PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Dua Perumpamaan tentang Kebun Anggur
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Para penggarap membunuh putra pemilik kebun anggur

      BAB 106

      Dua Perumpamaan tentang Kebun Anggur

      MATIUS 21:28-46 MARKUS 12:1-12 LUKAS 20:9-19

      • PERUMPAMAAN TENTANG DUA PUTRA

      • PERUMPAMAAN TENTANG PARA PENGGARAP KEBUN ANGGUR

      Di bait, para imam kepala dan pemimpin orang Yahudi baru saja mempertanyakan wewenang Yesus untuk melakukan berbagai hal. Tapi, jawaban Yesus membuat mereka terdiam. Yesus sekarang memberikan perumpamaan yang menunjukkan orang seperti apa mereka.

      Yesus menceritakan, ”Ada seorang pria yang punya dua anak. Dia datang kepada yang pertama dan berkata, ’Nak, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.’ Anak itu menjawab, ’Tidak mau,’ tapi belakangan, dia menyesal dan pergi. Lalu dia mendekati yang kedua dan mengatakan yang sama. Anak itu menjawab, ’Baik, Pak,’ tapi tidak pergi. Anak yang mana yang menuruti ayahnya?” (Matius 21:28-31) Jawabannya jelas. Anak yang pertamalah yang pada akhirnya melakukan apa yang diminta ayahnya.

      Yesus memberi tahu para penentangnya, ”Sesungguhnya kukatakan kepada kalian bahwa pemungut pajak dan pelacur akan masuk ke Kerajaan Allah lebih dulu daripada kalian.” Para pemungut pajak dan pelacur awalnya tidak mau melayani Allah. Namun, seperti anak pertama tadi, mereka bertobat dan sekarang melayani Dia. Sebaliknya, para pemimpin agama mirip dengan anak kedua, yang mengaku melayani Allah tapi sebenarnya tidak melakukannya. Yesus mengatakan, ”Yohanes [Pembaptis] datang kepada kalian untuk menunjukkan jalan kebenaran, tapi kalian tidak percaya kepadanya. Para pemungut pajak dan pelacur percaya kepadanya, tapi setelah melihat itu pun, kalian tidak menyesal dan masih tidak percaya.”​—Matius 21:31, 32.

      Yesus kemudian menceritakan perumpamaan lain. Kali ini, Yesus menunjukkan bahwa para pemimpin agama itu bukan hanya tidak melayani Allah, tapi juga sangat jahat. Yesus mengatakan, ”Ada orang yang membuat kebun anggur, memasang pagar di sekelilingnya, membuat tempat pemerasan anggur, dan mendirikan menara penjaga. Lalu, dia menyewakannya kepada para penggarap dan pergi ke luar negeri. Sewaktu musim panen tiba, dia mengutus seorang budak kepada para penggarap itu untuk mengambil sebagian buah dari kebun anggur itu. Tapi mereka menangkap budak itu, memukulinya, dan menyuruhnya pergi dengan tangan kosong. Dia mengutus budak lain lagi, tapi mereka memukul kepala budak itu dan merendahkannya. Dia mengutus budak lain, tapi mereka membunuhnya. Dia mengutus banyak budak lain, tapi sebagian mereka pukuli dan sebagian mereka bunuh.”​—Markus 12:1-5.

      Apakah orang-orang yang ada di sana mengerti perumpamaan itu? Mereka mungkin ingat kata-kata Yesaya ini: ”Orang Israel adalah kebun anggur Yehuwa yang berbala tentara; orang Yehuda adalah perkebunan yang sangat disukai-Nya. Dia terus mengharapkan keadilan, tapi yang ada hanya apa yang tidak adil.” (Yesaya 5:7) Perumpamaan Yesus mirip dengan itu. Pemilik kebun anggur adalah Yehuwa, dan kebun itu adalah bangsa Israel, yang dipagari dan dilindungi oleh Hukum Allah. Yehuwa mengutus nabi-nabi untuk mengajar umat-Nya dan membuat mereka menghasilkan buah yang baik.

      Bagaimana sikap para penggarap terhadap budak-budak yang diutus kepada mereka? Para penggarap itu memperlakukan mereka dengan kejam dan bahkan membunuh beberapa budak. Yesus melanjutkan, ”Sekarang hanya satu orang lagi yang dia punya, yaitu anaknya yang dia sayangi. Terakhir, dia mengutus anaknya kepada mereka karena berpikir, ’Mereka akan menghormati anakku.’ Tapi para penggarap itu berkata satu sama lain, ’Dia ahli warisnya. Ayo kita bunuh dia, dan warisannya akan jadi milik kita.’ Maka mereka menangkap dia [dan] membunuhnya.”​—Markus 12:6-8.

      Yesus lalu bertanya, ”Apa yang akan dilakukan pemilik kebun anggur itu?” (Markus 12:9) Para pemimpin agama menjawab, ”Karena mereka jahat, dia pasti akan membunuh mereka dan akan menyewakan kebun anggur itu kepada penggarap lain, yang akan memberi dia buah pada musimnya.”​—Matius 21:41.

      Mereka tidak sadar bahwa mereka sedang membicarakan masa depan mereka sendiri, karena mereka termasuk para penggarap yang jahat itu. Sebagai pemilik kebun anggur, Yehuwa mengharapkan penggarap seperti mereka menghasilkan buah, yaitu iman kepada Putra-Nya, sang Mesias. Yesus lalu memandang para pemimpin agama itu dan berkata, ”Apa kalian tidak pernah baca? Sebuah ayat berkata, ’Batu yang ditolak tukang bangunan telah menjadi batu yang utama. Itu berasal dari Yehuwa, dan itu luar biasa bagi kita.’” (Markus 12:10, 11) Yesus menyimpulkan, ”Karena itulah saya berkata kepada kalian, Kerajaan Allah akan diambil dari kalian dan diberikan kepada suatu bangsa yang melakukan kehendak-Nya.”​—Matius 21:43.

      Para ahli Taurat dan imam kepala sadar bahwa ”merekalah yang [Yesus] maksud dalam perumpamaannya”. (Lukas 20:19) Mereka pun semakin ingin membunuh Yesus, sang ahli waris. Tapi mereka takut kepada orang-orang, yang menganggap Yesus nabi. Jadi, mereka tidak berusaha membunuhnya saat itu.

  • Seorang Raja Mengundang Orang-Orang ke Pesta Pernikahan
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Raja menyuruh agar seorang pria yang tidak memakai baju pesta diusir

      BAB 107

      Seorang Raja Mengundang Orang-Orang ke Pesta Pernikahan

      MATIUS 22:1-14

      • PERUMPAMAAN TENTANG PESTA PERNIKAHAN

      Pelayanan Yesus di bumi sebentar lagi berakhir, dan dia terus menggunakan perumpamaan untuk membongkar kejahatan para ahli Taurat dan imam kepala. Jadi, mereka ingin membunuh dia. (Lukas 20:19) Tapi, Yesus belum selesai. Dia menceritakan perumpamaan lain:

      ”Kerajaan surga itu bisa disamakan dengan seorang raja yang mengadakan pesta pernikahan bagi putranya. Dia mengutus budak-budaknya untuk memanggil para undangan ke pesta pernikahan, tapi mereka tidak mau datang.” (Matius 22:2, 3) Yesus memulai perumpamaannya dengan menyebutkan tentang ”Kerajaan surga”. Jadi, sang raja pasti adalah Yehuwa. Putra sang raja adalah Putra Yehuwa, yang sedang menceritakan perumpamaan itu, dan para tamu adalah mereka yang diundang untuk memerintah bersama sang Putra dalam Kerajaan surga.

      Siapa yang pertama-tama diundang? Mereka adalah bangsa Yahudi, yang selama ini mendengar berita tentang Kerajaan Allah dari Yesus dan para rasul. (Matius 10:6, 7; 15:24) Pada tahun 1513 SM, bangsa itu menerima perjanjian Hukum Musa. Dengan demikian, mereka mendapat kesempatan pertama untuk menjadi anggota ”kerajaan yang dipimpin para imam”. (Keluaran 19:5-8) Tapi, mereka baru diundang ke ”pesta pernikahan” pada tahun 29 M, ketika Yesus mulai memberitakan tentang Kerajaan surga.

      Apa tanggapan kebanyakan orang Israel? Seperti yang Yesus katakan, ”mereka tidak mau datang”. Kebanyakan pemimpin agama dan orang Israel tidak mau menerima Yesus sebagai Mesias dan Raja yang Allah tunjuk.

      Namun, Yesus memberitahukan bahwa orang Yahudi akan diberi kesempatan kedua. Dia mengatakan, ”[Sang raja] mengutus budak-budak lain dengan pesan, ’Beri tahu para undangan, ”Saya sudah siapkan jamuan makan. Sapi-sapi dan binatang-binatang terbaik sudah disembelih, dan semuanya sudah siap. Datanglah ke pesta pernikahan.”’ Tapi mereka tidak peduli dan pergi, ada yang ke ladangnya, ada yang mengurus usahanya, sedangkan yang lain menangkap budak-budaknya, memperlakukan mereka dengan hina, dan membunuh mereka.” (Matius 22:4-6) Itu terjadi setelah sidang Kristen terbentuk. Saat itu, bangsa Yahudi masih diundang untuk memerintah dalam Kerajaan Allah, namun kebanyakan menolaknya, bahkan menganiaya ’budak-budak sang raja’.​—Kisah 4:13-18; 7:54, 58.

      Apa akibatnya? Yesus mengatakan, ”Raja pun murka. Dia mengirim pasukannya, membunuh para pembunuh itu, dan membakar kota mereka.” (Matius 22:7) Itulah yang dialami bangsa Yahudi pada tahun 70 M, ketika orang Romawi menghancurkan kota mereka, Yerusalem.

      Setelah orang-orang itu menolak undangan sang raja, apakah ada orang lain yang diundang? Ada. Yesus mengatakan, ”Lalu [sang raja] berkata kepada budak-budaknya, ’Pesta pernikahan sudah siap, tapi para undangan itu tidak layak menghadirinya. Jadi pergilah ke jalan-jalan yang menuju ke luar kota, dan undang siapa saja yang kalian temui ke pesta pernikahan ini.’ Maka, budak-budak itu pergi ke jalan-jalan dan mengumpulkan semua orang yang mereka temui, yang jahat maupun yang baik. Ruangan untuk upacara pernikahan itu pun penuh dengan para tamu.”​—Matius 22:8-10.

      Ini dimulai ketika Rasul Petrus membantu orang-orang dari bangsa lain untuk menjadi orang Kristen. Pada tahun 36 M, Kornelius, seorang perwira Romawi, dan juga keluarganya menerima kuasa kudus Allah. Dengan demikian, mereka mendapat kesempatan untuk memerintah dalam Kerajaan surga.​—Kisah 10:1, 34-48.

      Yesus memberitahukan bahwa tidak semua tamu yang datang dinilai layak oleh sang raja. Yesus berkata, ”Ketika raja masuk untuk memeriksa para tamu, dia melihat seorang pria yang tidak memakai baju pesta. Maka raja bertanya, ’Kawan, kenapa kamu datang ke sini tanpa baju pesta?’ Dia diam saja. Lalu raja berkata kepada hamba-hambanya, ’Ikat tangan dan kakinya, dan lemparkan dia ke luar, ke dalam kegelapan. Di sanalah dia akan menangis dan menggertakkan gigi.’ Ada banyak yang diundang, tapi sedikit yang dipilih.”​—Matius 22:11-14.

      Para pemimpin agama yang mendengar Yesus mungkin tidak mengerti arti perumpamaannya. Namun, mereka tetap tidak senang dan malah semakin bertekad untuk membunuh orang yang mempermalukan mereka ini.

  • Yesus Tidak Bisa Dijebak
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Sambil menunjukkan uang logam, Yesus menjawab pertanyaan orang Farisi yang licik

      BAB 108

      Yesus Tidak Bisa Dijebak

      MATIUS 22:15-40 MARKUS 12:13-34 LUKAS 20:20-40

      • BERIKAN MILIK KAISAR KEPADA KAISAR

      • PERNIKAHAN SETELAH KEBANGKITAN

      • DUA PERINTAH TERPENTING

      Musuh-musuh Yesus, yaitu para pemimpin agama, benar-benar kesal. Yesus baru saja menceritakan beberapa perumpamaan yang menunjukkan betapa jahatnya mereka. Jadi, orang-orang Farisi sekarang berunding untuk menjebak dia. Mereka ingin Yesus mengatakan sesuatu yang membuat dia bisa ditangkap dan diserahkan kepada gubernur Romawi. Maka, mereka membayar beberapa pengikut mereka untuk menjebak Yesus.​—Lukas 6:7.

      Orang-orang itu bertanya kepada Yesus, ”Guru, kami tahu Guru berbicara dan mengajar dengan benar, tidak berat sebelah, dan mengajarkan jalan Allah sesuai dengan kebenaran. Nah, apa kita boleh membayar pajak kepala kepada Kaisar?” (Lukas 20:21, 22) Yesus tidak tertipu dengan pujian orang-orang yang munafik dan licik itu. Jika dia mengatakan, ’Tidak, kita tidak boleh membayar pajak itu,’ dia bisa dituduh menyulut pemberontakan terhadap pemerintah Romawi. Tapi kalau dia berkata, ’Ya, bayarlah pajak itu,’ orang-orang di sana, yang tidak suka berada di bawah kekuasaan Romawi, bisa salah paham dan menyerang dia. Jadi, apa jawaban Yesus?

      ”Orang-orang munafik, kenapa kalian menguji saya? Coba tunjukkan kepada saya uang logam untuk pajak itu.” Mereka memberinya satu uang logam dinar. Yesus bertanya, ”Gambar dan nama siapa ini?” Mereka menjawab, ”Kaisar.” Dengan bijak, Yesus lalu memberikan perintah ini: ”Jadi berikan milik Kaisar kepada Kaisar, tapi milik Allah kepada Allah.”​—Matius 22:18-21.

      Orang-orang itu kagum mendengar jawaban Yesus. Mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi, jadi mereka pun pergi. Tapi, masih ada yang ingin menjebak Yesus. Mereka adalah para pemimpin kelompok Saduki.

      Orang Saduki, yang tidak percaya kebangkitan, bertanya soal kebangkitan dan perkawinan ipar, ”Guru, Musa bilang, ’Kalau ada pria yang mati tanpa punya anak, kakak atau adiknya harus menikahi jandanya dan memberikan keturunan untuk saudaranya itu.’ Nah, ada tujuh pria kakak beradik yang bersama kami. Yang sulung menikah lalu mati, dan karena dia tidak punya keturunan, adiknya menikahi jandanya. Hal yang sama terjadi pada yang kedua dan yang ketiga, terus sampai yang ketujuh. Terakhir, wanita itu mati. Pada kebangkitan, wanita itu akan jadi istri siapa dari ketujuh pria itu? Mereka semua pernah menikahi dia.”​—Matius 22:24-28.

      Yesus menjawab orang Saduki menggunakan tulisan Musa, yang mereka percayai. Yesus berkata, ”Kalian tidak mengerti Kitab Suci ataupun kuasa Allah. Karena itulah kalian keliru. Sewaktu bangkit dari antara orang mati, pria dan wanita tidak menikah atau dinikahkan, tapi mereka seperti malaikat di surga. Tapi mengenai kebangkitan orang mati, apa kalian belum pernah baca kisah tentang semak berduri dalam kitab Musa? Saat itu, Allah berkata kepada Musa, ’Aku adalah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.’ Dia adalah Allah orang hidup, bukan Allah orang mati. Kalian sangat keliru.” (Markus 12:24-27; Keluaran 3:1-6) Orang-orang kagum mendengar jawaban itu.

      Orang Farisi dan Saduki tidak bisa membantah Yesus lagi. Jadi sekarang, mereka bekerja sama untuk menguji dia. Seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus, ”Guru, perintah mana yang paling utama dalam Taurat?”​—Matius 22:36.

      Yesus menjawab, ”Ini yang paling penting: ’Israel, dengarlah! Yehuwa itu Allah kita, Yehuwa itu esa, dan kasihilah Yehuwa Allahmu dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, seluruh pikiran, dan seluruh kekuatanmu.’ Yang kedua, ’Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.’ Tidak ada perintah lain yang lebih penting daripada kedua perintah itu.”​—Markus 12:29-31.

      Mendengar itu, ahli Taurat tersebut berkata, ”Jawaban Guru bagus dan sesuai dengan kebenaran bahwa ’Allah itu esa, dan tidak ada Allah lain selain Dia’. Dan, mengasihi Dia dengan sepenuh hati, seluruh pikiran, dan seluruh kekuatan, juga mengasihi sesama seperti diri sendiri, itu jauh lebih penting daripada memberikan persembahan bakaran dan korban.” Karena jawaban pria itu benar, Yesus memberi tahu dia, ”Kamu tidak jauh dari Kerajaan Allah.”​—Markus 12:32-34.

      Yesus sudah mengajar di bait selama tiga hari (tanggal 9, 10, dan 11 Nisan). Sejumlah orang, termasuk ahli Taurat itu, senang mendengarkan ajarannya. Tapi, para pemimpin agama sangat marah. Meski begitu, mereka tidak ”berani menanyai dia lagi”.

  • Yesus Mengecam Para Pemimpin Agama
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Yesus mengecam para pemimpin agama

      BAB 109

      Yesus Mengecam Para Pemimpin Agama

      MATIUS 22:41–23:24 MARKUS 12:35-40 LUKAS 20:41-47

      • KRISTUS ITU PUTRA SIAPA?

      • YESUS MEMBONGKAR KEMUNAFIKAN MUSUH-MUSUHNYA

      Musuh-musuh Yesus tidak berhasil menjebak dia. Jadi, mereka tidak bisa menyerahkan dia kepada pemerintah Romawi. (Lukas 20:20) Sekarang masih tanggal 11 Nisan, dan Yesus berada di bait. Kini Yesus ingin menunjukkan kepada para pemimpin agama siapa dia sebenarnya. Yesus bertanya, ”Apa pendapat kalian tentang Kristus? Dia putra siapa?” (Matius 22:42) Orang-orang Yahudi tahu bahwa Kristus, atau Mesias, adalah keturunan Daud. Jadi itulah jawaban para pemimpin agama.​—Matius 9:27; 12:23; Yohanes 7:42.

      Yesus bertanya lagi, ”Kalau begitu, kenapa Daud mendapat ilham untuk menyebut dia Tuan sewaktu berkata, ’Yehuwa berkata kepada Tuanku, ”Duduklah di sebelah kanan-Ku sampai Aku membuat musuh-musuhmu takluk di bawah kakimu”’? Kalau Daud menyebut dia Tuan, bagaimana mungkin dia putra Daud?”​—Matius 22:43-45.

      Orang Farisi berpikir bahwa Mesias adalah seorang keturunan Daud yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Namun dengan mengutip kata-kata Daud di Mazmur 110:1, 2, Yesus menunjukkan bahwa Mesias bukanlah manusia biasa yang menjadi penguasa. Dia adalah Tuan dari Daud, yang akan memerintah setelah duduk di sebelah kanan Allah. Jawaban Yesus ini membuat orang Farisi terdiam.

      Para murid dan orang-orang lain mendengarkan percakapan itu. Yesus sekarang memperingatkan mereka tentang para ahli Taurat dan orang Farisi yang ”mengambil kedudukan Musa” untuk mengajarkan Hukum Allah. Yesus memberi tahu para pendengarnya, ”Lakukan semua yang mereka beri tahukan kepada kalian, tapi jangan bertindak seperti mereka, karena mereka berbicara tapi tidak melakukan.”​—Matius 23:2, 3.

      Yesus kemudian memberikan contoh tindakan mereka yang munafik. Dia berkata, ”Mereka memperbesar kotak-kotak berisi ayat yang mereka pakai sebagai jimat.” Sejumlah orang Yahudi memakai kotak-kotak kecil berisi ayat dari hukum Taurat. Mereka memakainya di dahi atau lengan mereka. Namun, orang Farisi memakai kotak yang lebih besar untuk memberikan kesan bahwa mereka sangat menaati hukum Taurat. Selain itu, mereka ”memperpanjang rumbai pakaian mereka”. Orang Israel memang diperintahkan untuk membuat pinggiran berumbai pada pakaian mereka, tapi orang Farisi membuat rumbai yang lebih panjang. (Bilangan 15:38-40) Mereka melakukan semua itu ”untuk dilihat orang”.​—Matius 23:5.

      Kesombongan seperti itu bisa menular bahkan kepada murid-murid Yesus. Jadi Yesus menasihati mereka, ”Janganlah kalian dipanggil Rabi, karena Guru kalian satu, dan kalian semua bersaudara. Juga, jangan sebut siapa pun di bumi Bapak, karena Bapak kalian satu, yaitu yang di surga. Juga, jangan disebut pemimpin, karena Pemimpin kalian satu, yaitu Kristus.” Jadi, bagaimana seharusnya sikap para murid? Yesus memberi tahu mereka, ”Yang terbesar di antara kalian harus menjadi pelayan kalian. Siapa pun yang meninggikan diri akan direndahkan, dan siapa pun yang merendahkan diri akan ditinggikan.”​—Matius 23:8-12.

      Yesus lalu berkata kepada para ahli Taurat dan orang Farisi, ”Sungguh celaka kalian, ahli Taurat dan orang Farisi, orang-orang munafik! Kalian menutup pintu Kerajaan surga di depan orang-orang. Kalian sendiri tidak masuk, dan kalian tidak mengizinkan orang yang mau masuk.”​—Matius 23:13.

      Yesus mengecam orang Farisi karena mereka tidak memedulikan hal-hal yang Yehuwa anggap penting. Mereka malah membuat berbagai peraturan tidak masuk akal. Misalnya mereka mengatakan, ”Kalau seseorang bersumpah demi bait, itu tidak ada artinya, tapi kalau dia bersumpah demi emas di bait, dia terikat sumpah itu.” Mereka lebih mementingkan emas di bait daripada nilai bait itu sebagai tempat ibadah kepada Yehuwa. Jadi, mereka buta secara rohani. Mereka ”mengabaikan hal-hal yang lebih penting dalam Taurat, yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan”.​—Matius 23:16, 23; Lukas 11:42.

      Yesus mengatakan kepada orang-orang Farisi itu, ”Penuntun-penuntun buta, nyamuk kalian singkirkan dari minuman kalian, tapi unta malah kalian telan!” (Matius 23:24) Mereka menyaring nyamuk dari minuman mereka karena menurut Taurat, nyamuk dianggap najis. Namun, mereka mengabaikan hal-hal yang lebih penting dalam Taurat. Mereka seolah menelan unta, yang juga binatang yang najis, namun jauh lebih besar daripada nyamuk.​—Imamat 11:4, 21-24.

  • Hari Terakhir Yesus di Bait
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Hari Terakhir Yesus di Bait

      MATIUS 23:25–24:2 MARKUS 12:41–13:2 LUKAS 21:1-6

      • YESUS SEKALI LAGI MENGECAM PARA PEMIMPIN AGAMA

      • BAIT AKAN DIHANCURKAN

      • SEORANG JANDA MISKIN MENYUMBANGKAN DUA UANG LOGAM KECIL

      Pada hari terakhirnya di bait, Yesus terus membongkar kemunafikan para ahli Taurat dan orang Farisi. Dia bahkan terang-terangan menyebut mereka munafik. Dia berkata, ”Kalian membersihkan bagian luar mangkuk dan piring, tapi bagian dalamnya penuh dengan keserakahan dan nafsu yang tak terkendali. Orang Farisi yang buta, bersihkan dulu bagian dalam mangkuk dan piring itu, supaya bagian luarnya juga bersih.” (Matius 23:25, 26) Orang Farisi begitu memperhatikan kebersihan dan penampilan luar, tapi mereka tidak membersihkan pikiran dan hati mereka.

      Mereka dengan munafik membangun dan menghiasi makam para nabi. Padahal, seperti yang Yesus katakan, mereka adalah ”keturunan dari pembunuh para nabi”. (Matius 23:31) Buktinya, mereka sekarang berusaha membunuh Yesus.​—Yohanes 5:18; 7:1, 25.

      Yesus kemudian mengatakan apa yang akan dialami para pemimpin agama itu jika tidak bertobat: ”Ular-ular, keturunan ular berbisa, bagaimana kalian akan lolos dari hukuman Gehena?” (Matius 23:33) Gehena, atau Lembah Hinom, adalah tempat pembakaran sampah yang ada di dekat sana. Itu cocok menggambarkan kebinasaan abadi yang akan dialami para ahli Taurat dan orang Farisi yang jahat.

      Murid-murid Yesus akan mewakili dia sebagai ”nabi, orang bijak, dan guru”. Bagaimana mereka akan diperlakukan? Yesus berkata kepada para pemimpin agama, ”Sebagian dari [murid-murid saya] akan kalian bunuh dan hukum mati di tiang, dan sebagian akan kalian cambuk di rumah-rumah ibadah kalian dan aniaya dari kota ke kota, sehingga kalian akan menanggung darah semua orang benar yang ditumpahkan di bumi, mulai dari darah Habel yang adalah orang benar sampai Zakharia . . . yang kalian bunuh.” Yesus memperingatkan, ”Hukuman atas semua dosa itu akan menimpa generasi ini.” (Matius 23:34-36) Itulah yang terjadi pada tahun 70 M, ketika pasukan Romawi menghancurkan Yerusalem dan menewaskan ribuan orang Yahudi.

      Yesus sedih dan tertekan karena memikirkan keadaan mengerikan yang akan menimpa kota itu. Dia berkata, ”Yerusalem, Yerusalem, yang membunuh para nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu, sudah sering saya berupaya mengumpulkan anak-anakmu, seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya! Tapi kalian tidak mau. Maka, bait kalian akan ditinggalkan.”​—Matius 23:37, 38.

      Yesus menambahkan, ”Saya katakan kepada kalian, mulai sekarang, kalian tidak akan melihat saya lagi sampai kalian berkata, ’Diberkatilah dia yang datang dengan nama Yehuwa!’” (Matius 23:39) Yesus sedang mengutip nubuat di Mazmur 118:26, yaitu: ”Diberkatilah dia yang datang dengan nama Yehuwa; kami memberkati kalian dari rumah Yehuwa.” Jadi, orang-orang akan datang untuk beribadah ”dengan nama Yehuwa”, tapi bukan ke bait yang ada di bumi, karena bait itu akan dihancurkan.

      Yesus lalu pergi ke bagian lain di bait, ke tempat kotak-kotak sumbangan. Orang-orang memasukkan sumbangan mereka melalui lubang kecil di setiap kotak. Yesus melihat berbagai macam orang Yahudi memberikan sumbangan, termasuk orang-orang kaya yang ”memasukkan banyak uang logam”. Yesus juga mengamati seorang janda miskin ”memasukkan dua uang logam yang nilainya sangat kecil”. (Markus 12:41, 42) Yesus tahu bahwa Allah sangat senang dengan sumbangan janda itu.

      Yesus memanggil murid-muridnya dan berkata, ”Sesungguhnya kukatakan, janda miskin ini memasukkan lebih banyak daripada semua orang lain yang memasukkan uang ke kotak sumbangan.” Mengapa Yesus berkata begitu? Dia menjelaskan, ”Mereka semua memberi dari kelebihan harta mereka. Tapi dia, meski berkekurangan, memasukkan semua miliknya, semua yang dia miliki untuk menunjang hidupnya.” (Markus 12:43, 44) Janda ini sungguh berbeda dengan para pemimpin agama!

      Setelah itu, Yesus meninggalkan bait untuk terakhir kalinya. Waktu itu masih tanggal 11 Nisan. Salah satu muridnya berkata, ”Guru, lihat batu-batu dan bangunan yang luar biasa ini!” (Markus 13:1) Beberapa batu di tembok bait memang luar biasa besar sehingga bait itu terlihat sangat kokoh dan tidak mungkin hancur. Jadi, kata-kata Yesus berikutnya pasti terdengar aneh. ”Kalian lihat semua bangunan yang megah ini? Semua ini akan dirobohkan. Tidak akan ada satu batu pun yang masih tersusun di atas batu lainnya,” katanya.​—Markus 13:2.

      Dari sana, Yesus dan para rasulnya menyeberangi Lembah Kidron dan mendaki Gunung Zaitun. Di sana, Yesus didekati oleh empat rasulnya, yaitu Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes. Dari atas gunung itu, mereka bisa melihat bait yang megah.

  • Para Rasul Bertanya tentang Peristiwa-Peristiwa di Masa Depan
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Yesus menjawab pertanyaan empat rasulnya

      BAB 111

      Para Rasul Bertanya tentang Peristiwa-Peristiwa di Masa Depan

      MATIUS 24:3-51 MARKUS 13:3-37 LUKAS 21:7-38

      • TANDA KEHADIRAN YESUS DAN PENUTUP ZAMAN

      • NUBUAT YESUS MENJADI KENYATAAN PADA ZAMAN DULU DAN ZAMAN SEKARANG

      • KITA HARUS SELALU BERJAGA-JAGA

      Sekarang hari Selasa sore, dan tanggal 11 Nisan sebentar lagi berakhir. Pelayanan Yesus di bumi juga hampir selesai. Beberapa hari ini, Yesus sibuk mengajar di bait pada siang hari, dan malamnya dia menginap di luar Yerusalem. Banyak orang senang mendengarkan Yesus, jadi ”pagi-pagi sekali, semua orang datang ke bait”. (Lukas 21:37, 38) Tapi, Yesus tidak akan ke bait lagi. Sekarang, dia duduk di Gunung Zaitun bersama empat rasulnya, yaitu Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes.

      Empat rasul ini mendatangi Yesus karena dia sebelumnya menubuatkan bahwa tidak akan ada batu dari bait yang dibiarkan tersusun. Jadi, mereka ingin tahu apa yang akan terjadi atas bait. Tapi, bukan hanya itu yang mereka pikirkan. Yesus sebelumnya menasihati mereka, ”Tetaplah siaga, karena Putra manusia akan datang pada jam yang tidak kalian sangka.” (Lukas 12:40) Dia juga pernah berbicara tentang ”hari Putra manusia menunjukkan kuasanya”. (Lukas 17:30) Para rasul ingin tahu apakah hal-hal itu ada hubungannya dengan kata-kata Yesus tentang bait. Mereka berkata, ”Beri tahu kami, kapan hal-hal itu akan terjadi, dan apa yang akan menjadi tanda kehadiranmu dan tanda penutup zaman ini?”​—Matius 24:3.

      Mereka mungkin ingin tahu tentang kehancuran bait di Yerusalem, yang terlihat dari tempat mereka duduk. Selain itu, mereka bertanya tentang kehadiran Putra manusia sebagai Raja. Mereka bisa jadi ingat perumpamaan Yesus tentang ’bangsawan yang pergi ke negeri yang jauh untuk menjadi raja, dan setelah itu akan kembali’. (Lukas 19:11, 12) Para rasul ini juga ingin tahu apa ”tanda penutup zaman ini”.

      Jawaban Yesus sangat terperinci. Dia memberitahukan tanda yang menunjukkan kapan zaman Yahudi pada waktu itu berakhir dan bait mereka dihancurkan. Tanda ini juga membantu orang Kristen untuk tahu apakah mereka sekarang hidup pada masa ’kehadiran’ Yesus, yang adalah penutup zaman akhir.

      Seiring berlalunya waktu, para rasul bisa melihat bahwa nubuat Yesus menjadi kenyataan. Banyak nubuat Yesus mulai terjadi pada zaman mereka. Karena itu, pada tahun 70 M, yaitu 37 tahun setelah Yesus menyampaikan nubuatnya, para pengikutnya bisa siap menghadapi akhir zaman Yahudi dan kehancuran bait mereka. Namun pada tahun itu, tidak semua nubuat Yesus sudah menjadi kenyataan. Masih ada nubuat yang akan terjadi selama kehadiran Yesus sebagai Raja Kerajaan Allah. Apa saja itu?

      Yesus menubuatkan bahwa akan ada ”peperangan dan berita-berita perang” dan ”bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan”. (Matius 24:6, 7) Dia juga mengatakan bahwa ”akan ada gempa bumi yang besar, dan di mana-mana akan ada kekurangan makanan dan wabah penyakit”. (Lukas 21:11) Yesus lalu memperingatkan murid-muridnya, ”Orang-orang akan menangkap dan menganiaya kalian.” (Lukas 21:12) Selain itu, akan ada nabi-nabi palsu yang menyesatkan banyak orang. Kejahatan akan meningkat, dan kebanyakan orang tidak akan memiliki kasih. Yesus juga berkata bahwa ”kabar baik tentang Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi, sebagai kesaksian bagi semua bangsa, kemudian akhir itu akan datang”.​—Matius 24:14.

      Sebagian nubuat itu terjadi sebelum dan selama Yerusalem dihancurkan oleh orang Romawi. Tapi, nubuat itu menjadi kenyataan dalam skala yang lebih besar pada zaman kita. Bukankah kita sekarang sudah melihat buktinya?

      Salah satu tanda kehadiran Yesus adalah munculnya ”hal menjijikkan yang membawa kehancuran”. (Matius 24:15) Ini terjadi pada tahun 66 M, ketika pasukan Romawi ”berkemah di sekeliling Yerusalem” dan merusak sebagian tembok kota itu. Mereka membawa bendera-bendera yang menunjukkan penyembahan berhala mereka. (Lukas 21:20) Jadi, ”hal menjijikkan” ini ada di tempat yang tidak seharusnya, yaitu di kota yang dianggap kudus oleh bangsa Yahudi.

      Yesus juga bernubuat, ”Akan ada kesengsaraan besar yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang, dan tidak akan terjadi lagi.” Pada tahun 70 M, pasukan Romawi menghancurkan Yerusalem, ”kota suci” itu, beserta baitnya. Orang Yahudi mengalami kesengsaraan yang besar, dan ribuan orang kehilangan nyawa. (Matius 4:5; 24:21) Yerusalem tidak pernah dihancurkan sampai seperti itu, dan orang Yahudi tidak pernah begitu sengsara. Karena bait sudah hancur, berakhirlah pengaturan ibadah yang telah dijalankan orang Yahudi selama berabad-abad. Jelaslah, sewaktu kata-kata Yesus terjadi dalam skala yang lebih besar nanti, keadaannya juga akan sangat parah.

      PARA PENGIKUT YESUS BISA TETAP OPTIMIS SELAMA AKHIR ZAMAN

      Yesus belum selesai menjelaskan tentang tanda kehadirannya sebagai Raja Kerajaan Allah dan tanda penutup zaman akhir. Sekarang, Yesus memperingatkan mereka bahwa banyak ’Kristus palsu dan nabi palsu’ akan mencoba menyesatkan ”orang-orang pilihan”. (Matius 24:24) Tapi, orang-orang pilihan ini tidak akan disesatkan, karena mereka tahu bahwa kehadiran Yesus tidak akan terlihat, sedangkan Kristus-Kristus palsu hanyalah manusia yang kelihatan.

      Yesus lalu menjelaskan apa yang akan terjadi selama kesengsaraan besar pada akhir zaman. Dia berkata, ”Matahari akan menjadi gelap, bulan tidak akan bercahaya, bintang-bintang akan jatuh dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan terguncang.” (Matius 24:29) Para rasul yang mendengar gambaran yang mengerikan itu tidak tahu pasti apa yang akan terjadi. Yang jelas, peristiwa itu pasti akan sangat dahsyat.

      Bagaimana reaksi orang-orang ketika peristiwa-peristiwa ini terjadi? Yesus menjelaskan, ”Orang akan pingsan karena ketakutan dan karena membayangkan apa yang akan menimpa bumi, sebab kuasa-kuasa langit akan terguncang.” (Lukas 21:26) Jelaslah, itu akan menjadi masa paling kelam sepanjang sejarah manusia.

      Namun, Yesus menunjukkan bahwa tidak semua orang akan takut saat Putra manusia datang ”dengan kuasa dan kemuliaan yang besar”. (Matius 24:30) Yesus berkata bahwa ada ”orang-orang pilihan” yang akan Allah selamatkan. (Matius 24:22) Jadi, bagaimana seharusnya tanggapan para pengikut Yesus ketika berbagai peristiwa menakutkan itu terjadi? Yesus berkata, ”Sewaktu hal-hal itu mulai terjadi, berdirilah dengan tegak dan angkat kepala kalian, karena kalian akan segera dibebaskan.”​—Lukas 21:28.

      Tapi, bagaimana orang Kristen bisa tahu bahwa akhir itu sudah dekat? Untuk menjelaskannya, Yesus memberikan perumpamaan tentang pohon ara. Dia berkata, ”Begitu dahan-dahan mudanya menjadi lembut dan berdaun, kalian tahu musim panas sudah dekat. Begitu juga, kalau kalian melihat semua hal itu, kalian harus tahu bahwa Putra manusia sudah di ambang pintu. Sesungguhnya kukatakan, generasi ini tidak akan lenyap sampai semuanya itu terjadi.”​—Matius 24:32-34.

      Jadi, ketika para pengikut Yesus melihat berbagai nubuat itu menjadi kenyataan, mereka bisa tahu bahwa akhir itu sudah dekat. Yesus kemudian memberikan peringatan bagi para pengikutnya yang hidup pada akhir zaman itu:

      ”Mengenai hari dan jamnya, tidak ada yang tahu. Malaikat-malaikat di surga tidak tahu, Putra pun tidak. Hanya Bapak yang tahu. Masa kehadiran Putra manusia akan sama seperti zaman Nuh. Sebelum Air Bah, orang-orang makan dan minum, pria-pria menikah dan wanita-wanita dinikahkan, sampai hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Mereka tidak memperhatikan sampai Air Bah datang dan melenyapkan mereka semua. Begitulah keadaannya nanti pada masa kehadiran Putra manusia.” (Matius 24:36-39) Jadi, sama seperti Air Bah pada zaman Nuh melanda seluruh dunia, kehadiran Yesus akan memengaruhi semua manusia.

      Para rasul yang mendengarkan Yesus di Gunung Zaitun itu sadar bahwa mereka perlu tetap siap. Yesus memperingatkan, ”Hati-hatilah, jangan sampai hati kalian terbebani karena makan berlebihan, minum berlebihan, dan mengkhawatirkan hidup, supaya hari itu tidak tiba-tiba menimpa kalian seperti perangkap. Sebab hari itu akan menimpa semua orang yang tinggal di seluruh bumi. Jadi, kalian harus tetap waspada dan selalu memohon supaya kalian berhasil selamat dari semua hal yang harus terjadi itu, dan bisa berdiri di hadapan Putra manusia.”​—Lukas 21:34-36.

      Jelaslah, Yesus tidak berbicara tentang kehancuran kota Yerusalem yang hanya memengaruhi bangsa Yahudi. Sebaliknya, dia membicarakan hal-hal yang ”akan menimpa semua orang yang tinggal di seluruh bumi”. Jadi, Yesus sekali lagi menunjukkan bahwa nubuatnya akan terjadi dalam skala yang lebih besar.

      Yesus mengatakan bahwa murid-muridnya harus tetap waspada dan siap. Untuk menandaskan hal ini, Yesus memberikan perumpamaan lain. Dia berkata, ”Pikirkan ini: Kalau tuan rumah sudah tahu pada jam berapa pencuri akan datang, dia pasti tetap berjaga dan tidak membiarkan rumahnya dibobol. Jadi pastikan bahwa kalian siap, karena Putra manusia akan datang pada waktu yang tidak kalian sangka.”​—Matius 24:43, 44.

      Yesus lalu memberitahukan mengapa para pengikutnya bisa tetap optimis. Dia meyakinkan mereka bahwa sewaktu nubuatnya sedang terjadi, akan ada ”budak” yang tetap waspada dan rajin. Yesus memberikan perumpamaan ini: ”Siapa sebenarnya budak yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh majikannya untuk mengurus para pelayan rumahnya, untuk memberi mereka makanan pada waktu yang tepat? Bahagialah budak itu kalau saat majikannya datang, majikannya melihat dia sedang melakukan tugasnya! Sesungguhnya kukatakan, majikannya akan mengangkat dia untuk mengurus semua harta miliknya.” Tapi, seandainya budak itu menjadi jahat dan memperlakukan orang lain dengan buruk, sang majikan akan ”menghukum dia seberat-beratnya”.​—Matius 24:45-51; bandingkan Lukas 12:45, 46.

      Apa maksud Yesus? Dia tidak memaksudkan bahwa sekelompok pengikutnya akan menjadi jahat. Dia ingin mengingatkan para pengikutnya untuk selalu waspada dan rajin. Dia akan memperjelas hal ini dalam perumpamaan lain.

  • Perumpamaan tentang Sepuluh Gadis—Pentingnya Selalu Siap
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Lima gadis yang bijaksana membawa lampu yang menyala

      BAB 112

      Perumpamaan tentang Sepuluh Gadis—Pentingnya Selalu Siap

      MATIUS 25:1-13

      • YESUS MENCERITAKAN PERUMPAMAAN TENTANG SEPULUH GADIS

      Yesus baru saja menjawab pertanyaan para rasul tentang tanda kehadirannya dan tanda penutup zaman. Sekarang, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang situasi pada masa kehadirannya, yang dapat terlihat jelas oleh orang-orang yang hidup pada masa itu. Perumpamaan ini diberikan agar para pengikut Yesus tahu sikap seperti apa yang harus mereka miliki.

      Yesus memulai perumpamaannya, ”Kerajaan surga bisa disamakan dengan sepuluh gadis yang membawa lampu minyak mereka dan keluar untuk menyambut pengantin laki-laki. Lima di antara mereka bodoh, dan lima lagi bijaksana.”​—Matius 25:1, 2.

      Yesus tidak memaksudkan bahwa setengah dari pengikutnya yang akan masuk ke Kerajaan surga itu bodoh dan setengah lainnya bijaksana. Tapi maksud Yesus, setiap muridnya bisa memilih untuk siap menantikan Kerajaan Allah atau malah sibuk melakukan hal-hal lain. Namun, Yesus yakin bahwa semua hambanya bisa tetap setia dan akhirnya diberkati Bapaknya.

      Dalam perumpamaan itu, sepuluh gadis tadi keluar untuk menyambut pengantin laki-laki dan mengikuti upacara pernikahan. Rencananya, ketika pengantin laki-laki datang, para gadis itu akan menerangi jalan dengan lampu-lampu yang mereka bawa. Mereka akan mengiringi pengantin laki-laki itu, yang mau membawa pengantin perempuan ke rumah yang sudah dia siapkan. Namun, apa yang terjadi?

      Yesus bercerita, ”Yang bodoh membawa lampu mereka tapi tidak membawa minyak, sedangkan yang bijaksana membawa lampu mereka dan juga minyak dalam botol mereka. Karena pengantin laki-laki belum datang juga, mereka semua mengantuk dan tertidur.” (Matius 25:3-5) Pengantin laki-laki itu tidak datang secepat yang diduga. Setelah menunggu cukup lama, gadis-gadis itu tertidur. Para rasul mungkin ingat perumpamaan Yesus lainnya tentang seorang bangsawan yang pergi ke negeri yang jauh dan ”akhirnya pulang” setelah menjadi raja.​—Lukas 19:11-15.

      Yesus lalu menceritakan apa yang terjadi ketika pengantin laki-laki akhirnya datang: ”Pada tengah malam, ada seruan, ’Pengantin laki-laki datang! Keluarlah untuk menyambutnya.’” (Matius 25:6) Apakah semua gadis itu siap menyambut kedatangannya?

      Yesus bercerita, ”Semua gadis itu bangun dan menyiapkan lampu mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ’Beri kami sedikit minyak, karena lampu kami hampir mati.’ Yang bijaksana menjawab, ’Sepertinya tidak cukup untuk kami dan kalian. Pergi saja ke penjualnya dan beli sendiri.’”​—Matius 25:7-9.

      Lima gadis yang bodoh tidak siap menyambut sang pengantin laki-laki. Mereka tidak punya cukup minyak untuk lampu mereka, jadi mereka harus membelinya. Yesus mengatakan, ”Sementara mereka pergi membelinya, pengantin laki-laki datang. Gadis-gadis yang sudah siap pun masuk bersamanya ke pesta pernikahan, dan pintu ditutup. Setelah itu, gadis-gadis yang lain juga datang dan berkata, ’Pak, Pak, bukakan kami pintu!’ Dia menjawab, ’Saya katakan dengan sebenarnya kepada kalian, saya sama sekali tidak kenal kalian.’” (Matius 25:10-12) Karena mereka tidak siap, akibatnya sangat menyedihkan!

      Para rasul tahu bahwa pengantin laki-laki itu adalah Yesus sendiri. Sebelumnya, Yesus pernah menyamakan dirinya dengan seorang pengantin laki-laki. (Lukas 5:34, 35) Nah, siapakah para gadis itu? Ketika Yesus membahas tentang ”kawanan kecil” yang akan mewarisi Kerajaan Allah, Yesus pernah mengatakan, ”Berpakaianlah dan bersiaplah, dan pastikan lampu minyak kalian tetap menyala.” (Lukas 12:32, 35) Jadi, para rasul tahu bahwa gadis-gadis itu memaksudkan mereka sendiri dan anggota lainnya dari kawanan kecil. Peringatan apa yang ingin Yesus sampaikan melalui perumpamaan itu?

      Yesus dengan jelas memberitahukan hal itu di akhir perumpamaannya. Dia berkata, ”Teruslah berjaga-jaga, karena kalian tidak tahu hari ataupun jamnya.”​—Matius 25:13.

      Jadi, Yesus menasihati para pengikutnya untuk ’terus berjaga-jaga’ selama masa kehadirannya. Yesus akan datang, dan mereka harus siap menyambutnya seperti lima gadis yang bijaksana tadi. Dengan begitu, mereka akan terus mengingat harapan mereka yang luar biasa dan akhirnya mendapat berkat itu.

  • Perumpamaan tentang Talenta—Pentingnya Selalu Rajin
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Seorang budak menguburkan sekantong uang

      BAB 113

      Perumpamaan tentang Talenta—Pentingnya Selalu Rajin

      MATIUS 25:14-30

      • YESUS MENCERITAKAN PERUMPAMAAN TENTANG TALENTA

      Beberapa hari sebelumnya di Yerikho, Yesus menceritakan perumpamaan tentang mina untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah akan memerintah di masa depan. Sekarang, Yesus dan empat rasulnya masih ada di Gunung Zaitun, dan dia memberitahukan perumpamaan lain yang mirip dengan perumpamaan tersebut. Ini adalah bagian dari penjelasannya tentang tanda kehadirannya dan tanda penutup zaman. Lewat perumpamaan ini, Yesus menasihati para pengikutnya untuk dengan rajin melakukan pekerjaan yang dia percayakan kepada mereka.

      Yesus memulai perumpamaannya, ”Kerajaan itu juga sama seperti seorang pria yang akan pergi ke luar negeri, yang memanggil budak-budaknya dan memercayakan hartanya kepada mereka.” (Matius 25:14) Yesus sebelumnya menyamakan dirinya dengan seorang pria yang pergi ke luar negeri ”untuk menjadi raja”. Karena itu, para rasul langsung tahu bahwa pria dalam perumpamaan ini juga adalah Yesus.​—Lukas 19:12.

      Sebelum pria itu pergi ke luar negeri, dia memercayakan hartanya kepada budak-budaknya. Yesus sudah melayani di bumi selama tiga setengah tahun. Dia sibuk memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah dan melatih para muridnya untuk melakukan pekerjaan yang sama. Sebentar lagi, Yesus akan meninggalkan murid-muridnya, dan dia yakin bahwa mereka akan terus melakukan pekerjaan itu.​—Matius 10:7; Lukas 10:1, 8, 9; bandingkan Yohanes 4:38; 14:12.

      Dalam perumpamaan itu, bagaimana pria tadi membagi hartanya? Yesus berkata, ”Yang satu dia beri lima talenta, yang lain dua talenta, dan yang lain lagi satu talenta, sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Lalu dia pergi ke luar negeri.” (Matius 25:15) Setelah mendapat harta, apa yang akan dilakukan budak-budak ini? Apakah mereka akan dengan rajin menggunakan harta itu demi kepentingan sang majikan? Yesus melanjutkan ceritanya:

      ”Budak yang menerima lima talenta langsung pergi dan memakai talenta itu untuk menjalankan usaha, dan mendapat untung lima talenta lagi. Begitu juga, budak yang menerima dua talenta juga mendapat untung dua talenta lagi. Tapi budak yang hanya menerima satu talenta pergi mengubur uang majikannya dalam tanah.” (Matius 25:16-18) Apa yang terjadi saat sang majikan kembali?

      Yesus melanjutkan, ”Lama setelah itu, majikan budak-budak itu datang dan mengadakan perhitungan dengan mereka.” (Matius 25:19) Dua budak pertama telah berusaha sebaik-baiknya, ”sesuai dengan kesanggupan masing-masing”. Mereka berdua rajin dan mau bekerja keras sehingga talenta yang dipercayakan kepada mereka bertambah menjadi dua kali lipat. (Pada zaman itu, satu talenta adalah upah seorang pekerja selama kira-kira 19 tahun.) Sang majikan memuji dua budaknya ini, ”Bagus sekali, budak yang baik dan setia! Kamu setia mengurus sedikit hal. Saya akan mengangkat kamu untuk mengurus banyak hal. Ikutlah bersukacita bersama majikanmu.”​—Matius 25:21.

      1. Seorang budak menguburkan sekantong uang; 2. Budak itu diusir ke luar

      Bagaimana dengan budak yang mendapat satu talenta? Dia mengatakan, ”Tuan, saya tahu Tuan suka menuntut. Tuan menuai meski tidak menabur, dan mengumpulkan hasil panen meski tidak menampi. Jadi saya menjadi takut, dan saya pergi mengubur talenta Tuan dalam tanah. Ini saya kembalikan milik Tuan.” (Matius 25:24, 25) Budak itu tidak melakukan apa-apa untuk majikannya. Dia bahkan tidak menyerahkan uang itu kepada bankir, yang bisa memberikan bunga. Jadi, dia bisa dikatakan merugikan majikannya.

      Sangatlah tepat kalau sang majikan menyebut dia ”budak yang jahat dan malas”. Talenta yang dia miliki akhirnya diambil dan diberikan kepada budak yang rajin. Majikan itu lalu berkata, ”Setiap orang yang memiliki akan diberi lebih banyak, dan miliknya akan berlimpah. Tapi mengenai setiap orang yang tidak memiliki, bahkan apa yang dia miliki akan diambil darinya.”​—Matius 25:26, 29.

      Murid-murid Yesus mengabar

      Para murid perlu benar-benar memikirkan perumpamaan ini. Seperti budak-budak itu, mereka mendapat sesuatu yang berharga, yaitu tugas untuk menjadikan murid. Mereka tahu bahwa itu adalah kehormatan yang luar biasa. Yesus tidak mengharapkan hasil yang sama dari setiap orang, tapi mereka tidak boleh bersikap malas dan setengah hati dalam mengabar. Mereka harus rajin dan berusaha sebaik-baiknya, ”sesuai dengan kesanggupan masing-masing”.

      Jika para rasul menjalankan tugas mereka dengan rajin, Yesus mengatakan bahwa mereka ”akan diberi lebih banyak”. Janji ini pasti membuat mereka senang!

  • Kristus Akan Datang untuk Menghakimi Domba dan Kambing
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Orang-orang dari berbagai bangsa menunggu penghakiman dari Yesus

      BAB 114

      Kristus Akan Datang untuk Menghakimi Domba dan Kambing

      MATIUS 25:31-46

      • YESUS MENCERITAKAN PERUMPAMAAN TENTANG DOMBA DAN KAMBING

      Di Gunung Zaitun, Yesus telah menceritakan perumpamaan tentang sepuluh gadis dan tentang talenta. Dia sekarang menceritakan satu perumpamaan terakhir, yaitu perumpamaan mengenai domba dan kambing. Semua ini adalah jawaban atas pertanyaan rasul-rasulnya tentang tanda kehadirannya dan tanda penutup zaman.

      Yesus memulai perumpamaan ini dengan mengatakan, ”Sewaktu Putra manusia datang dalam kemuliaannya bersama semua malaikat, dia akan duduk di takhtanya yang mulia.” (Matius 25:31) Sebelumnya, Yesus sering menyebut dirinya sebagai ”Putra manusia”. Jadi, dialah tokoh utama dalam perumpamaan ini.​—Matius 8:20; 9:6; 20:18, 28.

      Yesus duduk di takhtanya yang mulia dan menghakimi orang yang setia sebagai domba

      Kapan perumpamaan ini akan menjadi kenyataan? Ini akan terjadi di masa depan, sewaktu Yesus ”datang dalam kemuliaannya” bersama para malaikat dan duduk ”di takhtanya yang mulia”. Sebelumnya, Yesus sudah mengatakan bahwa Putra manusia akan ”datang di atas awan-awan langit dengan kuasa dan kemuliaan yang besar” bersama para malaikatnya. Kapan Yesus akan datang? ”Segera setelah masa kesengsaraan itu.” (Matius 24:29-31; Markus 13:26, 27; Lukas 21:27) Apa yang akan dia lakukan pada saat itu?

      Yesus menjelaskan, ”Sewaktu Putra manusia datang . . . , semua bangsa akan dikumpulkan di hadapannya, dan dia akan memisahkan orang-orang, seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Domba-domba akan dia tempatkan di sebelah kanannya, tapi kambing-kambing di sebelah kirinya.”​—Matius 25:31-33.

      Apa yang akan terjadi dengan domba-domba itu? Yesus mengatakan, ”Raja akan berkata kepada mereka yang di kanannya, ’Mari, kalian yang sudah diberkati Bapakku, warisilah Kerajaan yang disiapkan bagi kalian sejak permulaan dunia.’” (Matius 25:34) Mengapa sang Raja berkenan kepada domba-domba itu?

      Sang Raja menjelaskan, ”Sebab saat saya lapar, kalian memberi saya makan. Saya haus, dan kalian memberi saya minum. Saya datang sebagai orang tak dikenal, dan kalian menerima saya dengan baik hati. Saya tidak berpakaian, dan kalian memberi saya pakaian. Saya jatuh sakit, dan kalian merawat saya. Saya berada di penjara, dan kalian mengunjungi saya.” Ketika domba-domba itu, yaitu ”orang-orang yang benar”, bertanya apa maksud kata-kata sang Raja, dia menjawab, ”Sejauh kalian melakukannya untuk salah satu saudara saya yang paling kecil ini, kalian melakukannya untuk saya.” (Matius 25:35, 36, 40, 46) Di surga tidak ada orang yang sakit atau lapar. Jadi, semua kebaikan ini pasti dilakukan untuk saudara-saudara Kristus di bumi.

      Orang-orang yang tidak setia dianggap sebagai kambing

      Bagaimana dengan kambing-kambing, yang ditempatkan di sebelah kiri? Yesus mengatakan, ”[Sang Raja] akan berkata kepada mereka yang di kirinya, ’Orang-orang terkutuk, pergilah dari hadapan saya! Masuklah ke dalam api kekal yang disiapkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab saya lapar, tapi kalian tidak memberi saya makan. Saya haus, tapi kalian tidak memberi saya minum. Saya datang sebagai orang tak dikenal, tapi kalian tidak menerima saya dengan baik hati. Saya tidak berpakaian, tapi kalian tidak memberi saya pakaian. Saya sakit dan berada di penjara, tapi kalian tidak merawat saya.’” (Matius 25:41-43) Kambing-kambing itu pantas dihukum karena mereka tidak memperlakukan saudara-saudara Kristus di bumi dengan baik.

      Yesus melanjutkan, ”Kemudian, [sang Raja] akan [mengatakan], ’Sesungguhnya saya katakan, sejauh kalian tidak melakukannya untuk salah satu saudara saya yang paling kecil ini, kalian tidak melakukannya untuk saya.’ Orang-orang ini akan menuju kemusnahan abadi, sedangkan orang-orang yang benar akan menuju kehidupan abadi.” (Matius 25:45, 46) Jadi, para rasul mengerti bahwa penghakiman ini menentukan apakah seseorang akan hidup abadi atau mati untuk selamanya.

      Yesus memberikan semua penjelasan ini untuk menjawab pertanyaan para rasulnya di Gunung Zaitun. Namun, semua pengikut Yesus perlu merenungkannya agar mereka bisa memeriksa sikap dan tingkah laku mereka.

  • Peristiwa-Peristiwa Menjelang Paskah Terakhir Yesus
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Yesus sudah selesai mengajar empat rasulnya di Gunung Zaitun. Dia baru menjawab pertanyaan mereka tentang tanda kehadirannya dan tanda penutup zaman.

      Tanggal 11 Nisan benar-benar hari yang sibuk bagi Yesus. Kelihatannya, ketika mereka berjalan kembali ke Betani untuk bermalam, Yesus memberi tahu rasul-rasulnya, ”Kalian tahu bahwa dua hari lagi ada Perayaan Paskah, dan Putra manusia akan diserahkan untuk dihukum mati di tiang.”​—Matius 26:2.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan