PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Pembebasan​—Betapa Didambakan!
    Menara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
    • Tetapi, dalam separuh abad yang lampau, keinginan untuk merdeka telah mengambil dimensi baru. Jutaan rakyat jajahan telah membebaskan diri dari kekuasaan kolonial sebagai hasil dari usaha untuk memperoleh kemerdekaan politik. Gerakan-gerakan sosial, ekonomi, dan bahkan agama didirikan untuk mendapatkan kemerdekaan dari penindasan dan diskriminasi, apakah itu yang benar-benar nyata atau yang hanya khayalan belaka. Tidak pernah sebelumnya begitu banyak orang menginginkan pembebasan dari wewenang majikan dan pemerintahan, begitu banyak wanita dari wewenang suami dan ayah, dan begitu banyak anak dari wewenang orangtua serta guru-guru. Meskipun demikian, gerakan-gerakan pembebasan bukan hal baru. Sebenarnya, usianya sudah setua umur umat manusia sendiri. Buku sejarah yang paling tua di dunia, Alkitab, menceritakan lebih banyak lagi kepada kita. Inti dari kisahnya, yang terdapat dalam Kejadian 3:1-7, ialah sebagai berikut:

      Tidak lama setelah pria dan wanita diciptakan, wanita itu didekati oleh suatu makhluk malaikat. Tindakannya menyingkapkan keinginan untuk membebaskan diri dari wewenang Penciptanya. Jadi tidak mengherankan jika ia menegaskan bahwa apa yang dibutuhkan wanita itu dan suaminya adalah pembebasan. Tidakkah benar, ia berkilah, bahwa Allah telah memberikan pembatasan kepada mereka? Namun mengapa, ia bertanya, mereka tidak boleh makan dari ”buah pohon yang ada di tengah-tengah taman”? Bagaimanapun juga, ”pohon itu . . . sedap kepada pemandangan mata,” (Klinkert) bukan? Memang!

      Bebaskan dirimu, ia menganjurkan, maka ”matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Betapa didambakan! Ya, pembebasan dari pemerintahan Allah yang ”menindas” dibuat sedemikian rupa sehingga kelihatan sama berharganya seperti kehidupan itu sendiri.

  • ”Segala Makhluk Sama-Sama Mengeluh”​—Mengapa?
    Menara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
    • PRIA dan wanita pertama memalingkan diri dari Allah. Tetapi dengan mendapatkan ”pembebasan” yang mereka inginkan, akibatnya mereka harus mengatur urusan-urusan mereka sedapat-dapatnya. Tidak lama kemudian mereka menyadari bahwa usaha mereka yang paling baik masih jauh dari cukup. Karena tidak berpengalaman dan pengetahuan yang terbatas, timbul problem-problem.

      Itulah sebabnya mengapa banyak dari kita telah menjadi korban dari diskriminasi atau ketidakadilan. Itulah sebabnya kita semua harus diperbudak oleh ketidaksempurnaan manusia, mengapa kita menjadi sakit, menderita sakit jasmani dan mental, yang tidak normal, dan mencucurkan air mata kesedihan. Atau, seperti dikatakan dalam bahasa Alkitab, itulah sebabnya ”sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit.”—Roma 8:22.

      Usaha manusia yang pertama untuk mendapat kemerdekaan ternyata telah memperbudak dia. Kini, selama 60 abad ia telah berusaha memerdekakan diri dari akibat-akibat buruknya. Namun dengan hasil apa?

      Pembebasan Secara Politik

      Manusia telah mencoba segala bentuk pemerintahan. Pemerintahan yang menindas atau tidak adil, atau yang gagal memenuhi kebutuhan rakyat yang paling utama, telah disingkirkan atau bahkan digulingkan dengan kekerasan dan digantikan oleh yang lain—tetapi dengan hasil-hasil yang meragukan.

      Wartawan Lance Morrow, ketika berbicara tentang revolusi-revolusi politik, menyatakan, ”Sejarah telah memperlihatkan terlalu banyak drama perubahan yang bersifat utopia (suatu khayalan tentang sesuatu yang sempurna dan sangat diinginkan namun tidak praktis) yang berakhir dengan [pemerintahan] yang juga bersifat totaliter, kejam, sama seperti resim-resim yang mereka singkirkan—kemenangan dari semangat fanatisme yang penuh harap atas pengalaman.”

      Mengganti satu pemerintahan yang tidak sempurna dengan pemerintahan lain sama sekali bukan cara yang ideal untuk mewujudkan pembebasan sejati. Jadi, Raja Salomo yang bijaksana diilhami ilahi untuk menulis, ”Orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka.” (Pengkhotbah 8:9) Jelaslah, ”segala makhluk [akan tetap] sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit” sampai pemerintahan yang sempurna mewujudkan pembebasan dari pemerintahan yang tidak sempurna.

      Pembebasan Dari Diskriminasi Nasional dan Ras

      Prasangka ras atau nasional secara langsung bertentangan dengan kebenaran Alkitab bahwa Allah ’telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia dari satu orang saja’ dan bahwa ”Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya.” (Kisah 17:26; 10:34, 35) Namun mereka yang berusaha untuk mendapat perlakuan yang sama sering telah gagal mendapatkannya, bahkan di kalangan bangsa-bangsa yang mengaku diri Kristen.

      Misalnya, pikirkan mengenai orang-orang kulit hitam. Ada orang-orang yang disebut Kristen yang mengaku bahwa warna kulit hitam adalah akibat dari kutukan ilahi atas Kanaan dan keturunannya, sehingga mereka direndahkan kepada kedudukan sebagai budak. Dalam hal ini mereka salah. Bangsa kulit hitam bukan keturunan dari Kanaan tetapi dari Kus dan kemungkinan dari Put. Dan tidak ada kutukan atas salah satu dari mereka.—Kejadian 9:24, 25; 10:6.

      Meskipun kenyataan ini, orang-orang kulit hitam sering kali mendapati diri mereka ditindas secara sosial dan ekonomi bahkan oleh sesama kulit hitam. Mereka mendambakan pembebasan. Namun gerakan pembebasan mereka, walaupun disertai dengan aksi-aksi dan barisan-barisan protes, tidak membuahkan banyak hasil. Karena tidak dapat mengubah hati sepenuhnya, mereka gagal untuk menghapus prasangka ras, ketidaktahuan agama, dan tidak adanya kasih akan sesama.

      Jadi ”segala makhluk [akan tetap] sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit” sampai diskriminasi ras dihapus oleh Kerajaan Allah melalui Kristus.

      Emansipasi Kaum Wanita

      Selama berabad-abad, kaum wanita mendapat perlakuan yang buruk dan sering dianggap warga kelas dua. Ini bukan kesalahan dari Pencipta mereka. Ia tidak menciptakan wanita dengan maksud agar pria menganggapnya sebagai obyek seks belaka. Pria juga tidak diperintahkan untuk berlaku sewenang-wenang atasnya. Sebagai istri dari pria, ia harus menjadi ’penolongnya,’ sebagai ”pelengkap bagi dia,” (NW) ”satu daging” dengan dia.—Kejadian 1:26-28; 2:18-24.

      Keinginan Hawa untuk bebas dari wewenang Allah yang pengasih telah menghasilkan bukan kemerdekaan melainkan penindasan yang keras. Karena menyadari ini sebelumnya, Allah menubuatkan, ”Engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” (Kejadian 3:16) Bagi banyak wanita, kekuasaan pria yang tidak sempurna sangat tidak menyenangkan, dan sejumlah gerakan kaum wanita telah berusaha untuk melepaskan diri dari itu.

      Namun Gerakan Emansipasi Wanita, meskipun telah menghasilkan perubahan ke arah yang baik, telah gagal karena hal itu bertentangan dengan kemerdekaan yang seimbang yang dijanjikan Allah. ”Segala makhluk [akan tetap] sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit” sampai Kerajaan Allah mengajar semua pria untuk mengasihi ”isterinya sama seperti tubuhnya sendiri” dan memperlakukan ’perempuan tua sebagai ibu dan perempuan muda sebagai adik dengan penuh kemurnian.’—Efesus 5:28; 1 Timotius 5:2.

  • Bagaimana Seharusnya Perasaan Orang-Orang Kristen Terhadap Pembebasan
    Menara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
    • Tetapi, karena mengakui wewenang negara yang relatif, orang-orang Kristen tidak dapat ikut ambil bagian dalam gerakan-gerakan pembebasan untuk menggulingkan kekuasaan tersebut. Mereka tidak dapat menyetujui pembangkangan sipil hanya karena mereka tidak menyetujui kebijaksanaan pemerintah, juga tidak dapat menganjurkan agar pajak tidak dibayar sebagai cara untuk memprotes kebijaksanaan tertentu.

  • Menggunakan Kemerdekaan Kristen Dengan Benar
    Menara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
    • Menjelang akhir dari Pemerintahan Seribu Tahunnya, Kristus sudah akan memerdekakan manusia sama sekali dari semua akibat buruk dari gerakan pembebasan yang semula di Eden dulu. Kelompok-kelompok suku bangsa yang telah diperlakukan dengan kejam sudah akan dimerdekakan dari ketidakadilan atau diskriminasi. Kaum wanita sudah akan dibebaskan dari kekuasaan kaum pria yang menindas. Orang-orang yang sakit sudah akan dibebaskan dari penyakit. Orang-orang tua sudah akan dibebaskan dari akibat-akibat usia tua yang melemahkan. Dan, yang paling menakjubkan dari semua, orang-orang yang ditinggalkan sudah akan dibebaskan dari kesedihan, karena orang-orang mati yang mereka kasihi sudah dibebaskan dari kuburan! Wahyu 20:13–21:5; lihat juga Mazmur 146:5-10.

      Dengan mengabarkan berita ilahi tentang pembebasan ini, Saksi-Saksi Yehuwa jaman sekarang menggunakan kemerdekaan Kristen mereka sendiri dengan cara yang bermanfaat. Betapa picik jika mereka mendukung gerakan-gerakan pembebasan manusia, yang paling-paling, hanya dapat mendatangkan kebebasan yang semu dan yang, pada hakekatnya, mengaburkan harapan pembebasan yang sejati.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan