PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Belas Kasihan Yehuwa Menyelamatkan Kita dari Keputusasaan
    Menara Pengawal—1993 | 15 Maret
    • Belas Kasihan Yehuwa Menyelamatkan Kita dari Keputusasaan

      ”Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setiaMu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar!”—MAZMUR 51:3.

      1, 2. Bagaimana seorang hamba Yehuwa dapat dipengaruhi oleh dosa yang serius?

      HUKUM Yehuwa tidak dapat dilanggar tanpa luput dari hukuman. Hal ini sungguh-sungguh nyata bila kita melakukan dosa yang memedihkan hati terhadap Allah! Meskipun kita mungkin telah dengan setia melayani Yehuwa selama bertahun-tahun, melanggar hukum-Nya dapat menimbulkan kecemasan yang besar atau depresi berat. Kita mungkin merasa bahwa Yehuwa telah meninggalkan kita dan bahwa kita tidak lagi layak melayani Dia. Dosa kita seolah-olah bagaikan awan tebal yang menghalangi terang perkenan Allah.

      2 Raja Daud dari Israel purba pernah berada dalam situasi demikian. Bagaimana keadaan ini berkembang?

      Salah Langkah Dapat Menuntun kepada Dosa yang Besar

      3, 4. Apa yang terjadi atas Raja Daud selama suatu masa kemakmuran?

      3 Daud mengasihi Allah namun mengambil langkah-langkah keliru yang menuntunnya kepada dosa-dosa yang berat. (Bandingkan Galatia 6:1.) Ini dapat terjadi kepada siapa pun yang tidak sempurna, teristimewa bila ia memiliki wewenang atas orang-orang lain. Sebagai seorang raja yang makmur, Daud menikmati kemasyhuran dan kekuasaan. Siapa yang berani menentang sabdanya? Pria-pria yang cakap siap sedia melayani dia, dan orang-orang rela melakukan apa yang diperintahkannya kepada mereka. Namun, Daud bersalah dengan mengambil banyak istri bagi dirinya dan mengadakan sensus atas umat tersebut.—Ulangan 17:14-20; 1 Tawarikh 21:1.

      4 Selama masa kemakmuran materi ini, Daud melakukan dosa-dosa yang serius terhadap Allah dan manusia. Ya, satu dosa menuntun kepada dosa lain seperti tenunan benang-benang dari selembar kain yang dirancang Setan! Sementara sesama orang Israel berperang melawan bani Amon, dari sotoh istananya Daud mengamati istri Uria, Batsyeba yang cantik, yang sedang mandi. Bersamaan waktu Uria sedang berjuang dalam peperangan, sang raja memerintahkan wanita ini dibawa ke istananya dan berzina dengannya. Bayangkan betapa terkejutnya Daud ketika belakangan ia mendengar bahwa Batsyeba hamil! Daud memanggil Uria, berharap bahwa Uria akan bermalam bersama Batsyeba dan akan menganggap anak tersebut sebagai anaknya. Meskipun Daud membuatnya mabuk, Uria menolak tidur dengan Batsyeba. Kini, dengan sangat putus asa, Daud mengirim perintah rahasia kepada panglima Yoab untuk menempatkan Uria di garis depan sehingga ia pasti mati. Uria tewas dalam peperangan, jandanya menjalankan masa berkabung yang lazim, dan Daud menikahi Batsyeba sebelum orang-orang mulai tahu bahwa ia hamil.—2 Samuel 11:1-27.

      5. Apa yang terjadi setelah Daud berdosa dengan Batsyeba, dan apa pengaruh dosa-dosanya atas dirinya?

      5 Melalui Nabi Natan, Allah menyingkapkan dosa-dosa Daud dan berkata, ”Malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri.” Selaras dengan itu, anak yang dilahirkan Batsyeba mati. (2 Samuel 12:1-23) Putra sulung Daud, Amnon, memperkosa adik tirinya, Tamar, dan dibunuh oleh saudara laki-laki dari Tamar. (2 Samuel 13:1-33) Putra raja, Absalom, berupaya merebut takhta dan mempermalukan ayahnya dengan mengadakan hubungan seksual dengan gundik-gundik Daud. (2 Samuel 15:1–16:22) Perang sipil berakhir dengan kematian Absalom dan membawa lebih banyak kesedihan kepada Daud. (2 Samuel 18:1-33) Namun, dosa-dosa Daud merendahkan hatinya dan membuat dia waspada akan pentingnya tetap dekat dengan Allahnya yang berbelas kasihan. Bila kita membuat kesalahan, hendaknya kita dengan rendah hati bertobat dan mendekatkan diri kepada Yehuwa.—Bandingkan Yakobus 4:8.

      6. Mengapa Raja Daud khususnya bersalah?

      6 Daud khususnya bersalah karena ia seorang pemimpin Israel yang benar-benar mengetahui Taurat Yehuwa. (Ulangan 17:18-20) Ia bukan seorang firaun Mesir atau seorang raja Babel yang tidak memiliki pengetahuan demikian dan dapat secara rutin melakukan hal-hal yang tidak diperkenan Allah. (Bandingkan Efesus 2:12; 4:18.) Sebagai anggota dari bangsa yang dibaktikan kepada Yehuwa, Daud mengetahui bahwa perzinaan dan pembunuhan adalah dosa besar. (Keluaran 20:13, 14) Umat kristiani juga mengetahui hukum Allah. Namun, seperti Daud, beberapa dari mereka melanggarnya karena dosa warisan, kelemahan manusiawi, dan godaan yang tidak dilawan. Bila itu terjadi atas siapa pun dari kita, kita tidak perlu terus berada dalam keadaan gelap yang mengaburkan penglihatan rohani kita dan yang menyelubungi kita dengan keputusasaan yang dalam.

      Pengakuan Kesalahan Membawa Kelegaan

      7, 8. (a) Apa yang terjadi dengan Daud sewaktu ia berupaya menyembunyikan dosa-dosanya? (b) Mengapa seseorang harus mengaku dan meninggalkan dosa-nya?

      7 Bila bersalah karena pelanggaran berat atas hukum Allah, kita mungkin merasa sulit mengaku dosa-dosa kita, bahkan kepada Yehuwa. Apa yang dapat terjadi di bawah keadaan-keadaan demikian? Di Mazmur 32, Daud mengakui, ”Selama aku berdiam diri [sebaliknya dari mengaku salah], tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tanganMu [Yehuwa] menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.” (Ayat 3, 4) Berupaya menutupi dosanya dan menekan hati nurani yang bersalah melelahkan Daud yang tidak patuh. Penderitaannya begitu memeras kekuatannya sehingga ia seperti pohon yang dilanda kekeringan tanpa kelembaban yang memberi kehidupan. Sebenarnya, bisa saja ia mengalami pengaruh buruk secara mental dan fisik. Bagaimanapun juga, ia kehilangan sukacitanya. Bila siapa pun di antara kita berada dalam situasi yang serupa, apa yang hendaknya kita lakukan?

      8 Mengakui kesalahan kepada Allah dapat membawa pengampunan dan kelegaan. ”Dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan”, nyanyi Daud. ”Aku berkata: ’Aku akan mengaku kepada [Yehuwa] pelanggaran-pelanggaranku,’ dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.” (Mazmur 32:5) Apakah saudara merasa tertekan karena dosa yang tersembunyi? Bukankah lebih baik mengaku dan meninggalkan dosa tersebut agar mendapat belas kasihan Allah? Tidakkah sebaiknya saudara menemui para penatua sidang dan mencari penyembuhan rohani? (Amsal 28:13; Yakobus 5:13-20) Semangat penyesalan saudara akan diterima, dan pada waktunya sukacita Kristen saudara dapat pulih. ”Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!” kata Daud. ”Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan [Yehuwa], dan yang tidak berjiwa penipu!”—Mazmur 32:1, 2.

      9. Kapankah Mazmur 51 digubah, dan mengapa?

      9 Daud dan Batsyeba bertanggung jawab kepada Allah Yehuwa atas kesalahan mereka. Meski mereka dapat saja dihukum mati akibat dosa-dosa mereka, Allah berbelas kasihan kepada mereka. Ia berbelas kasihan kepada Daud teristimewa karena perjanjian Kerajaan. (2 Samuel 7:11-16) Sikap penyesalan Daud akan dosa-dosanya sehubungan dengan Batsyeba nyata dalam Mazmur 51. Mazmur yang mengharukan tersebut digubah oleh raja yang bertobat ini setelah Nabi Natan menyadarkan hati nuraninya terhadap pelanggarannya yang keji atas hukum ilahi. Dibutuhkan keberanian di pihak Natan untuk menarik perhatian Daud kepada dosa-dosanya, sama seperti para penatua Kristen yang dilantik harus berani melakukan hal semacam itu dewasa ini. Sebaliknya daripada menyangkal tuduhan dan memerintahkan hukuman mati atas Natan, raja ini dengan rendah hati mengaku. (2 Samuel 12:1-14) Mazmur 51 memperlihatkan apa yang dikatakannya kepada Allah di dalam doa berkenaan tindakan yang mesum tersebut dan hal itu sangat cocok untuk renungan yang sungguh-sungguh, terutama bila kita berbuat salah dan mendambakan belas kasihan Yehuwa.

      Kita Bertanggung Jawab kepada Allah

      10. Bagaimana Daud dapat mengalami kesembuhan rohani?

      10 Daud tidak mencari dalih untuk memaafkan dosanya tetapi memohon, ”Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setiaMu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar!” (Mazmur 51:3) Dengan membuat pelanggaran, Daud telah melangkahi batas-batas dari Hukum (Taurat) Allah. Namun, ada harapan bagi kesembuhannya secara rohani bila Allah memperlihatkan kepada Daud perkenan selaras dengan kebaikan hati-Nya yang penuh kasih sayang, atau kasih-Nya yang loyal. Kelimpahan belas kasihan Allah yang sebelumnya, memberikan kepada raja yang bertobat ini suatu dasar untuk iman bahwa Penciptanya akan menghapus pelanggaran-pelanggarannya.

      11. Apa yang ditunjukkan oleh korban-korban pada Hari Pendamaian, dan apa yang dituntut untuk keselamatan dewasa ini?

      11 Melalui gambaran nubuat dari korban-korban pada Hari Pendamaian, Yehuwa memberi tahu bahwa Ia memiliki cara untuk memurnikan orang-orang yang bertobat dari dosa mereka. Kini kita mengetahui bahwa belas kasihan dan pengampunan-Nya diulurkan kepada kita berdasarkan iman kita kepada korban tebusan Yesus Kristus. Jika Daud, hanya dengan membayangkan dalam pikirannya jenis dan gambaran korban ini, dapat percaya kepada kebaikan hati yang penuh kasih sayang dan belas kasihan Yehuwa, betapa lebih lagi hamba-hamba Yehuwa pada zaman modern harus menaruh iman dalam tebusan yang disediakan bagi keselamatan mereka!—Roma 5:8; Ibrani 10:1.

      12. Apa artinya berdosa, dan apa yang Daud rasakan berkenaan dengan perbuatan salahnya?

      12 Ketika memohon kepada Allah, Daud menambahkan, ”Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.” (Mazmur 51:4, 5) Berdosa artinya tidak mengenai sasaran berkenaan standar-standar Yehuwa. Daud pasti telah melakukan hal itu. Namun, ia bukan seperti pembunuh atau pezina yang tidak peduli terhadap pelanggarannya, yang hanya sekadar merasa tertekan karena hukuman atasnya atau karena kemungkinan terkena suatu penyakit. Sebagai seorang yang mengasihi Yehuwa, Daud membenci apa yang jahat. (Mazmur 97:10) Ia muak terhadap dosanya sendiri dan ingin agar Allah sama sekali membersihkan dia dari dosa tersebut. Daud sepenuhnya sadar akan pelanggaran-pelanggarannya dan sungguh-sungguh menyesal bahwa ia telah membiarkan keinginannya yang berdosa menguasai dirinya. Dosanya senantiasa ada di hadapannya, karena hati kecil dari seseorang yang takut akan Allah tidak pernah tenang sampai adanya pertobatan, pengakuan kesalahan, dan pengampunan dari Yehuwa.

      13. Mengapa Daud dapat berkata bahwa terhadap Allah saja ia telah berdosa?

      13 Mengakui pertanggungjawabannya kepada Yehuwa, Daud berkata, ”Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusanMu, bersih dalam penghukumanMu.” (Mazmur 51:6) Daud telah melanggar hukum-hukum Allah, tidak menghormati jabatan sebagai raja, dan ”telah sangat menista [Yehuwa]”, membawa cela kepada-Nya. (2 Samuel 12:14; Keluaran 20:13, 14, 17) Tindakan yang berdosa dari Daud juga merupakan pelanggaran terhadap masyarakat Israel dan anggota-anggota keluarganya, sebagaimana seorang pelaku kesalahan yang telah dibaptis dewasa ini menyebabkan kesedihan atau penderitaan di dalam sidang Kristen dan di antara orang-orang yang dikasihi. Meskipun raja yang bertobat ini mengetahui bahwa ia telah berdosa terhadap sesamanya manusia seperti Uria, ia menyadari tanggung jawab yang lebih besar kepada Yehuwa. (Bandingkan Kejadian 39:7-9.) Daud mengakui bahwa penghakiman Yehuwa adil-benar. (Roma 3:4) Orang Kristen yang telah berdosa perlu memiliki pandangan yang serupa.

      Keadaan-Keadaan yang Meringankan Hukuman

      14. Keadaan-keadaan yang meringankan apa disebutkan oleh Daud?

      14 Meskipun Daud tidak berupaya membenarkan diri, ia berkata, ”Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan [dengan rasa sakit, NW], dalam dosa aku dikandung ibuku.” (Mazmur 51:7) Daud lahir dalam dosa, dan ibunya mengalami rasa sakit melahirkan karena mewarisi keadaan berdosa. (Kejadian 3:16; Roma 5:12) Kata-katanya tidak berarti bahwa hubungan perkawinan yang wajar, pembuahan, dan kelahiran merupakan dosa, karena Allah yang menyediakan perkawinan dan kelahiran anak; Daud juga tidak menunjuk kepada dosa tertentu dari ibunya. Ia dikandung dalam dosa karena orang-tuanya berdosa seperti semua manusia yang tidak sempurna.—Ayub 14:4.

      15. Meskipun Allah dapat mempertimbangkan keadaan-keadaan yang meringankan, apa yang hendaknya tidak kita lakukan?

      15 Bila kita telah berdosa, di dalam doa kepada Allah kita dapat menyebutkan keadaan-keadaan yang dapat meringankan hukuman yang telah mendorong kepada kesalahan kita. Namun janganlah kita membuat kebaikan hati Allah yang tidak layak diterima menjadi dalih untuk memaafkan tingkah laku tak bermoral atau menggunakan keadaan berdosa yang diwarisi sebagai tameng untuk menyembunyikan diri dari tanggung jawab atas dosa kita. (Yudas 3, 4) Daud menerima tanggung jawab atas hal ia memupuk pikiran yang najis dan menyerah kepada godaan. Hendaknya kita berdoa agar kita tidak ditinggalkan sehingga jatuh kepada godaan dan kemudian hendaknya kita bertindak selaras dengan doa kita.—Matius 6:13.

      Permohonan untuk Pemurnian

      16. Sifat apa yang menyenangkan Allah, dan bagaimana ini hendaknya mempengaruhi tingkah laku kita?

      16 Orang-orang dapat saja tampak seolah-olah baik dan berbakti kepada Allah, namun Ia melihat di bawah permukaan dan melihat bagaimana batin mereka. Daud berkata, ”Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.” (Mazmur 51:8) Daud bersalah atas kepalsuan dan kelicikannya karena mengupayakan kematian Uria dan mencoba menutupi fakta-fakta mengenai kehamilan Batsyeba. Namun, ia tahu bahwa Allah berkenan kepada kebenaran dan kekudusan. Ini hendaknya mempengaruhi tingkah laku kita dalam cara yang baik, karena Yehuwa akan menghukum kita bila kita berlaku licik. (Amsal 3:32) Daud juga menyadari bahwa bila Allah ’memberitahukan hikmat kepadanya’, sebagai raja yang bertobat, ia dapat hidup selaras dengan standar-standar ilahi selama sisa hidupnya.

      17. Apa yang ditandaskan dari berdoa memohon agar dibersihkan dengan hisop?

      17 Karena sang pemazmur melihat pentingnya bantuan Allah dalam mengatasi kecenderungan yang berdosa, ia selanjutnya memohon, ”Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!” (Mazmur 51:9) Tanaman hisop (kemungkinan marjoram, atau Origanum maru) termasuk dalam perkara-perkara yang digunakan pada upacara pentahiran bagi orang-orang yang sebelumnya terjangkit kusta. (Imamat 14:2-7) Maka tepat bahwa Daud berdoa agar ditahirkan dari dosa dengan hisop. Gagasan pentahiran juga berhubungan dengan permohonannya agar Yehuwa membersihkannya sehingga ia dapat menjadi bersih sepenuhnya, lebih putih bahkan daripada salju yang belum terkena jelaga atau kotoran lainnya. (Yesaya 1:18) Bila siapa pun di antara kita sekarang menderita hati nurani yang terganggu karena beberapa perbuatan salah, hendaknya kita beriman bahwa bila kita mencari pengampunan Allah dengan bertobat, Ia dapat mentahirkan dan membersihkan atas dasar korban tebusan Yesus.

      Permohonan untuk Pemulihan

      18. Bagaimana keadaan Daud sebelum ia bertobat dan mengaku kesalahan, dan bagaimana pengetahuan tentang ini dapat bermanfaat dewasa ini?

      18 Siapa pun di antara kristiani yang pernah menderita hati nurani yang bersalah dapat mengerti kata-kata Daud, ”Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!” (Mazmur 51:10) Sebelum Daud bertobat dan mengaku dosa-dosanya, hati nuraninya yang mengganggu membuatnya menderita. Ia bahkan tidak mendapatkan kesenangan dalam nyanyian-nyanyian kegembiraan dan sukacita yang disajikan oleh penyanyi-penyanyi bagus dan pemusik-pemusik berbakat. Begitu besar kesedihan Daud yang berdosa karena ia tahu Allah tidak berkenan sehingga ia seperti seorang pria yang tulang-tulangnya sakit karena remuk. Ia merindukan pengampunan, kesembuhan secara rohani, dan pemulihan sukacita yang sebelumnya telah dialaminya. Seorang pembuat kesalahan yang bertobat dewasa ini juga memerlukan pengampunan Yehuwa agar mendapat kembali sukacita yang dimilikinya sebelum ia melakukan sesuatu yang membahayakan hubungannya dengan Allah. Pemulihan ”sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus” kepada seorang yang bertobat memperlihatkan bahwa Yehuwa telah mengampuninya dan mengasihinya. (1 Tesalonika 1:6) Hal ini benar-benar membawa penghiburan!

      19. Apa yang akan dirasakan Daud bila Allah menghapus kesalahannya?

      19 Daud selanjutnya berdoa, ”Sembunyikanlah wajahMu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!” (Mazmur 51:11) Yehuwa tidak dapat diharapkan untuk memandang dosa dengan perkenan. Akan tetapi, Ia dimohon untuk menutupi wajahnya dari dosa-dosa Daud. Sang raja juga memohon agar Allah menghapus segala kesalahannya, menghilangkan semua ketidakadilbenarannya. Seandainya saja Yehuwa melakukan hal tersebut! Ini akan mengangkat semangat Daud, menghilangkan beban hati nurani yang terganggu, dan membiarkan raja yang sekarang bertobat ini mengetahui bahwa ia telah diampuni oleh Allahnya yang pengasih.

      Bagaimana bila Saudara Telah Berdosa?

      20. Apa yang dianjurkan kepada siapa pun di antara kristiani yang telah melakukan dosa serius?

      20 Mazmur 51 memperlihatkan bahwa siapa pun dari hamba-hamba Yehuwa yang berbakti yang telah berdosa secara serius namun bertobat dapat dengan yakin memohon agar Ia memperlihatkan perkenan kepada mereka dan membersihkan mereka dari dosa mereka. Bila saudara seorang kristiani yang telah berdosa secara demikian, tidakkah sebaiknya mencari pengampunan Bapa surgawi kita dalam doa dengan rendah hati? Akuilah kebutuhan saudara akan bantuan Allah agar didapati berkenan di hadapan-Nya, dan mintalah agar Ia memulihkan sukacita saudara yang semula. Kristiani yang bertobat dapat dengan yakin menghadap Yehuwa dalam doa dengan permohonan demikian, karena ”Ia memberi pengampunan dengan limpahnya”. (Yesaya 55:7; Mazmur 103:10-14) Tentu saja, para penatua sidang hendaknya dihubungi agar memberikan bantuan rohani yang dibutuhkan.—Yakobus 5:13-15.

      21. Apa yang selanjutnya akan kita pelajari?

      21 Belas kasihan Yehuwa benar-benar menyelamatkan umat-Nya dari keputusasaan. Namun marilah kita menyelidiki permohonan sepenuh hati lain dari Daud yang bertobat di dalam Mazmur 51. Pembahasan kita akan memperlihatkan bahwa Yehuwa tidak memandang hina mereka yang remuk hati.

  • Yehuwa Tidak Memandang Hina Hati yang Patah
    Menara Pengawal—1993 | 15 Maret
    • Yehuwa Tidak Memandang Hina Hati yang Patah

      ”Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.”—MAZMUR 51:19.

      1. Bagaimana Yehuwa memandang penyembah-penyembah-Nya yang berdosa secara serius namun bertobat?

      YEHUWA dapat ’menyelubungi diri-Nya dengan awan, sehingga doa tak dapat menembus’. (Ratapan 3:44) Namun, Ia ingin agar umat-Nya menghampiri Dia. Bahkan bila salah seorang penyembah-Nya berbuat kesalahan yang serius namun bertobat, Bapa surgawi kita mengingat hal-hal baik yang dilakukan orang tersebut. Karena itu, rasul Paulus dapat berkata kepada rekan-rekan kristiani, ”Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap namaNya.”—Ibrani 6:10.

      2, 3. Apa yang hendaknya dipertimbangkan oleh para penatua Kristen dalam berurusan dengan rekan-rekan seiman yang berbuat salah?

      2 Para penatua Kristen hendaknya juga mempertimbangkan tahun-tahun dinas yang setia yang dibaktikan kepada Allah oleh rekan-rekan seiman. Ini termasuk dinas suci di pihak orang-orang yang bertobat yang sebelumnya telah salah langkah atau yang bahkan telah melakukan dosa berat. Para gembala Kristen berupaya agar semua orang dalam kawanan domba milik Allah sejahtera secara rohani.—Galatia 6:1, 2.

      3 Seorang pelanggar yang bertobat membutuhkan belas kasihan Yehuwa. Namun, lebih banyak yang dituntut. Ini dibuat jelas oleh kata-kata Daud di Mazmur 51:12-21.

      Hati yang Murni Dibutuhkan

      4. Mengapa Daud berdoa untuk hati yang murni dan roh yang baru?

      4 Bila kristiani yang berbakti berada dalam keadaan rohani yang buruk akibat dosa, apa yang mungkin dibutuhkannya selain belas kasihan dan pengampunan Yehuwa? Nah, Daud memohon, ”Jadikanlah hatiku tahir [”murni”, NW], ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!” (Mazmur 51:12) Rupanya, Daud membuat permohonan ini karena ia menyadari bahwa kecenderungan kepada dosa yang besar masih melekat di hatinya. Kita mungkin tidak sampai terlibat dalam jenis-jenis dosa yang menjerat Daud sehubungan dengan Batsyeba dan Uria, namun kita membutuhkan bantuan Yehuwa dalam menolak godaan agar tidak terlibat dalam perbuatan dosa apa pun yang berat. Mengenai hal itu, kita mungkin secara pribadi membutuhkan bantuan ilahi untuk membuang dari hati kita perbuatan dosa seperti keserakahan dan kebencian—kejahatan yang sama dengan pencurian dan pembunuhan.—Kolose 3:5, 6; 1 Yohanes 3:15.

      5. (a) Apa yang dimaksud dengan memiliki hati yang murni? (b) Apa yang diinginkan Daud ketika ia memohon roh yang baru?

      5 Yehuwa menuntut agar hamba-hamba-Nya memiliki ’hati yang murni’, yaitu, kemurnian dari motivasi atau niat hati. Karena menyadari bahwa ia tidak memperlihatkan kemurnian demikian, Daud berdoa agar Allah membersihkan hatinya dan menyelaraskannya dengan standar-standar ilahi. Sang pemazmur juga menginginkan roh, atau kecenderungan mental, yang baru dan tulus. Ia membutuhkan suatu roh yang akan membantunya menolak godaan dan berpegang teguh kepada hukum-hukum dan prinsip-prinsip Yehuwa.

      Pentingnya Roh Kudus

      6. Mengapa Daud memohon agar Yehuwa tidak mengambil roh kudus darinya?

      6 Ketika sedang putus asa akibat kesalahan atau pelanggaran kita, kita bisa saja merasa bahwa Allah akan segera mencampakkan kita dan mengambil dari diri kita roh kudus, atau tenaga aktif-Nya. Daud merasa demikian, karena ia memohon kepada Yehuwa, ”Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil rohMu yang kudus dari padaku!” (Mazmur 51:13) Daud yang penuh penyesalan dan rendah hati merasa bahwa dosa-dosanya telah membuatnya tidak layak melayani Yehuwa. Dibuang dari hadapan Yehuwa akan berarti kehilangan perkenan, penghiburan, dan berkat-Nya. Jika Daud ingin pulih secara rohani, ia membutuhkan roh kudus Yehuwa. Dengan memiliki roh kudus itu, sang raja dapat dengan sungguh-sungguh mencari petunjuk ilahi sehingga dapat menyenangkan Yehuwa, dapat menghindari dosa, dan dapat memerintah dengan hikmat. Menyadari dosa-dosanya terhadap Pemberi roh kudus, Daud dengan tepat memohon agar Yehuwa tidak mengambil roh itu dari dirinya.

      7. Mengapa kita hendaknya berdoa memohon roh kudus Allah dan waspada agar tidak mendukakannya?

      7 Bagaimana dengan kita? Kita hendaknya berdoa memohon roh kudus dan harus waspada agar tidak mendukakannya akibat gagal mengikuti petunjuknya. (Lukas 11:13; Efesus 4:30) Jika tidak, kita dapat kehilangan roh ini dan tidak akan sanggup memperlihatkan buah-buah roh yang diberikan Allah berupa kasih, sukacita, perdamaian, panjang sabar, kebaikan hati yang penuh kasih sayang, kebaikan, iman, kelembutan, dan pengendalian diri. Allah Yehuwa khususnya akan mengambil roh kudus-Nya dari kita bila kita tanpa keinginan untuk bertobat terus berbuat dosa terhadap-Nya.

      Sukacita karena Penyelamatan

      8. Bila kita berdosa namun ingin memiliki sukacita karena diselamatkan, apa yang perlu kita miliki?

      8 Seorang pedosa yang bertobat yang pulih secara rohani dapat kembali bersukacita dalam persediaan Yehuwa berupa penyelamatan. Karena mendambakan hal ini, Daud memohon kepada Allah, ”Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari padaMu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!” (Mazmur 51:14) Betapa menakjubkan untuk bersukacita dalam harapan penyelamatan yang pasti oleh Allah Yehuwa! (Mazmur 3:9) Setelah berdosa terhadap Allah, Daud berupaya mendapatkan pemulihan sukacita penyelamatan oleh Dia. Di masa-masa kemudian, Yehuwa menyediakan penyelamatan dengan perantaraan korban tebusan Putra-Nya, Yesus Kristus. Jika kita sebagai hamba-hamba Yehuwa yang berbakti melakukan dosa yang berat namun ingin agar sukacita penyelamatan dipulihkan kepada kita, kita perlu memiliki sikap bertobat sehingga menghindari berdosa terhadap roh kudus.—Matius 12:31, 32; Ibrani 6:4-6.

      9. Apa yang diminta Daud sewaktu ia memohon kepada Allah untuk mendukungnya ”dengan roh yang rela”?

      9 Daud memohon agar Yehuwa mendukungnya ”dengan roh yang rela”. Rupanya, ini menunjuk, bukan kepada kerelaan Allah untuk membantu atau kepada roh kudus-Nya, tetapi kepada kecenderungan mental Daud yang menggerakkannya. Daud ingin agar Allah mendukungnya dengan memberikan kepadanya roh kerelaan untuk melakukan apa yang benar dan tidak sekali lagi jatuh ke dalam dosa. Allah Yehuwa terus mendukung hamba-hamba-Nya dan menegakkan mereka yang bungkuk karena bermacam-macam ujian. (Mazmur 145:14) Betapa menghibur untuk menyadari hal ini, terutama jika kita telah bersalah namun menyesal dan ingin melayani Yehuwa dengan setia selama-lamanya!

      Apa yang Diajar kepada para Pelanggar?

      10, 11. (a) Apa yang dapat diajarkan Daud kepada orang Israel yang melanggar? (b) Daud dapat mengajar para pedosa hanya setelah ia sendiri melakukan apa?

      10 Jika Allah mengizinkannya, Daud tanpa mementingkan diri ingin melakukan sesuatu yang akan memperlihatkan penghargaannya terhadap belas kasihan Yehuwa dan ingin membantu orang-orang lain. Dengan perasaan tulus yang ditujukan kepada Yehuwa, raja yang bertobat ini selanjutnya berkata, ”Aku akan mengajarkan jalanMu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepadaMu.” (Mazmur 51:15) Bagaimana Daud yang berdosa dapat mengajar orang-orang yang melanggar Hukum (Taurat) Allah? Apa yang kemungkinan dikatakannya kepada mereka? Dan manfaat-manfaat apa yang dapat dicapai oleh hal ini?

      11 Ketika memperlihatkan kepada orang Israel yang melanggar jalan-jalan Yehuwa dengan harapan dapat mengalihkan mereka dari jalan yang sesat, Daud dapat memperlihatkan betapa jahatnya dosa itu, apa yang dimaksudkan dengan pertobatan, dan bagaimana menerima belas kasihan Allah. Karena telah merasakan penderitaan akibat tidak diperkenan Yehuwa dan akibat hati nurani yang bersalah, Daud pasti menjadi seorang pengajar yang berbelaskasihan kepada pedosa-pedosa yang bertobat dan remuk hati. Tentu, ia dapat menggunakan dirinya sebagai contoh untuk mengajar orang-orang lain hanya setelah ia sendiri menerima standar-standar Yehuwa dan menerima pengampunan-Nya, karena mereka yang menolak untuk tunduk kepada tuntutan-tuntutan ilahi tidak memiliki hak untuk ’menyebut-nyebut ketetapan Allah’ (NW).—Mazmur 50:16, 17.

      12. Bagaimana Daud mendapat manfaat dari pengetahuan bahwa Allah telah menyelamatkannya dari utang darah?

      12 Mengulangi niatnya dalam bentuk lain, Daud berkata, ”Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilanMu!” (Mazmur 51:16) Akibat utang darah adalah kutukan kepada kematian. (Kejadian 9:5, 6) Maka, pengetahuan bahwa Allah penyelamatnya telah melepaskannya dari utang darah sehubungan dengan Uria, memberikan kedamaian hati dan pikiran kepada Daud. Dengan demikian lidahnya dapat bersorak-sorai menyanyikan keadilbenaran Allah, bukan keadilbenarannya sendiri. (Pengkhotbah 7:20; Roma 3:10) Daud tidak dapat menghapus perbuatannya yang amoral atau membangkitkan Uria dari kuburan, sama seperti seorang manusia dewasa ini tidak dapat memulihkan kesucian dari orang yang telah dinodainya atau membangkitkan orang yang telah dibunuhnya. Bukankah seharusnya kita memikirkan hal ini bila kita digoda? Dan betapa besar penghargaan yang harus kita perlihatkan terhadap belas kasihan Yehuwa yang diperlihatkan kepada kita dalam keadilbenaran! Sebenarnya, penghargaan hendaknya mendorong kita untuk mengarahkan orang-orang lain kepada Sumber keadilbenaran dan pengampunan ini.

      13. Hanya di bawah keadaan-keadaan apa seorang pedosa dapat dengan layak membuka bibirnya untuk memuji Yehuwa?

      13 Tidak ada pedosa yang dapat dengan layak membuka bibirnya untuk memuliakan Yehuwa kecuali Allah dengan berbelaskasihan seolah-olah membukakannya, untuk memberitakan kebenaran-kebenaran-Nya. Maka, Daud bernyanyi, ”Ya [Yehuwa], bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan pujian-pujian kepadaMu!” (Mazmur 51:17) Dengan hati nuraninya yang merasa lega karena pengampunan Allah, Daud terdorong untuk mengajar para pelanggar tentang jalan-jalan Yehuwa, dan ia dapat dengan leluasa memuji-Nya. Semua orang yang telah diampuni dosa-dosanya seperti halnya Daud hendaknya menghargai kebaikan Yehuwa yang tidak layak mereka terima, dan mereka hendaknya memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyatakan kebenaran Allah dan ’memberitakan puji-pujian kepada-Nya’.—Mazmur 43:3.

      Korban-Korban yang Diperkenan Allah

      14. (a) Korban-korban apa dituntut menurut perjanjian Hukum (Taurat)? (b) Mengapa salah untuk berpikir bahwa kita dapat mengkompensasikan perbuatan salah yang terus-menerus dilakukan dengan melakukan hal-hal baik tertentu?

      14 Daud telah memiliki pengertian yang dalam yang membuatnya berkata, ”Sebab Engkau [Yehuwa] tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.” (Mazmur 51:18) Perjanjian Hukum (Taurat) menuntut agar korban-korban binatang dipersembahkan kepada Allah. Namun dosa-dosa Daud dalam hal perzinaan dan pembunuhan, yang layak dihukum dengan kematian, tidak dapat ditebus oleh korban-korban demikian. Kalau tidak, pasti ia bersedia membayar berapa pun untuk mempersembahkan korban-korban binatang kepada Yehuwa. Tanpa pertobatan dari hati, korban-korban tidak berharga. Maka, salah untuk berpikir bahwa kita dapat mengkompensasikan pelanggaran yang dilakukan terus-menerus dengan melakukan perkara-perkara baik tertentu.

      15. Bagaimana sikap seorang yang telah berbakti yang memiliki roh yang patah?

      15 Daud menambahkan, ”Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (Mazmur 51:19) Dalam kasus seorang pedosa yang bertobat, ”korban sembelihan kepada Allah” yang diterima ”ialah hati yang patah”. Orang demikian tidak memiliki sikap pemberang. Hati seseorang yang berbakti yang memiliki roh yang patah sangat pedih akibat dosanya, direndahkan karena merasa tidak diperkenan Allah, dan rela melakukan apa saja untuk memperoleh kembali perkenan ilahi. Tidak ada sesuatu pun yang berharga yang dapat kita persembahkan kepada Yehuwa sampai kita bertobat dari dosa-dosa kita dan memberikan hati kita dalam pengabdian yang eksklusif.—Nahum 1:2.

      16. Bagaimana Allah memandang seseorang yang patah hati akibat dosanya?

      16 Allah tidak menolak korban seperti hati yang patah dan remuk. Maka, meski apa pun kesulitan yang kita hadapi sebagai umat-Nya, janganlah kita menyerah kepada keputusasaan. Jika kita telah tersandung dalam satu atau lain cara di sepanjang jalan kehidupan yang membuat hati kita berseru memohon belas kasihan ilahi, kita masih memiliki secercah harapan. Bahkan bila kita telah berdosa secara memedihkan hati namun bertobat, Yehuwa tidak akan menolak hati kita yang patah. Ia akan mengampuni kita atas dasar korban tebusan Kristus dan akan memulihkan kita kepada perkenan-Nya. (Yesaya 57:15; Ibrani 4:16 1 Yohanes 2:1) Namun, seperti Daud, doa-doa kita hendaknya untuk memohon pemulihan perkenan ilahi dan bukan untuk menghindar dari teguran atau koreksi yang dibutuhkan. Allah mengampuni Daud, namun Ia juga mendisiplinnya.—2 Samuel 12:11-14.

      Keprihatinan akan Ibadat yang Murni

      17. Selain memohon pengampunan Allah, apa yang hendaknya dilakukan oleh pedosa-pedosa?

      17 Bila kita melakukan dosa yang berat, tak diragukan ini akan sangat membebani pikiran kita, dan hati yang menyesal akan menggerakkan kita untuk memohon pengampunan Allah. Namun, marilah kita juga berdoa bagi orang-orang lain. Meskipun Daud berharap untuk memberikan sekali lagi ibadat yang berkenan kepada Allah, mazmurnya tidak secara mementingkan diri melupakan kepentingan orang-orang lain. Itu termasuk permohonan berikut kepada Yehuwa, ”Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hatiMu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem!”—Mazmur 51:20.

      18. Mengapa Daud yang bertobat berdoa untuk Sion?

      18 Ya, Daud mengharapkan agar dipulihkan kepada perkenan ilahi. Namun, doa dari pemazmur yang rendah hati ini juga adalah agar ’Allah melakukan kebaikan kepada Sion’, ibu kota Israel, Yerusalem, yang diharapkan Daud akan menjadi lokasi tempat dibangunnya bait Allah. Dosa-dosa Daud yang berat telah mengancam segenap bangsa, karena seluruh bangsa dapat saja menderita akibat pelanggaran raja. (Bandingkan 2 Samuel, pasal 24.) Sesungguhnya, dosa-dosanya merongrong ”tembok-tembok Yerusalem”, sehingga kini perlu didirikan kembali.

      19. Bila kita telah berdosa namun diampuni, untuk hal apa kita selayaknya berdoa?

      19 Bila kita telah melakukan dosa secara memedihkan hati namun menerima pengampunan Allah, selayaknya untuk berdoa agar Ia bagaimanapun juga memperbaiki kerusakan apa pun yang telah diakibatkan oleh tingkah laku kita. Kita mungkin telah membawa cela atas nama kudus-Nya, mungkin telah merongrong sidang, dan mungkin telah membawa kepedihan kepada keluarga kita. Bapa surgawi kita yang pengasih dapat menghapus cela apa pun yang ditimpakan ke atas nama-Nya, dapat membina sidang melalui roh kudus-Nya, dan dapat menghibur hati orang-orang yang kita kasihi yang mengasihi dan melayani Dia. Tentu, tidak soal apakah menyangkut dosa atau tidak, penyucian nama Yehuwa dan kesejahteraan umat-Nya hendaknya selalu menjadi perhatian kita.—Matius 6:9.

      20. Di bawah keadaan-keadaan apa Yehuwa akan berkenan dengan korban-korban dan persembahan-persembahan bangsa Israel?

      20 Bila Yehuwa membangun kembali tembok-tembok Sion, apa lagi yang dapat terjadi? Daud bernyanyi, ”Maka Engkau [Yehuwa] akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbahMu.” (Mazmur 51:21) Daud sungguh-sungguh ingin agar ia dan bangsanya menikmati perkenan Yehuwa sehingga ibadat mereka kepada-Nya dapat diterima. Dengan demikian Allah akan berkenan kepada korban-korban bakaran mereka dan korban yang terbakar seluruhnya. Ini dapat terjadi karena hal-hal ini adalah korban-korban keadilbenaran yang dipersembahkan oleh orang-orang yang berbakti, tulus, dan bertobat yang menikmati perkenan Allah. Karena bersyukur kepada belas kasihan Yehuwa, di atas mezbah-Nya mereka akan mempersembahkan lembu-lembu jantan—korban-korban yang terbaik dan termahal. Dewasa ini, kita menghormati Yehuwa dengan membawa hal yang terbaik yang kita miliki. Dan persembahan kita termasuk ’buah mulut kita seperti lembu muda’, korban-korban pujian kepada Allah kita yang berbelas kasihan, Yehuwa.—Hosea 14:3, Klinkert; Ibrani 13:15.

      Yehuwa Mendengar Permohonan Kita

      21, 22. Mazmur 51 berisi pelajaran-pelajaran apa demi keuntungan kita?

      21 Doa Daud yang tulus yang dicatat di Mazmur 51 memperlihatkan kepada kita bahwa kita hendaknya menanggapi dosa kita dengan semangat pertobatan yang sungguh-sungguh. Mazmur ini juga memuat pelajaran-pelajaran petunjuk yang diberikan demi manfaat kita. Misalnya, bila kita berdosa namun bertobat, kita dapat yakin akan belas kasihan Allah. Namun, marilah kita memberi perhatian terutama kepada cela apa pun yang mungkin kita timpakan ke atas nama Yehuwa. (Ayat 3-6) Seperti Daud, kita dapat memohon belas kasihan Bapa surgawi atas dasar dosa warisan kita. (Ayat 7) Kita hendaknya berlaku jujur, dan kita perlu mencari hikmat dari Allah. (Ayat 8) Bila kita berdosa, kita hendaknya memohon kepada Yehuwa untuk hati yang bersih dan murni, serta roh yang teguh.—Ayat 9-12.

      22 Dari Mazmur 51 kita dapat juga melihat bahwa kita hendaknya tidak pernah membiarkan diri kita untuk berkeras dalam dosa. Bila kita melakukan hal ini, Yehuwa akan mengambil dari kita roh kudus-Nya, atau tenaga aktif-Nya. Namun, dengan roh Allah pada diri kita, kita dapat dengan berhasil mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada orang-orang lain. (Ayat 13-15) Jika kita bersalah namun bertobat, Yehuwa akan mengizinkan kita untuk terus memuji-Nya karena Ia tidak pernah menganggap hina hati yang patah dan remuk. (Ayat 16-19) Mazmur ini selanjutnya memperlihatkan bahwa doa-doa kita hendaknya tidak berpusat kepada diri kita saja. Sebaliknya, kita hendaknya berdoa demi berkat dan kesejahteraan rohani dari orang-orang yang ikut serta dalam ibadat yang murni dari Yehuwa.—Ayat 20, 21.

      23. Mengapa hendaknya Mazmur 51 menggerakkan kita untuk berani dan optimis?

      23 Mazmur Daud yang mengharukan ini hendaknya menggerakkan kita untuk berani dan optimis. Ini membantu kita menyadari bahwa kita tidak perlu berpikir bahwa kita tidak memiliki harapan lagi bahkan bila kita jatuh ke dalam dosa. Mengapa? Karena bila kita bertobat, belas kasihan Yehuwa akan menyelamatkan kita dari keputusasaan. Bila kita menyesal dan sepenuhnya berbakti kepada Bapa surgawi kita yang pengasih, Ia mendengar seruan kita memohon belas kasihan. Dan betapa menghibur untuk mengetahui bahwa Yehuwa tidak memandang hina hati yang patah!

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan