PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1 “Festus”
  • Festus

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Festus
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • ”Saya Naik Banding kepada Kaisar!”
    ”Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan Allah”
  • Porkius Festus
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Paulus Memberikan Kesaksian dengan Berani di Hadapan Pejabat Tinggi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Keterangan Tambahan Kisah—Pasal 25
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1 “Festus”

FESTUS

[dari Lat., Meriah; Gembira].

Gubernur yang memerintah atas Yudea, sebuah provinsi Romawi, setelah Feliks dipanggil kembali ke Roma. (Kis 24:27) Tahun penggantian gubernur-gubernur ini tidak diketahui dengan pasti; sumber informasi yang ada hanyalah Alkitab dan Yosefus, dan keduanya juga tidak memberikan keterangan tentang pelantikan oleh Nero. Ada dua kelompok kritikus, yang satu berargumentasi bahwa Porkius Festus sudah tiba di Yudea pada tahun 54 M, sedangkan yang lain menyatakan bahwa ia baru tiba belakangan, pada tahun 61. Para sejarawan cenderung memilih waktu antara tahun 58 dan 61 M. Tahun 58 M, seperti yang dikemukakan oleh Analytical Concordance to the Bible karya Young (hlm. 342), kelihatannya yang paling mendekati kebenaran sehubungan dengan saat Festus diangkat sebagai gubernur Yudea.

Tiga hari setelah Festus tiba di Kaisarea, ia melakukan perjalanan ke Yerusalem, tampaknya untuk mengetahui dengan lebih baik problem-problem yang dihadapi oleh rakyatnya. Paulus ada di Kaisarea karena dibiarkan sebagai seorang tahanan oleh pemerintahan Feliks. Para imam kepala dan orang-orang Yahudi yang terkemuka tidak membuang-buang waktu lagi, mereka memohon agar Paulus dibawa ke Yerusalem, karena mereka berharap dapat mengadang dan membunuhnya di tengah jalan. Sebaliknya, Festus memutuskan untuk mengadakan pengadilan ulang atas Paulus dan memerintahkan agar para pendakwa itu tampil di hadapan kursi penghakimannya di Kaisarea. Setelah ”pengadilan” itu, Festus diyakinkan bahwa Paulus tidak bersalah dan belakangan mengaku kepada Raja Agripa II, ”Aku menyadari bahwa dia tidak melakukan sesuatu pun yang membuatnya patut mati.” (Kis 25:25) Pada mulanya, karena ”ingin mendapatkan perkenan orang Yahudi”, Festus bertanya apakah Paulus rela pergi ke Yerusalem untuk diadili. (Kis 25:9) Akan tetapi, Paulus menjawab, ”Tidak seorang pun dapat menyerahkan aku kepada mereka sebagai anugerah. Aku meminta banding kepada Kaisar!”—Kis 25:11.

Kini Festus dihadapkan dengan masalah baru. Sewaktu menjelaskan kepada Agripa bahwa ia menyuruh tahanan ini dikirim ke Roma, tetapi tanpa tuduhan apa pun, Festus menyatakan, ”Bagiku tampaknya tidak masuk akal untuk mengirim seorang tahanan tanpa menunjukkan juga tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadapnya.” (Kis 25:27) Agripa kemudian menawarkan diri untuk memeriksa Paulus dengan tujuan menuntaskan masalah tersebut. Dalam pembelaannya, Paulus memberikan khotbah yang begitu mengesankan dan menggugah sehingga Festus tergerak untuk berseru, ”Engkau sudah gila, Paulus! Banyaknya ilmu membuat engkau gila!” (Kis 26:24) Lalu Paulus berpaling kepada Agripa dengan permohonan yang sungguh-sungguh, yang menyebabkan Agripa berkomentar, ”Dalam waktu singkat engkau akan meyakinkan aku menjadi orang Kristen.” (Kis 26:28) Belakangan, Agripa berkata kepada Festus, ”Orang ini sudah dapat dilepaskan seandainya dia tidak meminta banding kepada Kaisar.” Keputusan tersebut sepenuhnya adalah hasil campur tangan Allah, karena sebelumnya Tuan menyingkapkan kepada Paulus, ”Tabahlah! . . . engkau harus memberikan kesaksian di Roma.”—Kis 23:11; 26:32.

Dibandingkan dengan pemerintahan Feliks yang menindas, pemerintahan Festus umumnya dinilai lebih disukai. Ia mengambil tindakan keras terhadap para bandit teroris yang dikenal sebagai Para Pembunuh, atau kaum Sikari (orang bersenjatakan belati), dan dengan cara-cara lain ia berupaya menegakkan hukum Romawi. Akan tetapi, ada satu keputusan Festus yang ditolak pengadilan banding di Roma. Agripa membangun ruang makannya sedemikian rupa sehingga ia dapat memantau wilayah bait suci; akibatnya, orang-orang Yahudi mendirikan sebuah tembok untuk menghalangi pandangannya. Festus memerintahkan agar tembok tersebut disingkirkan karena menghalangi pandangan para prajurit, tetapi ketika kasus itu diajukan ke Roma, tembok tersebut boleh tetap berdiri. Festus meninggal pada waktu masih memangku jabatannya dan ia digantikan oleh Albinus.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan