PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Ayub Bertekun​—Kita Pun Dapat!
    Menara Pengawal—1994 | 15 November
    • Ayub Bertekun​—Kita Pun Dapat!

      ”Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun.”​—YAKOBUS 5:11.

      1. Apa yang dikatakan seorang Kristen lanjut usia tentang cobaan yang dihadapinya?

      ’SI IBLIS memburu saya! Saya merasa seperti Ayub!’ Dengan kata-kata ini, A. H. Macmillan menyatakan perasaannya kepada seorang sahabat karib di kantor pusat Saksi-Saksi Yehuwa. Saudara Macmillan menyelesaikan kehidupannya di bumi pada usia 89 tahun pada tanggal 26 Agustus 1966. Ia mengetahui bahwa pahala bagi dinas yang setia dari orang-orang Kristen terurap seperti dia akan ”langsung menyertai mereka”. (Wahyu 14:13, NW) Sesungguhnya, mereka akan langsung melanjutkan dinas kepada Yehuwa melalui kebangkitan kepada kehidupan yang tak berkematian di surga. Teman-temannya bersukacita bahwa Saudara Macmillan memperoleh imbalan itu. Akan tetapi, pada tahun-tahun terakhir kehidupannya di bumi, ia ditimpa berbagai cobaan, termasuk problem kesehatan yang membuatnya benar-benar menyadari upaya-upaya Setan untuk mematahkan integritasnya kepada Allah.

      2, 3. Siapakah Ayub?

      2 Sewaktu Saudara Macmillan mengatakan bahwa ia merasa persis seperti Ayub, ia sedang mengacu kepada seorang pria yang telah bertekun menghadapi ujian-ujian iman yang hebat. Ayub tinggal di ”tanah Us”, kemungkinan di Arab utara. Sebagai seorang keturunan putra Nuh yaitu Sem, ia adalah seorang penyembah Yehuwa. Ujian Ayub tampaknya berlangsung sekitar masa antara kematian Yusuf dengan masa ketika Musa membuktikan dirinya benar. Selama periode itu, tidak seorang pun di bumi setara dengan Ayub dalam pengabdian yang saleh. Yehuwa memandang Ayub sebagai seorang pria yang tak bercela, benar serta takut akan Allah.​—Ayub 1:1, 8.

      3 Sebagai orang ”yang terkaya dari semua orang di sebelah timur”, Ayub memiliki banyak pelayan, dan ternaknya berjumlah 11.500. Namun kekayaan rohani merupakan hal yang paling penting baginya. Sebagaimana para ayah yang saleh pada zaman sekarang, Ayub kemungkinan besar mengajarkan tentang Yehuwa kepada ketujuh putra dan ketiga putrinya. Bahkan setelah mereka tidak lagi hidup serumah dengannya, ia bertindak sebagai imam keluarga dengan mempersembahkan korban-korban bagi mereka, khawatir kalau-kalau mereka telah berdosa.​—Ayub 1:2-5.

      4. (a) Mengapa orang-orang Kristen yang dianiaya hendaknya mempertimbangkan pria yang bernama Ayub? (b) Sehubungan Ayub, pertanyaan-pertanyaan apa yang akan kita pertimbangkan?

      4 Ayub adalah pribadi yang hendaknya dipertimbangkan oleh orang-orang Kristen yang dianiaya agar dapat menguatkan diri mereka untuk sabar bertekun. ”Sesungguhnya,” tulis murid Yakobus. ”Kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.” (Yakobus 5:11) Seperti Ayub, para pengikut Yesus yang terurap dan ”kumpulan besar” dewasa ini, membutuhkan ketekunan agar dapat berhasil mengatasi ujian-ujian iman. (Wahyu 7:1-9) Maka, cobaan-cobaan apa yang Ayub derita? Mengapa cobaan-cobaan itu terjadi? Dan bagaimana kita dapat menarik manfaat dari pengalamannya?

      Sengketa yang Mendesak

      5. Tanpa sepengetahuan Ayub, apa yang terjadi di surga?

      5 Tanpa diketahui Ayub, suatu sengketa besar akan segera diajukan di surga. Pada suatu hari ”datanglah anak-anak Allah menghadap [Yehuwa]”. (Ayub 1:6) Putra Allah satu-satunya yang diperanakkan, sang Firman, hadir. (Yohanes 1:1-3) Demikian pula malaikat-malaikat yang adil-benar dan malaikat ’anak-anak Allah’ yang tidak taat. (Kejadian 6:1-3) Setan ada di sana, mengingat pengusirannya dari surga baru akan terjadi setelah Kerajaan berdiri tahun 1914. (Wahyu 12:1-12) Pada zaman Ayub, Setan akan mengajukan sebuah sengketa yang mendesak. Ia bermaksud mempertanyakan sahnya kedaulatan Yehuwa atas seluruh ciptaan-Nya.

      6. Apa yang Setan coba lakukan, dan bagaimana ia memfitnah Yehuwa?

      6 ”Dari mana engkau?” tanya Yehuwa. Setan menjawab, ”Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.” (Ayub 1:7) Ia telah mencari-cari seseorang untuk dilahapnya. (1 Petrus 5:8, 9) Dengan mematahkan integritas orang perorangan yang melayani Yehuwa, Setan ingin berupaya membuktikan bahwa tak seorang pun akan sepenuhnya menaati Allah didorong oleh kasih. Menanggapi sengketa itu, Yehuwa bertanya kepada Setan, ”Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:8) Ayub memenuhi standar ilahi yang membuat ketidaksempurnaannya diperhitungkan. (Mazmur 103:10-14) Namun, Setan menyahut, ”Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.” (Ayub 1:9, 10) Dengan demikian, Iblis memfitnah Yehuwa dengan secara tidak langsung menyatakan bahwa tak seorang pun mengasihi dan menyembah Yehuwa karena menghargai kedudukan dan sifat-sifat-Nya, melainkan karena Dia menyuap makhluk-makhluk untuk melayani Dia. Setan menuduh bahwa Ayub melayani Allah karena keuntungan yang mementingkan diri, bukan didorong oleh kasih.

      Setan Menyerang!

      7. Dengan cara apa Iblis menantang Allah, dan bagaimana Yehuwa menanggapinya?

      7 ”Tetapi,” kata Setan, ”ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.” Bagaimana Allah akan menanggapi tantangan yang menghina ini? ”Nah,” kata Yehuwa. ”Segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Iblis telah mengatakan bahwa semua yang dimiliki Ayub telah diberkati, dilipatgandakan, dan dilindungi. Allah akan membiarkan Ayub menderita, meskipun tubuhnya tidak boleh dijamah. Dengan penuh niat jahat, Setan meninggalkan pertemuan.—Ayub 1:11, 12.

      8. (a) Kerugian materi apa saja yang diderita Ayub? (b) Apa fakta yang sebenarnya sehubungan ’api dari Allah’ itu?

      8 Tak lama kemudian, serangan bersifat setan dimulai. Salah seorang pelayan Ayub menyampaikan kabar buruk ini kepadanya, ”Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang.” (Ayub 1:13-15) Perlindungan telah dicabut dari sekeliling tanah milik Ayub. Segera setelah itu, kekuatan hantu-hantu secara langsung dikerahkan, sebagaimana dilaporkan pelayan lain, ”Api [dari Allah, NW] telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga.” (Ayub 1:16) Alangkah kejinya untuk membuat seolah-olah Allah bertanggung jawab atas bencana itu bahkan ke atas hamba-Nya sendiri! Karena kilat datang dari langit, Yehuwa dapat dengan mudah dipersalahkan, namun sebenarnya api itu berasal dari hantu-hantu.

      9. Bagaimana kehancuran ekonomi mempengaruhi hubungan Ayub dengan Allah?

      9 Seraya Setan melanjutkan serangannya, pelayan lain melaporkan bahwa orang-orang Khaldea telah merampas unta-unta Ayub dan membunuh seluruh penjaga lainnya. (Ayub 1:17) Meskipun karenanya Ayub mengalami kehancuran ekonomi, hal ini tidak menghancurkan hubungannya dengan Allah. Sanggupkah saudara bertekun menghadapi kerugian materi yang besar tanpa mematahkan integritas saudara kepada Yehuwa?

      Tragedi yang Lebih Besar Melanda

      10, 11. (a) Apa yang terjadi dengan kesepuluh anak Ayub? (b) Setelah kematian yang tragis dari anak-anak Ayub, bagaimana ia memandang Yehuwa?

      10 Serangan Iblis terhadap Ayub masih belum usai. Seorang pelayan lainnya melaporkan, ”Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.” (Ayub 1:18, 19) Orang yang mendapat keterangan yang keliru mungkin mengatakan bahwa kehancuran yang disebabkan oleh angin itu adalah ’perbuatan Allah’. Akan tetapi, kuasa hantu telah menjamah Ayub di bagian perasaannya yang paling peka.

      11 Sebagai luapan perasaan duka cita, Ayub ”mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah”. Akan tetapi, dengarkan kata-katanya, ”[Yehuwa] yang memberi, [Yehuwa] yang mengambil, terpujilah nama [Yehuwa]!” Catatan itu menambahkan, ”Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.” (Ayub 1:20-22) Lagi-lagi Setan kalah. Bagaimana seandainya kita harus menghadapi perkabungan dan duka cita sebagai hamba Allah? Pengabdian yang tidak mementingkan diri kepada Yehuwa dan kepercayaan kepada-Nya dapat memungkinkan kita bertekun sebagai pemelihara integritas, tepat sebagaimana dilakukan Ayub. Orang-orang terurap dan rekan-rekan mereka yang memiliki harapan di bumi pastilah dapat memperoleh penghiburan dan kekuatan dari kisah ketekunan Ayub ini.

      Sengketa Semakin Panas

      12, 13. Dalam pertemuan lain di surga, apa yang Setan minta, dan bagaimana Allah menanggapinya?

      12 Yehuwa segera mengadakan pertemuan lagi di mahkamah surgawi. Ayub telah menjadi pria yang kehilangan semua anaknya dan telah jatuh miskin, seolah-olah dipukul oleh Allah, namun integritasnya tidak terpatahkan. Tentu saja, Setan tidak mau mengakui bahwa tuduhannya terhadap Allah dan Ayub itu salah. Kini, ’putra-putra Allah’ akan segera mendengar argumen dan sanggahan seraya Yehuwa memanuver Iblis agar sengketa ini diselesaikan.

      13 Untuk meminta pertanggungjawaban Setan, Yehuwa bertanya, ”Dari mana engkau?” Apa jawabannya? ”Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.” Yehuwa sekali lagi menarik perhatian kepada Ayub, hamba-Nya yang tidak bercela, benar, dan takut akan Allah, yang masih berpegang teguh pada integritasnya. Iblis menjawab, ”Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.” Maka Allah berkata, ”Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya.” (Ayub 2:2-6) Dengan mengisyaratkan bahwa Yehuwa masih belum menyingkirkan seluruh perlindungan-Nya, Setan meminta untuk menjamah tulang dan daging Ayub. Iblis tidak akan diizinkan untuk membunuh Ayub; namun Setan mengetahui bahwa penyakit fisik akan membuat Ayub kesakitan dan akan membuat seolah-olah Ayub sedang menderita hukuman Allah atas dosa-dosa yang tersembunyi.

      14. Dengan apa Setan menyerang Ayub, dan mengapa tidak seorang manusia pun dapat memberi kelegaan kepada si penderita ini?

      14 Setelah menyingkir dari pertemuan itu, Setan melanjutkan aksinya dengan perasaan girang yang keji. Ia menimpakan kepada Ayub ”barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya”. Betapa hebat penderitaan yang Ayub tanggung sewaktu ia duduk di atas abu dan menggaruk dirinya dengan sepotong beling! (Ayub 2:7, 8) Tidak ada dokter manusia yang dapat mendatangkan kelegaan dari penderitaan yang sangat menyakitkan, menjijikkan, dan memalukan ini, karena hal tersebut disebabkan oleh kuasa bersifat setan. Hanya Yehuwa yang dapat menyembuhkan Ayub. Jika saudara adalah hamba Allah yang sedang sakit, jangan pernah lupa bahwa Allah dapat membantu saudara bertekun dan dapat memberi saudara kehidupan dalam suatu dunia baru yang bebas penyakit.—Mazmur 41:2-4; Yesaya 33:24.

      15. Apa desakan istri Ayub untuk dilakukan Ayub, dan bagaimana reaksinya?

      15 Akhirnya, istri Ayub mengatakan, ”Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu [”integritasmu”, NW]? Kutukilah Allahmu dan matilah!” ”Integritas” memaksudkan pengabdian tanpa cela, dan istrinya mungkin telah berbicara dengan ejekan kasar untuk membuat Ayub mengutuki Allah. Namun, Ayub menjawab, ”Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Bahkan taktik Setan yang ini tidak mempan, sehingga kita diberi tahu, ”Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.” (Ayub 2:9, 10) Andaikan anggota keluarga yang menentang mengatakan bahwa kita dengan bodoh membuang-buang energi dalam mengejar tujuan-tujuan Kristen dan mendesak kita untuk menyangkal Allah Yehuwa. Seperti Ayub, kita dapat bertekun menanggung ujian demikian karena kita mengasihi Yehuwa dan ingin memuji nama kudus-Nya.—Mazmur 145:1, 2; Ibrani 13:15.

      Tiga Penipu yang Angkuh

      16. Siapa yang datang yang seharusnya menghibur Ayub, namun bagaimana Setan memanipulasi mereka?

      16 Hal yang ternyata adalah skenario bersifat setan yang lain, tiga ”sahabat” datang, dengan niat untuk menghibur Ayub. Salah satunya adalah Elifas, mungkin ia adalah keturunan Abraham melalui Esau. Karena Elifas mendapat prioritas dalam berbicara, tak diragukan dialah yang tertua. Juga hadir Bildad, seorang keturunan Suah, salah seorang putra Abraham dari Ketura. Pria ketiga adalah Zofar, yang disebut seorang Naama untuk mencirikan keluarganya atau tempat tinggalnya, kemungkinan di barat laut Arab. (Ayub 2:11; Kejadian 25:1, 2; 36:4, 11) Seperti orang-orang yang berupaya membuat Saksi-Saksi Yehuwa menyangkal Allah dewasa ini, tiga serangkai ini dimanipulasi Setan dalam upaya membuat Ayub mengakui kesalahannya atas dakwaan palsu dan mematahkan integritasnya.

      17. Apa yang dilakukan ketiga tamu ini, dan apa yang tidak mereka lakukan selama tujuh hari dan tujuh malam?

      17 Tiga serangkai ini memperlihatkan simpati yang mencolok dengan meratap, mengoyak jubah mereka, dan menaburkan debu di atas kepala mereka. Namun kemudian mereka duduk bersama Ayub tujuh hari dan tujuh malam tanpa menyampaikan kata penghiburan sepatah pun! (Ayub 2:12, 13; Lukas 18:10-14) Ketiga penipu yang angkuh ini begitu miskin secara rohani sehingga mereka tidak memiliki hal-hal yang menghibur untuk dikatakan mengenai Yehuwa dan janji-janji-Nya. Sebaliknya, mereka mengambil kesimpulan yang salah dan siap untuk menggunakannya terhadap Ayub segera setelah mereka melakukan formalitas perkabungan di hadapan umum. Menarik, sebelum tujuh hari yang hening itu berakhir, pria muda bernama Elihu mengambil tempat duduk di sekitar situ sehingga turut mendengarkan percakapan.

      18. Mengapa Ayub mencari kedamaian dalam kematian?

      18 Ayub akhirnya memecahkan keheningan. Karena tidak mendapatkan penghiburan dari ketiga tamunya, ia mengutuki hari kelahirannya dan bertanya-tanya mengapa kehidupannya yang menyedihkan ini diperpanjang. Ia mencari kedamaian dalam kematian, bahkan tidak membayangkan bahwa ia akan sempat menikmati kembali sukacita sejati sebelum ia mati, mengingat sekarang ia telah melarat, berduka cita, dan sakit parah. Namun Allah tidak akan membiarkan Ayub dijamah hingga mati.—Ayub 3:1-26.

      Penuduh-Penuduh Ayub Menyerang

      19. Dalam hal-hal apa Elifas secara keliru menuduh Ayub?

      19 Elifas berbicara lebih dahulu dalam perdebatan tiga babak yang menguji integritas Ayub lebih jauh. Dalam kata-katanya yang pertama, Elifas bertanya, ”Di manakah orang yang jujur [”benar”, NW] dipunahkan?” Ia menyimpulkan bahwa Ayub pasti telah melakukan suatu kejahatan sehingga mendapat hukuman Allah. (Ayub, pasal 4, 5) Dalam kata-katanya yang kedua, Elifas mengejek hikmat Ayub dan bertanya, ”Apakah yang kauketahui, yang tidak kami ketahui?” Elifas menyatakan secara tidak langsung bahwa Ayub sedang berupaya memperlihatkan diri unggul daripada Yang Mahakuasa. Ketika mengakhiri serangannya yang kedua, ia menyatakan Ayub bersalah karena kemurtadan, penyuapan, dan penipuan. (Ayub, pasal 15) Dalam kata-katanya yang terakhir, Elifas dengan keliru menuduh Ayub melakukan banyak kejahatan—pemerasan, menahan roti dan air dari orang-orang yang berkekurangan, dan menindas para janda dan anak yatim piatu.—Ayub, pasal 22.

      20. Bagaimana sifat serangan Bildad terhadap Ayub?

      20 Sebagai orang kedua yang berbicara dalam setiap tiga babak perdebatan ini, Bildad biasanya mengikuti tema umum yang diajukan Elifas. Kata-kata Bildad lebih singkat namun lebih melukai perasaan. Ia bahkan menuduh anak-anak Ayub melakukan kesalahan sehingga patut mati. Dengan penalaran yang keliru, ia menggunakan ilustrasi ini: Seperti papirus dan alang-alang yang mengering dan mati tanpa air, demikian pula dengan ”semua orang yang melupakan Allah”. Pernyataan itu benar, namun hal itu tidak berlaku atas diri Ayub. (Ayub, pasal 8) Bildad menggolongkan penderitaan Ayub sebagai penderitaan yang ditimpakan atas orang-orang fasik. (Ayub, pasal 18) Dalam kata-katanya yang ketiga yang singkat, Bildad berpendapat bahwa manusia adalah ”berenga” (belatung) dan ”ulat” dan karena itu najis di hadapan Allah.—Ayub, pasal 25.

      21. Tentang apa Zofar menuduh Ayub?

      21 Zofar adalah orang ketiga yang berbicara dalam perdebatan ini. Secara umum, jalan pikirannya mirip dengan Elifas dan Bildad. Zofar menuduh Ayub melakukan yang fasik dan mendesak dia untuk menyingkirkan praktek-praktek dosanya. (Ayub, pasal 11, 20) Setelah dua babak, Zofar berhenti bicara. Ia kehabisan kata-kata untuk melanjutkan babak yang ketiga. Akan tetapi, selama seluruh babak, Ayub dengan tabah menjawab para penuduhnya. Misalnya, pada suatu kesempatan, ia mengatakan, ”Penghibur sialan kamu semua! Belum habiskah omong kosong itu?”—Ayub 16:2, 3.

      Kita Dapat Bertekun

      22, 23. (a) Sebagaimana dalam kasus Ayub, bagaimana Iblis dapat terus berupaya mematahkan integritas kita kepada Allah Yehuwa? (b) Meskipun Ayub bertekun menanggung berbagai ujian, apa yang mungkin kita pertanyakan sehubungan sikapnya?

      22 Seperti Ayub, kita mungkin menghadapi lebih dari satu cobaan sekaligus, dan Setan dapat menggunakan perasaan kecil hati atau faktor-faktor lain dalam upayanya mematahkan integritas kita. Ia mungkin berupaya memalingkan kita dari Yehuwa jika kita mendapat kesukaran ekonomi. Jika seseorang yang dikasihi meninggal atau kesehatan kita buruk, Setan dapat berupaya membujuk kita agar menyalahkan Allah. Seperti teman-teman Ayub, seseorang bahkan mungkin dengan keliru menyalahkan kita. Sebagaimana yang ditunjukkan Saudara Macmillan, Setan mungkin ’memburu kita’, namun kita dapat bertekun.

      23 Sebagaimana telah kita amati sejauh ini, Ayub bertekun menanggung berbagai cobaan. Akan tetapi, apakah ia hanya sekadar bertekun? Apakah ia sesungguhnya patah semangat? Mari kita pelajari apakah Ayub benar-benar telah kehilangan seluruh harapannya.

  • Upah Ayub​—Sumber Pengharapan
    Menara Pengawal—1994 | 15 November
    • Upah Ayub​—Sumber Pengharapan

      ”[Yehuwa] memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu.”—AYUB 42:12.

      1. Apa yang Yehuwa lakukan bagi umat-Nya, bahkan sewaktu cobaan sangat melemahkan mereka?

      YEHUWA ”memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”. (Ibrani 11:6) Ia juga memotivasi umat-Nya yang berbakti untuk memberi kesaksian dengan tabah, bahkan meskipun cobaan telah membuat mereka sama lemahnya seperti orang mati. (Ayub 26:5; Wahyu 11:3, 7, 11) Itu terbukti benar dalam hal Ayub yang menderita. Meskipun difitnah oleh tiga penghibur palsu, ia tidak dibungkamkan oleh takut akan manusia. Sebaliknya, ia memberi kesaksian yang berani.

      2. Meskipun mereka telah menderita penganiayaan dan kesukaran, bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa telah berhasil mengatasi cobaan-cobaan mereka?

      2 Di antara Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini banyak yang telah menderita penganiayaan dan kesukaran yang begitu hebat sampai nyaris mati. (2 Korintus 11:23) Akan tetapi, seperti Ayub, mereka telah memperlihatkan kasih akan Allah dan telah mempraktekkan keadilbenaran. (Yehezkiel 14:14, 20) Mereka juga telah berhasil mengatasi cobaan-cobaan mereka dengan tekad menyenangkan Yehuwa, dikuatkan untuk memberi kesaksian yang berani, dan dipenuhi harapan sejati.

      Ayub Memberi Kesaksian yang Berani

      3. Kesaksian macam apa yang diberikan Ayub dalam kata-kata penutupnya?

      3 Dalam kata-kata penutupnya, Ayub memberi kesaksian yang bahkan lebih besar dibanding yang sebelumnya. Ia benar-benar membungkamkan para penghibur palsunya. Dengan sindiran yang tajam, ia mengatakan, ”Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat.” (Ayub 26:2) Ayub menjunjung tinggi Yehuwa, yang dengan kekuasaan-Nya dapat menggantungkan bola bumi kita pada kehampaan ruang angkasa dan dapat membentangkan awan-awan yang memuat air di atas bumi. (Ayub 26:7-9) Sekalipun begitu, Ayub mengatakan bahwa keajaiban tersebut ’hanya ujung-ujung jalan Yehuwa’.—Ayub 26:14.

      4. Apa yang Ayub katakan tentang integritas, dan mengapa ia dapat menyatakan diri seperti itu?

      4 Karena merasa yakin bahwa ia tidak bersalah, Ayub menyatakan, ”Hingga aku mengembuskan napas terakhir aku tidak akan menyingkirkan integritasku dari diriku!” (Ayub 27:5, NW) Bertentangan dengan tuduhan palsu yang dilontarkan terhadapnya, ia tidak melakukan sesuatu yang salah sehingga patut mengalami segala sesuatu yang menimpanya. Ayub mengetahui bahwa Yehuwa tidak mendengarkan doa orang-orang murtad tetapi akan memberi upah kepada para pemelihara integritas. Ini dengan tepat mengingatkan kita bahwa segera badai Armagedon akan menyingkirkan orang-orang fasik dari tampuk kekuasaan mereka, dan mereka tidak akan luput dari tangan Allah yang perkasa. Hingga saat itu tiba, umat Yehuwa akan berjalan dalam integritas mereka.—Ayub 27:11-23.

      5. Bagaimana Ayub mendefinisikan hikmat sejati?

      5 Bayangkan tiga serangkai yang berhikmat secara duniawi ini mendengarkan seraya Ayub memperlihatkan bahwa manusia telah menggunakan keterampilannya untuk mendapatkan emas, perak, dan harta lainnya di bumi dan di dalam laut. ”Namun,” katanya, ”sekantong penuh hikmat lebih berharga daripada sekantong penuh mutiara.” (Ayub 28:18, NW) Para penghibur palsu Ayub tidak dapat membeli hikmat yang sejati. Sumbernya adalah Pencipta angin, hujan, kilat, dan guntur. Sesungguhnya, ’takut yang saleh akan Yehuwa—yaitu hikmat, dan menjauhi kejahatan adalah pengertian’.—Ayub 28:28.

      6. Mengapa Ayub berbicara mengenai kehidupannya yang dahulu?

      6 Meskipun ia menderita, Ayub tidak berhenti melayani Yehuwa. Sebaliknya daripada berpaling dari Yang Maha Tinggi, pria yang berintegritas ini mendambakan ’pergaulan yang karib dengan Allah’ seperti sediakala. (Ayub 29:4) Ayub tidak membual sewaktu mengenang kembali bagaimana ia ’menyelamatkan orang sengsara, berpakaian keadilbenaran, dan menjadi bapak bagi orang miskin’. (Ayub 29:12-16) Sebaliknya, ia menyebutkan riwayat hidupnya sebagai hamba yang setia dari Yehuwa. Apakah saudara telah membuat suatu riwayat yang bagus semacam itu? Tentu saja, Ayub juga membeberkan kepalsuan dari tuduhan yang dibuat oleh ketiga penipu yang berlagak saleh ini.

      7. Pribadi macam apa Ayub sebelumnya?

      7 Ayub ditertawakan oleh pria-pria yang lebih muda ’yang ayah-ayahnya ia pandang terlalu hina untuk ditempatkan bersama-sama dengan anjing penjaga kambing dombanya’. Ia dibenci dan diludahi. Sekalipun ia merasa sangat menderita, tidak ada yang memperlihatkan timbang rasa kepada Ayub. (Ayub 30:1, 10, 30) Akan tetapi, karena ia sepenuhnya berbakti kepada Yehuwa, ia memiliki hati nurani yang bersih dan dapat mengatakan, ”Biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah.” (Ayub 31:6) Ayub bukan seorang pezina atau seorang yang licik, dan ia tidak lalai membantu orang-orang yang berkekurangan. Meskipun ia dahulu kaya, ia tidak pernah menaruh percaya pada kekayaan materinya. Lagi pula, Ayub tidak terlibat dalam penyembahan berhala dengan memberikan pengabdian kepada benda-benda tak bernyawa, seperti misalnya bulan. (Ayub 31:26-28) Dengan percaya kepada Yehuwa, ia memberikan teladan bagus sebagai pemelihara integritas. Sekalipun ditimpa segala penderitaan serta kehadiran para penghibur palsu, Ayub membuat pembelaan yang terampil dan memberikan kesaksian yang sangat bagus. Sewaktu hendak mengakhiri kata-katanya, ia bersandar kepada Allah sebagai Hakim dan Pemberi Upahnya.—Ayub 31:35-40.

      Elihu Angkat Suara

      8. Siapakah Elihu, dan bagaimana ia memperlihatkan respek dan juga keberanian?

      8 Di sekitar situ ada seorang pemuda bernama Elihu, keturunan dari putra Nahor bernama Bus dan dengan demikian adalah saudara jauh dari sahabat Yehuwa, Abraham. (Yesaya 41:8) Elihu memperlihatkan respek kepada orang-orang yang lebih tua dengan mendengarkan kedua belah pihak dalam perdebatan ini. Namun, ia berbicara dengan berani tentang hal-hal yang mereka kemukakan yang ternyata keliru. Misalnya, amarahnya membara sewaktu mendengar Ayub ”menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah”. Kemarahan Elihu khususnya ditujukan kepada para penghibur palsu. Pernyataan mereka kelihatannya menyanjung Allah namun sesungguhnya mencela Dia dengan berpihak kepada Setan dalam perdebatan ini. ”Tumpat dengan kata-kata” dan digerakkan oleh roh kudus, Elihu merupakan seorang saksi yang tidak memihak dari Yehuwa.—Ayub 32:2, 18, 21.

      9. Bagaimana Elihu mengisyaratkan adanya pemulihan bagi Ayub?

      9 Ayub telah menjadi lebih peduli terhadap pembenaran dirinya sendiri daripada pembenaran Allah. Sesungguhnya, ia telah berbantah dengan Allah. Akan tetapi, seraya jiwa Ayub berada di ambang kematian, terdapat suatu petunjuk adanya pemulihan. Dengan cara bagaimana? Nah, Elihu digerakkan untuk mengatakan bahwa Yehuwa berkenan kepada Ayub dengan pesan sebagai berikut, ”Lepaskan dia, supaya jangan ia turun ke liang kubur; uang tebusan telah Kuperoleh. Tubuhnya mengalami kesegaran seorang pemuda, ia seperti pada masa mudanya.”—Ayub 33:24, 25.

      10. Sampai sejauh mana Ayub diuji, namun terhadap apa kita dapat merasa yakin mengingat 1 Korintus 10:13?

      10 Elihu mengoreksi Ayub atas kata-katanya bahwa tidak ada keuntungan dalam bersukacita akan Allah dengan memelihara integritas. Kata Elihu, ”Jauhlah dari pada Allah untuk melakukan kefasikan, dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang. Malah Ia mengganjar manusia sesuai perbuatannya.” Ayub bertindak dengan tergesa-gesa dalam menandaskan keadilbenarannya sendiri, namun ia melakukannya tanpa pengetahuan dan pemahaman yang memadai. Elihu menambahkan, ”Ah, kiranya Ayub diuji terus-menerus [”hingga mencapai batas”, NW], karena ia menjawab seperti orang-orang jahat!” (Ayub 34:10, 11, 35, 36) Demikian pula, iman dan integritas kita dapat sepenuhnya terbukti hanya apabila kita ’diuji hingga mencapai batas’ dengan cara tertentu. Meskipun demikian, Bapa surgawi kita yang pengasih tidak akan membiarkan kita digoda melampaui apa yang dapat kita tanggung.—1 Korintus 10:13.

      11. Sewaktu diuji secara menyakitkan, apa yang hendaknya kita ingat?

      11 Seraya Elihu melanjutkan, ia kembali memperlihatkan bahwa Ayub terlalu banyak menekankan keadilbenarannya sendiri. Perhatian hendaknya dipusatkan pada Pembuat kita yang Agung. (Ayub 35:2, 6, 10) Allah ”tidak membiarkan orang fasik hidup, tetapi memberi keadilan kepada orang-orang sengsara,” kata Elihu. (Ayub 36:6) Tidak seorang pun dapat meminta Allah mempertanggungjawabkan jalan-Nya dan mengatakan bahwa Ia telah berlaku tidak adil-benar. Allah lebih agung daripada yang dapat kita ketahui, dan usia-Nya benar-benar tidak berkesudahan. (Ayub 36:22-26) Apabila diuji secara menyakitkan, ingatlah bahwa Allah kita yang kekal bersifat adil-benar dan akan memberikan upah atas kegiatan kita yang setia demi kepujian bagi-Nya.

      12. Apa yang diperlihatkan kata-kata penutup Elihu sehubungan pelaksanaan penghakiman Allah atas orang-orang fasik?

      12 Ketika Elihu berbicara, badai mulai terbentuk. Seraya itu mendekat, hati Elihu mulai meluap dan tergetar. Ia berbicara tentang hal-hal besar yang dilakukan Yehuwa dan mengatakan, ”Berilah telinga kepada semuanya itu, hai Ayub, diamlah, dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah.” Seperti Ayub, kita perlu merenungkan pekerjaan-pekerjaan yang menakjubkan dari Allah dan harga diri-Nya yang membangkitkan rasa takut. ”Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami,” kata Elihu. ”Besar kekuasaan dan keadilan-Nya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya [”meremehkannya”, NW]. Itulah sebabnya Ia ditakuti orang.” (Ayub 37:1, 14, 23, 24) Kata-kata penutup dari Elihu mengingatkan kita bahwa pada waktu Allah tidak lama lagi melaksanakan penghakiman atas orang-orang jahat, ia tidak akan meremehkan keadilan dan keadilbenaran dan akan menyelamatkan orang-orang yang takut akan Dia sebagai para penyembah-Nya yang saleh. Sungguh suatu hak istimewa untuk berada di antara para pemelihara integritas demikian yang mengakui Yehuwa sebagai Penguasa Alam Semesta! Bertekunlah seperti Ayub, dan jangan biarkan Iblis menarik saudara ke luar dari tempat yang penuh berkat di antara kumpulan orang yang berbahagia ini.

      Yehuwa Menjawab Ayub

      13, 14. (a) Sehubungan apa Yehuwa mulai mengajukan pertanyaan kepada Ayub? (b) Pokok-pokok apa yang dapat dipelajari dari pertanyaan-pertanyaan lain yang Allah ajukan kepada Ayub?

      13 Betapa terpukau Ayub tentunya ketika Yehuwa berbicara kepadanya dari tengah-tengah badai angin! Badai itu merupakan tindakan Allah, tidak seperti angin puyuh yang Setan gunakan untuk meruntuhkan rumah dan membunuh putra-putri Ayub. Ayub terdiam sewaktu Allah bertanya, ”Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? . . . Siapakah yang memasang batu penjurunya, pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?” (Ayub 38:4, 6, 7) Yehuwa menghujani Ayub dengan pertanyaan demi pertanyaan tentang laut, awan sebagai busana baginya, fajar, gerbang maut, terang dan kegelapan, dan konstelasi bintang. Ayub tidak dapat mengatakan apa-apa sewaktu ditanya, ”Apakah engkau mengetahui hukum-hukum bagi langit?”—Ayub 38:33.

      14 Pertanyaan lain menyatakan bahwa sebelum manusia diciptakan dan diberi kekuasaan atas ikan, unggas, binatang liar, dan binatang melata, Allah telah mengurus mereka—tanpa bantuan atau saran dari manusia mana pun. Pertanyaan Yehuwa lebih lanjut mengutip makhluk-makhluk seperti banteng liar, burung unta, dan kuda. Ayub ditanya, ”Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?” (Ayub 39:30) Tentu saja tidak! Bayangkan reaksi Ayub ketika Allah bertanya kepadanya, ”Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa?” Tidak mengherankan Ayub mengatakan, ”Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan.” (Ayub 39:35, 37) Karena Yehuwa selalu benar, jika kita mulai tergoda untuk mengeluh terhadap-Nya, kita hendaknya ’menutup mulut kita dengan tangan’. Pertanyaan-pertanyaan Allah juga meninggikan keunggulan, harga diri, dan kekuatan-Nya, sebagaimana diperlihatkan dalam ciptaan-Nya.

      Behemot dan Lewiatan

      15. Behemot umumnya dianggap sebagai binatang apa, dan apa beberapa dari karakteristiknya?

      15 Yehuwa selanjutnya menyebutkan tentang Behemot, yang umum dianggap kuda nil. (Ayub 40:10-19) Luar biasa karena ukuran tubuhnya yang besar, badannya yang berat, dan kulitnya yang keras, binatang pemakan tumbuhan ini ’makan rumput hijau’. Sumber kekuatan dan energinya adalah pinggang dan tendon pada perutnya. Tulang-tulang kakinya sekuat ”pembuluh tembaga”. Behemot tidak panik dalam arus air yang sangat deras tetapi berenang dengan mudah melawan arus.

      16. (a) Uraian tentang Lewiatan memperlihatkan bahwa ini adalah binatang apa, dan apa beberapa fakta tentangnya? (b) Kekuatan Behemot dan Lewiatan mungkin memberi saran apa sehubungan menunaikan penugasan dalam dinas Yehuwa?

      16 Allah juga menanyakan Ayub, ”Dapatkah engkau menarik buaya [”Lewiatan”, NW] dengan kail, atau mengimpit lidahnya dengan tali?” Uraian tentang Lewiatan memperlihatkan bahwa ini adalah buaya. (Ayub 40:20-41:25) Binatang ini tidak akan membuat perjanjian damai dengan siapa pun, dan manusia bijak mana pun tidak akan begitu berani sehingga ia akan membangkitkan amarah reptil ini. Anak panah tidak akan dapat menghalaunya, dan ”ia menertawakan desingan lembing”. Lewiatan yang mengamuk membuat lubuk seolah mendidih laksana ramuan minyak di dalam periuk. Fakta bahwa Lewiatan dan Behemot jauh lebih kuat daripada Ayub membantu membuatnya rendah hati. Kita pun harus mengakui dengan rendah hati bahwa kita tidak perkasa karena upaya kita sendiri. Kita membutuhkan hikmat dan kekuatan pemberian Allah untuk menghindari taring Setan, si Ular, dan untuk menunaikan penugasan kita dalam dinas Yehuwa.—Filipi 4:13; Wahyu 12:9.

      17. (a) Bagaimana Ayub ’melihat Allah’? (b) Apa yang dibuktikan oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab Ayub, dan bagaimana ini dapat membantu kita?

      17 Dengan direndahkan sama sekali, Ayub menyadari sudut pandangannya yang keliru dan mengakui bahwa ia telah berbicara tanpa pengetahuan. Namun, ia telah menyatakan imannya bahwa ia akan ’melihat Allah’. (Ayub 19:25-27) Bagaimana hal itu dapat terjadi, mengingat tidak ada manusia yang dapat melihat Yehuwa dan tetap hidup? (Keluaran 33:20) Sebenarnya, Ayub melihat manifestasi kuasa ilahi, mendengar kata-kata Allah, dan membuat mata pengertiannya terbuka untuk melihat kebenaran tentang Yehuwa. Oleh karena itu, Ayub ’mencabut perkataannya dan dengan menyesal duduk dalam debu dan abu’. (Ayub 42:1-6) Banyaknya pertanyaan yang tidak dapat ia jawab telah membuktikan keunggulan Allah dan telah memperlihatkan betapa kecilnya manusia, bahkan manusia yang berbakti kepada Yehuwa seperti Ayub. Ini membantu kita untuk melihat bahwa kepentingan kita hendaknya tidak ditempatkan di atas penyucian nama Yehuwa dan pembenaran kedaulatan-Nya. (Matius 6:9, 10) Kepedulian kita yang utama hendaknya adalah memelihara integritas kepada Yehuwa dan menghormati nama-Nya.

      18. Apa yang perlu dilakukan oleh para penghibur palsu dari Ayub?

      18 Lalu, bagaimana dengan para penghibur palsu yang merasa diri adil-benar itu? Yehuwa dapat dibenarkan untuk membinasakan Elifas, Bildad, dan Zofar karena tidak menyampaikan kebenaran mengenai-Nya, seperti yang telah dilakukan Ayub. ”Ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub,” kata Allah, ”lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu.” Tiga serangkai ini harus merendahkan diri mereka untuk tunduk. Ayub sang pemelihara integritas hendak berdoa bagi mereka, dan Yehuwa berkenan atas doanya. (Ayub 42:7-9) Lalu, bagaimana dengan istri Ayub, yang telah mendesak dia untuk mengutuki Allah dan mati? Kelihatannya, ia telah dirukunkan kembali dengan Ayub oleh belas kasihan Allah.

      Upah yang Dijanjikan Memberi Kita Harapan

      19. Sehubungan dengan Ayub, bagaimana Yehuwa memperlihatkan keunggulan-Nya atas si Iblis?

      19 Segera setelah Ayub berhenti mencemaskan penderitaannya dan dipulihkan dalam dinas Allah, Yehuwa mengubah segalanya bagi Ayub. Setelah Ayub berdoa bagi ketiga orang itu, Allah ”memulihkan keadaan Ayub” dan memberinya ”dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu”. Yehuwa memperlihatkan keunggulan-Nya atas Iblis dengan menghentikan tangan Setan yang menjangkitkan penyakit dan secara mukjizat menyembuhkan Ayub. Allah juga menghalau sejumlah besar hantu dan menjauhkan mereka dari Ayub dengan sekali lagi melindungi Ayub dengan menempatkan malaikat-malaikat-Nya.—Ayub 42:10; Mazmur 34:8.

      20. Dengan cara-cara apa Yehuwa mengupahi dan memberkati Ayub?

      20 Saudara lelaki dan saudara perempuan Ayub, serta kerabat-kerabatnya dahulu, terus datang dan makan bersamanya, bersimpati kepadanya, dan menghiburnya atas bencana yang telah Yehuwa izinkan terjadi atasnya. Mereka masing-masing memberikan uang dan cincin emas kepada Ayub. Yehuwa memberkati masa-masa akhir hidup Ayub lebih daripada sediakala, sehingga ia memiliki 14.000 domba, 6.000 unta, 1.000 kawanan ternak, dan 1.000 keledai betina. Ayub juga akhirnya mendapat tujuh putra dan tiga putri, jumlah yang sama dengan yang ia miliki sebelumnya. Putri-putrinya—Yemima, Kezia, Kerenhapukh—adalah wanita-wanita tercantik di seluruh negeri, dan Ayub memberi mereka warisan bersama saudara-saudara lelaki mereka. (Ayub 42:11-15) Lagi pula, Ayub hidup 140 tahun lagi dan melihat empat generasi dari keturunannya. Riwayat itu ditutup dengan kata-kata, ”Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.” (Ayub 42:16, 17) Perpanjangan usianya adalah pekerjaan mukjizat dari Allah Yehuwa.

      21. Bagaimana kita dibantu oleh catatan Alkitab sehubungan Ayub, dan kita hendaknya bertekad melakukan apa?

      21 Catatan Alkitab tentang Ayub membuat kita lebih waspada terhadap rancangan-rancangan Setan dan membantu kita melihat bagaimana kedaulatan universal berhubungan dengan integritas manusia. Seperti Ayub, semua yang mengasihi Allah akan diuji. Namun kita dapat bertekun sebagaimana halnya Ayub. Ia tampil ke luar dari cobaannya dengan iman dan harapan, dan upahnya banyak. Sebagai hamba-hamba Yehuwa dewasa ini, kita memiliki iman dan harapan sejati. Dan betapa besar harapan yang disediakan bagi kita masing-masing oleh sang Pemberi Upah yang Agung! Camkanlah bahwa upah surgawi akan membantu kaum terurap untuk melayani Allah dengan loyal sepanjang sisa hidup mereka di bumi. Banyak orang yang memiliki harapan di bumi sama sekali tidak akan pernah mati, namun orang-orang yang mengalami kematian akan diberi upah dengan kebangkitan dalam Firdaus di bumi, bersama Ayub sendiri. Dengan harapan yang sejati demikian dalam hati dan pikiran, semoga semua yang mengasihi Allah membuktikan bahwa Setan pendusta dengan berdiri teguh di pihak Yehuwa sebagai pemelihara integritas dan pendukung yang setia dari kedaulatan universal-Nya.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan