PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Kelepasan Sudah Dekat bagi Umat dengan Pengabdian Ilahi!
    Menara Pengawal—1990 | 15 April
    • Kelepasan Sudah Dekat bagi Umat dengan Pengabdian Ilahi!

      ”Yehuwa tahu menyelamatkan orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi dari pencobaan, tetapi menyimpan orang-orang jahat untuk dibinasakan pada hari penghakiman.”—2 PETRUS 2:9, NW.

      1. (a) Keadaan-keadaan suram apa yang dihadapi umat manusia pada zaman kita? (b) Mengingat hal itu, pertanyaan-pertanyaan apa yang akan kita bahas?

      BAGI seluruh umat manusia, problem-problem kehidupan makin meningkat. Hal ini demikian tidak soal seseorang hidup di tempat yang berlimpah dengan perkara materi atau serba kekurangan. Perasaan tidak aman terdapat di mana-mana. Seolah-olah keadaan ekonomi yang tidak stabil masih belum cukup untuk dikhawatirkan, problem-problem lingkungan hidup yang serius menyerang planet Bumi, mengancam seluruh kehidupan yang ada di atasnya. Penyakit merajalela. Penyakit menular, penyakit jantung, dan tulah kanker meminta banyak sekali korban. Perbuatan amoral telah mengacaukan emosi manusia dan kehidupan keluarga. Selain semua hal itu, dunia penuh dengan kekerasan. Mengingat apa yang sedang dihadapi masyarakat manusia, secara realistis kita bertanya: Apakah ada dasar yang kuat untuk mengharapkan kelepasan dalam waktu singkat? Jika demikian, bagaimana ini akan datang, dan bagi siapa?—Bandingkan Habakuk 1:2; 2:1-3.

      2, 3. (a) Mengapa kita dewasa ini mendapati bahwa apa yang dikatakan dalam 2 Petrus 2:9 benar-benar menenteramkan? (b) Tindakan penyelamatan spesifik apa yang Alkitab sebutkan sebagai dasar anjurannya?

      2 Apa yang terjadi pada zaman kita mengingatkan kita kepada zaman-zaman lain yang sangat penting dalam sejarah manusia. Rasul Petrus menarik perhatian kepada tindakan penyelamatan yang Allah laksanakan pada peristiwa-peristiwa tersebut dan kemudian mengambil kesimpulan yang membesarkan hati ini, ”Yehuwa tahu menyelamatkan orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi dari pencobaan.” (2 Petrus 2:9, NW) Perhatikan ikatan kalimat dari pernyataan itu, di 2 Petrus 2:4-10:

      3 ”Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka [”Tartarus”, NW] dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja,—sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa—maka nyata, bahwa Tuhan [”Yehuwa”, ”NW”] tahu menyelamatkan orang-orang saleh [”yang memiliki pengabdian ilahi”, ”NW”] dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa [”dibinasakan”, NW] pada hari penghakiman, terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah.” Seperti ditunjukkan ayat-ayat ini, apa yang terjadi pada zaman Nuh dan pada zaman Lot sangat penting bagi kita.

      Roh yang Sangat Berpengaruh pada Zaman Nuh

      4. Pada zaman Nuh, mengapa Allah memandang bumi sudah rusak? (Mazmur 11:5)

      4 Kisah sejarah dalam Kejadian pasal 6 memberi tahu kita bahwa pada zaman Nuh bumi telah rusak dalam pandangan Allah yang benar. Mengapa? Karena kekerasan. Ini bukan soal kasus-kasus kejahatan dan kekerasan yang hanya terjadi sewaktu-waktu. Kejadian 6:11 melaporkan bahwa ’bumi penuh dengan kekerasan’.

      5. (a) Sikap apa di pihak manusia telah menambah kekerasan pada zaman Nuh? (b) Apa yang telah diperingatkan oleh Henokh berkenaan kefasikan?

      5 Apa yang mendalangi ini? Ayat yang dikutip dari 2 Petrus menyebutkan orang-orang yang fasik. Ya, semangat kefasikan menyusup ke dalam setiap kegiatan umat manusia. Ini tidak hanya menyangkut diabaikannya hukum ilahi secara umum, melainkan sikap menentang Allah sendiri.a Dan bila manusia menentang Allah, bagaimana mereka dapat diharapkan untuk bersikap baik terhadap sesama mereka? Sebelum Nuh dilahirkan, kefasikan ini sudah begitu merajalela sehingga Yehuwa memerintahkan Henokh untuk mengucapkan nubuat mengenai akibat akhirnya. (Yudas 14, 15) Tindakan mereka menentang Allah pasti mendatangkan penghukuman ilahi.

      6, 7. Keadaan apa berkenaan para malaikat merupakan faktor utama dalam keadaan buruk yang berkembang sebelum Air Bah?

      6 Ada juga pengaruh lain yang menambah kekerasan pada zaman itu. Kejadian 6:1, 2 mengarahkan perhatian kepada hal itu, bunyinya, ”Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” Siapakah anak-anak Allah itu? Mereka bukan manusia. Pria selama berabad-abad telah memperhatikan wanita-wanita yang cantik dan mengawini mereka. Anak-anak Allah ini adalah malaikat-malaikat yang menjelma. Dalam Yudas 6, mereka digambarkan sebagai ”malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka”.—Bandingkan 1 Petrus 3:19, 20.

      7 Ketika makhluk-makhluk adimanusiawi yang menjelma sebagai manusia mengadakan hubungan dengan anak-anak perempuan manusia, apa hasilnya? ”Pada waktu itu orang-orang raksasa [”Nefilim”, NW] ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.” Ya, keturunan dari persetubuhan yang tidak wajar itu adalah orang Nefilim, atau raksasa-raksasa yang menggunakan kekuatan mereka yang jauh lebih besar untuk menindas orang-orang lain.—Kejadian 6:4.

      8. Bagaimana reaksi Yehuwa terhadap keadaan yang buruk di bumi?

      8 Maka, betapa burukkah keadaannya akibat pengaruh ini? Halnya demikian buruk hingga ”dilihat [Yehuwa], bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”. Bagaimana reaksi Allah atas hal ini? ”Maka menyesallah [Yehuwa], bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan [”menyakitkan”, NW] hatiNya.” Ini tidak berarti bahwa Allah merasa bahwa Ia telah membuat kesalahan ketika Ia menciptakan manusia. Sebaliknya, Ia merasa menyesal bahwa setelah Ia menciptakan manusia, tingkah laku mereka menjadi begitu jahat sehingga Ia terpaksa harus membinasakan mereka.—Kejadian 6:5-7.

      Haluan yang Membawa Kelepasan

      9. (a) Mengapa Allah berlaku baik terhadap Nuh? (b) Keterangan apa yang Allah berikan lebih dahulu kepada Nuh?

      9 Berkenaan Nuh, ia ”mendapat kasih karunia di mata [Yehuwa]. . . . Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah”. (Kejadian 6:8, 9) Maka Yehuwa memberi tahu Nuh lebih dahulu bahwa Ia akan mendatangkan air bah seluas dunia dan memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera. Seluruh umat manusia, kecuali Nuh dan keluarganya, akan disapu bersih dari atas muka bumi. Bahkan makhluk-makhluk hewan akan dibinasakan, kecuali beberapa yang mewakili tiap jenis utama yang harus dibawa oleh Nuh ke dalam bahtera.—Kejadian 6:13, 14, 17.

      10. (a) Persiapan apa yang harus dibuat untuk keselamatan, dan betapa besarkah pekerjaan itu? (b) Apa yang patut diperhatikan berkenaan cara Nuh melakukan tugasnya?

      10 Pengetahuan akan hal-hal yang bakal terjadi ini, memberi Nuh tanggung jawab yang berat. Bahtera harus dibangun. Bentuknya harus seperti sebuah peti raksasa, dengan ruangan seluas kira-kira 40.000 meter kubik. Nuh harus mengisinya dengan makanan dan kemudian mengumpulkan binatang-binatang dan burung-burung, ”segala makhluk”, untuk diselamatkan. Ini adalah proyek yang menuntut kerja keras selama bertahun-tahun. Bagaimana tanggapan Nuh? Ia ”melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya”.—Kejadian 6:14-16, 19-22; Ibrani 11:7.

      11. Berkenaan keluarganya sendiri, tanggung jawab penting apa yang dipikul oleh Nuh?

      11 Seraya melakukan pekerjaan itu, Nuh juga harus menyediakan waktu khusus untuk membina kerohanian keluarganya. Mereka perlu dilindungi agar tidak meniru haluan yang keras dan sikap menentang dari orang-orang di sekeliling mereka. Penting agar mereka tidak menjadi terlalu sibuk dalam urusan kehidupan sehari-hari. Allah mempunyai pekerjaan yang harus mereka lakukan, dan mereka harus membangun kehidupan mereka di sekitar itu. Kita tahu bahwa keluarga Nuh menyambut petunjuk-petunjuknya dan juga memiliki iman yang sama dengannya karena Nuh, istrinya, ketiga putra mereka, dan istri putra-putra tersebut—seluruhnya delapan orang—dipujikan dalam Alkitab.—Kejadian 6:18; 1 Petrus 3:20.

      12. Seperti diperlihatkan dalam 2 Petrus 2:5, tanggung jawab apa yang dipenuhi oleh Nuh dengan setia?

      12 Nuh juga mempunyai tanggung jawab lain—memperingatkan tentang Air Bah yang akan datang dan mengumumkan mengapa ini akan datang. Nyata bahwa ia melaksanakan tanggung jawab itu dengan setia, karena ia disebut dalam Firman Allah sebagai ”pemberita kebenaran”.—2 Petrus 2:5.

      13. Keadaan-keadaan apa yang dihadapi Nuh seraya ia melaksanakan tugas yang ia terima dari Allah?

      13 Sekarang coba renungkan keadaan ketika Nuh melaksanakan tugas itu! Tempatkan diri saudara di dalam keadaannya. Jika saudara adalah Nuh atau anggota keluarganya, saudara pasti dikelilingi oleh kekerasan yang dilakukan oleh orang Nefilim dan orang-orang fasik. Saudara harus berhadapan langsung dengan pengaruh malaikat-malaikat yang memberontak. Seraya saudara membangun bahtera itu, saudara pasti menjadi sasaran ejekan. Dan tahun demi tahun seraya saudara memperingatkan tentang Air Bah yang akan datang, saudara mendapati bahwa orang-orang begitu sibuk dalam urusan kehidupan sehari-hari sehingga ”mereka tidak memperhatikan”—”sampai air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua”.—Matius 24:39, NW; Lukas 17:26, 27.

      Apa Artinya Pengalaman Nuh bagi Saudara?

      14. Mengapa tidak sulit bagi kita dewasa ini untuk mengerti keadaan yang dihadapi oleh Nuh dan keluarganya?

      14 Keadaan seperti itu sama sekali tidak sulit untuk dibayangkan oleh kebanyakan dari para pembaca. Mengapa tidak? Karena keadaan pada zaman kita sangat serupa dengan yang ada pada zaman Nuh. Yesus Kristus berkata bahwa hal ini dapat diharapkan. Dalam nubuatnya yang besar mengenai masa kehadirannya pada kesudahan sistem ini, Yesus berkata, ”Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”—Matius 24:37.

      15, 16. (a) Bagaimana, seperti pada zaman Nuh, bumi dewasa ini sudah penuh dengan kekerasan? (b) Kekerasan apa yang khususnya dialami oleh hamba-hamba Yehuwa?

      15 Apakah ternyata demikian? Apakah dunia dewasa ini penuh dengan kekerasan? Ya! Lebih dari seratus juta orang tewas dalam perang-perang abad ini. Beberapa dari para pembaca telah langsung merasakan dampak dari ini. Lebih banyak lagi telah diancam oleh penjahat-penjahat yang nekad mendapatkan uang atau barang-barang berharga lainnya. Dan kalian kaum remaja mudah kena tindak kekerasan di sekolah.

      16 Tetapi, hamba-hamba Yehuwa tidak hanya mengalami akibat yang merusak dari peperangan dan tindak kekerasan dalam kejahatan yang umum dialami. Mereka juga menjadi sasaran kekerasan karena mereka bukan bagian dari dunia tetapi sebaliknya berupaya menjadi orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi. (2 Timotius 3:10-12) Kadang-kadang kekerasan tersebut hanya berbentuk dorongan yang kasar atau pukulan; pada kesempatan lain ini berupa perusakan atas barang-barang, pemukulan yang kejam, dan bahkan pembunuhan.—Matius 24:9.

      17. Apakah kefasikan merajalela dewasa ini? Jelaskan.

      17 Dalam melakukan kekerasan tersebut, kadang-kadang orang-orang yang fasik terang-terangan menyatakan kebencian mereka terhadap Allah. Di suatu daerah di Afrika, polisi menyatakan, ”Pemerintahan ini milik kami. Kalian pergi kepada Allah, jika [Allah memang] ada, dan minta Dia untuk datang dan membantu kalian.” Di penjara dan kamp-kamp konsentrasi, umat Yehuwa harus berhadapan muka dengan orang-orang seperti Baranowsky, di Sachsenhausen, Jerman, yang menantang, ”Saya mau berkelahi dengan Yehuwa. Kita akan lihat siapa yang lebih kuat, saya atau Yehuwa.” Tidak lama setelah itu, Baranowsky jatuh sakit dan mati; namun orang-orang lain terus memperlihatkan sikap yang sama. Orang-orang yang memperlihatkan sikap menentang Allah bukan hanya para pejabat pemerintahan yang senang melancarkan serangan penganiayaan. Di seluruh dunia, hamba-hamba Allah mendengar dan melihat hal-hal yang membuktikan bahwa mereka yang senang melakukan hal-hal itu tidak merasa takut kepada Allah dalam hati mereka.

      18. Dalam hal apa saja roh-roh jahat ikut menimbulkan keadaan yang bergejolak di antara umat manusia?

      18 Pada zaman sekarang yang sangat serupa dengan zaman Nuh, kita juga menyaksikan campur tangan roh-roh jahat. (Wahyu 12:7-9) Hantu-hantu ini adalah malaikat-malaikat yang sama yang dulu menjelma sebagai manusia dan mengawini wanita-wanita pada zaman Nuh. Ketika Air Bah tiba, istri dan anak-anak mereka dibinasakan, tetapi malaikat-malaikat yang tidak taat itu terpaksa kembali ke alam roh. Mereka tidak lagi mempunyai tempat dalam organisasi Yehuwa yang suci tetapi dilemparkan ke Tartarus, yaitu suatu keadaan kegelapan yang pekat, tanpa penerangan ilahi sama sekali. (2 Petrus 2:4, 5) Bekerja di bawah pimpinan Setan, mereka terus memelihara hubungan yang erat dengan manusia dan meskipun tidak dapat menjelma lagi, mereka berupaya mengendalikan pria, wanita, dan bahkan anak-anak. Antara lain ini dilakukan melalui praktik-praktik ilmu gaib. Mereka juga menghasut umat manusia untuk menghancurkan satu sama lain dengan cara-cara yang keji dan di luar akal sehat. Tetapi bukan hanya itu.

      19. (a) Terhadap siapa khususnya para hantu mengarahkan kebencian mereka? (b) Hantu-hantu berupaya memaksa kita untuk melakukan apa?

      19 Alkitab menyingkapkan bahwa hantu-hantu melancarkan peperangan melawan ”semua orang yang mentaati perintah-perintah Allah, dan yang memberi kesaksian tentang Yesus”. (Wahyu 12:12, 17, BIS) Roh-roh jahat itu adalah penghasut utama dari penindasan atas hamba-hamba Yehuwa. (Efesus 6:10-13) Mereka menggunakan segala macam cara yang ada untuk memaksa atau menggoda orang-orang yang setia agar mematahkan integritas kepada Yehuwa dan berhenti memberitakan Kerajaan Yehuwa di bawah Yesus sebagai Raja Mesias.

      20. Bagaimana hantu-hantu berupaya menghalangi orang yang ingin membebaskan diri dari kekuasaan mereka? (Yakobus 4:7)

      20 Hantu-hantu berupaya keras menghalangi orang yang ingin sekali dibebaskan dari pengaruh mereka yang bersifat menindas. Seorang bekas dukun di Brasil melaporkan bahwa ketika Saksi-Saksi berkunjung ke rumahnya, suara-suara hantu memerintahkan dia untuk tidak membuka pintu; tetapi ia tetap melakukannya, dan ia belajar kebenaran. Di banyak daerah, hantu-hantu secara langsung menggunakan orang-orang yang mempraktikkan sihir untuk mencoba menghentikan pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa. Sebagai contoh, di sebuah desa di Suriname, mereka yang menentang Saksi-Saksi Yehuwa menghubungi seorang dukun yang terkenal dapat membuat orang mati mendadak hanya dengan mengacungkan tongkat sihirnya ke arah orang tersebut. Bersama rombongannya yang terdiri dari penari-penari dan penabuh-penabuh gendang, dukun itu, yang sudah dirasuki hantu, menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa. Ia mengucapkan mantera-manteranya dan mengacungkan tongkat sihirnya ke arah mereka. Penduduk desa berharap para Saksi akan jatuh dan mati, namun dukun itulah yang pingsan dan harus diangkut pergi oleh para pendukungnya yang merasa sangat malu.

      21. Seperti pada zaman Nuh, bagaimana reaksi mayoritas orang terhadap pengabaran kita, dan mengapa?

      21 Bahkan di daerah-daerah yang ilmu sihir dan guna-guna tidak dipraktikkan secara terang-terangan, tiap Saksi dari Yehuwa mengalami bagaimana rasanya mencoba mengabar kepada orang-orang yang begitu sibuk dalam urusan kehidupan sehari-hari sehingga tidak ingin diganggu. Seperti pada zaman Nuh, mayoritas terbesar ”tidak memperhatikan”. (Matius 24:37-39, NW) Mereka mungkin mengagumi persatuan dan prestasi kita. Namun pekerjaan pembangunan rohani kita—yang menyangkut berjam-jam pelajaran pribadi, menghadiri perhimpunan dengan tetap tentu, dan dinas pengabaran—semua itu mereka anggap kebodohan. Mereka mengejek keyakinan kita kepada janji-janji Firman Allah, karena kehidupan mereka dipusatkan pada harta benda dan kesenangan hawa nafsu yang dapat mereka peroleh sekarang.

      22, 23. Bagaimana peristiwa-peristiwa pada zaman Nuh memberikan jaminan yang kuat bahwa Yehuwa akan menyelamatkan orang-orang dengan pengabdian ilahi dari pencobaan?

      22 Apakah hamba-hamba Yehuwa yang loyal akan selamanya menjadi sasaran penganiayaan oleh mereka yang tidak mengasihi Allah? Sama sekali tidak! Apa yang terjadi pada zaman Nuh? Atas perintah Allah, Nuh dan keluarganya memasuki bahtera yang sudah selesai dibangun. Kemudian, pada waktu yang telah ditentukan ilahi, ”terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit”. Air Bah terus berlangsung sampai bahkan gunung-gunung tertutup oleh air. (Kejadian 7:11, 17-20) Malaikat-malaikat yang telah meninggalkan tempat kediaman mereka dipaksa meninggalkan tubuh jelmaan mereka dan kembali ke alam roh. Orang Nefilim dan semua orang lain dari dunia orang fasik itu, termasuk mereka yang begitu tidak perduli sehingga tidak bertindak berdasarkan peringatan Nuh, dibinasakan. Di lain pihak, Nuh dan istrinya serta ketiga putra beserta istri mereka diselamatkan. Jadi, Yehuwa menyelamatkan Nuh dan keluarganya dari pencobaan yang dengan loyal telah mereka derita selama begitu banyak tahun.

      23 Apakah Yehuwa akan melakukan hal yang sama bagi orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi dewasa ini? Jelas, tidak ada keraguan sama sekali mengenai hal itu. Ia telah berjanji, dan Ia tidak dapat berdusta.—Titus 1:2; 2 Petrus 3:5-7.

      [Catatan Kaki]

      a ”Anomia berarti mengabaikan, atau menentang hukum-hukum Allah; asebeia [bentuk kata benda dari kata yang diterjemahkan ’orang-orang yang fasik’] adalah sikap yang sama terhadap Pribadi Allah.”—Vine’s Expository Dictionary of Old and New Testament Words, Jilid 4, halaman 170.

  • Persiapkan Diri untuk Diselamatkan ke Dalam Dunia Baru
    Menara Pengawal—1990 | 15 April
    • Persiapkan Diri untuk Diselamatkan ke Dalam Dunia Baru

      ”Ingatlah akan isteri Lot.”—LUKAS 17:32.

      1. Contoh apa dalam sejarah mengenai penyelamatan ilahi akan disorot dalam pelajaran kita hari ini, dan bagaimana hal itu dapat bermanfaat bagi kita?

      SETELAH menceritakan tentang tindakan penyelamatan yang menakjubkan yang Yehuwa lakukan demi kepentingan Nuh dan keluarganya, rasul Petrus menyebut suatu contoh lain dalam sejarah. Ia menarik perhatian kepada penyelamatan Lot yang benar ketika Sodom dan Gomora dimusnahkan dengan api, yang kita baca dalam 2 Petrus 2:6-8. Rinciannya dipelihara demi kefaedahan kita. (Roma 15:4) Dengan memperhatikan apa yang terjadi sehubungan dengan penyelamatan itu kita dapat dibantu untuk menjadi orang yang layak diselamatkan ke dalam dunia baru Allah.

      Bagaimana Reaksi Kita terhadap Jalan Hidup Dunia Ini

      2. Tingkah laku apa di Sodom dan Gomora mengakibatkan mereka dibinasakan oleh Allah?

      2 Mengapa kota-kota tersebut dan penduduknya dibinasakan? Rasul Petrus menyebut mengenai ’mengikuti hawa nafsu’. (2 Petrus 2:7) Seperti ditunjukkan oleh penggunaan ungkapan Yunani untuk pernyataan itu, orang-orang Sodom dan Gomora memuaskan hawa nafsu dalam perbuatan salah dengan cara yang terang-terangan memperlihatkan tidak adanya respek, bahkan kebencian yang besar, terhadap hukum dan wewenang. Yudas 7 (NW) mengatakan bahwa mereka ”melakukan percabulan dengan berlebih-lebihan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar”. Sangat buruknya tingkah laku mereka nyata ketika pria-pria kota Sodom, ”dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali”, mengepung rumah Lot dan menuntut agar ia menyerahkan tamu-tamunya kepada pria-pria Sodom agar mereka dapat memuaskan hawa nafsu mereka yang sesat. Dan mereka berteriak-teriak mengutuk Lot karena ia menolak tuntutan mereka yang keji.—Kejadian 13:13; 19:4, 5, 9.

      3. (a) Bagaimana sampai Lot dan keluarganya tinggal di lingkungan yang demikian bejat seperti Sodom? (b) Bagaimana reaksi Lot terhadap tingkah laku yang bejat dari orang-orang di Sodom?

      3 Lot pada mulanya pindah ke daerah dekat Sodom karena potensinya untuk menghasilkan kemakmuran materi. (Kejadian 13:8-12; 14:12; 19:1) Tetapi ia tidak menyetujui praktik-praktik yang cabul dari pria-pria di kota, dan mereka tidak memandang Lot sebagai salah seorang dari mereka, jelas karena Lot dan keluarganya tidak ikut dalam kehidupan sosial mereka. Seperti dikatakan 2 Petrus 2:7, 8, ”Lot . . . terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja,—sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa.” Keadaan tersebut merupakan ujian yang hebat bagi Lot karena, sebagai orang yang benar, ia muak dengan tingkah laku demikian.

      4. (a) Dalam hal apa saja keadaan dewasa ini sama seperti keadaan di Sodom pada zaman dulu? (b) Jika kita seperti Lot yang benar, bagaimana reaksi kita terhadap keadaan yang bejat dewasa ini?

      4 Pada zaman kita juga, tingkat moral masyarakat manusia telah sangat merosot. Di banyak negeri, makin banyak orang melakukan hubungan seks pranikah atau seks di luar perkawinan. Bahkan banyak remaja di sekolah sering sangat terlibat dalam jalan hidup semacam ini, dan mereka mengejek remaja-remaja lainnya yang tidak bergabung dengan mereka. Orang-orang homoseks dengan terang-terangan menyatakan identitas mereka dan berbaris melalui jalan-jalan di kota-kota besar menuntut pengakuan. Kaum pendeta juga telah bergabung dalam perbuatan keji itu. Secara resmi, tidak banyak gereja akan melantik orang yang dikenal sebagai homoseks atau suka melakukan percabulan. Tetapi, dalam keadaan yang sebenarnya, tidak sulit menemukan orang-orang yang homoseks, suka melakukan percabulan, dan pezinah di kalangan kaum pendeta. Sebenarnya, beberapa pemimpin agama telah dipindahkan ke kota-kota lain atau bahkan dipaksa mengundurkan diri karena skandal seks. Para pencinta kebenaran tidak menaruh simpati terhadap kejahatan demikian; mereka ’membenci yang jahat’. (Roma 12:9, BIS) Mereka terutama sangat sedih bila tingkah laku orang yang mengaku melayani Allah mendatangkan celaan atas nama Dia dan menyebabkan orang-orang yang tidak paham menjauh dari semua agama dengan perasaan jijik.—Roma 2:24.

      5. Pertanyaan apa yang dijawab oleh tindakan Yehuwa membinasakan Sodom dan Gomora?

      5 Tahun demi tahun keadaan makin lebih buruk. Apakah ini akan berakhir? Ya, pasti! Apa yang Yehuwa lakukan atas Sodom dan Gomora zaman dulu memperlihatkan dengan jelas bahwa, pada waktu yang telah Ia tentukan, Allah akan melaksanakan hukuman. Ia akan membinasakan sama sekali orang-orang yang jahat, tetapi Ia akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang loyal.

      Siapa atau Apa yang Diutamakan dalam Kehidupan?

      6. (a) Pelajaran yang tepat waktu apa yang terdapat dalam kisah mengenai pria-pria muda yang akan menikah dengan anak-anak perempuan Lot? (b) Bagaimana sikap calon teman hidup mereka menguji anak-anak perempuan Lot?

      6 Hanya mereka yang memperlihatkan pengabdian yang sungguh-sungguh akan diselamatkan. Dalam hal ini, pertimbangkan apa yang dikatakan malaikat-malaikat Yehuwa kepada Lot sebelum Sodom dan Gomora dibinasakan. ”Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, sebab kami akan memusnahkan tempat ini.” Maka Lot berbicara kepada pemuda-pemuda yang akan menikah dengan anak-anak perempuannya. Ia berulang kali mendesak mereka, ”Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab [Yehuwa] akan memusnahkan kota ini.” Hubungan mereka dengan keluarga Lot memberi mereka kesempatan istimewa untuk diselamatkan, namun mereka secara pribadi harus bertindak. Mereka harus memberikan bukti nyata bahwa mereka taat kepada Yehuwa. Sebaliknya, seperti dikatakan ayat 14, mereka menganggap Lot ”sebagai orang yang berolok-olok saja”. (Kejadian 19:12-14) Saudara dapat membayangkan bagaimana perasaan anak-anak perempuan Lot ketika mereka mengetahui apa yang terjadi. Keloyalan mereka kepada Allah diuji.

      7, 8. (a) Ketika para malaikat mendesak Lot untuk membawa keluarganya dan lari, bagaimana reaksinya, dan mengapa ini tidak bijaksana? (b) Agar diselamatkan, apa yang penting bagi Lot dan keluarganya?

      7 Keesokan harinya pada waktu fajar menyingsing, para malaikat mulai mendesak Lot. Mereka berkata, ”Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.” Namun ”ia berlambat-lambat”. (Kejadian 19:15, 16) Mengapa? Apa yang menahannya? Apakah kepentingan materi yang ia miliki di Sodom—perkara yang justru telah menariknya untuk pindah ke daerah itu pada awal mula? Jika ia berpaut kepada itu, ia akan dibinasakan bersama Sodom.

      8 Karena merasa kasihan, malaikat-malaikat memegang tangan anggota-anggota keluarganya dan dengan cepat membawa mereka ke luar dari kota. Di pinggir kota, malaikat Yehuwa memberi perintah, ”Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.” Lot masih ragu-ragu. Akhirnya, setelah disepakati bahwa ia dapat pergi ke suatu tempat yang tidak begitu jauh, ia dan keluarganya lari. (Kejadian 19:17-22) Mereka tidak mungkin menunda-nunda lagi; ketaatan sangat penting.

      9, 10. (a) Mengapa berada bersama suaminya tidak cukup untuk memastikan keselamatan bagi istri Lot? (b) Ketika istri Lot binasa, ujian lebih lanjut apa yang harus dihadapi Lot dan anak-anak perempuannya?

      9 Namun, penyelamatan masih belum tuntas ketika mereka telah pergi dari Sodom. Kejadian 19:23-25 memberi tahu kita, ”Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. Kemudian [Yehuwa] menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari [Yehuwa], dari langit; dan ditunggangbalikkanNyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.” Tetapi di manakah istri Lot?

      10 Ia ikut lari bersama suaminya. Tetapi, apakah ia setuju sepenuhnya dengan apa yang dilakukan Lot? Tidak ada petunjuk bahwa ia dalam hal tertentu menyetujui perbuatan amoral kota Sodom. Tetapi apakah kasihnya kepada Allah lebih kuat daripada kasihnya untuk rumah dan harta benda yang ia miliki di sana? (Bandingkan Lukas 17:31, 32.) Di bawah tekanan, apa yang ada di dalam hatinya menjadi nyata. Tampaknya mereka sudah berada dekat Zoar, mungkin sudah akan memasuki kota itu, ketika ia dengan tidak taat menoleh ke belakang. Dan seperti dikatakan catatan Alkitab, ’ia menjadi tiang garam’. (Kejadian 19:26) Sekarang Lot dan anak-anak perempuannya menghadapi ujian loyalitas lebih jauh. Apakah perasaan kasih dan keterikatan Lot kepada istrinya yang telah meninggal atau kasih anak-anak perempuannya kepada ibu mereka yang telah tiada lebih kuat daripada kasih mereka kepada Yehuwa, yang telah mendatangkan bencana ini? Apakah mereka akan terus menaati Allah meskipun seseorang yang sangat dekat dengan mereka ternyata tidak loyal kepada-Nya? Dengan percaya penuh kepada Yehuwa, mereka tidak menoleh ke belakang.

      11. Apa yang telah kita pelajari di sini berkenaan keselamatan yang Yehuwa sediakan?

      11 Ya, Yehuwa tahu bagaimana menyelamatkan orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi dari pencobaan. Ia tahu bagaimana menyelamatkan keluarga-keluarga secara keseluruhan yang dipersatukan dalam ibadat yang murni; Ia juga tahu bagaimana menyelamatkan orang perorangan. Bila mereka benar-benar mengasihi Dia, Ia memperlihatkan timbang rasa yang besar dalam berurusan dengan mereka. ”Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.” (Mazmur 103:13, 14) Tetapi Ia hanya akan menyelamatkan orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi, orang-orang yang pengabdiannya murni, yang ketaatannya merupakan pernyataan dari loyalitas.

      Persiapan yang Pengasih untuk Keselamatan yang Lebih Besar

      12. Persiapan yang pengasih apa yang Yehuwa adakan sebelum mendatangkan keselamatan yang begitu kita dambakan?

      12 Melalui apa yang Ia lakukan pada zaman Nuh dan Lot, Yehuwa belum menyingkirkan semua kejahatan untuk selama-lamanya. Seperti dikatakan ayat-ayat tadi, ini hanya menjadi pola dari hal-hal yang akan datang. Sebelum itu tiba, Yehuwa bermaksud melakukan jauh lebih banyak hal demi kepentingan orang-orang yang mengasihi Dia. Ia akan mengutus Putra tunggal-Nya, Yesus Kristus, ke bumi. Di sini, Yesus akan membersihkan nama Allah dari celaan dengan memperlihatkan pengabdian yang seharusnya dan sebenarnya dapat Adam berikan kepada Allah sebagai manusia sempurna; tetapi Yesus akan melakukan hal itu di bawah keadaan yang jauh lebih sulit. Yesus akan menyerahkan kehidupan manusianya yang sempurna sebagai korban agar keturunan Adam yang mengamalkan iman dapat memperoleh apa yang telah dihilangkan oleh Adam. Kemudian, suatu ”kawanan kecil” orang-orang yang loyal akan dipilih oleh Allah untuk memerintah bersama Kristus dalam Kerajaan surgawinya, dan ”suatu kumpulan besar” akan dihimpunkan dari segala bangsa untuk menjadi dasar dari suatu masyarakat manusia yang baru. (Lukas 12:32; Wahyu 7:9) Setelah hal itu terlaksana, Allah akan melaksanakan penyelamatan yang menakjubkan yang telah digambarkan sebelumnya oleh peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya dengan Air Bah dan kebinasaan Sodom dan Gomora.

      Mengapa Tindakan yang Tegas Mendesak Sekarang

      13, 14. Apa yang dapat kita pelajari dari fakta bahwa Petrus menggunakan kebinasaan atas orang-orang fasik pada zaman Lot dan Nuh sebagai contoh?

      13 Siswa-siswa Firman Allah tahu bahwa dalam banyak peristiwa Yehuwa telah melakukan tindakan penyelamatan bagi hamba-hamba-Nya. Tetapi, dalam kebanyakan peristiwa Alkitab tidak mengatakan, ’Sebagaimana halnya pada zaman itu, demikian pula halnya kelak pada kehadiran Anak Manusia.’ Maka, mengapa rasul Petrus, yang diilhami oleh roh kudus, khusus menyebutkan dua contoh ini? Apa yang berbeda berkenaan apa yang terjadi pada zaman Lot dan Nuh?

      14 Suatu petunjuk yang pasti terdapat dalam Yudas 7 (NW), yang berbunyi, ”Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya . . . telah dijadikan contoh peringatan bagi kita dengan menanggung hukuman api kekal.” Ya, kebinasaan para pedosa yang keji di kota-kota tersebut bersifat kekal, seperti halnya kebinasaan orang-orang jahat kelak pada akhir sistem yang ada sekarang. (Matius 25:46) Air Bah pada zaman Nuh juga disebutkan dalam ikatan-ikatan kalimat yang membahas mengenai penghukuman kekal. (2 Petrus 2:4, 5, 9-12; 3:5-7) Jadi melalui kebinasaan orang-orang fasik pada zaman Nuh dan zaman Lot, Yehuwa memperlihatkan bahwa Ia akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya dengan membinasakan selama-lamanya orang-orang yang mempraktikkan kejahatan.—2 Tesalonika 1:6-10.

      15. (a) Peringatan yang mendesak apa diberikan kepada mereka yang melakukan praktik-praktik yang jahat? (b) Mengapa keadilan akan dijalankan atas semua orang yang berkeras dalam kejahatan?

      15 Kebinasaan orang jahat tidak mendatangkan kesenangan bagi Yehuwa, dan ini juga tidak membawa kesenangan bagi hamba-hamba-Nya. Melalui Saksi-Saksi-Nya, Yehuwa mendesak orang-orang, ”Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati?” (Yehezkiel 33:11) Meskipun demikian, bila orang-orang tidak memperlihatkan keinginan untuk menaati imbauan yang pengasih ini dan berkeras dalam jalan hidup mereka yang mementingkan diri, respek Yehuwa terhadap nama suci-Nya sendiri dan kasih-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang loyal yang menderita penganiayaan di tangan orang-orang fasik menuntut agar Ia menjalankan keadilan.

      16. (a) Mengapa kita dapat yakin bahwa keselamatan yang dinubuatkan sudah sangat dekat? (b) Dari apa dan ke manakah kita akan diselamatkan?

      16 Waktu bagi Allah untuk mendatangkan kelepasan sudah sangat dekat! Sikap dan peristiwa-peristiwa yang Yesus nubuatkan sebagai tanda kehadirannya dan kesudahan sistem ini jelas terlihat. Corak-corak dari tanda itu untuk pertama kali mulai terlihat lebih dari 75 tahun yang lalu, dan Yesus berkata bahwa ’generasi ini’ sama sekali tidak akan berlalu sebelum Allah melaksanakan penghukuman atas dunia yang fasik ini. Bila Yehuwa menetapkan bahwa berita Kerajaan telah diberitakan sampai taraf yang cukup di seluruh bumi yang berpenduduk sebagai kesaksian kepada semua bangsa, maka akhir dari dunia yang jahat ini akan tiba, dan bersamaan dengan itu akan tiba pula kelepasan bagi orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi. (Matius 24:3-34; Lukas 21:28-33) Kelepasan dari apa? Kelepasan dari ujian-ujian yang harus mereka alami di tangan orang-orang jahat, dan dari keadaan-keadaan yang setiap hari menjadi sumber kesedihan bagi mereka sebagai pencinta keadilan. Ini juga keselamatan memasuki dunia baru tempat penyakit dan kematian menjadi hal-hal yang sudah lewat.

      Bantuan Ilahi demi Keselamatan

      17. (a) Pertanyaan yang serius apa hendaknya kita ajukan kepada diri sendiri? (b) Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa, seperti Nuh, kita digerakkan oleh ”takut ilahi”?

      17 Pertanyaan yang perlu kita pertimbangkan secara perorangan ialah, ’Apakah saya sudah siap untuk tindakan Allah tersebut?’ Jika kita percaya kepada diri sendiri atau kepada konsep kita sendiri mengenai kebenaran, kita tidak siap. Namun jika, seperti Nuh, kita digerakkan oleh ”takut ilahi”, maka kita dengan iman menyambut petunjuk yang Yehuwa berikan, dan ini akan menghasilkan keselamatan bagi kita.—Ibrani 11:7, NW.

      18. Mengapa belajar respek yang tulus terhadap wewenang teokratis merupakan bagian penting dari persiapan kita untuk diselamatkan ke dalam dunia baru?

      18 Mazmur 91:1, 2 dengan indah menggambarkan orang-orang yang menikmati perlindungan yang Yehuwa berikan bahkan sekarang. Ayat itu berbunyi, ”Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada [Yehuwa]: ’Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.’” Inilah kelompok orang-orang yang dilindungi oleh Allah seperti anak-anak burung di bawah sayap yang kuat dari induknya. Kepercayaan mereka yang sepenuhnya diberikan kepada Yehuwa. Mereka mengakui bahwa Dialah Pribadi Yang Mahatinggi, Yang Mahakuasa. Hasilnya, mereka menghormati wewenang teokratis dan menundukkan diri kepada itu, tidak soal apakah ini dijalankan oleh orang-tua atau oleh ”hamba yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:45-47) Apakah demikian halnya dengan kita secara pribadi? Seperti Nuh, apakah kita belajar melakukan ’semua yang diperintahkan Yehuwa’ kepada kita dan melakukan hal-hal menurut cara Dia? (Kejadian 6:22) Jika demikian, kita menyambut persiapan yang Yehuwa berikan kepada kita untuk penyelamatan memasuki dunia baru-Nya yang benar.

      19. (a) Apa gerangan hati kiasan kita, dan mengapa penting bagi kita untuk memperhatikannya? (Amsal 4:23) (b) Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat dari contoh Lot sehubungan dengan reaksi kita terhadap daya tarik duniawi?

      19 Persiapan itu juga termasuk memperhatikan hati kita. ’Yehuwa menguji hati.’ (Amsal 17:3) Ia membantu kita menyadari bahwa bukan sekedar penampilan kita dari luar yang penting tetapi, sebaliknya, batin kita, yaitu hati kiasan. Meskipun kita tidak senang dengan kekerasan atau tingkah laku yang amoral seperti dunia di sekeliling kita, kita perlu waspada agar tidak digoda atau dihibur oleh hal-hal tersebut. Seperti Lot, kita patut merasa sedih terhadap adanya perbuatan-perbuatan yang melawan hukum tersebut. Mereka yang membenci apa yang jahat tidak akan mencari jalan untuk memuaskan diri di dalamnya; tetapi orang-orang yang tidak membencinya bisa saja secara fisik tidak melakukannya padahal secara mental ingin ikut serta. ”Hai orang-orang yang mengasihi [Yehuwa], bencilah kejahatan!”—Mazmur 97:10.

      20. (a) Bagaimana saja Alkitab memperingatkan kita terhadap jalan hidup yang materialistis? (b) Bagaimana kita dapat mengetahui apakah pelajaran yang penting dalam Alkitab mengenai materialisme telah tertanam dalam hati kita?

      20 Yehuwa dengan pengasih sedang mendidik kita untuk menjauhi, bukan hanya tingkah laku yang amoral tetapi juga jalan hidup yang materialistis. ”Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah,” nasihat Firman-Nya. (1 Timotius 6:8) Nuh dan putra-putranya harus meninggalkan rumah mereka ketika memasuki bahtera. Lot dan keluarganya juga, harus meninggalkan rumah dan harta benda untuk menyelamatkan kehidupan mereka. Di manakah kita memusatkan perhatian kita? ”Ingatlah akan isteri Lot!” (Lukas 17:32) Yesus menganjurkan, ”Maka, teruslah cari dahulu kerajaan itu dan kebenaran-Nya.” (Matius 6:33, NW) Apakah kita melakukan itu? Jika standar-standar Yehuwa yang benar membimbing kita dan jika pemberitaan kabar baik tentang Kerajaan-Nya menjadi perhatian utama kita dalam kehidupan, maka kita benar-benar menyambut persiapan-Nya berupa suatu umat untuk diselamatkan memasuki dunia baru-Nya.

      21. Mengapa kita dapat dengan sepatutnya mengharapkan bahwa janji Yehuwa mengenai keselamatan akan segera digenapi?

      21 Bagi orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi yang akan melihat penggenapan tanda kehadiran Yesus dalam kuasa Kerajaan, ia berkata, ”Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Lukas 21:28) Apakah saudara sudah melihat tanda itu seraya itu berkembang dalam setiap rinciannya? Maka yakinlah bahwa penggenapan janji kelepasan dari Yehuwa sudah sangat dekat! Yakinlah sepenuhnya bahwa ”Yehuwa tahu menyelamatkan orang-orang yang memiliki pengabdian ilahi dari pencobaan.”—2 Petrus 2:9, NW.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan