-
Fakta-Fakta di Balik Natal, Paskah, dan ”Halloween”Sedarlah!—1993 | 8 November
-
-
Paskah (Easter)—Atau Astarte?
Kemeriahan hari raya keluarga ini dimulai pagi-pagi sekali sewaktu mereka bangun untuk menyambut terbitnya matahari dengan rasa takjub yang dalam. Anak-anak didandani dengan baju baru mereka yang terbaik, lengkap dengan topi baru berpita. Perayaan ini mencakup lambang-lambang kelinci, keranjang penuh telur yang diberi beraneka warna, dan hot cross buns (roti kismis manis yang diberi hiasan salib dan dimakan selama Masa Puasa). Itulah Paskah (Easter). Benarkah demikian?
Musim semi dianggap suci oleh para penyembah seks di Funisia. Dewi kesuburan mereka, Astarte, atau Istar (Afrodit bagi orang-orang Yunani), menggunakan telur dan kelinci sebagai simbol dewi tersebut. Ia memiliki kehausan yang tak terpuaskan akan darah dan seks yang amoral. Patung-patungnya dengan berbagai bentuk menggambarkannya memiliki organ-organ seksual yang secara tidak sopan dilebih-lebihkan, atau dengan sebutir telur di tangannya dan seekor kelinci di sisinya. Pelacuran suci merupakan bagian ibadat kepadanya. Di Kanaan, dewi seks dirancang sebagai istri Baal. Ia dihormati melalui pesta seksual yang gila-gilaan disertai mabuk-mabukan, penyembah-penyembahnya percaya bahwa hubungan seksual yang mereka lakukan turut menimbulkan kegairahan yang memuncak dan tindakan bersetubuh antara Baal dengan istrinya. Menurut buku Recent Discoveries in Bible Lands, ”tidak ada negara lain yang didapati secara relatif memiliki sejumlah besar tokoh wanita berbentuk dewi kesuburan yang telanjang, bahkan terang-terangan bersifat cabul”.
Dalam upacara peringatan baginya di Kartago, tempayan-tempayan dengan aneka warna yang cerah ditemukan berisi tulang-belulang anak-anak kecil yang hangus. Orang-tua mereka, umumnya orang-orang berpangkat dan terpandang, mencari berkat dari dewa-dewa agar mereka makmur dan berpengaruh. Beberapa tempayan ditemukan berisi tulang-belulang beberapa anak dari berbagai usia, mungkin berasal dari keluarga yang sama.
Dengan melihat kotak di atas, tampaklah betapa kentaranya upacara-upacara purba ini disamarkan menjadi versi modern. Bahkan nama Paskah (Easter) sama sekali tidak berbeda dari nama kafirnya di zaman purba. Jadi, apakah ini merupakan cara untuk menghormati Putra Allah yang kudus?
-
-
Fakta-Fakta di Balik Natal, Paskah, dan ”Halloween”Sedarlah!—1993 | 8 November
-
-
[Kotak di hlm. 13]
Upacara Musim Semi
Paskah (”Easter”) ”pada mulanya adalah upacara musim semi untuk menghormati Teutonic, dewi terang dan musim semi yang dikenal di Inggris-Amerika sebagai Eastre”. (The Westminster Dictionary of the Bible) ”Tidak ada petunjuk tentang peringatan perayaan Paskah dalam Perjanjian Baru.”—Encyclopædia Britannica.
Kelinci ”adalah pengiring dewi Ostara dari Jerman”.—Funk & Wagnalls Standard Dictionary of Folklore, Mythology and Legend.
Telur ”konon dicat dan dimakan pada perayaan musim semi di Mesir, Persia, Yunani, dan Romawi purba”.—Celebrations.
Topi Paskah pada mulanya ”adalah rangkaian bunga atau daun. Lingkaran atau mahkota menggambarkan perputaran matahari dan peredarannya di langit yang membawa kembali musim semi”. Baju baru Paskah dikembangkan karena ”dianggap tidak sopan dan dengan demikian mengundang nasib buruk untuk menyambut dewi Musim Semi Skandinavia, atau Eastre, bila tidak mengenakan baju baru, karena dewi tersebut mengenakan baju baru untuk bumi”.—The Giant Book of Superstitions.
Hot cross buns (roti kismis manis yang diberi hiasan salib): ”Seperti orang-orang Yunani, orang-orang Romawi memakan roti yang diberi salib . . . pada persembahan korban di hadapan umum.” Roti tersebut dimakan oleh orang-orang Inggris yang kafir untuk menghormati Easter.—Encyclopædia Britannica.
Ibadat sewaktu matahari terbit sejajar dengan upacara ”yang dilakukan pada ekuinoks musim semi untuk menyambut matahari dan kekuatannya yang besar untuk mendatangkan kehidupan baru kepada semua makhluk hidup”.—Celebrations.
-