-
Bila Yehuwa Memberi Pelajaran kepada Raja-RajaMenara Pengawal—1988 (Seri 55) | Menara Pengawal—1988 (Seri 55)
-
-
Bila Yehuwa Memberi Pelajaran kepada Raja-Raja
”Segala perbuatanNya adalah benar dan jalan-jalanNya adalah adil, dan [Ia] sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.”—DANIEL 4:37.
1. Elihu menarik perhatian kepada ciri khas apa dari Yehuwa?
”SESUNGGUHNYA, Allah itu [”bertindak,” NW] mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia?” Kata-kata Elihu tersebut yang ditujukan kepada Ayub yang sedang menderita menarik perhatian kepada salah satu ciri khas yang unik dari sang Pencipta, Allah Yehuwa. Tidak ada pribadi yang dapat dibandingkan dengan Dia dalam hal mengajar.—Ayub 36:22.
2, 3. (a) Apa salah satu pelajaran yang Yehuwa rasa perlu diberikan kepada manusia? (b) Siapa pada jaman Musa adalah seorang penguasa yang Yehuwa berikan pelajaran ini, dan melalui apa? (c) Betapa sering dalam Firman-Nya Allah menyatakan maksud-tujuan-Nya untuk memberikan pelajaran ini kepada manusia?
2 Di antara hal-hal yang perlu Allah ajarkan kepada manusia dan bangsa-bangsa ialah hubungan mereka yang sepatutnya dengan Dia. Ini ditonjolkan oleh kata-kata pemazmur Daud dalam Mazmur 9:20, 21 (NW): ”Bangkitlah, O Yehuwa! Jangan biarkan manusia yang berkematian terbukti lebih unggul dalam kekuatan. Biarlah bangsa-bangsa dihakimi di hadapan-Mu. Taruhlah perasaan takut dalam diri mereka, O Yehuwa, agar bangsa-bangsa itu mengakui bahwa mereka hanya manusia yang berkematian.”
3 Firaun pada jaman Musa adalah salah satu penguasa dunia yang Allah Yehuwa rasa perlu diberi pelajaran ini. Allah melakukan itu melalui tulah-tulah yang Ia timpakan ke atas orang Mesir. Selanjutnya, Yehuwa memberitahu Firaun yang sombong: ”Inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup, yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatanKu, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.” (Keluaran 9:16) Sebagai tambahan, lebih dari 70 kali, dari Keluaran 6:7 sampai Yoel 3:17, Yehuwa mengatakan dalam Firman-Nya bahwa Ia akan melaksanakan perbuatan-perbuatan serupa yang sangat hebat agar raja-raja, orang-orang, dan bangsa-bangsa tahu bahwa Dialah Yehuwa, Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi.
4. Pada jaman Daniel, tiga penguasa mana diajar oleh Yehuwa, dan melalui cara apa?
4 Sejumlah contoh yang sangat bagus tentang bagaimana Yehuwa mengajar raja-raja dicatat dalam buku Daniel. Penguasa-penguasa ini adalah Nebukadnezar, Belsyazar, dan Darius. Bilamana Ia mengajar mereka? Kemungkinan besar antara tahun 617 S.M. dan 535 S.M. Dan bagaimana? Melalui mimpi-mimpi dan penafsirannya dan melalui pertunjukan kekuasaan-Nya. Yehuwa mengajar para penguasa manusia tersebut bahwa Dialah Penguasa Tertinggi dari alam semesta dan bahwa mereka hanya manusia yang lemah—pelajaran serupa juga akan didapatkan para penguasa duniawi dewasa ini.
5. Melalui kesaksian apa mereka yang meragukan keaslian buku Daniel dapat dibuktikan salah?
5 Namun bukankah keaslian buku Daniel diragukan oleh banyak kritikus modern? Dalam menjawab para kritikus tersebut, seorang sarjana Alkitab dengan bagus menyatakan: ”Mujizat-mujizat yang terkandung di dalamnya, nubuat-nubuat yang dinyatakannya dengan tegas, telah dicatat oleh Daniel orang yang menyaksikannya. Kalau itu bukan mujizat-mujizat yang sungguh-sungguh dan nubuat-nubuat yang benar, maka semua itu adalah kebohongan belaka.” (Daniel the Prophet, atau Daniel sang Nabi, oleh E. B. Pusey, halaman 75) Ya, berulang kali penulis buku itu memperkenalkan dirinya, seperti misalnya dengan mengatakan, ”Aku, Daniel”! (Daniel 8:15; 9:2; 10:2) Apakah ini semua dipalsukan? Kenyataannya ialah bahwa sebelum bagian awal dari abad ke-18, masalah siapa penulis buku Daniel tidak diragukan oleh orang Yahudi ataupun orang Kristen. Namun, yang lebih berbobot daripada pendapat sarjana Alkitab jaman modern manapun ialah kesaksian Alkitab tentang buku Daniel. Kita mendapati Daniel disebutkan tiga kali dalam buku Yehezkiel. (Yehezkiel 14:14, 20; 28:3) Yang paling meyakinkan dari semua ialah kata-kata Yesus, Putra Allah, yang tercatat dalam Matius 24:15, 16: ”Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel—para pembaca hendaklah memperhatikannya—maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.”a
Nebukadnezar Belajar Siapa Allah yang Benar
6. Apa yang telah memupuk kesombongan raja Babel, dan apa yang ia katakan tentang dirinya sendiri dalam tulisan-tulisannya?
6 Seperti diperlihatkan oleh nabi Yesaya, raja-raja Babel adalah orang-orang yang sangat sombong. (Yesaya 14:4-23) Nebukadnezar juga seorang yang sangat beragama. Dalam tulisan-tulisannya ia menceritakan mengenai ”proyek-proyek pembangunannya dan perhatiannya kepada ilah-ilah Babel.” Pasti ia menjadi sombong karena ia berhasil merebut Yerusalem dan seluruh Yudea setelah Sanherib gagal total, malahan mendapat celaka ketika berupaya melakukan hal itu.
7. Pengalaman apa yang diceritakan dalam Daniel pasal 1 seharusnya mengajar Nebukadnezar untuk menghormati Allah orang Ibrani?
7 Setelah Daniel dan ketiga rekannya orang Ibrani menghadap Nebukadnezar, baginda pasti mempunyai alasan untuk menghormati Allah mereka, karena ”dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.” Ya, orang-orang berhikmat yang mempunyai Yehuwa sebagai Allah mereka jauh lebih unggul daripada semua orang yang menyembah ilah-ilah lain. Nebukadnezar tidak mungkin tidak melihat kenyataan itu.—Daniel 1:20.
8. Melalui apa Yehuwa menyingkapkan bahwa orang-orang berilmu dari Babel tidak mempunyai pengetahuan istimewa apapun?
8 Lebih banyak hal lagi yang Yehuwa akan ajarkan kepada Raja Nebukadnezar. Pelajaran berikutnya dicatat dalam Daniel pasal 2. Allah menyebabkan raja mendapat mimpi yang mengerikan dan kemudian membuatnya tidak bisa mengingat mimpi tersebut. Mimpi ini sangat menggelisahkan raja Babel, dan ia memanggil semua orang-orangnya yang berilmu untuk memberitahu apa mimpi itu gerangan dan penafsirannya. Tentu saja mereka tidak dapat menyatakan mimpi tersebut, apalagi menafsirkannya, dengan demikian mengakui bahwa mereka tidak mempunyai pengetahuan istimewa. Ini membuat raja begitu murka sehingga ia memerintahkan agar mereka semua dihukum mati. Ketika Daniel dan rekan-rekannya diberitahu tentang dekrit raja, Daniel minta waktu, dan itu dikabulkan. Kemudian ia dan ketiga rekannya mengajukan hal itu dalam doa yang sungguh-sungguh, dan hasilnya, Yehuwa menyingkapkan mimpi itu dan maknanya kepada Daniel.—Daniel 2:16-20.
9. (a) Hanya siapa yang dapat menafsirkan mimpi Nebukadnezar dan penafsiran apa yang diberikan Pribadi itu? (b) Hasilnya, kesimpulan apa yang diambil oleh sang raja?
9 Ketika Daniel dibawa ke hadapan raja, Nebukadnezar bertanya kepadanya: ”Sanggupkah engkau memberitahukan kepadaku mimpi yang telah kulihat itu dengan maknanya juga?” Setelah mengingatkan raja yang sombong itu bahwa orang-orangnya yang berilmu tidak dapat memberitahu rahasia mimpinya beserta penafsirannya, Daniel mengatakan: ”Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang [”hari-hari terakhir,” NW].” Setelah itu, Daniel memberitahu raja tentang patung raksasa yang dilihatnya dalam mimpi beserta maknanya. Sang raja benar-benar sangat terkesan sehingga ia menyatakan: ”Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu.” Jadi Yehuwa mengajar Raja Nebukadnezar bahwa Dialah satu-satunya Allah yang benar.—Daniel 2:26, 28, 47
10, 11. (a) Dalam kesombongannya yang besar, apa yang dibuat oleh Raja Nebukadnezar, yang diikuti perintah apa? (b) Dengan menolak untuk mentaati perintah raja, sengketa apa yang ditimbulkan ketiga orang Ibrani itu, dan apa hasilnya?
10 Meskipun Raja Nebukadnezar pasti terkesan oleh pengetahuan dan hikmat dari Allah orang Ibrani, ia masih harus belajar banyak lagi. Dalam keangkuhannya, ia menyuruh mendirikan sebuah patung emas yang besar di Dataran Dura. Tinggi patung itu 60 hasta dan lebarnya 6 hasta, yang mengingatkan kita kepada angka 666 yang merupakan tanda dari ”binatang buas” Setan yang disebut dalam Wahyu 13:18 (NW). (Karena satu hasta hampir 45 sentimeter, tinggi patung itu kira-kira 27 meter dan lebarnya kira-kira 2,7 meter.) Raja memerintahkan semua pejabat tinggi dari wilayahnya ”untuk menghadiri pentahbisan patung” dan memerintahkan agar semua sujud dan menyembah patung itu pada waktu orkes mulai bermain. Beberapa pejabat tinggi Kasdim yang iri hati, yang melihat bahwa ketiga orang Ibrani yang hadir pada waktu itu tidak ambil bagian dalam upacara tersebut, mengadukan mereka kepada raja.—Daniel 3:1, 2.
11 Ini persoalan yang sangat serius bagi Nebukadnezar, karena ia pernah membual bahwa dialah ”pribadi yang menaruh dalam mulut orang-orang penghormatan bagi ilah-ilah besar.” Dengan kejadian itu, keagungan Nebukadnezar sebagai raja dan semangat agamanya benar-benar dihina. Dalam keadaan marah sebagai reaksi atas hal itu, raja yang sombong itu memberikan kesempatan lagi kepada ketiga orang Ibrani tersebut namun dengan ultimatum berikut: ”Jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Ya, Nebukadnezar harus mengetahui bahwa Allah mereka benar-benar dapat membebaskan hamba-hamba-Nya dari tangan seorang raja yang kecil dan lemah, dan bahwa tidak ada ilah lain yang dapat menyelamatkan seperti Allah orang Ibrani.—Daniel 3:15.
Mimpi tentang Pohon
12, 13. (a) Penafsiran apa yang Daniel berikan kepada Nebukadnezar untuk mimpinya tentang sebuah pohon? (b) Bagaimana Nebukadnezar memperlihatkan bahwa penafsiran mimpi itu tidak menyadarkan dia?
12 Bagaimana pengaruh pelajaran-pelajaran tersebut jika saudara yang mendapatkannya? Tampaknya, ketiga pelajaran tersebut tidak cukup untuk membuat Raja Nebukhadnezar tahu diri? Jadi Yehuwa harus memberikan satu lagi pelajaran kepadanya. Sekali lagi, ini menyangkut sebuah mimpi, dan kali ini juga, tidak seorang pun dari mereka yang berilmu di Babel dapat menafsirkannya. Akhirnya, Daniel dipanggil, dan ia dapat memberitahu arti mimpi itu, yaitu, selama tujuh tahun raja akan hidup seperti ”binatang-binatang di padang,” dan setelah itu kesehatan mentalnya akan pulih kembali.—Daniel 4:1-37.
13 Dari apa yang terjadi setelahnya, jelas bahwa mimpi itu tidak berhasil menyadarkan Nebukadnezar. Jadi, kira-kira satu tahun kemudian, ketika raja sedang berjalan-jalan di istana kerajaannya, dengan sombong ia membual: ”Bukankah ini Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?” Betapa sombong! Maka pada saat itu juga terdengar suara dari surga yang mengatakan kepada penguasa yang sombong itu bahwa kerajaannya akan diambil darinya dan ia akan berdiam bersama binatang-binatang di padang selama tujuh masa, ”hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia.”—Daniel 4:30-32.
14. Bagaimana mimpi tentang pohon itu digenapi, dan apa pengaruhnya atas Nebukadnezar?
14 Setelah Nebukadnezar hidup seperti seekor hewan selama ketujuh masa, atau tahun itu, Yehuwa memulihkan akalnya dan ia mengakui bahwa ’tidak seorang pun dapat menahan tangan Yang Maha Tinggi atau berkata kepada-Nya: Apa yang Kaubuat?’ Selain itu penguasa Babel memperlihatkan bahwa ia telah mengerti pelajaran yang telah diberikan kepadanya, dengan mengatakan: ”Sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan, Raja Sorga, yang segala perbuatanNya adalah benar dan jalan-jalanNya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak”—seperti halnya baginda raja. Bukankah semua bukti kesaksian tersebut mengenai cara Yehuwa berulang kali menyelesaikan masalah kedaulatan itu sendiri merupakan bukti kuat bahwa kisah-kisah tersebut bukan khayalan seseorang melainkan hasil karya penulis yang diilhami oleh Allah untuk mencatat sejarah yang benar-benar terjadi?—Daniel 4:35, 37.
Belsyazar Melihat Tulisan Tangan pada Dinding
15. Bagaimana Belsyazar memperlihatkan kebencian besar terhadap Allah yang benar, Yehuwa?
15 Seorang raja lain yang Yehuwa rasa perlu diberi pelajaran ialah Belsyazar. Ia putra dan rekan penguasa Raja Nabonidus, yang adalah pengganti dari Nebukadnezar. Pada suatu perjamuan yang besar, Belsyazar berani memerintahkan supaya bejana-bejana emas yang telah diambil kakeknya dari bait Yehuwa di Yerusalem dibawa masuk agar ia, para pembesarnya, istri-istrinya, dan selir-selirnya minum daripadanya. Maka ”mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.”—Daniel 5:3, 4.
16, 17. (a) Melalui apa Yehuwa menanamkan perasaan takut dalam diri Belsyazar? (b) Penafsiran apa yang Daniel berikan untuk tulisan tangan pada dinding, dan bagaimana hal itu terbukti benar?
16 Waktunya tiba bagi Allah untuk mengakhiri kekuasaan Babel. Maka, Ia menyebabkan sebuah tulisan tangan yang aneh muncul pada dinding. Mujizat ini benar-benar membuat raja sangat ketakutan sehingga ia segera memanggil semua orangnya yang berilmu untuk menafsirkannya. Tidak seorang pun dari mereka dapat. Kemudian ibunya mengingatkan dia bahwa Daniel, yang telah menafsirkan mimpi-mimpi bagi Nebukadnezar, akan dapat menafsirkan tulisan tangan itu. (Daniel 5:10-12) Ketika dipanggil dan ditanya apakah ia dapat melakukan itu, Daniel mengingatkan baginda raja bagaimana Allah telah merendahkan kakeknya yang sombong sehingga ia mengakui bahwa Yang Maha Tinggi adalah Penguasa atas kerajaan umat manusia.—Daniel 5:20, 21.
17 Daniel selanjutnya memberitahu Belsyazar: ’Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku, tidak tuanku muliakan.’ (Daniel 5:23) Jadi tulisan tangan itu memberitahu penguasa Babel bahwa hari-hari pemerintahannya sebagai raja telah berakhir, bahwa ia telah ditimbang dan didapati kurang, dan bahwa kerajaannya akan diberikan kepada orang Media dan Persia. Dan pada malam itu juga, setelah Yehuwa memberikan pelajaran yang sangat dibutuhkan ini kepada raja yang sombong itu, Belsyazar, raja Kasdim, dibunuh.—Daniel 5:30.
18. Melalui apa Yehuwa akan memberikan pelajaran yang sama kepada para penguasa dunia dewasa ini sehubungan dengan kedaulatan dan kuasa penyelamatan-Nya?
18 Yehuwa telah memberikan pelajaran kepada raja-raja yang sombong Nebukadnezar dan Belsyazar mengenai kedaulatan dan kuasa-Nya untuk menyelamatkan, demikian pula di Armagedon Allah akan membuat semua penguasa dunia tahu bahwa Dialah Penguasa Tertinggi, Penguasa Universal yang mahakuasa. Kehidupan saudara akan dipengaruhi. Bagaimana? Karena pada waktu itu Yehuwa juga akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang setia, sebagaimana Ia telah menyelamatkan ketiga orang Ibrani dari perapian yang menyala-nyala.—Daniel 3:26-30.
Darius Belajar tentang Kuasa Penyelamatan Yehuwa
19, 20. Peristiwa apa dalam kehidupan Daniel mengajar Darius tentang kuasa penyelamatan Yehuwa?
19 Daniel pasal 6 menceritakan peristiwa lain bagaimana Yehuwa memberikan pelajaran kepada seorang raja, Darius—yaitu mengenai kuasa penyelamatan Allah. Suatu komplotan mengakibatkan raja memerintahkan agar Daniel dilemparkan ke dalam gua singa, meskipun hal itu sangat bertentangan dengan keinginan sang raja. Ia bukan seorang yang dengan sombong meninggikan diri melawan Allah yang benar. Menarik, meskipun Darius meyakinkan Daniel bahwa Allahnya akan menyelamatkan dia, ia rupanya tidak mempercayai hal ini sepenuhnya. Jikalau tidak, mengapa ia tidak dapat tidur sepanjang malam dan terus kuatir sampai fajar menyingsing, ketika ia bergegas pergi ke gua singa? Ia kemudian berseru: ”Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?”—Daniel 6:19-21.
20 Ya, Allah terbukti dapat melindungi Daniel. Raja Darius begitu senang sehingga ia mengeluarkan dekrit ini: ”Di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahanNya tidak akan binasa . . . Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa.”—Daniel 6:27, 28.
21. (a) Teladan-teladan yang sangat bagus apa yang diberikan dalam keenam pasal pertama dari buku Daniel? (b) Apa seharusnya pengaruh dari catatan mengenai hal-hal tersebut atas kita?
21 Keenam pasal pertama dari buku Daniel benar-benar memberi kita contoh-contoh yang luar biasa tentang bagaimana Yehuwa, karena bergairah—ya, cemburu—membela nama-Nya mengajar raja-raja yang kuat dari dunia ini bahwa Ia benar-benar Pribadi yang mahakuasa, Penguasa Universal, sanggup merendahkan penguasa-penguasa yang sombong seraya Ia menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang loyal. Kisah-kisah ini seharusnya menanamkan dalam diri kita perasaan takut yang sehat kepada Allah dan respek untuk kemahakuasaan dan kedaulatan Yehuwa. Pada waktu yang sama, catatan yang terilham ini sangat menguatkan iman karena memuat teladan-teladan yang sangat bagus dari hamba-hamba Allah Yehuwa yang memperlihatkan iman dan keberanian yang besar, seperti yang akan ditunjukkan dengan jelas dalam artikel berikut.
[Catatan Kaki]
a Lihat The Watchtower, 1 Oktober 1986, halaman 3-7.
-
-
Yehuwa Memberkati Iman dan KeberanianMenara Pengawal—1988 (Seri 55) | Menara Pengawal—1988 (Seri 55)
-
-
Yehuwa Memberkati Iman dan Keberanian
”Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, . . . Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja.”—DANIEL 3:17.
1. Pelajaran apa ditonjolkan dalam artikel sebelumnya, dan mengapa mempelajari kembali peristiwa-peristiwa itu dapat bermanfaat?
ALLAH YEHUWA, Penguasa Universal, telah memberikan pelajaran penting kepada para penguasa dunia mengenai keunggulan-Nya. Dalam artikel sebelumnya, kita melihat bagaimana ini benar berkenaan peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam enam pasal pertama dari buku Daniel. Kisah-kisah yang sama ini sekarang dapat diteliti kembali untuk mempertimbangkan pelajaran apa yang terkandung sesuai dengan kata-kata terilham dari rasul Paulus: ”Segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.”—Roma 15:4.
2, 3. Siapa berada di antara mereka yang ditawan Raja Nebukadnezar, dan kesimpulan apa dapat kita tarik dari arti nama-nama mereka?
2 Pada tahun 617 S.M., selama pemerintahan yang singkat dari Yoyakhin, putra Raja Yoyakim, Raja Nebukadnezar memerintahkan agar beberapa pemuda Yahudi yang paling baik dan paling berhikmat dibawa ke Babel. Di antara mereka terdapat Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya.—Daniel 1:3, 4, 6.
3 Menilai arti nama mereka, jelas sekali bahwa meskipun keadaan yang jahat merajalela di Yehuda pada waktu itu, keempat pemuda Ibrani ini mempunyai orangtua yang takut akan Allah. ”Daniel” berarti ”Hakimku Adalah Allah.” Nama Hananya berarti ”Yehuwa Telah Memperlihatkan Perkenan; Yehuwa Telah Berlaku Murah Hati.” Nama Misael kemungkinan berarti ”Siapakah Seperti Allah?” atau ”Siapakah milik Allah?” Dan nama Azarya berarti ”Yehuwa Telah Membantu.” Pasti nama mereka saja sudah merupakan pendorong bagi mereka untuk setia kepada satu-satunya Allah yang benar. Sebagai ganti nama-nama tersebut, orang-orang Kasdim menamakan keempat pemuda Ibrani itu, Beltsazar, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Tentu, karena menjadi budak dari penguasa asing, mereka tidak mempunyai pilihan berkenaan nama apa yang digunakan oleh para penawan itu untuk memanggil mereka.—Daniel 1:7.
Iman dan Keberanian Diuji
4. Apa yang menunjukkan bahwa Yehuwa ingin agar umat-Nya menganggap serius hukum-hukum-Nya mengenai binatang-binatang yang bersih dan yang najis?
4 Orangtua mereka yang takut akan Allah tidak hanya memberi keempat orang Ibrani ini awal yang baik dalam kehidupan melalui nama yang mereka berikan tetapi mereka juga pasti telah membesarkan pemuda-pemuda tersebut tepat menurut Taurat Musa, termasuk corak-corak mengenai pantangan makanannya. Allah Yehuwa sendiri menganggap hal ini begitu penting sehingga setelah menyebut banyak larangan yang serupa Ia menyatakan: ”Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus.”—Imamat 11:44, 45.
5. Bagaimana pendidikan yang baik dari keempat pemuda Ibrani itu diuji?
5 Pendidikan bagus yang telah diterima keempat pemuda Ibrani ini segera diuji. Bagaimana? Karena ’bagi mereka telah ditetapkan pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya.’ (Daniel 1:5) Mereka tahu bahwa di antara hal-hal yang dilarang oleh Taurat Musa termasuk makanan seperti misalnya babi, kelinci, tiram, dan belut. Bahkan daging yang diijinkan oleh Taurat diragukan dalam istana Babel, karena sama sekali tidak dapat diketahui apakah darahnya telah dicurahkan dengan sepatutnya. Selain itu, daging tersebut kemungkinan besar telah dicemari oleh upacara-upacara kafir.—Imamat 3:16, 17.
6. Bagaimana keempat orang Ibrani menanggapi ujian tersebut?
6 Apa yang dapat dilakukan keempat orang Ibrani itu? Kita membaca bahwa Daniel, dan pasti juga ketiga pemuda lainnya, bertekad dalam hatinya untuk tidak menajiskan diri dengan makanan sedemikian. Maka, ia ”terus minta” (NW) sayur-sayuran biasa sebaliknya dari makanan yang lezat dari raja dan air sebagai ganti anggurnya. Soal mana yang lebih lezat tidak terpikirkan oleh mereka. Pasti dibutuhkan iman dan keberanian untuk menuntut hal ini. Nah, karena Yehuwa berminat kepada keempat pemuda itu, Ia mengatur agar pejabat utama istana senang kepada Daniel. Tetapi pejabat ini takut mengabulkan permohonan Daniel karena kuatir akan akibat menu makanan sedemikian atas kesehatan Daniel. Karena itu Daniel minta agar mereka diijinkan untuk mencoba menu makanan tersebut selama sepuluh hari. Ia mempunyai iman yang kuat bahwa mentaati Taurat Allah tidak hanya akan memberinya hati nurani yang baik tetapi juga akan terbukti bermanfaat dari segi kesehatan. Sebagai akibat dari pendirian mereka, keempat orang Ibrani itu pasti harus menahan banyak ejekan.—Daniel 1:8-14; Yesaya 48:17, 18.
7. Bagaimana pemuda-pemuda Ibrani itu diberkati karena sikap mereka yang berani?
7 Dibutuhkan iman dan keberanian bagi keempat orang Ibrani itu untuk mempersoalkan makanan mereka. Namun betapa mereka diberkati dengan berbuat demikian, karena pada akhir dari sepuluh hari tadi, mereka kelihatan lebih baik dan lebih sehat daripada yang lainnya! Yehuwa memberi mereka pengetahuan, pengertian, dan hikmat, sehingga ketika mereka menghadap raja pada akhir masa latihan tiga tahun, dia mendapati mereka ”sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.”—Daniel 1:20.
8. Pelajaran apa yang terdapat dalam hal ini bagi hamba-hamba Yehuwa dewasa ini?
8 Ada pelajaran yang dapat ditarik dari ini oleh semua hamba Allah Yehuwa dewasa ini. Pemuda-pemuda Ibrani itu bisa saja berdalih bahwa larangan makanan dari Taurat Musa tidak begitu penting, paling tidak bila dibanding dengan Sepuluh Perintah atau hukum-hukum mengenai korban atau perayaan-perayaan tahunan. Namun tidak, orang-orang Ibrani yang loyal itu mengutamakan untuk hidup selaras dengan semua corak Taurat Allah. Ini mengingatkan kita kepada prinsip yang Yesus nyatakan, yang dicatat dalam Lukas 16:10: ”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”—Bandingkan Matius 23:23.
9. Bagaimana beberapa Saksi telah memperlihatkan keberanian yang sama jaman sekarang?
9 Banyak kali Saksi-Saksi Yehuwa memperlihatkan iman dan keberanian yang sama, seperti misalnya bila minta ijin absen dari majikan mereka untuk menghadiri kebaktian distrik. Dan berulang kali, mereka mendapat perkecualian. Saksi-Saksi yang ingin memasuki barisan perintis atau menjadi perintis ekstra telah mendesak keinginan mereka untuk bekerja penggal waktu dan berulang kali diberi hak istimewa ini.
10. Pelajaran apa yang ada bagi para orangtua Saksi dalam semua hal ini?
10 Betapa bagus pelajaran yang dapat ditarik oleh para orangtua yang takut akan Allah dewasa ini dari latihan yang nyata dari keempat pemuda Ibrani itu! Bila orangtua Kristen benar-benar memikirkan kepentingan rohani anak-anak mereka, mereka akan menaruh ini di tempat pertama dalam kehidupan mereka sendiri, selaras dengan Matius 6:33 (NW). Maka mereka dapat berharap bahwa anak-anak mereka akan dapat menolak godaan dan tekanan dari teman-teman sebaya dan guru-guru sekolah untuk merayakan hari ulang tahun atau hari-hari raya atau untuk melanggar prinsip-prinsip Alkitab dengan cara-cara lain. Dengan demikian orangtua yang takut akan Allah membuktikan betapa benar Amsal 22:6.
Tanpa Takut Menafsirkan Mimpi-Mimpi Nebukadnezar
11. Bagaimana kita sekarang dapat mengikuti teladan Daniel dan ketiga rekannya?
11 Pasal kedua dari buku Daniel memberi kita teladan lain dari iman dan keberanian. Ketika Daniel mendengar maklumat resmi baginda raja untuk membunuh semua orang berilmu dari Babel karena mereka tidak dapat memberitahu dia mimpi yang ia alami beserta penafsirannya, apakah Daniel dan ketiga rekannya menjadi panik? Sama sekali tidak! Sebaliknya, dengan iman yang sangat kuat bahwa Yehuwa akan memberinya keterangan yang diinginkan raja, Daniel datang menghadap raja tersebut dan meminta waktu untuk mempersiapkan jawaban. Permohonan ini dikabulkan. Kemudian Daniel dan ketiga temannya mengajukan soal itu dalam doa yang sungguh-sungguh. Yehuwa memberkati iman mereka dengan memberikan keterangan yang dibutuhkan. Untuk itu, Daniel memanjatkan doa syukur yang sepenuh hati kepada Yehuwa. (Daniel 2:23) Dan dalam menafsirkan mimpi dari pasal empat, Daniel dituntut untuk memberitahu Raja Nebukadnezar bahwa baginda akan hidup seperti seekor binatang bersama binatang-binatang liar selama tujuh tahun. Ini menuntut iman dan keberanian dalam tingkatan yang harus diperlihatkan umat Allah dewasa ini untuk mengumumkan berita yang keras tentang pembalasan-Nya terhadap dunia Setan.
”Memadamkan Api yang Dahsyat”
12, 13. Pasal 3 dari buku Daniel menyatakan ujian apa yang dihadapi ketiga teman Daniel?
12 Daniel pasal 3 memuat salah satu peristiwa yang paling luar biasa dalam catatan Alkitab yang memperlihatkan bagaimana Yehuwa memberkati iman dan keberanian yang sangat besar di pihak tiga hamba Ibrani. Bayangkan kejadiannya. Semua pembesar Babel berkumpul di Dataran Dura. Di depan mereka menjulang sebuah patung emas setinggi kira-kira 27 meter dan lebarnya 2,7 meter. Untuk menggugah emosi mereka, sang raja menyiapkan sebuah orkes. Pada waktu musik diperdengarkan, mereka yang berkumpul harus ’sujud menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar; siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala.’—Daniel 3:5, 6.
13 Tidak disangsikan lagi: Menolak perintah itu membutuhkan iman dan keberanian besar. Tetapi karena telah ”setia dalam perkara-perkara kecil” mereka dipersiapkan untuk ”setia juga dalam perkara-perkara besar.” Kenyataan bahwa sikap mereka bisa saja membahayakan orang-orang Yahudi lain tidak menjadi soal. Mereka tidak akan sujud dan menyembah patung itu. Penolakan mereka yang terang-terangan diperhatikan oleh beberapa rekan mereka yang iri hati, yang tidak membuang waktu untuk melaporkan hal ini kepada raja.
14. Bagaimana tanggapan Nebukadnezar terhadap penolakan mereka untuk sujud, dan bagaimana mereka menjawab ultimatumnya?
14 Dalam ”marahnya dan geramnya,” Nebukadnezar memerintahkan agar ketiga orang Ibrani itu dibawa ke hadapannya. Pertanyaannya, ’Apakah benar demikian?’ memperlihatkan bahwa tidak terbayangkan olehnya bahwa mereka menolak untuk sujud dan menyembah patung emas itu. Ia mau memberi mereka kesempatan lagi, tetapi jika mereka tetap menolak, mereka akan dilemparkan ke dalam perapian yang bernyala-nyala. ”Dan,” kata raja Babel yang sombong itu, ”dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Dengan keberanian dan iman sejati kepada Yehuwa, ketiga orang Ibrani itu dengan penuh hormat menjawab sang raja: ”Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu . . . , ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”—Daniel 3:13-18.
15. Tindakan apa yang diambil Nebukadnezar?
15 Jika sebelum itu Nebukadnezar sudah marah, sekarang meluaplah murkanya, karena kita membaca bahwa ”air mukanya berubah terhadap” ketiga orang Ibrani itu. (Daniel 3:19) Yang menunjukkan bahwa ia sangat murka ialah perintahnya untuk memanaskan perapian tujuh kali lebih panas dari biasanya. Kemudian beberapa orang yang kuat dalam pasukan tentaranya membawa ketiga orang Ibrani dan melemparkan mereka ke dalam perapian yang bernyala-nyala. Nyala apinya begitu besar sehingga menewaskan orang-orang yang melaksanakan tugas ini.
16. Bagaimana iman ketiga orang Ibrani diberkati?
16 Namun betapa terkejut sang raja ketika ia melihat bukan hanya tiga melainkan empat orang pria berjalan di tengah-tengah api tanpa cedera sedikit pun! Ketika sang raja memanggil ketiga orang Ibrani untuk keluar, ia mendapati bahwa tidak sehelai rambut pun dari kepala mereka yang hangus, bahkan bau asap pun tidak melekat pada jubah mereka. Betapa besar berkat yang Yehuwa berikan untuk iman dan keberanian mereka! Pasti teladan merekalah yang ada dalam pikiran rasul Paulus ketika ia menyebutkan mereka yang ”memadamkan api yang dahsyat” di antara awan besar saksi-saksi. (Ibrani 11:34) Mereka benar-benar contoh yang bagus bagi semua hamba Yehuwa sejak itu!
17. Teladan-teladan yang serupa apa yang kita dapati dewasa ini?
17 Dewasa ini, hamba-hamba Yehuwa tidak menghadapi ancaman perapian yang menyala-nyala secara aksara. Namun begitu banyak yang telah diuji integritasnya dengan hebat dalam hal memperlihatkan penghormatan yang bersifat penyembahan kepada lambang-lambang nasional. Yang lain-lain diuji keloyalannya dalam hal membeli kartu partai politik atau memasuki dinas militer. Yehuwa menguatkan semua orang demikian, sehingga mereka dapat dengan sukses menghadapi tantangan atas integritas mereka dan dengan demikian membuktikan si Iblis sebagai pendusta dan Yehuwa sebagai Allah yang benar.
Teladan Lain dari Iman dan Keberanian
18. Bagaimana Belsyazar memperlihatkan kebencian kepada Yehuwa, Allah orang Yahudi, seperti dicatat dalam Daniel pasal 5, ayat 3, 4?
18 Teladan lain lagi dari iman dan keberanian dicatat dalam buku Daniel, pasal 5. Belsyazar, raja Babel, sedang menikmati pesta-pora mewah yang menghina perkara-perkara suci bersama seribu dari pembesar-pembesarnya, selir-selir, dan istri-istri lainnya. Tiba-tiba, suatu tulisan tangan yang aneh muncul pada dinding. Hal ini membuat raja begitu takut sehingga sendi-sendi pinggulnya menjadi lemas dan lutut-lututnya berantukan. Sekali lagi, Daniel, hamba dari Allah yang sejati, dipanggil untuk menafsirkan itu karena semua orang bijak dari Babel tidak sanggup melakukannya.
19. Apa yang menonjol ketika Daniel menafsirkan tulisan tangan pada dinding?
19 Meskipun sendirian dalam lingkungan yang serba mewah dan bersikap bermusuhan itu, Daniel tidak merasa gentar atau membuat ia mengencerkan beritanya atau kehilangan pandangan terhadap masalah itu. Dengan sikap tenang dan yakin, dengan kata-kata yang jelas dan berwibawa, ia memberi kesaksian mengenai Allahnya. Daniel tidak merasa puas dengan hanya menafsirkan tulisan tangan itu, tetapi ia mengingatkan raja bahwa Allah Yehuwa telah merendahkan kakeknya dengan membuat ia hidup seperti binatang liar sampai akhirnya ia mengakui bahwa Allah Yang Maha Tinggi adalah Penguasa dalam kerajaan umat manusia. ”Walaupun tuanku mengetahui semuanya ini,” kata Daniel kepada Belsyazar, ’tuanku tidak merendahkan diri melainkan menajiskan bejana-bejana dari bait [Yehuwa] dan memuji dewa-dewa dari emas, perak, tembaga, besi, kayu, dan batu yang tidak dapat melihat, mendengar, atau mengetahui apa-apa. Tetapi Allah yang menentukan segala jalan tuanku, tidak tuanku muliakan. Karena itu, dekrit ini dikeluarkan oleh-Nya. Tuanku telah ditimbang dalam timbangan dan didapati kurang, dan kerajaan tuanku telah dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.’ Ya, sekali lagi Daniel memberikan teladan yang sangat bagus dalam iman dan keberanian bagi hamba-hamba Allah dewasa ini.—Daniel 5:22-28.
20. Selama pemerintahan Darius, teladan apalagi mengenai iman yang besar diberikan oleh Daniel?
20 Dalam pasal 6 dari buku Daniel, kita mendapati satu contoh lagi yang bagus mengenai iman dan keberanian. Raja Darius sekarang menjadi penguasa dan menjadikan Daniel salah seorang dari tiga penguasa utama dari kerajaannya. Yang lain-lain, yang iri hati kepada Daniel, membujuk sang raja untuk membuat undang-undang yang memerintahkan agar selama 30 hari tidak seorang pun boleh mengajukan permohonan kepada pribadi lain kecuali sang raja. Mereka menyadari bahwa inilah satu-satunya cara untuk mendakwa Daniel. Ia mengabaikan undang-undang itu dan terus berdoa di kamarnya di atas loteng dengan jendela terbuka, menghadap Yerusalem. Karena didapati bersalah melanggar dekrit raja, Daniel ditahan dan dimasukkan ke dalam gua singa sesuai dengan hukuman yang dinyatakan dalam undang-undang itu. Sekali lagi Allah memberkati iman dan keberanian Daniel. Bagaimana? Seperti dikatakan Ibrani 11:33, Yehuwa ”menutup mulut singa-singa.”
21. Mengingat teladan iman dan keberanian yang dicatat dalam keenam pasal pertama dari buku Daniel, apa seharusnya yang menjadi tekad kita yang teguh?
21 Betapa menguatkan iman peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam Daniel pasal 1 sampai 6! Betapa besar berkat yang Allah Yehuwa berikan kepada mereka yang memperlihatkan iman dan keberanian! Di satu pihak, ini terjadi dengan ditinggikannya mereka dan di pihak lain, dengan mengalami penyelamatan secara mujizat. Sesungguhnya, kita dapat memperoleh penghiburan dan pengharapan dari pengalaman saksi-saksi yang setia ini pada waktu menghadapi ujian. Sebenarnya, untuk tujuan inilah hal-hal tersebut dicatat! Maka, semoga kita bertekad untuk menjadi peniru-peniru yang baik dari iman dan keberanian sedemikian.—Roma 15:4; Ibrani 6:12.
-