PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Menyelamatkan Kehidupan Saudara dengan Darah​—Cara Bagaimana?
    Menara Pengawal—1991 | 15 Juni
    • 19. Mengapa saudara dapat yakin bahwa saudara dapat menolak darah dan masih dapat memperoleh perawatan medis yang sukses?

      19 Saksi-Saksi Yehuwa sudah sejak dulu menolak transfusi darah, bukan terutama karena bahaya-bahaya terhadap kesehatan, melainkan karena ketaatan kepada hukum Allah mengenai darah. (Kisah 15:28, 29) Akan tetapi, dokter-dokter yang terampil telah menangani pasien-pasien Saksi dengan sukses tanpa menggunakan darah, meskipun dengan risiko-risiko yang ada. Sebagai satu saja di antara banyak contoh yang dilaporkan dalam literatur medis, Archives of Surgery (November 1990) membahas pencangkokan jantung pada pasien-pasien Saksi yang hati nuraninya mengizinkan mereka untuk menerima prosedur demikian tanpa menggunakan darah. Laporan itu berbunyi, ”Lebih dari 25 tahun pengalaman melakukan pembedahan jantung pada Saksi-Saksi Yehuwa telah mencapai puncaknya pada transplantasi jantung yang sukses tanpa menggunakan produk-produk darah . . . Tidak terjadi kematian di rumah sakit sebelum atau sesudah operasi, dan studi-studi tindak lanjut segera sesudah itu telah memperlihatkan bahwa pasien-pasien ini tidak mengalami tingkat penolakan pencangkokan yang lebih tinggi.”

      Darah yang Paling Berharga

      20, 21. Mengapa umat Kristiani harus waspada untuk tidak mengembangkan sikap ”Darah adalah obat yang buruk”?

      20 Akan tetapi, ada suatu pertanyaan yang perlu kita ajukan kepada diri kita masing-masing. ’Jika saya telah memutuskan untuk tidak menerima transfusi darah, apa alasannya? Secara jujur, apa alasan saya yang utama dan mendasar?’

      21 Telah kita sebutkan bahwa ada alternatif yang efektif untuk darah yang tidak membuat orang harus menghadapi banyak bahaya yang ditimbulkan oleh transfusi. Bahaya seperti hepatitis atau AIDS bahkan telah menggerakkan banyak orang untuk menolak darah karena alasan-alasan nonreligius. Beberapa orang cukup terbuka menentang hal ini, hampir seolah-olah mereka berbaris di bawah spanduk, ”Darah Adalah Obat yang Buruk”. Seorang Kristiani mungkin dapat ikut dalam barisan itu. Namun ini merupakan barisan pada jalan buntu. Mengapa demikian?

      22. Pandangan yang realistis apa mengenai kehidupan dan kematian harus kita miliki? (Pengkhotbah 7:2)

      22 Umat Kristiani yang sejati menyadari bahwa bahkan dengan pengobatan medis yang terbaik di rumah sakit yang paling baik, pada suatu saat orang akan mati. Dengan atau tanpa transfusi darah, orang akan mati. Pandangan ini bukan fatalistis. Ini realistis. Kematian merupakan fakta kehidupan dewasa ini. Orang-orang yang mengabaikan hukum Allah mengenai darah sering mengalami kerugian pada saat itu juga atau di kemudian hari. Beberapa bahkan mati karena darah yang ditransfusikan. Namun seperti yang kita semua harus sadari, mereka yang tetap hidup karena transfusi tidak memperoleh kehidupan kekal, maka transfusi darah tidak terbukti menyelamatkan kehidupan secara permanen. Sebaliknya, kebanyakan orang yang karena alasan agama dan/atau medis, menolak darah tetapi menerima terapi medis alternatif, keadaan kesehatannya baik sekali. Mereka dapat memperpanjang umur hidup mereka beberapa tahun—tetapi tidak selama-lamanya.

      23. Bagaimana hukum-hukum Allah mengenai darah berhubungan dengan keadaan kita yang berdosa dan membutuhkan tebusan?

      23 Semua orang tidak sempurna dan lambat laun akan mati. Hal ini membawa kita kepada kebenaran pokok mengenai apa yang Alkitab katakan tentang darah. Allah memberi tahu seluruh umat manusia untuk tidak makan darah. Mengapa? Karena darah melambangkan kehidupan. (Kejadian 9:3-6) Dalam kaidah Taurat, Ia menetapkan hukum-hukum yang menandaskan fakta bahwa semua manusia berdosa. Allah memberi tahu umat Israel bahwa melalui korban-korban binatang yang dipersembahkan kepada-Nya, mereka dapat mengakui perlunya dosa-dosa mereka ditutupi. (Imamat 4:4-7, 13-18, 22-30) Meskipun Ia tidak meminta hal itu dari kita dewasa ini, tetapi hal itu mempunyai makna penting bagi kita sekarang. Allah bermaksud menyediakan satu korban yang dapat sepenuhnya mendamaikan dosa-dosa semua orang yang beriman—tebusan. (Matius 20:28) Inilah alasannya mengapa kita perlu mengetahui pandangan Allah tentang darah.

      24. (a) Mengapa salah untuk menganggap risiko-risiko dari segi kesehatan sebagai hal yang utama berkenaan darah? (b) Apa yang seharusnya mendasari pandangan kita mengenai penggunaan darah?

      24 Merupakan suatu kekeliruan untuk memusatkan pikiran khususnya pada risiko-risiko darah dari segi kesehatan, karena Allah tidak memfokuskan pada hal itu. Umat Israel mungkin menuai manfaat dari segi kesehatan dengan tidak makan darah, sama seperti mereka menuai manfaat dengan tidak makan daging babi atau binatang-binatang pemakan bangkai. (Ulangan 12:15, 16; 14:7, 8, 11, 12) Namun, ingat, bahwa ketika Allah memberikan izin kepada Nuh untuk makan daging, Ia tidak melarang makan daging binatang-binatang seperti itu. Tetapi, Ia memang menetapkan bahwa umat manusia tidak boleh makan darah. Allah tidak memfokuskan sebagian besar pada risiko-risiko yang mungkin dari segi kesehatan. Itu bukan hal yang paling penting bagi ketetapan-Nya mengenai darah. Para penyembah-Nya tidak boleh memelihara kehidupan mereka dengan darah, bukan terutama karena hal itu tidak sehat, tetapi karena itu tidak suci. Mereka menjauhkan diri dari darah, bukan karena itu tercemar, tetapi karena itu berharga. Hanya melalui darah korban mereka dapat memperoleh pengampunan.

      25. Bagaimana darah dapat menyelamatkan kehidupan untuk waktu yang lama?

      25 Demikian pula dengan kita. Di Efesus 1:7, rasul Paulus menerangkan, ”Sebab di dalam Dia [Kristus] dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karuniaNya.” Jika Allah mengampuni dosa-dosa seseorang dan menganggapnya benar, orang tersebut mempunyai propek untuk hidup selama-lamanya. Jadi, darah tebusan Yesus dapat menyelamatkan kehidupan—untuk waktu yang lama, sesungguhnya, untuk selama-lamanya.

  • Berjalan Selaras dengan Instruksi Yehuwa
    Menara Pengawal—1991 | 15 Juni
    • Berjalan Selaras dengan Instruksi Yehuwa

      ”Tunjukkanlah kepadaku jalanMu, ya [Yehuwa], Allahku, dengan segenap hatiku, supaya aku hidup menurut kebenaranMu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan namaMu.”​—MAZMUR 86:11.

      1, 2. Apa yang menggerakkan Saksi-Saksi Yehuwa untuk tidak mau menerima transfusi darah?

      ”MUNGKIN Saksi-Saksi Yehuwa benar dengan menolak penggunaan produk darah, karena memang benar bahwa sejumlah penting pembawa panthogenik [pembawa yang memungkinkan timbulnya penyakit] dapat dipindahkan oleh darah yang ditransfusikan.”​—Harian medis Perancis Le Quotidien du Médecin, 15 Desember 1987.

      2 Beberapa orang yang membaca komentar tersebut mungkin merasa bahwa Saksi-Saksi Yehuwa secara kebetulan saja menolak transfusi darah lama sebelum hal itu mulai dikenal umum mengenai seberapa bahaya, bahkan memautkan, hal tersebut. Namun pendirian yang diambil oleh Saksi-Saksi Yehuwa sehubungan dengan darah bukan secara kebetulan, bukan pula sebuah peraturan yang dicetuskan oleh suatu sekte yang aneh, sebuah pendirian yang muncul karena perasaan takut bahwa darah itu tidak aman. Sebaliknya, Saksi-Saksi menolak darah karena tekad mereka untuk hidup dengan patuh di hadapan Instruktur Agung mereka​—Allah.

      3. (a) Bagaimana perasaan Daud mengenai ketergantungan kepada Yehuwa? (b) Hasil apa yang Daud nantikan karena menaruh keyakinan kepada Allah?

      3 Raja Daud, yang menyadari ketergantungannya kepada Allah, telah bertekad untuk menerima petunjuk atau instruksi dari Dia dan untuk ’hidup dalam kebenaran-Nya’. (Mazmur 86:11) Daud pernah diberi nasihat bahwa jika ia menjaga agar tidak berutang darah dalam pandangan Allah, ’nyawanya akan terbungkus dalam bungkusan tempat kehidupan bersama Yehuwa’. (1 Samuel 25:21, 22, 25, 29) Sebagaimana orang membungkus barang yang berharga guna melindungi dan menyimpannya, demikian kehidupan Daud dapat dilindungi dan dipelihara Allah. Karena menerima nasihat yang bijaksana itu, Daud tidak mencoba menyelamatkan diri melalui upaya pribadi tetapi menaruh keyakinan pada Pribadi kepada siapa ia berutang kehidupan, ”Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada hikmat senantiasa.”​—Mazmur 16:11.

      4. Mengapa Daud ingin diajar Yehuwa?

      4 Dengan sikap demikian, Daud tidak merasa bahwa ia secara pribadi dapat memilih hukum-hukum ilahi mana yang berlaku atau yang perlu dipatuhi. Sikapnya adalah, ”Tunjukkanlah jalanMu kepadaku, ya [Yehuwa], dan tuntunlah aku di jalan yang rata [”betul”, Klinkert].” ”Tunjukkanlah kepadaku jalanMu, ya [Yehuwa], supaya aku hidup menurut kebenaranMu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan namaMu. Aku hendak bersyukur kepadaMu, ya [Yehuwa], Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan namaMu untuk selama-lamanya.” (Mazmur 27:11; 86:11, 12) Kadang-kadang berjalan dengan benar di hadapan Allah mungkin tampaknya tidak cocok atau mungkin berarti pengorbanan besar, namun Daud ingin diajar dalam jalan yang benar dan ingin menempuhnya.

      Mendapat Instruksi tentang Darah

      5. Apa yang Daud pasti ketahui tentang pendirian Allah sehubungan dengan darah?

      5 Patut kita perhatikan bahwa sejak kanak-kanak, Daud telah diajar pandangan Allah mengenai darah, pandangan mana bukan merupakan misteri agama. Ketika Taurat dibacakan kepada orang-orang, Daud pasti telah mendengar hal ini, ”Nyawa makhluk ada di dalam darahnya, dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan perdamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. Itulah sebabnya Aku berfirman kepada orang Israel: Seorangpun di antaramu janganlah makan darah. Demikian juga orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu tidak boleh makan darah.”​—Imamat 17:11, 12; Ulangan 4:10; 31:11.

      6. Mengapa kebutuhan terus ada agar hamba-hamba Allah diajar mengenai darah?

      6 Selama Allah menggunakan Israel sebagai umat-Nya yang dihimpunkan, mereka yang ingin menyenangkan Dia perlu diberi petunjuk mengenai darah. Keturunan demi keturunan dari para pemuda dan pemudi Israel dengan demikian diberi petunjuk. Namun apakah petunjuk demikian dilanjutkan setelah Allah menerima sidang Kristen, dengan menyebutnya ”Israel milik Allah”? (Galatia 6:16) Ya, memang. Pandangan Allah mengenai darah tidak berubah. (Maleakhi 3:6) Pendiriannya yang dinyatakan agar jangan menyalahgunakan darah diberikan sebelum perjanjian Taurat mulai berlaku, dan itu berlanjut setelah Taurat diakhiri.​—Kejadian 9:3, 4; Kisah 15:28, 29.

      7. Mengapa diajar Allah mengenai darah penting bagi kita?

      7 Respek terhadap darah merupakan hal utama bagi Kekristenan. Boleh jadi ada yang bertanya, ’Apakah hal itu tidak terlalu dibesar-besarkan?’ Namun, bukankah ajaran pokok dalam Kekristenan adalah korban Yesus? Selain itu rasul Paulus menulis, ”Di dalam Dia [Yesus] dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karuniaNya.” (Efesus 1:7) The Inspired Letters, yang diterjemahkan oleh Frank C. Laubach, menerjemahkan ayat tersebut, ”Darah Kristus yang dibayar bagi kita dan sekarang kita milik Dia.”

      8. Bagaimana ”kumpulan besar” bergantung pada darah agar dapat memperoleh kehidupan?

      8 Semua orang yang berharap selamat melewati ”kesusahan yang besar” mendatang dan menikmati berkat-berkat Allah di atas firdaus di bumi bergantung pada darah Yesus yang dicurahkan. Wahyu 7:9-14 menggambarkan mereka dan menyatakan sehubungan dengan apa yang telah mereka lakukan, ”Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.” Perhatikan bahasa yang digunakan di sini. Tidak dikatakan bahwa orang-orang ini yang yang telah diselamatkan melewati kesusahan tersebut telah ’menerima Yesus’ atau ’menaruh iman kepadanya’, meskipun hal-hal itu merupakan aspek yang penting. Disebutkan satu langkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa mereka ”telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah [Yesus]”. Alasannya karena darah Yesus memiliki nilai untuk menebus.

      9. Mengapa mematuhi Yehuwa sehubungan dengan darah begitu serius?

      9 Karena menghargai nilai ini Saksi-Saksi Yehuwa dibantu untuk tidak menyalahgunakan darah, bahkan jika seorang dokter dengan tulus menyatakan bahwa suatu transfusi sangat perlu. Ia mungkin percaya bahwa manfaat-manfaat potensial dari suatu transfusi jauh melebihi risiko-risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh darah itu sendiri. Namun orang Kristiani tidak dapat mengabaikan risiko yang bahkan lebih besar, risiko kehilangan perkenan Allah dengan menyetujui suatu penyalahgunaan darah. Paulus pernah berbicara mengenai mereka yang ”sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran”. Mengapa dosa apa pun dari jenis itu begitu serius? Karena orang demikian ”menginjak-injak Anak Allah . . . menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya”.​—Ibrani 9:16-24; 10:26-29.

      Bantu Orang-Orang Lain untuk Diajar

      10. Apa yang menjadi alasan kita bertekad menjauhkan diri dari darah?

      10 Kita yang menghargai korban tebusan Yesus berhati-hati agar tidak mempraktikkan dosa, menolak nilai yang menyelamatkan dari darahnya. Karena telah memikirkan masalah itu dengan saksama, kita menyadari bahwa penghargaan tulus kepada Allah untuk kehidupan hendaknya mendorong kita untuk tidak mau mengkompromikan hukum-hukum-Nya yang adil-benar, yang kita yakin diberikan demi kepentingan kita​—kepentingan kita yang paling baik dan untuk jangka panjang. (Ulangan 6:24; Amsal 14:27; Pengkhotbah 8:12) Namun, bagaimana dengan anak-anak kita?

      11-13. Pandangan salah apa yang dimiliki beberapa orang-tua Kristiani mengenai anak-anak kita dan darah, dan mengapa?

      11 Meskipun anak-anak kita masih bayi atau terlalu muda untuk dapat memahami, Allah Yehuwa dapat memandang mereka bersih dan diperkenan atas dasar pembaktian kita. (1 Korintus 7:14) Jadi memang benar bahwa seorang anak dalam rumah tangga Kristen belum lagi memahami dan membuat suatu pilihan untuk mematuhi hukum Allah berkenaan darah. Namun, apakah kita melakukan sebisa-bisanya untuk mengajar mereka masalah yang penting ini? Para orang-tua Kristen harus mempertimbangkan hal itu dengan serius, karena rupanya ada orang-tua yang memiliki sikap yang salah mengenai anak-anak mereka dan darah. Beberapa tampaknya merasa bahwa mereka sebenarnya tidak mempunyai banyak kendali mengenai apakah anak-anak mereka yang masih di bawah umur diberikan transfusi atau tidak. Mengapa timbul pandangan yang keliru ini?

      12 Banyak negara memiliki hukum atau lembaga pemerintahan untuk melindungi anak-anak yang dilalaikan atau disiksa. Anak-anak dari Saksi-Saksi Yehuwa tidak dilalaikan atau disiksa apabila orang-tua memutuskan untuk tidak mengizinkan anak-anak mereka diberikan darah, seraya pada waktu yang sama meminta agar digunakan terapi alternatif yang dapat disediakan oleh pengobatan modern. Bahkan dari sudut pandangan medis, hal ini bukan kelalaian atau penyiksaan, dengan mengingat bahaya-bahaya yang diakui dari terapi transfusi. Itu merupakan penerapan hak untuk mempertimbangkan risiko yang tersangkut dan kemudian memilih cara pengobatan.a Namun, hak-hak legal telah dilanggar oleh beberapa staf medis yang mencari wewenang untuk memaksakan suatu transfusi yang tidak diinginkan.

      13 Ada orang-tua, yang karena menyadari bahwa mudah bagi staf medis memperoleh dukungan pengadilan untuk mentransfusikan seorang anak kecil, mungkin merasa bahwa masalahnya di luar kendali mereka, bahwa tidak ada yang dapat atau harus dilakukan orang-tua. Betapa salahnya pandangan tersebut!​—Amsal 22:3.

      14. Bagaimana Daud dan Timotius diajar sejak kecil?

      14 Kita telah memperhatikan bahwa Daud diajar dalam jalan Allah sejak ia muda. Itu memperlengkapi dia untuk memandang kehidupan sebagai karunia dari Allah dan untuk mengetahui bahwa darah melambangkan kehidupan. (Bandingkan 2 Samuel 23:14-17.) Timotius diajar jalan-jalan Allah ”dari kecil”. (2 Timotius 3:14, 15) Tidakkah saudara setuju bahwa bahkan ketika Daud dan Timotius belum mencapai usia yang sekarang secara legal dianggap dewasa, mereka harus bisa mengutarakan diri mereka dengan baik berkenaan masalah yang menyangkut kehendak Allah? Demikian pula, jauh sebelum mencapai usia dewasa, anak-anak muda Kristen dewasa ini harus diajarkan dalam jalan Allah.

      15, 16. (a) Pandangan apa yang telah berkembang di beberapa tempat mengenai hak dari anak-anak di bawah umur? (b) Karena alasan apa seorang anak muda diberikan darah?

      15 Di beberapa tempat mereka yang dianggap anak kecil yang matang diberi hak-hak yang sama dengan mereka yang sudah dewasa. Didasarkan atas usia atau kematangan berpikir, atau kedua-duanya, seorang anak muda mungkin dipandang cukup matang untuk membuat keputusannya sendiri berkenaan pengobatan medis. Bahkan bilamana ini tidak merupakan hukum, para hakim atau pejabat dapat mempertimbangkan keinginan dari seorang anak muda yang sanggup mengutarakan dengan jelas keputusannya yang teguh berkenaan darah. Selaras dengan itu, pada waktu seorang anak muda tidak dapat menjelaskan kepercayaannya dengan jelas dan secara matang, suatu pengadilan mungkin merasa merekalah yang harus memutuskan apa yang tampaknya paling baik, sama seperti bagi seorang bayi.

      16 Seorang pemuda telah mempelajari Alkitab selama bertahun-tahun dengan tidak teratur tetapi tidak dibaptis. Meskipun hanya tujuh minggu lagi ia akan mencapai usia ketika ia akan memperoleh ”hak untuk menolak pengobatan medis bagi diri sendiri”, sebuah rumah sakit yang mengobati dia untuk kanker mencari dukungan pengadilan untuk mentransfusi dia walaupun bertentangan dengan keinginannya dan orang-tuanya. Hakim yang teliti itu menguji anak muda tersebut mengenai kepercayaannya berkenaan darah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dasar, seperti nama dari kelima buku pertama dari Alkitab. Anak muda itu tidak dapat menyebutkannya ataupun memberikan kesaksian yang meyakinkan bahwa ia mengerti alasan ia menolak darah. Menyedihkan, hakim memberi kuasa untuk mentransfusi, dan mengomentari, ”Penolakannya untuk menerima transfusi darah tidak didasarkan atas pemahaman yang matang mengenai kepercayaan agamanya sendiri.”

      17. Pendirian apa yang diambil seorang gadis mengenai diberikannya darah, dengan hasil apa?

      17 Keadaan akan berbeda bila seseorang di bawah umur yang diajar dengan benar dalam jalan Allah dan dengan aktif hidup dalam kebenaran-Nya. Seorang gadis Kristiani yang lebih muda mengidap jenis kanker langka yang sama. Gadis itu dan orang-tuanya memahami dan menerima kemoterapi yang dimodifikasikan dari seorang ahli di sebuah rumah sakit yang terkenal. Kasus tersebut tetap diajukan ke pengadilan. Hakim menulis, ”D.P. memberi kesaksian bahwa ia akan menolak pemberian transfusi darah dalam cara apa pun yang dapat ia lakukan. Ia menganggap transfusi sebagai invasi atas tubuhnya dan menyamakan ini dengan pemerkosaan. Ia memohon kepada Pengadilan untuk merespek pilihannya dan mengizinkan dia tetap di [rumah sakit] tanpa transfusi darah yang diperintahkan oleh Pengadilan.” Instruksi Kristen yang ia terima membantu dia pada saat yang sulit ini.​—Lihat kotak.

      18. (a) Seorang gadis yang sedang mengidap penyakit mengambil pendirian teguh apa mengenai menerima darah? (b) Apa yang diputuskan hakim mengenai pengobatannya?

      18 Seorang gadis berusia 12 tahun dirawat untuk leukemia. Suatu lembaga kesejahteraan anak mengajukan persoalan ke pengadilan agar darah dapat dipaksakan kepadanya. Hakim menyimpulkan, ”L. telah memberi tahu pengadilan ini dengan jelas dan seadanya bahwa, jika upaya dilakukan untuk mentransfusikan dia dengan darah, ia akan melawan transfusi tersebut dengan sekuat tenaga yang dapat ia kerahkan. Ia telah berkata, dan saya mempercayainya, bahwa ia akan berteriak dan melawan dan bahwa ia akan mencabut peralatan suntik dari tangannya dan akan berupaya menghancurkan darah dalam tabung yang dipasang di atas tempat tidurnya. Saya menolak untuk membuat perintah apa pun yang akan menyebabkan anak ini harus mengalami siksaan demikian . . . Pengobatan yang disarankan rumah sakit hanyalah untuk mengobati pasien itu secara fisik. Rumah sakit tidak mempertimbangkan kebutuhan emosinya dan keyakinan agamanya.”

      Para Orang-tua​—Ajarlah dengan Terampil

      19. Kewajiban khusus apa yang harus dilaksanakan orang-tua terhadap anak-anak mereka?

      19 Pengalaman-pengalaman demikian memberi pesan yang kuat bagi para orang-tua yang ingin agar semua di dalam keluarga hidup selaras dengan hukum Allah berkenaan darah. Salah satu alasan Abraham disebut sahabat Allah adalah karena Ia tahu bahwa sang patriark akan ’memerintahkan anak-anaknya dan keturunannya agar tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Yehuwa, dengan melakukan kebenaran dan keadilan’. (Kejadian 18:19) Bukankah harus demikian juga dengan para orang-tua Kristiani dewasa ini? Jika saudara menjadi orang-tua, apakah saudara memerintahkan anak-anak yang saudara cintai agar berjalan dalam jalan Yehuwa sehingga mereka akan selalu ’siap sedia memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari mereka tentang pengharapan yang ada pada mereka, tetapi melakukannya disertai lemah lembut dan hormat yang dalam’?​—1 Petrus 3:15.

      20. Kita khususnya ingin agar anak-anak kita mengetahui dan meyakini apa mengenai darah? (Daniel 1:3-14)

      20 Meskipun ada baiknya agar anak-anak kita diberi tahu mengenai bahaya dari penyakitnya dan risiko-risiko lainnya dari transfusi darah, mengajarkan anak-anak kita dalam hukum Allah yang sempurna berkenaan darah tidak berarti terutama berupaya menanamkan perasaan takut terhadap darah. Jika, misalnya, seorang hakim menanyakan seorang gadis alasan ia tidak ingin diberi darah dan jawaban yang ia berikan khususnya karena ia berpikir bahwa darah terlalu banyak risiko atau terlalu menakutkan, apa akibatnya? Hakim dapat saja menyimpulkan bahwa ia hanya belum matang dan terlalu takut, sama seperti ia bisa saja begitu takut terhadap operasi usus buntu sehingga ia akan menangis dan tidak mau dioperasi yang bahkan oleh orang-tuanya dianggap paling baik bagi dia. Selain itu, telah kita perhatikan sebelumnya bahwa alasan utama mengapa umat Kristiani menolak transfusi bukan karena darah itu kena polusi tetapi karena itu berharga bagi Allah dan Pemberi-Kehidupan kita. Anak-anak kita harus mengetahui hal itu, dan juga bahwa kemungkinan bahaya dari darah memberi bobot tambahan kepada posisi religius kita.

      21. (a) Para orang-tua harus belajar apa mengenai anak-anak mereka dan pandangan Alkitab tentang darah? (b) Bagaimana para orang-tua dapat membantu anak-anak mereka sehubungan dengan darah?

      21 Jika saudara mempunyai anak-anak, apakah saudara yakin bahwa mereka setuju dengan pendirian berdasarkan Alkitab mengenai darah dan apakah mereka dapat menjelaskannya? Apakah mereka benar-benar percaya bahwa pendirian ini merupakan kehendak Allah? Apakah mereka yakin bahwa melanggar hukum Allah akan begitu serius sehingga dapat mempertaruhkan prospek seorang Kristen untuk kehidupan kekal? Para orang-tua yang bijaksana akan meninjau masalah-masalah ini dengan anak-anak mereka, tidak soal mereka masih sangat muda atau sudah hampir dewasa. Para orang-tua dapat mengadakan latihan praktis dengan mengajukan kepada setiap anak muda pertanyaan-pertanyaan yang bisa jadi diajukan oleh seorang hakim atau seorang pejabat rumah sakit. Tujuannya bukan agar si anak mengulangi di luar kepala fakta-fakta atau jawaban-jawaban tertentu. Lebih penting agar mereka mengetahui apa yang mereka percaya, dan alasannya. Tentu, pada waktu menghadap pengadilan, orang-tua atau orang lain dapat menjelaskan risiko dari darah dan tersedianya terapi-terapi alternatif. Namun apa yang ingin diketahui seorang hakim atau seorang pejabat dengan berbicara kepada anak-anak kita adalah apakah mereka secara matang memahami situasi mereka serta pilihan-pilihannya dan juga apakah mereka memiliki nilai-nilai mereka sendiri dan keyakinan yang teguh.​—Bandingkan 2 Raja 5:1-4.

      22. Hasil permanen apa dapat dicapai karena kita diajar oleh Allah tentang darah?

      22 Kita semua perlu menghargai dan dengan tegas berpegang kepada pandangan Allah sehubungan dengan darah. Wahyu 1:5 menggambarkan Kristus sebagai pribadi yang ”mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh [”melalui”, NW] darahNya”. Hanya dengan menerima nilai dari darah Yesus kita dapat memperoleh pengampunan atas dosa-dosa kita secara lengkap dan bertahan. Roma 5:9 dengan jelas berkata, ”Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.” Maka, betapa bijaksananya bagi kita dan bagi anak-anak kita agar diajar oleh Yehuwa sehubungan dengan masalah ini dan agar dengan penuh tekad berjalan dalam jalan-Nya untuk kekal selamanya!

  • Berjalan Selaras dengan Instruksi Yehuwa
    Menara Pengawal—1991 | 15 Juni
    • [Kotak di hlm. 17]

      PENGADILAN ITU TERKESAN

      Apa gerangan yang dinyatakan oleh keputusan pengadilan mengenai D.P. yang disebut di paragraf 17?

      ”Pengadilan sangat terkesan dengan kecerdasan, ketenangan, martabat, dan ketegasan dari anak muda berusia 14-1/2 ini. Ia boleh jadi terguncang mengetahui bahwa ia mengidap jenis kanker yang memautkan . . . Meskipun begitu, adalah seorang muda yang matang yang menghadap Pengadilan untuk memberi kesaksian. Ia tampaknya telah dengan jelas memusatkan pada kewajiban sulit yang harus ia hadapi. Ia telah menghadiri semua acara konsultasi, menyetujui suatu rencana terapi, memupuk gagasan yang sejalan mengenai bagaimana ia sebagai makhluk manusia akan menghadapi tantangan medis ini, dan ia menghadap Pengadilan dengan permohonan yang mengharukan: hormatilah keputusan saya . . .

      ”Selain kematangannya, D.P. telah mengutarakan cukup bukti bagi keputusannya agar Pengadilan menghormati keputusan tersebut. Secara rohani, fisik, moral, dan emosi ia akan dirugikan oleh rencana pengobatan yang mencakup transfusi darah. Pengadilan akan menghormati pilihannya mengenai rencana pengobatan.”

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan