Pada tanggal 4 Juli 1940, persis sebelum saya mulai belajar di fakultas hukum, pemerintah Kanada memberlakukan pelarangan atas Saksi-Saksi Yehuwa tanpa peringatan apa pun.

Perang Dunia II sedang berkecamuk, dan Saksi-Saksi masih dilarang di Kanada. Pria dan wanita dipenjarakan hanya karena mereka Saksi-Saksi Yehuwa. Anak-anak dikeluarkan dari sekolah, ada yang bahkan dimasukkan ke panti asuhan. Alasannya karena mereka menolak ambil bagian dalam bentuk ibadat yang nasionalis, seperti salut bendera atau menyanyikan lagu kebangsaan. Profesor William Kaplan, yang menulis buku berjudul State and Salvation: The Jehovah’s Witnesses and Their Fight for Civil Rights, mengatakan bahwa ”Saksi-Saksi dicerca di hadapan umum dan menjadi sasaran aksi negara maupun serangan pribadi oleh pemerintah yang tidak toleran dan warga yang terang-terangan memusuhi mereka karena dibakar oleh nafsu dan patriotisme perang”.

Saksi-Saksi telah mengupayakan agar larangan dicabut, namun gagal. Tiba-tiba, pada tanggal 14 Oktober 1943, larangan dicabut. Namun, Saksi-Saksi masih ditahan di penjara dan kamp buruh, anak-anak masih dilarang bersekolah, dan larangan masih berlaku atas Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal serta Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab Internasional, badan hukum yang berhak atas properti kami di Toronto.

Pada akhir tahun 1943, saya berangkat ke New York bersama Percy Chapman, hamba cabang Kanada, untuk berkonsultasi dengan Nathan Knorr, presiden Lembaga Menara Pengawal pada waktu itu, dan Hayden Covington, wakil presiden dan penasihat hukum Lembaga. Saudara Covington sangat berpengalaman dalam bidang hukum. Secara keseluruhan, ia telah memenangkan 36 dari 45 gugatan di hadapan Mahkamah Agung Amerika Serikat.

Proses pembebasan Saksi-Saksi di Kanada berjalan lambat. Pada tahun 1944, properti kantor cabang di Toronto dikembalikan, dan saudara-saudara yang melayani di sana sebelum pelarangan sudah dapat bekerja kembali. Pada tahun 1945, pengadilan tertinggi provinsi Ontario menyatakan bahwa anak-anak tidak boleh dipaksa ambil bagian dalam praktek yang mereka tolak karena alasan hati nurani. Pengadilan itu memerintahkan agar anak-anak yang telah dikeluarkan dari sekolah diterima kembali. Akhirnya, pada tahun 1946, pemerintah Kanada membebaskan semua Saksi-Saksi dari kamp buruh.