit Etiopia yang tadi disebutkan sudah mempunyai pengetahuan tentang Yehuwa dan roh kudus. Jadi setelah Filipus membantu dia mengerti dan menerima Yesus sebagai sang Mesias Putra Allah, ia dapat dibaptis. Dengan demikian ia akan menjadi anggota yang resmi dari umat Yehuwa yang mengikuti Kristus. Tentu, ia harus bertanggung jawab kepada Allah, dituntut ’untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan’ bagi orang Kristen. Namun bersamaan dengan tanggung jawab ini diperoleh pula harapan yang menakjubkan: keselamatan!

      12 Belakangan, Paulus menulis bahwa semua orang Kristen perlu ’tetap mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar.’ Namun, hal itu dapat dilakukan, ”karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya [eu·do·kiʹas; ”karena Ia merasa senang,”NW]”—Filipi 2:12, 13.

      13. Bagaimana orang Kristen akan memperlakukan orang-orang yang tidak dibaptis secepat sida-sida Etiopia itu?

      13 Tidak semua orang yang berhubungan dengan orang Kristen sejati telah siap dan memenuhi syarat seperti orang Etiopia itu sehingga dapat cepat bertindak untuk dibaptis. Ada orang, yang bukan Yahudi atau proselit, hanya mempunyai sedikit atau tidak mempunyai pengetahuan tentang Yehuwa dan jalan-jalan-Nya; juga moral mereka tidak dibimbing oleh standar-Nya. Bagaimana mereka harus diperlakukan? Orang Kristen harus mengikuti contoh Yesus. Ia pasti tidak menganjurkan atau bahkan membiarkan dosa. (Yohanes 5:14) Namun, ia toleran terhadap pedosa-pedosa yang tertarik kepadanya dan yang ingin menyelaraskan jalan-jalan mereka dengan jalan-jalan Allah.—Lukas 15:1-7.

      14, 15. Selain orang Kristen terurap, orang-orang macam apa menghadiri perhimpunan di Korintus, dan bagaimana mereka berbeda-beda dalam hal kemajuan rohani?

      14 Bahwa orang Kristen berlaku toleran terhadap mereka yang sedang belajar tentang Allah, jelas dari komentar Paulus mengenai perhimpunan-perhimpunan di Korintus. Dalam membahas penggunaan karunia mujizat dari roh yang pada mulanya menjadi tanda bahwa Kekristenan mendapat berkat Allah, Paulus menyebutkan ”orang yang beriman” dan ”orang yang tidak beriman.” (1 Korintus 14:22) ”Orang yang beriman” adalah yang menerima Kristus dan sudah dibaptis. (Kisah 8:13; 16:31-34) ”Banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.”—Kisah 18:8.

      15 Menurut 1 Korintus 14:24, ”orang yang tidak beriman atau orang baru [”biasa,”, NW]” juga datang ke perhimpunan-perhimpunan di Korintus dan disambut di sana.c Kemungkinan besar, kemajuan mereka dalam mempelajari dan menerapkan Firman Allah tidak sama. Ada yang mungkin masih melakukan dosa. Yang lain mungkin telah beriman sampai taraf tertentu, sudah membuat beberapa perubahan dalam kehidupan mereka, dan, bahkan sebelum dibaptis telah mulai menceritakan kepada orang-orang lain apa yang telah mereka pelajari.

      16. Bagaimana orang-orang tersebut dapat memperoleh manfaat dengan berada di antara orang Kristen di perhimpunan?

      16 Tentu, semua orang yang belum dibaptis tersebut tidak ”di dalam Tuhan.” (1 Korintus 7:39, Bode) Jika pada masa lampau mereka telah melakukan kesalahan yang serius secara moral dan rohani, dapat dimengerti bahwa mereka membutuhkan waktu untuk menyelaraskan diri dengan standar-standar Allah. Sementara itu selama mereka tidak dengan niat jahat mencoba untuk merusak iman dan kebersihan sidang, mereka boleh datang. Apa yang mereka lihat dan dengar di perhimpunan dapat ’menegur mereka’ (NW) seraya ’segala rahasia yang terkandung di dalam hati mereka akan menjadi nyata.’—1 Korintus 14:23-25; 2 Korintus 6:14.

      Tetap Diperkenan Allah untuk Keselamatan

      17. Lukas 2:14 mengalami penggenapan apa pada abad pertama?

      17 Melalui pengabaran kepada umum yang dilakukan orang Kristen yang sudah dibaptis pada abad pertama, ribuan orang mendengar kabar baik. Mereka menaruh iman dalam apa yang mereka dengar, bertobat dari haluan mereka di masa lampau, dan dibaptis, membuat ”pernyataan kepada umum untuk keselamatan.” (Roma 10:10-15, NW; Kisah 2:41-44; 5:14; Kolose 1:23) Tidak ada keraguan bahwa orang-orang yang sudah dibaptis pada jaman dulu mendapat perkenan Yehuwa, karena Ia mengurapi mereka dengan roh suci, mengangkat mereka sebagai anak rohani. Rasul Paulus menulis: ”Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya [eu·do·kiʹan; ”dengan senang hati,”NW].” (Efesus 1:5) Jadi, dalam abad itu apa yang diramalkan para malaikat pada waktu kelahiran Yesus mulai terbukti benar: ’Damai sejahtera di antara manusia yang berkenan kepada [Allah].’—Lukas 2:14.

  • Siapakah yang Akan Diperkenan oleh Yehuwa?
    Menara Pengawal—1988 (Seri 54) | Menara Pengawal—1988 (Seri 54)
    • Apa Gerangan Arti Kata-kata-Nya?

      4. (a) Apa arti kata Yunani untuk ”berkenan” dalam pernyataan Allah? (b) Mengapa penggunaan dalam hal ini terutama menarik?

      4 Kata-kata Allah ”kepada [Yesus]lah Aku berkenan,” dalam catatan Injil digunakan kata kerja Yunani eu·do·keʹo. (Matius 3:17; Markus 1:11; Lukas 3:22) Ini berarti ”merasa puas, menganggap baik, senang sekali dengan,” dan bentuk kata bendanya mempunyai arti ”kemauan baik, senang sekali, perkenan, harapan, keinginan.” Eu·do·keʹo tidak terbatas kepada perkenan ilahi. Sebagai contoh, orang Kristen di Makedonia ’setuju [’dengan senang hati,’ NW]’ menyumbangkan uang kepada orang-orang lain. (Roma 10:1; 15:26; 2 Korintus 5:8; 1 Tesalonika 2:8; 3:⁠1) Namun, perkenan yang Yesus terima dinyatakan oleh Allah, bukan manusia. Ungkapan ini dikenakan kepada Yesus baru setelah ia dibaptis. (Matius 17:5; 2 Petrus 1:17) Menarik bahwa Lukas 2:52 menggunakan kata lain—khaʹris—ketika berbicara tentang Yesus sebagai remaja yang belum dibaptis yang ”dikasihi [”diperkenan,” Bode]” oleh Allah dan manusia.

      5. (a) Bagaimana terbukti bahwa manusia yang tidak sempurna dapat diperkenan oleh Allah? (b) Siapakah ”manusia yang berkenan kepada [Allah]”

      5 Apakah mungkin bagi manusia yang tidak sempurna seperti kita untuk mendapat perkenan Allah juga? Untunglah, jawabannya ya. Ketika Yesus dilahirkan, para malaikat mengumumkan: ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya [eu·do·kiʹas].” (Lukas 2:14) Dalam bahasa Yunani aksara, para malaikat menyanyikan berkat yang akan datang atas ”manusia yang berkenan kepada Allah.”a Profesor Hans Bietenhard menulis tentang penggunaan kata en an·throʹpois eu·do·kiʹas tersebut: ”Ungkapan itu memaksudkan orang yang disenangi Allah . . . Karena itu, kami di sini tidak membicarakan kemauan baik dari manusia . . . Kami membicarakan kedaulatan Allah dan kehendak-Nya yang pemurah, yang atas dasar itu memilih suatu umat untuk diselamatkan.” Jadi, seperti telah lama dijelaskan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, Lukas 2:14 menyatakan bahwa melalui pembaktian dan baptisan, manusia yang tidak sempurna dapat menjadi orang yang diperkenan Allah!b

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan