-
Memperhatikan Kepentingan Orang-Orang TuaMenara Pengawal—1987 (Seri 37) | Menara Pengawal—1987 (Seri 37)
-
-
Memperhatikan Kepentingan Orang-Orang Tua
”Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”—Filipi 2:4.
1, 2. (a) Bagaimana badan pimpinan di abad pertama memperlihatkan minat dalam kebutuhan orang-orang tua? (b) Apa buktinya bahwa pekerjaan pengabaran tidak diabaikan?
TIDAK lama setelah hari Pentakosta tahun 33 M. ”timbullah sungut-sungut [dalam sidang Kristen] di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari [yaitu pembagian makanan kepada orang miskin]”. Sejumlah dari janda-janda ini pasti sudah tua dan tidak dapat mengurus diri sendiri. Bagaimanapun juga, rasul-rasul sendiri turun tangan, dan mengatakan, ”Pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas [”urusan penting”, NW] itu.”—Kisah 6:1-3.
2 Jadi orang Kristen yang mula-mula menganggap soal mengurus orang miskin sebagai ”urusan penting”. Bertahun-tahun kemudian sang murid Yakobus menulis, ”Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka.” (Yakobus 1:27) Maka, apakah ini berarti bahwa pekerjaan pengabaran yang sangat penting harus diabaikan? Tidak, karena dalam buku Kisah Para Rasul dikatakan bahwa setelah tugas membantu janda-janda diorganisasi dengan sepatutnya, ”firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak”.—Kisah 6:7.
3. Anjuran apakah yang diberikan di Filipi 2:4, dan mengapa hal ini terutama cocok dewasa ini?
3 Dewasa ini kita menghadapi ”masa yang sukar”. (2 Timotius 3:1) Karena harus memenuhi tuntutan kehidupan keluarga dan pekerjaan duniawi, kita mungkin hampir tidak mempunyai tenaga lagi—atau keinginan—untuk memperhatikan kebutuhan orang-orang tua. Maka, dengan tepat sekali, Filipi 2:4 menganjurkan kita untuk jangan hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan orang lain juga. Bagaimana ini dapat dilakukan dengan cara yang praktis dan seimbang?
Menghormati Janda-Janda
4. (a) Mengapa dan bagaimana sidang di abad pertama ’menghormati’ janda-janda? (b) Apakah penyelenggaraan sedemikian selalu perlu?
4 Dalam 1 Timotius pasal 5, Paulus menunjukkan bagaimana orang Kristen yang mula-mula mengurus janda-janda tua di sidang. Ia menganjurkan Timotius, ”Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.” (Ayat 3) Janda-janda yang sudah tua khusus disebutkan layak untuk dihormati dalam bentuk bantuan keuangan secara tetap tentu. Orang-orang sedemikian sama sekali tidak mendapat bantuan jasmani apapun dan hanya dapat ”menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam”. (Ayat 5) Bagaimana doa-doa mereka memohonkan bantuan dijawab? Melalui sidang. Dengan cara terorganisasi, janda-janda yang layak menerima dibantu dengan biaya hidup yang bersahaja. Memang, jika seorang janda cukup berada atau mempunyai sanak keluarga yang dapat menunjangnya, pemberian sedemikian tidak perlu.—Ayat 4, 16.
5. (a) Bagaimana ada janda-janda yang ingin ”hidup mewah dan berlebih-lebihan”? (b) Apakah sidang wajib membantu orang-orang sedemikian?
5 ”Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan,” Paulus memperingatkan, ”ia sudah mati [secara rohani] selagi hidup.” (Ayat 6) Paulus tidak menjelaskan bagaimana demikian halnya dengan beberapa janda, karena Kingdom Interlinear secara aksara menyebutnya, ”suka menggoda”. Mungkin beberapa harus berjuang melawan ”keberahian mereka”. (Ayat 11) Akan tetapi menurut Liddell & Scottˈs Greek English Lexicon, ”suka menggoda” juga dapat termasuk ’hidup tenang atau terlalu santai atau dalam pemuasan hawa nafsu’. Pada waktu itu, mungkin ada yang ingin agar sidang membuat mereka lebih kaya, membiayai kehidupan yang mewah, pemuasan diri secara tidak bersahaja. Paulus menyatakan bahwa orang-orang sedemikian tidak memenuhi syarat untuk mendapat bantuan sidang.
6, 7, dan catatan kaki. (a) Apa gerangan ’daftar’ itu? (b) Mengapa mereka di bawah usia 60 tidak memenuhi syarat untuk mendapat bantuan? (c) Bagaimana Paulus membantu janda-janda muda agar tidak mendatangkan ”hukuman atas dirinya”?
6 Paulus kemudian mengatakan, ”Yang didaftarkan [akan menerima bantuan keuangan] sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam puluh tahun.” Pada jaman Paulus seorang wanita yang berusia lebih dari 60 tahun memang dianggap tidak dapat membiayai diri sendiri dan kemungkinan tidak akan menikah lagi.a ”Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda,” kata Paulus, ”Karena apabila mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan mereka dari Kristus, mereka itu ingin kawin dan dengan memungkiri kesetiaan mereka yang semula kepadaNya, mereka mendatangkan hukuman atas dirinya.”—Ayat 9, 11, 12.
7 Andaikata ’daftar’ itu terbuka bagi janda-janda muda, ada yang mungkin akan cepat menyatakan keinginan untuk tetap lajang. Tetapi, seraya waktu berlalu, mereka mungkin sulit mengendalikan ’gairah keberahian’ mereka dan ingin menikah lagi, sehingga ’mendatangkan hukuman atas dirinya dengan memungkiri kesetiaan [’janji’, Bode] mereka yang semula’ untuk tetap lajang. (Bandingkan Pengkhotbah 5:2-6.) Paulus menghindari problem-problem sedemikian, dan menyatakan selanjutnya, ”aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi, beroleh anak”.—Ayat 14.
8. (a) Bagaimana nasihat Paulus melindungi sidang? (b) Apakah janda-janda muda atau pria-pria tua yang jatuh miskin juga diurus?
8 Rasul itu juga hanya mendaftarkan mereka yang untuk jangka waktu lama telah melaksanakan dinas Kristen dengan baik. (Ayat 10) Jadi sidang bukan suatu ”lembaga kesejahteraan sosial” bagi orang yang malas atau tamak. (2 Tesalonika 3:10, 11) Tetapi bagaimana dengan pria-pria tua atau janda-janda muda? Jika mereka jatuh miskin, secara pribadi anggota-anggota sidang pasti akan memelihara mereka.—Bandingkan 1 Yohanes 3:17, 18.
9. (a) Mengapa penyelenggaraan untuk memelihara orang-orang tua dewasa ini berbeda dari yang diatur pada abad pertama? (b) Pembahasan Paulus mengenai janda-janda di 1 Timotius pasal 5 membantu kita menyadari apa dewasa ini?
9 Penyelenggaraan sedemikian kemungkinan besar cukup memadai untuk kebutuhan sidang-sidang di abad pertama. Namun seperti dikatakan The Expositorˈs Bible Commentary, ”Dewasa ini, dengan adanya jaminan atau asuransi, jaminan sosial, dan kesempatan kerja, keadaannya jauh berbeda.” Akibat dari perubahan dalam keadaan sosial dan ekonomi, sidang-sidang dewasa ini hampir tidak perlu mempunyai daftar dari orang-orang tua yang harus diberi tunjangan. Meskipun demikian, kata-kata Paulus kepada Timotius membantu kita untuk menyadari: (1) Problem dari orang-orang tua merupakan urusan seluruh sidang—terutama para penatua. (2) Pemeliharaan atas orang-orang tua harus diorganisasi dengan sepatutnya. (3) Pemeliharaan sedemikian terbatas kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
Sebagai Penatua-Penatua, Memperhatikan Kepentingan Mereka
10. Bagaimana para penatua dewasa ini dapat memberikan contoh dalam memperlihatkan minat kepada orang-orang tua?
10 Bagaimana para pengawas dewasa ini menjadi contoh dalam memperlihatkan minat kepada orang-orang tua? Dari waktu ke waktu mereka dapat mengemukakan kebutuhan orang-orang tua dalam acara rapat-rapat mereka. Bila bantuan spesifik diperlukan, mereka dapat mengatur agar itu diberikan. Mereka mungkin tidak akan melaksanakan hal itu secara pribadi, karena sering kali ada banyak saudara dalam sidang yang rela membantu, termasuk kaum remaja. Namun, mereka dapat mengawasi pemberian bantuan sedemikian dengan saksama, mungkin dengan menugaskan seorang saudara untuk mengatur bantuan yang diberikan kepada pribadi itu.
11. Bagaimana para penatua bisa mengetahui kebutuhan orang-orang tua?
11 Salomo menasihati, ”Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu.” (Amsal 27:23) Jadi para pengawas secara pribadi dapat mengunjungi orang tua itu guna menentukan cara terbaik untuk ”membantu . . . sesuai dengan kebutuhan mereka”. (Roma 12:13, NW) Seorang pengawas keliling menyatakan sebagai berikut, ”Ada orang-orang tua yang sangat independen, dan sekedar menanyakan kepada mereka apa yang perlu kita lakukan tidak ada gunanya. Sebaiknya kita memahami apa yang perlu dilakukan dan langsung melaksanakan hal itu!” Di Jepang ada pengawas-pengawas yang mendapati bahwa seorang saudari berusia 80 tahun membutuhkan banyak perhatian. Mereka melaporkan, ”Kami sekarang mengatur agar seseorang menghubunginya dua kali sehari, pagi dan malam, dengan mengunjungi atau meneleponnya.”—Bandingkan Matius 25:36.
12. (a) Bagaimana para penatua dapat mengatur agar orang-orang tua mendapat manfaat dari perhimpunan-perhimpunan? (b) Bagaimana rekaman-rekaman yang diterbitkan oleh Lembaga dapat dimanfaatkan?
12 Para pengawas juga memperhatikan agar orang-orang tua mendapat manfaat dari perhimpunan-perhimpunan. (Ibrani 10:24, 25) Apakah ada yang membutuhkan transport? Apakah ada yang hanya tidak dapat ’mendengar dan mencamkan’ perhimpunan-perhimpunan karena pendengarannya lemah? (Matius 15:10, 11) Mungkin praktis untuk memasang head phone bagi mereka. Demikian pula, ada sejumlah sidang sekarang yang mengadakan acara perhimpunan melalui saluran telepon sehingga orang-orang yang lemah fisik dapat mendengarkan di rumah. Yang lain merekam perhimpunan-perhimpunan pada tape bagi mereka yang terlalu sakit sehingga tidak dapat hadir—dalam beberapa keadaan membeli tape recorder untuk mereka. Dan mengenai rekaman, seorang penatua di Jerman mengatakan, ”Saya telah mengunjungi beberapa orang tua yang hanya duduk di depan televisi dan menonton acara-acara yang hampir tidak dapat dikatakan membina secara rohani.” Ada baiknya kita menganjurkan agar mereka mendengarkan rekaman-rekaman yang diterbitkan oleh Lembaga, misalnya yang memuat lagu-lagu Kerajaan dan pembacaan Alkitab.
13. Bagaimana orang-orang tua dapat dibantu agar tetap aktif sebagai penyiar-penyiar Kerajaan?
13 Ada anggota-anggota sidang yang sudah tua yang menjadi tidak tetap tentu atau tidak aktif sebagai pengabar. Namun, usia, tidak usah menghalangi seseorang untuk memberitakan ”Injil Kerajaan”. (Matius 24:14) Mungkin ada yang akan menyambut ajakan untuk bekerja dengan saudara dalam dinas pengabaran. Saudara mungkin dapat membangkitkan kembali kasih mereka untuk pengabaran dengan menceritakan pengalaman-pengalaman dalam dinas. Jika mereka sulit menaiki tangga, aturlah agar mereka mengerjakan apartemen-apartemen yang mempunyai lift atau daerah-daerah perumahan yang tidak bertingkat. Penyiar-penyiar juga dapat mengajak orang-orang tua untuk ikut dengan mereka ke pelajaran Alkitab—atau mengadakan pelajaran di rumah orang tua itu.
14 dan kotak. (a) Apa yang dapat dilakukan para penatua jika seorang saudara atau saudari tua mendapat problem keuangan yang parah? (b) Bagaimana beberapa sidang memenuhi kebutuhan dari penyiar-penyiar yang sudah tua?
14 ’Uang adalah perlindungan.’ (Pengkhotbah 7:12) Namun banyak saudara atau saudari tua mempunyai problem keuangan yang parah dan tidak mempunyai sanak keluarga yang mau membantu. Tetapi, pribadi-pribadi di sidang biasanya senang memberikan bantuan jika mereka diberitahu tentang kebutuhan itu. (Yakobus 2:15-17) Para penatua juga dapat mencari tahu apakah ada penyelenggaraan dari pemerintah atau badan-badan sosial, polis asuransi, pensiun, dan sebagainya. Tetapi, di beberapa negeri, pelayanan sedemikian sulit didapat, dan mungkin tidak ada pilihan selain mengikuti pola di 1 Timotius pasal 5 dan mengatur agar sidang secara keseluruhan memberikan bantuan. (Lihat Diorganisir untuk Melaksanakan Pelayanan Kita, halaman 122-3.)
Penyiar-penyiar di Nigeria dengan tetap tentu membantu seorang perintis biasa berumur 82 tahun dan istrinya dengan pemberian-pemberian materi. Setelah pemerintah merencanakan untuk membongkar bangunan tempat tinggal mereka, sidang mengundang mereka untuk pindah ke sebuah ruangan di samping Balai Kerajaan sampai dapat diatur tempat pemondokan lain.
Di Brasilia ada sidang yang membayar seorang perawat untuk mengurus satu pasangan yang sudah tua. Pada waktu yang sama, seorang saudari ditugaskan untuk membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan mengurus kebutuhan jasmani lainnya. Tiap bulan sidang menyisihkan dana untuk kepentingan mereka.
15. (a) Apakah ada pembatasan dalam hal bantuan yang dapat diberikan oleh sidang? (b) Bagaimana nasihat di Lukas 11:34 cocok untuk orang-orang tertentu yang akhirnya terlalu menuntut?
15 Seperti pada abad pertama, penyelenggaraan sedemikian adalah untuk orang-orang yang layak yang benar-benar membutuhkan. Para pengawas tidak berkewajiban untuk memenuhi permintaan yang berlebih-lebihan atau melayani orang-orang tua yang menuntut terlalu banyak perhatian. Orang-orang tua juga, harus tetap mempunyai ’mata yang baik’.—Lukas 11:34.
Secara Pribadi, Memperhatikan Kepentingan Mereka
16, 17. (a) Mengapa penting agar tidak hanya para penatua saja yang memperhatikan orang-orang tua? (b) Bagaimana penyiar-penyiar yang sibuk dapat ’menggunakan sebaik-baiknya setiap kesempatan yang ada’ untuk orang-orang tua?
16 Beberapa waktu yang lalu seorang saudari tua harus dirawat di rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia kurang gizi. ”Andaikata lebih banyak saudara di sidang menunjukkan minat pribadi kepadanya,” tulis seorang penatua, ”mungkin hal ini tidak perlu terjadi.” Ya, bukan hanya para penatua saja yang harus memperhatikan orang-orang tua. Paulus mengatakan, ”Kita menjadi anggota di antara sama sendiri.”—Efesus 4:25, Bode.
17 Pasti ada di antara saudara yang sudah dibebani dengan tanggung jawab pribadi. Tetapi ’janganlah hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri’. (Filipi 2:4) Dengan organisasi pribadi yang baik saudara sering dapat ’menggunakan sebaik-baiknya setiap kesempatan yang ada’. (Efesus 5:16, BIS) Sebagai contoh, dapatkah saudara mengunjungi seorang tua setelah dinas pengabaran? Hari-hari tengah pekan terutama merupakan saat-saat mereka merasa kesepian. Kaum remaja, juga, dapat ambil bagian dengan mengunjungi orang-orang tua dan melakukan pekerjaan tertentu bagi mereka. Seorang saudari yang dibantu oleh seorang remaja berdoa, ”Terima kasih Yehuwa, untuk Saudara John muda. Ia benar-benar seorang yang baik.”
18. (a) Mengapa percakapan dengan seorang tua kadang-kadang sulit? (b) Apa yang harus kita lakukan agar kunjungan atau percakapan dengan seorang tua dapat saling membina?
18 Di perhimpunan-perhimpunan, apakah saudara hanya memberikan salam sepintas lalu kepada orang-orang tua? Memang, tidak mudah bercakap-cakap dengan seseorang yang sulit mendengar atau sulit menyatakan perasaan. Dan karena mempunyai kesehatan yang buruk, tidak semua orang tua mempunyai sifat periang. Meskipun demikian, ”panjang sabar lebih baik”. (Pengkhotbah 7:8) Dengan sedikit usaha, kita benar-benar bisa ”saling menganjurkan”. (Roma 1:12, NW) Cobalah ceritakan pengalaman dalam dinas pengabaran. Kemukakan satu pokok yang saudara baca dalam Menara Pengawal atau Sedarlah! Atau lebih baik lagi, dengarkan. (Bandingkan Ayub 32:7.) Ada banyak hal yang dapat diceritakan oleh orang-orang tua jika saudara memberi kesempatan kepada mereka. Seorang penatua mengakui, ”Mengunjungi saudara tua itu benar-benar telah mendatangkan hasil yang sangat baik bagi saya.”
19. (a) Selain orang-orang tua siapa lagi yang harus kita perhatikan juga? (b) Dengan cara bagaimana saja kita dapat membantu keluarga-keluarga yang mengurus orang tua yang sudah lanjut usia?
19 Selain memperhatikan orang-orang tua, tidakkah seharusnya saudara juga memperhatikan keluarga-keluarga yang mengurus mereka? Suatu pasangan yang mengurus orangtua mereka yang lanjut usia melaporkan, ”Sebaliknya dari menganjurkan kami, ada saudara-saudara di sidang yang memberikan kritikan. Seorang saudari mengatakan: ’Kalau saudari sering tidak hadir di perhimpunan, saudari akan sakit rohani!’ Tetapi ia sama sekali tidak mau membantu agar kami bisa menghadiri perhimpunan dengan lebih sering.” Yang juga melemahkan semangat adalah janji-janji yang tidak jelas seperti misalnya, Kalau saudara membutuhkan bantuan, beritahu saya. Ini sering kali sama dengan mengatakan, ”Kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang.” (Yakobus 2:16) Betapa jauh lebih baik untuk menyatakan perhatian saudara dengan perbuatan! Suatu pasangan melaporkan, ”Teman-teman benar-benar baik sekali dan sangat mendukung! Ada yang mau mengurus Ibu secara bergiliran, masing-masing beberapa hari sehingga kami sewaktu-waktu bisa beristirahat. Yang lain-lain mengajaknya ke pelajaran Alkitab. Dan benar-benar menganjurkan kami bila orang lain menanyakan kesehatan Ibu.”
20, 21. Apa dapat dilakukan orang-orang tua untuk membantu saudara-saudara yang mengurus mereka?
20 Namun, apa yang dapat dilakukan oleh Saksi-Saksi tua itu sendiri agar pekerjaan sedemikian dilakukan dengan sukacita, tanpa mengeluh? (Bandingkan Ibrani 13:17.) Bekerjasamalah dengan penyelenggaraan yang diadakan oleh para penatua untuk mengurus saudara. Nyatakan terima kasih dan penghargaan atas kebaikan apapun yang diperlihatkan, dan jangan terlalu menuntut atau suka mengritik. Dan meskipun penyakit dan penderitaan karena usia tua memang tidak dibuat-buat, cobalah untuk memperlihatkan keriangan dan sikap positif.—Amsal 15:13.
21 ’Saudara-saudara baik sekali. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan tanpa mereka,’ kata banyak orang tua. Meskipun demikian, tanggung jawab utama untuk mengurus orang-orang tua harus dipikul oleh anak-anak mereka. Apa yang terlibat dalam hal ini, dan bagaimana tantangan ini dapat dihadapi dengan cara terbaik?
-
-
Mempraktekkan Pengabdian yang Saleh kepada Orang Tua yang Sudah Lanjut UsiaMenara Pengawal—1987 (Seri 37) | Menara Pengawal—1987 (Seri 37)
-
-
Mempraktekkan Pengabdian yang Saleh kepada Orang Tua yang Sudah Lanjut Usia
”Hendaknya [anak-anak atau cucu] pertama-tama belajar berbakti [”mempraktekkan pengabdian yang saleh”, NW] kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah.”—1 TIMOTIUS 5:4.
1, 2. (a) Menurut Alkitab siapakah yang bertanggung jawab untuk memelihara orangtua yang lanjut usia? (b) Mengapa suatu soal yang serius jika seorang Kristen melalaikan kewajiban ini?
PADA waktu masih anak, saudara diasuh dan dilindungi oleh mereka. Pada waktu sudah dewasa, saudara meminta saran dan dukungan mereka. Tetapi sekarang mereka sudah lanjut usia dan membutuhkan seseorang untuk membantu mereka. Rasul Paulus mengatakan, ”Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti [”mempraktekkan pengabdian yang saleh”, NW] kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah. Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad [”menyangkal iman”, Bode] dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”—1 Timotius 5:4, 8.
2 Ribuan Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini memelihara orangtua mereka yang sudah lanjut usia. Mereka berbuat demikian bukan hanya karena ”kebajikan” (Bode) atau ’kewajiban’ (BIS) tetapi karena ”pengabdian yang saleh”, yaitu, respek kepada Allah: Mereka mengakui bahwa meninggalkan orangtua sendiri pada waktu diperlukan adalah sama dengan ”menyangkal iman [Kristen]”.—Bandingkan Titus 1:16.
’Pikullah Tanggungan Saudara’ untuk Memelihara
3. Mengapa memelihara orangtua benar-benar suatu tantangan?
3 Memelihara orangtua yang sudah lanjut usia benar-benar menjadi tantangan, terutama di negeri-negeri Barat. Keluarga-keluarga sering kali tinggal terpencar. Biaya hidup membumbung tinggi tanpa kendali. Ibu-ibu rumah tangga sering kali harus bekerja duniawi. Jadi mengurus orangtua yang lanjut usia bisa menjadi tugas yang sangat berat, terutama bila orang yang harus melaksanakan itu sudah tidak muda lagi. ”Kami sekarang berusia 50-an tahun, dan mempunyai anak-anak yang sudah dewasa dan cucu-cucu yang juga membutuhkan bantuan,” kata seorang saudari yang berjuang untuk mengurus orangtuanya.
4, 5. (a) Menurut Alkitab, bersama siapa tanggungan pemeliharaan itu sering kali dapat dipikul? (b) Bagaimana beberapa orang menghindari tanggung jawab terhadap orangtua mereka pada jaman Yesus?
4 Paulus menyatakan bahwa tanggung jawab itu dapat dipikul bersama oleh ”anak atau cucu”. (1 Timotius 5:4) Tetapi, kadang-kadang, saudara-saudara kandung tidak mau ’memikul tanggungan mereka’ untuk memelihara orangtua. (Bandingkan Galatia 6:5.) ”Kakak perempuan saya lepas tangan dari keadaan ini,” keluh seorang penatua. Tetapi apakah haluan sedemikian akan menyenangkan Yehuwa? Ingat apa yang pernah dikatakan Yesus kepada orang Farisi, ”Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! . . . Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban - yaitu persembahan kepada Allah -, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu.”—Markus 7:10-13.
5 Jika seorang Yahudi tidak mau membantu orangtuanya yang miskin, ia hanya perlu menyatakan bahwa harta bendanya sudah digunakan sebagai ”korban”—pemberian khusus untuk digunakan di bait. (Bandingkan Imamat 27:1-24.) Tetapi, ia memang tidak diharuskan untuk menyerahkan pemberian yang dimaksudkan tersebut. Jadi ia dapat saja terus menahan (dan pasti menggunakan) harta bendanya untuk waktu yang tak terbatas. Namun jika orangtuanya membutuhkan bantuan keuangan, ia dapat melepaskan diri dari kewajibannya dengan menyatakan secara saleh bahwa semua yang ia miliki adalah untuk ”korban”. Yesus mengutuk kecurangan ini.
6. Apa yang mungkin menggerakkan beberapa orang dewasa ini untuk menghindari tanggung jawab mereka terhadap orangtua, dan apakah ini menyenangkan Allah?
6 Jadi, seorang Kristen yang memberikan dalih yang tidak ada dasar untuk menghindari kewajibannya tidak dapat mendustai Allah. (Yeremia 17:9, 10) Memang, problem keuangan, kesehatan yang memburuk, atau keadaan-keadaan serupa dapat sangat membatasi apa yang dapat dilakukan seseorang untuk orangtuanya. Tetapi ada yang menilai harta benda, waktu, dan kebebasan pribadi lebih tinggi dari pada kesejahteraan orangtua mereka. Namun, betapa munafiknya untuk memberitakan Firman Allah padahal mereka menjadikannya ”tidak berlaku” dengan tidak berbuat apa-apa untuk orangtua sendiri!
Kerja Sama Keluarga
7. Bagaimana keluarga-keluarga dapat bekerja sama dalam memelihara orangtua yang lanjut usia?
7 Ada ahli-ahli yang menyarankan untuk mengadakan pertemuan keluarga jika timbul suatu keadaan krisis menyangkut orangtua yang sudah lanjut usia. Satu anggota keluarga mungkin harus memikul beban tanggung jawab itu. Namun jika mereka dengan tenang dan obyektif mengadakan ”pertimbangan”, atau berunding, keluarga-keluarga sering dapat menemukan cara-cara untuk memikul beban itu bersama. (Amsal 15:22) Mereka yang tinggal di tempat yang jauh mungkin dapat menyumbangkan uang dan berkunjung secara berkala. Yang lain-lain mungkin dapat melakukan pekerjaan tertentu atau menyediakan transport. Ya, setuju untuk mengunjungi orangtua dengan tetap tentu, itu saja mungkin merupakan sumbangan yang berharga. Seorang saudari berusia 80-an berkata tentang kunjungan dari anak-anaknya, ”Ini seperti obat kuat!”
8. (a) Apakah anggota-anggota keluarga yang berada dalam dinas sepenuh waktu dibebaskan untuk tidak ikut memelihara orangtua mereka? (b) Usaha-usaha keras apa yang telah dilakukan beberapa saudara dalam dinas sepenuh waktu dalam memenuhi kewajiban terhadap orangtua mereka?
8 Tetapi, keluarga-keluarga. mungkin menghadapi suatu problem yang peka, bila salah seorang anggota berada dalam dinas sepenuh waktu. Pelayan-pelayan sepenuh waktu tidak memberikan dalih agar tidak melakukan kewajiban sedemikian, dan banyak yang telah mengerahkan usaha yang besar sekali untuk mengurus orangtua mereka. Seorang pengawas wilayah mengatakan, ”Tidak pernah kami bayangkan betapa sangat berat, secara jasmani dan emosi, mengurus orangtua kami, terutama bila pada waktu yang sama kami berusaha untuk memenuhi tuntutan dari dinas sepenuh waktu. Sesungguhnya, kami telah sampai pada batas ketekunan kami dan merasakan perlunya ’kekuatan melebihi apa yang biasa’.” (2 Korintus 4:7, NW) Semoga Yehuwa tetap menguatkan orang-orang sedemikian.
9. Anjuran apa yang dapat diberikan kepada mereka yang tidak mempunyai pilihan selain meninggalkan dinas sepenuh waktu untuk memelihara orangtua?
9 Tetapi, kadang-kadang, setelah meneliti semua kemungkinan lain, seorang anggota keluarga tidak mempunyai pilihan selain meninggalkan dinas sepenuh waktu. Dapat dimengerti bahwa orang sedemikian akan mempunyai berbagai macam perasaan karena harus meninggalkan hak istimewa dinasnya. ’Kami tahu ini adalah kewajiban Kristen kami untuk mengurus ibu saya yang sudah tua dan sakit,’ kata seorang bekas utusan injil. ’Tetapi kadang-kadang rasanya aneh sekali.’ Namun ingat, bahwa ’mempraktekkan pengabdian yang saleh kepada kaum keluarga sendiri, berkenan kepada Allah’. (1 Timotius 5:4, NW) Ingat pula, bahwa ”Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap namaNya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.” (Ibrani 6:10) Suatu pasangan yang meninggalkan dinas sepenuh waktu yang telah mereka laksanakan selama bertahun-tahun mengatakan, ”Cara kami memandangnya, bagi kami mengurus orangtua kami sekarang sama pentingnya dengan dinas sepenuh waktu.”
10. (a) Mengapa ada yang telah meninggalkan dinas sepenuh waktu sebelum waktunya? (b) Bagaimana hendaknya keluarga-keluarga memandang dinas sepenuh waktu?
10 Tetapi, mungkin ada yang terlalu cepat meninggalkan dinas sepenuh waktu karena ada sanak keluarga mereka menyatakan, ’Kalian tidak terikat pada pekerjaan dan keluarga. Mengapa kalian tidak dapat mengurus Bapa dan Ibu?’ Namun, bukankah pengabaran adalah pekerjaan yang paling mendesak yang sedang dilakukan dewasa ini? (Matius 24:14; 28:19, 20) Jadi, mereka dalam dinas sepenuh waktu melakukan pekerjaan penting. (1 Timotius 4:16) Juga, Yesus menunjukkan bahwa, dalam beberapa hal, dinas Allah mungkin harus didahulukan dari pada masalah-masalah keluarga.
11, 12. (a) Mengapa Yesus menasihati seorang pria untuk ’membiarkan orang mati menguburkan orang mati’? (b) Penyelenggaraan apa yang telah dibuat beberapa keluarga bila salah seorang anggotanya dalam dinas sepenuh waktu?
11 Misalnya, ketika seorang pria menolak undangan untuk menjadi pengikut Yesus, dengan mengatakan, ”Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku,” Yesus menjawab, ”Biarlah orang mati [secara rohani] menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” (Lukas 9:59, 60) Karena orang-orang Yahudi mengubur orang mati pada hari orang itu meninggal, besar kemungkinan ayah dari pria itu tidak benar-benar meninggal. Kemungkinan pria itu hanya ingin tinggal bersama ayahnya yang sudah tua sampai ayahnya meninggal. Namun, karena ada sanak keluarga lain yang akan mengurus ayahnya, Yesus menganjurkan pria itu untuk ’memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana’.
12 Ada keluarga-keluarga yang juga mendapati bahwa bila semua anggota keluarga bekerja sama, sering dapat diatur agar salah satu yang dalam dinas sepenuh waktu ikut mengurus orangtuanya tanpa harus meninggalkan dinas sepenuh waktu. Sebagai contoh, beberapa rohaniwan sepenuh waktu membantu orangtua mereka pada akhir pekan atau selama cuti. Menarik sekali, banyak juga orangtua yang sudah lanjut usia yang berkeras agar anak-anak mereka tetap dalam dinas sepenuh waktu, meskipun itu berarti banyak pengorbanan dari pihak orangtua. Yehuwa dengan limpah memberkati orang yang mendahulukan kepentingan Kerajaan.—Matius 6:33.
”Hikmat” dan ”Pengertian” Bila Orangtua Tinggal Bersama Kita
13. Problem-problem apa yang dapat timbul bila orangtua diajak untuk tinggal bersama dengan anak-anaknya?
13 Yesus mengatur agar ibunya yang sudah janda tinggal bersama sanak keluarganya yang beriman. (Yohanes 19:25-27) Banyak Saksi-Saksi juga telah mengundang orangtua mereka untuk tinggal bersama mereka—dan sebagai hasil telah mengalami banyak saat-saat yang menggembirakan dan berkat-berkat. Tetapi, dengan tinggalnya seorang tua bersama kita, mungkin karena ketidakcocokan dalam cara hidup, berkurangnya kebebasan pribadi, dan tekanan karena harus mengurus mereka setiap hari, sering kali semua yang bersangkutan merasa frustrasi. ”Mengurus Ibu telah membuat saya lebih tegang,” kata Ann, yang ibu mertuanya menderita penyakit Alzheimer. ”Kadang-kadang saya bahkan hilang kesabaran dan berbicara tidak ramah kepada Ibu—dan hal itu membuat saya merasa begitu bersalah.”
14, 15. Bagaimana ”hikmat” dan ”pengertian” dapat membantu ’membina’ keluarga di bawah keadaan-keadaan sedemikian?
14 Salomo mengatakan bahwa ”rumah tangga dibangun dengan hikmat dan pengertian”. (Amsal 24:3, BIS) Ann, misalnya, sudah berusaha untuk menunjukkan lebih banyak pengertian terhadap problem ibu mertuanya. ”Saya selalu mengingat bahwa dia mempunyai penyakit dan tidak sengaja bertingkah buruk.” Meskipun demikian, ”kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna”. (Yakobus 3:2) Namun bila konflik timbul, perlihatkan hikmat dengan tidak membiarkan perasaan kesal menjadi-jadi atau kemarahan meledak. (Efesus 4:31, 32) Bicarakan masalahnya bersama sebagai keluarga, dan carilah jalan untuk mencapai kata sepakat atau buatlah penyesuaian.
15 Pengertian juga membantu seseorang untuk berkomunikasi dengan jitu. (Amsal 20:5) Mungkin orangtua sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari di tempat tinggal yang baru. Atau mungkin karena pertimbangan yang kurang baik, ia cenderung tidak mau bekerja sama. Dalam keadaan sedemikian, tidak ada pilihan selain berbicara dengan cukup tegas. (Bandingkan Kejadian 43:6-11.) ”Jika saya tidak mengatakan ’tidak’ kepada ibu saya,” kata seorang saudari, ”ibu akan membelanjakan semua uangnya.” Tetapi, seorang penatua, kadang-kadang mendapati bahwa ia dapat menghimbau perasaan kasih sayang ibunya untuk dia. ”Banyak kali bila saya tidak berhasil berunding dengannya, saya hanya mengatakan, ’Ibu, saya mohon agar ibu mau melakukan itu untuk saya.’ Dan ia mau mendengarkan.”
16. Mengapa seorang suami yang pengasih harus memperlihatkan ”pengertian” terhadap istrinya? Bagaimana ia dapat berbuat demikian?
16 Karena sering kali istri yang harus melakukan sebagian besar dari pekerjaan mengurus orangtua, seorang suami yang menunjukkan pengertian akan memperhatikan agar istrinya tidak terlalu capek—secara emosi, fisik, atau rohani. Amsal 24:10 berbunyi, ”Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.” Apa yang dapat dilakukan seorang suami untuk memperbaharui semangat istrinya? ”Kalau suami saya pulang,” kata seorang saudari, ”dan memeluk saya, kemudian mengatakan bahwa ia benar-benar sangat menghargai saya. Saya tidak mungkin dapat bertahan tanpa dia!” (Efesus 5:25, 28, 29) Suami juga dapat belajar Alkitab dengan istrinya dan tetap tentu berdoa bersamanya. Ya, bahkan di bawah keadaan-keadaan yang sulit ini, suatu keluarga dapat ”dibangun” atau dibina.
Pemeliharaan di Panti Asuhan
17, 18. (a) Langkah apa yang terpaksa diambil oleh beberapa keluarga? (b) Dalam hal sedemikian, bagaimana anak-anak yang sudah dewasa dapat membantu orangtua mereka untuk menyesuaikan diri?
17 Seorang gerontologist (ahli dalam ilmu usia lanjut) mengatakan, ”Ada keadaan di mana keluarga tidak mempunyai keahlian ataupun uang untuk tetap memelihara [orangtua] di rumah.” Seperti dikatakan seorang suami, ”Keadaannya sedemikian rupa sehingga kesehatan istri saya menjadi buruk sekali karena mencoba mengurus ibu 24 jam sehari. Kami tidak mempunyai pilihan selain menaruh Ibu di sebuah panti asuhan untuk orang-orang jompo. Tetapi kami benar-benar merasa sedih sekali harus melakukan ini.”
18 Pemeliharaan di panti asuhan mungkin cara terbaik di bawah keadaan itu. Namun, orang-orang tua yang ditaruh di tempat-tempat sedemikian sering kali merasa bingung dan marah, karena merasa telah ditinggalkan. ”Dengan hati-hati kami menjelaskan kepada ibu mengapa kami harus melakukan itu,” kata seorang saudari yang akan kita sebut Greta. ”Ia belajar untuk menyesuaikan diri dan sekarang menganggap tempat itu sebagai rumahnya.” Kunjungan secara tetap tentu juga mempermudah orangtua untuk menyesuaikan diri dan membuktikan kesungguhan kasih saudara untuk mereka. (Bandingkan 2 Korintus 8:8.) Jika jarak merupakan problem, tetaplah berhubungan dengan mereka melalui telepon, surat, dan kunjungan secara berkala. (Bandingkan 2 Yohanes 12.) Bagaimanapun juga, tinggal di tengah-tengah orang-orang duniawi pasti ada kekurangannya. ’Sadarlah akan kebutuhan rohani mereka.’ (Matius 5:3, NW) ”Kami menyediakan bahan-bahan bacaan untuk ibu dan kami mencoba untuk membahas hal-hal rohani sebanyak mungkin,” kata Greta.
19. (a) Bagaimana kita perlu berhati-hati dalam memilih dan mengamati pemeliharaan di panti asuhan? (b) Bagaimana seorang Kristen mendapat manfaat dengan berusaha keras untuk memelihara orangtuanya?
19 The Wall Street Journal melaporkan mengenai penelitian atas 406 panti asuhan di A.S. yang ”kira-kira seperlima dianggap dapat membahayakan bagi penghuninya dan hampir separuh hanya memenuhi standar minimum”. Menyedihkan sekali, laporan sedemikian sudah umum dan menguatirkan. Jadi jika pemeliharaan di panti asuhan perlu, hati-hatilah memilihnya. Kunjungi tempat itu secara pribadi untuk melihat apakah itu bersih, dipelihara dengan baik, mempunyai karyawan yang memenuhi syarat, mempunyai suasana kekeluargaan, dan menyediakan cukup makanan. Amati pula secermat mungkin perawatan yang mereka berikan kepada orangtua saudara. Jadilah pembela mereka, dengan membantu mereka menghindari keadaan-keadaan yang tidak enak yang dapat timbul, mungkin sehubungan dengan hari-hari raya duniawi atau rekreasi. Dengan berusaha keras untuk memberikan perawatan yang paling baik kepada orangtua saudara di bawah keadaan sedemikian, saudara dapat merasa bebas dari perasaan bersalah yang kemungkinan dapat mengganggu jika saudara tidak melakukan hal itu.—Bandingkan 2 Korintus 1:12.
Pemberi yang Bersukacita, Penerima yang Bersukacita
20. Mengapa penting agar anak-anak menjadi pemberi yang bersukacita?
20 ”Memang sulit,” kata seorang wanita Kristen mengenai mengurus orangtuanya. ”Saya harus memasak untuk mereka, melakukan pembersihan, mengatasi saat-saat mereka menangis, mengganti alas tempat tidur bila buang air besar atau kecil di tempat tidur.” ”Tetapi apapun yang kita lakukan untuk mereka,” kata suaminya, ”kami melakukannya dengan sukacita—dengan riang. Kami telah berusaha keras untuk jangan membuat orangtua kami merasa bahwa kami menyesal harus mengurus mereka.” (2 Korintus 9:7) Orang-orang tua sering kali merasa enggan untuk menerima bantuan dan tidak ingin membebani orang lain. Maka sikap yang saudara perlihatkan penting sekali.
-
-
Mempraktekkan Pengabdian yang Saleh kepada Orang Tua yang Sudah Lanjut UsiaMenara Pengawal—1987 (Seri 37) | Menara Pengawal—1987 (Seri 37)
-
-
22. Bagaimana seseorang harus memandang usaha yang dia kerahkan untuk memelihara orangtuanya yang lanjut usia?
22 Paulus dengan tepat menyatakan hal itu ketika ia mengatakan bahwa mengurus orangtua berarti ”membalas budi”. (1 Timotius 5:4) Seperti dikatakan seorang saudara, ”Selama 20 tahun ibu mengasuh saya. Apa yang telah saya lakukan dibanding dengan itu?” Semoga semua orang Kristen yang mempunyai orangtua lanjut usia juga digerakkan untuk ”mempraktekkan pengabdian yang saleh kepada kaum keluarganya”, dengan mengetahui bahwa mereka akan mendapat berkat yang limpah dari Allah yang berjanji kepada mereka yang menghormati orangtua mereka, ’Kamu akan panjang umur di bumi.’—Efesus 6:3.
-