-
Narkoba—Siapa yang Menggunakannya?Sedarlah!—2001 | 8 Juli
-
-
Narkoba—Siapa yang Menggunakannya?
OLEH PENULIS SEDARLAH! DI AFRIKA SELATAN
”SEKARANG semua orang sudah menggunakan narkoba.” Pernyataan ini mungkin digunakan untuk menggoda orang awam agar mereka mencoba-coba narkoba. Namun, bergantung pada bagaimana kita mendefinisikan ”narkoba”, kata-kata itu ada benarnya juga.
Istilah ”narkoba” didefinisikan sebagai, ”Zat kimia apa pun, apakah itu alami atau sintetis, yang dapat digunakan untuk mengubah persepsi, suasana hati, atau keadaan psikologis lain.” Inilah definisi yang tepat-guna dan luas dari apa yang disebut obat-obatan psikoaktif, meskipun definisi ini tidak mencakup banyak obat medisinal (bersifat menyembuhkan) untuk penyakit fisik.
Menurut definisi itu, alkohol juga bisa berarti narkoba. Bahayanya terletak pada penggunaannya yang berlebihan, yang tampaknya kian meningkat di masyarakat. Survei terhadap berbagai akademi dan universitas di sebuah negeri Barat mendapati bahwa ”binge drinking merupakan masalah narkoba paling serius di kampus”. Survei ini menyingkapkan bahwa 44 persen mahasiswa ternyata terlibat dalam binge drinking.a
Seperti alkohol, rokok tersedia secara legal, padahal mengandung racun yang kuat, yaitu nikotin. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, merokok menewaskan empat juta orang setahun. Ironisnya, para pengusaha rokok hidup makmur dan dihormati masyarakat. Merokok juga dapat membuat orang sangat kecanduan, bahkan bisa lebih parah daripada kecanduan narkoba.
Pada tahun-tahun belakangan ini, banyak negara telah melarang iklan tembakau dan menetapkan pembatasan-pembatasan lain. Meskipun demikian, banyak orang masih menganggap bahwa merokok itu sebagai kegiatan yang berterima di masyarakat. Merokok terus-menerus diberi kesan glamor oleh industri perfilman. Sebuah survei oleh Universitas Kalifornia di San Fransisco terhadap film-film terlaris antara tahun 1991 dan 1996 mendapati bahwa 80 persen tokoh utamanya merokok.
Bagaimana dengan Narkoba ”yang Aman”?
Obat-obatan medisinal telah banyak membantu, tetapi obat-obat ini dapat disalahgunakan. Para dokter kadang-kadang terlalu mudah memberikan resep, atau mereka ditekan oleh pasien untuk memberikan resep obat yang sebenarnya tidak perlu. Seorang dokter berkomentar, ”Para dokter tidak selalu punya waktu untuk berdiskusi dengan pasiennya tentang gejala-gejala yang dirasakan. Lebih mudah untuk berkata, ’Minum pil ini.’ Tetapi, masalah utamanya tidak ditangani.”
Bahkan obat tanpa resep, seperti aspirin dan parasetamol (Tylenol, Panadol), jika disalahgunakan dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius. Lebih dari 2.000 orang di seluas dunia tewas setiap tahunnya akibat salah menggunakan parasetamol.
Menurut definisi yang disebutkan di bagian awal, kafein dalam teh dan kopi juga bisa disebut narkoba, meskipun kita sama sekali tidak berpikir demikian sewaktu meminumnya. Dan, pastilah aneh kedengarannya kalau kita mengatakan bahwa minuman seperti teh atau kopi itu sama dengan heroin. Hal itu sama saja dengan mengatakan bahwa seekor anak kucing yang manja sama dengan singa yang ganas. Meskipun demikian, menurut beberapa pakar kesehatan, jika Anda terbiasa minum lebih dari lima cangkir kopi atau sembilan cangkir teh sehari, hal itu bisa membahayakan Anda. Selain itu, jika Anda secara drastis menghentikan kebiasaan itu, Anda bisa menderita gejala-gejala seperti seorang peminum teh yang mengalami muntah-muntah, sakit kepala yang hebat, dan tidak kuat melihat cahaya.
Bagaimana dengan Penggunaan Narkoba Ilegal?
Masalah yang lebih kontroversial lagi adalah mengenai penggunaan narkoba dalam olahraga. Masalah ini muncul ke permukaan pada saat diselenggarakannya Tour de France tahun 1988, sewaktu sembilan atlet balap sepeda yang tergabung dalam tim teratas dicoret namanya karena menggunakan obat perangsang. Para atlet menggunakan berbagai cara untuk lolos dari tes. Majalah Time melaporkan bahwa ada yang bahkan bertindak sejauh menjalani ”’transplantasi urine’, artinya urine orang lain yang ’bersih’ dimasukkan ke dalam kandung kemihnya lewat kateter, suatu prosedur yang biasanya menyakitkan”.
Ada lagi penggunaan narkoba yang masih harus kita bahas, yakni narkoba untuk ”rekreasi”. Narkoba jenis ini antara lain adalah mariyuana, ekstasi (metilindioksi-metamfetamin, atau MDMA), LSD (asam dietilamid lisergik), upper (perangsang, misalnya kokain dan amfetamin), downer (depresan, misalnya obat penenang), dan heroin. Belum lagi bahan-bahan yang dihirup, seperti lem dan bensin, yang populer di kalangan anak muda. Tentu saja, bahan-bahan yang dapat dihirup ini tidak dilarang dan tersedia di mana-mana.
Gambaran umum tentang seorang pemakai narkoba yang lemas sedang menyuntikkan narkoba ke tangannya di sebuah kamar yang remang-remang tidak selalu benar. Banyak pemakai masih dapat secara relatif normal menjalani kehidupan sehari-hari, meskipun kecanduan mereka pastilah mempengaruhi kualitas hidup mereka dalam kadar banyak atau sedikit. Meskipun demikian, kita tidak boleh menyepelekan sisi gelap narkoba. Seorang penulis mengatakan bahwa ada pemakai kokain yang ”dapat menyuntik hingga puluhan kali berturut-turut dalam waktu singkat, sehingga tubuh mereka penuh dengan bekas tusukan jarum, berdarah, dan luka-luka”.
Setelah tampak ada penurunan pada akhir tahun 1980-an, penggunaan narkoba secara ilegal sekarang meningkat lagi di seluruh dunia. Majalah Newsweek berkomentar, ”Pemerintah dibuat kewalahan oleh merajalelanya penyelundupan narkoba, meningkatnya penggunaan narkoba dalam hampir setiap jenisnya dan kurangnya dana—juga informasi—yang diperlukan untuk memeranginya.” Surat kabar The Star di Johannesburg, Afrika Selatan, menyatakan bahwa menurut statistik pemerintah, ”satu dari empat orang yang tinggal di Afrika Selatan kecanduan alkohol atau narkoba”.
Lembaga Penelitian PBB untuk Pengembangan Sosial mengatakan bahwa ”para penghasil dan pengedar narkoba . . . telah mengorganisasi diri dalam skala global dan menaruh sejumlah besar keuntungan mereka di pusat-pusat finansial yang menawarkan kerahasiaan dan bunga investasi yang menarik. . . . Para pengedar narkoba sekarang dapat mencuci keuntungan ilegal mereka dengan memindah-mindahkan uang mereka secara elektronis ke berbagai tempat di dunia dengan sedikit kontrol pemerintah”.
Tampaknya, banyak orang Amerika menyentuh kokain setiap hari, mungkin tanpa sadar. Sebuah artikel di majalah Discover menjelaskan bahwa kebanyakan uang kertas Amerika mengandung sisa narkoba.
Faktanya adalah bahwa dewasa ini penggunaan narkoba, termasuk yang ilegal, telah diterima oleh banyak orang, dipandang sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Melihat kerusakan yang dipublikasikan secara luas akibat narkoba ilegal maupun rokok dan alkohol, timbullah pertanyaan: Mengapa orang-orang menyalahgunakannya? Seraya kita memikirkan pertanyaan ini, sekaranglah waktunya untuk merenungkan pandangan kita sendiri berkenaan dengan narkoba.
[Catatan Kaki]
a Binge drinking dilakukan dengan ’meminum lima botol atau lebih minuman beralkohol bagi pria, dan empat botol atau lebih bagi wanita’.
[Gambar di hlm. 3]
”Binge drinking” adalah masalah utama di banyak kampus
[Gambar di hlm. 5]
Banyak orang menganggap rokok dan narkoba untuk tujuan ”rekreasi” sebagai kegiatan yang tidak berbahaya
-
-
Narkoba—Mengapa Disalahgunakan?Sedarlah!—2001 | 8 Juli
-
-
Narkoba—Mengapa Disalahgunakan?
”SEWAKTU saya berusia 13 tahun, kakak perempuan sahabat saya mengundang saya beserta teman-teman lainnya untuk datang ke apartemen mereka pada suatu malam. Semuanya mulai mengisap mariyuana. Pada mulanya, saya tidak mau ikut-ikutan, tetapi setelah berulang-kali ditawari, akhirnya saya mau juga.” Demikianlah Michael, dari Afrika Selatan, menceritakan perkenalannya dengan narkoba.
”Saya berasal dari keluarga konservatif yang berkecimpung secara profesional dalam bidang musik klasik. Saya bermain di sebuah orkestra, dan salah seorang pemusiknya terbiasa mengisap mariyuana sewaktu rehat. Selama berbulan-bulan, ia terus-menerus mengajak saya untuk mengisapnya juga. Saya akhirnya mencobanya dan mulai menggunakannya secara rutin.” Demikianlah Darren, dari Kanada, mulai menggunakan narkoba.
Kedua orang ini menceritakan bahwa mereka selanjutnya menggunakan jenis-jenis narkoba lain, seperti LSD, opium, dan perangsang. Sewaktu mengenang masa lalu itu, para mantan pemakai ini sependapat bahwa pengaruh teman merupakan alasan utama mengapa mereka ikut menyalahgunakan narkoba. ”Tidak pernah terpikir dalam benak saya bahwa saya akan menggunakan narkoba,” kata Michael, ”tetapi cuma anak-anak itulah teman-teman saya, maka saya ikut saja.”
Dunia Hiburan
Tekanan teman pastilah amat berperan dalam membuat banyak orang mulai menggunakan narkoba, dan hal ini khususnya berlaku bagi kaum muda. Selain itu, kaum muda juga melihat idola mereka dalam dunia hiburan, yang berpengaruh kuat terhadap para penggemar mereka yang masih muda.
Industri hiburan paling sarat dengan penyalahgunaan narkoba. Para pemusik top sering terlibat dalam penggunaan narkoba berat pada suatu tahap karier mereka. Banyak bintang film juga biasa menggunakan narkoba.
Para entertainer dapat memberi daya tarik dan kesan glamor terhadap narkoba, sehingga sulit ditolak kaum muda. Pada tahun 1996, Newsweek melaporkan, ”Jalan-jalan di Seattle penuh dengan anak-anak yang pindah ke sana untuk menggunakan heroin, hanya karena [pemusik rock] Cobain menggunakannya.”
Narkoba diberi kesan glamor dalam majalah, film dan televisi. Demikian pula, para perancang busana terkenal dalam dunia mode menyenangi model yang kurus dan berpenampilan kusut, yang meniru gaya pecandu.
Mengapa Ada yang Kecanduan?
Masih banyak faktor lain yang turut mengakibatkan peningkatan penyalahgunaan narkoba. Di antaranya adalah kekecewaan, depresi, dan ketiadaan tujuan hidup. Alasan lainnya adalah masalah ekonomi, pengangguran, dan contoh buruk dari orang tua.
Orang-orang yang memiliki kesulitan dalam hubungan antarmanusia menggunakan narkoba untuk membantu mereka menghadapi situasi-situasi sosial. Mereka yakin bahwa narkoba dapat memacu rasa percaya diri mereka, membuat mereka merasa pintar melucu dan disukai orang. Ada juga yang merasa bahwa lebih baik menggunakan narkoba daripada harus mengendalikan atau membatasi kehidupan mereka.
Kebosanan juga bisa menjadi penyebab anak-anak muda menggunakan narkoba. Buku The Romance of Risk—Why Teenagers Do the Things They Do mengomentari tentang kebosanan dan kurangnya pengawasan orang tua, ”Anak lelaki dan perempuan pulang dari sekolah ke rumah yang kosong. Tidak heran bila mereka merasa kesepian dan tidak ingin sendirian. Teman-temannya datang bergabung, tetapi tetap saja mereka merasa bosan. Mereka terus-menerus menonton televisi dan video musik atau main Internet untuk mencari hiburan. Merokok, menggunakan narkoba, dan minum-minum dapat dengan mudah menyertainya.”
Michael, yang disebutkan sebelumnya, mengatakan tentang kurangnya pengawasan orang tuanya di rumah, ”Kehidupan keluarga saya bahagia. Hubungan kami sangat dekat. Namun, kedua orang tua saya bekerja, dan tidak ada pengawasan seharian. Juga, kami diberi kebebasan penuh. Tidak ada disiplin. Orang tua saya tidak tahu bahwa saya menggunakan narkoba.”
Setelah kecanduan, banyak orang terus menggunakan narkoba untuk alasan yang sederhana: Karena nikmat rasanya. Michael, yang pernah tiap hari menggunakan narkoba, mengatakan tentang efek-efeknya, ”Saya berada di dunia mimpi. Saya dapat lari dari tekanan apa pun. Saya tidak pernah merasa terancam. Semuanya tampak indah.”
Mantan penyalah guna narkoba lain, yang bernama Dick, dari Afrika Selatan, menjelaskan efek mariyuana yang dirasakannya sewaktu ia mulai menggunakannya di usia 13 tahun, ”Saya tertawa sewaktu mendengar gurauan apa saja. Semuanya lucu.”
Peringatan tentang bahaya narkoba tampaknya tidak membuat takut anak-anak muda. Mereka cenderung memiliki sikap ”hal itu tidak akan terjadi pada saya”. Buku Talking With Your Teenager memberi tahu alasan mengapa remaja mengabaikan peringatan kesehatan terhadap narkoba, ”Mereka sangat tangguh dan penuh vitalitas sehingga mereka tidak percaya bahwa kesehatan mereka akan terganggu. Perasaan bahwa dirinya ’kuat’ ini sangat umum di kalangan remaja. Mereka menganggap kanker paru-paru, kecanduan alkohol, dan kecanduan narkoba sebagai hal-hal yang terjadi pada orang yang lebih tua, bukan pada mereka.” Banyak remaja sama sekali tidak sadar akan bahayanya, sebagaimana terlihat dari popularitas narkoba ekstasi. Apa ekstasi itu?
Ekstasi dan Rave
Narkoba MDMA yang berbahan dasar amfetamin, yang dikenal sebagai ekstasi, biasa digunakan pada acara disko semalaman sampai pagi yang disebut rave. Para penjual ekstasi memberikan kesan bahwa menggunakan ekstasi adalah cara yang aman untuk mengalami rasa euforia yang ditambah dengan energi berlipat ganda untuk berdisko sepanjang malam. Narkoba ini membuat mereka dapat terus bergoyang selama berjam-jam sampai akhirnya mereka merasakan apa yang seorang penulis sebut sebagai ”keadaan seperti melayang”. Seorang remaja menjelaskan nikmatnya ekstasi, ”Itu mulai terasa dari jari-jari kaki, lalu menyelimuti seluruh tubuh dengan kehangatan dan cinta yang luar biasa hingga akhirnya merambat ke kepala.”
Pemindaian otak para pemakai rutin ekstasi telah memberikan bukti fisik bahwa ekstasi bukanlah narkoba yang tak berbahaya seperti kata para penjualnya. Rupanya, ekstasi merusak serat saraf otak dan mengurangi kadar serotonin. Kerusakan ini mungkin bisa permanen. Akhirnya, kerusakan itu dapat mengakibatkan gangguan seperti depresi dan hilang ingatan. Beberapa pemakai ekstasi dilaporkan tewas. Juga, ada sejumlah pengedar narkoba yang mencampuri ekstasi dengan heroin supaya orang yang membelinya menjadi kecanduan.
Seberapa Mudahkah Memperolehnya?
Di banyak negeri, harga narkoba semakin murah karena persediaannya semakin banyak. Hal ini sebagian disebabkan oleh perubahan politik dan ekonomi. Afrika Selatan adalah salah satu contoh yang khas, negeri yang mengalami perubahan politik sehingga menghasilkan peningkatan perdagangan dan interaksi dengan negara-negara lain. Semua ini, ditambah dengan kurangnya pengawasan di perbatasan, memberikan kesempatan bagi perdagangan narkoba untuk berkembang pesat. Karena pengangguran semakin banyak, ribuan orang bergantung pada penjualan narkoba ilegal untuk mencari nafkah. Di mana ada narkoba, di situ pasti ada kekerasan. Menurut sebuah laporan surat kabar, anak-anak sekolah di Gauteng, Afrika Selatan—beberapa baru berusia 13 tahun—berada di bawah pengawasan polisi karena dicurigai mengedarkan narkoba. Banyak sekolah di daerah itu sudah mulai mewajibkan murid-muridnya mengikuti tes narkoba.
Apa Akar Penyebabnya?
Jelaslah, ada banyak alasan mengapa orang menyalahgunakan narkoba. Namun, sebenarnya ini semua hanyalah gejala sebuah problem yang lebih dalam, sebuah akar penyebab. Penulis Ben Whitaker memberikan petunjuk sehubungan dengan hal ini, ”Merajalelanya penggunaan narkoba sekarang ini merupakan tanda bahaya adanya kelemahan dan cacat dalam masyarakat kita, di samping kesepian dan keputusasaan: kalau tidak, mengapa banyak orang yang berbakat dan yang menikmati berbagai kemudahan karena termasuk dalam golongan atas lebih memilih narkoba daripada menghadapi kenyataan yang ada sekarang ini?”
Itu adalah pertanyaan bagus, yang membuat kita sadar bahwa masyarakat kita yang materialistis dan berorientasi pada kesuksesan ini sering kali gagal memenuhi kebutuhan emosi dan rohani. Bahkan, kebanyakan agama yang ada tidak sanggup memenuhi kebutuhan tadi karena agama-agama itu tidak melihat akar penyebab masalah-masalah manusia.
Kita harus menggali dan menghadapi akar penyebab itu sebelum kita dapat menemukan satu-satunya solusi permanen bagi masalah narkoba. Hal itu akan dibahas di artikel berikutnya.
[Gambar di hlm. 7]
Penggunaan narkoba kadang-kadang diberi kesan glamor oleh para selebriti
[Gambar di hlm. 7]
Dunia musik modern sarat dengan penyalahgunaan narkoba
[Gambar di hlm. 8]
Narkoba ekstasi biasanya tersedia pada acara ”rave”
[Keterangan]
AP Photo/Greg Smith
Gerald Nino/U.S. Customs
-
-
Penyalahgunaan Narkoba—Ada Solusinya!Sedarlah!—2001 | 8 Juli
-
-
Penyalahgunaan Narkoba—Ada Solusinya!
”SEJUMLAH BESAR Kokain Ditemukan dalam Botol-Botol Anggur.” Artikel surat kabar di bawah tajuk berita itu menjelaskan bahwa polisi di Johannesburg, Afrika Selatan, menyita sebuah peti kemas yang berisi 11.600 botol anggur Amerika Selatan. Di dalamnya terdapat antara 150 dan 180 kilogram kokain yang tercampur dengan anggur. Katanya, itulah jumlah kokain terbesar yang diselundupkan ke negeri itu sampai saat ini.
Meskipun penemuan-penemuan demikian kedengarannya melegakan, sebenarnya polisi hanya menemukan kira-kira 10 hingga 15 persen saja dari narkoba ilegal di seluruh dunia. Sungguh menyedihkan, hal itu sama saja dengan seorang tukang kebun yang memotong lalang yang cepat bertumbuh dan merusak, tetapi tidak mencabutnya sampai ke akar.
Keuntungan besar yang dihasilkan narkoba menghalangi upaya pemerintah untuk menghentikan produksi dan penjualannya. Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa narkoba yang bernilai miliaran dolar diperjualbelikan setiap tahun. Melihat uang sebanyak itu, tidak heran kalau para pejabat kepolisian dan pemerintah, bahkan yang berkedudukan tinggi, terpikat untuk korupsi.
Alex Bellos dari surat kabar mingguan The Guardian Weekly melaporkan dari Brasil bahwa menurut sebuah penyelidikan terhadap para anggota parlemen, ”tiga orang anggota kongres, 12 orang anggota dewan perwakilan, dan tiga orang walikota . . . termasuk dalam sebuah daftar yang berisi lebih dari 800 nama yang terlibat dalam kejahatan terorganisasi dan pengedaran narkoba di Brasil”. Daftar ini juga berisi nama para ”polisi, pengacara, pengusaha, dan peternak di 17 dari 27 negara bagian”. Tentang penemuan ini, seorang profesor politik di Universitas Brasília mengatakan, ”Hal ini adalah dakwaan besar-besaran terhadap segala lapisan masyarakat Brasil.” Hal yang sama juga terjadi di banyak masyarakat yang berada dalam cengkeraman narkoba. Yang memperbesar masalah ini adalah hukum pasar berupa penawaran dan permintaan.
Karena pembatasan hukum tidak begitu berhasil, ada orang-orang yang menyarankan untuk melegalisasi jenis-jenis narkoba tertentu. Konsep utamanya adalah bahwa orang-orang harus diizinkan memiliki sejumlah kecil narkoba guna keperluan pribadi. Hal ini diharapkan dapat mempermudah kontrol pemerintah dan memotong laba besar yang dihasilkan para juragan narkoba.
Ada yang Berhasil
Detoksifikasi mungkin pada awalnya dapat membebaskan pecandu dari ketergantungan narkoba dan memulihkan kesehatannya. Namun, sewaktu ia kembali ke lingkungannya semula, ia akan tergoda untuk kembali menggunakan narkoba. Penulis Luigi Zoja memberikan alasan mengapa hal ini terjadi, ”Perilaku penderita tidak mungkin dapat diubah jika ia tidak dituntun menuju ke cara berpikir yang sama sekali baru.”
Darren, yang disebutkan di artikel sebelumnya, menemukan ’cara berpikir baru’ yang mengubah kehidupannya. Ia menjelaskan, ”Saya tadinya seorang ateis, tetapi akhirnya, sekalipun saya menggunakan narkoba dari pagi hingga malam, saya mulai menyadari bahwa Allah pasti ada. Selama dua atau tiga bulan, saya berupaya melepaskan diri dari narkoba, tetapi teman-teman saya terus memaksa saya menggunakannya. Meskipun saya masih menggunakan narkoba, saya mulai membaca Alkitab secara rutin sebelum tidur. Saya mengurangi pergaulan dengan teman-teman saya. Pada suatu malam, saya dan teman sekamar saya sedang sangat high karena menggunakan narkoba. Saya menyebut tentang Alkitab. Keesokan paginya, teman saya menelepon saudara lelakinya, yang adalah salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Ia menunjukkan kepada kami alamat seorang Saksi yang tinggal di kota yang sama dengan kami, dan saya pergi menemuinya.
”Kami berbicara hingga pukul 11 malam, dan saya memperoleh belasan publikasi sebagai alat bantu untuk belajar Alkitab. Saya mulai belajar Alkitab dengannya dan berhenti merokok serta berhenti menyalahgunakan narkoba. Sekitar sembilan bulan kemudian, saya dibaptis sebagai salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa.”
Menghentikan kebiasaan menggunakan narkoba tidaklah mudah. Michael, yang disebutkan di artikel sebelumnya, menyingkapkan kesulitan-kesulitan yang ia hadapi sewaktu ia berhenti menggunakan narkoba setelah menyalahgunakannya selama 11 tahun, ”Saya merasa sangat sulit untuk makan sehingga berat badan saya turun. Juga, saya sering kesemutan serta berkeringat, dan orang-orang kelihatan bercahaya. Saya merasakan dorongan besar untuk kembali menggunakan narkoba, tetapi dengan mendekat kepada Yehuwa dalam doa dan pelajaran Alkitab membantu saya untuk tetap terbebas.” Para mantan penyalah guna narkoba ini sependapat bahwa melepaskan diri sepenuhnya dari pergaulan teman-teman yang menggunakan narkoba merupakan langkah yang sangat penting.
Mengapa Upaya Manusia Gagal
Penyalahgunaan narkoba ilegal hanyalah salah satu faset dari sebuah problem yang lebih besar. Suatu pengaruh besar yang menimbulkan kejahatan, kekerasan, dan kekejaman mencengkeram seluruh dunia. Alkitab mengatakan, ”Seluruh dunia berada dalam kuasa si fasik.” (1 Yohanes 5:19) ”Si fasik” ini diidentifikasi oleh rasul Yohanes di Penyingkapan (Wahyu) 12:9, ”Maka dicampakkanlah naga besar itu, ular yang semula, yang disebut Iblis dan Setan, yang menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk; ia dicampakkan ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dicampakkan bersamanya.”
Selain melawan kelemahan diri sendiri, manusia juga harus berjuang melawan musuh yang sangat kuat ini. Setan adalah pribadi yang menyebabkan kejatuhan manusia sejak awalnya. Ia bertekad untuk membuat manusia semakin merosot dan memalingkan mereka dari Allah. Penyalahgunaan narkoba yang dilakukan manusia tampaknya adalah bagian dari strateginya. Ia beraksi dengan kemarahan yang hebat karena ia tahu bahwa ”waktunya tinggal sedikit”.—Penyingkapan 12:12.
Apa Solusi dari Allah?
Alkitab menyingkapkan adanya persediaan yang pengasih dari Sang Pencipta untuk menebus umat manusia dari keadaan mereka yang berdosa. Di 1 Korintus 15:22, kita diberi tahu, ”Karena sebagaimana semua manusia mati sehubungan dengan Adam, demikian juga semua manusia akan dihidupkan sehubungan dengan Kristus.” Yesus bersedia datang ke bumi sebagai seorang manusia sempurna dan mengorbankan kehidupan manusianya demi menebus umat manusia dari pengaruh dosa dan kematian.
Mengetahui alasan mengapa manusia mati maupun solusi bagi masalah-masalah manusia telah memberikan motivasi dan keberanian dalam diri banyak orang untuk membebaskan diri dari kecanduan narkoba. Namun, Alkitab bukan cuma membantu kita secara individu untuk mengatasi masalah narkoba sekarang ini. Alkitab mengatakan bahwa nanti, setelah pengaruh Setan ditiadakan, semua masalah dunia, termasuk penyalahgunaan narkoba, akan berakhir secara permanen.
Buku Penyingkapan melukiskan tentang ”sebuah sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu”. (Penyingkapan 22:1) Sungai simbolis ini menggambarkan persediaan Allah melalui Yesus Kristus untuk memulihkan manusia kepada kehidupan yang sempurna di bumi firdaus. Penyingkapan melukiskan tentang pohon kehidupan yang tumbuh subur di sepanjang pinggir sungai dan menyatakan, ”Daun pohon-pohon itu adalah untuk penyembuhan bangsa-bangsa.” (Penyingkapan 22:2) Daun-daun simbolis ini menggambarkan penyembuh dari Yehuwa untuk memulihkan manusia kepada kesempurnaan secara rohani dan jasmani.
Akhirnya, manusia akan bebas tidak hanya dari penyalahgunaan narkoba tetapi juga dari berbagai penyakit dan problem lain yang menghantui mereka di sistem yang bobrok ini!
[Kotak/Gambar di hlm. 9]
Seberapa Amankah Mariyuana Itu?
Banyak negara mempertimbangkan untuk melegalisasi mariyuana, terutama sebagai obat medisinal. Mariyuana telah diketahui dapat meringankan rasa mual akibat kemoterapi, dan tampaknya mariyuana dapat membantu penderita AIDS mengatasi hilangnya selera. Mariyuana juga telah digunakan sebagai penghilang rasa sakit.
Meskipun adanya ketidaksepakatan tentang hasil-hasil penemuan tadi, tes yang dilaporkan di majalah New Scientist telah menyingkapkan beberapa efek berbahaya dari mariyuana.
Di Universitas Harvard, sebuah tes dilakukan dengan membandingkan sekelompok orang yang mengisap mariyuana setiap hari dengan sekelompok orang yang lebih sedikit menggunakannya. Mereka menemukan sedikit perbedaan dalam tes mental standar. Namun, dalam sebuah tes yang berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri, pemakai berat mariyuana memperoleh nilai yang jauh lebih rendah.
Universitas lain mengadakan tes terhadap sekelompok pengisap rutin mariyuana dan sekelompok pengisap rokok, selama periode 15 tahun. Pengisap mariyuana biasanya mengisap tiga atau empat batang rokok mariyuana per hari, sedangkan pengisap rokok tembakau mengisap 20 batang rokok atau lebih per hari. Jumlah yang sama dari kedua kelompok menderita batuk dan bronkitis. Pemeriksaan paru-paru memperlihatkan kerusakan sel yang sama pada kedua kelompok.
Meskipun pemakai mariyuana mengisap jauh lebih sedikit, diketahui bahwa sebatang rokok mariyuana melepaskan tiga kali lebih banyak tar daripada yang dilepaskan sebatang rokok tembakau. Selain itu, New Scientist melaporkan, ”Pengisap mariyuana menghirup napas lebih dalam dan menahannya lebih lama.”
Di samping itu, sel-sel kekebalan dari paru-paru para pengisap mariyuana didapati lebih lemah 35 persen dalam melawan bakteri dibandingkan dengan sel-sel para pengisap tembakau.
[Keterangan]
U.S. Navy photo
[Kotak di hlm. 11]
”Kritikan yang Menyakitkan” bagi Para Orang Tua
Sebuah tajuk rencana di surat kabar Saturday Star dari Afrika Selatan menyatakan keprihatinan tentang pesatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan anak muda Afrika Selatan,
”Kenyataan bahwa anak-anak kita melakukan hal ini [menggunakan narkoba] merupakan kritikan yang menyakitkan bagi kita sebagai orang tua dan bagi masyarakat secara keseluruhan. Setiap hari, kita mencari uang, membaktikan waktu dan energi kita untuk mencapai kesuksesan materi. Anak-anak kita menguras pikiran kita, kekuatan kita. Apakah kita meluangkan waktu untuk mereka? Memang mudah untuk memberi mereka uang supaya mereka cepat-cepat pergi. Tindakan itu lebih mudah daripada mendengarkan mereka—mendengarkan kekhawatiran, harapan, dan masalah-masalah mereka. Malam ini, selagi kita duduk di restoran atau bersantai di depan TV, apakah kita tahu apa yang mereka sedang lakukan?”
Atau, mungkin perlu kami tambahkan, apa yang mereka sedang pikirkan?
[Gambar di hlm. 10]
Banyak orang telah termotivasi untuk membebaskan diri dari penyalahgunaan narkoba
-