PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g89_No31 hlm. 11-12
  • Tembakau dan Sensor

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tembakau dan Sensor
  • Sedarlah!—1989 (No. 31)
  • Bahan Terkait
  • Jutaan Nyawa Melayang bersama Asap Rokok
    Sedarlah!—1995
  • Apakah Negeri Anda Merupakan Target Utama?
    Sedarlah!—1989 (No. 31)
  • Moralitas Tembakau?
    Sedarlah!—1991
  • Para Pembela Tembakau Meluncurkan Balon Omong Kosong Mereka
    Sedarlah!—1995
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1989 (No. 31)
g89_No31 hlm. 11-12

Tembakau dan Sensor

”Sudah Cukup dengan Sensor! Kebebasan berbicara—termasuk kebebasan memasang iklan—adalah hak yang harus kita pertahankan. Larangan atas iklan rokok tidak didukung oleh mayoritas orang Amerika.”—Iklan dalam surat kabar Januari 1989, berdasarkan ”pengumpulan data melalui telepon di seluruh negara atas 1.500 orang dewasa”. Namun apakah ke-1.500 orang tersebut mewakili ”mayoritas orang Amerika”?

PARA pemasang iklan rokok berkilah bahwa iklan mereka tidak membuat orang-orang mulai merokok. Iklan-iklan tersebut hanya membagi penyaluran bisnis itu di antara merek-merek yang berlainan. Namun, meningkatnya perokok di kalangan wanita dewasa ini membuat pernyataan tersebut patut dibantah. Tetapi ada pengaruh lain lagi yang merusak dari kuasa yang digunakan oleh para pemasang iklan rokok.

Pada tahun-tahun belakangan perusahaan tembakau A.S. telah ”membeli” kedudukan yang terhormat dengan memborong perusahaan-perusahaan makanan dan mencabut kata tembakau dari nama perusahaan mereka. Jadi, American Tobacco Company menjadi American Brands; R. J. Reynolds Tobacco Company baru-baru ini menjadi RJR/Nabisco; Brown and Williamson Tobacco Corporation menjadi Brown and Williamson Industries. Namun apa hasil dari perubahan ini? Lebih banyak tekanan melalui periklanan. Bagaimana bisa begitu?

Bahkan majalah-majalah yang tidak pernah memuat iklan tembakau harus berpikir dua kali untuk menerbitkan artikel-artikel yang mengritik masalah merokok dan produk-produk tembakau. Memang, pendapatan dari iklan rokok mungkin dapat diganti dengan sumber-sumber lain. Namun bagaimana dengan perusahaan-perusahaan lain tersebut yang kini menjadi milik raja-raja tembakau dan mengiklankan makanan atau produk-produk lainnya? Dan bagaimana dengan artikel-artikel atau pertanyaan-pertanyaan yang memberikan kesan buruk terhadap hal merokok? Ini menjadi dasar untuk melakukan penyensoran sendiri yang halus, yang hampir tidak disadari.

Suatu kasus menarik mengenai hal itu adalah Newsweek terbitan 6 Juni 1983. Terbitan-terbitan sebelum dan sesudah 6 Juni memuat kurang lebih tujuh sampai sepuluh halaman iklan-iklan rokok. Namun Newsweek terbitan 6 Juni memuat 4,3 halaman seri artikel yang kontroversial berjudul ”Pertikaian mengenai Merokok”. Berapa halaman iklan rokok yang dimuat dalam terbitan tersebut? Tidak satu pun. Penulis White menyatakan, ”Pada waktu perusahaan-perusahaan rokok mengetahui tentang rencana untuk artikel tersebut, mereka meminta agar iklan-iklan mereka dicabut. Majalah tersebut mungkin menderita kerugian sebanyak 1 juta dollar karena iklan yang ditarik akibat menerbitkan artikel itu.”

Penghasilan dari iklan merupakan tiang penopang majalah-majalah dan surat kabar. Bukti menunjukkan bahwa para editor dengan sangat cermat memikirkan bahan yang akan mereka terbitkan sehubungan dengan kritikan atas industri tembakau, kalaupun ada. Seorang penulis masalah kesehatan menyatakan, ”Jika saya menaruh masalah merokok pada daftar faktor-faktor yang menyebabkan penyakit jantung, misalnya, editor saya akan menaruhnya di urutan paling akhir atau mencabutnya sama sekali.” Sebagaimana dikatakan sebuah pepatah, ”Ia yang membayar ahli musik akan memilih lagu.” Melakukan penyensoran sendiri menjadi aturan sehari-hari.

Sangat menarik, The Wall Street Journal melaporkan bahwa selama jangka waktu enam tahun pada waktu dua majalah yang berorientasi pada orang-orang kulit hitam memuat iklan-iklan tembakau, tidak satu pun menerbitkan artikel yang langsung membahas tentang merokok dan kesehatan. Suatu kebetulan? Rupanya, majalah-majalah yang mengiklankan produk-produk tembakau tidak dapat menggigit tangan yang memberi mereka makan. Maka mereka tidak mengungkapkan bahaya dari merokok.

Tinjauan mengenai soal tembakau, merokok, dan iklan ini membantu kita melihat bahwa banyak yang dipertaruhkan. Bagi para penanam tembakau, mata pencaharian mereka dipertaruhkan. Bagi raja-raja tembakau, para salesman, keuntungan besar mereka dipertaruhkan. Bagi pemerintah, penghasilan pajak mereka dipertaruhkan. Dan bagi jutaan perokok, kesehatan dan kehidupan mereka dipertaruhkan.

Jika anda seorang perokok atau bermaksud untuk mulai merokok, anda harus memutuskan sendiri. Sebagaimana tokoh-tokoh tembakau A.S. suka mengingatkan anda, anda mempunyai hak konstitusional untuk merokok. Namun ingat, itu berarti bahwa anda juga memiliki hak konstitusional untuk mengambil risiko meninggal karena kanker paru-paru atau kanker tenggorokan, penyakit-penyakit jantung, emfisema, penyakit Buerger (lihat kotak halaman 9), dan banyak sekali penyakit lain yang memautkan. Sebaliknya, jika anda ingin berhenti merokok bagaimana anda dapat melakukannya? Apa yang dibutuhkan? Motivasi!

[Gambar di hlm. 12]

Kepala dinas kesehatan A.S. secara konsisten memberikan peringatan terhadap bahaya merokok

[Keterangan]

Public Health Service photo

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan