-
Daftar IsiKehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
Daftar Isi
Halaman
1. Kehidupan yang Memuaskan—Angan-Angan Belaka?
2. Beberapa Petunjuk untuk Menempuh Kehidupan yang Memuaskan
6. Mengapa Yehuwa Menciptakan Kita?
7. Kehidupan yang Memuaskan—Mengapa Sangat Sulit Dicapai?
8. Jalan Kembali Menuju Kehidupan yang Memuaskan
9. Nikmatilah Kehidupan yang Memuaskan—Sekarang dan Selama-lamanya!
-
-
PengantarKehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
Pengantar
Perhatikanlah paradoks ini: Di sebuah negara industri, lebih dari 90 persen penduduknya merasa bahwa mereka sangat bahagia atau cukup bahagia. Namun, 3 di antara 10 obat yang paling banyak digunakan di negeri itu adalah obat untuk depresi. Di negara itu juga, 91 persen penduduknya berpendapat bahwa kehidupan keluarga mereka memuaskan. Namun, hampir setengah dari perkawinan di sana berakhir dengan perceraian!
Bahkan, sebuah survei yang diadakan di 18 negara, yang mewakili kira-kira setengah jumlah penduduk dunia, memperlihatkan bahwa ”pesimisme akan masa depan tampaknya tersebar di banyak bagian dunia”. Oleh karena itu, jelaslah bahwa banyak orang tidak menikmati kehidupan yang benar-benar memuaskan. Bagaimana dengan Anda? Brosur ini disusun untuk membantu membuat kehidupan Anda benar-benar memuaskan.
-
-
Kehidupan yang Memuaskan—Angan-Angan Belaka?Kehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 1
Kehidupan yang Memuaskan—Angan-Angan Belaka?
DI NEGARA maju, sebuah rumah dengan segala perlengkapannya yang mewah mungkin memberikan kesan nyaman dan sejahtera. Namun, kalau kita memasukinya, apa yang akan kita dapati? Suasana yang kaku dan tidak menyenangkan. Anak-anak remajanya dengan muka masam hanya menyahut ”Ya” atau ”Tidak” kepada orang tua mereka. Sang ibu mendambakan perhatian suaminya. Dan, sang ayah tidak mau diganggu. Kakek dan nenek keluarga ini, yang tinggal di tempat lain, sangat merindukan anak-cucu mereka yang sudah berbulan-bulan tidak mereka jumpai. Sementara itu, ada keluarga-keluarga lain yang menghadapi stres serupa tetapi dapat mengatasi problem mereka dan benar-benar berbahagia. Inginkah Anda mengetahui alasannya?
2 Perhatikanlah sebuah keluarga di suatu negara berkembang, mungkin di bagian dunia yang lain. Ketujuh anggota keluarga ini tinggal di sebuah gubuk yang nyaris ambruk. Mereka tidak tahu pasti kapan mereka dapat memperoleh makanan untuk kali berikutnya—pengingat yang pahit bahwa manusia masih belum sanggup meniadakan kelaparan dan kemiskinan dari dunia ini. Namun, ada banyak keluarga di muka bumi ini yang menghadapi kemiskinan dengan bersukacita. Mengapa?
3 Bahkan di negeri-negeri yang makmur, problem finansial dapat timbul. Sebuah keluarga di Jepang membeli rumah mereka sewaktu perekonomian sedang melejit. Karena yakin bahwa akan ada kenaikan gaji, mereka membeli rumah dengan angsuran yang tinggi. Namun, sewaktu keadaan ekonomi memburuk, mereka tidak sanggup lagi membayar cicilan dan harus menjual rumah mereka dengan harga yang jauh lebih rendah daripada harga belinya. Meskipun sudah tidak lagi tinggal di rumah itu, keluarga ini masih harus melunasi utang. Selain beban itu, mereka harus berjuang melunasi utang akibat penggunaan kartu kredit yang tidak bijaksana. Sang ayah bertaruh dalam pacuan kuda, dan keluarga ini semakin terjerat dalam lilitan utang. Di pihak lain, banyak keluarga telah membuat penyesuaian yang menghasilkan kebahagiaan. Inginkah Anda mengetahui bagaimana caranya?
4 Tidak soal di mana Anda tinggal, hubungan antarmanusia bisa menjadi sumber penderitaan yang tiada habisnya, membuat kehidupan kurang memuaskan. Di tempat kerja, Anda mungkin menjadi sasaran fitnah. Prestasi Anda barangkali membuat orang lain iri hati dan Anda menjadi korban kritik yang tidak beralasan. Orang yang berurusan dengan Anda setiap hari mungkin menjengkelkan karena ia suka mengatur orang lain. Di sekolah, anak Anda mungkin ditindas, diganggu, atau tidak dihiraukan. Jika Anda adalah orang tua tunggal, keadaan ini tidak membuat hubungan Anda dengan orang-orang lain menjadi lebih baik. Semua problem semacam itu menambah stres pada kehidupan banyak pria dan wanita dewasa ini.
5 Pengaruh stres diam-diam menumpuk selama suatu jangka waktu sampai tiba-tiba mencapai titik kritisnya. Itulah sebabnya stres dijuluki sebagai pembunuh yang senyap, dan stres kronis, sebagai racun yang lambat. ”Dewasa ini, stres dan penyakit-penyakit yang diakibatkannya menyerang para pekerja di setiap pelosok dunia,” kata Profesor Robert L. Veninga dari Universitas Minnesota. Konon di Amerika Serikat, penyakit yang berkaitan dengan stres menelan biaya 200 miliar dolar setahun. Stres bahkan dijuluki sebagai ekspor mutakhir Amerika, dan kata ”stres” terdengar di banyak bahasa utama dunia. Sewaktu Anda sedang stres dan tidak dapat merampungkan semua tugas yang Anda jadwalkan, Anda mungkin merasa bersalah. Sebuah penelitian baru-baru ini memperlihatkan bahwa pada umumnya, orang biasa dirundung perasaan bersalah selama dua jam setiap hari. Namun, ada orang yang dapat mengatasi stres dan berhasil menyukseskan kehidupan mereka.
6 Bagaimana Anda dapat mengatasi problem sehari-hari semacam itu dan menikmati kehidupan yang memuaskan? Beberapa orang mencari petunjuk dari buku panduan pribadi dan buku pedoman yang ditulis para pakar. Apakah buku-buku semacam itu dapat diandalkan? Dr. Benjamin Spock, yang bukunya tentang membesarkan anak telah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa dan sirkulasinya hampir 50 juta, pernah mengatakan bahwa ”ketidaksanggupan untuk bersikap tegas adalah . . . problem yang paling lazim di kalangan orang tua di Amerika dewasa ini”. Kemudian, ia mengatakan bahwa para profesional, termasuk dirinya, yang paling patut dipersalahkan. ”Dahulu kami tidak menyadarinya, dan kini sudah terlambat,” akunya, ”bagaimana sikap sok tahu kami meruntuhkan rasa percaya diri para orang tua.” Oleh karena itu, kita mungkin akan bertanya, ’Nasihat siapa yang aman diikuti agar bisa menikmati kehidupan yang memuaskan sekarang dan di masa depan?’
-
-
Beberapa Petunjuk untuk Menempuh Kehidupan yang MemuaskanKehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 2
Beberapa Petunjuk untuk Menempuh Kehidupan yang Memuaskan
SEWAKTU menghadapi masalah, ke mana Anda mencari nasihat? Anda mungkin mendekati seorang sahabat yang dapat dipercaya atau seorang penasihat yang berpengalaman. Mencari sumber-sumber informasi, seperti di perpustakaan, mungkin dapat membantu. Atau, Anda mungkin berpaling kepada ”Wejangan Orang Tua”, sebagaimana beberapa orang Timur menyebutnya, untuk menimba pelajaran dari pengalaman mereka selama bertahun-tahun. Apa pun metode yang Anda pilih, sebaiknya pertimbangkanlah kata-kata hikmat yang sarat dengan kiat-kiat berharga untuk mengatasi problem. Berikut ini adalah beberapa contoh nasihat bagus yang berguna bagi Anda.
”Latihlah anak laki-laki menurut jalan untuknya”
2 Kehidupan Keluarga: Banyak orang tua merasa khawatir karena harus membesarkan anak-anak mereka dalam dunia yang sarat dengan pengaruh yang tidak sehat. Mempertimbangkan saran berikut dapat membantu, ”Latihlah anak laki-laki menurut jalan untuknya; bahkan pada waktu ia tua, ia tidak akan menyimpang darinya.”1 Seraya anak-anak bertambah dewasa, mereka membutuhkan ”jalan”, yaitu seperangkat standar untuk diikuti. Semakin banyak pakar menyadari pentingnya memberikan peraturan yang bermanfaat bagi anak-anak. Standar yang bijaksana dari orang tua memberikan rasa aman kepada anak-anak. Selain itu, ”Tongkat dan teguranlah yang memberi hikmat; tetapi anak laki-laki yang dibiarkan bebas akan mempermalukan ibunya.”2 ”Tongkat” memaksudkan wewenang orang tua yang harus digunakan dengan penuh kasih untuk melindungi anak-anak dari jalan yang sesat. Menjalankan wewenang tidak berarti menganiaya anak-anak dengan cara apa pun. Nasihat untuk para orang tua adalah, ”Hai, bapak-bapak, janganlah membuat anak-anakmu kesal, agar mereka tidak patah semangat.”3
”Hendaklah kamu masing-masing . . . mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri”
3 Hubungan yang baik antara suami dan istri merupakan dasar bagi keluarga yang bahagia. Apa yang dibutuhkan untuk memupuk hubungan semacam itu? ”Hendaklah kamu masing-masing secara perorangan juga mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri; sebaliknya, istri harus memiliki respek yang dalam kepada suaminya.”4 Kasih dan respek berfungsi sebagai pelumas dalam mekanisme keluarga. Agar nasihat ini dapat diterapkan, dibutuhkan komunikasi karena ”rencana-rencana gagal apabila tidak ada pembicaraan konfidensial”.5 Untuk meningkatkan komunikasi dari hati ke hati, kita hendaknya berupaya mengetahui perasaan teman hidup kita, mencari tahu bagaimana perasaan hatinya yang sebenarnya. Sebaiknya kita mengingat bahwa ”pikiran [orang] adalah seperti air dalam sumur, tetapi pria [atau, wanita] yang cakap dapat menimbanya”.6
Milikilah sudut pandang yang positif, dan ambillah inisiatif untuk mengupayakan hubungan yang menyenangkan
4 Banyak orang lanjut usia merasa sangat kesepian di usia senja mereka, merasa terabaikan oleh anak-cucu mereka, bahkan di beberapa negeri yang dahulunya memiliki norma merespek orang tua. Akan tetapi, anak-cucu mereka sebaiknya mempertimbangkan kata-kata bijaksana ini, ”Hormatilah bapakmu dan ibumu.”7 ”Jangan memandang rendah ibumu hanya karena ia sudah tua.”8 ”Ia yang memperlakukan bapaknya dengan kasar dan yang mengusir ibunya adalah putra yang bertindak memalukan dan mengaibkan.”9 Di pihak lain, orang tua yang lanjut usia perlu memiliki sudut pandang yang positif dan mengambil inisiatif untuk mengupayakan hubungan yang hangat. ”Orang yang mengasingkan diri akan mencari keinginannya yang mementingkan diri; terhadap semua hikmat yang praktis ia akan meledak.”10
5 Penggunaan Alkohol: Memang benar bahwa ”anggur membuat kehidupan penuh sukacita”,11 dan bahwa minum minuman beralkohol dapat membuat seseorang ”tidak lagi mengingat kesusahannya sendiri”.12 Namun ingatlah, ”Anggur adalah pengejek, minuman yang memabukkan adalah ribut, dan setiap orang yang tersesat olehnya tidak berhikmat”.13 Pikirkan dampak dari minum berlebihan, ”Pada akhirnya [anggur] menggigit sama seperti ular, dan ia menyemburkan racun sama seperti ular berbisa. Matamu akan melihat hal-hal aneh, dan hatimu akan mengatakan hal-hal sesat. . . . ’Kapankah aku bangun? Aku akan mencarinya lebih banyak lagi.’”14 Penggunaan minuman beralkohol secara bersahaja bisa bermanfaat, tetapi penyalahgunaannya harus selalu dijauhi.
6 Pengaturan Keuangan: Dalam beberapa kasus, masalah keuangan dapat dicegah dengan mengatur dana secara bijaksana. Dengarkanlah nasihat ini, ”Jangan ada di antara para peminum-berat anggur, di antara para pemakan daging yang gelojoh. Karena pemabuk dan orang gelojoh akan jatuh miskin, dan kantuk akan membuat orang berpakaian compang-camping.”15 Dengan menghindari penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, juga kebiasaan-kebiasaan seperti berjudi, kita dapat menggunakan uang dengan cara yang baik untuk menafkahi keluarga kita. Namun, banyak yang hidup di luar kesanggupan mereka sehingga harus bekerja keras hanya untuk membayar utang. Ada yang bahkan meminjam uang untuk melunasi bunga dari pinjaman lain. Mencamkan kata-kata hikmat berikut ini akan membantu, ”Ia yang mengejar perkara-perkara yang tidak bernilai akan kenyang dengan kemiskinan.”16 Kita dapat bertanya kepada diri sendiri, ’Apakah saya benar-benar membutuhkan hal-hal yang ingin saya beli? Berapa banyak barang yang disimpan di lemari setelah hanya beberapa kali digunakan?’ Seorang kolumnis menulis, ”Kebutuhan manusia hanya sedikit—keinginannya, tak ada habisnya.” Perhatikan kata-kata hikmat ini, ”Kita tidak membawa apa pun ke dalam dunia, dan kita juga tidak dapat membawa apa pun ke luar. Maka, dengan mempunyai makanan, pakaian dan penaungan, hendaknya kita puas dengan perkara-perkara ini. . . . Cinta akan uang adalah akar segala macam perkara yang mencelakakan, dan dengan memupuk cinta ini beberapa orang . . . menikam diri mereka dengan banyak kesakitan.”17
7 Kerajinan sangat efektif untuk mengatasi problem keuangan. ”Pergilah kepada semut, hai, pemalas; lihatlah jalan-jalannya dan jadilah berhikmat. . . . Tidur sedikit lagi, terkantuk-kantuk sedikit lagi, melipat tangan sedikit lagi sambil berbaring, maka kemiskinanmu pasti akan datang sama seperti pengembara perampok.”18 Perencanaan yang saksama dan anggaran belanja yang realistis juga dapat membantu, ”Siapa di antara kamu yang mau membangun sebuah menara tidak duduk dahulu dan menghitung biayanya, untuk melihat apakah biayanya cukup untuk menyelesaikannya?”19
”Pernahkah engkau melihat orang yang terampil dalam pekerjaannya?”
8 Namun, bagaimana jika kita miskin bukan karena salah kita? Misalnya, gejolak ekonomi mungkin menyebabkan kita menganggur walaupun kita bersedia bekerja keras. Atau, mungkin kita tinggal di negeri yang mayoritas penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Lalu, apa yang harus kita perbuat? ”Hikmat adalah untuk perlindungan sama seperti uang adalah untuk perlindungan; tetapi keuntungan pengetahuan adalah bahwa hikmat membuat para pemiliknya terpelihara hidup.”20 Selain itu, perhatikan nasihat ini, ”Pernahkah engkau melihat orang yang terampil dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan menempatkan diri.”21 Bagaimana kalau kita mempelajari keterampilan yang akan membantu kita memperoleh pekerjaan?
”Praktekkanlah hal memberi, dan kamu akan diberi”
9 Nasihat berikut ini mungkin terdengar bertentangan, tetapi benar-benar efektif, ”Praktekkanlah hal memberi, dan kamu akan diberi . . . , karena dengan takaran yang kamu gunakan untuk menakar, mereka akan menakarkannya kepadamu sebagai balasan.”22 Ini tidak berarti memberi dengan pamrih. Sebaliknya, nasihat ini memupuk semangat murah hati, ”Jiwa yang murah hati akan dibuat gemuk, dan orang yang dengan limpah memberi minum kepada orang lain akan diberi minum dengan limpah juga.”23 Dengan suka membagi pada masa-masa sulit, kita memupuk semangat memberi yang pada akhirnya akan mendatangkan manfaat bagi kita.
10 Hubungan antarmanusia: Seorang raja yang bijaksana menyatakan, ”Aku telah melihat semua kerja keras dan semua kemahiran dalam pekerjaan, bahwa itu berarti persaingan seorang terhadap yang lain; ini pun kesia-siaan dan perjuangan mengejar angin.”24 Persaingan telah mendorong banyak orang untuk bertindak dengan tidak bijaksana. Karena melihat tetangganya membeli pesawat televisi 32 inci, ada orang yang langsung membeli televisi 36 inci, meskipun televisi 27 inci kepunyaannya masih berfungsi dengan sempurna. Persaingan seperti itu benar-benar sia-sia, seperti mengejar angin—berlari-lari tanpa hasil. Tidakkah Anda setuju?
Bagaimana Anda dapat mengendalikan keinginan yang besar untuk marah?
11 Kita mungkin tersinggung dengan apa yang orang-orang lain katakan kepada kita. Namun, perhatikanlah nasihat ini, ”Janganlah rohmu cepat tersinggung, karena perasaan tersinggung menetap dalam dada orang-orang bebal.”25 Memang, ada kalanya kemarahan dapat dibenarkan. ”Jadilah murka,” kata seorang penulis zaman dahulu, ”namun jangan berbuat dosa; jangan sampai matahari terbenam sewaktu kamu masih dalam keadaan terpancing untuk marah.”26 Namun, bagaimana kita dapat mengendalikan keinginan yang kuat untuk marah? ”Pemahaman seseorang pasti memperlambat kemarahannya, dan adalah keindahan di pihaknya untuk memaafkan pelanggaran.”27 Pemahaman adalah yang kita butuhkan. Kita dapat bertanya kepada diri sendiri, ’Mengapa ia bertindak demikian? Apakah ada alasan untuk memperingan kesalahannya?’ Selain pemahaman, ada sifat-sifat yang dapat dipupuk untuk mengendalikan kemarahan. ”Kenakanlah keibaan hati yang lembut, kebaikan hati, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kepanjangsabaran. Teruslah bersabar seorang terhadap yang lain dan ampuni satu sama lain dengan lapang hati jika ada yang mempunyai alasan untuk mengeluh sehubungan dengan orang lain. . . . Tetapi selain semua perkara ini, kenakanlah kasih, sebab itu adalah ikatan pemersatu yang sempurna.”28 Ya, kasih menyelesaikan banyak masalah dalam hubungan antarmanusia.
12 Namun, ada ”anggota tubuh yang kecil” yang menjadi penghalang dalam memelihara kedamaian dalam hubungan antarmanusia—lidah. Alangkah benarnya kata-kata ini, ”Lidah, tidak seorang pun di antara umat manusia dapat menjinakkannya. Ia adalah sesuatu yang mencelakakan dan sukar dikendalikan, penuh racun yang mematikan.”29 Dan, nasihat ini benar-benar patut diperhatikan, ”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat berbicara, lambat murka.”30 Namun, dalam penggunaan lidah, kita harus berhati-hati agar tidak membuat pernyataan yang tidak sepenuhnya benar, hanya demi mempertahankan perdamaian yang semu. ”Biarlah ’Ya’ yang kaukatakan itu berarti Ya, ’Tidak’, Tidak; sebab apa yang lebih dari itu berasal dari si fasik.”31
13 Bagaimana kita dapat memelihara hubungan yang sehat dengan orang lain? Perhatikan prinsip penuntun ini, ’Taruhlah perhatian, bukan dengan minat pribadi kepada persoalanmu sendiri saja, tetapi juga dengan minat pribadi kepada persoalan orang lain.’32 Dengan demikian, kita hidup selaras dengan apa yang disebut banyak orang sebagai Aturan Emas, ”Segala sesuatu yang kamu ingin orang lakukan kepadamu, demikian juga harus kamu lakukan kepada mereka.”33
14 Stres: Bagaimana Anda dapat memelihara keseimbangan emosi dalam dunia yang penuh dengan stres? ”Hati yang bersukacita berpengaruh baik pada wajah, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.”34 Mungkin kita mudah kehilangan ”hati yang bersukacita” sewaktu melihat orang-orang lain mengabaikan apa yang tampak benar di mata kita. Namun, kita sebaiknya mengingat kata-kata ini, ”Jangan menjadi terlalu adil-benar, ataupun terlalu berhikmat. Mengapa engkau menghancurkan dirimu sendiri?”35 Sementara itu, kekhawatiran hidup mungkin senantiasa menyiksa kita. Kalau begitu, apa yang dapat Anda lakukan? Ingatlah, ”Kekhawatiran dalam hati manusia itulah yang menyebabkan hatinya bungkuk, tetapi perkataan yang baik itulah yang membuat hatinya bersukacita.”36 Kita dapat merenungkan ”perkataan yang baik”, kata-kata yang memberi semangat. Meskipun menghadapi keadaan yang menyedihkan, sikap yang positif bahkan mungkin dapat memberikan pengaruh yang menyehatkan, ”Hati yang bersukacita bermanfaat sebagai penyembuh.”37 Sewaktu kita merasa sedih karena orang lain seolah-olah tidak memedulikan kita, kita dapat mencoba untuk mempraktekkan resep ini, ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.”38 Dengan memiliki sikap positif, kita dapat mengatasi stres yang kita hadapi setiap hari.
15 Menurut Anda, apakah kata-kata hikmat di atas manjur bagi Anda yang hidup pada abad ke-21? Sebenarnya semua itu terdapat dalam sebuah buku klasik—Alkitab. Namun, mengapa memeriksa Alkitab dan bukan sumber-sumber hikmat lain? Antara lain, karena prinsip-prinsip yang terdapat dalam Alkitab memiliki nilai yang tak lekang dimakan waktu. Misalnya saja Yasuhiro dan Kayoko, yang ikut dalam gerakan emansipasi wanita. Mereka menikah hanya karena Kayoko mengandung bayi Yasuhiro. Namun, karena problem keuangan dan merasa sudah tidak ada kecocokan lagi, mereka segera bercerai. Belakangan, tanpa sepengetahuan mereka masing-masing, keduanya mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Keduanya mengamati adanya perubahan-perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan masing-masing. Yasuhiro dan Kayoko memutuskan untuk menikah kembali. Meskipun kehidupan mereka tidak bebas masalah, kini mereka memiliki prinsip-prinsip Alkitab sebagai pembimbing dalam kehidupan, dan keduanya rela mengalah demi mengatasi problem-problem mereka. Di antara Saksi-Saksi Yehuwa, Anda akan melihat hasil-hasil baik dari diterapkannya prinsip-prinsip Alkitab dalam kehidupan. Maukah Anda menghadiri pertemuan-pertemuan mereka untuk berkenalan dengan orang-orang yang berupaya hidup selaras dengan Alkitab?
16 Nasihat yang dikutip di atas hanyalah beberapa contoh dari persediaan hikmat praktis yang tiada habisnya yang dapat Anda peroleh dari sumber pencerahan, Alkitab. Ada alasannya mengapa Saksi-Saksi Yehuwa bersedia menerapkan prinsip-prinsip Alkitab dalam kehidupan mereka. Tidakkah sebaiknya Anda mencari tahu alasan di balik kerelaan tersebut dan mempelajari beberapa fakta dasar tentang Alkitab?
-
-
Buku Pembimbing yang AndalKehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 3
Buku Pembimbing yang Andal
”ALKITAB adalah perpaduan antara peradaban umat manusia dan pengalaman hidup, dan Alkitab sangatlah unik,” kata sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Chung Shang di Guangzhou, Cina. Immanuel Kant, seorang filsuf yang berpengaruh dari abad ke-18, pernah mengatakan, ”Eksistensi Alkitab, sebagai buku untuk orang banyak, adalah keuntungan terbesar yang pernah dinikmati umat manusia. Setiap upaya untuk meremehkannya . . . adalah suatu pelanggaran terhadap asas kemanusiaan.” The Encyclopedia Americana mengatakan, ”Pengaruh Alkitab sama sekali tidak terbatas pada orang-orang Yahudi dan Kristen saja. . . . Alkitab kini dipandang sebagai suatu perbendaharaan etika dan agama, dengan ajaran yang tak ada habis-habisnya yang bakal semakin berharga seraya harapan akan suatu peradaban dunia meningkat.”
2 Tidak soal apa agama Anda, bukankah Anda berminat untuk mencari tahu tentang buku semacam itu? Pada akhir abad ke-20, Alkitab telah diterjemahkan, lengkap atau sebagian, ke dalam lebih dari 2.200 bahasa. Alkitab tersedia dalam bahasa yang dapat dibaca dan dipahami kebanyakan orang. Sejak penemuan teknik cetak dengan huruf-huruf lepasan, diperkirakan empat miliar eksemplar Alkitab telah beredar di seluas dunia.
3 Sekarang, bukalah Alkitab Anda jika Anda memilikinya, dan perhatikanlah daftar isinya. Anda akan melihat nama-nama buku, mulai dengan Kejadian dan berakhir dengan Penyingkapan (Wahyu). Alkitab benar-benar merupakan suatu perpustakaan yang terdiri dari 66 buku yang ditulis oleh sekitar 40 orang. Bagian pertama, yang terdiri dari 39 buku dan disebut Perjanjian Lama oleh kebanyakan orang, lebih tepat disebut Kitab-Kitab Ibrani karena sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani. Bagian kedua, yang terdiri dari 27 buku dan disebut Perjanjian Baru oleh kebanyakan orang, lebih tepat dinamakan Kitab-Kitab Yunani Kristen karena bagian ini ditulis dalam bahasa Yunani oleh para penulis Kristen. Dibutuhkan waktu lebih dari 1.600 tahun, mulai tahun 1513 SM sampai tahun 98 M, untuk merampungkan penulisan Alkitab. Para penulisnya tidak pernah mengadakan rapat editorial, dan beberapa bukunya ditulis pada waktu yang bersamaan di tempat-tempat yang terpisah sejauh ribuan kilometer. Namun, Alkitab memiliki sebuah tema utama dan merupakan kesatuan yang utuh; isi Alkitab tidak saling bertentangan. Maka sewajarnyalah kita bertanya, ’Bagaimana mungkin lebih dari 40 pria yang hidup dalam periode 16 abad dapat menghasilkan sebuah buku yang sedemikian konsisten?’
”[Allah] merentangkan utara di tempat yang kosong, menggantung bumi pada ketiadaan”
4 Meskipun penulisan Alkitab selesai lebih dari 1.900 tahun yang lalu, isinya menarik bagi pria dan wanita pada zaman modern. Misalnya, bukalah Alkitab Anda di Ayub 26:7. Ingatlah bahwa ayat ini ditulis pada abad ke-15 SM. Ayat ini berbunyi, ”[Allah] merentangkan utara di tempat yang kosong, menggantung bumi pada ketiadaan.” Kemudian, bacalah Yesaya 40:22, sambil mengingat bahwa buku Yesaya ditulis pada abad kedelapan SM. Ayat ini berbunyi, ”Ada Pribadi yang tinggal di atas lingkaran bumi, yang penghuninya seperti belalang-lompat, Pribadi yang membentangkan langit seperti kasa halus, yang membentangkannya seperti kemah tempat tinggal.” Apa yang terlintas dalam benak Anda sewaktu membaca kedua penjelasan ini? Suatu gambar objek berbentuk bulat yang ’tergantung’ di ruang angkasa. Kemungkinan besar Anda pernah melihat gambar seperti itu dalam foto-foto yang dikirim dari pesawat ruang angkasa modern. Anda mungkin bertanya, ’Bagaimana manusia yang hidup jauh di masa lampau dapat membuat pernyataan yang akurat secara ilmiah semacam itu?’
5 Mari kita pertimbangkan pertanyaan lain tentang Alkitab. Apakah Alkitab akurat dalam segi sejarah? Ada yang mengira bahwa Alkitab hanyalah kumpulan legenda, tanpa dasar sejarah. Misalnya, Raja Daud yang terkenal dari Israel. Hingga belum lama ini, tidak ada bukti lain di luar Alkitab bahwa ia pernah ada. Meskipun para sejarawan utama menerimanya sebagai tokoh autentik, beberapa orang yang skeptis berupaya membangun anggapan bahwa ia hanyalah tokoh legenda rekaan para ahli propaganda Yahudi. Apa yang diperlihatkan oleh fakta-faktanya?
Inskripsi yang menyebutkan ”Rumah Daud”
6 Pada tahun 1993, sebuah inskripsi yang menyebutkan tentang ”Rumah Daud” ditemukan di antara puing-puing kota kuno Dan, di Israel. Inskripsi ini merupakan bagian dari sebuah monumen yang hancur dari abad kesembilan SM, yang memperingati kemenangan atas orang-orang Israel oleh musuh mereka. Tiba-tiba, muncullah referensi kuno, di luar lembar-lembar Alkitab, tentang Daud! Apakah hal ini patut diperhatikan? Sehubungan dengan penemuan ini, Israel Finkelstein, dari Universitas Tel Aviv, menyatakan, ”Nihilisme terhadap Alkitab runtuh dalam waktu semalam dengan adanya penemuan inskripsi Daud.” Menarik sekali, Profesor William F. Albright, seorang arkeolog yang selama banyak dekade mengadakan penggalian di Palestina, pernah mengatakan, ”Penemuan demi penemuan telah membuktikan keakuratan banyak sekali perincian, dan mendatangkan semakin banyak pengakuan akan nilai Alkitab sebagai sumber sejarah.” Sekali lagi, kita dapat bertanya, ’Tidak seperti epik dan legenda, bagaimana buku dari zaman dahulu ini dapat begitu saksama dalam hal sejarah?’ Namun, bukan itu saja.
Uang logam bergambar Aleksander Agung
7 Alkitab juga adalah sebuah buku nubuat. (2 Petrus 1:20, 21) Kata ”nubuat” mungkin langsung mengingatkan Anda akan kata-kata yang tidak tergenap dari orang yang mengaku dirinya nabi. Namun, singkirkan prasangka apa pun, dan bukalah Alkitab Anda di Daniel pasal 8. Di sini, Daniel menguraikan suatu penglihatan tentang pertikaian antara seekor domba jantan bertanduk dua dan seekor kambing jantan yang berbulu dengan ”sebuah tanduk yang mencolok”. Kambing jantan itu menang, tetapi tanduknya yang besar patah. Empat tanduk muncul menggantikan tanduk itu. Apa artinya penglihatan ini? Catatan Daniel melanjutkan, ”Domba jantan yang kaulihat mempunyai dua tanduk itu menggambarkan raja-raja Media dan Persia. Dan kambing jantan yang berbulu itu menggambarkan raja Yunani; dan tanduk besar yang ada di antara kedua matanya menggambarkan raja yang pertama. Lalu tanduk itu patah, sehingga akhirnya ada empat yang bangkit berdiri menggantikannya, dan dari bangsanya akan bangkit berdiri empat kerajaan, tetapi tidak memiliki kekuatannya.”—Daniel 8:3-22.
”Penemuan demi penemuan telah membuktikan keakuratan banyak sekali perincian, dan mendatangkan semakin banyak pengakuan akan nilai Alkitab sebagai sumber sejarah.”—Profesor William F. Albright
8 Apakah nubuat ini tergenap? Penulisan buku Daniel dirampungkan kira-kira pada tahun 536 SM. Raja Aleksander Agung dari Makedonia, yang lahir 180 tahun kemudian, pada tahun 356 SM, menaklukkan Imperium Persia. Dialah ”tanduk besar” di antara kedua mata ”kambing jantan yang berbulu itu”. Menurut seorang sejarawan Yahudi, Yosefus, sewaktu Aleksander memasuki Yerusalem sebelum kemenangannya atas Persia, buku Daniel diperlihatkan kepadanya. Ia menyimpulkan bahwa kata-kata nubuat Daniel yang ditunjukkan kepadanya memaksudkan kampanye militernya melawan Persia. Selain itu, dalam buku pelajaran tentang sejarah dunia, Anda dapat membaca tentang apa yang terjadi dengan imperium Aleksander setelah kematiannya pada tahun 323 SM. Empat jenderal akhirnya mengambil alih imperiumnya, dan pada tahun 301 SM, ’empat tanduk’ yang bangkit berdiri menggantikan ”tanduk besar” itu membagi wilayah imperium tersebut menjadi empat bagian. Sekali lagi, mau tidak mau kita akan bertanya-tanya, ’Bagaimana mungkin sebuah buku dapat menubuatkan dengan jelas dan akurat apa yang terjadi sekitar 200 tahun kemudian?’
9 Alkitab sendiri menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat.” (2 Timotius 3:16) Kata Yunani yang diterjemahkan ”diilhamkan Allah” secara harfiah berarti ”dibisikkan Allah”. Allah ”membisikkan” keterangan yang kini kita dapatkan dalam buku-buku Alkitab ke dalam pikiran kira-kira 40 penulis. Beberapa contoh—dalam bidang sains, sejarah, dan nubuat—yang telah kita bahas dengan jelas menuntun hanya kepada satu kesimpulan. Buku yang unik ini, Alkitab, bukan produk hikmat manusia melainkan berasal dari Allah. Namun, banyak orang dewasa ini merasa skeptis akan keberadaan Pengarangnya—Allah. Bagaimana dengan Anda?
-
-
Pengarang Buku yang UnikKehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 4
Pengarang Buku yang Unik
MESKIPUN kira-kira 96 persen orang Amerika mengaku percaya akan Allah, persentasenya jauh lebih rendah di kalangan orang-orang Eropa dan Asia. Namun, bahkan di negeri-negeri yang mayoritas penduduknya mengaku tidak mempercayai suatu pribadi Allah, cukup banyak yang menerima gagasan bahwa suatu kekuatan yang tidak dikenal menyebabkan munculnya alam semesta fisik. Seorang pendidik yang terkenal dari Jepang, Yukichi Fukuzawa, yang gambarnya tertera pada uang kertas 10.000 yen, pernah menulis, ”Konon surga tidak menciptakan manusia yang satu lebih tinggi atau lebih rendah daripada manusia yang lain.” Dengan menggunakan kata ”surga”, Fukuzawa memaksudkan sebuah prinsip alam yang ia anggap menghasilkan manusia. Banyak orang menerima gagasan ”surga” yang abstrak seperti itu, sebagaimana penerima Hadiah Nobel bernama Kenichi Fukui. Ia menyatakan kepercayaan akan suatu kerangka besar di alam semesta—yang setara dengan ”Allah” dalam terminologi agama—tetapi menjulukinya sebagai ”keganjilan alam”.
Kiri: Yukichi Fukuzawa; Kanan: Kenichi Fukui
2 Para cendekiawan itu percaya bahwa sesuatu atau seseorang yang kekal menggerakkan segala sesuatu di alam semesta ini. Mengapa? Nah, perhatikan ini: Matahari adalah sebuah bintang yang sedemikian besarnya sehingga dapat memuat sejuta bumi di dalamnya, tetapi ia hanyalah satu titik kecil dalam galaksi Bima Sakti. Selanjutnya, Bima Sakti, hanyalah salah satu dari miliaran galaksi di alam semesta ini. Hasil observasi ilmiah tampaknya memperlihatkan bahwa galaksi-galaksi itu saling menjauh pada kecepatan tinggi. Untuk menggerakkan alam semesta ini, pastilah dibutuhkan energi dinamis yang limpah. Siapa atau apa sumber energi seperti itu? ”Layangkanlah pandanganmu ke tempat tinggi dan lihatlah. Siapa yang menciptakan hal-hal ini?” tanya Alkitab. ”Ini adalah Pribadi yang membawa keluar pasukan mereka menurut jumlahnya, yang semuanya ia panggil dengan namanya. Karena energi dinamisnya yang berlimpah, dan kekuasaannya sangat besar, tidak satu pun dari mereka tidak hadir.” (Yesaya 40:25, 26) Ayat ini menunjukkan bahwa ada pribadi yang menggerakkan alam semesta ini—Sumber ’energi dinamis’.
Galaksi Sombrero
3 Pikirkan juga tentang kehidupan di atas bumi. Dapatkah kehidupan muncul sendiri, seperti yang dinyatakan para evolusionis? Pakar biokimia Michael Behe menyatakan, ”Ilmu pengetahuan telah membuat kemajuan yang sangat besar dalam memahami bagaimana bekerjanya proses kimia dalam kehidupan, tetapi keserasian dan kerumitan dalam sistem biologis tingkat molekuler telah melumpuhkan upaya sains untuk menjelaskan asal mulanya. . . . Banyak ilmuwan bersikeras bahwa penjelasannya sudah tersedia, atau cepat ataupun lambat akan tersedia, tetapi dukungan untuk pernyataan semacam itu tidak ditemukan dalam literatur sains profesional. Terlebih penting lagi, ada alasan-alasan yang kuat—berdasarkan struktur sistem [biomolekuler] itu sendiri—untuk menyimpulkan bahwa penjelasan ala Darwin tentang mekanisme kehidupan akan senantiasa sulit dipahami.”
”Pilinan pada protein yang umum . . . dapat disamakan dengan teka-teki gambar (jigsaw puzzle) tiga dimensi,” kata Michael Behe. Namun, tubuh manusia dapat memiliki ratusan ribu teka-teki gambar semacam itu. Para ilmuwan berupaya memecahkan teka-teki ini, tetapi siapa yang merancangnya?
4 Apakah Anda benar-benar puas dengan teori bahwa kehidupan manusia muncul tanpa adanya kekuatan penyebab yang cerdas? Sebagai contoh, mari kita lihat apa yang dianggap beberapa orang sebagai ”objek yang paling kompleks di alam semesta”, otak manusia, dan lihatlah kesimpulan apa yang bisa kita dapatkan. ”Bahkan kinerja jaringan saraf komputer yang paling canggih pun,” kata Dr. Richard M. Restak, ”memiliki sekitar sepersepuluhribu kapasitas . . . seekor lalat.” Otak manusia jauh mengungguli otak lalat. Otak manusia sudah diprogram untuk mempelajari bahasa. Otak dapat memperbaiki diri sendiri, menulis kembali programnya, dan mengembangkan kapasitasnya. Anda pasti setuju bahwa bahkan komputer yang paling hebat pun, dengan hanya ”sepersepuluhribu kapasitas . . . seekor lalat”, memiliki perancang yang cerdas. Bagaimana dengan otak manusia?a
5 Sekitar 3.000 tahun yang lalu, sewaktu manusia belum sepenuhnya memahami keajaiban struktur fisik mereka sendiri, seorang penulis Alkitab merenungkan komposisi tubuh manusia dan mengatakan, ”Aku akan menyanjungmu karena dengan cara yang membangkitkan rasa takut, aku dibuat secara menakjubkan. Pekerjaan-pekerjaanmu menakjubkan, sebagaimana jiwaku benar-benar menyadarinya.” Tanpa pengetahuan tentang molekul-molekul ADN, ia menulis, ”Matamu melihat bahkan ketika aku masih embrio, dan semua bagiannya tertulis dalam bukumu.” (Mazmur 139:14, 16) Siapa yang ia maksudkan? Siapakah yang menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dengan ”energi dinamisnya yang berlimpah”?
Mana yang lebih banyak kapasitasnya, jaringan saraf komputer yang paling canggih atau seekor lalat yang sederhana?
6 Ayat pertama dalam Alkitab mengatakan, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1) Ia juga Pengarang Alkitab, Pribadi yang mengilhamkan isinya. Ia menyingkapkan diri-Nya sebagai pribadi yang dapat menjalin hubungan yang penuh arti dengan kita.
a Untuk menikmati perincian lebih lanjut, Anda dapat membaca pasal 2 sampai 4 dari buku Apakah Ada Pencipta yang Mempedulikan Anda?, yang diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
-
-
Belajar Mengenal AllahKehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 5
Belajar Mengenal Allah
BILA Anda mencari nasihat, bukankah Anda mendekati seseorang yang dapat dipercaya? Jika saran tersebut berasal dari sumber yang Anda percayai, Anda akan lebih cenderung mengikutinya, tidak soal Anda akan langsung mendapatkan manfaat darinya atau tidak. Jika Anda benar-benar ingin mendapatkan manfaat dari nasihat praktis yang ada dalam Alkitab, Anda harus mengenal Pengarangnya. Ya, Anda bahkan dapat dianggap sebagai ’sahabat’-Nya!—Yesaya 41:8.
Nama ilahi yang muncul dalam naskah Ibrani di buku Yesaya
2 Jika Anda ingin bersahabat dengan seseorang, pasti Anda ingin mengetahui namanya. Apakah Allah Alkitab mempunyai nama? Ia menyatakan, ”Akulah Yehuwa. Itulah namaku; dan aku tidak akan memberikan kemuliaanku kepada siapa pun, ataupun pujian bagiku kepada patung ukiran.” (Yesaya 42:8) ”Yehuwa”, yang ditulis יהוה (dibaca dari kanan ke kiri) dalam bahasa Ibrani, adalah nama-Nya. Nama itu muncul hampir 7.000 kali dalam Kitab-Kitab Ibrani di Alkitab. Telah dipahami bahwa nama ilahi tersebut berarti ”Dia yang Menjadikan Ada”, yang memperlihatkan bahwa Yehuwa menyebabkan diri-Nya menjadi apa saja yang Ia inginkan demi melaksanakan maksud-tujuan-Nya atau membuat ciptaan-Nya menjadi apa pun yang dibutuhkan untuk melaksanakan maksud-tujuan-Nya. Selain itu, dalam bahasa Ibrani, nama-Nya menggunakan bentuk tata bahasa yang mengandung arti bahwa suatu tindakan sedang dalam proses pelaksanaannya. Apa yang diperlihatkan hal ini? Yaitu bahwa Yehuwa telah dan masih melaksanakan maksud-tujuan-Nya. Ia adalah Allah yang hidup, bukan suatu kekuatan yang tidak berkepribadian!
3 Yehuwa menjadi Pencipta. (Kejadian 1:1) Ia adalah ”Allah yang hidup, yang menjadikan langit dan bumi dan laut dan segala yang ada di dalamnya”. (Kisah 14:15) Yehuwa menciptakan segala sesuatu, termasuk pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa. Oleh karena itu, Allah adalah ”sumber kehidupan”. (Mazmur 36:9) Ia juga menjadi Pemelihara kehidupan. Jadi, ”ia tidak membiarkan dirinya tanpa kesaksian dalam hal ia melakukan kebaikan, dengan memberi kamu hujan dari langit dan musim-musim dengan hasil yang limpah, dan memuaskan hatimu dengan makanan serta kegembiraan yang limpah”. (Kisah 14:17) Di Afrika dan Asia, banyak orang yang menyembah leluhur karena telah menerima kehidupan dari mereka. Bukankah orang-orang itu seharusnya lebih merasa berutang kepada Sang Pencipta dan Pemelihara kehidupan, Pribadi yang menciptakan pasangan pertama dan memberi mereka kesanggupan beranak-cucu? Sewaktu merenungkan fakta itu, Anda mungkin tergerak untuk berseru, ”Yehuwa, ya, Allah kami, engkau layak menerima kemuliaan, kehormatan, dan kuasa, karena engkau menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakmu semua itu ada dan diciptakan.”—Penyingkapan 4:11.
4 Melalui halaman-halaman Alkitab, Anda dapat mengenal Pencipta Anda, Yehuwa, dan belajar tentang diri-Nya. Alkitab menyingkapkan bahwa ”Allah adalah kasih”. (1 Yohanes 4:16; Keluaran 34:6, 7) Sewaktu Anda membaca Alkitab dari buku Kejadian sampai buku Penyingkapan, Anda akan menemukan banyak catatan yang memperlihatkan bahwa Ia benar-benar Allah yang pengasih. Tidakkah sebaiknya Anda membiasakan diri untuk membaca Firman Allah setiap hari agar dapat belajar mengenal Pencipta Anda? Pelajarilah Alkitab secara saksama dengan bantuan orang-orang yang mengenal isinya dengan baik. (Kisah 8:26-35) Melalui pelajaran Alkitab, Anda akan melihat bahwa Ia juga adalah Allah keadilan, yang tidak akan membiarkan kefasikan untuk selama-lamanya. (Ulangan 32:4) Menyeimbangkan kasih dan keadilan tidak mudah bagi manusia, tetapi dengan hikmat-Nya, Yehuwa dapat melakukannya dengan sempurna. (Roma 11:33; 16:27) Sebagai Allah Yang Mahakuasa, Ia memiliki kuasa untuk melakukan apa pun yang Ia inginkan untuk melaksanakan maksud-tujuan-Nya. (Kejadian 17:1) Cobalah terapkan nasihat yang bijaksana yang Anda dapatkan dari Alkitab, dan Anda akan lebih menghargai Pencipta Anda karena menyadari bahwa nasihat-Nya selalu bermanfaat bagi kita.
Bukankah sebaiknya Anda menghampiri Yehuwa dalam doa?
5 Masih ada cara lain untuk mendekati Allah, yaitu melalui doa. Yehuwa adalah ”Pendengar doa”. (Mazmur 65:2) Ia dapat ”melakukan jauh lebih banyak, melebihi segala perkara yang kita minta atau bayangkan dalam pikiran”. (Efesus 3:20) Namun, bagaimana perasaan Anda terhadap seorang ”sahabat” yang hanya datang kepada Anda sewaktu Ia menginginkan bantuan Anda? Anda mungkin tidak terlalu menyukainya. Mengingat hal ini, Anda pasti ingin menggunakan hak istimewa doa bukan hanya untuk meminta kepada Allah apa yang Anda butuhkan melainkan juga untuk berterima kasih kepada-Nya dan memuji-Nya.—Filipi 4:6, 7; 1 Tesalonika 5:17, 18.
-
-
Mengapa Yehuwa Menciptakan Kita?Kehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 6
Mengapa Yehuwa Menciptakan Kita?
Raja Salomo menyelidiki pertanyaan yang menyangkut makna kehidupan
BAGI Anda, apa artinya mengenal Yehuwa? Antara lain, ini berarti menemukan jawaban untuk sebuah pertanyaan yang membingungkan jutaan orang: ’Mengapa saya ada di sini?’ Kadang-kadang, Anda mungkin pernah bertanya tentang hal ini. Seorang raja bijaksana yang kekayaannya ”melebihi semua raja lain” pada zamannya telah menyelidiki pertanyaan yang menyangkut makna kehidupan itu. (2 Tawarikh 9:22; Pengkhotbah 2:1-13) Raja ini, Salomo, memiliki kuasa yang besar, kekayaan yang limpah, dan hikmat yang tak tertandingi. Apa hasil penyelidikannya? ”Penutup dari perkara itu, setelah segala sesuatu didengar, adalah: Takutlah akan Allah yang benar dan jalankanlah perintah-perintahnya. Sebab inilah seluruh kewajiban manusia.” (Pengkhotbah 12:13) Karena ruang lingkup pengalaman Salomo lebih luas daripada yang dimiliki kebanyakan orang, kesimpulannya setidaknya pantas kita pertimbangkan.—Pengkhotbah 2:12.
2 Takut akan Allah yang dimaksudkan Salomo bukanlah rasa takut yang tidak wajar terhadap kekuatan roh yang tidak dikenal. Sebaliknya, ini adalah rasa takut yang sehat, yakni takut tidak menyenangkan seseorang yang Anda sangat kasihi. Jika Anda sangat mengasihi seseorang, tentu saja Anda ingin menyenangkan orang itu pada setiap kesempatan dan menghindari perbuatan apa pun yang mungkin menyinggung perasaannya. Seraya Anda belajar mengasihi Yehuwa, Anda akan merasakan hal yang sama terhadap-Nya.
3 Dengan membaca Alkitab, Anda dapat belajar tentang apa yang disukai dan yang tidak disukai Pencipta kita serta maksud-tujuan-Nya dalam menciptakan bumi. Selain menggambarkan Yehuwa sebagai ”Pembentuk bumi dan Pembuatnya”, Alkitab juga mengatakan bahwa ”Dialah yang mendirikannya dengan kokoh, yang tidak menciptakannya dengan percuma, yang membentuknya untuk didiami”. (Yesaya 45:18) Yehuwa mempersiapkan bumi untuk dihuni manusia, yang harus memelihara bumi dan segala makhluk yang hidup di sana. (Kejadian 1:28) Namun, apakah itu satu-satunya maksud-tujuan Yehuwa menciptakan manusia—untuk mengurus bumi?
Adam dan Hawa memiliki hubungan yang penuh arti dengan Allah
4 Tidak, ada maksud-tujuan yang lebih luhur. Manusia pertama, Adam, memiliki hubungan yang penuh arti dengan Yehuwa. Adam dapat berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta. Ia dapat mendengarkan apa yang Allah katakan kepadanya dan dapat mengutarakan pikirannya kepada Yehuwa. (Kejadian 1:28-30; 3:8-13, 16-19; Kisah 17:26-28) Oleh karena itu, Adam dan istrinya, Hawa, memiliki kesempatan yang luar biasa untuk lebih mengenal Yehuwa dan memperkembangkan hubungan yang lebih dalam dengan-Nya. Mengenal Yehuwa dan meniru-Nya dapat membuat kehidupan mereka memuaskan, karena Ia adalah ”Allah yang bahagia”. (1 Timotius 1:11) Sebagai Allah ”yang memberikan segala sesuatu dengan limpah”, Yehuwa menaruh manusia pertama di sebuah firdaus yang disebut Taman Eden, dengan prospek untuk hidup selama-lamanya.—1 Timotius 6:17; Kejadian 2:8, 9, 16, 17.
Apa yang diperlihatkan oleh penemuan baru-baru ini tentang sel manusia?
5 Selama-lamanya? Anda mungkin menganggap gagasan kehidupan abadi sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, tetapi apakah memang demikian? Para ilmuwan percaya bahwa mereka kini memiliki pemahaman tentang apa yang menyebabkan sel-sel bertambah tua. Potongan-potongan materi genetika yang disebut telomer, yang menutupi ujung-ujung kromosom, memendek setiap kali sebuah sel membelah diri. Setelah sel membelah diri 50 sampai 100 kali, telomer tidak berfungsi lagi, dan kebanyakan sel berhenti membelah diri. Namun, penemuan ilmiah baru-baru ini memperlihatkan bahwa dengan bantuan enzim yang disebut telomerase, sel manusia dapat terus membelah diri. Meskipun penemuan ini tidak mengartikan bahwa Yehuwa memungkinkan kehidupan abadi melalui enzim yang satu ini, penemuan itu memperlihatkan suatu hal: Gagasan tentang kehidupan abadi bukan sesuatu yang tidak masuk akal!
6 Ya, catatan Alkitab yang memperlihatkan bahwa pasangan manusia pertama diciptakan untuk hidup selama-lamanya dapat dipercaya. Manusia harus bertumbuh dalam hubungan mereka dengan Yehuwa sampai waktu yang tak tertentu. Mereka harus membentuk ikatan yang kuat dengan Bapak surgawi mereka, menyadari sepenuhnya maksud-tujuan-Nya untuk menciptakan manusia di bumi dan melaksanakannya. Kehidupan mereka tidak akan melelahkan. Adam dan Hawa memiliki prospek menakjubkan untuk memenuhi bumi dengan keturunan yang berbahagia dan sempurna. Mereka sebenarnya memiliki pekerjaan yang memuaskan dan penuh arti untuk dilakukan selama-lamanya. Itulah kehidupan yang memuaskan!—Kejadian 1:28.
-
-
Kehidupan yang Memuaskan—Mengapa Sangat Sulit Dicapai?Kehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 7
Kehidupan yang Memuaskan—Mengapa Sangat Sulit Dicapai?
MENGAPA banyak orang berjuang tanpa menemukan arti yang sebenarnya dalam kehidupan mereka? ”Manusia, yang dilahirkan wanita, singkat hidupnya dan kenyang dengan keresahan. Seperti bunga ia muncul dan dipotong, dan ia melarikan diri seperti bayang-bayang dan tidak tetap ada.” (Ayub 14:1, 2) Sesuatu yang merusak prospek cerah umat manusia terjadi atas pasangan manusia pertama di Firdaus.
2 Agar keluarga manusia benar-benar berbahagia, mereka harus memiliki hubungan yang baik dengan Allah—atas dasar kerelaan, bukan karena paksaan. (Ulangan 30:15-20; Yosua 24:15) Yehuwa menginginkan ketaatan dan ibadat yang berasal dari hati, didorong oleh kasih. (Ulangan 6:5) Maka, di Taman Eden, Yehuwa membuat pembatasan yang memberikan kesempatan bagi manusia pertama untuk membuktikan keloyalannya yang tulus. ”Setiap pohon di taman ini boleh kaumakan buahnya sampai puas,” Allah memberi tahu Adam, ”tetapi mengenai pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, engkau tidak boleh memakan buahnya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.” (Kejadian 2:16, 17) Ini adalah ujian yang sederhana. Dari antara semua pohon yang ada di taman itu, Yehuwa melarang Adam memakan buah dari satu pohon saja. Pohon ini melambangkan hak Pencipta yang mahabijaksana untuk memutuskan apa yang baik dan apa yang buruk. Manusia pertama itu menyampaikan perintah yang diberikan Allah ini kepada istrinya, yang Yehuwa sediakan ”sebagai penolong bagi [Adam]”. (Kejadian 2:18) Mereka berdua puas dengan penyelenggaraan ini—hidup di bawah pemerintahan Allah—dengan penuh penghargaan tunduk kepada kehendak-Nya dan dengan demikian menyatakan kasih mereka kepada Pencipta dan Pemberi Kehidupan mereka.
3 Kemudian, pada suatu hari, seekor ular berbicara kepada Hawa dan bertanya, ”Apakah memang benar bahwa Allah mengatakan kamu tidak boleh memakan buah dari setiap pohon di taman ini?” Hawa menjawab bahwa mereka hanya dilarang makan buah dari ”pohon yang ada di tengah-tengah taman”, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, ’agar mereka tidak mati’.—Kejadian 3:1-3.
4 Siapakah ular ini? Buku Penyingkapan di dalam Alkitab mengidentifikasi ”ular yang semula” sebagai ”yang disebut Iblis dan Setan, yang menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk”. (Penyingkapan 12:9) Apakah Allah menciptakan Setan si Iblis? Tidak, hasil karya Yehuwa sempurna dan baik. (Ulangan 32:4) Makhluk roh ini menjadikan dirinya Iblis, yang berarti ”Pemfitnah”, dan Setan, yang berarti ”Penentang”. Ia ”dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri”, keinginan untuk berada di posisi Allah, dan ia pun mulai memberontak terhadap Sang Pencipta.—Yakobus 1:14.
5 Setan si Iblis selanjutnya berkata kepada Hawa, ”Kamu pasti tidak akan mati. Karena Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya, matamu tentu akan terbuka dan kamu tentu akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 3:4, 5) Makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Setan jadikan sebagai tindakan yang tampak menarik. Pada dasarnya, yang ia katakan begini, ’Allah menahan sesuatu yang baik darimu. Makan saja dari pohon ini, dan kamu akan menjadi seperti Allah dan dapat memutuskan sendiri apa yang baik dan apa yang jahat.’ Dewasa ini, Setan masih menggunakan jalur penalaran yang sama untuk menghalangi banyak orang melayani Allah. ’Lakukan apa yang Anda inginkan,’ katanya. ’Abaikan saja kewajiban Anda kepada Pribadi yang memberikan kehidupan.’—Penyingkapan 4:11.
6 Buah pohon itu tiba-tiba menjadi sesuatu yang diidam-idamkan, sesuatu yang sangat menarik! Hawa mengambil buah itu, memakannya, dan kemudian menawarkannya kepada suaminya. Meskipun Adam sangat menyadari konsekuensinya, ia mendengarkan suara istrinya dan memakan buah tersebut. Apa akibatnya? Kepada si wanita, Yehuwa memberikan hukuman berikut ini, ”Aku akan menambahkan banyak kesakitan pada kehamilanmu; dengan nyeri bersalin engkau akan melahirkan anak, dan engkau akan memiliki keinginan yang kuat terhadap suamimu, dan ia akan menguasai engkau.” Dan, kepada si pria? ”Terkutuklah tanah oleh karena engkau. Dengan rasa sakit engkau akan memakan hasilnya sepanjang hari-hari kehidupanmu. Tanaman berduri serta rumput duri akan ditumbuhkannya bagimu, dan engkau akan memakan tumbuh-tumbuhan padang. Dengan keringat di mukamu engkau akan makan roti hingga engkau kembali ke tanah, karena dari situ engkau diambil. Karena engkau debu dan engkau akan kembali ke debu.” Kini Adam dan Hawa dibiarkan mencari kebahagiaan dan kepuasan dengan cara mereka sendiri. Apakah upaya manusia untuk menikmati kehidupan yang memuaskan akan berhasil bila upaya itu tidak sejalan dengan maksud-tujuan Allah? Pekerjaan yang menyenangkan untuk mengurus Firdaus yang bagaikan taman dan meluaskannya ke ujung-ujung bumi diganti dengan kerja keras yang meletihkan hanya untuk menyambung hidup mereka, dan tidak berbuat apa-apa demi kemuliaan Pencipta mereka.—Kejadian 3:6-19.
7 Pada hari mereka memakan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, pasangan manusia pertama mati di mata Allah dan kematian jasmani menanti mereka. Apa yang terjadi dengan mereka sewaktu mereka akhirnya mati? Alkitab memberikan pemahaman tentang keadaan orang mati. ”Yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun, dan tidak ada upah lagi bagi mereka, karena kenangan akan mereka telah dilupakan.” (Pengkhotbah 9:5; Mazmur 146:4) Tidak ada yang disebut ”jiwa” yang tetap hidup setelah orangnya mati. Hukuman untuk dosa adalah kematian, bukan siksaan abadi dalam neraka yang bernyala-nyala. Selain itu, kematian tidak membawa kepada kebahagiaan kekal di surga.a
8 Seperti halnya sebuah loyang kue yang penyok hanya dapat menghasilkan kue dengan tanda atau lekukan, pria dan wanita yang kini tidak sempurna hanya dapat menghasilkan keturunan yang tidak sempurna. Alkitab menjelaskan proses ini, ”Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang dan kematian, melalui dosa, demikianlah kematian menyebar kepada semua orang karena mereka semua telah berbuat dosa.” (Roma 5:12) Itu sebabnya, kita semua lahir dalam dosa, ditundukkan kepada kesia-siaan. Kehidupan bagi keturunan Adam menjadi meletihkan dan mendatangkan frustrasi. Namun, apakah ada jalan keluarnya?
a Anda akan mendapatkan perincian yang menarik tentang keadaan orang mati dalam brosur Apa yang Terjadi dengan Kita bila Kita Meninggal?, yang diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
-
-
Jalan Kembali Menuju Kehidupan yang MemuaskanKehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 8
Jalan Kembali Menuju Kehidupan yang Memuaskan
MESKIPUN umat manusia telah jatuh ke dalam jalan hidup yang sia-sia sebagai akibat pemberontakan mereka melawan peraturan ilahi, Allah tidak meninggalkan manusia tanpa harapan. Alkitab menjelaskan, ”Ciptaan telah ditundukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri tetapi oleh dia yang menundukkannya, atas dasar harapan bahwa ciptaan itu sendiri juga akan dimerdekakan dari keadaan sebagai budak kefanaan dan akan mendapat kemerdekaan yang mulia sebagai anak-anak Allah.” (Roma 8:20, 21) Ya, Allah menyediakan harapan bagi keturunan pasangan manusia pertama. Harapan yang pasti adalah umat manusia akan dibebaskan dari dosa warisan dan kematian. Mereka dapat kembali memiliki hubungan yang akrab dengan Allah Yehuwa. Bagaimana?
Allah menyediakan harapan bagi umat manusia agar mereka dapat dibebaskan dari perbudakan dosa dan kematian
2 Sewaktu Adam dan Hawa berdosa, mereka telah merampas dari keturunan mereka prospek untuk menikmati kehidupan yang memuaskan selama-lamanya di bumi. Sebagai akibat dari kelancangan mereka untuk memutuskan apa yang benar dan salah bagi diri sendiri, mereka menjual bakal keluarga mereka kepada dosa dan kematian. Karena dilahirkan dalam keluarga itu, keturunan mereka dapat disamakan seperti budak yang ditahan di pulau terpencil tempat para penguasa yang sadis memerintah sebagai raja. Ya, kematian telah memerintah sebagai raja atas umat manusia yang diperbudak oleh raja lain—dosa. (Roma 5:14, 21) Tampaknya, tidak ada yang akan menyelamatkan mereka. Ya, nenek moyang mereka sendiri yang telah menjual mereka kepada perbudakan! Namun, seorang pria yang baik hati mengutus putranya, yang membawa harga penuh yang dituntut untuk memperoleh kemerdekaan bagi semua yang berada dalam perbudakan.—Mazmur 51:5; 146:4; Roma 8:2.
3 Dalam perumpamaan ini, pria yang menyelamatkan budak-budak itu menggambarkan Allah Yehuwa. Putra yang membayar harga kemerdekaan adalah Yesus Kristus. Ia memiliki eksistensi pramanusia sebagai satu-satunya Putra Allah yang diperanakkan. (Yohanes 3:16) Ia adalah ciptaan Yehuwa yang pertama, dan semua makhluk lain di alam semesta ini diciptakan melalui dia. (Kolose 1:15, 16) Secara mukjizat, Yehuwa memindahkan kehidupan Putra rohani-Nya ini ke dalam rahim seorang perawan, sehingga sang bayi dapat lahir sebagai manusia sempurna, yaitu harga yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan keadilan ilahi.—Lukas 1:26-31, 34, 35.
4 Sewaktu Yesus berusia 30 tahun, ia dibaptis di Sungai Yordan. Pada saat pembaptisannya, ia diurapi roh kudus, atau tenaga aktif Allah. Dengan demikian, ia menjadi Kristus, atau ”Pribadi Terurap”. (Lukas 3:21, 22) Pelayanan Yesus di bumi berlangsung tiga setengah tahun. Selama tahun-tahun itu, ia mengajar para pengikutnya tentang ”kerajaan Allah”, pemerintahan surgawi yang akan mengembalikan umat manusia kepada hubungan yang penuh damai dengan Allah Yehuwa. (Lukas 4:43; Matius 4:17) Yesus tahu bagaimana manusia dapat menikmati kehidupan yang bahagia, dan ia memberikan petunjuk yang spesifik kepada para pengikutnya sehubungan dengan kebahagiaan. Silakan Anda membuka Alkitab di Matius pasal 5 sampai 7 dan membaca beberapa ajarannya dalam Khotbah di Gunung.
Bukankah Anda akan merasa sangat bersyukur kepada pribadi yang membebaskan Anda dari kungkungan?
5 Tidak seperti Adam, Yesus menjalani kehidupan yang taat kepada Allah dalam setiap segi. ”Ia tidak berbuat dosa.” (1 Petrus 2:22; Ibrani 7:26) Sebenarnya, ia berhak untuk hidup selama-lamanya di bumi, tetapi ia ’menyerahkan jiwanya’ untuk membayar kembali kepada Allah apa yang Adam telah hilangkan. Di tiang siksaan, Yesus menyerahkan kehidupan manusianya yang sempurna. (Yohanes 10:17; 19:17, 18, 28-30; Roma 5:19, 21; Filipi 2:8) Dengan melakukan hal itu, Yesus menyediakan tebusan, atau membayar harga yang dibutuhkan untuk membeli kembali manusia dari perbudakan dosa dan kematian. (Matius 20:28) Bayangkan diri Anda bekerja keras di sebuah pabrik kumuh dan hidup bagaikan budak. Bukankah Anda akan merasa sangat bersyukur kepada seseorang yang mengatur untuk membebaskan Anda dari kungkungan dan kepada seseorang yang merelakan diri untuk mengorbankan kehidupannya demi kehidupan Anda? Melalui penyelenggaraan tebusan, jalan terbuka bagi Anda untuk kembali kepada keluarga universal Allah dan menikmati kehidupan yang benar-benar memuaskan, bebas dari perbudakan dosa dan kematian.—2 Korintus 5:14, 15.
6 Dengan mengetahui dan menghargai kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh dari Yehuwa, Anda mempunyai lebih banyak alasan untuk menerapkan kata-kata hikmat yang terdapat di Alkitab dalam kehidupan Anda sendiri. Misalnya, ambillah sebuah prinsip yang paling sulit diterapkan—mengampuni orang lain sewaktu mereka menyinggung perasaan Anda. Apakah Anda ingat kata-kata yang terdapat di Kolose pasal 3, ayat 12 sampai 14, yang kita bahas dalam Pelajaran 2? Ayat-ayat tersebut menganjurkan Anda untuk mengampuni orang lain bahkan jika Anda mungkin mempunyai alasan untuk mengeluh tentang mereka. Ikatan kalimatnya menjelaskan alasannya, dengan mengatakan, ”Sama seperti Yehuwa dengan lapang hati mengampuni kamu, lakukan itu juga.” Setelah Anda mencamkan apa yang Yehuwa dan Yesus Kristus telah lakukan bagi umat manusia, Anda akan tergerak untuk mengampuni orang lain, apa pun pelanggaran yang mungkin mereka perbuat, teristimewa jika mereka bertobat dan meminta maaf.
-
-
Nikmatilah Kehidupan yang Memuaskan—Sekarang dan Selama-lamanya!Kehidupan yang Memuaskan—Bagaimana Memperolehnya?
-
-
BAGIAN 9
Nikmatilah Kehidupan yang Memuaskan—Sekarang dan Selama-lamanya!
Anda dapat menikmati kehidupan yang memuaskan jika Anda memupuk persahabatan dengan Allah
ABRAHAM, seorang pria beriman yang terkemuka dalam sejarah Alkitab, meninggalkan kehidupan yang nyaman di kota Ur yang makmur. Setelah tinggal selama beberapa waktu di Haran, ia menghabiskan sisa hidupnya sebagai pengembara, tinggal di kemah-kemah, dan tidak mempunyai tempat kediaman yang permanen. (Kejadian 12:1-3; Kisah 7:2-7; Ibrani 11:8-10) Namun, menurut catatan, ”Abraham mengembuskan napas terakhir dan mati pada usia yang sangat tua, tua dan puas.” (Kejadian 25:8) Apa yang membuat kehidupannya sangat memuaskan? Ia seorang lanjut usia yang merasa puas menjelang kematiannya bukan semata-mata karena apa yang telah ia capai semasa hidupnya. Abraham belakangan disebut ”sahabat Yehuwa” karena imannya yang luar biasa akan Allah. (Yakobus 2:23; Yesaya 41:8) Hubungan yang penuh arti yang Abraham pupuk dengan Penciptanyalah yang membuat kehidupannya memuaskan.
Dapatkah kehidupan Anda bahkan lebih memuaskan daripada kehidupan Abraham?
2 Seperti yang Abraham lakukan sekitar 4.000 tahun yang lalu, Anda juga dapat menikmati kehidupan yang penuh arti dan memuaskan jika Anda memupuk persahabatan dengan Allah. Mungkin, gagasan menjadi sahabat Pencipta alam semesta tampak terlalu muluk bagi Anda, tetapi hal ini tidak mustahil. Bagaimana mungkin? Anda perlu mengenal Allah dan mengasihi-Nya. (1 Korintus 8:3; Galatia 4:9) Hubungan semacam itu dengan Pencipta Anda dapat menjadikan kehidupan Anda penuh arti dan memuaskan.
3 Bagi orang yang bersedia menerima korban tebusan Yesus Kristus, Yehuwa telah menyediakan pedoman untuk menikmati kehidupan yang berbahagia. (Yesaya 48:17) Ingatlah, Adam memberontak terhadap Allah dengan memutuskan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Meskipun Yehuwa, melalui korban tebusan putra-Nya, telah membeli keluarga manusia, memberi mereka jalan kebebasan dari perbudakan dosa dan kematian, setiap orang harus menerima tebusan dan tidak lagi menetapkan standar sendiri tentang apa yang baik dan buruk. Kita harus menundukkan diri kepada hukum dan prinsip yang Allah sediakan bagi orang yang menerima korban tebusan Yesus.
”Beri tahukanlah kiranya jalan-jalanmu kepadaku”
4 Seraya Anda melanjutkan pelajaran Alkitab dan menerapkan prinsip-prinsip yang dipaparkan di dalamnya, Anda pasti akan belajar menghargai nilai standar Allah tentang apa yang baik dan buruk. (Mazmur 19:7-9) Seperti yang dikatakan Musa, seorang nabi Yehuwa, Anda akan tergerak untuk mengatakan kepada Allah, ”Sekarang, jika aku mendapat perkenan di matamu, beri tahukanlah kiranya jalan-jalanmu kepadaku, agar aku mengenal engkau.” (Keluaran 33:13; Mazmur 25:4) Alkitab menyediakan prinsip-prinsip untuk membimbing Anda menghadapi berbagai problem pada ”masa kritis yang sulit dihadapi” ini. (2 Timotius 3:1) Penghargaan Anda akan bertumbuh, menuntun Anda untuk mengenal Yehuwa dengan lebih baik dan menguatkan persahabatan Anda dengan-Nya.
5 Abraham mati ”tua dan puas”, tetapi selama orang harus mati, kehidupan masih saja terlalu singkat. Hasrat untuk hidup tertanam dalam batin kita semua, seberapa lanjut pun usia kita. Hal ini terjadi karena ”[Allah] memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3:11, Terjemahan Baru) Bahkan jika kita hidup kekal pun kita tidak akan pernah dapat menyelami semua ciptaan Yehuwa. Apa yang dapat kita amati, pelajari, dan nikmati dari antara hasil karya Yehuwa yang menakjubkan benar-benar tak terbatas!—Mazmur 19:1-4; 104:24; 139:14.
6 Anda mungkin tidak tertarik untuk hidup selama-lamanya jika bumi sarat dengan problem yang kita lihat dewasa ini. Namun, itu tidak perlu dikhawatirkan. Alkitab berjanji, ”Ada langit baru dan bumi baru yang kita nantikan sesuai dengan janjinya, dan keadilbenaran akan tinggal di dalamnya.” (2 Petrus 3:13) Kata ”langit baru” memaksudkan pemerintahan surgawi yang baru—Kerajaan Allah, yang akan memerintah di seluruh bumi. ”Bumi baru” adalah masyarakat manusia baru yang terdiri dari orang-orang yang taat kepada pemerintahan Kerajaan itu. Untuk mewujudkan hal ini, tidak lama lagi Yehuwa akan menindak orang-orang yang ”sedang membinasakan bumi”.—Penyingkapan 11:18; 2 Petrus 3:10.
7 Berapa lama lagi? Sebagai bagian dari ”tanda penutup sistem ini”, Yesus Kristus menyertakan peperangan yang melibatkan bangsa-bangsa, ”kekurangan makanan dan gempa bumi di berbagai tempat”, ”sampar”, dan ”bertambahnya pelanggaran hukum”. (Matius 24:3-13; Lukas 21:10, 11; 2 Timotius 3:1-5) Ia kemudian menubuatkan, ”Apabila kamu melihat hal-hal ini terjadi, ketahuilah bahwa kerajaan Allah sudah dekat.” (Lukas 21:31) Ya, saat manakala Yehuwa membinasakan orang fasik akan segera tiba.a
8 Setelah ”hari besar Allah Yang Mahakuasa”, sewaktu Yehuwa akan membersihkan bumi dari kefasikan, bola bumi kita akan diubah menjadi suatu firdaus. (Penyingkapan 16:14, 16; Yesaya 51:3) Kemudian, ”orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya”. (Mazmur 37:29) Namun, bagaimana dengan orang-orang yang telah meninggal? ”Janganlah heran akan hal ini,” kata Yesus, ”karena jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suaranya lalu keluar, mereka yang melakukan perkara-perkara baik kepada kebangkitan kehidupan, mereka yang mempraktekkan perkara-perkara keji kepada kebangkitan penghakiman.” (Yohanes 5:28, 29) Yehuwa, yang berminat kepada setiap individu, ingin menghidupkan kembali orang-orang yang tidur dalam kematian. Para ilmuwan mungkin berupaya membuat klon manusia melalui rekayasa genetika, tetapi Sang Pencipta tidak perlu menggunakan proses klon. Ia sanggup mengingat semua perincian setiap manusia yang telah ditebus dan menghidupkan mereka lagi. Ya, Anda memiliki prospek untuk berjumpa kembali di bumi firdaus dengan orang-orang yang Anda kasihi yang telah meninggal!
9 Seperti apakah kehidupan di Firdaus kelak? Bumi akan dipenuhi dengan pria dan wanita yang memuji Pencipta secara terpadu. ”Tidak ada penghuni yang akan mengatakan, ’Aku sakit.’” (Yesaya 33:24; 54:13) Tidak ada yang harus mengalami stres yang tidak sehat atau menderita gangguan emosi dan mental. Semua akan mendapatkan makanan yang berlimpah dan menikmati pekerjaan yang penuh arti selaras dengan maksud-tujuan Allah. (Mazmur 72:16; Yesaya 65:23) Mereka akan menikmati perdamaian dengan binatang, perdamaian dengan sesama manusia dan, yang terpenting, ”perdamaian dengan Allah”.—Roma 5:1; Mazmur 37:11; 72:7; Yesaya 11:6-9.
10 Apa yang harus Anda lakukan untuk berada di Firdaus ini dan menikmati kehidupan yang sangat memuaskan? Yesus Kristus mengatakan, ”Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.” (Yohanes 17:3) Maka, teruslah peroleh pengetahuan tentang Yehuwa dan Yesus Kristus, belajarlah tentang apa yang Allah tuntut dari Anda. Kemudian, Anda akan dapat menyenangkan Allah Yehuwa, dan hal ini akan membuat kehidupan Anda sangat memuaskan.
-