PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Ikut Dalam Barisan Para Pemelihara Integritas Yehuwa
    Menara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
    • 1, 2. (a) Bagaimana beberapa agama dalam Susunan Kristen mendapat pengikut? (b) Cara mengajar apa digunakan oleh Yesus? (Matius 11:28-30)

      UNTUK melambangkan pembaktian kepada Yehuwa sebagai saksi-saksi KristenNya, pada tahun 1985, ada 189.800 orang yang dibaptis. Itu berarti rata-rata 520 orang tiap hari. Bagaimana semua orang ini membuat keputusan mereka untuk dibaptis? Apakah mereka menghadiri rapat-rapat raksasa, mendengarkan kepada seorang penginjil yang emosional, dan kemudian membuat keputusan yang emosional untuk Kristus? Demikianlah caranya beberapa agama Protestan dan Evangelical [aliran-aliran yang menekankan penginjilan] bekerja. Tetapi apakah demikian caranya Kristus mendapat pengikut?

      2 Bila kita dengan saksama mempelajari pengabaran Yesus kepada umum, kita tidak melihat dia memanfaatkan emosi. Misalnya, apakah ia menarik perhatian para hadirin dengan koor dan nyanyian? Atau apakah ia menggunakan psikologi dengan mahir untuk menciptakan suatu rasa bersalah dalam diri hadirinnya dan kemudian mendorong mereka untuk merogoh saku mereka? Sebaliknya, cara mengajarnya membuat orang-orang berpikir dan membuat pertimbangan. Karena sebagian besar dari pendengar-pendengarnya adalah orang Yahudi, mereka sudah mempunyai dasar dari Alkitab Ibrani. Ia dapat membuat mereka, berpikir berdasarkan pengetahuan mereka sebelumnya supaya mereka akan dapat mengakui dia sebagai Mesias.—Matius, pasal 5-7; Lukas 13:10-21.

      3. Bagaimana kita tahu bahwa Paulus tidak hanya menggugah emosi dengan ajarannya?

      3 Demikian pula, Paulus, meskipun oleh beberapa orang dianggap kurang pandai berbicara, menarik perhatian kepada kesanggupan berpikir. (Kisah 20:7-9; 2 Korintus 10:10; 11:6) Ia menulis, ”Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati [”dinas suci dengan daya pikiranmu,” NW] . . . Berubahlah oleh pembaharuan budimu [”agar seluruh sikap mentalmu diubah,” Phillips], sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”—Roma 12:1, 2.

      4. Sebelum seseorang dapat dibaptis sebagai salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa, langkah-langkah apa harus diambilnya?

      4 Sama halnya dewasa ini, mereka yang dibaptis adalah orang-orang yang sudah mempelajari Alkitab dan mempertimbangkannya dengan saksama sebelum mengambil langkah yang serius berupa baptisan, atau pencelupan total dalam air. (Kisah 17:11, 12) Keputusan mereka tidak dilakukan dengan tergesa-gesa atau secara emosional. Sebaliknya, sebelum disetujui untuk dibaptis, mereka sudah menghadiri perhimpunan-perhimpunan Kristen dengan tetap tentu guna mendapatkan pengetahuan yang saksama tentang Allah Yehuwa dan maksud-tujuan melalui Kristus Yesus. (Ibrani 10:25) Mereka juga dengan tetap tentu ambil bagian dalam pelayanan Kristen, membagikan kabar baik tentang Kerajaan kepada orang-orang lain. (Kisah 5:42; 1 Korintus 9:16)

  • Ikut Dalam Barisan Para Pemelihara Integritas Yehuwa
    Menara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
    • Jadi ketekunan dituntut untuk ”terus” mengikuti Yesus. Karena alasan itu, pembaktian menyangkut keputusan yang tidak remeh; hal itu tidak boleh sekedar suatu keinginan yang tidak bertahan lama. Namun beberapa orang telah meninggalkan kebenaran dalam waktu beberapa bulan atau tahun setelah dibaptis. Bagaimana sampai bisa terjadi?

      11. Mengapa, mungkin ada, orang-orang yang tidak meneruskan haluan integritas mereka?

      11 Mungkin ada yang memikirkan baptisan secara emosional dan tidak dengan akal sehat. Orang-orang lain mungkin mengharapkan hasil-hasil seketika dan membuat pembaktian yang berpusat pada diri sendiri dan bersifat jangka pendek. Apapun alasannya, mereka kehilangan hubungan mereka yang erat dengan Yehuwa. Mereka tidak ”sungguh-sungguh memandang” kepada teladan mereka, Yesus Kristus. (Ibrani 12:1, 2, NW) Akibatnya, kasih mereka kepada Allah berkurang dan integritas mereka mereka tidak tahan lama. Dan mengapa kasih merupakan faktor yang begitu penting? Karena itulah satu-satunya dasar yang kuat untuk pembaktian yang bertahan lama kepada Yehuwa.—Markus 12:30, 31; 1 Yohanes 4:7, 8, 16; 5:3.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan