PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g94 8/12 hlm. 7-9
  • Kebahagiaan​—Dijamin!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kebahagiaan​—Dijamin!
  • Sedarlah!—1994
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Dari Kekesalan hingga Mendapat Kebahagiaan Perkawinan
  • Ia Menemukan Tujuan dalam Kehidupan
  • Kebahagiaan Menanti Anda
  • Cara Mendapatkan Kebahagiaan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Kebahagiaan Sejati dalam Melayani Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Di Mana Kebahagiaan yang Sejati Dapat Diperoleh?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Pencarian akan Kebahagiaan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2004
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1994
g94 8/12 hlm. 7-9

Kebahagiaan​—Dijamin!

”BERBAHAGIALAH mereka yang sadar akan kebutuhan rohani mereka,” kata Yesus Kristus. (Matius 5:3, NW) Bertentangan dengan hikmat yang biasa kita dengar, Yesus mengarahkan perhatian kepada pemenuhan kebutuhan rohani seseorang sebaliknya daripada pemuasan akan keinginan materi sebagai salah satu unsur terpenting bagi kesuksesan dalam mengejar kebahagiaan. Kata-kata Yesus tersebut, jika diikuti, berarti jaminan akan kebahagiaan.

Akan tetapi, menyadari kebutuhan rohani berarti lebih daripada sekadar menyadari bahwa hal itu memang ada. Sering kali, kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan sumber kecemasan dan kekesalan sebaliknya daripada kebahagiaan. Amsal Alkitab mengatakannya demikian, ”Harapan yang tertunda menyedihkan hati.” (Amsal 13:12) Maka, kebahagiaan muncul jika seseorang mengambil langkah untuk mengenali dan kemudian memuaskan kebutuhan rohaninya. Bagaimana hal ini dapat dilakukan?

Alkitablah yang menyediakan apa yang dibutuhkan. Mengapa? Karena hanya Alkitab yang dapat menyediakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sejak dahulu menghantui pikiran banyak orang tanpa mendapatkan jawaban yang memuaskan. Misalnya, apakah saudara pernah bertanya-tanya, ’Apa tujuan hidup ini? Untuk apa manusia ada di bumi? Apa yang terbentang di masa depan?’ Di samping menyediakan jawaban yang memuaskan bagi pertanyaan-pertanyaan ini dan banyak pertanyaan lain, Alkitab juga menyediakan bimbingan guna menempuh kehidupan yang telah membantu jutaan orang mengatasi problem-problem rumit yang kita semua hadapi dewasa ini dan yang sering merintangi pencarian kita akan kebahagiaan. ”Firman [Allah] itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku,” kata sang pemazmur. (Mazmur 119:105) Ya, Alkitab adalah pembimbing yang pasti yang dapat membantu Anda berhasil dalam mengejar kebahagiaan. Pertimbangkan dua kisah nyata berikut ini.

Dari Kekesalan hingga Mendapat Kebahagiaan Perkawinan

Perkawinan dapat menjadi sumber kebahagiaan atau kesengsaraan. Sungguh menyedihkan, banyak orang mengalami yang terakhir. Akan tetapi, nasihat Alkitab, bila diterapkan, telah membantu banyak orang mendapatkan kebahagiaan dalam perkawinan yang dahulunya tidak bahagia.

Yungk’un dan Meihsiu mengalami hal demikian. ”Tujuh tahun pertama dari perkawinan kami merupakan saat yang tidak membahagiakan,” demikian pengakuan Yungk’un. ”Saya jarang sekali melewatkan waktu bersama istri dan dua putri saya. Malahan, saya sering tidur di tempat kerja saya.” Walaupun memiliki semua yang mereka butuhkan secara materi, mereka tidak bahagia. Istrinya menambahkan, ”Di samping menyediakan kebutuhan kami secara materi, ia menyerahkan semua urusan keluarga kepada saya. Saya benar-benar kesal.” Bahkan mereka berpikir untuk berpisah.

Yungk’un juga memiliki problem-problem keluarga lainnya. Karena masalah-masalah keluarga sebelumnya, ia dan kakak perempuannya tidak saling berbicara selama tujuh tahun. Meskipun nyatanya mereka tinggal kurang dari seratus meter satu sama lain. Akan tetapi, kini ia menikmati perkawinan yang bahagia dan hubungan yang baik dengan kakak perempuannya. Mengapa perubahan besar ini terjadi?

”Saya dan istri saya mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa dan menghadiri perhimpunan Alkitab mingguan mereka,” demikian Yungk’un menjelaskan. Saudara perempuannya juga melakukan hal yang sama. Mereka mulai menerapkan hal-hal yang mereka pelajari dan terkesan melihat hasilnya. Yungk’un mendapat pekerjaan yang memungkinkan dia bukan saja untuk memenuhi kebutuhan materi dari keluarganya namun juga kebutuhan rohani dan emosi mereka. Mereka kini menikmati kehidupan keluarga yang bahagia, dan bersatu.

Ia Menemukan Tujuan dalam Kehidupan

Orang-orang yang mempelajari sifat-sifat manusia pernah mengatakan bahwa untuk bahagia, kita membutuhkan alasan untuk hidup, tujuan dalam kehidupan. Kehidupan yang dipusatkan pada pengejaran perkara-perkara materi yang mementingkan diri tidak dapat memuaskan kebutuhan ini. Lini yang berusia dua puluh enam tahun mendapati bahwa hal ini ternyata benar.

”Saya biasa bekerja 12 jam sehari, tujuh hari seminggu,” katanya. ”Saya bercita-cita ingin membuka salon kecantikan yang besar.” Walaupun ia hampir mewujudkan impiannya, ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam kehidupannya. ”Saya sering bertanya-tanya tentang tujuan hidup ini. Apakah hanya untuk bekerja dan mencari uang?”

Kemudian suatu hari seseorang datang ke salonnya dan menanyakan kepadanya justru pertanyaan yang pernah ia pikirkan. Ia diberi tahu bahwa Alkitab dapat menjawab pertanyaan itu. Walaupun ia tidak pernah membaca Alkitab sebelumnya, ia setuju menyisihkan satu jam setiap minggu untuk menyelidikinya.

Dari pelajaran mingguannya, Lini mendapati bahwa Alkitab telah menubuatkan banyak hal yang ia saksikan setiap hari. Ia merasa takjub sehubungan betapa saksamanya Alkitab menggambarkan jauh di muka sikap-sikap yang ada di sekitarnya, menubuatkan bahwa manusia akan ”mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah”. Ia mempelajari nubuat-nubuat lain yang menunjuk kepada penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh peperangan, kelaparan, dan bencana alam yang terlihat di seputar dunia.​—2 Timotius 3:1-5; Matius 24:7, 12.

Kemudian, Lini mempelajari sesuatu yang membuatnya sangat bahagia​—keadaan-keadaan dunia ini yang sering merampas kebahagiaan dari banyak orang merupakan petunjuk bahwa suatu era baru dalam sejarah manusia sudah dekat. (Matius 24:3-14) Ia juga membaca dalam Alkitab bahwa Pencipta umat manusia bermaksud untuk menetapkan suatu dunia baru di atas bumi ini, tempat kemakmuran materi seperti yang belum pernah dialami manusia yang tidak sempurna akan terwujud di seluas dunia. (Mazmur 72:16; Yesaya 65:17, 18, 21, 22) Masyarakat yang makmur di masa depan ini tidak akan dirusak oleh adanya ketamakan, sifat mementingkan diri, dan materialisme, dengan semua akibat buruknya. (Mazmur 37:9-11, 29; 1 Korintus 6:9, 10) Ia tergetar sewaktu membaca kata-kata ini di dalam Alkitab, ”Sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.”—2 Petrus 3:13.

Kebahagiaan Menanti Anda

Sebaliknya daripada menghabiskan seluruh waktunya dalam mengejar cita-cita materi, Lini kini menggunakan banyak waktunya untuk menceritakan kepada orang-orang lain tentang hal-hal yang telah ia pelajari. Apakah Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang janji-janji yang menakjubkan ini? Apakah Anda ingin tahu bagaimana Alkitab dapat membantu Anda menemukan kebahagiaan yang telah didapatkan oleh Lini, Yungk’un, Meihsiu, dan jutaan orang lainnya? Saksi-Saksi Yehuwa akan senang sekali membantu Anda.

[Gambar di hlm. 8, 9]

Pencipta kita bermaksud untuk membuat suatu firdaus di bumi

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan