”Gereja selalu melaksanakan kewajibannya untuk mengawasi buku-buku, namun sebelum ditemukannya mesin cetak, Gereja tidak merasa perlu menyusun sebuah katalog buku-buku terlarang mengingat tulisan-tulisan yang dianggap berbahaya selalu dibakar,” demikian pernyataan Enciclopedia Cattolica.

Pada tahun 1559, Paus Paulus IV menerbitkan indeks pertama buku-buku terlarang, yakni sebuah daftar buku-buku yang tidak boleh dibaca, dijual, diterjemahkan, atau dimiliki, oleh orang Katolik. Buku-buku itu dianggap jahat dan berbahaya bagi iman serta integritas moral. Indeks tersebut melarangkan pembacaan terjemahan-terjemahan Alkitab dalam bahasa Italia, termasuk Alkitab Brucioli. Orang yang melanggar dikucilkan. Indeks tahun 1596 bahkan lebih mengekang lagi. Menerjemahkan atau mencetak Alkitab dalam bahasa Italia tidak diizinkan lagi. Alkitab-Alkitab semacam itu harus dimusnahkan.

[Gambar di hlm. 15]

Indeks buku-buku terlarang menyertakan terjemahan-terjemahan Alkitab dalam bahasa Italia