PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w95 1/5 hlm. 27
  • Anak-Anak Muda Memberitakan Kabar Baik di Afrika

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Anak-Anak Muda Memberitakan Kabar Baik di Afrika
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Bahan Terkait
  • Mengindahkan Peringatan Tubuh
    Sedarlah!—1991
  • ”Dari Mulut Bayi-Bayi”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Anak-Anak Sekolah di Nigeria Diberkati karena Kesetiaan Mereka
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Filipus Membaptis seorang Pejabat Etiopia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
w95 1/5 hlm. 27

Laporan Pemberita Kerajaan

Anak-Anak Muda Memberitakan Kabar Baik di Afrika

TIDAK lama setelah Yesus dibangkitkan, seorang pria Afrika mengunjungi Yerusalem. Alkitab tidak menyebutkan namanya. Ia hanya dikenal sebagai ”seorang pria yang memiliki kekuasaan di bawah Kandake ratu orang Etiopia, dan yang mengepalai semua hartanya”. Mengapa ia disebutkan dalam Alkitab? Karena seorang malaikat menuntun penginjil Kristen bernama Filipus untuk memberitakan kepadanya ”kabar baik tentang Yesus”. Pria Etiopia ini adalah orang Afrika pertama yang dicatat menjadi anggota sidang Kristen.—Kisah 8:26-39.

Dewasa ini, ada ratusan ribu Saksi-Saksi Yehuwa di Afrika. Mereka menggunakan setiap kesempatan untuk menceritakan kabar baik tentang Yesus kepada orang-orang lain. Pengalaman-pengalaman berikut memperlihatkan bahwa bahkan anak-anak muda di Afrika memainkan peranan dalam memberitakan kabar baik.

◻ Sandy dan Priya, dua remaja putri berusia 11 tahun di Nairobi, Kenya, tinggal bertetangga. Mereka senang bermain bersama dan bertukar buku cerita. Orang-tua Priya mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Sekarang Priya memiliki satu set buku baru pilihan untuk ditambahkan kepada koleksinya, termasuk satu yang khususnya menjadi favoritnya, Mendengar Kepada Guru yang Agung, diterbitkan oleh Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal. Ia menunjukkan buku Guru yang Agung miliknya kepada temannya, Sandy, dan kedua remaja putri itu mulai mempelajari buku tersebut secara tetap tentu.

Namun, ibu Sandy, Una, menghadiri Gereja Anglikan dan tidak mengizinkan putrinya membaca buku-buku dari Saksi-Saksi Yehuwa. Meskipun ada tentangan dari ibunya, pelajaran terus berlanjut. Suatu hari Sandy minta agar ibunya sekali itu saja mau mendengarkan pembahasan mereka. Pasal yang dibaca remaja-remaja putri tersebut pada hari itu berjudul ”Dua Orang yang Merayakan Hari Lahir”. Una mendengarkan dan sangat terkesan. Ia dengan segera mendatangi ibu Priya dengan banyak pertanyaan Alkitab.

Ibu Priya mengatur agar seorang Saksi membantu Una mempelajari Alkitab. Segera Una sendiri menceritakan apa yang ia pelajari kepada rekan sekerjanya Dolly. Sementara itu, Priya yang berusia 11 tahun terus membuat kemajuan dan memutuskan untuk melambangkan pembaktiannya kepada Allah Yehuwa melalui pembaptisan air pada sebuah kebaktian distrik dari Saksi-Saksi Yehuwa. Pada kebaktian yang sama, yang sangat menyenangkan Priya, Una dan Dolly juga dibaptis!

◻ Pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa di beberapa negeri Afrika belum terdaftar. Di salah satu negeri seperti itu, pada umumnya ada sikap yang toleran terhadap kegiatan agama dan keyakinan dari Saksi-Saksi. Di sebuah sekolah di negeri tersebut, seorang anak lelaki berusia tujuh tahun dan saudara lelakinya yang berusia enam tahun​—anak dari Saksi-Saksi​—diizinkan absen dari kelas pada saat doa-doa keagamaan berlangsung.

Suatu hari seorang guru baru minta agar anak-anak lelaki tersebut ikut berdoa bersama anak-anak lainnya. Anak lelaki yang lebih tua menolak dan dipukuli oleh gurunya. Adiknya, Shadrack, yang berusia enam tahun, berkeras untuk menemui kepala sekolah di kantornya. Kepala sekolah dan guru baru tersebut bertanya kepadanya mengapa ia tidak mau bergabung dengan yang lainnya. Mereka bertanya kepadanya apakah ia takut akan dipukul oleh orang-tuanya. Ia menjawab dalam bahasa Arab yang sangat bagus, ”Tidak, Allah yang saya sembah bukanlah Allah kekacauan melainkan Allah yang tertib. Saya tidak dapat menjadi salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa di rumah dan menjadi penganut agama lain di sekolah!” Sebagai hasilnya, ia diberi pengecualian.

Setelah dibaptis, pria Etiopia yang disebut dalam buku Kisah Para Rasul ”meneruskan perjalanannya dengan girang”. (Kisah 8:39) Demikian pula dewasa ini, para pemberita Kerajaan di benua Afrika yang sangat luas bersukacita dalam hak istimewa mereka ’memberitakan kabar baik tentang Yesus’.​—Kisah 8:35.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan