PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Tabah, Ketabahan”
  • Tabah, Ketabahan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tabah, Ketabahan
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Tabahlah!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • ”Engkau Harus Berani dan Kuat!”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
  • Kita Bisa Menjadi Berani
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2021
  • ”Engkau Harus Berani dan Sangat Kuat”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Tabah, Ketabahan”

TABAH, KETABAHAN

Sifat kuat, tetap hati, berani, gagah berani. Ketabahan adalah lawan dari perasaan takut, kecut, dan sifat pengecut.—Mrk 6:49, 50; 2Tim 1:7.

Kata kerja Ibrani yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan makna bersikap tabah ialah kha·zaqʹ. Pada dasarnya kata itu berarti ”menjadi kuat”. (2Sam 13:28; 2Taw 19:11; Yeh 3:14) Kata kha·zaqʹ sering digunakan bersama kata ʼa·matsʹ yang juga berarti ”menjadi kuat”. Kedua kata kerja itu terdapat dalam pernyataan ”Kamu harus berani dan kuat” (Yos 10:25) dan ”Tabahlah, dan semoga hatimu kuat”.—Mz 31:24.

Gagasan tentang melemahnya atau berkurangnya kekuatan dinyatakan oleh kata Ibrani ra·fahʹ, yang adakalanya dapat berarti ”kehilangan keberanian” (Yer 49:24) atau ”kecil hati”. (Ams 24:10) Apabila diterjemahkan menjadi ”terkulai”, seperti dalam frasa ”Hendaklah tanganmu tidak terkulai”, kata itu berarti ”kehilangan keberanian, menjadi terlalu lemah untuk bertindak”.—Zef 3:16; Yes 13:7; Yeh 7:17.

Dalam bahasa Yunani, keadaan berani atau tabah dinyatakan dengan kata kerja thar·reʹo (2Kor 5:8) dan thar·seʹo. (Mat 9:2) Kata kerja tol·maʹo diterjemahkan menjadi ”berani” (Mrk 12:34; Rm 15:18; Yud 9) dan ”bertindak berani” (2Kor 11:21), dan yang ditandaskan adalah manifestasi ketabahan atau keberanian dalam suatu tindakan.

Hamba-hamba Allah senantiasa membutuhkan ketabahan dan keberanian agar tetap setia kepada Pribadi Yang Mahatinggi. Sebagai contoh, sewaktu orang Israel telah siap untuk menyeberang ke Tanah Perjanjian, Musa memberi tahu mereka, ”Kamu harus berani dan kuat”, dan desakan yang sama ia ulangi kepada Yosua, penerusnya yang terlantik. (Ul 31:6, 7) Guna menandaskan kata-kata Musa itu, Yehuwa sendiri belakangan memberi tahu Yosua, ”Engkau harus berani dan kuat . . . Hanya, engkau harus berani dan sangat kuat.” (Yos 1:6, 7, 9) Untuk memperoleh keberanian yang dibutuhkan, bangsa itu harus mendengarkan, memahami, dan menaati hukum Yehuwa. (Ul 31:9-12) Demikian pula, untuk menjadi berani dan kuat, Yosua diperintahkan untuk membaca hukum Allah secara teratur dan tidak lalai menerapkannya.—Yos 1:8.

Dalam Alkitab ada banyak perintah spesifik untuk menjadi tabah dan juga diperlihatkan bagaimana kita dapat memperoleh ketabahan. (Mz 31:24) Pergaulan dengan sesama penyembah dapat sangat membantu. (Kis 28:15) Daud, pria yang tabah, mengatakan di Mazmur 27:14, ”Tabahlah dan hendaklah hatimu kuat.” Di ayat-ayat sebelumnya dalam Mazmur 27 tersebut, ia menyingkapkan apa yang telah membantunya tabah: Bersandar kepada Yehuwa sebagai ”benteng” kehidupannya (ay. 1), pengalaman-pengalaman di masa lalu tentang cara Yehuwa berurusan dengan musuh-musuhnya (ay. 2, 3), menghargai bait tempat ibadat kepada Yehuwa (ay. 4), percaya akan perlindungan Yehuwa dan bantuan serta keselamatan dari-Nya (ay. 5-10), pengajaran yang terus-menerus mengenai prinsip-prinsip jalan Allah yang adil-benar (ay. 11), dan sifat-sifat berupa iman dan harapan (ay. 13, 14).

Orang Kristen membutuhkan ketabahan agar tidak dicemari sikap dan tindakan dunia yang bermusuhan dengan Allah Yehuwa dan agar tetap setia kepada-Nya meskipun menghadapi kebencian dunia. Yesus Kristus memberi tahu para muridnya, ”Dalam dunia kamu mengalami kesengsaraan, tetapi tabahlah! Aku telah menaklukkan dunia.” (Yoh 16:33) Putra Allah tidak pernah mengalah kepada pengaruh dunia ini, sebaliknya, ia menang atas dunia dengan tidak menjadi seperti dunia dalam segi apa pun. Teladan bagus Yesus Kristus sebagai penakluk dan hasil haluannya yang tidak bercela dapat membantu kita memperoleh keberanian yang dibutuhkan untuk meniru dia dalam hal tetap terpisah dari dan tidak dicemari oleh dunia.—Yoh 17:16.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan