PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Kepemimpinan yang Baik​—Di Mana Kita Dapat Menemukannya?
    Menara Pengawal—2002 | 15 Maret
    • Kepemimpinan yang Baik​—Di Mana Kita Dapat Menemukannya?

      ”SETIAP rumah dibangun oleh seseorang,” kata Alkitab, ”tetapi ia yang membangun segala perkara adalah Allah.” (Ibrani 3:4; Penyingkapan [Wahyu] 4:11) Karena Allah yang benar, Yehuwa, adalah Pencipta kita, Ia ”tahu benar bagaimana kita dibentuk”. (Mazmur 103:14) Ia memiliki pengetahuan yang lengkap tentang keterbatasan dan kebutuhan kita. Dan, karena Ia adalah Allah yang pengasih, Ia ingin memuaskan kebutuhan-kebutuhan itu. (Mazmur 145:16; 1 Yohanes 4:8) Hal itu berarti kebutuhan kita akan kepemimpinan yang baik juga akan dipuaskan.

      Melalui nabi Yesaya, Yehuwa menyerukan, ”Lihat! Sebagai saksi bagi kelompok-kelompok bangsa aku telah memberikan dia, sebagai pemimpin dan komandan, kepada kelompok-kelompok bangsa.” (Yesaya 55:4) Untuk keluar dari krisis kepemimpinan dewasa ini, kita harus mengidentifikasi siapa Pemimpin ini—yang dilantik oleh Yang Mahakuasa sendiri—dan menyambut kepemimpinannya. Jadi, siapa Pemimpin dan Komandan yang dinubuatkan ini? Apa saja bukti bahwa ia berhak menjadi pemimpin? Ke mana ia akan memimpin kita? Apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh manfaat dari kepemimpinannya?

      Pemimpin yang Dijanjikan Tiba

      Sekitar 2.500 tahun yang lalu, malaikat Gabriel menampakkan diri kepada nabi Daniel dan mengatakan kepadanya, ”Hendaklah engkau tahu dan memiliki pemahaman bahwa sejak keluarnya firman untuk memulihkan dan membangun kembali Yerusalem sampai datangnya Mesias, sang Pemimpin, akan ada tujuh minggu, juga enam puluh dua minggu. Kota itu akan kembali dan sesungguhnya dibangun kembali, dengan lapangan dan parit, tetapi pada masa yang sulit.”—Daniel 9:25.

      Jelaslah, sang malaikat sedang memberi tahu Daniel saat spesifik datangnya Pemimpin pilihan Yehuwa. ”Mesias, sang Pemimpin”, akan muncul pada akhir 69 minggu, atau 483 tahun, yang dihitung dari tahun 455 SM, sewaktu keluar firman untuk membangun kembali Yerusalem.a (Nehemia 2:1-8) Apa yang terjadi pada akhir masa itu? Lukas, sang penulis Injil, mengisahkan, ”Pada tahun kelima belas masa pemerintahan Kaisar Tiberius, sewaktu Pontius Pilatus menjadi gubernur Yudea, dan Herodes menjadi penguasa distrik Galilea [29 M], . . . datanglah pernyataan Allah kepada Yohanes putra Zakharia di padang belantara. Maka ia datang ke seluruh daerah sekitar Sungai Yordan, dengan memberitakan pembaptisan sebagai lambang pertobatan untuk pengampunan dosa.” Pada waktu itu, ”orang-orang sedang menanti” Mesias, sang Pemimpin. (Lukas 3:1-3, 15) Meskipun orang banyak datang kepada Yohanes, ia bukanlah Pemimpin itu.

      Kemudian, sekitar bulan Oktober tahun 29 M, Yesus dari Nazaret menemui Yohanes untuk dibaptis. Dan, Yohanes memberi kesaksian, katanya, ”Aku telah melihat roh turun dari langit seperti seekor merpati, dan tinggal di atas dia. Bahkan aku tidak mengenal dia, tetapi Pribadi yang mengutus aku untuk membaptis dalam air telah mengatakan kepadaku, ’Apabila engkau melihat roh turun dan tinggal di atas seseorang, inilah pribadi yang membaptis dengan roh kudus.’ Dan aku telah melihat itu, dan aku telah memberikan kesaksian bahwa pribadi ini adalah Putra Allah.” (Yohanes 1:32-34) Sewaktu dibaptis, Yesus menjadi Pemimpin yang diurapi—sang Mesias, atau Kristus.

      Ya, ’pemimpin dan komandan dari kelompok-kelompok bangsa’ yang dijanjikan itu adalah Yesus Kristus. Dan, jika kita memeriksa kualitasnya sebagai seorang pemimpin, kita akan segera memahami bahwa kepemimpinannya sangat jauh melebihi kriteria seorang pemimpin yang ideal untuk zaman modern.

      Sang Mesias—Pemimpin yang Ideal

      Seorang pemimpin yang baik memberikan pengarahan yang jelas dan membantu orang-orang yang dipimpinnya untuk memperoleh tekad dan kesanggupan agar dapat memecahkan masalah-masalah dengan sukses. ’Ini adalah syarat mutlak bagi pemimpin yang sukses di abad ke-21,’ kata buku 21st Century Leadership: Dialogues With 100 Top Leaders. Sungguh efektif Yesus mempersiapkan para pendengarnya untuk menangani situasi sehari-hari! Perhatikan saja khotbahnya yang terkenal—Khotbah di Gunung. Kata-kata yang dicatat di Matius pasal 5 hingga 7 itu sungguh kaya akan nasihat praktis.

      Misalnya, perhatikan nasihat Yesus tentang mengatasi perbedaan kepribadian. Ia mengatakan, ”Maka, jika engkau membawa pemberianmu ke mezbah dan di sana engkau mengingat bahwa ada sesuatu yang membuat saudaramu tidak senang, tinggalkan pemberianmu di sana di depan mezbah, dan pergilah; berdamailah dahulu dengan saudaramu, dan kemudian, pada waktu engkau kembali, persembahkanlah pemberianmu.” (Matius 5:23, 24) Mengambil inisiatif untuk berdamai dengan orang lain merupakan prioritas pertama—bahkan lebih penting daripada menjalankan tugas religius, seperti mempersembahkan pemberian di mezbah bait di Yerusalem sebagaimana dituntut oleh Hukum Musa. Kalau tidak, kegiatan ibadat kita tidak akan diperkenan Allah. Nasihat Yesus sama praktisnya dewasa ini sebagaimana halnya berabad-abad yang lalu.

      Yesus juga membantu para pendengarnya menghindari jerat perbuatan amoral. Ia memperingatkan mereka, ”Kamu mendengar bahwa telah dikatakan, ’Jangan berzina.’ Tetapi aku mengatakan kepadamu bahwa setiap orang yang terus memandang seorang wanita sehingga mempunyai nafsu terhadap dia sudah berbuat zina dengan dia dalam hatinya.” (Matius 5:27, 28) Benar-benar peringatan yang tepat! Apa gunanya kita memulai proses menuju perzinaan dengan membiarkan diri kita terus memikirkan hal itu? Percabulan dan perzinaan keluar dari hati, kata Yesus. (Matius 15:18, 19) Alangkah bijaksananya untuk menjaga hati kita.—Amsal 4:23.

      Khotbah di Gunung juga berisi nasihat yang sangat bagus tentang mengasihi musuh, tentang mempertunjukkan kemurahan hati, tentang memiliki pandangan yang seimbang terhadap perkara-perkara materi dan rohani, dan sebagainya. (Matius 5:43-47; 6:1-4, 19-21, 24-34) Yesus bahkan memperlihatkan kepada hadirinnya cara memperoleh bantuan dari Allah dengan mengajar mereka cara berdoa. (Matius 6:9-13) Mesias sang Pemimpin menguatkan dan mempersiapkan para pengikutnya untuk menangani masalah-masalah yang umum dihadapi umat manusia.

      Sebanyak enam kali dalam Khotbah di Gunung, Yesus mengawali pernyataan-pernyataannya dengan ungkapan ”kamu mendengar bahwa telah dikatakan” atau ”lagi pula telah dikatakan”, tetapi ia kemudian menyajikan gagasan lain, dengan mengatakan ”akan tetapi, aku mengatakan kepadamu”. (Matius 5:21, 22, 27, 28, 31-34, 38, 39, 43, 44) Hal ini menunjukkan bahwa para pendengarnya sudah terbiasa bertindak dengan cara tertentu, menurut tradisi lisan Farisi. Tetapi, Yesus sekarang memperlihatkan kepada mereka cara yang berbeda—cara yang mencerminkan semangat sejati dari Hukum Musa. Dengan demikian, Yesus memperkenalkan suatu perubahan, dan ia melakukannya dengan cara yang membuat para pendengarnya mudah untuk menerima. Ya, Yesus menggugah orang-orang untuk membuat perubahan besar dalam kehidupan mereka, secara rohani maupun moral. Inilah ciri seorang pemimpin sejati.

      Sebuah buku pelajaran manajemen menunjukkan betapa sulitnya untuk menghadirkan perubahan demikian. Buku itu mengatakan, ”Pribadi [pemimpin] yang sanggup mengadakan perubahan memerlukan kepekaan seorang pekerja sosial, pemahaman seorang psikolog, stamina seorang pelari maraton, kegigihan seekor bulldog, kemandirian seorang petapa, dan kesabaran seorang santo. Bahkan, sekalipun sudah mempunyai semua sifat ini, tidak ada jaminan bahwa ia akan berhasil.”

      ”Para pemimpin harus berperilaku sebagaimana yang mereka inginkan pengikutnya berperilaku,” kata sebuah artikel yang berjudul ”Leadership: Do Traits Matter?” Ya, seorang pemimpin yang baik mempraktekkan apa yang ia ajarkan. Betapa benar hal ini sehubungan dengan Yesus Kristus! Benar, ia mengajar orang-orang yang ada bersamanya untuk rendah hati, tetapi ia juga menyediakan contoh praktis bagi mereka dengan mencuci kaki mereka. (Yohanes 13:5-15) Ia bukan hanya mengutus murid-muridnya untuk memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah, melainkan ia sendiri juga mengerahkan diri dengan sekuat tenaga dalam pekerjaan itu. (Matius 4:18-25; Lukas 8:1-3; 9:1-6; 10:1-24; Yohanes 10:40-42) Dan, dalam soal menyambut kepemimpinan, Yesus merupakan teladan. ”Putra tidak dapat melakukan satu perkara pun atas prakarsanya sendiri,” katanya tentang dirinya sendiri, ”tetapi ia hanya melakukan apa yang ia lihat dilakukan oleh Bapak.”—Yohanes 5:19.

      Dengan memperhatikan apa yang Yesus katakan dan lakukan, terlihat dengan jelas bahwa ia adalah sang Pemimpin yang ideal. Sesungguhnya, ia melebihi semua standar manusia dalam hal kepemimpinan yang baik. Yesus itu sempurna. Karena telah memperoleh peri yang tidak berkematian sesudah kematian dan kebangkitannya, ia hidup selama-lamanya. (1 Petrus 3:18; Penyingkapan 1:13-18) Pemimpin manusia mana yang dapat menandingi kualifikasi Yesus ini?

      Apa yang Harus Kita Lakukan?

      Sebagai Raja Kerajaan Allah yang sedang memerintah, ”Mesias, sang Pemimpin”, akan melimpahkan berkat ke atas umat manusia yang taat. Sehubungan dengan hal ini, Alkitab berjanji, ”Bumi pasti akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Yehuwa seperti air menutupi dasar laut.” (Yesaya 11:9) ”Orang-orang yang lembut hati akan memiliki bumi, dan mereka akan benar-benar mendapatkan kesenangan yang besar atas limpahnya kedamaian.” (Mazmur 37:11) ”Mereka akan duduk, masing-masing di bawah tanaman anggurnya dan di bawah pohon aranya, dan tidak akan ada orang yang membuat mereka gemetar.” (Mikha 4:4) ”Allah akan ada bersama mereka. Dan ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu telah berlalu.”—Penyingkapan 21:3, 4.

      Dunia dewasa ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Namun, Yesus Kristus sedang memimpin orang-orang yang lembut hati ke dalam suatu dunia baru yang penuh damai, tempat umat manusia yang taat akan dipersatukan dalam ibadat kepada Allah Yehuwa dan akan berkembang menuju kesempurnaan. Alangkah pentingnya kita memanfaatkan waktu untuk memperoleh pengetahuan tentang Allah yang benar dan Pemimpin yang dilantik-Nya serta untuk bertindak selaras dengan pengetahuan itu!—Yohanes 17:3.

      Salah satu pujian terbaik yang dapat kita berikan kepada seseorang adalah dengan menirunya. Kalau begitu, tidakkah kita seharusnya berupaya meniru sang Pemimpin terbesar dalam sejarah umat manusia—Yesus Kristus? Bagaimana kita dapat melakukannya? Dengan menyambut kepemimpinannya, apa pengaruhnya terhadap kehidupan kita? Pertanyaan ini dan berbagai pertanyaan lain akan dibahas dalam dua artikel berikut.

      [Catatan Kaki]

      a Lihat halaman 186-92 dalam buku Perhatikanlah Nubuat Daniel!, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      [Gambar di hlm. 4]

      Daniel menubuatkan kedatangan Pemimpin pilihan Allah

      [Gambar di hlm. 7]

      Ajaran Yesus mempersiapkan orang-orang untuk menangani masalah kehidupan

      [Gambar di hlm. 7]

      Yesus akan memimpin umat manusia yang taat ke dalam suatu dunia baru yang penuh damai

  • Apakah Kepemimpinan Kristus Nyata bagi Saudara?
    Menara Pengawal—2002 | 15 Maret
    • Apakah Kepemimpinan Kristus Nyata bagi Saudara?

      ”Juga jangan disebut ’pemimpin’, karena Pemimpinmu satu, Kristus.”—MATIUS 23:10.

      1. Siapakah satu-satunya Pemimpin orang Kristen sejati?

      HARI itu hari Selasa, tanggal 11 Nisan. Tiga hari lagi, Yesus Kristus akan dibunuh. Ini adalah kunjungan terakhirnya ke bait. Pada hari itu, Yesus memberikan suatu ajaran penting kepada banyak orang yang telah berkumpul di sana dan kepada murid-muridnya. Ia berkata, ”Janganlah kamu disebut Rabi, karena satu gurumu, sedangkan kamu semua adalah saudara. Lagi pula, jangan menyebut siapa pun bapakmu di bumi, karena satu Bapakmu, Pribadi surgawi itu. Juga jangan disebut ’pemimpin’, karena Pemimpinmu satu, Kristus.” (Matius 23:8-10) Jelaslah, Yesus Kristus adalah pemimpin orang Kristen sejati.

      2, 3. Mendengarkan Yehuwa dan menerima Pemimpin yang telah Ia lantik memberikan pengaruh apa pada kehidupan kita?

      2 Alangkah bermanfaat pengaruh kepemimpinan Yesus pada kehidupan kita apabila kita menerimanya! Ketika menubuatkan kedatangan Pemimpin ini, Allah Yehuwa menyatakan melalui nabi Yesaya, ”Hai, semua orang yang haus! Datanglah, di sini ada air. Dan semua orang yang tidak mempunyai uang! Marilah, belilah dan makanlah. Ya, marilah, belilah anggur dan susu tanpa uang dan dengan cuma-cuma. . . . Dengarkan aku baik-baik, dan makanlah apa yang baik, dan biarlah jiwamu mendapatkan kesenangan besar dari apa yang berlemak. . . . Lihat! Sebagai saksi bagi kelompok-kelompok bangsa aku telah memberikan dia, sebagai pemimpin dan komandan, kepada kelompok-kelompok bangsa.”—Yesaya 55:1-4.

      3 Yesaya menggunakan benda cair yang umum—air, susu, dan anggur—sebagai metafora untuk memperlihatkan bagaimana kehidupan pribadi kita dipengaruhi apabila kita mendengarkan Yehuwa dan mengikuti sang Pemimpin dan Komandan yang telah Ia berikan kepada kita. Pengaruhnya menyegarkan. Halnya seperti meneguk segelas air dingin pada hari yang panas. Rasa haus kita akan kebenaran dan keadilbenaran dipuaskan. Sebagaimana susu menguatkan bayi dan membantunya bertumbuh, ’susu firman’ membentengi kita dan meningkatkan pertumbuhan rohani dalam hubungan kita dengan Allah. (1 Petrus 2:1-3) Dan, siapa yang dapat menyangkal bahwa anggur turut menambah sukacita pada kesempatan-kesempatan yang meriah? Dengan cara yang serupa, menyembah Allah yang benar dan mengikuti jejak kaki Pemimpin yang telah Ia lantik membuat kita ”bersukacita” dalam hidup. (Ulangan 16:15) Jadi, amatlah penting bahwa kita semua—tua maupun muda, pria maupun wanita—memperlihatkan bahwa kepemimpinan Kristus nyata bagi kita. Namun, bagaimana kita mempertunjukkan dalam kehidupan sehari-hari bahwa sang Mesias adalah Pemimpin kita?

      Kaum Muda—Teruslah ’Bertambah dalam Hikmat’

      4. (a) Apa yang terjadi sewaktu Yesus yang berusia 12 tahun mengunjungi Yerusalem pada waktu Paskah? (b) Seberapa terinformasikah Yesus sewaktu masih berusia 12 tahun?

      4 Perhatikan teladan yang diberikan Pemimpin kita bagi kaum muda. Meskipun tidak banyak yang kita ketahui tentang masa kecil Yesus, sebuah peristiwa cukup memberi penerangan. Sewaktu Yesus berusia 12 tahun, orang tuanya membawa dia dalam kunjungan tahunan mereka ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Pada peristiwa ini, ia terlibat dalam percakapan yang seru seputar Tulisan-Tulisan Kudus, dan keluarganya tanpa sadar pulang tanpa dia. Tiga hari kemudian, orang tuanya yang khawatir, Yusuf dan Maria, menemukan dia di bait, ”sedang duduk di tengah-tengah para guru dan mendengarkan mereka serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka”. Selain itu, ”semua orang yang mendengarkan dia terus-menerus merasa takjub akan pengertian dan jawaban-jawabannya”. Bayangkan, pada usia 12 tahun saja Yesus tidak hanya dapat mengajukan pertanyaan berorientasi rohani yang menggugah pikiran, tetapi juga sanggup memberikan jawaban yang jitu! Tidak diragukan, ia telah dibantu oleh pelatihan orang tua.—Lukas 2:41-50.

      5. Bagaimana kaum muda dapat mengevaluasi sikap mereka terhadap pelajaran Alkitab keluarga?

      5 Barangkali Saudara adalah seorang anak muda. Jika orang tua Saudara adalah hamba Allah yang berbakti, kemungkinan besar program pelajaran Alkitab keluarga diadakan secara teratur di rumah Saudara. Bagaimana sikap Saudara terhadap pelajaran keluarga? Mengapa tidak merenungkan pertanyaan-pertanyaan seperti: ’Apakah saya dengan sepenuh hati mendukung penyelenggaraan pelajaran Alkitab dalam keluarga saya? Apakah saya mau bekerja sama, dengan tidak melakukan apa pun yang bisa mengganggu rutinnya?’ (Filipi 3:16) ’Apakah saya partisipan yang aktif dalam pelajaran keluarga? Apabila cocok, apakah saya mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran dan memberi komentar tentang penerapannya? Seraya saya membuat kemajuan secara rohani, apakah saya memupuk selera akan ”makanan keras [yang] berkaitan dengan orang-orang yang matang”?’—Ibrani 5:13, 14.

      6, 7. Seberapa berhargakah program pembacaan Alkitab setiap hari bagi kaum muda?

      6 Program pembacaan Alkitab setiap hari juga berfaedah. Sang pemazmur bernyanyi, ”Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang-orang fasik, . . . tetapi kesenangannya ialah hukum Yehuwa, dan hukumnya ia baca dengan suara rendah siang dan malam.” (Mazmur 1:1, 2) Penerus Musa, Yosua, ’membaca buku hukum dengan suara rendah siang dan malam’. Hal ini memungkinkan dia untuk bertindak dengan bijaksana dan berhasil dalam melaksanakan tugas yang Allah berikan kepadanya. (Yosua 1:8) Pemimpin kita, Yesus Kristus, berkata, ”Ada tertulis, ’Manusia harus hidup, bukan dari roti saja, tetapi dari setiap ucapan yang keluar melalui mulut Yehuwa.’” (Matius 4:4) Jika kita membutuhkan makanan jasmani setiap hari, terlebih lagi kita membutuhkan makanan rohani secara teratur!

      7 Menyadari kebutuhan rohaninya, Ela yang berusia 13 tahun mulai membaca Alkitab setiap hari.a Sekarang, pada usia 16 tahun, ia telah membaca seluruh Alkitab sebanyak satu kali dan sekarang ia sudah menyelesaikan separuhnya untuk kedua kalinya. Metode yang Ela gunakan sederhana saja. ”Saya bertekad membaca setidaknya satu pasal sehari,” katanya. Bagaimana pembacaan Alkitab yang ia lakukan setiap hari itu membantu dia? Ia menjawab, ”Ada banyak sekali pengaruh buruk dewasa ini. Setiap hari, saya menghadapi tekanan di sekolah dan di tempat lain yang menguji iman saya. Membaca Alkitab setiap hari membantu saya mengingat dengan cepat perintah dan prinsip Alkitab yang mendorong saya untuk melawan tekanan-tekanan ini. Hasilnya, saya merasa lebih dekat dengan Yehuwa dan Yesus.”

      8. Apa kebiasaan Yesus sehubungan dengan sinagoga, dan bagaimana kaum muda dapat menirunya?

      8 Yesus memiliki kebiasaan untuk mendengarkan dan berpartisipasi dalam pembacaan Alkitab di sinagoga. (Lukas 4:16; Kisah 15:21) Alangkah bagusnya bagi kaum muda untuk mengikuti teladan itu dengan menghadiri perhimpunan secara rutin, tempat Alkitab dibacakan dan dipelajari! Sewaktu menyatakan penghargaan atas perhimpunan demikian, Mario yang berusia 14 tahun berkata, ”Perhimpunan berharga bagi saya. Di perhimpunan, saya senantiasa diingatkan tentang apa yang baik dan yang buruk, apa yang bermoral dan yang amoral, apa yang mencerminkan sifat Kristus dan apa yang tidak. Saya tidak harus belajar lewat pengalaman pahit.” Ya, ”pengingat dari Yehuwa itu dapat dipercaya, membuat orang yang kurang berpengalaman berhikmat”. (Mazmur 19:7) Ela pun bertekad untuk menghadiri kelima corak perhimpunan setiap minggu. Ia juga menggunakan dua sampai tiga jam untuk membuat persiapan.—Efesus 5:15, 16.

      9. Bagaimana anak-anak muda dapat terus ”bertambah hikmatnya”?

      9 Masa muda adalah masa yang bagus untuk memperoleh ’pengetahuan mengenai satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang ia utus, Yesus Kristus’. (Yohanes 17:3) Saudara mungkin mengenal anak-anak muda yang menghabiskan banyak waktu untuk membaca komik, menonton televisi, bermain video game, atau berselancar di Internet. Mengapa Saudara mesti meniru mereka sedangkan Saudara dapat mengikuti teladan sempurna Pemimpin kita? Sebagai seorang anak, ia senang belajar tentang Yehuwa. Dan, apa hasilnya? Karena kasihnya akan perkara-perkara rohani, ”Yesus terus bertambah hikmatnya”. (Lukas 2:52) Saudara pun bisa seperti itu.

      ”Tunduklah Seorang kepada yang Lain”

      10. Apa yang akan turut menjadikan kehidupan keluarga suatu sumber kedamaian dan kebahagiaan?

      10 Rumah dapat menjadi griya kedamaian dan kepuasan atau medan pertikaian dan pertengkaran. (Amsal 21:19; 26:21) Dengan menerima kepemimpinan Kristus, kita turut menggalang perdamaian dan kebahagiaan dalam keluarga. Sebenarnya, teladan Yesus adalah model untuk hubungan keluarga. Alkitab menyatakan, ”Tunduklah seorang kepada yang lain dengan takut akan Kristus. Hendaklah istri-istri tunduk kepada suami mereka sebagaimana kepada Tuan, karena suami adalah kepala atas istrinya sebagaimana Kristus juga adalah kepala atas sidang jemaat, karena ia adalah juru selamat tubuh ini. . . . Suami-suami, teruslah kasihi istrimu, sebagaimana Kristus juga mengasihi sidang jemaat dan menyerahkan dirinya baginya.” (Efesus 5:21-25) Kepada sidang di Kolose, rasul Paulus menulis, ”Hai, anak-anak, taatilah orang-tuamu dalam segala hal, sebab inilah yang benar-benar menyenangkan dalam Tuan.”—Kolose 3:18-20.

      11. Bagaimana seorang suami dapat memperlihatkan bahwa kepemimpinan Kristus nyata baginya?

      11 Mengikuti nasihat ini berarti suami menjalankan kepemimpinan dalam keluarga, istrinya dengan loyal mendukung dia, dan anak-anak menaati orang tua mereka. Namun, kekepalaan pria hanya dapat menghasilkan kebahagiaan apabila dijalankan dengan sepatutnya. Seorang suami yang bijaksana harus belajar caranya menjalankan kekepalaan dengan meniru Kepala dan Pemimpinnya sendiri, Kristus Yesus. (1 Korintus 11:3) Sekalipun belakangan Yesus menjadi ”kepala atas segala sesuatu sehubungan dengan sidang jemaat”, ia datang ke bumi, ”bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani”. (Efesus 1:22; Matius 20:28) Dengan cara yang serupa, suami Kristen menjalankan kekepalaannya, bukan demi keuntungan yang mementingkan diri, melainkan demi kepentingan istri dan anak-anaknya—ya, seluruh keluarga. (1 Korintus 13:4, 5) Ia berupaya meniru sifat-sifat saleh kepalanya, Yesus Kristus. Seperti Yesus, ia berwatak lembut dan rendah hati. (Matius 11:28-30) Kata-kata seperti ”saya minta maaf” atau ”kamu benar” tidaklah sukar untuk diucapkan sewaktu ia salah. Teladannya yang bagus mempermudah istri menjadi seorang ”penolong”, ”pelengkap”, dan ’mitra’ bagi pria seperti itu, belajar darinya dan bekerja bahu-membahu dengannya.—Kejadian 2:20; Maleakhi 2:14.

      12. Apa yang akan membantu istri menerima prinsip kekepalaan?

      12 Di pihak istri, ia hendaknya tunduk kepada suaminya. Namun, jika ia terpengaruh oleh roh dunia, hal ini mungkin mulai melemahkan pandangannya terhadap prinsip kekepalaan, dan gagasan tunduk kepada seorang pria tidak akan menarik baginya. Alkitab tidak mengatakan bahwa pria harus mendominasi, tetapi Alkitab memang menuntut istri-istri agar tunduk kepada suami mereka. (Efesus 5:24) Alkitab juga menuntut suami atau ayah agar bertanggung jawab kepada keluarganya, dan apabila nasihat Alkitab diterapkan, hal ini turut meningkatkan kedamaian dan ketertiban dalam keluarga.—Filipi 2:5.

      13. Teladan ketundukan apa yang Yesus sediakan bagi anak-anak?

      13 Anak-anak juga harus taat kepada orang tua mereka. Dalam hal ini, Yesus memberikan teladan yang sangat bagus. Setelah peristiwa di bait sewaktu Yesus yang berusia 12 tahun tertinggal selama tiga hari, ”ia pulang bersama [orang tuanya] dan tiba di Nazaret, dan ia terus tunduk kepada mereka”. (Lukas 2:51) Ketundukan anak-anak kepada orang tua mereka turut meningkatkan kedamaian dan keharmonisan dalam keluarga. Apabila semua anggota keluarga tunduk kepada kepemimpinan Kristus, hasilnya adalah sebuah keluarga yang bahagia.

      14, 15. Apa yang membantu kita berhasil sewaktu menghadapi situasi yang sulit di rumah? Berilah sebuah contoh.

      14 Bahkan sewaktu situasi yang sulit muncul di rumah, meniru Yesus dan menerima bimbingannya adalah kunci keberhasilan. Sebagai contoh, perkawinan Jerry, pria berusia 35 tahun, dengan Lana, ibu seorang gadis remaja, menghadirkan tantangan yang tidak terbayangkan sebelumnya oleh keduanya. Jerry menjelaskan, ”Saya tahu bahwa untuk menjadi kepala yang baik, saya perlu menerapkan prinsip Alkitab yang sama yang mendatangkan sukses dalam keluarga-keluarga lain. Namun, saya segera mendapati bahwa ternyata saya harus menerapkannya dengan menggunakan hikmat dan daya pengamatan yang lebih besar.” Di mata si putri tiri ini, Jerry adalah penghalang antara dia dan ibunya, dan dia sangat membenci Jerry. Jerry membutuhkan daya pengamatan untuk melihat bahwa sikap ini mempengaruhi apa yang dikatakan dan dilakukan gadis itu. Bagaimana ia menangani situasinya? Jerry menjawab, ”Saya dan Lana sepakat bahwa setidaknya untuk saat itu, Lana akan menangani urusan disiplin sementara saya berfokus pada membangun hubungan baik dengan putri tiri saya. Pada waktunya, pendekatan ini membuahkan hasil-hasil baik.”

      15 Sewaktu menghadapi situasi sulit di rumah, kita butuh daya pengamatan untuk melihat maksud di balik kata-kata dan tindakan para anggota keluarga. Kita juga membutuhkan hikmat untuk menerapkan prinsip-prinsip ilahi dengan sepatutnya. Yesus, misalnya, dengan jelas memahami alasan mengapa wanita yang mengalami perdarahan menyentuhnya, dan ia memperlakukan dia dengan bijaksana dan iba hati. (Imamat 15:25-27; Markus 5:30-34) Hikmat dan daya pengamatan adalah karakteristik Pemimpin kita. (Amsal 8:12) Kita berbahagia jika kita bertindak seperti cara dia.

      ”Teruslah Cari Dahulu Kerajaan”

      16. Apa yang hendaknya menduduki tempat utama dalam kehidupan kita, dan bagaimana Yesus memperlihatkan hal ini melalui teladannya?

      16 Yesus membuat jelas apa yang hendaknya menduduki tempat utama dalam kehidupan orang-orang yang menerima kepemimpinannya. Ia berkata, ”Maka, teruslah cari dahulu kerajaan dan keadilbenaran [Allah].” (Matius 6:33) Dan, dengan teladannya, ia memperlihatkan kepada kita caranya melakukan hal itu. Pada akhir periode 40 hari puasa, renungan, dan doa setelah pembaptisannya, Yesus menghadapi suatu godaan. Setan si Iblis menawarinya pemerintahan atas ”semua kerajaan dunia”. Bayangkan kehidupan seperti apa yang bisa Yesus miliki andaikata ia menerima tawaran si Iblis! Akan tetapi, Kristus berfokus pada melakukan kehendak Bapaknya. Ia sadar juga bahwa kehidupan semacam itu dalam dunia Setan singkat umurnya. Ia langsung menolak tawaran si Iblis, dengan menyatakan, ”Ada tertulis, ’Yehuwa, Allahmu, yang harus engkau sembah, dan kepada dia saja engkau harus memberikan dinas suci.’ ” Sejak waktu itu, Yesus ”mulai memberitakan dan mengatakan, ’Bertobatlah, kamu sekalian, sebab kerajaan surga sudah dekat’”. (Matius 4:2, 8-10, 17) Selama sisa hidupnya di bumi, Kristus adalah pemberita Kerajaan Allah sepenuh waktu.

      17. Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kepentingan Kerajaan berada di tempat pertama dalam hidup kita?

      17 Kita hendaknya meniru Pemimpin kita dan tidak membiarkan dunia Setan memikat kita untuk menjadikan pekerjaan bergaji tinggi serta karier sebagai tujuan utama dalam kehidupan. (Markus 1:17-21) Betapa bodohnya kita jika menjadi begitu terjerat dalam jebakan pengejaran duniawi sehingga kepentingan Kerajaan hanya menempati urutan kedua! Yesus telah mempercayakan kepada kita pekerjaan memberitakan Kerajaan dan menjadikan murid. (Matius 24:14; 28:19, 20) Memang, kita mungkin mempunyai keluarga atau tanggung jawab lain yang harus diurus, tetapi tidakkah kita senang menggunakan waktu sore serta akhir pekan kita untuk melakukan tanggung jawab Kristen kita yakni mengabar dan mengajar? Dan, alangkah membesarkan hati bahwa selama tahun dinas 2001, kira-kira 780.000 saudara-saudari sanggup melayani sebagai rohaniwan sepenuh waktu, atau perintis!

      18. Apa yang membantu kita menemukan sukacita dalam pelayanan?

      18 Catatan Injil menggambarkan Yesus sebagai pria yang tanggap bertindak dan juga sebagai orang yang berperasaan lembut. Sewaktu melihat kebutuhan rohani orang-orang di sekelilingnya, ia merasa kasihan terhadap mereka dan dengan antusias menawarkan bantuan kepada mereka. (Markus 6:31-34) Pelayanan kita akan penuh sukacita apabila kita melakukannya atas dasar kasih kepada orang-orang lain dan hasrat yang tulus untuk membantu mereka. Namun, bagaimana kita dapat memperoleh hasrat seperti itu? ”Sewaktu saya masih remaja,” kata seorang pemuda bernama Jayson, ”saya tidak terlalu menikmati pelayanan.” Apa yang membantunya memupuk kasih akan pekerjaan ini? Jayson menjawab, ”Dalam keluarga saya, hari Sabtu pagi selalu dibaktikan untuk dinas pengabaran. Hal ini bagus bagi saya karena semakin sering saya keluar berdinas, hasil-hasil yang bagus semakin terlihat dan saya semakin menikmatinya.” Kita pun hendaknya dengan teratur dan rajin ambil bagian dalam pelayanan.

      19. Apa yang hendaknya menjadi tekad kita sehubungan dengan kepemimpinan Kristus?

      19 Benar-benar menyegarkan dan bermanfaat untuk menerima kepemimpinan Kristus. Apabila kita menerimanya, masa muda menjadi masa untuk bertumbuh dalam pengetahuan dan hikmat. Kehidupan keluarga menjadi sumber kedamaian serta kebahagiaan, dan pelayanan merupakan kegiatan yang mendatangkan sukacita dan kepuasan. Jadi, marilah kita bertekad untuk memperlihatkan dalam kehidupan kita sehari-hari dan dalam keputusan yang kita buat bahwa kepemimpinan Kristus nyata bagi kita. (Kolose 3:23, 24) Namun, Yesus Kristus juga adalah Pemimpin kita melalui cara lain—sidang Kristen. Artikel berikut akan membahas cara kita dapat menarik manfaat dari persediaan ini.

      [Catatan Kaki]

      a Beberapa nama telah diganti.

  • Kristus Memimpin Sidangnya
    Menara Pengawal—2002 | 15 Maret
    • Kristus Memimpin Sidangnya

      ”Lihat! aku menyertai kamu sepanjang masa sampai penutup sistem ini.”—MATIUS 28:20.

      1, 2. (a) Sewaktu memberikan perintah untuk menjadikan murid, apa yang dijanjikan Yesus yang telah dibangkitkan kepada para pengikutnya? (b) Bagaimana Yesus secara aktif memimpin sidang Kristen masa awal?

      SEBELUM naik ke surga, Yesus Kristus, Pemimpin kita yang telah dibangkitkan, menampakkan diri kepada murid-muridnya dan berkata, ”Semua wewenang di surga dan di bumi telah diberikan kepadaku. Karena itu pergilah dan buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid, baptislah mereka dengan nama Bapak dan Putra dan roh kudus, ajarlah mereka untuk menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu. Dan, lihat! aku menyertai kamu sepanjang masa sampai penutup sistem ini.”—Matius 23:10; 28:18-20.

      2 Yesus tidak hanya menugaskan kepada murid-muridnya pekerjaan menyelamatkan kehidupan dengan menjadikan lebih banyak murid, tetapi juga berjanji akan menyertai mereka. Sejarah Kekristenan masa awal, sebagaimana dicatat di buku Kisah dalam Alkitab, memperlihatkan tanpa keraguan bahwa Kristus menggunakan wewenang yang diberikan kepadanya untuk memimpin sidang yang baru dibentuk itu. Ia mengirim ”penolong” yang dijanjikan—roh kudus—untuk menguatkan para pengikutnya dan untuk membimbing upaya-upaya mereka. (Yohanes 16:7; Kisah 2:4, 33; 13:2-4; 16:6-10) Yesus yang dibangkitkan menggunakan para malaikat yang taat di bawah perintahnya untuk mendukung murid-muridnya. (Kisah 5:19; 8:26; 10:3-8, 22; 12:7-11; 27:23, 24; 1 Petrus 3:22) Selain itu, Pemimpin kita memberikan pengarahan kepada sidang dengan mengatur agar pria-pria yang cakap melayani sebagai suatu badan pimpinan.—Kisah 1:20; 24-26; 6:1-6; 8:5, 14-17.

      3. Pertanyaan apa saja yang akan dibahas dalam artikel ini?

      3 Namun, bagaimana pada zaman kita, pada ”penutup sistem ini”? Bagaimana Yesus Kristus memimpin sidang Kristen dewasa ini? Dan, bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita menerima kepemimpinannya?

      Sang Majikan Memiliki Budak yang Setia

      4. (a) Siapa yang membentuk ”budak yang setia dan bijaksana”? (b) Apa yang telah dipercayakan oleh sang Majikan untuk diurus budak itu?

      4 Sewaktu menyampaikan nubuat tentang tanda kehadirannya, Yesus berkata, ”Siapa sebenarnya budak yang setia dan bijaksana yang ditetapkan oleh majikannya untuk mengurus pelayan-pelayan rumahnya, untuk memberi mereka makanan pada waktu yang tepat? Berbahagialah budak itu, yang sewaktu majikannya datang, didapati melakukan hal itu! Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu: Ia akan mengangkat dia untuk mengurus semua harta miliknya.” (Matius 24:45-47) Sang ’majikan’ adalah Pemimpin kita, Yesus Kristus, dan ia telah mengangkat ”budak yang setia dan bijaksana”—badan orang Kristen terurap di bumi—untuk mengurus semua kepentingannya di bumi.

      5, 6. (a) Dalam sebuah penglihatan yang diterima rasul Yohanes, apa yang digambarkan oleh ”ketujuh kaki pelita emas” dan ”ketujuh bintang”? (b) Apa yang diperlihatkan oleh fakta bahwa ”ketujuh bintang” ada di tangan kanan Yesus?

      5 Buku Penyingkapan dalam Alkitab memperlihatkan bahwa budak yang setia dan bijaksana secara langsung berada di bawah kendali Yesus Kristus. Dalam sebuah penglihatan tentang ”hari Tuan”, rasul Yohanes melihat ”tujuh kaki pelita emas, dan di tengah-tengah kaki-kaki pelita itu ada seseorang seperti putra manusia”, yang ”di tangan kanannya ada tujuh bintang”. Yesus menjelaskan penglihatan itu kepada Yohanes dengan mengatakan, ”Mengenai rahasia suci ketujuh bintang yang engkau lihat pada tangan kananku, dan ketujuh kaki pelita emas: Ketujuh bintang itu berarti malaikat-malaikat ketujuh sidang jemaat, dan ketujuh kaki pelita itu berarti tujuh sidang jemaat.”—Penyingkapan 1:1, 10-20.

      6 ”Ketujuh kaki pelita emas” menggambarkan semua sidang Kristen sejati yang ada di ”hari Tuan”, yang dimulai pada tahun 1914. Namun, bagaimana dengan ”ketujuh bintang”? Pertama-tama, itu melambangkan semua pengawas terurap yang diperanakkan roh, yang mengurus sidang-sidang abad pertama ini.a Para pengawas itu berada di tangan kanan Yesus—di bawah kendali dan pengarahannya. Ya, Kristus Yesus memimpin golongan budak ini. Akan tetapi, sekarang para pengawas terurap ini sedikit jumlahnya. Bagaimana kepemimpinan Kristus menjangkau hingga ke lebih dari 93.000 sidang Saksi-Saksi Yehuwa di seputar bumi?

      7. (a) Bagaimana Yesus menggunakan Badan Pimpinan untuk menyediakan kepemimpinan dalam sidang-sidang di seluruh bumi? (b) Mengapa dapat dikatakan bahwa para pengawas Kristen dilantik oleh roh kudus?

      7 Seperti pada abad pertama, sekelompok kecil pria yang cakap di antara para pengawas terurap sekarang melayani sebagai Badan Pimpinan, mewakili kelompok budak yang setia dan bijaksana. Pemimpin kita menggunakan Badan Pimpinan ini untuk menunjuk pria-pria yang memenuhi syarat—baik yang diurapi roh maupun yang tidak—sebagai para penatua di sidang-sidang. Dalam hal ini, roh kudus, yang sudah diberikan Allah kepada Yesus untuk dipergunakan dalam wewenangnya, memainkan peranan yang amat penting. (Kisah 2:32, 33) Pertama-tama, para pengawas ini harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Firman Allah, yang diilhami roh kudus. (1 Timotius 3:1-7; Titus 1:5-9; 2 Petrus 1:20, 21) Perekomendasian dan pelantikan dibuat setelah doa dan di bawah bimbingan roh kudus. Selain itu, orang-orang yang dilantik itu memberi bukti bahwa mereka menghasilkan buah dari roh tersebut. (Galatia 5:22, 23) Jadi, nasihat Paulus berlaku sama ampuhnya bagi semua penatua, baik yang terurap maupun yang tidak, ”Perhatikanlah dirimu sendiri dan segenap kawanan, sebab kamu telah ditetapkan oleh roh kudus sebagai pengawas di antara mereka.” (Kisah 20:28) Para pria terlantik ini menerima pengarahan dari Badan Pimpinan dan dengan rela menggembalakan sidang. Dengan cara ini, Kristus menyertai kita sekarang dan secara aktif memimpin sidang.

      8. Bagaimana Kristus menggunakan malaikat-malaikat untuk memimpin para pengikutnya?

      8 Yesus juga menggunakan malaikat-malaikat untuk memimpin para pengikutnya dewasa ini. Menurut ilustrasi tentang gandum dan lalang, masa panen akan datang pada ”penutup sistem ini”. Siapa yang akan digunakan sang Majikan untuk melakukan pekerjaan memanen? ”Penuai-penuai adalah para malaikat,” kata Kristus. Ia menambahkan, ”Putra manusia akan mengutus malaikat-malaikatnya, dan mereka akan mengumpulkan dari kerajaannya semua hal yang menyebabkan sandungan dan orang-orang yang melanggar hukum.” (Matius 13:37-41) Selain itu, sebagaimana malaikat mengarahkan Filipus sehingga ia bertemu dengan sida-sida Etiopia, demikian pula dewasa ini ada berlimpah bukti bahwa Kristus menggunakan para malaikatnya untuk mengarahkan pekerjaan orang Kristen sejati dalam menemukan orang-orang yang berhati jujur.—Kisah 8:26, 27; Penyingkapan 14:6.

      9. (a) Melalui sarana apa Kristus memimpin sidang Kristen dewasa ini? (b) Pertanyaan apa yang hendaknya kita pikirkan jika kita ingin memperoleh manfaat dari kepemimpinan Kristus?

      9 Alangkah menenteramkannya untuk mengetahui bahwa dewasa ini Yesus Kristus menyediakan kepemimpinan bagi murid-muridnya melalui Badan Pimpinan, roh kudus, dan para malaikat! Bahkan jika beberapa penyembah Yehuwa untuk sementara waktu harus terisolasi dari Badan Pimpinan akibat penindasan atau hal semacamnya, Kristus tetap akan memberikan kepemimpinan melalui roh kudus dan dukungan malaikat. Akan tetapi, kita memperoleh manfaat dari kepemimpinannya hanya apabila kita menerimanya. Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita mau menerima kepemimpinan Kristus?

      ”Taatilah . . . Tunduklah”

      10. Bagaimana kita dapat memperlihatkan hormat kepada para penatua terlantik di sidang?

      10 Pemimpin kita telah memberikan kepada sidang ”pemberian berupa manusia”—”beberapa sebagai penginjil, beberapa sebagai gembala dan guru”. (Efesus 4:8, 11, 12) Sikap dan tindakan kita terhadap mereka banyak menyingkapkan apakah kita menerima kepemimpinan Kristus atau tidak. Kita patut ’menyatakan rasa syukur kita’ atas pria-pria yang cakap secara rohani yang telah diberikan Kristus. (Kolose 3:15) Mereka juga layak mendapat respek kita. ”Biarlah para tua-tua yang memimpin dengan baik dianggap layak untuk dihormati dua kali lipat,” tulis rasul Paulus. (1 Timotius 5:17) Bagaimana kita dapat memperlihatkan rasa syukur dan penghargaan kita kepada tua-tua—penatua, atau pengawas—di sidang? Paulus menjawab, ”Taatilah mereka yang mengambil pimpinan di antara kamu dan tunduklah kepada mereka.” (Ibrani 13:17) Ya, kita harus taat dan tunduk kepada mereka.

      11. Mengapa respek terhadap pengaturan perihal kepenatuaan adalah salah satu aspek dari hidup selaras dengan baptisan kita?

      11 Pemimpin kita sempurna, sedangkan pria-pria yang ia sediakan sebagai pemberian, tidak. Jadi, kadang-kadang mereka bisa berbuat salah. Namun, amatlah penting bagi kita untuk tetap loyal kepada pengaturan Kristus. Sebenarnya, hidup selaras dengan pembaktian dan baptisan kita berarti bahwa kita mengakui keabsahan wewenang yang dilantik roh di dalam sidang dan dengan rela tunduk kepadanya. Pembaptisan kita ’dengan nama roh kudus’ adalah pernyataan di hadapan umum bahwa kita mengakui roh kudus dan menyadari peranannya dalam maksud-tujuan Yehuwa. (Matius 28:19) Baptisan demikian menyiratkan bahwa kita bekerja sama dengan roh itu dan tidak melakukan apa pun untuk menghalangi beroperasinya roh itu di antara para pengikut Kristus. Mengingat roh kudus berperan penting dalam perekomendasian dan pelantikan penatua, dapatkah dikatakan bahwa kita benar-benar setia kepada pembaktian kita jika kita tidak bekerja sama dengan pengaturan tentang penatua di dalam sidang?

      12. Contoh apa saja tentang sikap tidak respek terhadap wewenang yang disebutkan oleh Yudas, dan apa hikmah yang dapat kita petik?

      12 Alkitab memuat contoh-contoh yang mengajar kita tentang nilai ketaatan dan ketundukan. Sang murid Yudas menyoroti tiga contoh peringatan tentang orang-orang yang mencaci pria-pria terlantik di sidang, dengan mengatakan, ”Sungguh celaka bagi mereka, karena mereka telah menempuh jalan Kain, dan bergegas menuju haluan yang salah dari Bileam demi upah, dan binasa karena perkataan yang bersifat memberontak sebagaimana halnya Korah!” (Yudas 11) Kain mengabaikan nasihat pengasih Yehuwa dan dengan sengaja mengejar haluan kebencian yang memautkan. (Kejadian 4:4-8) Meskipun berulang kali mendapat peringatan, Bileam mencoba mengutuki umat Allah demi imbalan finansial. (Bilangan 22:5-28, 32-34; Ulangan 23:5) Korah sebenarnya sudah memiliki tanggung jawab yang bagus di Israel, tetapi ia belum puas. Ia menyulut pemberontakan melawan hamba Allah, Musa, pria yang paling lembut di muka bumi. (Bilangan 12:3; 16:1-3, 32, 33) Malapetaka menimpa Kain, Bileam, dan Korah. Betapa jelasnya contoh-contoh ini mengajar kita untuk mendengarkan nasihat orang-orang yang Yehuwa gunakan dalam kedudukan yang bertanggung jawab dan untuk merespek mereka!

      13. Berkat apa saja yang dinubuatkan nabi Yesaya bagi orang-orang yang tunduk kepada pengaturan perihal kepenatuaan?

      13 Siapa yang tidak ingin memperoleh manfaat dari pengaturan agung tentang kepengawasan yang telah ditetapkan oleh Pemimpin kita dalam sidang Kristen? Nabi Yesaya menubuatkan berkat-berkatnya, dengan mengatakan, ”Lihat! Seorang raja akan memerintah demi keadilbenaran; dan mengenai para pembesar, mereka akan berkuasa sebagai pembesar demi keadilan. Dan masing-masing akan menjadi seperti tempat perlindungan dari angin dan tempat persembunyian dari badai hujan, seperti aliran air di negeri yang gersang, seperti naungan tebing batu yang besar di tanah yang tandus.” (Yesaya 32:1, 2) Tiap-tiap penatua harus menjadi ”tempat” perlindungan dan keamanan seperti itu. Bahkan jika tunduk kepada wewenang sulit bagi kita, marilah kita dengan sungguh-sungguh mengerahkan diri untuk taat dan tunduk kepada wewenang yang ditunjuk Allah dalam sidang.

      Bagaimana para Penatua Tunduk kepada Kepemimpinan Kristus

      14, 15. Bagaimana pria-pria yang mengambil pimpinan di sidang memperlihatkan bahwa mereka tunduk kepada kepemimpinan Kristus?

      14 Setiap orang Kristen—khususnya para penatua—harus mengikuti kepemimpinan Kristus. Para pengawas, atau penatua, memiliki wewenang sampai taraf tertentu di sidang. Namun, mereka tidak berupaya menjadi ’majikan atas iman rekan-rekan seiman mereka’ dengan mencoba mengendalikan kehidupan mereka. (2 Korintus 1:24) Para penatua mencamkan kata-kata Yesus, ”Kamu tahu bahwa para penguasa bangsa-bangsa memerintah atas mereka dan pembesar-pembesar menjalankan wewenang atas mereka. Bukan demikian caranya di antara kamu.” (Matius 20:25-27) Seraya para penatua menunaikan tanggung jawabnya, mereka dengan tulus berupaya melayani orang-orang lain.

      15 Orang-orang Kristen didesak, ”Ingatlah akan mereka yang mengambil pimpinan di antara kamu, . . . dan seraya kamu terus memperhatikan bagaimana hasil akhir tingkah laku mereka, tirulah iman mereka.” (Ibrani 13:7) Fakta bahwa penatua mengambil pimpinan bukanlah alasan mengapa orang Kristen didesak untuk meniru mereka. Yesus berkata, ”Pemimpinmu satu, Kristus.” (Matius 23:10) Iman para penatualah yang harus ditiru karena mereka meniru Pemimpin sejati kita, Kristus. (1 Korintus 11:1) Perhatikan beberapa cara yang dengannya para penatua berupaya keras meniru Kristus dalam hubungan mereka dengan orang-orang lain di sidang.

      16. Meskipun memiliki wewenang, bagaimana Yesus memperlakukan para pengikutnya?

      16 Meskipun Yesus jauh lebih unggul dalam segala hal dibanding manusia yang tidak sempurna dan memiliki wewenang yang tak tertandingi dari Bapaknya, ia bersahaja dalam berurusan dengan murid-muridnya. Ia tidak membuat pendengarnya kewalahan dengan pertunjukan pengetahuan yang mengesankan. Yesus memperlihatkan kepekaan dan keibaan hati terhadap para pengikutnya, mempertimbangkan kebutuhan manusiawi mereka. (Matius 15:32; 26:40, 41; Markus 6:31) Ia tidak pernah menuntut muridnya memberikan lebih dari apa yang dapat mereka berikan, dan ia tidak pernah meminta mereka melakukan sesuatu di luar kemampuan mereka. (Yohanes 16:12) Yesus ”berwatak lembut dan rendah hati”. Oleh karena itu, tidak heran apabila banyak orang merasa disegarkan bila berada di dekatnya.—Matius 11:28-30.

      17. Bagaimana para penatua hendaknya memperlihatkan kesahajaan seperti Kristus dalam hubungan mereka dengan orang-orang lain di sidang?

      17 Jika Kristus sang Pemimpin saja mempertunjukkan kesahajaan, terlebih lagi hendaknya mereka yang mengambil pimpinan di sidang! Ya, mereka berhati-hati agar tidak menyalahgunakan wewenang apa pun yang dipercayakan kepada mereka. Dan, mereka tidak ’datang dengan perkataan yang berlebih-lebihan’, mencoba membuat orang lain terkesan. (1 Korintus 2:1, 2) Sebaliknya, mereka berupaya membicarakan kata-kata kebenaran Alkitab dengan kesederhanaan dan ketulusan. Selain itu, para penatua berupaya keras untuk bersikap masuk akal dengan tidak berharap terlalu muluk dari orang lain dan bertimbang rasa terhadap kebutuhan mereka. (Filipi 4:5) Sadar bahwa setiap orang memiliki keterbatasan, mereka dengan pengasih memaklumi keterbatasan-keterbatasan ini dalam diri saudara-saudara mereka. (1 Petrus 4:8) Dan, bukankah penatua yang rendah hati dan berwatak lembut benar-benar menyegarkan? Pastilah demikian.

      18. Pelajaran apa dapat dipetik oleh para penatua dari cara Yesus memperlakukan anak-anak?

      18 Yesus mudah didekati, bahkan oleh anak-anak kecil. Perhatikan tanggapannya sewaktu murid-muridnya menegur orang-orang karena ”membawa anak-anak kecil kepadanya”. ”Biarkan anak-anak kecil itu datang kepadaku,” kata Yesus, ”jangan mencoba menghentikan mereka.” Kemudian, ”ia merangkul anak-anak itu serta memberkati mereka, sambil meletakkan tangannya ke atas mereka”. (Markus 10:13-16) Yesus hangat dan baik hati, dan orang-orang lain tertarik kepadanya. Orang-orang tidak merasa takut terhadap Yesus. Bahkan anak-anak kecil pun merasa nyaman berada di dekatnya. Para penatua pun mudah didekati, dan karena mereka memperlihatkan kasih sayang yang hangat dan kebaikan hati, orang-orang lain—bahkan anak-anak kecil—merasa nyaman berada di dekat mereka.

      19. Apa yang tercakup dalam memiliki ”pikiran Kristus”, dan upaya apa yang dituntut oleh hal ini?

      19 Sampai sejauh mana para penatua dapat meniru Kristus Yesus bergantung pada seberapa baik mereka mengenal dia. ”Siapakah yang mengetahui pikiran Yehuwa, sehingga ia bisa mengajar dia?” tanya Paulus. Kemudian, ia menambahkan, ”Namun kita memiliki pikiran Kristus.” (1 Korintus 2:16) Memiliki pikiran Kristus mencakup mengetahui pola berpikirnya dan seluruh aspek kepribadiannya sehingga kita tahu apa yang akan ia lakukan dalam situasi tertentu. Bayangkan kita bisa mengenal Pemimpin kita sebaik itu! Ya, untuk itu kita perlu memperhatikan dengan saksama catatan Injil dan secara teratur mengisi pikiran kita dengan pemahaman akan kehidupan dan teladan Yesus. Apabila para penatua mengerahkan upaya untuk mengikuti kepemimpinan Kristus sampai taraf itu, orang-orang di sidang akan lebih cenderung meniru iman mereka. Dan, para penatua merasakan kepuasan dalam melihat orang-orang lain dengan bersukacita mengikuti jejak kaki sang Pemimpin.

      Terus Berada di Bawah Kepemimpinan Kristus

      20, 21. Seraya kita menatap ke dunia baru yang dijanjikan, apa yang hendaknya menjadi tekad kita?

      20 Sangatlah penting kita semua terus berada di bawah kepemimpinan Kristus. Seraya kita mendekati akhir sistem ini, situasi kita sebanding dengan situasi orang-orang Israel di Dataran Moab pada tahun 1473 SM. Mereka berada di ambang Tanah Perjanjian, dan melalui nabi Musa, Allah menyatakan, ”Engkau [Yosua] akan membawa bangsa ini masuk ke negeri yang Yehuwa janjikan dengan sumpah kepada bapak-bapak leluhur mereka untuk diberikan kepada mereka.” (Ulangan 31:7, 8) Yosua adalah pemimpin yang ditunjuk. Untuk memasuki Tanah Perjanjian, orang-orang Israel harus tunduk kepada kepemimpinan Yosua.

      21 Kepada kita Alkitab berkata, ”Pemimpinmu satu, Kristus.” Hanya Kristus yang akan memimpin kita menuju dunia baru yang dijanjikan, tempat keadilbenaran akan tinggal. (2 Petrus 3:13) Oleh karena itu, marilah kita bertekad untuk tunduk kepada kepemimpinannya dalam segala aspek kehidupan.

      [Catatan Kaki]

      a ”Bintang” di sini tidak melambangkan malaikat harfiah. Yesus tentu tidak akan menggunakan seorang manusia untuk mencatat informasi bagi makhluk-makhluk roh yang tidak kelihatan. Oleh karena itu, ”bintang” pastilah menggambarkan para pengawas manusia, atau para penatua, di sidang, yang dipandang sebagai utusan Yesus. Jumlah tujuh menandaskan kelengkapan yang pasti menurut standar ilahi.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan