-
Mencari yang Tidak Dikenal melalui Ilmu Gaib dan SpiritismePencarian Manusia akan Allah
-
-
Melihat Masa Depan melalui Tanda
24. (a) Apa tenung itu? (b) Bagaimana orang Babilonia bertenung?
24 Sering kali ilmu gaib digunakan untuk menyingkapkan keterangan yang tersembunyi atau mengintip masa depan melalui tanda dan pertanda. Ilmu ini dikenal sebagai tenung, dan orang Babilonia terkenal dengan praktek ini. Menurut buku Magic, Supernaturalism, and Religion, ”mereka adalah ahli ilmu ramal, meramalkan masa depan melalui liver dan usus binatang yang disembelih, melalui api dan asap, dan melalui kilauan batu-batu berharga; mereka meramalkan peristiwa-peristiwa melalui gemercik sumber air dan bentuk tanaman. . . . Tanda-tanda di atmosfer, hujan, awan, angin, dan kilat diartikan sebagai pertanda buruk; retak pada perabot dan papan-papan kayu memberi tahu apa yang bakal terjadi. . . . Lalat dan serangga lainnya, maupun anjing, adalah pembawa pesan gaib”.
25. Bagaimana Yehezkiel dan Daniel menyinggung praktek tenung di Babilonia kuno?
25 Buku Yehezkiel dalam Alkitab menceritakan bahwa dalam sebuah kampanye militer, ”raja Babilon berdiri di persimpangan jalan, di hulu kedua jalan itu, untuk meminta bantuan melalui tenungan. Ia telah mengguncangkan anak-anak panah. Ia telah bertanya dengan bantuan terafim; ia telah menilik liver”. (Yehezkiel 21:21) Para dukun, tukang sihir, dan imam yang mempraktekkan ilmu gaib juga merupakan anggota tetap istana Babilonia.—Daniel 2:1-3, 27, 28.
26. Apa salah satu bentuk tenung yang populer di kalangan orang Yunani?
26 Orang-orang dari bangsa-bangsa lain, di negeri-negeri Timur maupun Barat, juga mencoba-coba banyak bentuk tenung. Orang Yunani berkonsultasi dengan orakel, atau peramal, mengenai peristiwa-peristiwa politik yang besar maupun masalah pribadi dalam kehidupan sehari-hari seperti perkawinan, perjalanan, dan anak-anak. Yang paling terkenal adalah orakel Delfi. Jawaban, yang dianggap berasal dari dewa Apolo, diberikan melalui imam wanita, atau Pitia, berupa bunyi-bunyian yang sulit dimengerti dan kemudian ditafsirkan oleh imam-imam menjadi syair-syair yang bermakna ganda. Contoh klasik adalah jawaban yang diberikan kepada Kroesus, raja dari Lidia, yang berbunyi, ”Jika Kroesus menyeberangi Halis, ia akan menghancurkan sebuah imperium yang kuat.” Ternyata imperium kuat yang dihancurkan itu adalah imperiumnya sendiri. Kroesus mengalami kekalahan di tangan Kores dari Persia ketika ia menyeberangi Halis untuk menyerbu Kapadokia.
27. Seberapa jauhkah orang Romawi mempraktekkan tenung?
27 Di Barat, seni tenung mencapai puncaknya pada zaman orang Romawi, yang sangat terobsesi dengan tanda dan pertanda dalam hampir setiap hal yang mereka lakukan. Orang-orang dari setiap lapisan masyarakat mempercayai astrologi, ilmu sihir, jimat, ilmu ramal, dan banyak bentuk tenung lainnya. Dan, menurut seorang pakar sejarah Romawi Edward Gibbon, ”berbagai tata cara ibadat, yang umum di dunia Romawi, semuanya dianggap benar oleh orang-orang”. Negarawan dan orator ternama, Sisero, adalah ahli mencari pertanda dari cara terbangnya burung. Sejarawan Romawi, Petronius, mengamati bahwa jika ditinjau dari banyaknya agama dan sistem ibadat di beberapa kota Imperium Romawi, pastilah jumlah dewa-dewi mereka lebih banyak daripada jumlah penduduk mereka.
28. Bagaimana orang Cina bertenung pada zaman dulu?
28 Dalam penggalian di Cina, ditemukanlah lebih dari 100.000 potong tulang dan cangkang yang digunakan untuk meramal yang berasal dari milenium kedua SM (dinasti Shang). Benda-benda itu digunakan oleh para imam Shang untuk mencari petunjuk ilahi dalam segala sesuatu, dari cuaca sampai kegiatan pasukan tentara. Para imam menulis pertanyaan-pertanyaan dengan huruf kuno pada tulang-tulang ini. Kemudian, mereka memanaskan tulang-tulang tersebut dan memeriksa retak-retak yang muncul lalu mencatat jawabannya pada tulang-tulang yang sama. Beberapa pakar percaya bahwa huruf-huruf Cina berkembang dari huruf-huruf kuno ini.
29. Prinsip tenung apa yang diuraikan dalam Yi Jing?
29 Karya tulis Cina kuno yang paling terkenal mengenai tenung adalah Yi Jing (Kanon Perubahan), yang konon ditulis oleh dua kaisar Zhou yang pertama, Wen Wang dan Zhou Gong, pada abad ke-12 SM. Isinya adalah penjelasan terperinci mengenai interaksi dua kekuatan yang berlawanan, yin dan yang (gelap-terang, negatif-positif, wanita-pria, bulan-matahari, bumi-langit, dan sebagainya), yang masih dipercayai banyak orang Cina sebagai prinsip-prinsip yang mengendalikan semua masalah kehidupan. Karya tulis ini memberikan gambaran bahwa segala sesuatu selalu berubah dan tidak ada yang tetap. Agar berhasil dalam setiap tindakan, seseorang harus tanggap terhadap dan bertindak selaras dengan semua perubahan. Jadi, orang-orang mengajukan pertanyaan dan membuang undi, kemudian melihat Yi Jing untuk mendapat jawaban. Selama berabad-abad, Yi Jing menjadi dasar dari semua cara meramal nasib, geomansi [meramal menggunakan garis atau gambar], dan bentuk-bentuk tenung lainnya di Cina.
Dari Astronomi ke Astrologi
30. Jelaskan perkembangan astronomi pada masa awal.
30 Keteraturan matahari, bulan, bintang-bintang, dan planet-planet sudah lama dikagumi orang di bumi. Katalog-katalog bintang yang berasal dari tahun 1800 SM telah ditemukan di Mesopotamia. Berdasarkan keterangan tersebut, orang Babilonia dapat meramalkan banyak peristiwa astronomis, seperti gerhana bulan, terbit dan tenggelamnya konstelasi bintang, dan gerakan tertentu planet-planet. Orang Mesir, Asiria, Cina, Indian, Yunani, Romawi, dan bangsa-bangsa kuno lainnya juga mengamati langit dan mencatat secara terperinci berbagai peristiwa astronomis. Dari catatan-catatan inilah mereka menyusun kalender dan mengatur kegiatan tahunan mereka.
31. Bagaimana astronomi melahirkan astrologi?
31 Dari pengamatan astronomis, nyatalah bahwa peristiwa-peristiwa tertentu di bumi tampaknya terjadi selaras dengan peristiwa-peristiwa tertentu di angkasa. Sebagai contoh, perubahan musim persis dengan gerakan matahari, pasang-surut air laut sejalan dengan fase-fase bulan, banjir tahunan Sungai Nil selalu terjadi setelah munculnya Sirius, bintang yang paling terang. Kesimpulan yang wajar adalah benda-benda langit ini sangat berperan dalam peristiwa-peristiwa tersebut dan peristiwa-peristiwa lain di bumi. Maka, tidaklah mengherankan jika orang Mesir menyebut Sirius si Pembawa Sungai Nil. Gagasan bahwa bintang-bintang mempengaruhi peristiwa-peristiwa di bumi akhirnya menghasilkan gagasan bahwa benda-benda langit dapat diandalkan untuk meramalkan masa depan. Jadi, astronomi melahirkan astrologi. Tidak lama kemudian, para raja dan kaisar mempunyai ahli-ahli nujum, atau astrolog, kerajaan di istana mereka untuk meminta petunjuk dari bintang-bintang tentang masalah-masalah nasional yang penting. Dan, rakyat pun mengamati bintang-bintang untuk mencari tahu nasib mereka.
32. Dengan cara apa saja orang Babilonia mempraktekkan astrologi?
32 Sekali lagi, orang Babilonia turut berperan. Mereka menganggap bintang-bintang sebagai tempat tinggal dewa-dewi di langit, sebagaimana kuil-kuil adalah tempat tinggal dewa-dewi di bumi. Hal ini melahirkan konsep pengelompokan bintang menjadi berbagai konstelasi dan juga kepercayaan bahwa keanehan di langit, seperti gerhana atau munculnya bintang-bintang yang cemerlang atau komet-komet tertentu, menjadi pertanda penderitaan dan perang di bumi. Ratusan laporan dari para ahli nujum kepada raja-raja ditemukan di antara artefak-artefak di Mesopotamia. Sebagai contoh, beberapa laporan ini menyatakan bahwa gerhana bulan yang bakal terjadi merupakan tanda bahwa musuh akan kalah. Laporan-laporan lainnya menyatakan bahwa munculnya suatu planet di konstelasi bintang tertentu berarti ”kemurkaan besar” di bumi.
33. Apa yang Yesaya katakan mengenai para ”pelihat bintang” Babilonia?
33 Tingkat ketergantungan orang Babilonia pada bentuk tenung ini lebih jauh terlihat dalam celaan yang nabi Yesaya lontarkan terhadap mereka ketika ia menubuatkan kehancuran Babilonia, ”Diamlah, tetaplah pada jampi-jampimu dan dengan sihirmu yang banyak, yang dengannya engkau telah berjerih lelah sejak masa mudamu . . . Biarlah mereka bangkit, dan menyelamatkan engkau, penyembah langit, pelihat bintang, mereka yang pada bulan-bulan baru membagikan pengetahuan mengenai hal-hal yang akan menimpamu.”—Yesaya 47:12, 13.
34. Siapakah ”orang-orang majus” yang mengunjungi Yesus yang masih kecil?
34 Dari Babilonia, astrologi diekspor ke Mesir, Asiria, Persia, Yunani, Roma, dan Arab. Di Timur, orang Hindu dan orang Cina juga mempunyai sistem astrologi yang rumit. ”Orang-orang Majus”, yang berdasarkan laporan penginjil Matius mengunjungi Yesus yang masih kecil, adalah ”ahli-ahli nujum dari bagian timur”. (Matius 2:1, 2) Beberapa pakar percaya bahwa para ahli nujum ini kemungkinan berasal dari aliran astrologi Khaldea dan Media-Persia dari Partia, yang pernah menjadi provinsi Persia dan yang kemudian menjadi Imperium Partia yang merdeka.
35. Apa yang muncul dalam astrologi sejak zaman orang Yunani?
35 Namun, orang Yunani-lah yang memperkembangkan astrologi menjadi bentuknya yang sekarang. Pada abad kedua M, Klaudius Ptolemeus, seorang astronom asal Yunani di Aleksandria, Mesir, mengumpulkan semua informasi yang ada mengenai astrologi ke dalam empat buku, yang disebut Tetrabiblos, yang menjadi buku utama astrologi sampai sekarang. Dari bentuk ini berkembanglah apa yang umum disebut astrologi kelahiran, yaitu sistem untuk meramalkan masa depan seseorang dengan meneliti bagan kelahirannya, atau horoskop—sebuah bagan yang memperlihatkan posisi matahari, bulan, dan berbagai planet di antara konstelasi-konstelasi yang terlihat dari tempat kelahiran seseorang pada saat ia lahir.
36. Apa buktinya bahwa astrologi menjadi ilmu yang terhormat?
36 Sekitar abad ke-14 dan ke-15, astrologi diterima secara luas di Barat. Universitas-universitas mengajarkannya sebagai disiplin ilmu, yang mengharuskan seseorang memiliki cukup pengetahuan tentang bahasa dan matematika. Para astrolog dianggap sebagai ilmuwan. Karya tulis Shakespeare banyak menyinggung pengaruh astrologi atas hal ihwal manusia. Setiap istana dan banyak bangsawan mempunyai astrolog pribadi yang siap dimintai nasihat. Hampir tidak ada proyek—perang, pembangunan, bisnis, atau perjalanan—yang dilakukan tanpa terlebih dahulu meminta petunjuk dari bintang-bintang. Astrologi menjadi ilmu yang terhormat.
37. Bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan mempengaruhi astrologi?
37 Meskipun karya para astronom seperti Kopernikus dan Galileo, seiring dengan kemajuan penelitian ilmiah, telah sangat mendiskreditkan astrologi sehingga tidak lagi dianggap sebagai ilmu, astrologi tetap ada sampai sekarang. (Lihat kotak, halaman 85.) Keahlian yang misterius ini, yang diprakarsai oleh orang Babilonia, dikembangkan oleh orang Yunani, dan selanjutnya disebarluaskan oleh orang Arab, masih sangat berpengaruh dewasa ini, baik atas kepala negara maupun orang biasa, entah dari negeri yang maju secara teknologi ataupun desa terpencil di negara-negara berkembang.
Nasib Tertera pada Wajah dan Telapak Tangan
38. Apa yang mengarah ke bentuk tenung yang lain, yaitu membaca tangan dan wajah manusia?
38 Jika mencari tanda dan pertanda untuk masa depan dengan melihat ke langit tampaknya sulit, ada cara-cara lain yang lebih cepat dan mudah bagi mereka yang mencoba-coba seni tenung. Zohar, atau Sefer ha-zohar (Kitab Cahaya Kemuliaan; bahasa Ibrani), teks tentang mistisisme Yahudi dari abad ke-13, menyatakan, ”Di angkasa yang menyelimuti alam semesta, kita melihat banyak gambar yang dibentuk oleh bintang-bintang dan planet-planet. Gambar-gambar itu menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan misteri-misteri yang pelik. Demikian pula, pada kulit yang menyelubungi manusia terdapat bentuk-bentuk dan ciri-ciri yang bagaikan bintang-bintang tubuh kita.” Filsafat ini mengarah ke teknik tenung atau teknik meramal yang lain, yaitu membaca wajah dan telapak tangan untuk mencari tanda-tanda. Praktek seperti ini masih umum di negeri-negeri Timur maupun Barat. Tetapi, jelas bahwa praktek ini berasal dari astrologi dan ilmu gaib.
39. Apa fisiognomi itu, dan bagaimana penerapannya?
39 Fisiognomi adalah ilmu meramal nasib dengan membaca ciri-ciri wajah, seperti bentuk mata, hidung, gigi, dan telinga. Di Strasbourg pada tahun 1531, seseorang bernama John de Indagine menerbitkan sebuah buku tentang fisiognomi yang dilengkapi sketsa wajah yang jelas dengan berbagai bentuk mata, hidung, telinga, dan sebagainya, berikut tafsirannya. Menarik sekali, ia mengutip kata-kata Yesus Kristus di Matius 6:22, ”Jika matamu sederhana, seluruh tubuhmu akan cemerlang,” sebagai dasar untuk mengatakan bahwa mata yang besar, bersinar, dan bulat menandakan orang yang berintegritas dan sehat, sedangkan mata yang kecil dan cekung menandakan orang yang iri hati, berniat jahat, dan penuh curiga. Namun, dalam buku yang serupa, yakni Compendium of Physiognomy yang diterbitkan pada tahun 1533, pengarangnya, Bartolommeo Cocle, menyatakan bahwa mata yang besar dan bulat menandakan orang yang tidak berpendirian dan malas.
40. (a) Apa khiromansi itu? (b) Bagaimana Alkitab digunakan untuk mendukung khiromansi?
40 Menurut para penenung, bagian tubuh selain kepala yang lebih menggambarkan kekuatan dari atas ialah tangan. Jadi, membaca garis-garis tangan untuk menentukan kepribadian dan nasib merupakan bentuk tenung lain yang populer—khiromansi, yang biasanya disebut palmistri. Para ahli khiromansi Abad Pertengahan meneliti Alkitab untuk mendukung keahlian mereka. Mereka menemukan ayat-ayat seperti, ”Pada tangan setiap manusia ia membubuhkan meterai agar setiap manusia yang berkematian mengetahui pekerjaannya” dan ”Umur panjang ada di tangan kanannya; di tangan kirinya ada kekayaan dan kemuliaan.” (Ayub 37:7; Amsal 3:16) Tonjolan-tonjolan pada telapak tangan juga ditelaah karena dianggap menggambarkan planet-planet, sehingga mengungkapkan sesuatu tentang orang tersebut dan masa depannya.
41. Bagaimana orang di negeri-negeri Timur bertenung?
41 Ilmu meramal nasib dengan membaca ciri-ciri wajah dan tangan sangat populer di negeri-negeri Timur. Selain para pembaca dan penasihat profesional yang menawarkan jasa mereka, ada begitu banyak orang yang amatir dan yang belajar sendiri karena buku dan publikasi tentang ilmu tersebut dengan berbagai tingkat keahlian tersedia di mana-mana. Meski orang sering mencoba-coba membaca garis-garis tangan sebagai hiburan, banyak juga yang menekuninya. Namun, orang-orang umumnya jarang merasa puas dengan satu metode tenung saja. Jika mereka menghadapi masalah yang berat atau harus mengambil keputusan yang penting, mereka akan pergi ke kuil mereka, entah itu kuil Buddhis, Taois, Shinto, atau kuil lain, untuk bertanya kepada dewa-dewi, kemudian menemui para astrolog untuk meminta petunjuk bintang, lalu ke tukang ramal untuk dibacakan telapak tangan serta wajahnya, dan setelah melakukan semuanya itu, mereka pulang dan meminta petunjuk para leluhur mereka. Melalui berbagai cara tersebut mereka berharap mendapatkan jawaban yang kelihatannya cocok bagi mereka.
Sekadar Iseng?
42. Keinginan yang wajar untuk mengetahui masa depan mengarah ke mana?
42 Wajarlah jika setiap orang ingin mengetahui masa depannya. Selain itu, keinginan untuk bernasib baik dan menghindari apa yang mungkin merugikan adalah hal yang umum. Itulah sebabnya orang-orang sepanjang zaman meminta petunjuk roh-roh dan dewa-dewi. Akibatnya, mereka terlibat dengan spiritisme, ilmu gaib, astrologi, dan praktek lain yang bersifat takhayul. Di masa lalu, orang-orang mengenakan jimat untuk melindungi diri dan pergi berobat ke dukun. Dewasa ini, orang-orang masih mengenakan jimat ”keberuntungan” atau liontin-liontin bergambar ”Santo” Christopher, dan mereka berhubungan dengan roh orang mati, menggunakan papan Ouija, bola kristal, horoskop, serta kartu ramal. Dalam hal spiritisme dan takhayul, manusia kelihatannya tidak banyak berubah.
43. (a) Bagaimana perasaan banyak orang tentang spiritisme, ilmu gaib, dan tenung? (b) Pertanyaan apa saja yang timbul tentang praktek yang bersifat takhayul?
43 Tentu saja, banyak orang sadar bahwa ini hanya takhayul dan tidak berdasar. Dan, menurut mereka hal itu dilakukan sekadar untuk iseng. Orang lain bahkan berpendapat bahwa ilmu gaib dan tenung sebenarnya bermanfaat karena memberikan perasaan tenteram bagi orang-orang yang mungkin terlalu khawatir menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Tetapi, apakah ini semua sekadar keisengan yang tak berbahaya atau pembangkit semangat hidup? Apa sebenarnya sumber praktek-praktek spiritisme dan ilmu gaib yang telah kita bahas dalam pasal ini maupun banyak praktek lainnya yang belum kita sebutkan?
44. Pada hakikatnya, apa dasar semua praktek tersebut?
44 Sewaktu meneliti berbagai segi spiritisme, ilmu gaib, dan tenung, kita memperhatikan bahwa semuanya berkaitan erat dengan kepercayaan akan jiwa orang mati dan keberadaan roh-roh, yang baik dan yang jahat. Jadi, pada hakikatnya, kepercayaan akan roh-roh, ilmu gaib, dan tenung didasarkan atas suatu bentuk politeisme yang bersumber dari doktrin tentang jiwa manusia yang tidak berkematian. Apakah ini merupakan dasar yang kuat untuk membangun agama seseorang? Menurut Anda, apakah ibadat yang memiliki dasar seperti itu akan diperkenan?
45. Pertanyaan apa yang harus dihadapi orang Kristen abad pertama mengenai makanan yang dipersembahkan kepada berhala?
45 Orang Kristen abad pertama menghadapi pertanyaan-pertanyaan serupa. Mereka dikelilingi oleh orang Yunani dan Romawi, dengan dewa-dewinya maupun ritus-ritusnya yang bersifat takhayul. Salah satu ritus adalah mempersembahkan makanan kepada berhala dan ikut memakan persembahan tersebut. Patutkah orang yang mengasihi Allah yang benar dan ingin menyenangkan Dia ikut menjalankan ritus seperti itu? Perhatikan jawaban rasul Paulus.
46. Apa yang dipercayai oleh Paulus dan orang Kristen masa awal mengenai Allah?
46 ”Mengenai makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu bahwa berhala tidak ada artinya di dunia ini, dan bahwa hanya ada satu Allah, tidak ada yang lain. Karena meskipun ada yang disebut ’allah-allah’, baik itu di surga maupun di bumi, sebagaimana ada banyak ’allah’ dan banyak ’tuan’, sesungguhnya bagi kita hanya ada satu Allah, sang Bapak, yang darinya segala sesuatu ada, dan kita, untuk dia.” (1 Korintus 8:4-6) Bagi Paulus dan orang Kristen abad pertama, agama yang sejati bukan penyembahan kepada banyak allah, bukan politeisme, melainkan pengabdian yang hanya ditujukan kepada ”satu Allah, sang Bapak” yang nama-Nya dinyatakan dalam Alkitab sebagai berikut, ”Agar mereka tahu bahwa engkau, yang bernama Yehuwa, engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”—Mazmur 83:18.
47. Bagaimana Paulus menyingkapkan siapa sebenarnya ’allah dan tuan di surga maupun di bumi’?
47 Namun, patut diperhatikan bahwa walaupun rasul Paulus mengatakan ”berhala tidak ada artinya”, ia tidak mengatakan bahwa ”allah” dan ”tuan” yang disembah orang-orang melalui ilmu gaib, tenung, dan persembahan mereka itu tidak ada. Jadi, apa maksudnya? Belakangan, Paulus menjelaskan hal ini dalam surat yang sama ketika ia menulis, ”Tetapi aku mengatakan bahwa perkara-perkara yang dikorbankan oleh bangsa-bangsa, mereka korbankan kepada hantu-hantu dan bukan kepada Allah.” (1 Korintus 10:20) Ya, melalui banyak allah atau dewa, dan tuan atau tuhan, yang mereka sembah, bangsa-bangsa sebenarnya menyembah hantu-hantu—malaikat-malaikat atau makhluk-makhluk roh yang memberontak terhadap Allah yang benar dan bergabung dengan pemimpin mereka, Setan si Iblis.—2 Petrus 2:4; Yudas 6; Penyingkapan 12:7-9.
48. Bahaya apa dari ilmu gaib masih ada sampai sekarang, dan bagaimana ini dapat dihindari?
48 Sering kali, orang merasa kasihan kepada kelompok masyarakat yang disebut primitif yang diperbudak oleh takhayul dan rasa takut. Mereka mengaku jijik terhadap korban-korban yang bersimbah darah dan ritus yang biadab. Dan memang begitulah seharusnya. Namun, sampai sekarang kita masih mendengar tentang praktek voodoo, kultus setan, bahkan korban manusia. Walaupun praktek-praktek seperti itu mungkin adalah contoh yang ekstrem, jelaslah bahwa ilmu gaib masih sangat diminati. Pada awalnya, mungkin orang sekadar ’iseng’ dan penasaran, tetapi sering kali hal itu berakhir dengan tragedi dan kematian. Betapa bijaksana untuk mengindahkan peringatan Alkitab, ”Pertahankanlah kesadaranmu, waspadalah. Musuhmu, si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum, berupaya melahap orang.”—1 Petrus 5:8; Yesaya 8:19, 20.
-
-
Mencari yang Tidak Dikenal melalui Ilmu Gaib dan SpiritismePencarian Manusia akan Allah
-
-
[Kotak di hlm. 85]
Apakah Astrologi Itu Ilmiah?
Menurut astrologi, matahari, bulan, bintang, dan planet-planet dapat mempengaruhi hal ihwal di bumi dan bahwa konfigurasi benda-benda langit ini pada saat kelahiran seseorang berperan dalam kehidupannya. Namun, penemuan ilmiah sangat meragukan hal itu:
▪ Karya para astronom seperti Kopernikus, Galileo, dan Kepler dengan jelas memperlihatkan bahwa bumi bukan pusat alam semesta. Selain itu, sekarang diketahui bahwa sering kali bintang-bintang yang kelihatannya berada dalam satu konstelasi tidak benar-benar terikat dalam satu kelompok. Beberapa di antaranya mungkin berada sangat jauh di ruang angkasa, sedangkan yang lainnya mungkin relatif dekat. Jadi, zodiak yang dikaitkan dengan berbagai konstelasi itu khayalan belaka.
▪ Planet Uranus, Neptunus, dan Pluto tidak dikenal oleh para astrolog zaman dulu karena planet-planet itu baru diketahui setelah ditemukannya teleskop. Jadi, berdasarkan peta astrologi yang dibuat berabad-abad sebelumnya, bagaimana ”pengaruh” ketiga planet tersebut? Selain itu, mengapa ”pengaruh” satu planet harus ”baik” dan lainnya ”jahat”, padahal sekarang menurut ilmu pengetahuan pada dasarnya semua planet adalah massa batu-batuan atau gas yang tak bernyawa, yang bergerak dengan cepat di angkasa?
▪ Menurut ilmu genetika, dasar ciri-ciri kepribadian kita dibentuk, bukan pada saat kelahiran, tetapi pada saat pembuahan, ketika salah satu dari jutaan sel sperma sang ayah bersatu dengan sebuah sel telur sang ibu. Tetapi, astrologi menentukan horoskop seseorang pada saat kelahiran. Selisih waktu sekitar sembilan bulan pastilah membuat seseorang memiliki pola kepribadian yang sama sekali berbeda secara astrologis.
▪ Dewasa ini, waktu peredaran matahari di antara konstelasi-konstelasi bintang sebagaimana terlihat oleh seorang pengamat dari bumi telah bergeser kira-kira satu bulan dibandingkan 2.000 tahun yang lalu ketika peta dan tabel astrologi dibuat. Jadi, jika astrologi menyatakan bahwa orang yang lahir pada akhir Juni atau awal Juli adalah seorang Cancer (yang sangat sensitif, perasa, tertutup), pada saat itu sebenarnya matahari berada pada konstelasi Gemini, sehingga orang itu seharusnya komunikatif, cerdas, dan suka berbicara.
Jelaslah, astrologi tidak memiliki dasar yang masuk akal ataupun ilmiah.
-