PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Pengujian dan Penyaringan dari Dalam
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
    • Pandangan-Pandangan Doktrin yang Perlu Dimurnikan

      Saksi-Saksi Yehuwa secara terbuka mengakui bahwa pengertian mereka tentang maksud-tujuan Allah telah mengalami banyak penyesuaian dari tahun ke tahun. Fakta bahwa pengetahuan mengenai maksud-tujuan Allah itu progresif menunjukkan bahwa perubahan harus terjadi. Hal itu bukan karena maksud-tujuan Allah itu berubah, melainkan penerangan yang terus-menerus Ia berikan kepada hamba-hamba-Nya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dalam sudut pandangan mereka.

      Dari Alkitab Saksi-Saksi menjelaskan bahwa demikian pula halnya dengan hamba-hamba Allah yang setia pada zaman lampau. Abraham menjalin hubungan yang akrab dengan Yehuwa; tetapi ketika ia meninggalkan Ur, pria yang beriman tersebut tidak mengetahui ke negeri mana Allah menuntunnya, dan selama bertahun-tahun ia sama sekali tidak mengetahui dengan pasti bagaimana Allah kelak memenuhi janji-Nya untuk membuat suatu bangsa yang besar melalui dia. (Kej. 12:1-3; 15:3; 17:15-21; Ibr. 11:8) Allah menyingkapkan banyak kebenaran kepada para nabi, namun ada hal-hal lain yang belum mereka pahami pada waktu itu. (Dan. 12:8, 9; 1 Ptr. 1:10-12) Demikian pula, Yesus menjelaskan banyak hal kepada para rasulnya, namun bahkan pada akhir kehidupannya di bumi ia berkata kepada mereka bahwa masih ada banyak hal yang harus mereka pelajari. (Yoh. 16:12) Beberapa di antara perkara-perkara ini, seperti misalnya maksud-tujuan Allah untuk membawa orang-orang Kafir ke dalam sidang, baru dipahami setelah para rasul melihat apa yang sesungguhnya sedang terjadi sebagai penggenapan nubuat.—Kis. 11:1-18.

      Sebagaimana dapat diduga, ketika perubahan-perubahan menuntut disisihkannya pandangan-pandangan yang dahulu sangat disukai, hal itu menjadi suatu ujian bagi beberapa orang. Lagi pula, tidak semua penyesuaian dalam hal pemahaman diterima dengan mudah, dalam satu langkah. Karena ketidaksempurnaan, kadang-kadang ada kecenderungan untuk beralih ke satu ekstrem atau ke ekstrem yang lain sebelum posisi yang benar dipahami. Ini mungkin membutuhkan waktu. Beberapa yang cenderung bersikap kritis telah tersandung akan hal ini. Perhatikan sebuah contoh:

      Sudah sejak tahun 1880, publikasi-publikasi Menara Pengawal membahas berbagai perincian yang berkaitan dengan perjanjian Abraham, perjanjian Taurat, dan perjanjian baru. Susunan Kristen telah kehilangan penglihatan tentang janji Allah yaitu bahwa melalui benih Abraham semua keluarga di bumi pasti akan memberkati diri mereka sendiri. (Kej. 22:18, NW) Tetapi Saudara Russell sangat berminat untuk memahami bagaimana Allah akan melaksanakan hal ini. Ia berpikir bahwa dalam penjelasan Alkitab mengenai Hari Pendamaian Yahudi ia melihat adanya petunjuk-petunjuk mengenai caranya hal itu terlaksana dalam hubungan dengan suatu perjanjian baru. Pada tahun 1907, ketika perjanjian-perjanjian tersebut dibahas kembali, dengan penekanan khusus pada peranan rekan-rekan pewaris bersama Kristus dalam mewujudkan berkat-berkat bagi umat manusia yang dinubuatkan dalam perjanjian Abraham, beberapa Siswa-Siswa Alkitab mengajukan keberatan-keberatan yang sengit.

      Pada waktu itu terdapat hambatan-hambatan tertentu untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai berbagai hal. Siswa-Siswa Alkitab ketika itu belum melihat dengan tepat kedudukan Israel jasmani dalam hubungan dengan maksud-tujuan Allah. Hambatan ini baru tersingkir setelah terdapat banyak sekali bukti bahwa orang-orang Yahudi sebagai suatu bangsa tidak berminat untuk digunakan oleh Allah dalam penggenapan firman nubuat-Nya. Hambatan lain adalah Siswa-Siswa Alkitab tidak dapat dengan tepat mengidentifikasi ”kumpulan besar” di Wahyu 7:9, 10. Identitas ini baru menjadi jelas setelah kumpulan besar itu sungguh-sungguh mulai menyatakan diri sesuai penggenapan nubuat. Mereka yang dengan pedas mengkritik Saudara Russell juga tidak mengerti perkara-perkara ini.

      Namun, beberapa yang mengaku diri saudara Kristen melontarkan tuduhan palsu bahwa The Watch Tower telah menyangkal Yesus sebagai Perantara antara Allah dan manusia, telah menolak tebusan serta menyangkal kebutuhan dan fakta akan pendamaian. Semua ini tidaklah benar. Namun beberapa yang mengatakannya adalah pribadi-pribadi terkemuka, dan mereka itu menarik orang-orang lain sebagai murid-murid bagi mereka sendiri. Mereka mungkin benar dalam beberapa perincian yang mereka ajarkan berkenaan perjanjian baru, tetapi apakah Tuhan memberkati apa yang mereka lakukan? Selama beberapa waktu, beberapa di antara mereka mengadakan pertemuan-pertemuan, namun kemudian kelompok-kelompok mereka mati.

      Sebagai kontras, Siswa-Siswa Alkitab terus ambil bagian dalam pemberitaan kabar baik, seperti diperintahkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Pada waktu yang sama, mereka terus mempelajari Firman Allah dan waspada terhadap perkembangan-perkembangan yang akan memberi penerangan atas pengertiannya. Akhirnya, selama tahun 1930-an, hambatan-hambatan utama dalam memperoleh pengertian yang jelas tentang perjanjian-perjanjian itu tersingkir, dan pernyataan-pernyataan yang diperbaiki mengenai persoalan tersebut muncul dalam The Watchtower dan publikasi-publikasi yang berkaitan.d Betapa hal ini membawa sukacita bagi mereka yang telah menanti dengan sabar!

      Apakah Penantian Mereka Benar?

      Pada waktu-waktu tertentu Siswa-Siswa Alkitab memiliki harapan dan penantian yang dicemooh oleh para pengkritik. Namun, semua harapan dan penantian tersebut berakar pada keinginan yang kuat untuk melihat penggenapan dari hal-hal yang diyakini oleh umat Kristen yang bergairah ini dipahami sebagai janji-janji Allah yang tidak akan gagal.

      Dengan belajar Alkitab yang terilham, mereka mengetahui bahwa Yehuwa telah menjanjikan berkat-berkat bagi segala bangsa di bumi dengan perantaraan benih Abraham. (Kej. 12:1-3; 22:15-18) Mereka melihat dalam Firman Allah janji bahwa Putra manusia akan memerintah sebagai Raja surgawi atas seluruh bumi, bahwa sekawanan kecil orang-orang yang setia akan diambil dari bumi untuk ikut ambil bagian bersamanya dalam Kerajaannya, dan bahwa mereka ini akan memerintah sebagai raja selama seribu tahun. (Dan. 7:13, 14; Luk. 12:32; Why. 5:9, 10; 14:1-5; 20:6) Mereka mengetahui janji Yesus bahwa ia akan kembali dan membawa serta orang-orang yang bagi mereka telah ia siapkan suatu tempat di surga. (Yoh. 14:1-3) Mereka mengetahui janji bahwa Mesias juga akan memilih beberapa di antara para leluhurnya yang setia untuk menjadi pangeran di seluruh bumi. (Mzm. 45:17) Mereka mengetahui bahwa Alkitab menubuatkan akhir sistem perkara tua yang jahat ini dan menyadari bahwa hal ini berkaitan dengan perang pada hari besar Allah Yang Mahakuasa di Armagedon. (Mat. 24:3; Why. 16:14, 16) Mereka sangat terkesan oleh ayat-ayat yang menunjukkan bahwa bumi diciptakan untuk dihuni selama-lamanya, bahwa mereka yang hidup di atasnya akan menikmati perdamaian sejati, dan bahwa semua orang yang menaruh iman kepada korban manusia Yesus yang sempurna dapat menikmati kehidupan kekal di Firdaus.—Yes. 2:4; 45:18; Luk. 23:42, 43; Yoh. 3:16.

      Sudah sewajarnya bila mereka bertanya-tanya tentang kapan dan bagaimana hal-hal ini akan terwujud. Apakah Alkitab yang terilham memberi suatu petunjuk?

      Dengan menggunakan kronologi Alkitab yang pertama-tama diuraikan oleh Christopher Bowen dari Inggris, mereka berpikir bahwa 6.000 tahun sejarah manusia telah berakhir pada tahun 1873, bahwa sesudah itu mereka berada dalam periode seribu tahun yang ketujuh dari sejarah manusia, dan bahwa mereka pasti telah mendekati fajar dari Milenium yang dinubuatkan. Rangkaian buku yang dikenal sebagai Millennial Dawn (dan kemudian disebut Studies in the Scriptures), yang ditulis oleh C. T. Russell, menarik perhatian kepada implikasi-implikasi mengenai hal ini sesuai dengan yang Siswa-Siswa Alkitab pahami dari Alkitab.

      Hal lain yang dipahami sebagai kemungkinan petunjuk waktu menyangkut penyelenggaraan yang Allah adakan di Israel purba untuk Tahun Yobel, suatu tahun pembebasan, setiap tahun ke-50. Tahun ini datang sesudah serangkaian tujuh periode yang meliputi 7 tahun, dan yang masing-masing periode berakhir dengan tahun sabat. Selama tahun Yobel, budak-budak Ibrani dibebaskan dan hak milik tanah warisan yang telah terjual dikembalikan. (Im. 25:8-10) Perhitungan yang didasarkan atas siklus tahun-tahun ini membawa kepada kesimpulan bahwa mungkin suatu Tahun Yobel yang lebih besar bagi seluruh bumi telah mulai pada musim gugur tahun 1874, bahwa agaknya Tuhan telah kembali pada tahun tersebut dan hadir secara tidak kelihatan, dan bahwa ”waktu pemulihan segala sesuatu” telah tiba.—Kis. 3:19-21, KJ.

      Berdasarkan gagasan bahwa peristiwa-peristiwa abad pertama mungkin sejajar dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan di kemudian hari, mereka juga menyimpulkan bahwa jika pembaptisan dan pengurapan Yesus pada musim gugur tahun 29 M sejajar dengan awal kehadirannya yang tidak kelihatan pada tahun 1874, maka masuknya ia ke Yerusalem sebagai Raja pada musim semi tahun 33 M akan menunjuk kepada musim semi tahun 1878 sebagai waktu ketika ia mulai berkuasa sebagai Raja surgawi.e Mereka juga berpikir bahwa pahala surgawi akan mereka terima pada waktu itu. Ketika hal itu tidak terjadi, mereka menyimpulkan bahwa mengingat para pengikut Yesus yang terurap harus ikut bersamanya dalam Kerajaan, kebangkitan kepada kehidupan roh dari mereka yang sudah tidur dalam kematian mulai pada waktu itu. Juga ditarik kesimpulan bahwa akhir perkenan khusus Allah terhadap Israel jasmani hingga tahun 36 M dapat menunjuk kepada tahun 1881 sebagai waktu ketika kesempatan khusus untuk menjadi bagian dari Israel rohani akan berakhir.f

      Dalam khotbah ”Jutaan Orang yang Sekarang Hidup Tidak Akan Pernah Mati”, yang disampaikan oleh J. F. Rutherford pada tanggal 21 Maret 1920 di Hippodrome di New York City, perhatian ditarik kepada tahun 1925. Atas dasar apa tahun itu dianggap penting? Dalam sebuah buku kecil yang diterbitkan pada tahun 1920 itu juga, dikemukakan bahwa jika 70 Tahun Yobel penuh dihitung sejak waktu yang dipahami sebagai tanggal masuknya Israel ke Tanah Perjanjian (bukannya dimulai sesudah Tahun Yobel gambaran yang terakhir sebelum pembuangan ke Babilon dan kemudian dihitung hingga awal saat Tahun Yobel pada akhir siklus ke-50), maka hal ini dapat menunjuk kepada tahun 1925. Berdasarkan apa yang dikatakan di situ, banyak yang berharap bahwa mungkin kaum sisa kawanan kecil akan menerima pahala surgawi menjelang tahun 1925. Tahun ini juga dihubungkan dengan penantian akan kebangkitan hamba-hamba Allah yang setia zaman pra-Kristen guna pelayanan mereka di bumi sebagai pangeran yang mewakili Kerajaan surgawi. Jika ini benar-benar terjadi, itu berarti bahwa umat manusia telah memasuki suatu era tanpa dikuasai maut, dan jutaan orang yang kelak hidup dapat memiliki harapan tidak akan pernah mati di bumi. Betapa prospek yang membahagiakan! Meskipun keliru, mereka dengan penuh gairah menceritakannya kepada orang-orang lain.

      Belakangan, selama tahun-tahun sejak 1935 hingga 1944, tinjauan kembali mengenai keseluruhan rangka kronologi Alkitab menyingkapkan bahwa terjemahan yang kurang baik dari Kisah 13:19, 20 dalam King James Version,g ditambah dengan faktor-faktor tertentu lain, telah membuat kronologi meleset lebih dari satu abad.h Hal ini kemudian menyebabkan adanya gagasan—kadang-kadang dinyatakan sebagai suatu kemungkinan, kadang-kadang lebih tegas lagi—bahwa karena milenium yang ketujuh dari sejarah manusia akan dimulai pada tahun 1975, maka peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan awal Pemerintahan Milenium Kristus mungkin mulai terjadi pada tahun itu.

      Apakah kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa mengenai perkara-perkara ini terbukti benar? Mereka tentu tidak salah bila percaya bahwa Allah tidak akan gagal melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya. Namun beberapa perhitungan waktu mereka dan penantian yang mereka kaitkan dengan hal-hal ini menimbulkan kekecewaan yang hebat.

      Setelah tahun 1925, angka hadirin perhimpunan merosot secara dramatis di beberapa sidang di Prancis dan Swiss. Demikian pula, pada tahun 1975, terdapat kekecewaan ketika penantian akan awal Milenium tidak terwujud. Akibatnya, beberapa mengundurkan diri dari organisasi. Yang lain dipecat, karena mereka berupaya meruntuhkan iman dari rekan-rekan. Tidak diragukan lagi, rasa kecewa karena tanggal tersebut menjadi suatu faktor, namun dalam beberapa hal, pokok persoalannya lebih mendalam. Beberapa pribadi juga mempermasalahkan perlunya berpartisipasi dalam pelayanan dari rumah ke rumah. Orang-orang tertentu tidak sekadar memilih jalan mereka sendiri; mereka menjadi agresif menentang organisasi yang dengannya mereka dahulu bergabung, dan mereka memanfaatkan pers umum dan televisi untuk mengumandangkan pandangan-pandangan mereka. Meskipun demikian, jumlah mereka yang murtad relatif sedikit.

      Walaupun ujian-ujian ini mengakibatkan penyaringan dan beberapa tertiup bagaikan sekam ketika gandum ditampi, namun yang lain-lain tetap teguh. Mengapa? Mengenai pengalamannya sendiri dan orang-orang lain pada tahun 1925, Jules Feller menerangkan, ”Mereka yang telah menaruh keyakinan mereka kepada Yehuwa tetap teguh dan meneruskan kegiatan pengabaran mereka.” Mereka mengakui bahwa kekeliruan telah terjadi namun Firman Allah sama sekali tidak salah, dan karena itu tidak ada alasan untuk membiarkan harapan mereka sendiri meredup ataupun mengendur dalam pekerjaan mengarahkan orang-orang kepada Kerajaan Allah sebagai satu-satunya harapan umat manusia.

      Beberapa penantian memang tidak menjadi kenyataan, namun hal itu tidak berarti bahwa kronologi Alkitab tidak ada gunanya. Nubuat yang dicatat oleh Daniel mengenai munculnya Mesias 69 minggu tahun sesudah ”firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali” digenapi tepat pada waktunya, yakni pada tahun 29 M.i (Dan. 9:24-27) Tahun 1914 juga ditandai oleh nubuat Alkitab.

      1914​—Penantian dan Kenyataan

      Pada tahun 1876, C. T. Russell menulis artikel pertama dari banyak artikel yang di dalamnya ia menunjuk kepada tahun 1914 sebagai akhir Zaman Orang Kafir yang disinggung oleh Yesus Kristus. (Luk. 21:24, Bode) Dalam jilid kedua dari Millennial Dawn, yang diterbitkan pada tahun 1889, Saudara Russell menguraikan dengan penuh nalar perincian yang memudahkan para pembaca untuk melihat berdasarkan Alkitab apa yang dikatakan dan untuk memeriksanya sendiri. Selama waktu hampir empat dasawarsa sebelum tahun 1914, Siswa-Siswa Alkitab menyebarkan jutaan eksemplar publikasi yang memfokuskan perhatian kepada akhir Zaman Orang Kafir. Beberapa publikasi agama lain memperhatikan kronologi Alkitab yang menunjuk kepada tahun 1914, namun kelompok lain manakah selain Siswa-Siswa Alkitab yang terus-menerus mempublikasikannya secara internasional dan hidup dengan sikap yang menunjukkan bahwa mereka percaya akan berakhirnya Zaman Orang Kafir pada tahun tersebut?

      Seraya tahun 1914 mendekat, penantian semakin memuncak. Apa gerangan maknanya? Dalam The Bible Students Monthly (Jilid VI, No. 1, yang diterbitkan pada awal tahun 1914), Saudara Russell menulis, ”Jika kita mempunyai tanggal dan kronologi yang tepat, Zaman Orang Kafir akan berakhir pada tahun ini—1914. Apa gerangan itu? Kita tidak tahu dengan pasti. Kita berharap bahwa kegiatan pemerintahan Mesias akan mulai kira-kira pada waktu berakhirnya pemberian kuasa kepada Bangsa-Bangsa Kafir. Yang kita nanti-nantikan, benar atau salah, ialah bahwa akan ada manifestasi yang menakjubkan dari penghakiman Ilahi terhadap segala ketidakadilbenaran, dan bahwa ini akan berarti hancurnya banyak lembaga yang ada dewasa ini, jika tidak semua.” Ia menitikberatkan bahwa ia tidak menantikan ”akhir dunia” pada tahun 1914 dan bahwa bumi akan terus ada untuk selama-lamanya, namun bahwa susunan segala perkara dewasa ini, dengan Setan sebagai penguasanya, akan berlalu.

      Dalam terbitannya tanggal 15 Oktober 1913, The Watch Tower menyatakan, ”Menurut perhitungan kronologi terbaik yang sanggup kami susun, saatnya adalah kurang lebih pada waktu itu—apakah bulan Oktober 1914, atau belakangan. Tanpa berlaku dogmatis, kami menantikan peristiwa-peristiwa tertentu: (1) Berakhirnya Zaman Orang Kafir—supremasi bangsa-bangsa Kafir di dunia—dan (2) Peresmian Kerajaan Mesias di dunia.”

      Bagaimana hal ini akan terlaksana? Tampaknya masuk akal bagi Siswa-Siswa Alkitab pada waktu itu bahwa hal ini mencakup pemuliaan setiap orang yang masih ada di bumi yang telah dipilih Allah untuk ikut bersama Kristus ambil bagian dalam Kerajaan surgawi. Namun bagaimana perasaan mereka ketika hal itu tidak terjadi pada tahun 1914? The Watch Tower 15 April 1916, menyatakan, ”Kami percaya bahwa tanggal-tanggal itu terbukti cukup tepat. Kami percaya bahwa Zaman Orang Kafir telah berakhir.” Akan tetapi, dengan terus terang majalah itu menambahkan, ”Tuhan tidak berkata bahwa Gereja akan dimuliakan seluruhnya menjelang tahun 1914. Kita hanya mengambil kesimpulan dan, terbukti salah.”

      Dalam hal ini mereka kurang lebih seperti rasul-rasul Yesus. Para rasul mengetahui dan mengira mereka percaya akan nubuat-nubuat mengenai Kerajaan Allah. Namun kadang kala mereka memiliki penantian yang salah berkenaan cara dan saat ketika hal-hal ini akan tergenap. Hal ini mengakibatkan kekecewaan pada diri beberapa orang.—Luk. 19:11; 24:19-24; Kis. 1:6.

      Ketika bulan Oktober 1914 berlalu tanpa terjadi perubahan kepada kehidupan surgawi yang dinanti-nantikan itu, Saudara Russell mengetahui bahwa akan ada penyelidikan hati yang serius. Dalam The Watch Tower 1 November 1914, ia menulis, ”Hendaklah kita ingat bahwa kita sedang berada pada musim pengujian. Para Rasul mengalami hal yang sama selama selang waktu antara wafatnya Tuhan kita dan hari Pentakosta. Sesudah kebangkitan Tuhan kita, Ia menampakkan diri kepada murid-muridnya beberapa kali, dan kemudian mereka tidak melihatnya selama berhari-hari. Lalu mereka menjadi kecil hati dan berkata, ’Tidak ada gunanya menunggu’; ’aku pergi menangkap ikan,’ kata seorang. Dua orang yang lain berkata, ’Kami pergi juga bersamamu.’ Mereka sedang bersiap-siap untuk terjun ke dalam bisnis menjala ikan dan meninggalkan pekerjaan menjala manusia. Ini merupakan masa pengujian bagi murid-murid. Maka demikian pula halnya sekarang. Jika ada alasan apa pun yang akan membuat seseorang berpaling dari Tuhan dan Kebenaran-Nya dan berhenti berkorban demi Perkara Tuhan, maka yang telah mendorong timbulnya minat kepada Tuhan bukanlah semata-mata kasih akan Allah yang ada dalam hati, tetapi sesuatu yang lain; mungkin harapan bahwa waktunya sudah singkat; pengabdian hanya untuk waktu tertentu.”

      Tampaknya halnya demikian dengan beberapa orang. Pikiran dan keinginan mereka telah terpaku terutama kepada prospek untuk diubah kepada kehidupan surgawi. Ketika hal ini tidak terjadi pada waktu yang dinanti-nantikan, mereka menutup pikiran terhadap makna perkara-perkara menakjubkan yang memang terjadi pada tahun 1914. Mereka kehilangan pandangan terhadap segala kebenaran yang sangat berharga yang telah mereka pelajari dari Firman Allah, dan mereka mulai mencemooh orang-orang yang telah membantu mereka untuk belajar tentang hal-hal ini.

      Dengan rendah hati, Siswa-Siswa Alkitab kembali menyelidiki Alkitab, untuk membiarkan Firman Allah menyelaraskan pandangan mereka. Keyakinan mereka bahwa Zaman Orang Kafir telah berakhir pada tahun 1914 tidak berubah. Secara bertahap mereka mulai melihat dengan lebih jelas bagaimana Kerajaan Mesias mulai—bahwa Kerajaan itu didirikan di surga ketika Yehuwa melimpahkan wewenang kepada Yesus Kristus, Putra-Nya; juga, bahwa hal ini tidak harus menunggu hingga rekan-rekan pewaris bersama Yesus dibangkitkan kepada kehidupan surgawi tetapi bahwa mereka akan dimuliakan bersama dia di kemudian hari. Selain itu, mereka mulai melihat bahwa penyebaran pengaruh Kerajaan tidak mengharuskan para nabi zaman purba yang setia dibangkitkan lebih dahulu, tetapi bahwa sang Raja akan menggunakan orang-orang Kristen yang loyal yang hidup dewasa ini sebagai wakil-wakilnya untuk menghadapkan kepada orang-orang dari segala bangsa kesempatan hidup selama-lamanya sebagai rakyat Kerajaan itu di bumi.

      Seraya gambaran yang mulia ini terbuka di hadapan mata mereka, pengujian dan penyaringan lebih lanjut terjadi. Namun mereka yang benar-benar mengasihi Yehuwa dan bersukacita melayani Dia, sangat bersyukur atas hak-hak istimewa dinas yang terbuka bagi mereka.—Why. 3:7, 8.

      Salah seorang di antara mereka ialah A. H. Macmillan. Ia belakangan menulis, ”Meskipun penantian kami tentang pengangkatan ke surga tidak tergenap pada tahun 1914, namun berakhirnya Zaman Orang Kafir memang terjadi pada tahun tersebut . . . Kami tidak merasa terlalu terganggu bahwa tidak semuanya berlangsung sebagaimana kami harapkan, karena kami begitu sibuk dengan pekerjaan Drama-Foto dan dengan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perang.” Ia terus sibuk dalam dinas Yehuwa dan tergetar melihat jumlah pemberita Kerajaan meningkat menjadi lebih dari sejuta selama masa hidupnya.

      Seraya meninjau kembali pengalaman-pengalamannya selama 66 tahun bergabung dengan organisasi, ia berkata, ”Saya telah melihat cobaan-cobaan berat menimpa organisasi dan pengujian atas iman mereka yang ada di dalamnya. Dengan bantuan roh Allah organisasi itu selamat terpelihara dan terus berkembang dengan subur.” Mengenai penyesuaian dalam pengertian yang berlangsung selama ini, ia menambahkan, ”Kebenaran-kebenaran dasar yang kita pelajari dari Alkitab tetap sama. Jadi saya belajar bahwa kita harus mengakui kesalahan-kesalahan kita dan terus meneliti Firman Allah untuk mendapat lebih banyak penerangan. Tidak soal penyesuaian apa pun yang harus kita buat dari waktu ke waktu sehubungan pandangan-pandangan kita, hal itu tidak mengubah persediaan yang murah hati berupa tebusan dan janji Allah mengenai kehidupan kekal.”

  • Pengujian dan Penyaringan dari Dalam
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
    • [Kotak/Gambar di hlm. 634]

      C. J. Woodworth

      Kepada seorang yang meninggalkan dinas Yehuwa karena para pengikut yang terurap dari Yesus Kristus tidak diangkat ke surga pada tahun 1914, C. J. Woodworth menulis sebagai berikut:

      ”Dua puluh tahun yang lalu Saudara dan saya percaya kepada pembaptisan bayi; kepada hak Ilahi dari pemimpin agama untuk melaksanakan pembaptisan tersebut; bahwa pembaptisan perlu untuk meluputkan diri dari siksaan kekal; bahwa Allah adalah kasih; bahwa Allah menciptakan dan terus menciptakan bermiliar-miliar makhluk dalam gambar-Nya yang akan tinggal selama masa kekal yang tak terhitung di dalam nyala api belerang yang mencekik, memohonkan satu tetes air untuk melepaskan mereka dari penderitaan namun sia-sia belaka . . .

      ”Kita percaya bahwa sesudah seorang mati, ia dalam keadaan hidup; kita percaya bahwa Yesus Kristus tidak pernah mati; bahwa Ia tidak dapat mati; bahwa tidak ada Tebusan yang pernah dibayar atau akan pernah dibayar; bahwa Allah Yehuwa dan Kristus Yesus Putera-Nya adalah satu pribadi yang sama; bahwa Kristus adalah Bapa-Nya sendiri; bahwa Yesus adalah Putra-Nya sendiri; bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi; bahwa satu tambah satu, tambah satu, sama dengan satu; bahwa ketika Yesus tergantung di salib dan berkata, ’AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku,’ Ia hanya berbicara kepada Dirinya sendiri; . . . bahwa kerajaan-kerajaan sekarang adalah bagian dari Kerajaan Kristus; bahwa si Iblis telah menyingkir ke suatu Neraka yang tidak diketahui lokasinya, sebaliknya daripada berkuasa atas kerajaan-kerajaan di bumi ini . . .

      ”Saya memuji Allah atas hari yang membawa Kebenaran yang Sekarang ke rumah saya. Betapa baik, betapa menyegarkan bagi pikiran dan hati, sehingga saya cepat-cepat meninggalkan kesia-siaan dan omong kosong masa lampau dan digunakan oleh Allah untuk membuka juga matamu yang dibutakan. Kita bersama-sama bersukacita akan Kebenaran, dan bekerja bersisian selama lima belas tahun. Tuhan memberikan kehormatan besar kepada Saudara sebagai seorang juru bicara; saya belum pernah mengenal seorang pun yang dapat membuat kebodohan-kebodohan Babilon tampak begitu menggelikan. Dalam surat, Saudara bertanya, ’Apa selanjutnya?’ Ah, yang inilah yang patut disesali! Selanjutnya Saudara justru membiarkan diri Saudara sakit hati terhadap seseorang yang dengan jerih payahnya yang pengasih dan yang berkatnya dari Tempat yang Tinggi membawa Kebenaran kepada hati kita berdua. Saudara pergi, dan membawa serta beberapa dari domba-domba. . . .

      ”Barangkali Saudara menertawakan saya karena saya tidak naik ke Surga, pada tanggal 1 Oktober 1914, tetapi saya tidak menertawakan Saudara—sama sekali tidak!

      ”Dengan adanya sepuluh dari bangsa-bangsa terbesar di bumi yang sedang dalam keadaan sekarat, saya pikir tidaklah patut terutama pada waktu ini untuk berupaya mencemooh pria tersebut, bahkan satu-satunya pria, yang selama empat puluh tahun telah mengajarkan bahwa Zaman Orang Kafir akan berakhir pada tahun 1914.”

      Iman Saudara Woodworth tidak goyah ketika peristiwa-peristiwa pada tahun 1914 tidak terwujud sebagaimana yang diharapkan. Ia hanya menyadari bahwa masih banyak yang harus dipelajari. Karena keyakinannya akan maksud-tujuan Allah, ia meringkuk selama sembilan bulan dalam penjara pada tahun 1918-19. Belakangan ia melayani sebagai redaktur majalah ”The Golden Age” dan ”Consolation”. Ia tetap teguh dalam iman dan loyal kepada organisasi Yehuwa hingga akhir hayatnya pada tahun 1951, pada usia 81 tahun.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan