PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g93 8/3 hlm. 15-16
  • Mengapa Begitu Banyak Tanda Bahaya Palsu?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Begitu Banyak Tanda Bahaya Palsu?
  • Sedarlah!—1993
  • Bahan Terkait
  • Ramalan-Ramalan tentang Akhir Dunia
    Sedarlah!—1995
  • Pencarian akan Ramalan-Ramalan yang Dapat Diandalkan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Pertanyaan Pembaca
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Nabi-Nabi Palsu
    Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1993
g93 8/3 hlm. 15-16

Mengapa Begitu Banyak Tanda Bahaya Palsu?

Kesudahan Dunia​—Seberapa Dekat?

ALKISAH, ada seorang anak lelaki yang sedang menjagai domba dari penduduk desa. Untuk menimbulkan sedikit kegemparan, suatu hari ia berteriak, ”Serigala! Serigala!” padahal tidak ada serigala. Penduduk desa bergegas datang sambil membawa pentung untuk menghalau serigala, namun tidak mendapati seekor serigala pun. Tipuan tersebut sangat menyenangkan sehingga kemudian anak lelaki itu mengulangi teriakannya. Lagi-lagi penduduk desa bergegas datang sambil membawa pentung, namun mendapati bahwa teriakan tersebut hanyalah tanda bahaya palsu belaka. Setelah itu, seekor serigala benar-benar datang, dan anak lelaki itu menyerukan peringatan, ”Serigala! Serigala!” namun penduduk desa tidak menggubris teriakannya dan menganggapnya sebagai tanda bahaya palsu belaka. Mereka telah terlalu sering dikelabui.

Halnya sama dengan orang-orang yang mengumumkan kesudahan dunia ini. Selama berabad-abad sejak zaman Yesus, begitu banyak ramalan yang tak kunjung tergenap telah dibuat sehingga banyak orang tidak lagi menanggapinya dengan serius.

Gregorius I, paus sejak tahun 590 hingga 604 M., dalam sebuah surat kepada seorang raja di Eropa mengatakan, ”Kami juga berharap agar Yang Mulia mengetahui, sebagaimana kita telah pelajari dari kata-kata Allah Yang Mahakuasa dalam Kitab Suci, bahwa kesudahan dunia sekarang sudah dekat dan bahwa Kerajaan Orang-Orang Kudus yang tak kunjung berakhir kian mendekat.”

Pada abad ke-16, Martin Luther, sesepuh Gereja Luteran, meramalkan bahwa kesudahan dunia sudah di ambang pintu. Menurut sebuah sumber yang berwenang, ia menyatakan, ”Bagi saya, saya yakin bahwa hari penghakiman sudah sangat dekat.”

Mengenai salah satu dari antara kelompok-kelompok Baptis yang pertama, dilaporkan, ”Para penganut Anabaptis pada awal Abad Keenam belas percaya bahwa Milenium akan terjadi pada tahun 1533.”

”Edwin Sandys (1519-1588), Uskup Agung Kerajaan Inggris . . . mengatakan, . . . ’Yakinlah bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat.’”

William Miller, yang dijuluki sebagai pendiri Gereja Adven, dikutip mengatakan, ”Saya yakin sepenuhnya bahwa suatu waktu antara 21 Maret 1843, dan 21 Maret 1844 menurut metode penghitungan waktu orang-orang Yahudi, Kristus akan datang.”

Apakah tidak terwujudnya ramalan-ramalan demikian membuktikan bahwa para pencetusnya adalah nabi-nabi palsu, menurut pengertian di Ulangan 18:20-22? Ayat tersebut berbunyi, ”Seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi namaKu perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan [Yehuwa]?​—apabila seorang nabi berkata demi nama [Yehuwa] dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan [Yehuwa].”

Ada pihak-pihak yang membuat ramalan-ramalan spektakuler mengenai kesudahan dunia untuk menarik perhatian dan pengikut, namun ada pihak-pihak lain yang dengan tulus yakin bahwa apa yang mereka umumkan adalah benar. Mereka menyuarakan pengharapan berdasarkan beberapa ayat atau peristiwa fisik yang mereka tafsirkan sendiri. Mereka tidak menyatakan bahwa ramalan mereka merupakan penyingkapan langsung dari Yehuwa dan dengan demikian, mereka tidak bernubuat dalam nama Yehuwa. Oleh karena itu, dalam hal ini, jika kata-kata mereka tidak terwujud, mereka hendaknya tidak dipandang sebagai nabi-nabi palsu seperti orang-orang yang diperingatkan di Ulangan 18:20-22. Dalam kesalahan manusiawi mereka, mereka salah menafsirkan perkara-perkara.a

Tanpa dihalangi oleh kegagalan-kegagalan sebelumnya, beberapa orang tampaknya telah terdorong oleh karena mendekatnya tahun 2000 dan telah membuat ramalan-ramalan lebih lanjut mengenai kesudahan dunia. The Wall Street Journal terbitan 5 Desember 1989, menerbitkan sebuah artikel berjudul ”Demam Milenium: Nabi-Nabi Menjamur, Kesudahan Sudah Dekat”. Dengan mendekatnya tahun 2000, banyak kelompok evangelis meramalkan bahwa Yesus akan datang dan bahwa tahun 1990-an akan menjadi ”masa-masa penuh kesukaran yang belum pernah terlihat sebelumnya”. Pada waktu tulisan ini dibuat, pemunculannya yang terbaru adalah di Republik Korea, tempat Mission for The Coming Days (Misi Hari-Hari Mendatang) meramalkan bahwa pada tengah malam tanggal 28 Oktober 1992, Kristus akan datang dan mengambil orang-orang yang percaya ke surga. Beberapa kelompok yang membahas hari kiamat lainnya membuat ramalan yang sama.

Membanjirnya tanda bahaya palsu sangat disayangkan. Tanda bahaya tersebut bagaikan teriakan serigala, serigala dari anak gembala​—orang-orang segera mengabaikannya, dan sewaktu peringatan yang sesungguhnya datang, peringatan itu juga tidak dipedulikan.

Namun mengapa terdapat kecenderungan semacam itu selama berabad-abad hingga ke zaman kita sehubungan dikumandangkannya tanda bahaya palsu, sebagaimana Yesus katakan bahwa mereka akan muncul? (Matius 24:23-26) Yesus, setelah memberi tahu para pengikutnya mengenai berbagai peristiwa yang akan menandai saat kedatangannya, berkata kepada mereka, sebagaimana kita baca di Matius 24:36-42, ”Tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. . . . Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.”

Mereka diberi tahu bukan hanya untuk berjaga-jaga dan siap sedia tetapi juga berjaga-jaga dengan penuh harap. Roma 8:19 mengatakan, ”Sebab dengan sangat rindu [”penantian penuh kerinduan”, NW] seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.” Begitulah sifat manusia apabila kita dengan sungguh-sungguh mengharapkan dan mendambakan sesuatu dan menunggu dalam penantian penuh kerinduan, godaan yang kuat timbul di dalam diri kita untuk berpikir bahwa harapan kita sudah di ambang pintu bahkan meskipun bukti-buktinya tidak memadai. Karena sangat rindu, tanda-tanda bahaya palsu mungkin dikumandangkan.

Lalu, apa yang akan membedakan tanda bahaya yang sesungguhnya dengan yang palsu? Untuk jawabannya, silakan lihat artikel berikut ini.

[Catatan Kaki]

a Saksi-Saksi Yehuwa, karena sangat merindukan kedatangan Kristus yang kedua, telah menunjuk kepada suatu tanggal yang ternyata tidak benar. Karena hal ini, beberapa orang telah menyebut mereka sebagai nabi-nabi palsu. Akan tetapi, dalam hal ini tidak pernah mereka berbuat lancang dengan membuat ramalan-ramalan ’dalam nama Yehuwa’. Mereka tidak pernah berkata, ’Inilah kata-kata Yehuwa.’ The Watchtower (Menara Pengawal), terbitan resmi Saksi-Saksi Yehuwa, telah mengatakan, ”Kami tidak memiliki karunia bernubuat.” (Januari 1883, halaman 425) ”Kami juga tidak ingin tulisan-tulisan kami disanjung-sanjung atau dianggap tidak dapat keliru.” (15 Desember 1896, halaman 306) The Watchtower (Menara Pengawal) juga telah mengatakan berkenaan fakta bahwa beberapa orang memperoleh roh Yehuwa ”tidak berarti bahwa orang-orang yang sekarang melayani sebagai saksi-saksi dari Yehuwa mendapat ilham. Tidak berarti bahwa tulisan-tulisan dalam majalah The Watchtower (Menara Pengawal) diilhamkan dan tidak dapat keliru serta tanpa kesalahan”. (15 Mei 1947, halaman 157) ”The Watchtower (Menara Pengawal) tidak mengaku diilhamkan dalam pernyataan-pernyataannya, tidak juga bersifat dogmatis.” (15 Agustus 1950, halaman 263) ”Saudara-saudara yang mempersiapkan publikasi-publikasi ini dapat membuat kesalahan. Tulisan-tulisan mereka tidak diilhamkan, berbeda dengan tulisan-tulisan Paulus dan para penulis Alkitab lainnya. (2 Tim. 3:16) Dan juga, kadang-kadang, seraya pengertian menjadi bertambah jelas dipandang perlu untuk mengoreksi pandangan-pandangan tertentu. (Ams. 4:18)”​—15 Februari 1981, halaman 19.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan