PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Peranan Anda Sebagai Orang Tua
    Membina Keluarga Bahagia
    • PERANAN AYAH PENTING

      11. (a) Bagaimana seorang ayah dapat mengesankan peranannya dalam pikiran si anak? (b) Mengapa ini penting?

      11 Memang sewajarnya bahwa pada permulaan ibu memainkan peranan lebih besar dalam kehidupan anak. Tetapi sejak saat bayi itu lahir dan seterusnya ayah perlu memainkan peranan pula dalam kehidupan anak. Sekalipun anaknya masih bayi, ayah harus turut berperan dengan sewaktu-waktu juga mengurusi anak itu, bermain-main dengannya, dan menghiburnya bila menangis. Dengan demikian peranan ayah mulai berkesan dalam pikiran anak. Berangsur-angsur peranan ayah dalam kehidupan anak itu akan bertambah besar. Jika ayah terlambat mulai, ini dapat menimbulkan masalah yang biasanya baru terlihat setelah anak itu menjadi remaja dan lebih sulit untuk mendisiplin dia. Terutama pada usia remaja seorang anak lelaki mungkin membutuhkan bantuan ayahnya. Tetapi jika selama itu belum tercipta hubungan baik antara mereka, bagaimana mungkin bahwa jurang yang timbul selama bertahun-tahun dapat dijembatani dalam waktu hanya beberapa minggu.

      12, 13. (a) Bagaimana peranan ayah dalam keluarga? (b) Bagaimana sikap hormat anak-anak terhadap wewenang bisa dipengaruhi oleh cara ayah menunaikan kewajibannya dengan sepatutnya?

      12 Tidak soal apakah anaknya lelaki atau perempuan, pengaruh sifat-sifat pria dari sang ayah banyak berpengaruh atas perkembangan jiwa anak yang sehat dan seimbang. Menurut Firman Allah ayah adalah kepala keluarga. Ia bertanggung-jawab untuk menyediakan kebutuhan jasmani mereka. (1 Korintus 11:3; 1 Timotius 5:8) Namun demikian ”manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Berkenaan anak-anaknya, sang ayah diwajibkan untuk ”mendidik mereka dengan peraturan dan pengajaran Tuhan.” (Ulangan 8:3; Efesus 6:4, BIS) Dalam hal ini ia terdorong oleh kasih sayangnya yang wajar terhadap anak. Tetapi lebih penting lagi karena rasa tanggung-jawab terhadap sang Pencipta, ia akan berusaha sungguh-sungguh untuk menunaikan kewajiban yang diberikan kepadanya oleh Allah.

      13 Di samping kehangatan, kelembutan dan kasih sayang yang dinyatakan oleh ibu, pengaruh ayah memantapkan jiwa anak karena mengandung kekuatan dan menyediakan bimbingan yang bijaksana. Cara ayah menjalankan tugasnya membawa pengaruh besar atas sikap hormat anak itu kelak terhadap orang lain dan terhadap Allah. Dan bagaimana anak itu dapat dengan mudah bekerja di bawah perintah orang lain tanpa mengomel atau membangkang.

      14. Bagaimana teladan baik dari ayah berpengaruh atas putera atau puterinya?

      14 Jika anaknya lelaki, teladan yang diberikan ayah dan cara bagaimana ia menangani segala hal, besar pengaruhnya untuk menentukan apakah anak itu menjadi orang yang lemah, tidak berpendirian, atau orang yang berjiwa jantan, mantap, penuh keyakinan dan tidak takut memikul tanggung-jawab. Hal ini banyak menentukan macam suami atau ayah yang bagaimana anak itu jadinya di kemudian hari. Apakah yang kaku, kasar dan keras kepala, atau yang seimbang, mempunyai daya pertimbangan dan budi bahasa yang baik. Jika anaknya perempuan, pengaruh dan hubungan ayah terhadapnya banyak menentukan sikap anak itu terhadap kaum pria pada umumnya. Dan ini dapat membantu atau dapat juga menghalangi dia untuk mendapatkan kebahagiaan dalam perkawinan. Pengaruh ayah langsung memainkan peranan sejak bayinya lahir.

      15, 16. (a) tanggung-jawab apa sebagai pengajar yang diletakkan di atas bahu seorang ayah? (b) Bagaimana tanggung-jawab ini dapat dilakukan?

      15 Betapa luas kewajiban sang ayah untuk mengajar anak-anaknya, diperlihatkan dalam perintah Allah kepada umat-Nya di Ulangan 6:6, 7: ”Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”

      16 Yang harus tiap hari ditanamkan dalam pikiran anak itu bukan hanya kata-kata yang terdapat dalam Firman Allah, melainkan juga maknanya. Kesempatan untuk melakukan itu cukup banyak. Bunga di taman, serangga yang terbang, burung atau tupai yang bertengger di pohon, kulit kerang di pantai, pohon cemara di gunung, bintang yang berkelap-kelip di langit—semua keajaiban alam ini bicara mengenai adanya Pencipta, dan andalah yang harus menerangkannya kepada anak anda. Penggubah mazmur berkata: ”Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.” (Mazmur 19:1, 2) Ayah harus selalu siap untuk menyelipkan soal-soal kehidupan sehari-hari sebagai contoh untuk menandaskan prinsip-prinsip yang benar. Dengan demikian ia menanamkan dasar yang paling utama untuk masa depan anak itu ke dalam pikiran dan hatinya: keyakinan bukan saja bahwa Allah itu ada, tetapi juga bahwa ”Allah memberi upah [pahala, NW] kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”—Ibrani 11:6.

      17, 18. (a) Bagaimana caranya seorang ayah mendisiplin anak-anaknya? (b) Cara manakah lebih baik daripada membuat banyak peraturan?

      17 Disiplin juga merupakan sebagian dari peranan seorang ayah. ”Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar [didisiplin, NW] oleh ayahnya?” demikian pertanyaan dalam Ibrani 12:7. Tetapi ia harus berhati-hati untuk jangan bertindak keterlaluan, dengan selalu mencari kesalahan anaknya sehingga mengganggu pikiran dan menimbulkan kejengkelan anak. Kepada kaum bapa Firman Allah berkata: ”Janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kolose 3:21) Larangan-larangan tertentu memang perlu, tetapi jika sudah terlalu banyak justru menjadi beban dan membuat kecil hati.

      18 Kaum Farisi zaman dulu suka sekali membuat bermacam-macam peraturan. Begitu banyak peraturannya, sehingga menghasilkan banyak sekali orang munafik. Memang sudah suatu kelemahan manusia sehingga selalu berpikir bahwa suatu masalah dapat dipecahkan cukup dengan mengeluarkan peraturan tambahan. Tetapi menurut pengalaman rupanya yang lebih penting adalah untuk menggugah hati seseorang. Karena itu janganlah gunakan terlalu banyak peraturan. Sebaliknya, cobalah tanamkan prinsip-prinsip dan pilihlah sasaran yang sama seperti Allah: ”Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.”—Ibrani 8:10.

  • Peranan Anda Sebagai Orang Tua
    Membina Keluarga Bahagia
    • [Gambar di hlm. 104]

      Apakah direncanakan kegiatan bersama anak-anak?

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan