PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 8/7 hlm. 12-15
  • Mengapa Berlian Begitu Mahal?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Berlian Begitu Mahal?
  • Sedarlah!—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengunjungi Antwerpen
  • Mengasah Intan
  • Nilai Sebutir Berlian
  • Dari Batu Menjadi Permata
    Sedarlah!—1999
  • Saudara Dapat Membuat Kemajuan Rohani
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Lahirnya Industri Berlian Modern
    Sedarlah!—2005
  • Intan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 8/7 hlm. 12-15

Mengapa Berlian Begitu Mahal?

OLEH KORESPONDEN SEDARLAH! DI SPANYOL

KADANG-KADANG keindahan dapat ditemukan. Terkadang pula, itu harus diciptakan. Akan tetapi, sebutir berlian harus ditemukan sekaligus diciptakan.

Tidak diragukan, intan (berlian yang belum diasah) adalah ciptaan alam yang indah. Tekanan yang sangat kuat dan suhu yang tinggi di bawah kerak bumi secara perlahan-lahan membentuk karbon yang sederhana menjadi kristal yang keras dan transparan. Tetapi batu-batu langka ini sering kali sangat sulit ditemukan. Beberapa gua buatan yang terbesar di bumi​—tersebar di berbagai tempat di Afrika Selatan, Australia, dan Siberia​—telah digali guna mencari batu-batu berharga ini. Untuk mendapatkan beberapa butir intan seberat 6 gram saja, kemungkinan seratus ton tanah harus ditambang dan diayak!

Setelah sebutir intan ditemukan, para perajin yang mahir harus dengan susah payah membentuk keindahannya yang tersembunyi sebelum dapat mempercantik sebentuk cincin atau seuntai kalung.

Tentu saja, semua upaya dan keahlian ini tidak murah. Tetapi kebanyakan wanita​—dan pria​—merasa bahwa membeli berlian tidak sia-sia, khususnya jika berlian tersebut diberikan sebagai hadiah untuk teman hidup atau tunangan sebagai lambang kasih sayang abadi. Ungkapan keindahan dan kemesraan telah menjadikan berlian sebagai kristal paling berharga di bumi.a

Mengunjungi Antwerpen

Dalam suatu kunjungan ke Antwerpen, Belgia, sebuah kota yang kekayaan utamanya berasal dari berlian, minat saya akan batu-batu yang unik ini digugah. Saya bertanya-tanya, ’Apa yang membuat berlian begitu memikat? Apa rahasia di balik pembuatan berlian?’

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, saya berbincang-bincang dengan Dirk Loots, yang keluarganya telah berkecimpung dalam perdagangan berlian selama tiga generasi. ”Kami menjuluki Antwerpen sebagai sahabat karib berlian,” demikian ia menjelaskan, ”karena kota ini adalah salah satu pusat berlian yang utama di dunia. Jadi Anda telah datang ke tempat yang ideal untuk menemukan rahasia pembuatan berlian.”

Mula-mula, ia memperlihatkan kepada saya segenggam intan yang baru dibelinya. Meskipun harganya 350.000 dolar AS, intan-intan itu tidak terlalu mengesankan pada pandangan pertama​—lebih mirip segenggam potongan kaca. Tetapi jika diamati dengan saksama, tersingkaplah kecemerlangan tersembunyi yang memancarkan keindahan yang dapat dimunculkan oleh seorang pemotong intan. Saya mulai memahami daya tariknya.

”Kadang-kadang, sewaktu saya melihat sebutir intan besar, saya merasakan seperti tersihir, seolah-olah ada ikatan emosi,” Dirk mengakui. ”Secara naluri, saya ingin membeli batu itu. Ini mengingatkan saya akan perumpamaan Yesus mengenai seorang pria yang menemukan sebutir mutiara yang menakjubkan, sebutir mutiara yang begitu sempurna sehingga ia bersedia menjual semua miliknya untuk membeli mutiara itu. Saya belum pernah sampai sejauh itu,” ia tersenyum, ”tetapi harus saya akui bahwa beberapa batu mulia menimbulkan daya tarik khusus, bahkan bagi kami yang menghabiskan sepanjang hidup kami untuk memperjualbelikan batu-batu tersebut. Tentu saja, membuat permata dari batu yang belum diasah, seberapa pun itu mengesankan, bukanlah pekerjaan yang mudah.”

Mengasah Intan

Saya pernah mendengar bahwa sebuah batu yang sangat bernilai dapat hancur di tangan pemotong intan yang ceroboh. Saya bertanya-tanya apakah itu sering terjadi. ”Itu bukan kejadian yang langka,” Dirk mengakui. ”Dan ini dapat terjadi bukan hanya sewaktu batu tersebut sedang dibelah. Bahkan adakalanya pemoles intan dapat menyentuh gletz, atau cacat bawaan, dan merusak batu tersebut. Kami selalu memeriksa dengan cermat batu yang belum diasah melalui cahaya terpolarisasi, yang memperlihatkan daerah-daerah bermasalah; tetapi sayangnya, tidak ada prosedur yang sempurna.

”Meskipun sebuah batu yang hancur adalah mimpi terburuk kami, itu bukan satu-satunya kesulitan. Kadang-kadang warna batu menjadi lebih gelap setelah faset-fasetnya dipotong dan dipoles, dan nilainya berkurang. Dan perlu Anda ingat bahwa sering kali kami harus memotong 60 persen atau lebih dari batu yang belum diasah untuk menjadikannya permata kelas satu.”

Bagi saya tampaknya ada begitu banyak uang yang dihambur-hamburkan, hingga saya memahami apa yang tersangkut dalam pembuatan berlian. Dirk memperlihatkan kepada saya sebutir berlian besar berbentuk hati yang baru dipotong dan dipoles. ”Anda perhatikan gemerlapnya?” tanyanya. ”’Gemerlap’ di dalam batu itu sebenarnya tidak lebih daripada cahaya yang dipantulkan.

”Yang harus dilakukan sang perajin adalah memotong semua faset sedemikian rupa sehingga cahaya terperangkap di dalam batu dan kemudian dipantulkan kembali ke arah pengamat. Beberapa bentuk tradisional, seperti potongan bundar, memantulkan cahaya dengan cara yang paling efisien. Tetapi bahkan rancangan yang tidak lazim, seperti yang berbentuk hati ini, bertujuan memantulkan sebanyak mungkin cahaya. Di situlah letak seninya seorang pembuat berlian. Malahan, sebuah pabrik berlian yang terkenal memilih sebagai motonya, ’Pesonanya terletak pada pembuatannya’.”

”Bagaimana Anda menentukan rancangan bentuk intan sebelum dipotong?” saya bertanya kepada Dirk. ”Kami mulai dengan mengamati secara teliti batu asli yang kami beli,” katanya. ”Secara sangat teliti! Saya teringat sebuah batu besar yang kami periksa selama satu bulan sebelum membuat keputusan terakhir berkenaan bagaimana sebaiknya batu itu dipotong. Kadang-kadang lebih mudah karena ada batu alami yang memang dapat dipotong menjadi bentuk tertentu. Dalam setiap kasus, tujuannya adalah menentukan bentuk terbaik untuk batu tersebut sehingga batu yang terbuang seminimal mungkin. Tetapi setiap faset yang kami potong​—sebutir berlian biasanya memiliki lebih dari 50 faset​—berarti kehilangan berat.”

Dirk kemudian meminta saya melihat sebuah batu tertentu dengan teliti. ”Apakah Anda melihat cacat di bagian atas sebelah kanan batu ini?” tanyanya, sambil memberikan kepada saya sebuah lup, kaca pembesar ahli permata. Saya melihat beberapa garis bergerigi, seperti pada cermin yang retak, di dalam salah satu sudut permata itu. ”Cacat semacam itu sangat mengurangi nilai berlian. Tentu saja, kami dapat memotongnya, tetapi itu berarti kehilangan banyak sekali bagian dari batu tersebut. Jika cacatnya tidak terlalu kelihatan dengan mata telanjang, kami masih dapat menjualnya dengan harga yang lebih rendah.”

Saya berminat mengetahui mengapa batu-batu yang sedemikian kecilnya ini begitu bernilai. Yang jelas, ada beberapa faktor yang tersangkut.

”Kata-kata klise ’berlian untuk selamanya’​—meskipun merupakan slogan iklan​—pada dasarnya adalah benar,” kata Dirk. ”Berlian tidak menjadi usang, dan kilauannya tidak memudar. Berlian adalah barang langka, meskipun tidak selangka dulu, dan indah​—itu tidak diragukan lagi! Tetapi barangkali faktor terpenting yang menentukan nilainya adalah permintaan akan berlian di seluas dunia. Ini sebagian besar bergantung pada iklan.

”Mengapa seorang wanita menginginkan cincin berlian?” tanya Dirk dengan penuh arti. ”Barangkali ia menghubungkan berlian dengan cinta dan asmara. Berlian adalah sesuatu yang khusus, sesuatu untuk dihargai sepanjang masa, mengingatkan dia akan cinta yang diharapkan akan bertahan lama seperti halnya berlian. Gagasan, atau mistik ini, sebagaimana beberapa orang menyebutnya, telah dimanfaatkan dengan sedemikian cerdiknya. Kira-kira 180.000.000 dolar AS dikeluarkan pada tahun 1995 untuk memasarkan pesan ini, pesan yang terus membuat orang-orang di seluruh dunia tertarik membeli berlian.”

Nilai Sebutir Berlian

”Saya pikir nilai permata yang sudah jadi bergantung pada ukurannya,” demikian saya berkomentar. ”Sebenarnya tidak sesederhana itu,” jawab Dirk. ”Para pedagang berlian biasanya mengatakan bahwa nilai berlian bergantung pada empat faktor: potongan, karat, warna, dan kejernihan. Masing-masing berpengaruh pada keindahan​—atau nilai​—dari batu tersebut.

”Mari kita mulai dengan potongan. Potongan yang bagus merupakan karya seni, dapat dikatakan sebagai pahatan dalam bentuk mini. Coba amati baik-baik berlian berbentuk hati yang Anda kagumi itu. Bentuknya bukan termasuk yang mudah dipotong, dan dibandingkan dengan bentuk lain, lebih banyak bagian dari batu asli yang terbuang untuk menghasilkannya. Perhatikan bagaimana semua faset ditempatkan secara simetris untuk menambah keindahan permata ini. Dapat dikatakan bahwa berlian ini khususnya memiliki potongan yang sangat bagus.

”Pada awalnya Anda terkesan karena ukurannya, dan ini dapat dimaklumi, karena berlian ini tergolong besar, 8 karat. Omong-omong, satu karat sebanding dengan dua per sepuluh gram, jadi kami menentukan nilai karat cukup dengan menimbangnya. Secara umum, semakin besar karatnya semakin bernilai intan tersebut, tetapi warna dan kejernihan juga berpengaruh.

”Ada berbagai jenis bentuk dan warna intan, sebagaimana dapat Anda lihat dari segenggam batu yang belum diasah tadi. Hal pertama yang kami lakukan adalah menyortirnya menurut warna, semakin putih semakin bernilai. Meskipun demikian, ada beberapa batu yang kami sebut warna yang tidak lazim, seperti merah muda, biru, atau merah; dan ini menghasilkan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan batu yang putih, karena sangat langka.

”Akhirnya, kami harus menggolongkan batu menurut kejernihannya. Jika sebuah batu digolongkan tidak bercacat, ini berarti bila diamati​—bahkan dengan sebuah lup​—Anda sama sekali tidak menemukan cacat padanya. Jadi, potongan, kejernihan, dan warna sebutir berlian dapat sama pentingnya dengan beratnya dalam karat. Sebagai contoh, pada tahun 1995, dipamerkan sebutir berlian, barangkali adalah yang terbesar yang pernah diasah (546,67 karat). Tetapi tidak soal ukurannya​—hampir sebesar sebuah bola golf​—berlian ini bukanlah yang paling bernilai di dunia, karena kurang jernih dan warnanya kuning kecokelatan.”

Sebelum meninggalkan Antwerpen, saya berbicara dengan Hans Wins, yang telah berkecimpung selama 50 tahun dalam industri berlian. Saya ingin mengajukan satu pertanyaan terakhir: Apa yang membuat berlian begitu istimewa?

”Saya rasa intan-intan yang kecil tidak begitu menarik​—ini dapat dipotong dan dipoles cukup dengan mesin,” jawabnya. ”Tetapi intan-intan yang besar membuat saya terpesona. Setiap batu berbeda​—ciptaan unik yang berasal dari karbon yang menerima tekanan vulkanis selama jutaan tahun. Bila Anda mengamati batu tersebut, sesungguhnya Anda dapat melihat lingkaran pertumbuhannya, mirip dengan yang terdapat pada batang sebuah pohon. Seorang pedagang yang berpengalaman bahkan dapat memberi tahu Anda dari tambang mana batu itu berasal.

”Cara seorang pengasah berlian melihat batu semacam itu sama dengan cara seorang pematung melihat sebongkah marmer. Ia sudah dapat membayangkan dalam pikirannya apa yang bisa ia ciptakan. Ia memotong dan mengasah dalam imajinasinya, maka jadilah sebutir permata yang menakjubkan. Saya biasa membayangkan fakta bahwa sewaktu berlian tersebut akhirnya terpasang pada sebentuk cincin atau seuntai kalung, ia mendatangkan kepuasan yang sama bagi pemiliknya.”

Setelah memahami semua hal itu, tidaklah mengherankan mengapa pembuatan berlian merupakan pekerjaan yang bernilai.

[Catatan Kaki]

a Satu alasan utama mengapa berlian begitu mahal adalah penguasaan monopoli oleh Central Selling Organization (Organisasi Penjualan Pusat).

[Gambar di hlm. 15]

Berlian berbentuk hati seberat 8 karat (ukuran tidak menurut skala)

Potongan berbentuk buah pir

Potongan ”topi kardinal”

Menentukan berat karat dari batu yang belum dipotong

Menyortir intan menurut warnanya

Memeriksa faset-faset untuk menentukan apakah perlu dipoles lagi

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan