PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Dapatkah Anda Menaklukkan Kanker?
    Sedarlah!—1986 (No. 19) | Sedarlah!—1986 (No. 19)
    • Dapatkah Kanker Payudara Ditaklukkan?

      Mungkin satu jenis kanker yang paling ditakuti kaum wanita, dan bahkan beberapa pria, adalah kanker payudara—bukan saja karena angka kematiannya tetapi juga karena pengaruhnya terhadap keindahan dan kejiwaan. Apa yang dapat anda lakukan untuk menghindari pemotongan payudara, yang dikenal sebagai mastektomi? Faktor yang sangat penting adalah diagnosa lebih dini.

      Walaupun kaum wanita dinasihatkan untuk memeriksa sendiri apakah ada benjolan pada payudara, tetapi bagi wanita dengan payudara yang lebih besar dianjurkan untuk melakukan mamografi satu kali setahun, atau pemeriksaan payudara dengan sinar-X. Mengapa demikian? Karena sulit untuk mengetahui adanya benjolan dalam jaringan tersebut hanya dengan meraba saja. Seperti yang dianjurkan Dr. Corry SerVaas, ”Lebih besar kemungkinan anda akan masuk dalam kategori orang-orang yang beruntung bila anda meminta memogram pertama sewaktu mencapai usia 35 atau 40 tahun.” Mengapa begitu? ”Karena lebih 85 persen dari angka penderita kanker payudara yang hidup lima tahun mengetahui bahwa ia mengidap kanker sewaktu masih dalam Tahap I.”

      Sekarang ada mesin sinar-X yang dapat melakukan mamografi pada tingkat radiasi yang sangat rendah. Ini mengurangi kemungkinan timbulnya kanker akibat radiasi berlebihan.

      Bantuan lain untuk diagnosa lebih dini adalah termogram, yaitu memeriksa temperatur payudara. ”Tumor mengembangkan kebutuhan darah sendiri, memerlukan banyak energi yang diambil dari oksigen darah untuk pertumbuhannya. . . . [Mereka] membentuk daerah-daerah panas, mengeluarkan energi dalam jumlah jauh lebih besar dari pada sel-sel yang normal.” (Target: Cancer) Dengan cara ini ”daerah panas” dapat ditemukan lebih dini.

      Di masa lampau, operasi kanker payudara sering menyangkut mastektomi yang radikal—pemotongan yang merusak bentuk payudara, dan jaringan otot di sekelilingnya serta simpul (getah bening). Apakah itu masih dianggap perlu? Dr. Bernard Fisher, seorang ahli bidang kanker payudara, menyimpulkan bahwa selain mastektomi radikal yang umumnya tidak dibenarkan ”juga mastektomi sederhana, pengambilan semua jaringan payudara, nampaknya tidak lebih mampu untuk menyelamatkan dari pada sekedar lumpektomi [pengangkatan sebuah benjolan saja] dengan maupun tanpa pengobatan radiasi”.

      Apakah Ada Pengobatan yang Lain?

      Sampai di sini, pembahasan kita hanya tentang cara-cara kedokteran yang ortodoks untuk mengobati kanker. Sudah selayaknya kita menyebut bahwa beberapa pasien telah mengambil metode-metode lain dengan tingkat keberhasilan dan kegagalan yang berbeda-beda. Misalnya pengobatan Laetrile (Vitamin Bl7), pengobatan Hoxsey yang menggunakan jamu dan bahan kimia tertentu atau metode lain yang ditetapkan oleh Dr. William D. Kelley, seorang dokter gigi, berdasarkan pendapat bahwa kanker ”menunjukkan kekurangan ensim pankreas yang aktif”.—One Answer to Cancer (Jawaban bagi Kanker).

      Lagi pula, seperti dinyatakan dalam Target: Cancer, ”Ada banyak orang, di antaranya beberapa dokter, yang menganut gagasan ’holistik’ tentang penyebab, penyembuhan dan pencegahan kanker serta penyakit-penyakit lain, Kanker adalah suatu penyakit yang ’diakibatkan’ karena seluruh tubuh manusia menjadi rusak, dan usaha yang dibuat secara sadar oleh manusia dapat memulihkan kesehatan. Banyak orang yang terkemuka percaya akan hal ini, dan banyak bekas penderita kanker bersumpah bahwa mereka telah disembuhkan dengan resep-resep yang didasarkan atas gagasan kesehatan holistik dan bukan dengan jalan pemotongan.”

  • ”Kanker—Saya Menaklukkannya”
    Sedarlah!—1986 (No. 19) | Sedarlah!—1986 (No. 19)
    • ”Kanker—Saya Menaklukkannya”

      ROSE MARIE seorang penduduk Texas yang bahagia dan ramah berusia 60-an. Ia pertama mengetahui bahwa ia mengidap tumor pada tahun 1964, kira-kira pada masa menopausenya. Di sini ia menguraikan ceritanya yang menganjurkan,

      Waktu saya mula-mula tahu ada benjolan pada payudara, saya kuatir apa gerangan benjolan tersebut. Maka suami saya membawa saya ke rumah sakit untuk diperiksa. Saat-saat itu menakutkan—duduk dan menantikan keputusan. Sewaktu akhirnya diberitahukan bahwa kemungkinan ada kanker pada payudara, rasanya seolah-olah perut saya kena tendang. Kemudian mulailah masa penuh kebimbangan—apa yang seharusnya kami lakukan? Beberapa dokter menganjurkan operasi, dan dokter-dokter lain menganjurkan pengobatan lain. Bagaimana keputusan kami?

      Suami saya berbicara dengan temannya seorang dokter yang berkata bahwa walaupun kebanyakan benjolan di payudara jinak, ada kemungkinan bisa menjadi ganas. Maka pilihannya, apakah kami lebih baik bersikap untung-untungan serta menunda operasi atau benjolan yang mengganggu itu harus segera dikeluarkan? Kami memutuskan bersama bahwa saya akan menerima operasi. Benjolan tersebut diangkat dan dinyatakan tidak ganas. Saya merasa lega.

      Tahun 1965 saya menemukan benjolan lain pada payudara yang sama. Ini suatu kemunduran tapi bukan kekalahan. Saya menjalani operasi sekali lagi, dan benjolan tersebut juga jinak. Secara kiasan, saya menahan napas karena segala sesuatu berjalan baik selama dua tahun. Kemudian, pada tahun 1967, benjolan ketiga muncul pada payudara yang sama. Para dokter memerintahkan suatu biopsi yang teliti dan ternyata benjolan tersebut ganas. Payudara harus diangkat. Maka sebulan kemudian saya menjalani mastektomi yang ”sederhana”.

      Delapan tahun berlalu tanpa ada kesulitan lebih lanjut. Saya mulai merasa telah dapat mengalahkan kanker. Tetapi pada tahun 1975 saya menemukan sebuah benjolan pada payudara yang lain. Melihat sejarah saya yang lalu, para dokter memilih mastektomi payudara itu. Supaya kanker tidak menyebar, mereka juga menetapkan serangkaian pengobatan radiasi. Saya harus mengakui bahwa prosedur ini menakutkan saya. Mengapa demikian?

      Setiap kali, saya harus menunggu bersama orang lain yang juga menjalani pengobatan radiasi. Muka dan tubuh mereka ditandai pewarna merah sebagai target untuk tembakan radiasi. Ini menggelisahkan perasaan. Kemudian saya harus pergi sendiri ke ruangan radiasi yang khusus ini. Semua itu nampaknya begitu mengerikan karena saya tahu tenaga yang tidak kelihatan ini akan menghancurkan jaringan tubuh saya, yang ganas maupun yang baik. Bagaimanapun juga, saya menerima pengobatan radiasi 30 kali dalam jangka waktu kira-kira 15 minggu. Sejak itu, saya hanya memerlukan dua operasi kecil untuk tumor yang jinak pada punggung dan kepala saya.

      Kekuatan untuk Selamat

      Saya benar-benar bersyukur karena masih hidup 22 tahun setelah tumor yang pertama muncul. Apa yang telah membantu saya untuk terus bertahan selama penderitaan ini? Pertama-tama, suami saya bersikap mendukung. Ia mengatur untuk menemani saya ke rumah sakit setiap saat, termasuk semua pengobatan radiasi. Saya rasa bahwa anda memang memerlukan seorang teman baik atau sanak keluarga yang bersikap mendukung sewaktu pergi ke rumah sakit. Tetapi orang tersebut harus kuat, positif, bukan orang yang sentimentil. Saya mudah menangis, dan tidak memerlukan orang yang mendorong saya ke arah itu.

      Saya juga merasakan bahwa dokter-dokter merupakan bantuan besar. Kami sangat beruntung ada Dr. James Thompson, dokter yang terbaik pada waktu itu. Ia memiliki sikap dokter yang hangat bahkan sampai di ruang operasi. Ia juga jujur tentang keadaanku, tanpa menjadi kasar atau kaku.

      Saya belajar untuk tidak terus memikirkan keadaan saya. Saya selalu mengisi pikiran dan kehidupan saya dengan minat dan kegiatan. Saya senang membaca, tetapi ceritanya harus berisi tema-tema yang bahagia. Saya tidak ingin memikirkan hal-hal yang mengerikan. Dan saya tidak tahan cerita-cerita rumah sakit di TV!

      Apa yang membantu saya sewaktu sakit? Salah satu yang saya hargai adalah semua kartu dan surat-surat yang mendoakan kesembuhan. Sangat terbina mengetahui bahwa ada begitu banyak orang yang memikirkan saya. Sewaktu sakit, anda tidak selalu senang menerima tamu, tetapi kartu-kartu mereka sangat dihargai. Tentu, waktu tamu-tamu datang, saya menghargai orang-orang yang komentarnya membangun dan positif. Tidak seorang pun ingin tahu tentang sanak keluarga tertentu yang meninggal karena kanker tiga tahun lalu! Maka kepekaan terhadap perasaan dihargai bila tamu-tamu datang menengok orang yang sakit.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan