PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Betapa Mulia Nama Yehuwa!
    Menara Pengawal—1986 (Seri 31) | Menara Pengawal—1986 (Seri 31)
    • 1. Mengapa Yehuwa akan menyebabkan negeri itu ’memuntahkan’ orang-orang Kanaan?

      AKHIRNYA, pada tahun 1473 S.M., bangsa Israel berada di negeri yang dijanjikan. Tetapi mereka masih harus melakukan peperangan teokratis selama beberapa tahun, karena negeri itu harus dibersihkan dari penduduk yang rusak akhlaknya. Apakah orang-orang Kanaan benar-benar begitu jahat? Memang demikian! Penyembahan berhala dan cara hidup mereka yang imoral sangat keji dalam pandangan Yehuwa dan merupakan bahaya bagi umat Allah. Maka, Allah memerintahkan Musa untuk mengumumkan bahwa Ia akan menggunakan bangsaNya yang kudus, Israel, sebagai pelaksana penghukumanNya. Jadi, Yehuwa akan menyebabkan negeri itu ’memuntahkan’ bangsa-bangsa yang najis tersebut.—Imamat 18:1-30; Ulangan 12:29-32.

      2. ’Buah-buah’ apa yang dihasilkan oleh sistem-sistem agama dunia?

      2 Dewasa ini, juga, kita dapat mengajukan pertanyaan, Apakah dunia ini begitu jahat sehingga layak dibinasakan? Nah, bagaimana dengan sistem-sistem agama di dunia ini? Menyedihkan sekali, mereka tidak menghormati sang Pencipta, Allah Yehuwa. Orang-orang dalam Susunan Kristen telah meninggalkan Dia, ”sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor yang tidak dapat menahan air.” (Yeremia 2:13) Kepercayaan-kepercayaan mereka yang terpecah-belah dalam sekte-sekte tidak berisi ”air” kebenaran. Mereka telah memperlihatkan diri sebagai bagian dari dunia dengan mendukung peperangan-peperangan serta politiknya dan menyetujui norma-normanya dalam bidang seks. Seperti kata Yesus, mereka dapat dikenali ’dari buahnya.’—Matius 7:16, 17; bandingkan Galatia 6:7, 8.

      3. Apa akibat dari pelanggaran hukum Allah oleh dunia ini?

      3 Bagaimana dengan moral dunia ini? Pada tahun-tahun belakangan, di seluruh dunia ada kenaikan dalam pengguguran kandungan, kehamilan remaja, dan keluarga-keluarga yang berantakan, khususnya di negeri-negeri yang disebut Kristen. Di beberapa negeri, sebanyak 50 persen dari semua perkawinan berakhir dengan perceraian. ”Revolusi seks” dari tahun 1960-an telah menimbulkan akibat-akibat lain yang mencelakakan. Salah satu dari padanya dikutip dalam The New York Times tanggal 13 Juni 1986, di bawah kepala berita di halaman depan, ”KENAIKAN SEPULUH KALI LIPAT DALAM JUMLAH KORBAN YANG MATI AKIBAT AIDS DIPERKIRAKAN MENJELANG ’91.” Artikel itu menunjukkan bahwa menjelang tahun 1991, jumlah pasien AIDS (Sindroma Kehilangan Kekebalan Tubuh) di Amerika Serikat saja kemungkinan akan lebih dari 100.000, dengan biaya pengobatan per tahun sebesar 16 milyar dollar. Penyakit yang memautkan ini ditularkan terutama melalui perbuatan homoseks, penyalahgunaan narkotika, dan transfusi darah—semuanya merupakan pelanggaran hukum Allah.—1 Korintus 6:9, 10; Galatia 5:19-21; Kisah 15:19, 20.

      4. (a) Bagaimana peperangan kita berbeda dari peperangan Israel pada jaman Yosua? (b) Sejauh mana kita harus berhubungan dengan orang-orang dunia, dan mengapa?

      4 Pada jaman Yosua, Yehuwa mengutus bangsaNya yang kudus untuk membersihkan Negeri Perjanjian melalui peperangan aksara. Dewasa ini, peperangan kita bersifat rohani. (2 Korintus 10:3, 4) Kita Saksi-Saksi, tidak menggunakan kekerasan untuk menyingkirkan orang-orang yang mengabaikan Firman Allah. Yehuwa akan menyingkirkan mereka pada waktu yang Ia sendiri tetapkan dan dengan caraNya sendiri. (Ulangan 32:41, 43) Kita tidak akan bergaul akrab dengan orang-orang yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip moral, meskipun kita dapat memperlihatkan kasih yang sejati dengan memberitakan kabar baik dari Kerajaan kepada mereka. (1 Korintus 15:33) Kita dapat belajar Firman Allah bersama mereka dan menganjurkan mereka untuk ’sadar dan bertobat, agar dosa-dosa mereka dihapuskan.’—Kisah 3:19; Matius 21:31, 32; Lukas 5:27-32.

      Rahab dan Keluarganya

      5, 6. (a) Mengapa kedua mata-mata itu pergi ke Yerikho dan ke rumah Rahab? (b) Dewasa ini, bagaimana Yehuwa sering menjawab seruan memohonkan bantuan? (c) Bagaimana Rahab memperlihatkan diri sebagai ”orang yang suka damai”?

      5 Tepat sebelum Israel menyeberangi Sungai Yordan, Yehuwa mengarahkan perhatian kepada kota Yerikho. Yosua mengutus dua orang mata-mata, yang mewakili seluruh Israel, dan mengatakan kepada mereka, ”Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho.” Mengapa mereka harus memata-matai Yerikho? Meskipun kota itu kecil dan bukan tandingan bagi bala tentara Israel, posisi kota itu cocok sebagai jalan masuk untuk menaklukkan Kanaan. Ternyata kehadiran dari mata-mata itu di sana merupakan kesempatan bagi orang-orang di Yerikho untuk menyatakan diri dengan jelas, apakah mereka berpihak kepada atau melawan Yehuwa. ”Maka pergilah [kedua mata-mata itu] dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.” (Yosua 2:1-7) Pasti kedua mata-mata itu sampai ke rumah Rahab atas bimbingan ilahi, sama seperti dewasa ini sering kali Saksi-Saksi Yehuwa karena bimbingan malaikat mengunjungi orang-orang yang berdoa memohonkan bantuan rohani. ”Mata [Yehuwa] tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada teriak mereka minta tolong.”—Mazmur 34:16; lihat juga 2 Tawarikh 16:9.

      6 Mengapa kedua mata-mata itu memasuki rumah seorang pelacur? Bukan untuk tujuan yang imoral tetapi kemungkinan besar untuk mengelabui orang-orang Kanaan yang sedang mengamat-amati mereka. Kata-kata Rahab kepada kedua mata-mata itu menunjukkan bahwa ia tidak mempunyai niat yang imoral terhadap mereka. Karena mengetahui bahwa mereka adalah hamba-hamba dari Yehuwa, ia dapat menyatakan kepada mereka tentang hasratnya yang sungguh-sungguh untuk menjadi penyembah dari Yehuwa. Ia bahkan mempertaruhkan kehidupannya dengan menyembunyikan mereka di atas sotoh rumahnya. Ia seperti ”domba-domba” dari perumpamaan Yesus, yang memperlihatkan kebaikan kepada ’saudara-saudara’ Tuhan. (Matius 25:31-46) Seraya bertindak dengan bijaksana, Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini tidak ragu-ragu mengunjungi dan belajar Alkitab bersama peminat-peminat ”yang suka damai.”—Lukas 10:5-7, BIS.

      7. (a) Bagaimana Rahab menyatakan imannya kepada Yehuwa? (b) Sikap apa yang harus diperlihatkan oleh orang-orang baru dewasa ini, dan bagaimana mereka harus bertindak?

      7 Rahab telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan Yehuwa yang penuh kuasa. Kepada kedua mata-mata yang ia sembunyikan, ia dapat mengungkapkan imannya, dengan mengatakan, ”Aku tahu, bahwa [Yehuwa] telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.” Setelah menceritakan tentang laporan yang ia dengar mengenai perbuatan-perbuatan Yehuwa yang penuh kuasa, Rahab selanjutnya mengatakan, ”[Yehuwa], Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi [Yehuwa], bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya.” (Yosua 2:9-13) Seperti Rahab, orang-orang yang baru belajar kebenaran Allah dewasa ini tidak perlu lagi merasa takut terhadap penghukuman yang tidak lama lagi akan dilaksanakan pada ”hari [Yehuwa].” (Zefanya 1:14-18) Sebaliknya, mereka berpaling dari jalan-jalan duniawi dan mencari bantuan dari Saksi-Saksi Yehuwa untuk mendapat keselamatan.—Mazmur 3:7-9; Amsal 18:10.

      8. (a) Apa yang dewasa ini sama dengan Rahab yang memperlihatkan ”tali-tali benang kirmizi” di jendelanya? (b) Mengapa Rahab dinyatakan benar, dan dengan hasil apa?

      8 Tanda yang diberikan oleh kedua mata-mata itu kepada Rahab ialah ”tali dari benang kirmizi” yang harus ia ikat pada jendela melalui mana kedua mata-mata itu melarikan diri. (Yosua 2:17-21) Karena Rahab memperlihatkan tanda ini, rumahnya akan diselamatkan pada waktu Yerikho dihancurkan. Demikian pula dewasa ini, mereka yang memperlihatkan iman seperti Rahab ditandai untuk diselamatkan sebagai penyembah Yehuwa yang berbakti dan dibaptis. Wahyu 7:9, 10, 14 menggambarkan mereka sebagai ”suatu kumpulan besar” yang telah ”mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.” Mereka beriman akan darah korban Yesus dan mendukung ini dengan perbuatan-perbuatan Kristen. (Roma 10:9, 10) Kita membaca di Yakobus 2:24, 25, ”Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?”

      9. (a) ’Perbuatan-perbuatan’ Rahab terdiri atas apa? (b) Apa hasil dari kesaksian yang berani dewasa ini?

      9 ’Perbuatan-perbuatan’ Rahab termasuk melindungi kedua mata-mata itu dan mengumpulkan orang-orang lain di rumahnya agar dapat diselamatkan. Dengan cara yang sama, ”kumpulan besar” pada jaman modern menyibukkan diri dalam mendukung dengan loyal ”hamba yang setia dan bijaksana” yang terurap seraya kelompok ini memberikan ’makanan rohani pada waktunya’ dan mengawasi kegiatan pengabaran Kerajaan di seluruh dunia. (Matius 24:45-47) Untuk peranannya, Rahab berlaku berani dalam memberi kesaksian kepada keluarga ayahnya—suatu kegiatan yang penuh bahaya, karena ia bisa saja dikhianati. (Bandingkan Matius 10:32-36.) Demikian pula dewasa ini di banyak negeri yang menentang, Saksi-Saksi Yehuwa harus berani memberikan kesaksian. Hal ini menghasilkan pengumpulan yang besar, dan sering kali satu keluarga seluruhnya keluar dari Babel Besar untuk berpihak kepada ibadat yang murni dari Yehuwa.—Mazmur 73:28; 107:21, 22.

      Yerikho—Dulu dan Sekarang

      10. Perhatian istimewa apa harus diberikan kepada Yerikho?

      10 Mari kita melihat peristiwa-peristiwa yang dramatis ini dari sudut lain. ”Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk.” Ini adalah kota pertama di Kanaan yang akan dihukum oleh pedang Yehuwa. Karena alasan itu, sebagai buah-buah pertama yang dibaktikan kepada Allah, ini harus mendapat perhatian istimewa. Yosua menjelaskan, ”Kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi [Yehuwa] untuk dimusnahkan.”—Yosua 6:1-17; bandingkan Keluaran 22:29; Imamat 27:26.

      11. (a) Persamaan menyolok apa yang kita lihat dewasa ini? (b) Sebutkan contoh tentang ”kengerian” yang dirasakan oleh Babel Besar.

      11 Hal ini benar-benar sama dengan Babel Besar, imperium agama palsu sedunia yang telah mencapai puncak kejahatannya dalam abad ke-20 yang bernoda darah ini! Ia telah berusaha untuk menutup pintu-pintu gerbangnya agar tidak dimasuki oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Dengan kata-kata Rahab, ”kengerian” terhadap umat Allah telah menghinggapi kota itu. Misalnya, surat kabar Italia La Repubblica tanggal 12 Nopember 1985, memuat kepala berita ”JERIT KETAKUTAN DARI GEREJA TERHADAP SAKSI-SAKSI YEHUWA.” Artikel itu melaporkan tentang suatu rapat di Bologna, yang diikuti oleh seorang kardinal Katolik Roma untuk menangkis ”ancaman” dari Saksi-Saksi Yehuwa. Paus mengirim sebuah telegram yang berisi anjuran dan dukungan. Seruan didengungkan, ”Mereka sudah bergerak dalam jumlah besar di seluruh dunia,” dan diumumkan bahwa ”kini gereja akan mengerahkan diri” untuk menghadapi ”bahaya” ini. Tetapi apakah ia akan menang?—Yeremia 1:17-19.

      12. (a) Bagaimana gagasan Babel Besar tentang ”allah” bertentangan dengan kebenaran? (b) Mengapa Yehuwa akan berperang bagi saksi-saksiNya?

      12 Babel Besar mempunyai banyak sekali ilah-ilah yang membingungkan, dari Tritunggal yang mistik dari Susunan Kristen sampai jutaan dewa-dewa dari agama-agama di Negeri-Negeri Timur. Sebelum menugaskan Yosua, Musa menyatakan, ”Dengarlah, hai orang Israel: [Yehuwa] itu Allah kita, [Yehuwa] itu esa!” Dewasa ini, Saksi-Saksi Yehuwa saja yang tetap memuliakan ”satu Allah dan Bapa” ini. (Ulangan 6:4; Efesus 4:6) Yehuwa akan berperang bagi kita sama seperti yang Ia lakukan pada jaman Yosua dan pemimpin-pemimpin lain yang loyal di Israel.—2 Tawarikh 20:15, 17; 32:7, 8; Yesaya 54:17.

      Pelaksanaan Penghukuman

      13. (a) Peristiwa-peristiwa apa mengarah kepada penyerangan atas Yerikho? (b) Persamaan apa yang kita lihat dewasa ini?

      13 Yosua membuat persiapan yang saksama untuk menyerang Yerikho. Pria-pria yang menjadi dewasa di padang belantara disunat. Ini melambangkan bahwa mereka telah menyingkirkan segala sesuatu yang dapat menghalangi pembaktian sepenuh hati kepada Yehuwa. (Ulangan 10:16; 30:5, 6) Paskah mereka rayakan lagi. Orang-orang mulai mendapat makanan dari hasil-hasil negeri itu dan tidak mendapat lagi manna yang dulu disediakan secara mujizat. Selain itu, ”Panglima Balatentara [Yehuwa],” pasti Logos sebelum menjadi manusia, muncul di hadapan Yosua untuk meyakinkan dia. Dan Yosua dengan rendah hati mengakui kehadiran Pribadi itu. Dari semua hal tersebut, kita dapat melihat persamaan dalam pengalaman dari saksi-saksi Yehuwa pada jaman modern seraya mereka membaktikan diri kepada pekerjaan yang ada. Makanan rohani kita telah menjadi lebih beragam dan berbobot dalam isinya seraya ”hamba yang setia dan bijaksana” maju terus dengan progresif di bawah kepemimpinan Tuhan Yesus Kristus.—Yosua 5:1-15.

      14. Taktik-taktik aneh apa yang Yehuwa perintahkan dalam menyerang Yerikho?

      14 Sekarang mari kita melihat kancah peperangan. Yehuwa benar-benar menuntut digunakannya taktik-taktik yang aneh! Selama enam hari, satu kali tiap hari imam-imam Israel berbaris mengelilingi Yerikho, sambil mengangkat Tabut, yang melambangkan kehadiran Yehuwa. Mereka didahului oleh tujuh imam yang meniup tanduk-tanduk domba, dan prajurit-prajurit Israel berbaris di depan dan di belakang mereka. Tetapi pada hari ketujuh mereka bangun ”pagi-pagi, ketika fajar menyingsing,” dan berbaris mengelilingi kota itu tujuh kali. Orang-orang Yerikho pasti sangat ketakutan!—Yosua 6:2-15.

      15. Persamaan apa terlihat dalam kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini?

      15 Ada satu persamaan yang menonjol dari peristiwa-peristiwa tersebut dengan apa yang dilakukan oleh Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini di seluruh dunia. Baru-baru ini, perluasan dari kegiatan Kerajaan kita benar-benar menyolok. Dalam kelima tahun sampai 1985, barisan perintis meningkat 134 persen. Bala tentara perintis-perintis dan pemberita-pemberita Kerajaan lain yang setia bangun ”pagi-pagi,” sering dalam arti harfiah, dan dengan bergairah ambil bagian dalam memberitakan penghakiman Yehuwa. Bagi para pemimpin agama-agama Susunan Kristen, Saksi-Saksi ini nampak seperti ”suatu bangsa yang banyak dan kuat.” Kaum pendeta ”merasa sangat sakit hati” (NW) melihat bagaimana pemberitaan kebenaran membuat banyak orang yang jujur meninggalkan mereka dan berpihak kepada Yehuwa.—Yoel 2:1-3, 6.

      16. (a) Mujizat-mujizat apa menandai kejatuhan Yerikho? (b) Bagaimana iman Rahab diberkati?

      16 Akhirnya Yosua memberi perintah kepada orang-orang itu, ”Bersoraklah, sebab [Yehuwa] telah menyerahkan kota ini kepadamu!” Sorak peperangan yang keras mengguntur. Bumi berguncang dan—benar-benar suatu mujizat—tembok-tembok Yerikho runtuh. Orang-orang Israel dengan taat menyerbu untuk membinasakan semua makhluk hidup di kota itu. Mereka membakarnya dengan api. Namun lihat! Satu bagian kecil dari tembok sebelah luar masih tetap berdiri, dan di jendelanya terdapat sebuah tali merah. Rahab dan keluarga ayahnya dibawa ke luar tanpa cedera. Pada waktunya, iman Rahab diberkati lebih jauh dalam hal ia menjadi istri dari orang Israel bernama Salmon dan menjadi nenek moyang dari Yesus Kristus.—Yosua 6:16-26; Matius 1:5.

      17. Apa yang digambarkan oleh mujizat-mujizat ini?

      17 ”Dan [Yehuwa] menyertai Yosua dan terdengarlah kabar tentang dia di seluruh negeri [”bumi,” NW].” Dengan cara yang sama, nama Yehuwa yang mulia akan dibenarkan pada waktu Babel Besar dihancurkan dan harta serta kemegahannya dilucuti pada awal dari ’sengsara besar.’—Yosua 6:27; Wahyu 17:16; 18:9, 10, 15-17; Matius 24:21, 22, Bode.

      Seorang yang Murtad Gagal

      18. (a) Mengapa ’bangsa itu menjadi tawar hati’? (b) Bagaimana reaksi Yosua terhadap keadaan yang gawat itu?

      18 Tidak lama setelah kemenangan yang gemilang di Yerikho, suatu hal yang mengherankan terjadi. Pasukan penyerang yang diutus oleh Yosua untuk menjatuhkan Ai, kota yang berdekatan, dikalahkan! ”Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat.” Yosua yang kacau pikirannya berseru dalam doa, ”Ah, Tuhanku [Yehuwa], . . . apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan namaMu yang besar itu?”—Yosua 7:2-9.

      19, 20. (a) Bagaimana Yehuwa menyingkirkan kebodohan Akhan dan dengan jaminan apa kepada Yosua? (b) Persamaan apa pada jaman modern yang dapat terlihat?

      19 Yehuwa kemudian menyingkapkan kepada Yosua bahwa suatu ’perbuatan noda’ telah dilakukan di Israel. Akhan dari suku Yehuda dinyatakan sebagai orang yang bersalah. Dari jarahan Yerikho ia telah mencuri sebuah jubah buatan Babel ”yang indah,” juga emas dan perak. Yehuwa ”mendatangkan kesusahan” (BIS) atas Akhan, ia dan keluarganya dilempari batu. Kemudian mereka beserta harta milik mereka dibakar dengan api. Sebagai kesaksian yang abadi dari pelaksanaan penghukuman Yehuwa itu, suatu timbunan yang besar dari batu-batu didirikan di atas Akhan sendiri, dan tempat itu disebut ”Lembah Akhor,” yang berarti ”Pengucilan; Kesusahan.” Sekali lagi, Yehuwa mengatakan kepada Yosua, ”Janganlah takut dan janganlah tawar hati.” Nama Yehuwa dimuliakan dalam hal Yosua tidak pernah kalah lagi dalam peperangan.—Yosua 7:10–8:1.

  • ”Kepada [Yehuwa], Allah Kita, Kami Akan Beribadah”
    Menara Pengawal—1986 (Seri 31) | Menara Pengawal—1986 (Seri 31)
    • 2. (a) Bagaimana Yosua memperlihatkan ketaatan bahkan sampai rincian yang sekecil-kecilnya? (b) Apa yang terjadi di gunung Ebal dan Gerizim?

      2 Setelah kemenangan yang menentukan di Ai, Yosua memberikan perhatian kepada petunjuk-petunjuk yang terinci yang dicatat di Ulangan 27:1–28:68. Di Gunung Ebal ia mendirikan sebuah mezbah dari batu yang tidak dipahat atau utuh, dan di sana ia melaksanakan perintah, ”Haruslah engkau mempersembahkan korban keselamatan, memakannya di sana dan bersukaria di hadapan [Yehuwa], Allahmu.” Batu-batu lain didirikan sebagai tanda peringatan, dikapur, dan kata-kata dari hukum Taurat ditulis di atasnya. Kemudian suku-suku itu dibagi dua, satu kelompok berdiri di Gunung Gerizim ”untuk memberkati bangsa itu” dan kelompok yang lain ”di gunung Ebal untuk mengutuki.” Dengan suara nyaring orang-orang Lewi menyebutkan kutukan untuk ketidaktaatan, dan seluruh bangsa itu menjawab, ”Amin!” Kemudian diucapkan berkat-berkat untuk ketaatan. Tetapi Israel akan mendapat celaka jika mereka gagal ’melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat dan takut akan Nama yang mulia dan dahsyat dari Allah Yehuwa’!—Yosua 8:32-35.

      3, 4. (a) Pelajaran yang ampuh apa dari haluan Israel tersedia bagi kita dewasa ini? (b) Mengapa kita sekali-kali tidak boleh bosan mendengar hal-hal yang sama berulang kali? (c) Apa yang dituntut untuk masuk melalui ”pintu yang sesak”?

      3 Apakah Israel tetap mentaati ”segala perkataan hukum Taurat”? Meskipun Musa, dan belakangan Yosua, sering mengulang-ulangi nasihat tersebut, menyedihkan sekali, mereka telah gagal. Hal ini benar-benar suatu pelajaran yang ampuh bagi kita dewasa ini! Meskipun terus diperingatkan, selalu ada orang-orang yang berpikir bahwa mereka dapat mencemoohkan tuntutan-tuntutan Allah, berbuat sekehendak hati, dan tetap selamat. Betapa bodohnya! Ketika menyebut pengalaman-pengalaman Israel pada jaman dahulu, Paulus mengatakan, ”Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”—1 Korintus 10:12; Pengkhotbah 2:13.

      4 Ada dari umat Allah yang telah mengritik peringatan-peringatan yang diberikan, dengan mengatakan bahwa mereka bosan mendengarkan hal-hal yang sama berulang kali. Namun sering kali orang-orang semacam inilah yang terlebih dahulu jatuh ke dalam jerat Setan. Buku Alkitab yang terilham Ulangan (dalam bahasa Ibrani Mish·neh’ hat·to·rahʹ yang berarti, ”Pengulangan dari hukum Taurat”) Sebagian besar terdiri dari empat khotbah yang diucapkan Musa; hal ini membuat jelas kepada Israel bahwa mereka harus mentaati hukum-hukum Yehuwa yang dinyatakan sebelumnya. Lebih dari empat kali Musa menyatakan ”berkat” yang akan mereka peroleh, dan sebanyak itu pula ia memberikan peringatan terhadap ketidaktaatan dan ”kutuk” yang diakibatkan oleh hal itu. Di gunung Ebal, Yosua sekali lagi memberitahu Israel bahwa mereka harus taat. Bukankah hal ini menunjukkan kepada kita betapa penting untuk berusaha keras ’masuk melalui pintu yang sesak’?—Matius 7:13, 14, 24-27; 24:21, 22.

      5. Persekongkolan apa kini dihadapi oleh Israel, dan keadaan yang sama apa kita lihat dewasa ini?

      5 Kini mereka harus membuat penyelesaian yang terakhir. Kota Yerikho yang menjadi pintu gerbang telah disingkirkan, sama seperti agama palsu akan dihancurkan pada waktu ’sengsara besar’ mulai. Ai telah jatuh. Namun kini ”raja-raja di sebelah barat sungai Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit dan sepanjang tepi pantai Laut Besar sampai ke seberang gunung Libanon, yakni raja-raja orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, bergabunglah . . . dengan seia sekata untuk memerangi Yosua dan orang Israel.” (Yosua 9:1, 2) Persamaan dari ini pada jaman modern, kita melihat bangsa-bangsa di atas bumi sekarang bersatu-padu membentuk apa yang disebut Perserikatan Bangsa Bangsa. Mereka mengusahakan perdamaian dan keamanan untuk diri sendiri dengan cara mereka sendiri, tetapi ”bermufakat bersama-sama melawan [Yehuwa] dan yang diurapiNya,” Yosua Yang Lebih Besar. (Mazmur 2:1, 2) Apa hasil akhirnya?

      Bertindak Bijaksana

      6, 7. (a) Dalam hal apa orang-orang Gibeon memperlihatkan minat, dan taktik apa yang mereka lakukan? (b) Bagaimana Yosua memutuskan persoalan itu?

      6 Seperti Rahab sebelumnya, orang-orang lain yang bukan Israel kini mulai memperlihatkan minat untuk selamat. Mereka adalah penduduk Gibeon, sebuah kota besar di sebelah utara Yebus, atau Yerusalem. Mereka telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan Yehuwa yang penuh kuasa dan memutuskan untuk mencari perdamaian dan keamanan sesuai dengan persyaratan-persyaratan Yehuwa. Tetapi cara bagaimana? Mereka mengutus ke perkemahan Israel di Gilgal, orang-orang yang membawa bekal yang sudah kering dan tinggal remah-remah saja, kantung-kantung serta tempat-tempat anggur yang terbuat dari kulit yang sudah rusak, dan mengenakan pakaian dan kasut yang sudah usang. Ketika menghampiri Yosua, orang-orang ini mengatakan, ”Dari negeri yang sangat jauh hamba-hambamu ini datang karena nama [Yehuwa], Allahmu, sebab kami telah mendengar kabar tentang Dia.” Ketika mendengar ini, ”Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup.”—Yosua 9:3-15.

      7 Tetapi, tidak lama kemudian Israel mendengar bahwa orang-orang Gibeon sebenarnya ’diam di tengah-tengah mereka’! Kini bagaimana Yosua menanggapi muslihat mereka? Ia berpegang kepada sumpah yang sebelumnya telah ia ikrarkan kepada mereka, ’untuk membiarkan mereka hidup, dan menjadikan mereka tukang belah kayu dan tukang timba air untuk segenap umat.’—Yosua 9:16-27; bandingkan Ulangan 20:10, 11.

      8. Dalam hal-hal apa orang Gibeon menggambarkan ”kumpulan besar”?

      8 Banyak dari orang-orang Netinim, yang di tahun-tahun belakangan melayani di bait Yehuwa, kemungkinan besar adalah keturunan orang Gibeon. Jadi orang Gibeon dengan bagus menggambarkan ”kumpulan besar” yang kini memberikan kepada Allah ”dinas suci siang malam di baitNya.” (Wahyu 7:9, 15, NW) Meskipun hidup dalam dunia yang seperti Kanaan, dalam hati mereka ”bukan dari dunia.” Sebelumnya mereka harus puas dengan persediaan rohani berupa ”remah-remah,” seperti yang terdapat dalam gereja-gereja Susunan Kristen, dan mereka tidak mempunyai ”anggur” sukacita. Setelah berhubungan dengan umat Allah, mereka mengakui bahwa Yehuwa melaksanakan perbuatan-perbuatan yang penuh kuasa melalui saksi-saksiNya. Mereka telah menempuh perjalanan yang jauh dari dunia Setan untuk menukar ”pakaian” yang compang-camping dengan tanda pengenal baru sebagai hamba-hamba Yehuwa yang rendah hati, mengenakan kepribadian baru.—Yohanes 14:6; 17:11, 14, 16; Efesus 4:22-24.

      Dukungan Organisasi

      9. (a) Keadaan genting apa yang timbul selanjutnya? (b) Bagaimana tanggapan Yosua, dan dengan jaminan apa?

      9 Ketika Adoni-zedek, raja Yerusalem mendengar bahwa orang Gibeon telah menjalin perdamaian dengan Israel, ”maka ketakutanlah ia, karena Gibeon itulah negeri yang besar, seperti salah sebuah negeri kerajaan, . . . dan segala orangnya laki-lakipun berani.” (Bode) Ia menggabungkan kekuatannya dengan empat raja lain, dan mengepung Gibeon. Orang Gibeon langsung meminta bantuan kepada Yosua, ”Datanglah dengan segera kepada kami, lepaskanlah kami dan bantulah kami.” Yosua segera bertindak, dan Yehuwa meyakinkan dia, dengan mengatakan, ”Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyerahkan mereka kepadamu. Tidak seorangpun dari mereka yang akan dapat bertahan menghadapi engkau.” Yosua dan pejuang-pejuangnya yang gagah perkasa bergerak maju ”semalam-malaman” untuk menyerang musuh dengan sangat tiba-tiba.—Yosua 10:1-9.

      10. (a) Tindakan macam apa dewasa ini serupa dengan pengepungan atas Gibeon? (b) Tekad apa diungkapkan oleh orang Gibeon jaman modern?

      10 Seperti kelima raja itu, ada pemimpin-pemimpin di kalangan pemerintahan dewasa ini yang menjadi marah melihat begitu banyak dari rakyat mereka—bahkan ’laki-laki yang berani’—berpihak kepada Yosua Yang Lebih Besar dan Kerajaan kebenarannya yang meliputi seluruh bumi. Para penguasa ini berpendapat bahwa batas-batas nasional harus dipertahankan, meskipun bangsa-bangsa terus bertengkar dan berperang satu sama lain. Jadi mereka berusaha menghentikan persediaan makanan rohani dari ”kumpulan besar” yang cinta damai, melarang perhimpunan-perhimpunan di mana mereka ambil bagian dari ”makanan” ini, melarang mereka untuk berbicara kepada orang-orang tentang soal-soal rohani. Tetapi orang Gibeon modern ini tetap loyal bersama Israel rohani, dan berkata, ”Kami mau pergi menyertai kamu.”—Zakharia 8:23; bandingkan Kisah 4:19, 20; 5:29.

      11. Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa menangani keadaan-keadaan yang gawat dewasa ini?

      11 Pada waktu ”kumpulan besar” memohon bantuan dari organisasi ”ibu” mereka, bantuan segera diberikan dan dalam jumlah yang cukup banyak. Kesigapan Saksi-Saksi Yehuwa dalam melaksanakan segala sesuatu juga terlihat dalam banyak hal lain—seperti langsung menyediakan bantuan setelah suatu bencana alam dan dalam waktu singkat membangun Balai Kerajaan yang diperlukan maupun tempat-tempat pertemuan lain untuk menyalurkan ”makanan.” Ketika sebuah kebaktian diadakan dalam bulan Juni yang lalu di Yankee Stadium, New York, suatu pasukan sukarelawan tenaga pembersihan memasuki tempat itu di tengah malam setelah suatu pertandingan baseball; stadion itu tidak pernah kelihatan begitu rapi dan bersih dari pada selama keempat hari setelah itu. Para penatua yang bertanggung jawab dari Saksi-Saksi Yehuwa juga segera bertindak untuk menangani keadaan-keadaan gawat yang timbul sehubungan dengan pengabaran kabar baik.—Filipi 1:6, 7.

      Yehuwa Berperang untuk Israel

      12. Mujizat-mujizat apa yang Yehuwa laksanakan ketika berperang untuk Israel dalam membela orang Gibeon? (Bandingkan Habakuk 3:1, 2, 11, 12.)

      12 Namun kini, perhatikan apa yang terjadi di Gibeon. Yehuwa mengacaukan bala tentara musuh. Israel mengejar mereka dan terjadilah pembantaian besar-besaran. Dan apa yang kita lihat berjatuhan dari langit? Potongan-potongan es yang besar! Lebih banyak yang dibunuh oleh hujan es yang besar ini dari pada oleh pejuang-pejuang Israel. Kini, dengarkan. Yosua berbicara kepada Yehuwa, dan apa yang ia katakan ”di hadapan orang Israel”? Ini, ”Matahari, berhentilah di atas Gibeon, dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!” Suatu mujizat lain yang sangat menakjubkan! ”Kira-kira sehari penuh,” matahari menerangi medan pertempuran, sampai pembalasan Allah terlaksana sepenuhnya. Kita tidak patut mempersoalkan cara bagaimana Yehuwa melaksanakan mujizat itu, sama seperti kita tidak akan meragukan bagaimana Ia ”menjadikan” dua benda penerang yang besar untuk bersinar pada ”hari” penciptaanNya yang keempat. (Kejadian 1:16-19; Mazmur 135:5, 6) Catatan itu meyakinkan, ”Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa [Yehuwa] mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah [Yehuwa].”—Yosua 10:10-14.

      13. Bagaimana Yosua selanjutnya menganjurkan para panglima tentaranya, dan dengan hasil akhir apa?

      13 Operasi pembersihan itu mencapai puncaknya dengan dibunuhnya kelima raja tersebut, ketika Yosua mengatakan kepada para panglima tentaranya, ”Janganlah takut dan janganlah tawar hati, kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab secara itulah akan dilakukan [Yehuwa] kepada semua musuhmu, yang kamu perangi.” Hal ini sudah terbukti benar sehubungan dengan tujuh raja dari Kanaan, dan hal ini tetap benar karena sejumlah 24 kerajaan lain telah digulingkan. Baru sesudah itu, setelah enam tahun peperangan, negeri ini benar-benar aman.—Yosua 10:16-25; 12:7-24.

      14. Dengan sikap dan keyakinan apa kita harus menghadapi Armagedon?

      14 Dewasa ini, seraya kita menghadapi perang terakhir Armagedon, semoga kita tetap kuat dan teguh hati seperti Yosua, para pejuangnya, dan segenap bangsa Israel. Kita dapat yakin bahwa, sama seperti Yehuwa telah membawa beberapa juta orang Israel tanpa cedera ke dalam Negeri Perjanjian, Ia juga dapat melaksanakan mujizat-mujizat lain yang dahsyat dalam membawa jutaan orangNya yang berani melampaui Armagedon memasuki sistem baruNya.—Wahyu 7:1-3, 9, 14; 19:11-21; 21:1-5.

      Tekad Kita

      15. Penugasan macam apa dapat diharapkan ”domba-domba lain” dalam sistem baru Allah?

      15 Meskipun telah mendekati usia 90 tahun, Yosua menghadapi suatu tugas besar lain—membagi negeri itu dengan adil di antara suku-suku Israel. Ini tidak berarti bahwa pada waktu itu orang-orang Israel dapat hidup santai. Sebenarnya, Kaleb meminta suatu wilayah di Hebron tempat kediaman orang-orang Enak yang seperti raksasa; ia ingin tetap mengerahkan tenaganya untuk menyingkirkan musuh Yehuwa yang terakhir. Ini tidak berarti bahwa selama Pemerintahan Milenium Kristus atas seluruh bumi masih akan ada musuh manusia. Tetapi ada pekerjaan yang harus dilakukan. Dalam sistem baru, jangan kita berharap untuk hidup santai, bermalas-malasan. Setelah menerima penugasan mereka dalam ’bumi baru,’ ”domba-domba lain” Tuhan mempunyai banyak sekali pekerjaan dalam proyek raksasa untuk memperindah bumi dan mengubahnya menjadi Firdaus aksara.—Yosua 14:6-15; Markus 10:29, 30; Roma 12:11.

      16. Apa yang dewasa ini digambarkan oleh penyelenggaraan Yehuwa berupa ”kota-kota perlindungan”?

      16 Dalam membagi negeri itu, Yosua menyisihkan enam kota dari orang-orang Lewi untuk menjadi ”kota-kota perlindungan,” tiga kota di tiap sisi Sungai Yordan. Ini adalah penyelenggaraan Yehuwa untuk melindungi pembunuh yang tidak sengaja yang dapat melarikan diri ke salah satu dari kota-kota ini. Pembunuh tersebut harus membuktikan bahwa ia mempunyai hati nurani yang bersih di hadapan Allah, dan ini ia lakukan dengan tetap tinggal di kota itu sampai imam besar di sana meninggal. Demikian pula, karena persekutuan mereka sebelumnya dengan dunia yang berhutang darah ini, ”kumpulan besar” harus mengusahakan hati nurani yang baik dengan Allah. Mereka mendapatkan hati nurani yang baik dengan mengaku dosa-dosa mereka, bertobat, berpaling, membuat pembaktian kepada Yehuwa dan dibaptis dalam air. Kemudian mereka harus tetap dalam kedudukan itu. ”Kumpulan besar” dituntut untuk tetap berada di dalam ”kota” sampai Yesus mati secara kiasan sehubungan dengan pekerjaannya sebagai imam besar, pada akhir Pemerintahan Seribu Tahunnya.—Yosua 20:1-9; Wahyu 20:4, 5; 1 Korintus 15:22, 25, 26.

      17. Hasil yang penuh sukacita apa kita harapkan dewasa ini?

      17 Yehuwa benar-benar telah memberkati umatNya Israel secara menakjubkan! Jalannya memang sulit, dan ujian-ujian banyak. Tetapi akhirnya mereka masuk ke Negeri Perjanjian dan menetap di sana. Hati mereka pasti meluap dengan penuh rasa syukur kepada Yehuwa! Dan dalam membuktikan diri setia kepada Allah, kita dapat mempunyai sukacita yang serupa pada waktu kita memasuki sistem baruNya, yang mencakup ’bumi baru.’ Sesungguhnya, hal itu akan benar bagi kita, seperti juga benar pada jaman Yosua, ”Dari segala yang baik yang dijanjikan [Yehuwa] kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi.” (Yosua 21:45) Semoga saudara mempunyai bagian yang menyenangkan dalamnya!

      18. (a) Apa yang diceritakan kembali oleh Yosua kepada para penatua Israel? (b) Keinginan apa harus kita miliki sehubungan dengan sistem baru Yehuwa?

      18 Akhirnya, pada usia 110 tahun, Yosua mengumpulkan penatua-penatua Israel. Ia menceritakan kembali kepada mereka bagaimana Yehuwa dengan sangat menakjubkan telah memberkati umatNya yang setia dari jaman Abraham terus sampai waktu itu. Kini Yehuwa mengatakan kepada mereka, ”Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.” Dengan persediaan yang limpah ini, pasti Israel mempunyai keinginan untuk ’takut akan Yehuwa dan beribadah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan setia’ untuk selama-lamanya. Dan dengan memandang ke depan kepada sistem baru Yehuwa yang mulia untuk bumi ini, pasti kita masing-masing hendaknya mempunyai keinginan yang sama.—Yosua 24:13, 14.

      19. (a) Pilihan apa yang kemudian ditaruh Yosua di hadapan umat itu, dan bagaimana jawaban mereka? (b) Kita seharusnya ingin menjadi seperti siapa? (c) Pilihan apa yang harus kita buat, dan dengan tekad apa?

      19 Kemudian Yosua menyatakan dengan jelas kepada umat itu, ”Jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada [Yehuwa], pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; . . . TETAPI AKU DAN SEISI RUMAHKU, KAMI AKAN BERIBADAH KEPADA [YEHUWA]!” Apakah kita masing-masing secara pribadi, anggota-anggota keluarga kita yang beriman, sidang kita, ”keluarga Allah” seluas dunia dapat mengucapkan kata-kata ini juga? Pasti mereka dapat! (Efesus 2:19) Orang-orang pada jaman Yosua menjawabnya, dengan mengatakan, ”Kepada [Yehuwa], Allah kita, kami akan beribadah, dan firmanNya akan kami dengarkan.” (Yosua 24:15, 24) Tetapi, menyedihkan sekali, di tahun-tahun belakangan mereka gagal berbuat demikian. Kita tidak ingin menjadi seperti mereka yang gagal. Kita ingin menjadi seperti Yosua dan keluarganya, seperti Kaleb, seperti orang-orang Gibeon, dan seperti Rahab. Ya, ”KAMI AKAN BERIBADAH KEPADA [YEHUWA].” Semoga kita melakukan hal ini dengan teguh hati dan dengan keyakinan penuh bahwa tidak ada apapun yang ”akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”—Roma 8:39.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan