PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • wp19 No. 3 hlm. 3
  • Pahitnya Kematian

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pahitnya Kematian
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2019
  • Bahan Terkait
  • Diciptakan dengan Menakjubkan untuk Hidup, Bukan untuk Mati
    Sedarlah!—1988 (No. 27)
  • Saksi-Saksi Yehuwa​—Organisasi yang Mendukung Nama Itu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Video yang Patut Dipikirkan dengan Serius
    Pelayanan Kerajaan Kita—2006
  • Berapa Lamakah Kita Dapat Hidup?
    Sedarlah!—1990 (No. 33)
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2019
wp19 No. 3 hlm. 3
Foto kehidupan seorang wanita saat dia masih kecil, belajar bermain piano, memegang bunga, menikah, bersama suami dan putranya, bersama suaminya saat sudah tua, bermain piano, dan menjanda

Pahitnya Kematian

BAYANGKAN Anda sedang menonton sebuah film tentang perjalanan hidup seorang musisi wanita yang Anda kagumi. Film itu diawali dengan cerita masa kecilnya saat dia belajar musik. Dia berlatih dengan tekun dan mulai tampil di berbagai konser, bahkan di luar negeri. Dia pun menjadi sangat terkenal di seluruh dunia. Tak lama kemudian, film itu membawa kita ke masa tuanya, lalu dia mengembuskan napas terakhir. Film itu pun tamat.

Kisah itu bukan hanya ada di film. Kisah itu menggambarkan kenyataan hidup manusia. Tidak soal tokoh utamanya itu musisi, ilmuwan, atlet, atau orang terkenal lainnya, inti ceritanya selalu sama. Apa pun prestasi mereka, mereka pasti akan menjadi tua dan mati. Coba pikirkan, berapa banyak hal lagi yang bisa mereka capai seandainya mereka tidak mengalami kenyataan pahit itu?

Sayangnya, kenyataan pahit itu akan menimpa kita semua. (Pengkhotbah 9:5) Meski kita sudah mati-matian menghindari maut, kita tetap akan menjadi tua dan mati. Belum lagi, kecelakaan atau penyakit parah bisa tiba-tiba merenggut nyawa kita. Seperti kata Alkitab, kehidupan kita sama seperti kabut di pagi hari yang ”hanya ada sebentar lalu hilang”.​—Yakobus 4:14.

Karena itu, ada yang merasa bahwa kehidupan mereka tidak pasti dan tidak bertujuan. Mereka pun memiliki prinsip hidup: ”Mari kita makan dan minum, karena besok kita akan mati.” (1 Korintus 15:32) Bagaimana menurut Anda? Bukankah orang yang hidup seperti itu sebenarnya pasrah dan tidak peduli dengan masa depan mereka? Tapi tidak soal siapa kita, khususnya saat tertimpa musibah, kita mungkin berpikir, ’Apakah hidup ini hanya begini saja?’ Siapa yang bisa menjawabnya?

Banyak yang berharap bahwa para ilmuwan bisa menemukan jawabannya. Memang, rata-rata usia hidup manusia telah meningkat berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan kedokteran. Saat ini pun, sejumlah ilmuwan berjuang untuk menemukan cara agar manusia bisa hidup jauh lebih lama. Tapi apa pun hasilnya, masih ada pertanyaan yang belum terjawab: Mengapa manusia menjadi tua dan mati? Mungkinkah manusia bebas dari kematian? Majalah ini akan membahas dua hal itu, dan akhirnya menjawab pertanyaan: Apakah hidup ini hanya begini saja?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan