-
Seberapa Amankah Bank?Sedarlah!—1987 (No. 20) | Sedarlah!—1987 (No. 20)
-
-
Tetapi ada cara-cara untuk menyelamatkan diri—di atas kertas. Menjadwalkan kembali pinjaman-pinjaman, memperpanjang hutang untuk jangka waktu yang lebih lama, adalah cara yang terus digunakan. Cara yang lain adalah untuk mendaftarkan semua nilai pinjaman, walaupun hanya sedikit harapan untuk kembalinya seluruh pokok hutang. Taktik yang sering digunakan adalah meminjamkan lebih banyak uang kepada peminjam sehingga mereka dapat membayar bunga pinjaman mereka.
Semua metode ini sedang digunakan oleh bank-bank sehubungan dengan hutang negara-negara Dunia Ketiga, yang dianggap oleh banyak orang sebagai ancaman terbesar bagi kestabilan sistem bank internasional. Menurut penyelidikan Bank Dunia, lebih dari seratus negara-negara berkembang mempunyai hutang luar negeri sejumlah total kira-kira $950 milyar pada akhir tahun 1985, kenaikan 4,6 persen dari tahun sebelumnya. Walaupun jumlahnya sudah terlalu banyak, diperkirakan pinjaman akan mencapai $1.01 trilyun pada akhir tahun 1986. Apa sebabnya? Karena banyak negara tersebut sama sekali tidak dapat membayar kembali dan minta diberi lebih banyak waktu dan uang. Mengingat besarnya pinjaman mereka, bank-bank memenuhinya. Seperti dikatakan seseorang, ”Jika saya berhutang kepada anda satu dollar, saya di bawah kuasa anda; tetapi jika saya berhutang kepada anda satu juta dollar, anda berada di bawah kuasa saya.”
Bayangan yang selalu muncul adalah kemungkinan jika karena jemu dengan kesulitan-kesulitan akibat program-program yang ketat, beberapa negara yang sudah dililit hutang bisa saja memutuskan tidak mau membayar sama sekali. Bank-bank tidak dapat memaksa negara-negara yang merdeka untuk membayar. ”Bagi bank-bank tersebut, arti krisis hutang sedunia sudah jelas,” kata majalah Savvy. ”Mereka memperoleh sebagian besar keuntungan dengan memberikan pinjaman, dan jika negara-negara tidak membayar hutang yang besar, keuntungan bank, pokok modal, dan harga saham akan jatuh dengan cepat. . . . Kelalaian membayar hutang yang besar oleh negara-negara Dunia Ketiga dapat membebani sehingga sampai mematahkan sistem keuangan, yang mungkin mengakibatkan jatuhnya bank-bank yang besar.”
Kelalaian membayar hutang oleh empat negara saja—Meksiko, Brasilia, Argentina, dan Venezuela—dapat mengakibatkan jatuhnya sembilan bank A.S. yang terbesar, para ahli memperingatkan. ”Bahwa kelalaian membayar hutang tersebut belum benar-benar terjadi sungguh menakjubkan,” kata The New York Times Magazine. ”Memang, seseorang dapat mempertalikannya dengan ilmu bahasa yang menyangkut makna kata-kata (semantik). Sebagaimana peperangan tidak lagi ’diumumkan’, tidak seorang pun sekarang diumumkan lalai melaksanakan kewajibannya ’secara hukum’.”
-
-
Seberapa Amankah Bank?Sedarlah!—1987 (No. 20) | Sedarlah!—1987 (No. 20)
-
-
[Kotak di hlm. 21]
Situasi Bank—Apa Kata Orang-Orang Lain
● ”Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa pemerintah berlusin-lusin negara yang dililit hutang, Dana Moneter Internasional, the Federal Reserve Board (Dewan Cadangan Federal), dan beratus-ratus bank Amerika dan bank-bank asing sama-sama menghadapi krisis keuangan yang paling parah dan paling luas sejak tahun 1930-an.”—Majalah New York.
● ”Kebijaksanaan sekarang hanya memberikan perlindungan yang sangat tidak menentu. Keamanan keuangan dunia seperti telur di ujung tanduk. Krisis hutang tidak hanya mengancam perkembangan di negara-negara berkembang tetapi juga kestabilan sistem bank negara-negara industri.”—Laporan oleh sebuah kelompok ahli Persemakmuran, The Guardian dari London.
● ”Hutang negara-negara berkembang yang sangat banyak kepada bank-bank Amerika Serikat membahayakan seperti tanah longsor yang akan menimpa sistem bank Amerika.”—The New York Times Magazine.
● ”Total pinjaman sedunia begitu besar sehingga telah menjadi dasar yang dipersiapkan bagi krisis hutang kelas satu dalam sistem bank internasional.” ”Ironi krisis hutang terbesar sedunia adalah bahwa bank-bank telah terperosok begitu jauh sehingga tidak dapat keluar tanpa menjatuhkan seluruh bangunan yang lemah tersebut.”—Majalah Savvy.
● ”Keadaan sekarang lebih kritis dan lebih berbahaya dari pada keadaan pada tahun 1930-an.”—Ahli Ekonomi Jerman Barat Kurt Richebächer, U.S.News & World Report.
[Tabel di hlm. 22]
Tujuh Belas Negara Berkembang yang Dililit Hutang
Negara Hutang Luar Negeri Persentase Pinjaman
(dalam milyaran $ A.S.) dari Sumber-Sumber
Pribadia
Argentina 50.8 86.8
Bolivia 4.0 39.3
Brasilia 107.3 84.2
Chili 21.0 87.2
Colombia 11.3 57.5
Costa Rica 4.2 59.7
Ecuador 8.5 73.8
Pantai Gading 8.0 64.1
Jamaica 3.4 24.0
Meksiko 99.0 89.1
Maroko 14.0 39.1
Nigeria 19.3 88.2
Peru 13.4 60.7
Filipina 24.8 67.8
Uruguay 3.6 82.1
Venezuela 33.6 99.5
Yugoslavia 19.6 64.0
Total 445.9 80.8
[Catatan Kaki]
a Kebanyakan bank-bank komersial
Sumber, World Debt Tables (Daftar Hutang Dunia), edisi 1985-86, diterbitkan oleh Bank Dunia, Washington, D.C.
-