PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 22/5 hlm. 24-27
  • Beternak Lebah—Kisah yang ”Manis”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Beternak Lebah—Kisah yang ”Manis”
  • Sedarlah!—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pengurus dari ”Keajaiban Setiap Hari”
  • Faktor-Faktor yang Penting agar Berhasil Beternak Lebah
  • Produk yang Beraneka Ragam
  • ”Berhikmat secara Naluri”
  • Madu​—Pemberian Lebah bagi Manusia
    Sedarlah!—2005
  • Madu; Sarang Madu
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Lebah
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Madu Hutan
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 22/5 hlm. 24-27

Beternak Lebah—Kisah yang ”Manis”

Oleh koresponden Sedarlah! di Yunani

CAHAYA fajar perlahan-lahan memencarkan warna pastelnya di langit. Di tengah-tengah udara dingin dan kabut, sebuah truk pikup menepi dengan senyap di pinggir jalan di kaki sebuah lereng gunung. Dua sosok manusia muncul dari antara kabut​—mengenakan sarung tangan, sepatu bot, pakaian kerja dari katun, dan topi kerudung dengan sisi lebar. Dengan gerakan hati-hati tetapi bergairah, mereka menaikkan sejumlah kotak kayu ke truk. Apakah mereka sepasang pencoleng yang baru mendapat mangsa empuk? Bukan, mereka sepasang peternak lebah yang merawat pasukan lebah mereka yang berharga​—siap mengadakan perjalanan ke tempat tujuan lain yang ada pabrik penghasil nektarnya.

Para peternak lebah adalah orang-orang yang memiliki keterampilan khusus, yang membanggakan hubungan timbal balik dengan jenis serangga tertentu. Di satu pihak, ada lebah madu, barangkali yang paling berharga secara ekonomi di antara semua jenis serangga, yang menghasilkan madu dan lilin lebah serta menyerbuki beraneka ragam panenan. Di lain pihak, ada orang-orang yang bersusah payah mencari nafkah dari beternak lebah sekaligus mengasihi makhluk-makhluk mungil ini serta ”memahami seluk-beluknya”, sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang dari mereka.

Pengurus dari ”Keajaiban Setiap Hari”

Menjadi peternak lebah mungkin kedengarannya mudah: Memperoleh sejumlah sarang penuh dengan koloni lebah, menempatkannya di lokasi penghasil nektar, dan kembali setelah beberapa bulan untuk memanen produknya. Tetapi halnya tidak demikian. Untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terlibat, kami berbincang-bincang dengan John dan Maria, para peternak lebah profesional, yang dengan senang hati memberi tahu kami tentang pekerjaan yang mereka sukai ini.

”Beternak lebah merupakan suatu latihan mengamati keajaiban setiap hari,” demikian komentar John sambil bersandar pada sarang yang terbuka. ”Hingga sekarang, tidak seorang pun benar-benar memahami kehidupan komunitas yang sangat terstruktur, keterampilan komunikasi yang maju, dan kebiasaan kerja yang luar biasa dari lebah madu.”

Menelusuri sejarah beternak lebah profesional, John menyebutkan bahwa di masa lalu para peternak lebah memanen madu dengan membinasakan koloni-koloni yang menghuni rongga pohon dan rongga-rongga lainnya. Akan tetapi, pada tahun 1851 Lorenzo Lorraine Langstroth, seorang peternak lebah asal Amerika, mendapati bahwa lebah-lebah menyisakan ruang sebesar kira-kira 6 milimeter di antara sarang-sarangnya yang terbuat dari lilin. Dengan demikian, sarang kayu buatan manusia dapat digunakan asalkan disisakan ruang dengan ukuran serupa di antara bingkai-bingkai sarang. Sekarang kita dapat memindahkan satu per satu bingkai sarang lebah dan memanen madu serta lilin tanpa memusnahkan koloni itu.

”Agar berhasil dalam beternak lebah,” John meneruskan, ”Anda harus mempunyai kasih sayang yang kuat terhadap koloni lebah Anda. Anda bagaikan seorang ayah bagi lebah-lebah Anda, dan saya yakin mereka menyadari hal ini dan menanggapi sesuai dengan itu. Anda juga menjadi dokter, pengurus, pemberi makan bagi mereka selama masa-masa musim dingin yang sulit.”

Maria menambahkan, ”Seorang peternak lebah yang baik dapat membaca keadaan hanya dengan memandang sekilas saja pada sebuah sarang lebah, yang biasanya menampung antara 8 ribu hingga 80 ribu lebah. Bila Anda berpengalaman, sewaktu Anda membuka sarang itu, dengungannya saja akan menjadi petunjuk apakah koloni itu bertumbuh subur, produktif, dan ’bahagia’; apakah mereka lapar; apakah mereka ’yatim’ karena lebah ratunya telah mati; apakah mereka resah oleh sesuatu yang tidak menyenangkan; dan banyak lagi.”

Faktor-Faktor yang Penting agar Berhasil Beternak Lebah

”Pilihan lokasi yang saksama untuk sarang lebah sangatlah penting,” demikian John menjelaskan. ”Kami bersusah payah menemukan padang rumput berbunga tempat lebah-lebah dapat mencari makanan.

”Sang peternak dapat mencari lokasi yang penuh kembang jeruk dan basswood agar koloninya tetap sibuk. Selama musim panas dan musim gugur, sebuah daerah yang penuh dengan pohon cemara dan fir akan membantu menghasilkan madu berkualitas bagus dengan warna kemerahan yang jernih, yang harganya lumayan di pasaran. Padang dengan kembang thyme liar akan menghasilkan jenis madu yang paling bagus​—raja madu, sebutan yang diberikan oleh para peternak lebah. Lebah-lebah juga mencari clover putih, clover manis yang berwarna kuning, dan alfalfa.”

Yang terutama diperlukan adalah akal sehat. Maria menjelaskan, ”Sewaktu kami menempatkan sarang-sarang di daerah pegunungan, akan menguntungkan bila mereka ditempatkan di dekat kaki gunung. Dengan demikian lebah-lebah dapat terbang ke atas, mengunjungi pohon-pohon yang dipenuhi bunga, dan kemudian​—dengan penuh muatan​—terbang pada jalur menurun yang lebih mudah, kembali ke sarang mereka. Bila sarangnya jauh tinggi di lereng di atas pohon-pohon, ini akan melelahkan lebah dan merugikan produktivitas koloni.”

”Setiap peternak lebah memahami peranan penting sang ratu bagi kesejahteraan dan produktivitas sebuah koloni,” demikian kata John sewaktu ia dengan sangat hati-hati mengangkat salah satu bingkai sarang dengan seekor ratu muda di tengahnya. ”Di sarang yang kurang produktif dalam menghasilkan lebah muda dan madu, sang ratu harus dibunuh dan diganti. Koloni dengan ratu muda menghasilkan paling banyak madu. Juga, sewaktu kami ingin menciptakan koloni baru, kami memilih sebuah sarang ganda yang penuh lebah dan memisahkan kotak bagian atas dan kotak bagian bawah. Setengah kotak yang satu menampung sang ratu, jadi kami tempatkan seekor ratu muda yang telah dibuahi di setengah kotak yang satunya. Pada saat bunga-bunga bermekaran, ratu baru akan bertelur, mengisi sarang tersebut dengan lebah-lebah pekerja muda.”

Berapa lama masa hidup seekor lebah? Kami diberi tahu bahwa masa hidup lebah pekerja berbanding terbalik dengan kerajinannya. Pada musim panas, sewaktu seekor lebah mencari bunga selama kira-kira 15 jam per hari dan terbang pada kecepatan kira-kira 21 kilometer per jam, ia hanya hidup enam minggu. Pada waktu musim dingin, tidak terlalu banyak kegiatan fisik karena lebah hanya bekerja dua hingga tiga jam per hari, dengan demikian mereka dapat hidup beberapa bulan.

Produk yang Beraneka Ragam

Hal pertama yang tebersit di pikiran sewaktu kita berbicara mengenai beternak lebah adalah, tentu saja, madu. Cairan manis yang lengket ini adalah nektar yang diubah oleh lebah pekerja. Rata-rata sebuah sarang komersial dapat menghasilkan 29 kilogram madu per tahun. Lilin lebah adalah produk sampingan lain yang berharga dari kegiatan lebah. Sebuah sarang lebah berguna selama kira-kira lima hingga enam tahun. Setelah itu, warnanya menjadi gelap karena berbagai mikroba dan parasit yang menghuninya dan sarang itu harus diganti. Sarang-sarang lebah yang telah dibuang diproses untuk diambil lilin lebahnya. Rata-rata produksi komersial lilin lebah adalah 9 hingga 18 kilogram untuk setiap ton madu yang dipanen.

Polen​—yang adalah sumber utama dari protein, vitamin, mineral, dan lemak untuk pertumbuhan ratu, lebah pekerja, dan lebah jantan​—juga dipuji-puji beberapa orang sebagai obat alami yang bagus sekali bagi sejumlah penyakit fisik. Sebuah sarang dapat menghasilkan 5 kilogram polen dalam satu tahun. Propolis adalah bahan yang digunakan lebah untuk menyekat sarang mereka dan untuk membungkus pengacau yang ukurannya terlalu besar untuk disingkirkan.

Secara langsung atau tidak langsung, produksi dari kira-kira seperempat makanan yang kita konsumsi bergantung pada kesanggupan lebah madu untuk menyerbuki panenan. Apel, almond, semangka, plum, pir, mentimun, dan berbagai jenis buah beri, semuanya bergantung pada lebah untuk penyerbukan. Demikian pula berbagai benih tanaman pangan, termasuk wortel, bawang merah, dan bahkan bunga matahari. Daging dan produk susu juga dipengaruhi lebah, yang menyerbuki alfalfa yang kemudian menjadi makanan ternak.

”Berhikmat secara Naluri”

”Saya pikir kebanyakan peternak lebah percaya akan Allah,” demikian kata Maria, mengingatkan kita akan ketidaksanggupan kita untuk menjelaskan kerumitan dari struktur sosial lebah, perkembangan mereka yang menakjubkan menjadi sebuah kehidupan komunitas yang pelik, dan kesanggupan mereka yang luar biasa dalam hal orientasi dan komunikasi. Banyak orang yang mempelajari dan merawat lebah akan dengan mudah mengakui semua ini sebagai fakta bahwa lebah ”berhikmat secara naluri”, naluri semacam itu telah dikaruniakan kepada mereka dengan murah hati oleh Pencipta Agung kita, Allah Yehuwa.​—Bandingkan Amsal 30:​24, NW.

[Kotak/Gambar di hlm. 26]

Dari Bunga Sampai ke Meja Anda

Lebah madu lapangan mengunjungi sekuntum bunga dan mengumpulkan nektar

Seraya mengunjungi bunga-bunga, lebah-lebah mengumpulkan nektar dalam kantong madu mereka, yang adalah perbesaran dari kerongkongan mereka. Untuk memenuhi kantong ini, sang lebah harus mengunjungi setiap bunga kecil antara 1.000 hingga 1.500 kali

Kembali ke sarang, nektar disimpan dalam sarang lebah

Begitu memasuki sarang, lebah lapangan menuangkan isi kantong madunya ke mulut seekor lebah pekerja muda. Sang lebah pekerja kemudian menyimpan nektar dalam sel sarang dan melakukan tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengubah nektar menjadi madu

Peternak lebah memanen madu

Dengan pisau yang dipanaskan, ia menyingkirkan lilin yang menyelubungi sel-sel dalam setiap bingkai. Kemudian ia menempatkan bingkai-bingkai dalam sebuah penyadap, yang akan mengeluarkan madu dengan gaya sentrifugal

Madu dikemas dalam botol atau dibagi-bagi

Label pada botol madu memberi tahu tanaman apa yang disadap oleh lebah. Bila botolnya tembus pandang, Anda dapat memeriksa kualitasnya dari warna madu

Madu baik untuk kesehatan Anda!

Madu mudah diserap tubuh dan cepat diubah menjadi energi. Laporan-laporan memperlihatkan bahwa madu dapat digunakan untuk mengobati luka bakar dan berbagai jenis luka di kulit

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan