PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yb90 hlm. 138-191
  • Finlandia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Finlandia
  • Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 1990
  • Subjudul
  • Kabar Baik Menjangkau Finlandia
  • Pengusaha Menemukan Tujuan dalam Hidup
  • Siapa Saudara Lain Ini?
  • ’Ikut Kami. Kita Jadi Bertiga’
  • ”Karcis ke Neraka”
  • Khotbah-Khotbah Umum Mengumpulkan Orang Banyak
  • Kantor Dibuka di Helsinki
  • Risalat dan Kebaktian yang Pertama
  • Saudara Russell Mengunjungi Finlandia
  • Kesaksian Meluas
  • Kunjungan Saudara Rutherford
  • Melodi Kebenaran Ditemukan
  • Drama Foto Penciptaan
  • Majalah Ararat
  • Teguran Diberikan oleh Saudara Russell
  • Revolusi dan Perang Sipil
  • Harapan Baru Muncul
  • ’Jutaan Orang Tidak Akan Pernah Mati’
  • Perpecahan Mengancam Dari Dalam
  • Sang Pelari Berganti Gelanggang
  • Api Neraka Dipadamkan di Lapland
  • Memberi Kesaksian dalam Bahasa Esperanto
  • Kantor Cabang Mereka Sendiri
  • Kebenaran Disiarkan Lewat Radio di Estonia
  • Nama Baru, Mesin Cetak Baru, dan Cabang Baru
  • ”Batu-Batu Berteriak”
  • Lembaga Dibubarkan
  • Para Pengabar Teokrasi
  • Bacaan Digunakan Tidak Soal Pelarangan
  • Harteva Ditangkap
  • ”Makanan Keras” Masih Diberikan
  • Seorang Letnan Menjadi Prajurit Kristus
  • Kenetralan Diuji
  • Sebuah Koperasi untuk Kesehatan Rohani
  • Kebaktian-Kebaktian Selama Pelarangan
  • Presiden Baru Memberi Petunjuk
  • Akhir Perang
  • Barisan Iklan
  • Kesaksian Melalui Siaran Radio
  • Menara Pengawal Diterbitkan Kembali
  • Kelompok Pertama ke Gilead
  • Pekerjaan Wilayah setelah Perang
  • Pertumbuhan Sehabis Perang
  • Kegiatan Percetakan Meningkat
  • Balai-Balai Kerajaan Dibangun seraya Bantuan Tiba dari Gilead
  • Kantor Cabang Pindah!
  • Pergi ke Kopenhagen!
  • Kamp Kerja Khusus di Karvia
  • Kepala Negara Mengunjungi Kamp Kerja
  • Dibebaskan dari Dinas Militer
  • Kebebasan Mengabar Diuji
  • Batas-Batas Nasional Tidak Menghalangi Persatuan
  • Terjemahan Dunia Baru dan Nama Ilahi
  • Perluasan Fasilitas Cabang
  • Teknologi Baru Digunakan
  • Pengharapan di Negeri Ribuan Danau Ini
Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 1990
yb90 hlm. 138-191

Finlandia

Finlandia, dengan danau-danaunya yang berkilauan dan hutan-hutannya yang hijau, mempunyai standar hidup tertinggi di dunia. Namun, ribuan penduduknya yang ramah mencari standar yang lebih memuaskan dan telah mendapatkannya, meskipun ancaman kematian oleh regu tembak.

MELUNCUR ke arah timur, angkatan laut raja Swedia mendekati tempat tujuannya. Ketika melewati sekumpulan pulau-pulau kecil yang mempesonakan, pelaut-pelaut itu melihat daratan dengan hutan-hutan yang sangat lebat, dan di mana-mana danau-danau yang jernih bagaikan kristal. Pantai-pantainya dikelilingi ribuan pulau. Itulah Finlandia. Negeri ini merupakan daerah di ujung Eropa yang masih menyembah berhala pada abad ke-12 tersebut, tetapi pasukan perang salib di atas armada ini bertekad untuk mengubah hal itu. Paus dari Roma ingin memperluas pengaruh gerejanya, itu sebabnya ia mendesak raja Swedia untuk menaklukkan Finlandia dan, dengan cara apa saja, menjadikan penduduk wilayah utara ini yang melewati Lingkaran daerah Kutub Utara, penganut agama Katolik Roma. Kekuasaan paus terancam oleh Gereja Ortodoks Timur (Katolik Yunani), yang melalui Rusia telah mengembangkan kekuasaannya ke negeri matahari tengah malam ini.

Menurut keterangan turun-temurun, pasukan perang salib tidak memberikan pilihan kepada penduduk setempat—dibaptis menjadi orang Katolik atau dipancung! Jadi, Finlandia menjadi Katolik Roma, dengan kekecualian beberapa daerah di sebelah timur yang masih tetap berada di bawah Gereja Ortodoks Timur, setelah beberapa kali penyerbuan. Gereja Katolik berkuasa sampai abad ke-16, ketika Gustav I Vasa, raja Swedia, mengganti agama kerajaannya dengan Lutheranisme. Pada tahun 1809 Finlandia menjadi daerah otonom kepangeranan agung di bawah pemerintahan tsar Rusia. Hampir seratus tahun kemudian, cahaya terang kebenaran Alkitab mulai menembus negeri yang memiliki danau-danau yang indah dan hutan-hutan yang lebat ini.

Finlandia adalah salah satu negara berpenduduk yang berada di ujung paling utara. Di sebelah timur dan tenggara, Finlandia berbatasan dengan Uni Soviet, di sebelah barat dengan Swedia, dan di sebelah utara dengan Norwegia.

Walaupun Finlandia terletak jauh di sebelah utara seperti halnya Alaska, ia mendapat pengaruh arus panas (Gulf Stream) di sebelah barat daya sehingga musim panasnya cukup nyaman. Namun, musim panas di negeri ini singkat. Setiap tahun salju menyelimuti tanah dan danau-danau tertutup dengan es selama berbulan-bulan. Pada pada musim panas suhu udara 20 derajat Celsius dan siang hari berjalan terus selama hampir 24 jam, sedangkan pada musim dingin suhu bisa turun sampai 40 derajat di bawah nol Celsius, dan selama beberapa bulan, matahari hampir tidak pernah terlihat. Kapal-kapal pemecah es dengan lambung yang diperkuat harus menerobos air yang membeku agar lalu lintas laut tetap lancar sepanjang tahun. Karena hutan-hutan pinus, cemara, dan birch [sejenis pohon berkulit licin dan halus] banyak terdapat di negeri ini, industri kertas berkembang dengan baik berkat bahan mentah tersedia dari pohon-pohon tersebut. Negeri ini sangat datar, bahkan puncak-puncak tertinggi dari gunung-gunung di Lapland hanya mencapai kira-kira 1.300 meter.

Mayoritas penduduk Finlandia yang berjumlah lima juta ini, berbahasa Finlandia. Banyak di antara mereka yang tinggal sepanjang pantai dekat Swedia berbahasa Swedia. Di sebelah utara tinggal sekelompok kecil orang Lapland, yang berbahasa Lapp, yang termasuk rumpun bahasa Finlandia. Jumlah penduduknya yang melek huruf merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Kabar Baik Menjangkau Finlandia

Pemberitaan kebenaran Alkitab di Finlandia yang pertama dicatat adalah yang dilakukan pada tahun 1906, ketika istri August Lundborg, pimpinan Siswa-Siswa Alkitab di Swedia, mengunjungi Finlandia. Saudara Lundborg menceritakan, ”Jika itu kehendak Allah, ia akan segera kembali ke Finlandia untuk meneruskan pekerjaan di sana.”

Ebba Lundborg dan kolportir-kolportir (pemberita sepenuh waktu) yang lain dari Swedia menempatkan bahan bacaan berbahasa Swedia di daerah pantai Finlandia barat daya yang pada waktu itu kebanyakan penduduknya berbahasa Swedia. Akhirnya beberapa buku yang ditulis oleh presiden pertama Lembaga Menara Pengawal, Charles T. Russell, sampai di tangan ibu dari Emil Österman.

Pengusaha Menemukan Tujuan dalam Hidup

Emil Österman, seorang pengusaha berjanggut berusia 41 tahun dari Turku yang penuh semangat, merencanakan akan mengadakan perjalanan keliling dunia untuk mencari tujuan dalam hidup ini. Ketika ia membaca buku-buku yang ia terima dari ibunya, pencariannya mulai berubah. Menjelang akhir tahun 1909, ia tiba di Swedia, tempat persinggahannya yang pertama. Di sana ia mendapatkan lebih banyak bahan bacaan Alkitab dari August Lundborg. Namun, baru setelah ia berlayar ke London, perjalanan keliling dunianya dipersingkat, ketika ia akhirnya membaca lektur yang ia peroleh di Swedia. Ia segera mengetahui bahwa ia telah menemukan apa yang sedang ia cari. Dengan sirnanya impian untuk keliling dunia secara mendadak, ia pulang kembali. Menjelang akhir tahun yang sama, 1909, ia kembali ke Swedia dan dibaptis. Kemudian, ia mengatur agar August Lundborg datang ke Finlandia untuk mengabar.

Laporan dari kantor cabang Swedia menjelaskan mengenai Emil, ”Kira-kira sepuluh Kolportir tetap bekerja selama tahun itu . . . Enam atau tujuh orang baru bergabung dalam pekerjaan itu—salah seorang adalah saudara yang kami kasihi di Finlandia, yang pasti adalah alat pilihan di tangan Tuhan untuk melayani umat-Nya di negeri itu. . . . Seorang saudara lain yang juga berasal dari negeri itu rupanya sekarang bermaksud menjual ladangnya dan menjadi kolportir.”

Siapa Saudara Lain Ini?

Saudara yang ingin menjual ladangnya ini adalah Kaarlo Harteva, yang lahir pada tahun 1882. Ibunya, anak seorang rohaniwan Lutheran, memberikan pendidikan agama yang keras kepadanya. Kaarlo bersemangat, sungguh-sungguh, dan menguasai banyak bahasa. Ia belajar teknik, tetapi segera setelah lulus minatnya dalam agama menarik dia kepada Ikatan Pemuda Kristen (YMCA). Ia menjadi sekretarisnya dan juga manajer Hotel Hospitz milik perkumpulan itu di Helsinki.

Pada musim panas tahun 1909, ketika sedang mengadakan bisnis di Helsinki, Österman berjumpa dengan Kaarlo Harteva dan memberinya buku The Divine Plan of the Ages (Rencana Ilahi Sepanjang Masa) dalam bahasa Swedia. Harteva membacanya dengan penuh minat. Ia menyimpulkan bahwa ia juga harus memberitakan ”Injil Kerajaan”. (Mat. 24:14) Maka pada bulan April 1910, Harteva bersama Österman pergi ke kebaktian di Örebro, Swedia, tempat ia dibaptis. Karena dibutuhkan pembicara-pembicara, kedua saudara baru ini memberikan khotbah di kebaktian itu. Mereka tidak menunda-nunda merelakan diri untuk digunakan oleh organisasi Allah!

’Ikut Kami. Kita Jadi Bertiga’

Kira-kira pada waktu itu Harteva berjumpa dengan salah seorang bekas teman sekolahnya, Lauri Kristian Relander, di kereta api dan memberi kesaksian kepadanya dengan bersemangat mengenai kebenaran yang baru diperolehnya. ”Berapa banyak anggota kalian?” tanya temannya. ”Pada saat ini ada dua orang, yang seorang bernama Österman dan saya,” jawab Harteva. ”Tetapi jika kau ikut kami, kita jadi bertiga.” Tetapi, Relander tidak ikut. Sebaliknya, ia terjun dalam bidang politik menjadi presiden Finlandia dari tahun 1925 sampai tahun 1931.

Betapa luas ladang yang terbentang di hadapan Saudara Harteva dan Saudara Österman: tiga juta orang yang tersebar di negeri yang berpenduduk jarang itu. Tujuan mereka yang pertama adalah menerjemahkan bacaan Lembaga ke bahasa Finlandia. Dengan rajin, Harteva bekerja untuk menerjemahkan The Divine Plan of the Ages dan berbagai risalat dari bahasa Swedia ke dalam bahasa Finlandia, sedangkan Österman membiayai pencetakannya pada musim gugur tahun 1910. Betapa bahagia mereka memiliki alat-alat bantuan yang lebih efektif untuk pekerjaan Kerajaan! Yakin akan bantuan roh Yehuwa, pria-pria ini dengan berani memulai pekerjaan dengan bacaan-bacaan yang baru mereka terjemahkan ke dalam bahasa Finlandia.

”Karcis ke Neraka”

Selain menyimpan persediaan bacaan di toko sepatu miliknya di Turku, Saudara Österman juga memamerkan buku-buku di etalase tokonya. Ia juga memiliki kios buku di pasar. Dengan meneriakkan slogan-slogan, ia segera menarik perhatian banyak orang.

Ia menawarkan buku kecil Hell (Neraka) seharga dua markkaa (uang mark Finlandia), dengan meneriakkan, ”Karcis ke neraka—satu markkaa untuk masuk, dan satu markkaa lagi untuk keluar!”

Khotbah-Khotbah Umum Mengumpulkan Orang Banyak

Berikutnya, kedua rekan yang setia ini memutuskan akan memulai perjalanan keliling untuk mengucapkan khotbah-khotbah umum. Maka mereka pergi ke pusat perindustrian Finlandia, Tampere, dan menyewa aula yang paling baik. Mereka kemudian membuat selebaran untuk khotbah itu, yang berjudul ”Upah yang Besar”, dan mengiklankannya dalam surat kabar. Saudara Harteva menyampaikan khotbah, sedangkan Österman menjadi asistennya. Dalam salah satu suratnya Saudara Österman menceritakan hasilnya:

”Seorang saudari Finlandia membaktikan diri sepenuhnya dan melambangkan ini di Danau Pyhäjärvi. Setelah itu ia pergi ke Vyborg, tempat ia sekarang menyebarkan kabar baik sebagai kolportir. Di Tampere, sebuah kelas Alkitab diorganisasi dengan lima atau enam orang yang sangat berminat, yang setelah itu kami tinggalkan dalam pemeliharaan Allah. Sekarang kami berada di Turku, dan di sini perhimpunan umum yang pertama dalam bahasa Finlandia diadakan di auditorium gedung Departemen Kebakaran, yang dapat menampung 1.800 orang. Seperti di tempat-tempat lain, di sini juga, banyak orang harus berdiri di luar.”

Didorong oleh hasil-hasil yang baik ini, kedua kolportir tersebut berangkat ke Helsinki, ibu kota, dan merencanakan khotbah umum di auditorium Gedung Rakyat (sekarang Gedung Buruh) untuk tanggal 22 November 1910. Saudara Harteva dikenal baik di kalangan agama di Helsinki, dan banyak pendeta dan anggota berbagai organisasi agama datang dengan rasa ingin tahu untuk mendengar ia berkhotbah. Dalam khotbahnya ia menantang hadirin dengan mengatakan bahwa jika ada yang tahu ayat yang mengatakan bahwa jiwa tidak berkematian, ia harus memperlihatkannya kepada umum. Semua mata tertuju kepada pendeta-pendeta yang berada di barisan depan aula itu. Suasana benar-benar senyap. Kemudian ia membacakan Yehezkiel 18:4, menghantam tinjunya ke atas mimbar, dan berseru, ”Jadi jelaslah bahwa jiwa mati!” Garis pemisah telah dibuat antara para pemimpin agama Finlandia dan para pendukung kebenaran Alkitab. Jadi, kebenaran ditaburkan di tiga kota terbesar di negeri itu, termasuk ibu kota.

Kantor Dibuka di Helsinki

Ketika Saudara Russell mengunjungi Stockholm, Swedia, pada akhir bulan Maret 1911, sekelompok orang Finlandia pergi ke sana untuk menjumpainya. Mereka meneruskan perjalanan mereka ke kebaktian yang diadakan di Örebro, dan di sana Kaarlo Harteva dengan penuh sukacita menyaksikan ibu dan bibinya dibaptis. Yang juga dibaptis ialah seorang pemuda bernama Johannes Hollmerus, yang kemudian menjadi bantuan teokratis yang berharga.

Saudara Harteva kembali ke Helsinki dan membuka kantor untuk mengurus kegiatan teokratis. Ia menulis: ’Saya dapat menyewa lima ruangan di Mikonkatu 27. Saya memperoleh beberapa lembar papan dan bangku yang dijadikan tempat duduk. Dari daerah pedesaan Mäntyharju, mereka mengirimi saya beberapa tempat tidur yang biasa dipakai untuk berkemah dan perlengkapannya. Di ruang utama, ada sebuah mesin tik, meja tulis, dan beberapa kursi dan bangku. Ada tiga tempat tidur di satu kamar dan satu di kamar yang lain. Dua kamar masih kosong.’ Maka kantor itu mulai beroperasi bulan Juni 1911.

Dekat kantor itu di jantung kota Helsinki terdapat Taman Kaisaniemi. Di sini, di sebuah bukit kecil, pada musim panas Saudara Harteva mengucapkan khotbah umum tiap hari Minggu. Dengan matanya yang berseri-seri, secara bergurau ia menyebutnya ”Khotbah di Bukit”. Pada penutup tiap khotbah, ia mengundang siapa saja yang ingin melanjutkan pembahasan topik-topik Alkitab agar datang ke kantor yang tidak jauh dari situ. Beberapa mulai datang setiap minggu. Maka, sekelompok kecil Siswa-Siswa Alkitab berkembang di Helsinki.

Risalat dan Kebaktian yang Pertama

Sejak permulaan, Saudara Harteva menyadari nilai dari keterangan tercetak. Saarnoja kansalle (Mimbar Rakyat) adalah nama risalat pertama yang diterbitkan. Tahun berikutnya namanya diganti menjadi Puheita kansalle (Khotbah-Khotbah kepada Orang-Orang). Risalat-risalat itu berisi artikel-artikel dari Menara Pengawal bahasa Inggris, demikian juga salinan naskah khotbah-khotbah Saudara Russell yang diterjemahkan ke dalam bahasa Finlandia. Iklan-iklan untuk perhimpunan dan publikasi-publikasi yang tersedia juga dimasukkan.

Pada bulan Januari 1912 Puheita kansalle melaporkan, ”Ketika The Divine Plan of the Ages diterbitkan dalam bahasa Finlandia, buku ini mencapai penyebaran yang luas melalui kolportir-kolportir, artikel-artikel surat kabar, dan para penjual buku. Tetapi tidak lama setelah Natal tahun 1910, terjadi perubahan besar, karena kegairahan yang mula-mula itu diikuti dengan tentangan yang begitu kuat sehingga hampir menghambat segala sesuatu. Untung keadaan ini tidak berlangsung lebih dari enam bulan. Saat bantuan dari pers dan para penjual buku kelihatannya benar-benar berhenti, Allah mulai mengundang lebih banyak pekerja untuk penuaian.” Laporan itu selanjutnya menceritakan bahwa di Helsinki kira-kira 30 saudara yang berbahasa Finlandia dan 10 yang berbahasa Swedia berkumpul dengan tetap tentu dua atau tiga kali seminggu untuk mempelajari Firman Allah.

Ketika kebaktian yang pertama diadakan di sebuah auditorium di Helsinki dari tanggal 29 Maret sampai 1 April 1912, kira-kira 60 orang hadir. Beberapa dari antara mereka datang dari Turku, Tampere, Pori, Vaasa, Iisalmi, Kuopio, dan Parikkala, yang memperlihatkan bahwa kebenaran telah mencapai daerah yang tersebar luas di Finlandia Selatan.

Saudara Russell Mengunjungi Finlandia

Ketika mendengar rencana Saudara Russell untuk mengadakan perjalanan keliling dunia, Kaarlo Harteva menulis dan memohon agar ia mengunjungi Finlandia juga. Saudara Russell menerima undangan itu dan memberi tahu Harteva bahwa ia akan datang pada akhir bulan Agustus 1912.

Kunjungan Saudara Russell merupakan kesempatan yang menggembirakan bagi kelompok kecil saudara-saudara ini. Persiapan yang besar dilakukan dengan mengiklankan khotbah Umum, yang diadakan di aula terbaik di Helsinki, yaitu auditorium Gedung Departemen Kebakaran. Elis Salminen, seorang anak laki-laki yang pada waktu itu berumur sepuluh tahun dan melayani Yehuwa dengan setia sampai kematiannya pada tahun 1981, menceritakan bagaimana saudara-saudara memamerkan gambar-gambar Saudara Russell yang tingginya lebih dari satu lantai. ”Setelah itu saya mendengar teman-teman sekolah saya mengatakan bahwa itu adalah agama Amerika yang suka memasang iklan,” kata Salminen.

Saudara Russell sendiri menceritakan tentang kunjungannya dalam The Watch Tower terbitan tanggal 1 Oktober 1912, ”Selama dua tahun dua saudara Finlandia dengan sangat aktif menyajikan kebenaran kepada semua orang yang lapar akan kebenaran. Mereka sudah menerjemahkan tiga jilid dari Scripture Studies (Penelitian Alkitab) dan Everybody’s Paper (Surat Kabar Semua Orang) untuk disebarkan secara gratis, dengan biaya mereka sendiri. Sekarang kira-kira lima belas kolportir membawa kebenaran ke setiap penjuru negeri itu. Hadirin di perhimpunan umum melebihi kapasitas aula—1000—banyak yang berdiri; beberapa orang hampir menangis karena tidak diperbolehkan masuk. . . . Ini adalah bukti bahwa Allah mempunyai anak-anak yang sejati di Finlandia kepada siapa berita penuaian-Nya sekarang sudah tiba waktunya untuk disiarkan.”

Selama kunjungan Saudara Russell, ia memberi wewenang Saudara Harteva untuk menerbitkan Menara Pengawal dalam bahasa Finlandia mulai terbitan November 1912. Majalah baru ini disarankan untuk diberikan sebagai hadiah Natal kepada sanak keluarga dan handai taulan.

Kesaksian Meluas

Saudara Österman dan Saudara Harteva mempunyai problem untuk mencapai penduduk yang jarang di daerah yang luas itu, lebih dari 1.000 kilometer panjangnya dan kira-kira 500 kilometer lebarnya. Bagaimana mereka akan memberikan kesaksian dengan efisien? Sambil menantikan pemecahannya, dengan biaya sendiri, Saudara Österman menerbitkan iklan-iklan untuk bacaan-bacaan Lembaga di berbagai surat kabar. Harteva, di lain pihak, memutuskan untuk memusatkan perhatiannya dalam memberikan khotbah-khotbah umum, yang ternyata sangat berhasil. Tetapi bagaimana ia mengorganisasi khotbah-khotbah umum itu? Biarlah ia menceritakannya sendiri:

”Ketika saya memilih sebuah kota sebagai tujuan, saya menulis surat kepada editor surat kabar yang paling terkenal dan menanyakan aula mana yang terbaik di daerah itu untuk khotbah umum dan siapa yang harus saya hubungi jika saya berminat untuk menyewanya. Ketika semua sudah jelas, saya menulis permohonan, dan setelah menerima jawaban setuju, saya menyusun iklan dan mengirimkannya ke surat kabar itu, meminta mereka mencetak selebaran-selebaran yang serupa dan menaruhnya di antara halaman-halaman surat kabar agar orang-orang mengetahui mengenai khotbah umum itu. Selanjutnya saya mengadakan perjalanan dengan membawa beberapa buku. Tempat-tempat perhimpunan biasanya dipenuhi melebihi kapasitas. . . . Pernah suatu waktu saya mencoba masuk, dan diberi tahu bahwa itu tidak mungkin. Saya baru dapat masuk setelah menjelaskan bahwa sayalah yang harus menyampaikan khotbah. Pada kesempatan lain, begitu banyak orang mencoba masuk sehingga aula itu harus dipakai sampai tiga kali pada malam yang sama, dan para pendengar menunggu giliran mereka dengan sabar.”

Keberhasilan itu memperlihatkan betapa orang di Finlandia saat itu lapar akan kebenaran. Setelah perayaan Perjamuan Malam pada tahun 1913, laporan memperlihatkan ada 235 yang hadir di seluruh Finlandia.

Kunjungan Saudara Rutherford

Kegiatan yang aktif mengisi musim panas tahun 1913. Joseph F. Rutherford, yang kemudian menjadi presiden Lembaga yang kedua, dan A. N. Pierson, kedua-duanya staf dari kantor pusat sedunia, mengunjungi Finlandia. Saudara Rutherford berkhotbah mengenai pokok ”Di Manakah Orang Mati?—Dari Sudut Pandangan seorang Pengacara.” Beberapa orang mengira pengacara yang dimaksud adalah Rutherford sendiri, karena ia seorang hakim, tetapi sesungguhnya ia memaksudkan rasul Paulus. Khotbah umum itu sukses: Hadirin diperkirakan lebih dari 2.500 orang, dan 33 orang baru dibaptis.

Ini dilanjutkan dengan khotbah umum yang lain di Taman Kaisaniemi, tempat yang digunakan Saudara Harteva sebelumnya. Saudara Rutherford mengatakan bahwa ini adalah khotbah pertamanya yang disampaikan di tempat terbuka, dan ia menganggap ini pengalaman yang menarik.

Melodi Kebenaran Ditemukan

Tahun 1914 yang sudah lama dinantikan tiba. Suasana benar-benar mendebarkan hati, karena selama lima tahun perhatian dipusatkan kepada tahun itu. Keefektifan kesaksian meningkat sekali pada waktu itu, karena enam surat kabar secara tetap tentu menerbitkan khotbah-khotbah Saudara Russell.

Dalam tahun 1914 diadakan sebuah kebaktian. Saudara-saudara bertanya-tanya, ’Apakah ini mungkin kebaktian yang terakhir?’ Dengan sukacita, 39 orang dibaptis. Di antara mereka adalah Eero Nironen, seorang mahasiswa muda yang mendalami musik. Pianis, penyair dan ahli bahasa yang masih muda dan berbakat ini dua tahun kemudian datang ke kantor cabang sebagai penerjemah dan melayani di sana dengan setia sampai kematiannya pada tanggal 7 Mei 1982.

Drama Foto Penciptaan

Pada bagian pertama dari tahun 1914, Kaarlo Harteva pergi ke London ke sebuah kebaktian yang pembicara utamanya ialah Saudara Russell. Ia tidak sabar menunggu untuk meminta keterangan mengenai Drama Foto Penciptaan, yang dipersiapkan oleh Lembaga dan yang termasuk foto-foto slides maupun gambar-gambar bergerak yang disinkronkan dengan piringan hitam. Ia memesan satu untuk Finlandia. Kemudian dengan penuh semangat ia pergi ke Berlin, Jerman, untuk membuat Drama Foto pada piringan hitam dalam bahasa Finlandia.

Saudara-saudara menunggu dengan penuh harap. Akhirnya Drama Foto tiba dengan kapal dagang terakhir dari Jerman sebelum semua lalu lintas kapal laut dihentikan dengan pecahnya Perang Dunia I. Hati dari kelompok kecil ini dipenuhi sukacita pada pertunjukan pertama, yang diadakan pada tanggal 9 Agustus 1914, di Teater Apollo di Helsinki. Menjelang akhir tahun, kira-kira 85.000 penonton telah melihat Drama Foto di Finlandia. Sungguh suatu kemajuan yang luar biasa bagi kebenaran Alkitab!

Majalah Ararat

Setelah tahun 1914, problem ekonomi berkembang. Prospek untuk segera memperoleh kemuliaan surgawi kelihatannya semakin memudar, dan ketidaktahuan mengenai bagaimana mereka harus terus berada dalam iman menekan semangat yang besar dari saudara-saudara. Jadi Saudara Harteva menulis surat kepada Saudara Russell dan menanyakan pekerjaan apa yang harus dilaksanakan sidang setelah penuaian berakhir. Ia dinasihati agar menunggu dan selalu siap menerima bimbingan Allah.

Pada waktu itu Harteva, bersama saudara-saudara lain, mendirikan sebuah perkumpulan kerja sama yang disebut Ararat dan berupaya menerapkan prinsip-prinsip dari Pemerintahan Seribu Tahun dalam bisnis komersial, untuk membebaskan mereka dari pekerjaan dalam perusahaan-perusahaan duniawi. Para pembaca Menara Pengawal edisi bahasa Finlandia dianjurkan untuk bergabung dengan perkumpulan ini, karena Harteva merasa bahwa Menara Pengawal dalam waktu dekat tidak akan diterbitkan lagi mengingat problem-problem ekonomi yang berat, dan bahwa majalah Ararat akan menggantikannya.

Pada waktu itu Saudara Harteva berhubungan dengan Saudara Lindkvist di Norwegia, yang sedang mengerjakan proyek serupa. Walaupun saudara-saudara itu tulus, segera menjadi jelas bahwa penerbitan Ararat bukan atas petunjuk Allah.

Namun, karena Saudara Harteva berkonsentrasi pada perkumpulan Ararat, Martti Liesi menjadi wakil Lembaga di Finlandia. Menara Pengawal terus diterbitkan, berkat sumbangan keuangan dari banyak saudara.

Teguran Diberikan oleh Saudara Russell

Dalam Menara Pengawal bulan April edisi bahasa Finlandia, dua halaman surat penggembalaan diterbitkan, yang berbunyi:

”SURAT SAUDARA RUSSELL KEPADA SAUDARA-SAUDARA DI SKANDINAVIA. Saudara Lindkvist dan Saudara Harteva. Saya baru saja mendengar mengenai kemurtadan dari kedua saudara yang kami kasihi ini dan hubungan mereka dengan gerakan baru yang disebut ’Ararat’. . . . Betapa sedih saya ketika melihat mereka, menurut perkiraan saya, meninggalkan seluruh program Injil! Namun saya memperhatikan bahwa mereka tidak melakukan hal ini dengan sengaja. Bagi saya tampaknya bahwa apa yang telah berulang kali terjadi pada zaman Injil terjadi lagi, yaitu, orang-orang yang baik tanpa sadar telah ditipu oleh Musuh besar dan disesatkan dari pekerjaan penting Injil.”

Kemudian ia memohon kepada saudara-saudara itu, ”Saudara-saudara yang kami kasihi, kami yakin bahwa pemikiran ini berdasarkan Alkitab, dan kami menyampaikannya kepada kalian, karena nyata terlihat bahwa pemikiran dan program kalian sekarang benar-benar salah—tidak berdasarkan Alkitab. Perkumpulan ’Ararat’ kalian tidak ada hubungannya dengan kawanan kecil dan pekerjaan pada zaman Injil untuk memilih kawanan kecil, sebaliknya perkumpulan ini mengaku sebagai pekerjaan pemulihan. Kalian akan menyadari bahwa waktunya belum tiba. . . . Kami menganjurkan kalian semua, saudara-saudara yang kami kasihi dalam iman, agar kembali kepada kebenaran dan pekerjaan untuk zaman ini.”

Setelah menerima surat Saudara Russell, Kaarlo Harteva mula-mula membela diri dalam majalahnya dan menyatakan bahwa ia hanya ingin memajukan pekerjaan Injil. Tetapi ucapannya yang berikut memperlihatkan kerendahan hatinya, ”Mungkin dalam kegairahan dan ketidaksempurnaan saya, saya telah menyebabkan mereka yang dikasihi oleh Tuhan kita menderita. Jika saya boleh memperbaiki masalah itu, saya ingin lakukan itu sedapat mungkin. Saya pikir bahwa semua kesulitan ini mempunyai pengaruh yang sangat baik bagi saya.” Perkumpulan Ararat tidak lama kemudian dibubarkan, dan Harteva mulai membantu penerbitan Menara Pengawal dan menyampaikan khotbah-khotbah umum lagi.

Revolusi dan Perang Sipil

Finlandia masih merupakan bagian dari Rusia, tunduk kepada pemerintahan tsar, ketika revolusi di Rusia menggulingkan tsar pada musim gugur tahun 1917. Sekarang Finlandia memperoleh kesempatan untuk mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 6 Desember 1917. Pada musim dingin tahun 1918, perang saudara yang berdarah pecah di Finlandia antara golongan ”Merah” dan golongan ”Putih”, yaitu kaum sosialis dan nonsosialis.

Eero Nironen sedang melakukan pekerjaan penerjemahan di kantor cabang pada waktu itu, dan ia menceritakan kepada kita, ’Keadaan di Finlandia menjadi gawat. The Finished Mystery (Rahasia yang Tergenap) harus diterjemahkan dengan cepat sekali, dan karena alasan itu saya dikirim ke tempat yang lebih tenang, rumah saya di Mäntyharju. Tidak lama setelah saya tiba di sana, jembatan kereta api yang letaknya tidak jauh diledakkan. . . . Golongan ”Putih” memerintahkan wajib militer, tetapi saya dibebaskan karena mata saya rabun jauh. Saya menyampaikan khotbah-khotbah umum dan melanjutkan pekerjaan penerjemahan. . . . Ketika hubungan dengan wilayah selatan terputus, saya bertanya-tanya apakah semua saudara saya telah mendapatkan kemuliaan ke surga dan saya satu-satunya yang tertinggal.’

Tidak lama kemudian Saudara Nironen dihadapkan kembali dengan masalah militer. Ia menceritakan, ”Wajib militer umum dilaksanakan, dan persyaratannya tidak setinggi dulu. Kelemahan pada mata saya tidak menolong saya. Saya dikirim ke Angkatan Laut, ke barak-barak di Pelabuhan Katajanokka di Helsinki, pada tanggal 25 September 1918. Saya menyusun strategi selaras dengan apa yang telah saya pelajari dari Alkitab dan jilid keenam dari Studies in the Scriptures (Penelitian dari Alkitab). Selama satu tahun saya benar-benar ’berperang’ karena pendirian saya. Dengan seizin komandan batalion, saya dapat mengucapkan khotbah di depan batalion pada empat hari Minggu.” Pada waktunya ia dibebaskan dan dapat melanjutkan pekerjaan penerjemahannya.

Harapan Baru Muncul

Pada awal tahun 1919, keadaan rohani saudara-saudara menunjukkan harapan yang baik. Beberapa ingin melayani sebagai kolportir. Salah seorang dari mereka adalah Mikael Aura, seorang petani kaya, yang telah banyak memberikan bantuan keuangan kepada kantor cabang beberapa waktu sebelumnya. ”Jika Tuhan menganggap saya layak untuk pekerjaan-Nya, saya bersedia melakukan apa saja yang saya dapat lakukan,” kata Saudara Aura. ”Saya kuat dan dapat mengangkat banyak buku.” Ia melayani dengan loyal selama bertahun-tahun di kantor cabang.

Syukur, Kaarlo Harteva, yang telah pulih kesehatan rohaninya, kembali menerima tanggung jawab yang lebih besar. Ketika sebuah kebaktian diadakan di Tampere pada bulan Agustus, ia menyampaikan khotbah-khotbah utama. Ia ditunjuk lagi untuk memimpin pekerjaan. Maka pada awal tahun berikutnya, ia menggantikan Martti Liesi, yang mengundurkan diri dari organisasi Allah. Dalam waktu satu tahun, jumlah yang berlangganan Menara Pengawal meningkat menjadi 2.763, dan lebih dari 61.000 bacaan disebarkan. Jelas, sukacita di sidang-sidang besar sekali.

’Jutaan Orang Tidak Akan Pernah Mati’

Ketika Alexander H. Macmillan dari kantor pusat sedunia berkunjung pada bulan November 1920, ia menyampaikan khotbah ”Jutaan Orang Yang Sekarang Hidup Tidak Akan Pernah Mati” di delapan tempat. Tema yang tidak terlupakan itu merupakan topik dari banyak khotbah pada waktu itu.

Eero Nironen bercerita, ”Kadang-kadang saya menyampaikan empat khotbah pada hari yang sama mengenai tema ini. Mula-mula kami merasa berita itu terlalu berani, tetapi karena organisasi Yehuwa yang menugaskannya, kami menerbitkannya dengan keyakinan yang besar, dan sekarang kami dapat melihat bagaimana ini sedang digenapi dengan kecepatan yang terus meningkat.” Pokok ini membangkitkan begitu banyak minat sehingga ketika buku kecil Millions Now Living Will Never Die (Jutaan Orang Yang Sekarang Hidup Tidak Akan Pernah Mati) diterjemahkan pada tahun yang sama, dengan optimis 50.000 buku dicetak.

Sementara itu seorang pengusaha yang terkenal di Pori, Kaarlo Vesanto, berminat kepada kebenaran. Kemudian, ketika ia membangun rumah pribadi, ia mempekerjakan tukang-tukang cat untuk menulis dengan huruf-huruf yang besar pada salah satu dinding bagian luar rumahnya tema ’Jutaan Orang Tidak Akan Pernah Mati’. Antti Salonen, salah seorang tukang cat yang melakukan pekerjaan itu, menceritakan, ”Ini adalah pekerjaan mengecat yang paling unik yang pernah saya kerjakan. Saya bertanya-tanya apa arti kata-kata itu.” Setelah mengetahuinya, ia dibaptis dan kemudian melayani selama bertahun-tahun dalam pekerjaan wilayah. Sekarang ia seorang perintis istimewa di Pori, yang tetap riang.

Perpecahan Mengancam Dari Dalam

Pada awal tahun 1920-an, timbul keresahan. Pertanyaan-pertanyaan mengenai saluran mana yang digunakan Yehuwa untuk menyalurkan kebenaran Alkitab muncul. Di Sidang Helsinki, beberapa saudara mendirikan ”Kelompok Khusus Saudara-Saudara”, dan hanya pria yang diizinkan menjadi anggotanya. Tujuannya adalah mempelajari kebenaran dengan sangat mendalam. Tetapi tujuan yang mulia itu segera berubah. Dengan penuh kecurigaan mereka mencari-cari kesalahan dalam ajaran Lembaga. Kesalahan ditemukan dalam saran-saran Lembaga sehubungan dengan pengabaran, karena mereka berpikir bahwa pekerjaan ini sudah selesai. Beberapa saudara yang terkemuka bahkan menyampaikan khotbah-khotbah yang mendukung ide bahwa saluran kebenaran Alkitab berakhir dengan kematian Saudara Russell.

Problem yang paling kritis terdapat di Helsinki, tempat sebuah kelompok memisahkan diri dari Lembaga, menerbitkan majalah mereka sendiri, dan mengadakan perhimpunan mereka sendiri. Tetapi seraya waktu berjalan, kelompok ini bubar. Jelas mereka tidak memperoleh dukungan Yehuwa.

Laporan memperlihatkan bahwa di Helsinki saja 164 orang meninggalkan kebenaran. Dalam terbitan Menara Pengawal bulan April 1922, undangan untuk rukun kembali dilakukan, ”Kepada rekan-rekan tercinta yang telah meninggalkan kami dan karena hal itu mengalami kesulitan, kami mengulurkan tangan persaudaraan kami. Mari, bergabunglah kembali dengan kami!” Banyak dari antara mereka yang mengucilkan diri sedang bingung, tetapi ketika akhirnya mereka menyadari perlunya organisasi yang progresif, kebanyakan dari mereka kembali.

Sang Pelari Berganti Gelanggang

Pada tahun 1919 seorang pemuda bernama Otto Mäkelä di Finlandia mencatat rekor nasional dalam lomba lari 3.000 meter. Kemudian pada tahun yang sama di kota asalnya, ia mendengar sebuah khotbah yang disampaikan oleh musafir Viljo Taavitsainen. Kebenaran betul-betul menarik minat pelari yang bertubuh kecil namun tangguh ini! Otto memutuskan untuk mengganti gelanggang pacunya. Setelah dibaptis, ia terjun dalam pekerjaan musafir, pada bulan Maret 1921. Kemudian ia melayani sebagai pengawas wilayah selama beberapa puluh tahun dan dikenal sebagai guru yang mahir sampai ia menyelesaikan kehidupannya di bumi pada tahun 1985.a

Pengalaman-pengalaman Otto Mäkelä dapat memenuhi banyak buku. Mari kita mengadakan perjalanan bersamanya sejauh kira-kira 100 kilometer dari Iisalmi ke Kärsämäki, ”Saya berangkat pada pagi hari kira-kira pukul tujuh agar sampai di tempat tujuan tepat waktu untuk menyampaikan khotbah umum pukul 7:00 malam. Walaupun saya menempuh perjalanan tanpa berhenti, saya baru tiba pukul 9:00 malam. Ada beberapa tempat singgah sepanjang perjalanan, dan tiap kusir hanya membawa saya sampai ke tempat singgah berikutnya. Ketika saya meminta agar segera diantarkan ke tempat berikutnya, mereka dengan tidak tergesa-gesa menangkap dahulu seekor kuda di hutan. Kemudian kuda itu diberi makan dan minum, dan kusir itu juga harus makan. Mereka santai, karena saya tidak kelihatan seperti seorang berkedudukan tinggi atau wisatawan penting.”

Api Neraka Dipadamkan di Lapland

Jalmari Niemelä, seorang musafir lain, menceritakan tentang pekerjaannya di sebelah utara Lingkaran daerah Kutub Utara, ”Ketika saya meninggalkan Rovaniemi, hujan deras turun. Saya memulai perjalanan saya dengan sepeda dan hari itu hanya menempuh 70 kilometer. Saya bermalam di sebuah penginapan dan keesokan harinya bersepeda kira-kira 20 kilometer. Karena ada sebuah desa, saya memutuskan untuk singgah dan memberitakan injil Kerajaan. Saya mengerjakan desa tersebut pada hari itu dan menyampaikan khotbah umum pada petang harinya. . . . Saya membawa beberapa buku kecil Hell (Neraka) dan memutuskan untuk menjelaskan apa sesungguhnya neraka itu di tiap pertemuan.”

Dalam perjalanannya dari Sodankylä ke Ivalo, ia dapat berbicara dengan orang-orang Lapland. ”Ketika saya menempatkan buku-buku kecil Hell dan Distress (Kesukaran), seorang pria lanjut usia bertanya: ’Apakah orang-orang di selatan sudah begitu pintar sehingga mereka telah memadamkan api neraka?’”

Pada masa awal kegiatan yang meningkat itu, majalah Golden Age memberikan banyak penyegaran bagi saudara-saudara. Namun, karena majalah ini tidak tersedia dalam bahasa Finlandia, seorang saudara yang murah hati menyumbang dana agar majalah ini dicetak. Mulai tahun 1922, majalah ini diterbitkan. Popularitasnya terlihat dari fakta bahwa menjelang akhir tahun itu, majalah ini memiliki 6.233 pelanggan. Pada waktu yang sama, Menara Pengawal memiliki 2.244 pelanggan.

Memberi Kesaksian dalam Bahasa Esperanto

Sejak awal pekerjaan pengabaran di Finlandia, pengetahuan dan keahlian Saudara Harteva dalam bidang bahasa merupakan keuntungan. Ia juga belajar bahasa Esperanto, yaitu bahasa yang dikembangkan menjelang akhir abad ke-19 untuk meningkatkan komunikasi internasional dan digunakan oleh lebih dari satu juta orang di berbagai bagian di bumi. Saudara Harteva mendapat izin dari Saudara Rutherford untuk menerjemahkan buku Millions (Jutaan) ke dalam bahasa Esperanto. Buku ini diterbitkan pada tahun 1922 di Helsinki tidak lama sebelum konferensi yang diadakan oleh orang-orang berbahasa Esperanto. Pada konferensi itu ia menyampaikan khotbah dalam bahasa Esperanto dengan tema ”Jutaan” tersebut. Sekarang kebenaran dapat disampaikan kepada orang-orang yang berbicara bahasa ini, yang beberapa dari antaranya berasal dari Amerika Serikat, Cina, Jepang, Aljazair, Australia, Argentina, Brasilia, dan negara-negara lain.

Harteva menyampaikan ceramah dalam bahasa Esperanto di 12 kota di seluruh Eropa. Di Budapest ia menyampaikan ceramah Alkitab, yang dengan izin komandan polisi, diterjemahkan ke dalam bahasa Hongaria. Saudara Rutherford kemudian mengirim seorang saudara dari kantor pusat sedunia untuk menemani Saudara Harteva ke Moskow guna meneliti kemungkinan memberitakan injil Kerajaan di sana. Tanggapan penduduk Moskow kurang menggembirakan. Tetapi setelah menghubungi orang-orang berbahasa Esperanto di sana, Saudara Harteva meninggalkan persediaan bacaan teokratis untuk mereka.

Kantor Cabang Mereka Sendiri

Selama lebih dari sepuluh tahun, kantor cabang berlokasi di fasilitas-fasilitas yang serba sempit. Menara Pengawal terbitan bulan Mei 1923 memuat kabar baik ini, ”Tuhan telah memberkati semangat beberapa saudara karena mereka telah menaruh semua milik mereka di mezbah Tuhan sehingga pada saat ini ketika ruangan-ruangan begitu sempit, mereka bisa mendapatkan sebuah apartemen baru untuk kantor. Kantor sebelumnya sudah begitu sempit sehingga hampir semua pekerja kantor harus tinggal berpencaran di seluruh kota.” Alamat baru adalah Temppelikatu 14. Di lantai dasar, ada sebuah toko buku, yang dapat digunakan sebagai tempat perhimpunan, dan tingkat atas untuk tempat tinggal. Dana dikumpulkan, sehingga mereka dapat membeli tempat ini.

Ketika Saudara Rutherford mengunjungi kebaktian di Örebro, Swedia pada bulan Mei 1925, ia mengumumkan bahwa di Kopenhagen, Denmark, sebuah kantor akan dibuka untuk Eropa Utara. Kantor ini akan mengawasi pekerjaan di Denmark, Swedia, Norwegia, Latvia, Lithuania, Estonia, dan Finlandia, walaupun kantor cabang di Finlandia akan terus berfungsi seperti sebelumnya. Menara Pengawal melaporkan, ”Saudara Dey dari London, diminta untuk menerima penugasan sebagai wakil Lembaga dan pengawas umum Kantor Eropa Utara. . . . Saudara Dey meninggalkan jabatan penting dalam pemerintahan di London untuk memasuki dinas dari Raja segala raja.” Kunjungan tetap tentu Saudara Dey menguatkan kegiatan di Finlandia dengan cara yang sama seperti kunjungan pengawas zone pada tahun-tahun belakangan ini.

Kantor Eropa Utara menghasilkan lebih banyak komunikasi internasional di antara Saksi-Saksi. Maka, pada bulan Juni 1927, kebaktian di Helsinki ternyata menjadi tonggak bersejarah—kebaktian umum yang pertama dari negeri-negeri Eropa Utara! Semua direktur dari tujuh negara yang ditangani oleh kantor Eropa Utara hadir. Khotbah-khotbah disampaikan dalam bahasa Inggris, Swedia, dan Finlandia.

Kebenaran Disiarkan Lewat Radio di Estonia

Pada kebaktian Helsinki tahun 1927, Saudara Dey berbicara mengenai perlunya utusan-utusan injil dari Finlandia dikirim ke Estonia. Karena bahasa Estonia sangat mirip dengan bahasa Finlandia, orang-orang Finlandia dapat mempelajari bahasa itu dengan cepat dan dengan cara itu dapat membantu orang-orang berminat di Estonia. Kolportir-kolportir muda Saudari Irja Mäkelä dan Saudari Jenny Felt menyambut panggilan itu dan pergi ke Tallinn. Tidak lama kemudian mereka diikuti oleh beberapa rekan dari Finlandia lainnya, salah satunya Kerttu Ahokas. Dibaptis pada tahun 1919, ia kemudian bekerja dengan setia di kantor cabang sampai kematiannya pada tahun 1989.

Pada waktu itu, khotbah-khotbah umum Saudara Rutherford dipancarkan ke seluruh dunia melalui radio. Dapatkah Lembaga memiliki stasiun radio sendiri di Finlandia? Izin tidak diberikan. Namun, ketika kebaktian diadakan di Tallinn, Estonia, pada tahun 1929, khotbah-khotbah umum Saudara Dey dipancarkan melalui stasiun radio di Tallinn ke seluruh Finlandia.

Itu adalah awalnya. Stasiun radio di Tallinn kemudian setuju untuk menyiarkan ceramah-ceramah tiap hari Minggu dalam bahasa Finlandia, dan kadang-kadang dalam bahasa Inggris, Estonia, Rusia, dan Swedia. Sejak musim gugur tahun 1930 seterusnya, hubungan telepon dari stasiun radio di Tallinn ke kantor cabang Finlandia memungkinkan disampaikannya khotbah-khotbah langsung dari sana. Hal ini berlangsung sampai bulan September 1934, ketika berita berikut ini dibacakan, ”Karena para pendetanya yang tidak toleran dan serangan yang kejam dan bersifat memfitnah yang mereka lancarkan di surat-surat kabar Tallinn, pemerintah Estonia sekarang mengambil alih stasiun radio Tallinn dari perusahaan swasta yang mengelolanya dan melarang penyiaran khotbah-khotbah Hakim Rutherford lebih lanjut.”

Walaupun ada problem untuk mendapatkan visa permanen di Estonia pada awal tahun 30-an, beberapa Saksi dapat tinggal di sana sampai perang dunia kedua. Salah seorang dari antaranya adalah Miina Holopainen, yang pergi ke Estonia pada tahun 1931 dan melayani di sana selama 13 tahun. Ketika perang antara Uni Soviet dengan Jerman mulai, ia dibawa ke Siberia dengan kereta api. Namun, sebuah bom menimpa gerbongnya, dan ledakan bom menyebabkan saudari ini terpental jauh dari rel kereta. Mereka yang masih hidup dinaikkan kembali ke kereta. Namun, Miina, tergeletak tanpa ada yang melihatnya di belakang setumpuk kayu sampai kereta api berangkat. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit di Tartu, Estonia, karena kakinya luka berat. Di sana ia berdoa kepada Yehuwa agar membantu menyembuhkannya sehingga ia dapat mengabar kembali. Ia sembuh, kembali ke Finlandia, dan terus merintis selama bertahun-tahun.

Nama Baru, Mesin Cetak Baru, dan Cabang Baru

Selama bertahun-tahun kami dengan salah dijuluki ”Pengikut Harteva” atau ”Pengikut Russell”. Tetapi, kami sebenarnya juga bukan hanya ”Siswa-Siswa Alkitab”. Apa seharusnya nama kami? Mikael Ollus mendapatkannya dengan cara yang tidak diduga, ”Suatu peristiwa yang menggetarkan terjadi pada tahun 1931 ketika saya, bersama Eero Nironen, mempelajari majalah The Messenger (Utusan) yang memuat berita terakhir tentang kebaktian di Columbus, Ohio. Kami segera bereaksi dengan keheranan ketika kami melihat sebuah artikel yang menyebutkan alasan-alasan untuk nama baru ’Saksi-Saksi Yehuwa’, yang digunakan oleh saudara-saudara kita. Saya tidak akan melupakan peristiwa itu.” Akhirnya kami mempunyai nama yang menunjukkan identitas kami dengan jelas. Di Finlandia nama baru itu diterima dengan senang hati.

Pada tahun yang sama, Finlandia juga menerima mesin cetak mereka yang pertama, yang dipasang di ruang bawah tanah dari kantor cabang. Saudara Harteva menulis mengenai hal itu sebagai berikut, ”Bunyi mesin-mesin cetak, yang bagi telinga kami seperti musik yang menyenangkan, telah menyakitkan telinga musuh, dan mereka ingin sekali mengusir mesin-mesin dan juga kami dari rumah itu.” Sibuk dengan kegiatan, percetakan menghasilkan 700.000 bahan cetakan pada tahun 1932, kira-kira 1.000 untuk tiap penyiar.

Sekarang dibutuhkan fasilitas yang lebih besar. Saudara-saudara mendapatkan sebidang tanah yang cocok di sebelah taman yang indah dan mulai membangun kantor cabang baru di sana pada musim semi tahun 1933. Lantai pertama untuk bagian percetakan, ruang komposisi, Balai Kerajaan, dan gudang tempat menyimpan bacaan. Kantor, dapur, dan ruang makan berada di lantai kedua, sedangkan tempat tinggal di lantai ketiga. Alamat kantor cabang baru ini, Väinämöisenkatu 27, dikenal baik oleh saudara-saudara selama tiga dasawarsa berikutnya.

”Batu-Batu Berteriak”

Menjelang akhir tahun 30-an, Saudara Harteva merekam khotbah-khotbah Rutherford dalam bahasa Finlandia pada piringan hitam. Mengapa direkam? Karena adanya penemuan baru yang menggembirakan, gramafon yang mudah dibawa. Gramafon akan digunakan dalam kegiatan kunjungan kembali dan pengabaran. Dan di kantor cabang, peralatannya dipasang pada tas-tas yang mudah dibawa yang dibuat oleh saudara-saudara. ”Batu-Batu Berteriak” adalah slogan yang digunakan bila Saksi-Saksi itu pergi ke dinas pengabaran dengan membawa mesin-mesin ”bicara” mereka.

Persediaan beberapa pengeras suara baru yang bertenaga sangat kuat diterima sehingga saudara-saudara menyebutnya ”artileri audio”. Leo Kallio bercerita, ”Saya sudah merencanakan untuk pergi bersama istri dan anak laki-laki saya yang masih kecil ke pantai. Pada hari itu tukang pos mengantarkan sebuah kartu yang mengingatkan kepada rencana saya akan menggunakan pengeras suara yang besar untuk memutar piringan hitam di pantai, tempat lebih dari 200 orang diharapkan akan menonton api unggun perayaan pertengahan musim panas, warisan dari kekafiran. Membuat keputusan ini tidak mudah, karena ”daging” saya sangat menentangnya. Saya menyerahkan persoalan ini kepada Yehuwa, berdoa bahwa jika upaya yang kelihatannya mustahil yakni untuk membawa pengeras-pengeras suara ke dalam bis yang penuh sesak ini berhasil, hal itu merupakan bukti bahwa upaya saya akan diberkati. Upaya itu berhasil, walaupun beberapa penumpang mengeluh.

”Di persimpangan jalan, ada suatu tumpukan besar papan, dan kami menyembunyikan pengeras-pengeras suara itu di belakangnya seraya orang-orang mulai berdatangan. Tidak jauh dari sana ada sebuah balai dansa, dan ketika api unggun dinyalakan, setiap orang berhenti berdansa dan datang ke pantai. Pada saat semua orang berada di dekat api unggun, saya memasang rekaman musik. Hal ini begitu menarik perhatian mereka sehingga api unggun dilupakan, dan mereka semua berbalik untuk melihat tumpukan papan-papan yang menjadi sumber suara. Seorang polisi, yang datang untuk mengawasi acara dansa, menghampiri saya. Saya menjelaskan kepadanya apa yang ingin saya lakukan. Ia mengangguk setuju, dan saya dapat menyetel rekaman-rekaman khotbah itu. Khotbah-khotbah tersebut berisi serangan yang sangat tajam terhadap agama palsu, dan hal ini menimbulkan keriuhan di kalangan penonton.

”Ketika nama Yehuwa terdengar, sekelompok pemuda mengelilingi saya dan mengomel: ’Mari kita lemparkan pengeras-pengeras suara itu ke danau.’ Tetapi tatapan mata dari polisi itu membuat mereka mundur. Saat itu seseorang telah memanggil kepala polisi ke tempat kejadian. Cepat-cepat saya menyetel rekaman musik. Kepala polisi itu heran siapa yang telah mengganggunya di tengah-tengah perayaan pertengahan musim panas, tetapi setelah ia melihat polisi itu tersenyum, dengan marah ia pergi. Dengan bantuan polisi itu, kami dapat menaikkan pengeras-pengeras suara ke bis tanpa gangguan.”

Pekerjaan dengan gramafon itu mencapai puncaknya pada tahun 1938, ketika 309 mesin digunakan, dan menurut laporan, 72.626 khotbah diputar dengan hadirin sebanyak 151.879. ’Batu-batu memang berteriak!’

Lembaga Dibubarkan

Pada tanggal 30 November 1939, ”Perang Musim Dingin” berkobar ketika pasukan tentara Uni Soviet bergerak memasuki Finlandia. Pertempuran-pertempuran berlangsung lebih dari tiga bulan. Kemudian pada bulan Juni 1941, Finlandia ditarik ke dalam ”Perang Sambungan” sebagai sekutu tidak resmi dari Jerman. Peperangan menimbulkan problem atas produksi dan penyaluran makanan rohani. Hubungan dengan kantor pusat terputus. Namun, makanan rohani tetap dapat diperoleh melalui Swedia yang netral, selama perang lima tahun. Tetapi apa pengaruh perang atas sikap kalangan berwenang terhadap pekerjaan kita yang penuh damai?

Dengan kedok histeria perang dan meningkatnya semangat nasionalisme, para penentang Kerajaan, yang didorong oleh kaum pendeta menekan pemerintah untuk menindas kegiatan Saksi-Saksi. Pada tanggal 18 Januari 1940, Kementerian Kehakiman mengumumkan akan disitanya buku kecil Government and Peace (Pemerintah dan Perdamaian) dan Freedom for the Peoples (Kemerdekaan bagi Bangsa-Bangsa). Empat bulan kemudian, pada tanggal 28 Mei 1940, dan setelah perjuangan yang berkepanjangan melalui hukum, pengadilan memutuskan untuk membubarkan Lembaga Menara Pengawal setempat.

Para Pengabar Teokrasi

Karena telah menduga sebelumnya akan keputusan pengadilan yang negatif itu, pada tanggal 13 April 1940, saudara-saudara dengan bijaksana menjual semua barang milik Lembaga kepada suatu perusahaan penerbitan yang baru didirikan, yaitu Kustannusosakeyhtiö Vartiotorni (Perusahaan Penerbitan Menara Pengawal). Maka ketika yang berwenang mengambil tindakan menyita barang milik Lembaga, mereka kecewa karena tidak mendapatkan apa-apa.

Sebelum serangan yang sudah diduga terhadap Lembaga ini, pada tanggal 15 Februari 1940, saudara-saudara juga membentuk sebuah perkumpulan yang tidak terdaftar, dengan nama Para Pemberita Teokrasi. Setelah pengadilan melarang Lembaga Menara Pengawal setempat, semua kegiatan diurus oleh perkumpulan ini.

Tetapi, saudara-saudara tidak berkecil hati. Mereka tetap bergerak maju dengan mantap dan menyewa Stadion Olimpiade Helsinki, menjadwalkan khotbah yang akan diucapkan oleh Saudara Harteva di sana pada tanggal 23 Agustus 1940, dengan tema ”Kerajaan Yang Tidak Dapat Digoyahkan”. Kira-kira 78.000 selebaran dibagikan, mengundang masyarakat datang ke khotbah itu! Namun, kegiatan ini membangunkan para penentang, dan kalangan berwenang melarang khotbah itu tepat pada saat akan dimulai. Tetapi naskahnya dikirim ke surat kabar terbesar di negeri itu, sehingga lebih dari satu juta orang—hampir sepertiga penduduk negeri ini—dapat membacanya dalam bentuk tercetak!

Walaupun kebanyakan pejabat pemerintah di Finlandia tidak menentang kami secara aktif, perlu diingat bahwa Finlandia bekerja sama dengan Jerman, dan beberapa pejabat mengambil sikap yang diilhami Nazi. Unsur-unsur ekstrem berulang kali melontarkan tuduhan palsu menentang organisasi, sehingga akibatnya, perkumpulan Para Pemberita Teokrasi juga dibubarkan oleh keputusan pengadilan pada tanggal 17 April 1941.

Bacaan Digunakan Tidak Soal Pelarangan

Ketika menjadi jelas bahwa polisi akan menyita bahan bacaan di kantor cabang, kebanyakan dari bacaan itu dipindahkan ke berbagai rumah saudara-saudara. Karena polisi tidak berusaha merampas bacaan milik saudara-saudara, kami memiliki cukup banyak tempat untuk menyembunyikan bahan bacaan yang dapat digunakan dalam pengabaran.

Otto Mäkelä menceritakan kejadian yang dialami Saudari Hilma Sinkkonen di Kotka, ”Saudari usia lanjut ini menempatkan buku-buku Rutherford walaupun buku-buku tersebut dilarang. Ketika melakukan hal itu, ia kebetulan memasuki rumah kapten dari Komando Daerah Militer, yang bertugas untuk memastikan bahwa larangan itu ditaati. Kapten itu menjadi agresif, karena ia merasa bahwa hal ini sudah keterlaluan. Ia meraih sebuah senapan dan mengarahkannya kepada saudari tersebut. Saudari lanjut usia itu dengan tenang berkata: ’Tunggu sebentar, saya akan berdiri di depan perapian agar anda tidak melubangi dinding.’ Senapan kapten diturunkan, dan ia berkata dengan heran: ’Tidak ada laki-laki di antara prajurit saya yang begitu berani seperti anda, Nyonya. Silakan masuk dan duduk dan ceritakan kepada saya mengenai keyakinan anda.’ Kesaksian yang ia terima mengenai kebenaran sangat berkesan baginya sehingga para penyiar di sana tidak diganggu lagi.”

Harteva Ditangkap

Karena Kaarlo Harteva khususnya memainkan peranan aktif dalam pekerjaan ini, maka kalangan berwenang langsung mengarahkan tuduhan kepadanya. Karena itu ia merasa bijaksana untuk menarik diri ke belakang layar. Maka, Toivo Nervo menjadi penyunting Jumalan Valtakunta (Kerajaan Allah), penerus Menara Pengawal yang pada waktu itu dilarang. Ia digantikan oleh Pentti Reikko pada tahun 1941, sedangkan Mikael Ollus menjadi editor Consolation (Penghiburan).

Namun, kalangan berwenang masih menganggap Kaarlo Harteva sebagai orang penting para Saksi. Pada tanggal 12 Juni 1942, saat ia akan berangkat dan menyampaikan khotbah pemakaman untuk bibinya, Aunes Salmela, ia ditangkap dan dijebloskan ke dalam tahanan selama tiga minggu, yang dilanjutkan dengan tahanan rumah.

”Makanan Keras” Masih Diberikan

Ketika pencetakan majalah-majalah harus dihentikan pada akhir tahun 1942, saudara-saudara mulai menstensil artikel-artikel utama Menara Pengawal. Salinan ini disebut ”makanan keras”, dan ini tidak dapat dikirim melalui pos. Jadi beberapa kurir mengantarkannya ke seluruh negeri untuk disampaikan ke sidang-sidang. Pengaturan ini berjalan dengan baik selama sisa masa perang.

Banyak saudari yang memainkan peranan penting dalam pekerjaan ini. Meri Weckström, yang melayani sebagai perintis sampai ia wafat pada tahun 1981, menceritakan mengenai penugasannya, ”Selama perang, saya tinggal di Sekolah Menengah Ekonomi Atas Swedia, dan kami menyembunyikan satu truk bacaan Lembaga di sana. Ketika Menara Pengawal juga dilarang, saudara-saudara menyarankan agar saya mulai menstensilnya. Saya melakukan pekerjaan ini di apartemen saya pada petang dan malam hari.”

Karena adanya serangan udara, tidak boleh ada cahaya yang terlihat melalui jendela gedung-gedung. Meri melanjutkan, ”Pada suatu malam, lantai ruang tamu penuh dengan tumpukan kertas stensilan. Saya sedang menggunakan mesin itu di dapur ketika bel berbunyi pada pukul 3:00 pagi lewat sedikit. Dengan hati-hati saya menutup pintu menuju ruang tamu sebelum saya membukakan pintu depan. Saya terkejut, karena yang datang adalah seorang polisi. Mula-mula saya mengira bahwa pekerjaan saya sudah diketahui, maka saya berdoa kepada Yehuwa meminta bantuan dan hikmat dalam situasi seperti ini. Tetapi polisi itu hanya mengatakan bahwa ada sebuah celah kecil di tirai yang menyebabkan sinar dapat terlihat dari luar. Dengan menarik nafas lega, saya berjanji untuk segera memperbaikinya, dan polisi itu pergi.”

Meri selanjutnya menceritakan mengenai nilai dari bahan yang distensil, ”Saya menyaksikan bahwa Yehuwa selalu membimbing umat-Nya pada waktu yang tepat. Artikel tentang kenetralan yang saya stensil pada masa perang, merupakan contoh yang bagus mengenai hal ini. Artikel ini membantu saudara-saudara melihat lebih jelas instruksi-instruksi Yehuwa dan sikap yang benar bagi seorang Kristen.”

Seorang Letnan Menjadi Prajurit Kristus

Pada tahun 1942, sebagai seorang letnan muda, Kalle Salavaara yang berusia 23 tahun dikirim ke sebuah rumah sakit untuk dioperasi karena ia terluka oleh ledakan sebuah granat. ”Setelah dioperasi,” ia menceritakan, ”saya berbaring di rumah sakit militer yang didirikan di tanah bekas sekolah saya waktu masih kecil. Saudara Sakari Kanerva, yang sebelumnya sudah berulang kali berbicara kepada saya mengenai kebenaran, ketika itu mengunjungi saya. Sekarang saya sudah mengambil keputusan, dan hanya ada beberapa hal kecil untuk disetujui. Saya berkata kepada diri sendiri, ’Besok di Danau Möysänjärvi akan menjadi titik akhir karir militer saya.’

”Keesokan harinya Saudara Kanerva membaptis saya. Karena tubuh saya masih dibalut gips, tentunya pembalut itu menjadi basah dan lunak pada saat upacara. Keesokan paginya, dokter kolonel Heinonen melihat pembalut itu dengan sikap mencela dan bertanya, ’Kamu pergi ke mana? Pembalut ini sudah berubah bentuknya!’

”’Saya dibaptis, pak,’ jawab saya. Ia berdiri membisu. Saya merasa seakan-akan ia berdiam diri untuk memperingati kematian saya. ’Apa yang kau katakan?’ kolonel itu akhirnya bertanya. Kemudian saya dapat memberi kesaksian umum yang pertama.”

Setelah Kalle Salavaara sembuh, ia menggunakan kebebasannya, maupun paspor militernya, untuk berkeliling membagi-bagikan ”makanan keras” kepada sidang-sidang. Ketika ia pergi membawa bahan stensilan untuk sidang-sidang di barat daya Finlandia, Väinö Pallari, yang bekerja di Betel, memperingatkan dia mengenai polisi di Matku. Beberapa kali mereka membawanya ke kantor polisi untuk diinterogasi dan kelihatannya mereka tahu kapan seorang kurir akan datang. Kalle bercerita:

”Ketika saya tiba di Matku dengan kereta api dari Urjala, seorang polisi yang tegap segera menghampiri saya dan dengan nada suara resmi menanyakan surat identitas saya. Saya memperlihatkan paspor militer saya kepadanya. Ini mengejutkannya. Dengan suara agak berbeda, ia kemudian menanyakan surat keterangan pekerjaan saya. Untuk alasan itu, saya sudah terdaftar secara resmi di Universitas Helsinki. Maka saya dapat memperlihatkan kepada polisi itu surat yang ditandatangani oleh presiden universitas, yang menjelaskan tugas kerja di sana, meskipun jenis pekerjaan yang saya lakukan tidak dijelaskan. Serangan polisi itu dipatahkan. Ketika saya mulai menarik kopor-kopor saya ke tempat pemberhentian bis, ia dengan sopan menawarkan diri untuk membawakannya. Saya tidak dapat menolak godaan untuk memberikan kepadanya kopor yang besar dan berat yang berisi bahan stensilan terlarang. Bagaimanapun juga kopor itu kelihatan sangat aman jika polisi yang menjinjingnya.”

Berulang kali, para saudara dan saudari datang dengan kereta luncur, dengan kereta kuda, atau berjalan kaki ke stasiun-stasiun kereta api larut malam untuk mendapatkan beberapa artikel yang dilarang. Kadang-kadang, suhu musim dingin sampai -30°C. ”Tidak ada yang mengeluh,” Saudara Salavaara mengingat kembali. ”Saya hanya melihat orang-orang yang bahagia dan penuh penghargaan, yang mengingatkan saya akan kata-kata yang terkenal dari Khotbah di Bukit: ’Berbahagialah mereka yang sadar akan kebutuhan rohaninya.’ Bagi mereka itu seperti manna yang dari surga.”

Kenetralan Diuji

Keadaan perang membuat kenetralan Saksi-Saksi benar-benar diuji. Misalnya bagi Kosti Huhtakivi, Vieno Linte, dan Yrjö Laine, hati nurani mereka yang telah dilatih Alkitab tidak mengizinkan mereka untuk memasuki dinas militer. Jadi, mereka dijebloskan ke dalam penjara. Tetapi apakah kualitas iman mereka cukup kuat untuk menghadapi cobaan yang bakal mereka alami sebagai akibatnya?

Saudara Huhtakivi mengingat kembali, ”Kami diperintahkan untuk berkumpul di Sekolah Humppila dan pada malam hari harus tidur di bawah rak senapan. Pada suatu hari kopral memerintahkan kami pergi ke halaman, menuju tiang bendera. Ia membersihkan bayonetnya, membanggakan ketajamannya, kemudian memberi perintah, ’Ayo berangkat!’ Kami dibawa melalui gerbang samping sekolah, yang menjadi barak kami. Kami berjalan tidak jauh menuju pinggiran hutan, ke punggung sebuah bukit. Di sana kami diperintahkan untuk berhenti. Sekarang kami melihat sekelompok tentara bergerak maju menuju kami dengan senapan di tangan.”

Tentara-tentara yang bersenjata itu berdiri di hadapan saudara-saudara, memastikan identitas saudara-saudara itu, dan memberi tahu bahwa mereka telah dihukum mati dan eksekusi akan segera dijalankan oleh regu tembak.

Saudara Linte tidak dapat menahan air mata seraya ia melanjutkan kisah pengalaman mereka: ”Perintah diberikan, ’Siap!’ Setelah itu pembawa usungan menutup mata kami. Ini kemudian diikuti perintah, ’Isi!’ dan kami dapat mendengar bunyi senapan-senapan dikokang. Selanjutnya terdengar perintah, ’Bidik!’ ’Untung sekali ada harapan kebangkitan,’ itulah pikiran yang melintas di benak saya. Tiba-tiba, kami mendengar teriakan, ’Sersan! Ada pesan melalui telepon.’ Ini diikuti dengan perintah, ’Berhenti!’ dan setelah itu pesan melalui telepon dibacakan dengan keras, ’Hukuman ditunda untuk sementara,’ ditandatangani oleh kolonel. Penutup mata kami dibuka, dan kami dibawa kembali ke barak kami.”

Drama itu dipentaskan dengan baik. Strategi yang menyeramkan seperti itu digunakan terhadap saudara-saudara lain. Erkki Kankaanpää, yang sekarang melayani sebagai koordinator Panitia Cabang, mengalaminya juga. Ia menjelaskan, ”Mula-mula, kami diberi tahu bahwa kami akan dihukum mati. Perlakuan mereka sangat keras sehingga kami yakin benar bahwa hukuman memang akan dilaksanakan. Belakangan diketahui bahwa ini suatu cara intimidasi. Pemeriksaan pengadilan pura-pura dan, beberapa jam kemudian kami dibawa lagi ke hadapan hakim dan menerima hukuman penjara tiga setengah tahun.”

Sebuah Koperasi untuk Kesehatan Rohani

Pada tahun 1932 sebuah perusahaan koperasi bernama Al Sano didirikan. Perusahaan ini tidak hanya mengimpor dan menjual makanan kesehatan tetapi juga menerbitkan majalah dengan nama yang sama maupun bacaan-bacaan lain mengenai masalah kesehatan. Beberapa saudara mengerjakan bisnis tersebut, dan ini sangat erat kaitannya dengan Lembaga.

Tepat sebelum kematian Saudara Rutherford pada tahun 1942, ia mengizinkan koperasi ini mencetak kebenaran dalam bentuk bacaan lain jika bacaan Lembaga dilarang. Jadi buku-buku kesehatan diterbitkan oleh Al Sano, dan dalam majalah mereka Terveyttä Kaikille (Kesehatan bagi Semua), mereka menerbitkan beberapa artikel Menara Pengawal.

Pada waktu pelarangan, dinas pengabaran dilakukan dengan cara yang berbeda dari yang biasa. Kalle Salavaara menjelaskan, ”Tujuan kami tetap sama seperti sekarang: Kami ingin memperlihatkan kepada orang-orang bahwa Kerajaan Allah adalah satu-satunya jalan keluar yang sejati bagi semua problem mereka. Hal ini membutuhkan strategi teokratis dan kesabaran. Orang-orang biasanya bertanya, ’Apakah kalian dari toko obat milik kelompok agama itu?’ Kemudian mereka akan menjelaskan penyakit mereka dengan panjang lebar. Setelah memberikan beberapa saran dan menawarkan brosur-brosur mengenai kesehatan, kami mengalihkan percakapan ke berita Kerajaan: ’Tentu, produk-produk kesehatan tidak dapat menghentikan usia tua dan kematian,’ kami katakan. ’Tetapi tidakkah akan menyenangkan untuk dapat hidup sehat dan tetap muda selama-lamanya?’ Ini sering kali menjadi pembahasan yang memberikan hasil baik.”

Kebaktian-Kebaktian Selama Pelarangan

Dengan berlaku sangat hati-hati dan kreatif, kami dapat terus menikmati perhimpunan dan kebaktian selama masa perang. Misalnya, ”Festival Memancing dan Berburu” diselenggarakan di sebuah perladangan di Haarajoki, dan tentu tema khotbah-khotbah bukan berburu binatang, tetapi memancing manusia.

Pada musim panas tahun 1943, suatu pertemuan yang besar, yang diberi nama ”Festival Keluarga Pentti Reikko”, diadakan di pusat kota Helsinki di sebuah klub mahasiswa. Undangan hanya diberikan kepada mereka yang disarankan oleh dua orang Saksi yang dapat dipercaya. Hadirin lebih dari 500 orang.

Saudara Reikko menceritakan kepada kami apa yang terjadi setelah sebuah surat resmi dikirim kepada yang berwenang dari pertemuan yang sama:

”Beberapa saat setelah itu saya menerima perintah dari Polisi agar melapor untuk ditanyai. Si pemeriksa memegang surat kami di tangannya, dan ia ingin mendapatkan keterangan di mana pertemuan-pertemuan seperti itu diadakan. ’Bagaimana mungkin kalian dapat mengadakan pertemuan seperti ini di pusat kota Helsinki tanpa kami mengetahuinya, padahal kami mengetahui hampir semua percakapan, bahkan antara dua orang di jalan?’ ia bertanya, apalagi karena pertemuan itu diadakan hanya beberapa blok dari kantor polisi.

”Kami menyelenggarakan beberapa kebaktian besar dengan cara yang sama, dan perlindungan Yehuwa sangat nyata, karena perhimpunan-perhimpunan kami tidak pernah terganggu. Pada bulan Desember 1943 diadakan sebuah kebaktian yang hadirinnya mencapai 1.260 orang.”

Presiden Baru Memberi Petunjuk

Ketika perang hampir berakhir, Nathan H. Knorr, yang pada waktu itu menjadi presiden ketiga dari Lembaga Menara Pengawal, akhirnya menerima informasi mengenai pelarangan di Finlandia. Dalam suratnya kepada Saudara Harteva dan Saudara Taavitsainen, ia berterima kasih kepada mereka karena, walaupun pelarangan, mereka tetap aktif dan berupaya terus mempertahankan milik Lembaga untuk digunakan di kemudian hari.

Tetapi, bagaimana dengan publikasi-publikasi kesehatan yang juga berisi artikel-artikel mengenai Kerajaan? Karena bahan bacaan Lembaga masih dilarang, Saudara Knorr mengizinkan saudara-saudara di Finlandia untuk terus menyiarkannya kepada umum. Tetapi pada waktu yang sama, ia memperingatkan, ”Sebaiknya kalian jangan mencampur berita Kerajaan dengan hal-hal yang lain. Anjurkan saudara-saudara untuk melakukan hal berikut: Rasul-rasul pada zaman mereka pergi dari satu masyarakat ke masyarakat lain tanpa Alkitab atau buku. Jika Tuhan menganggap bahwa kita tidak perlu memiliki apapun selain Firman Allah dalam pikiran dan mulut kita, marilah kita menggunakannya demi kemuliaan dan kehormatan nama Yehuwa. Kebenaran tidak memerlukan daya tarik apapun selain kebenaran itu sendiri.”

Akhir Perang

Perang dengan Uni Soviet berakhir pada bulan September 1944. Finlandia tetap merdeka, tetapi ia kehilangan daerah-daerah yang luas dari wilayahnya. Kira-kira 300.000 orang yang mengungsi dari daerah-daerah yang diserahkan harus ditempatkan di bagian-bagian lain dari Finlandia. Saudara Harteva dibebaskan dari tahanan pada tanggal 27 September, dan berdasarkan amnesti umum, tidak lama kemudian semua saudara dibebaskan dari penjara, hingga meletakkan suatu dasar untuk periode pertumbuhan yang tidak pernah dialami sebelumnya di Finlandia.

Kelihatannya sangat sulit, bahkan hampir tidak mungkin, untuk menarik kembali pelarangan terhadap Lembaga. Menteri Kehakiman berikutnya, Urho Kekkonen, memperlihatkan sikap yang baik terhadap Saksi-Saksi. Ia menyarankan agar kami membentuk perkumpulan agama yang baru, agar kami mendapat hak yang hampir sama dengan Gereja Lutheran. Saudara-saudara mengikuti nasihat ini, dan pada tanggal 31 Mei 1945, Dewan Pertimbangan Negara mengakui Perkumpulan Agama dari Saksi-Saksi Yehuwa.

Dengan penyelesaian ini kami dapat menyelenggarakan upacara perkawinan, anak-anak dibebaskan dari pelajaran agama di sekolah, dan kami memperoleh perlindungan hukum yang diberikan kepada perkumpulan-perkumpulan agama yang terdaftar. Pendaftaran kembali Lembaga Alkitab dan Risalat Menara Pengawal baru berhasil dilakukan cukup lama kemudian, pada tanggal 2 Februari 1949.

Barisan Iklan

Tahun 1945 dimulai dengan kegiatan umum yang bersemangat. Pada tanggal 6 Januari, Saudara Harteva menyampaikan khotbah dengan tema: ”Menuju Terang” di Gedung Pertunjukan di Helsinki. Meskipun demikian, dibutuhkan tempat-tempat yang lebih luas. Maka Stadion Olympiade disewa untuk khotbah umum, yang diiklankan secara luas tidak hanya di surat kabar tetapi juga di jalan-jalan.

Barisan Saksi-Saksi yang panjangnya lebih dari setengah kilometer dengan plakat-plakat diorganisasi di bawah petunjuk Saudara Salavaara. Bayangkan ini: Di jalan-jalan di Helsinki Saksi-Saksi berbaris menyerukan slogan-slogan melalui megafon karton yang dipegang, diikuti iring-iringan mobil yang menyuarakan pengumuman berita Kerajaan. Elis Salminen berada paling depan, menunggang kuda coklat yang besar, mengibarkan bendera bertuliskan, ”Saksi-Saksi Yehuwa”. Pemandangan yang menakjubkan! Kesaksian yang luar biasa!

Kuda itu takut kepada papan-papan slogan dan akan meloncat, tetapi kemudian, sebagaimana Salminen ingat, ”salah seorang juru foto datang dan memotret saya dan berkata, ’Seharusnya keledai. Itu yang Yesus tunggangi.’” Barisan itu bergerak sepanjang jalan-jalan utama dari ibu kota selama beberapa kilometer dan akhirnya berhenti di stasiun kereta api. Di sana Saksi-Saksi itu membentuk front yang terpadu dan dengan serentak menyerukan undangan ke khotbah umum. Totalnya 12.000 orang datang ke stadion untuk mendengarkan!

Kesaksian Melalui Siaran Radio

Ribuan orang yang berkumpul di stadion bukanlah satu-satunya yang mendengarkan khotbah. Walaupun Perusahaan Pemancar Radio Finlandia, yang diawasi oleh Negara, di masa lalu dengan tegas menolak untuk memancarkan acara kami, saudara-saudara tetap dengan berani pergi ke stasiun radio itu dan mengajukan permohonan agar khotbah, ”Yang Rendah Hati Akan Mewarisi Bumi”, disiarkan melalui radio. Hella Wuolijoki, seorang pengarang terkenal yang lahir di Estonia, adalah direktur umum perusahaan pemancar itu, dan ia memberi izin. Ia sendiri dipenjarakan selama perang dan itu sebabnya merasa simpati terhadap kami. Jadi, kesaksian besar disampaikan kepada pendengar yang luas sampai ke Swedia, sehingga kantor cabang di sana mengirim sebuah telegram yang menyatakan, ”Siaran terdengar jelas sekali!”

Menara Pengawal Diterbitkan Kembali

Majalah Jumalan Valtakunta dan Consolation mulai diterbitkan kembali pada awal tahun 1945. Sejak terbitan 1 Juli dan seterusnya, nama majalah Jumalan Valtakunta kembali menjadi Menara Pengawal. Apakah orang-orang menginginkan majalah-majalah itu? Tidak ada banyak majalah yang ditawarkan secara langganan setelah perang, maka para penyiar mencapai rekor dalam jumlah langganan baru: 40.038! Itu berarti hampir 30 langganan per penyiar. Ini merupakan kampanye terbaik yang pernah mereka alami. Mesin-mesin cetak tidak istirahat tahun itu!

Presiden Lembaga Menara Pengawal sangat memperhatikan kesejahteraan saudara-saudara di Eropa yang telah diporakporandakan oleh perang. Ia ingin mengunjungi mereka dan mengatur bantuan yang diperlukan segera setelah ia dapat mengadakan perjalanan. Maka, pada tanggal 18 Desember 1945, pada waktu yang paling gelap dan dingin sepanjang tahun, Saudara Knorr bersama sekretarisnya, Milton G. Henschel, dan wakil dari Kantor Eropa Utara, William Dey, tiba dengan kapal laut dari Swedia. Catatan harian perjalanan mereka berbunyi, ”Kira-kira tujuh belas jam sejak meninggalkan Stockholm kapal Bore V memasuki perairan Teluk Finlandia dekat Turku dan ia tampaknya gembira telah menyelesaikan perjalanan dan dapat berada di perairan negerinya sendiri, mendorong bongkahan-bongkahan es setebal kira-kira 15 sentimeter yang memenuhi pelabuhan.” Sekelompok saudara dari keluarga Betel Helsinki menyambut mereka dengan hangat.

Saudara Knorr meneliti problem-problem yang diakibatkan oleh perang. Lembaga telah mengirim ke Finlandia pakaian sumbangan dari Swedia, yang dibagikan kepada para perintis dan orang-orang lain yang membutuhkannya. Walaupun Finlandia terkenal sebagai penghasil kertas pada waktu itu, pemerintah ingin mengekspor semua kertas dengan tujuan mendapatkan valuta asing bagi Finlandia. Apakah pencetakan majalah-majalah kita akan terhenti karena kesulitan memperoleh kertas? Demi penghematan, Saudara Knorr memutuskan menghentikan pencetakan majalah Consolation untuk sementara. Kertas untuk Menara Pengawal akan dibeli oleh kantor pusat dengan dollar Amerika, yang dengan senang hati diterima oleh Finlandia. Jadi, pencetakan saluran utama makanan rohani, Menara Pengawal, berlangsung terus.

Selama kunjungannya, Saudara Knorr menceritakan kabar yang menggembirakan mengenai baru dibukanya Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal untuk pelatihan utusan injil. Catatan hariannya memperlihatkan tanggapan saudara-saudara Finlandia, ”Tidak ada kegairahan yang lebih besar untuk Sekolah Menara Pengawal di tempat lain manapun. . . . Dua puluh dua pekerja sepenuh waktu mendaftarkan nama mereka.”

Kelompok Pertama ke Gilead

Beberapa bulan kemudian, pada tahun 1946, undangan pertama untuk ke Gilead, tiba. Empat saudara, Eero Nironen, Kalle Salavaara, Elai Taavitsainen, dan Veikko Torvinen, mengikuti kelas kedelapan. ”Ketika kami berempat kembali ke Finlandia pada awal tahun 1947,” Saudara Nironen mengingat kembali, ”kami seperti orang-orang baru. Untuk pertama kalinya di Gilead saya mulai menyadari arti teokrasi yang sesungguhnya. Kami belajar memperbaiki dinas pengabaran, dan apa yang terpenting, kami diajar bagaimana kehidupan sehari-hari seorang Kristen harus dipenuhi dengan roh Allah sehingga ia tidak sekedar melakukan pekerjaan sebuah robot.”

Pada tahun 1950 Eero Muurainen mengikuti Gilead. Ia melayani selama bertahun-tahun sebagai pengawas distrik sampai meninggal pada tahun 1966. Selama bertahun-tahun, semangat utusan injil hingga saat ini telah mendorong sedikit-dikitnya 59 orang Finlandia, untuk mengikuti Sekolah Gilead.

Pekerjaan Wilayah setelah Perang

Ketika perang berkecamuk pada tahun 1939 ada 865 penyiar di Finlandia. Pada akhir perang dunia kedua, tahun 1945, jumlah penyiar hampir berlipat ganda, dengan jumlah keseluruhan 1.632 yang melapor di lebih dari 200 sidang.

Jumlah sidang pada tahun 1945 sama dengan sekarang, lebih dari 40 tahun kemudian. Mengapa jumlah sidang tidak bertambah? Kebanyakan sidang-sidang pada tahun 1940 berukuran kecil dan terpencar-pencar. Jadi, rata-rata hanya ada 5 penyiar per sidang; sekarang jumlah rata-rata tiap sidang lebih dari 60.

Empat dasawarsa yang lalu, setelah perang berakhir, satu-satunya kendaraan yang digunakan saudara-saudara adalah sepeda, walaupun di daerah pedesaan, orang yang kaya mempunyai kereta kuda atau kereta luncur. Namun, di kebanyakan tempat, mata pencaharian saudara-saudara sangat terbatas, jam kerjanya panjang dan berat. Jadi, perjalanan jauh untuk menghadiri perhimpunan sulit sekali. Maka di banyak tempat satu sidang hanya terdiri dari satu keluarga, dan mereka mengabar hanya di daerah-daerah yang dekat dengan rumah mereka.

Pekerjaan pengawas wilayah dalam keadaan seperti itu tidak mudah. ”Jarak antar sidang bisa sampai 20 kilometer atau lebih, yang sering ditempuh dengan berjalan kaki sambil membawa barang-barang yang berat,” Erkki Kankaanpää menjelaskan. ”Saya ingat bagaimana suatu ketika pada bulan Februari yang dingin menusuk, saya tidur di sebuah kamar tanpa pemanas. Saya tidur mengenakan semua pakaian saya. Kadang-kadang saya harus tidur satu kamar dengan suatu keluarga besar.” Ketika taraf kehidupan membaik, pekerjaan para pengawas wilayah menjadi lebih efektif.

Pertumbuhan Sehabis Perang

Pada tahun 1947 Saudara Knorr dan Saudara Henschel datang lagi ke Finlandia. Walaupun baru satu setengah tahun yang lalu mereka berkunjung, mereka melihat kemajuan yang luar biasa. Dalam dua tahun puncak penyiar meningkat dari 1.632 menjadi 2.696. Finlandia benar-benar mengalami masa pertumbuhan yang baik. Sebuah kebaktian diadakan di Gedung Pameran di Helsinki pada tanggal 13-15 Juni 1947, dengan 5.300 hadirin dan 184 orang dibaptis.

Memang, jumlah sidang tidak bertambah, tetapi pertambahan jumlah penyiar setelah perang benar-benar menakjubkan. Menjelang tahun 1950 jumlah penyiar melampaui 4.000 orang. Sekolah Pelayanan Teokratis meningkatkan kecakapan saudara-saudara menyampaikan khotbah umum dan keefektifan mereka dalam menginjil. Maka sebaliknya dari gramofon yang melakukan pemberitaan, saudara-saudara menyampaikan khotbah dengan ucapan bibir.

Pada bulan Februari 1950 dua lulusan Gilead, Wallace Endres dan John Bruton dari Amerika Serikat, tiba di negeri ini. Saudara Endres menggantikan Saudara Harteva yang sudah lanjut usia sebagai pengawas cabang. Saudara Harteva tetap setia dalam dinas sepenuh waktu sampai ia meninggal pada tahun 1957.

Kegiatan Percetakan Meningkat

Setelah perang, kertas akhirnya tersedia lagi. Sejak awal tahun 1951, Finlandia sekali lagi menerbitkan majalah lain sebagai tambahan bagi Menara Pengawal; sekarang namanya Sedarlah! Menjelang tahun 1955 jumlah majalah yang dicetak meningkat menjadi lebih dari 1.000.000 per tahun.

Untuk pertama kalinya, Finlandia mulai mencetak semua buku Lembaga dengan mesin cetak sendiri. Namun, waktu itu sangat sulit memperoleh bahan untuk sampul dan mempersiapkan sampul keras untuk buku-buku. Maka pada awal tahun 50-an, mereka menggunakan sampul karton biasa, yang ternyata terlalu lunak. Karena itu, ketika Saudara Knorr berkunjung pada tahun 1951 dan 1955, ia memberi saran bagaimana mereka dapat memperbaiki kualitas buku-buku mereka. Selama tahun 1945 sampai 1955, Finlandia, dengan fasilitas cabang yang sangat sempit, mencetak rata-rata 54.000 buku setiap tahun.

Pada tahun 1955 Errkki Kankaanpää diundang ke kantor cabang, tempat ia sebelumnya melayani sebagai pencetak, untuk mengawasi percetakan. Ia dan istrinya telah mengikuti Sekolah Gilead pada tahun 1952 dan setelah itu melayani dalam pekerjaan wilayah dan distrik. Dan ketika Saudara Endres kembali ke negeri asalnya pada tahun 1957 karena tanggung jawab keluarga, Saudara Kankaanpää ditunjuk sebagai pengawas cabang.

Balai-Balai Kerajaan Dibangun seraya Bantuan Tiba dari Gilead

Bangunan kantor cabang yang diperoleh pada tahun 1923 memiliki ruang kecil untuk berhimpun yang dihubungkan dengannya, yang disebut Tabernakel Helsinki. Kantor cabang di Väinämöisenkatu juga mempunyai balai perhimpunan sendiri. Tetapi baru pada tahun 1956 Balai Kerajaan yang pertama dibangun. Di mana? Di Käpylä, yang pada waktu itu adalah kota satelit di Helsinki. Balai berikutnya dibangun dua tahun kemudian di Lahti. Selama 30 tahun terakhir, lebih dari 180 Balai Kerajaan dibangun di Finlandia, dan sekarang sangat sedikit sidang yang tidak memiliki Balai Kerajaan sendiri.

Vivian dan Ann Mouritz tiba di Finlandia dari Sekolah Gilead pada bulan November 1959, disambut oleh musim dingin yang hebat dan segera harus mengikuti pelajaran bahasa dengan intensif. Tidak lama kemudian, mereka melayani dalam pekerjaan wilayah dan distrik, sampai mereka dipanggil ke kantor cabang, tempat mereka melayani sampai tahun 1981. Kemudian mereka dipindahkan ke negeri asal mereka, Australia, tempat Saudara Mouritz sekarang melayani sebagai koordinator Panitia Cabang.

Arne dan Gudrun Nielsen ditugaskan ke Finlandia pada tahun 1959, dan mereka bekerja di cabang sampai tahun 1965, ketika mereka dipindahkan kembali ke Denmark, dan mereka masih terus melayani di sana.

Kantor Cabang Pindah!

Pada pertengahan tahun 50-an, ruang-ruang di kantor cabang Helsinki menjadi terlalu sempit. Karena fasilitas tidak dapat diperluas lagi, tempat lain yang cocok dicari. Sebuah tempat didapatkan kira-kira 20 kilometer dari pusat Helsinki di Vantaa. Tempat ini memiliki potensi untuk perluasan di masa yang akan datang dan dibeli pada tahun 1957.

Menjelang akhir tahun 1960, dimulailah pembangunan di kantor cabang yang baru yang akan memiliki luas ruangan 2.700 meter persegi. Pada awal tahun 1962, keluarga Betel pindah ke tempat yang baru, yang juga digunakan untuk kursus Sekolah Pelayanan Kerajaan selama empat minggu bagi para perintis istimewa dan para pengawas sidang, yang mulai pada tahun yang sama. Tampaknya akan ada begitu banyak ruang di cabang sehingga diperkirakan akan cukup sampai akhir sistem ini. Tetapi ternyata keliru.

Pergi ke Kopenhagen!

Ketika kebaktian dari Saksi-Saksi Yehuwa yang terbesar dalam sejarah diadakan di New York, A.S., pada tahun 1958, hanya 263 Saksi dari Finlandia dapat hadir. Kisah-kisah yang diceritakan oleh para delegasi yang kembali dan pertunjukan film Lembaga mengenai kebaktian itu membangkitkan kegairahan saudara-saudara di Finlandia untuk berjumpa dengan saudara-saudara dari negeri lain. Maka mereka sangat bergembira ketika diumumkan bahwa sebuah kebaktian akan diadakan pada musim panas tahun 1961 dekat Kopenhagen, Denmark, bagi semua penyiar di Skandinavia. Sampai saat itu, hanya sedikit saudara yang pernah melewati perbatasan Finlandia. Kantor cabang mengorganisasi departemen perjalanan untuk mengurus semua persiapan bagi 4.000 orang.

Di Lapangan Olah Raga Kopenhagen, acara disampaikan dalam bahasa Inggris, Denmark, Norwegia, Swedia, dan Finlandia. Kebaktian itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan dan membantu orang Finlandia melihat dan merasakan apa arti sesungguhnya menjadi bagian dari perkumpulan saudara-saudara secara internasional.

Kamp Kerja Khusus di Karvia

Seperti orang-orang Kristen pada abad pertama, Saksi-Saksi Yehuwa menaati hati nurani mereka yang terlatih oleh Alkitab. Setelah Perang Dunia II, sikap netral dari Saksi-Saksi pria menimbulkan problem bagi kalangan berwenang. Mulai tahun 1947, saudara-saudara dipenjarakan selama 240 hari di sebuah pulau di Teluk Finlandia di dekat Hang yang merupakan benteng pertahanan bagi tentara. Selain itu mereka dihukum masa tahanan tiga sampai enam bulan.

Pada tahun 1959 dikeluarkan sebuah undang-undang yang membuat ”masa dinas” bagi orang-orang yang menolak dinas militer, diperpanjang cukup lama. Penjara sementara yang sebelumnya berada di Karvia diubah menjadi ”kamp kerja khusus” yang terkenal buruk keadaannya.

Salah seorang dari para tahanan, Jukka Ropponen, melukiskan Karvia, ”Ketika saya mendekati tempat itu yang ada di tengah-tengah rawa, dari mobil polisi saya dapat melihat di balik pagar kawat berduri yang tinggi barak-barak terbuat dari kayu yang dibangun selama perang. Jendela-jendelanya tidak ditutup dengan palang. Itu adalah kamp penjara yang dirancang dengan gaya Nazi dan bukan merupakan pemandangan yang menyenangkan, teristimewa jika saudara tahu bahwa saudara akan berada di sana paling tidak selama dua tahun. Tetapi di dalam kami berjumpa dengan saudara-saudara yang riang, delapan sampai sepuluh orang dalam satu ruangan. WCnya adalah sebuah bak di dalam lemari dinding di sudut ruangan.

”Acara setiap hari termasuk berada di luar selama satu jam di bawah pengawasan seorang penjaga. Sisa waktu kami habiskan di belakang terali. Kami mempunyai banyak waktu, tetapi kami membuat acara rohani yang bagus untuk mengisi hari-hari kami. Kami mempelajari Alkitab dengan saksama ayat demi ayat. Secara bertahap, perpustakaan yang bagus dibangun untuk membantu kami dalam pelajaran kami. Kami menyampaikan khotbah-khotbah mengenai banyak pokok Alkitab. Dan dalam keadaan seperti itu, pergaulan dengan saudara-saudara mengikis kepribadian yang kurang baik dari kami masing-masing.

”Dinas pengabaran bukan masalah besar. Kami tidak dapat berbicara kepada siapapun di luar, tetapi kami menulis surat kepada orang-orang yang tinggal di daerah yang belum dikerjakan, setelah kami mendapatkan alamat mereka dalam buku telepon. Sering kali kami menjadi perintis libur [ekstra]. Beberapa orang dari kelompok kami belum membaktikan diri kepada Yehuwa, tetapi ketika mereka maju secara rohani, mereka ingin dibaptis. Namun di mana kami dapat memperoleh cukup air untuk membaptis mereka? Itu merupakan masalah yang sulit.

”Kami meminta izin kepada kepala penjara untuk mengadakan pembaptisan di sebuah kolam rawa tidak jauh dari situ, tetapi jawabannya yang tegas adalah tidak! Mungkin ini keputusan yang baik, karena selama musim dingin air kolam itu benar-benar membeku; jadi pembaptisan mustahil dilaksanakan. Pada suatu hari saya melihat lemari di sudut ruangan: Nah itu, kolam untuk membaptis! Dalam beberapa hari, selembar plastik besar diselundupkan ke barak kami. Dan tanpa penjaga memperhatikannya, kolam baru kami untuk membaptis yang sudah dilapisi plastik dimasukkan ke kamar mandi, tempat pembaptisan diadakan. Selama tahun-tahun dalam penjara, cukup banyak orang baru dibaptis di kolam itu.”

Kepala Negara Mengunjungi Kamp Kerja

Walaupun pada mulanya reaksi masyarakat terhadap penolakan dinas militer oleh Saksi-Saksi bersifat negatif, perasaan mulai berubah menjelang pertengahan tahun 60-an. Orang-orang mulai yakin bahwa hukuman yang lama dalam kondisi kamp konsentrasi tidak manusiawi. Maka pada bulan Agustus 1968, Urho Kekkonen, yang waktu itu menjadi presiden Finlandia, memutuskan untuk mengadakan kunjungan pribadi ke lembaga pemasyarakatan itu.

”Ini benar-benar kejutan,” Reima Laine, yang sekarang melayani sebagai pengawas distrik, mengingat kembali. ”Presiden Kekkonen berada di penjara itu selama berjam-jam dan ingin mewawancarai kami tanpa orang lain hadir. Ia berjanji melakukan apapun untuk mengubah undang-undang menjadi lebih baik.” Ini terjadi tidak lama kemudian, dan pada tahun 1969 penjara itu tidak digunakan lagi.

Dibebaskan dari Dinas Militer

Selama tahun-tahun setelah 1969, saudara-saudara muda dihukum penjara selama sembilan bulan, dan ketika menjalani hukuman mereka di sana, mereka membuat reputasi melalui tingkah laku yang baik. Banyak warga memperhatikan dan beranggapan bahwa memenjarakan pemuda-pemuda yang cinta damai, yang tidak mengganggu masyarakat, merupakan noda hitam bagi reputasi Finlandia yang netral dan cinta damai. Maka, beberapa humanis yang terkemuka dan berpengaruh mengemukakan pandangan untuk membebaskan Saksi-Saksi dari dinas militer.

Pada tahun 1985 pemerintah menganggap bijaksana untuk membuat undang-undang baru. Jadi, sejak tahun 1987 semua Saksi-Saksi Yehuwa yang aktif dan terbaptis mendapat penundaan—tiga tahun berturut-turut—sampai mereka mencapai usia 28 tahun. Dengan demikian, Saksi-Saksi Yehuwa dibebaskan dari dinas militer di Finlandia selama masa damai.

Kebebasan Mengabar Diuji

Walaupun Undang-Undang Finlandia menjamin kebebasan agama, sewaktu-waktu ada usaha untuk secara resmi mengumumkan undang-undang yang merintangi kesaksian dari rumah ke rumah. Selama ini, keputusan pengadilan, dalam semua kasus membela hak untuk mengabar.

Sebuah kota, Oulu, mengubah peraturan mereka sehingga berbunyi, ”Pelarangan terhadap pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa telah dihapuskan.” Alasannya disebutkan, ”Pekerjaan dari organisasi-organisasi ideologi dan keagamaan dari rumah ke rumah tidak mengganggu ketentraman dalam negeri. Sebaliknya, dari sudut pandangan penduduk, ini adalah soal komunikasi yang menguntungkan dan perlu yang tidak dapat dilaksanakan dengan cara lain.”

Batas-Batas Nasional Tidak Menghalangi Persatuan

Saudara-saudara dari Swedia telah membantu menyebarluaskan kebenaran di Finlandia. Pada tahun-tahun belakangan ini, sebaliknya, orang Finlandia, membantu pekerjaan penginjilan di Swedia, karena banyak orang Finlandia pindah ke sana. Maka sidang-sidang berbahasa Finlandia mulai dibentuk di Swedia sejak tahun 1972 dan seterusnya. Perkembangan di kalangan penduduk orang Finlandia di Swedia pesat sekali, dan sekarang ada kira-kira 1.800 penyiar berbahasa Finlandia di Swedia.

Sejak para wisatawan diizinkan melewati perbatasan antar negara-negara Skandinavia tanpa paspor, kebebasan ini sangat bermanfaat dalam mempersiapkan kebaktian-kebaktian. Karena jarak yang sangat jauh memisahkan Finlandia dari negara-negara Skandinavia yang lain, kebaktian-kebaktian internasional yang besar baru diadakan di Finlandia pada tahun 1965, ketika sebuah kebaktian untuk Swedia dan Finlandia diadakan bersama di Stadion Olimpiade di Helsinki. Ini diulangi pada tahun 1973. Dan pada tahun 1978 dan 1983, Pusat Pameran di Finlandia digunakan untuk dua kebaktian internasional. Kebaktian-kebaktian itu memperluas pandangan saudara-saudara Finlandia dengan cara yang bagus dan membuktikan bahwa batas-batas nasional bukan merupakan penghalang bagi persatuan Kristen.

Untuk kebaktian-kebaktian wilayah, ini biasa diadakan di berbagai aula sekolah. Menyewa fasilitas-fasilitas sekolah menjadi lebih sulit pada tahun 70-an. Maka pada tahun 1975 keputusan diambil untuk membangun sebuah Balai Kebaktian sendiri di kota Hämeenlinna di Finlandia Selatan. Sebuah bangunan industri setengah jadi dibeli dan dijadikan sebuah Balai Kebaktian yang menyenangkan dengan 1.200 tempat duduk. Kebaktian-kebaktian mulai diadakan di sana pada bulan Maret 1978. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1988, balai yang lain diperoleh, yang ini di Finlandia Utara, dan kebaktian yang pertama dijadwalkan bulan November 1989.

Terjemahan Dunia Baru dan Nama Ilahi

Bahasa Finlandia pertama kali menjadi bahasa tertulis pada abad ke-16, dan ”Perjanjian Baru” merupakan salah satu buku yang pertama kali dicetak dalam bahasa Finlandia, pada tahun 1542. Sejak itu merupakan tradisi di antara orang Finlandia untuk memiliki Alkitab di rumah mereka. Pada tahun 1975, setelah upaya yang keras, New World Translation of the Greek Scriptures (Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru) diterbitkan dalam bahasa Finlandia.

Namun, Terjemahan Dunia Baru bukanlah edisi Alkitab bahasa Finlandia yang pertama yang menggunakan nama Yehuwa. Alkitab yang paling pertama dalam bahasa Finlandia mencantumkannya dalam catatan pinggir. Juga, indeks dari Alkitab Gereja Kuno tahun 1776 memuat nama ilahi. Meskipun demikian, beberapa imam memperlihatkan prasangka yang besar menentang hal itu secara salah menyatakan bahwa bentuk ”Yehuwa” diciptakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

Jadi, bayangkan betapa terkejutnya para anggota jemaat dan juga para imam ketika kata Jehova [Yehuwa] ditemukan di atas altar sebuah gereja di Kuhmoinen setelah cat dibersihkan pada waktu pemugaran pada tahun 1985. Dewan gereja sangat tidak senang melihat nama ilahi. Mereka memutuskan untuk menutup nama itu lagi.

Nama Yehuwa dicetak di atas uang logam Finlandia pada awal abad ke-17. Beberapa pengarang terkenal Finlandia juga menggunakan nama Yehuwa dalam karya mereka. Yang menarik sekali adalah fakta bahwa nama Allah dalam huruf-huruf Ibrani terlihat di banyak gereja Finlandia yang paling terkemuka. Namun, pembela-pembela nama Yehuwa yang paling luar biasa adalah Saksi-Saksi-Nya.

Perluasan Fasilitas Cabang

Pertambahan yang terus-menerus dalam jumlah pemberita Kerajaan menyebabkan perlunya memperluas fasilitas kantor cabang berulang kali. Misalnya, sepuluh tahun setelah mereka membangun kantor cabang pada tahun 1962, ruang tambahan benar-benar dibutuhkan. Pencetakan majalah-majalah meningkat dari 2,3 juta per tahun menjadi 3,7 juta. Penerbitan buku-buku meningkat dari 40.000 per tahun menjadi lebih dari 200.000. Secara keseluruhan, untuk buku Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal saja, Finlandia telah mencetak 562.000 buah—kira-kira satu buku untuk tiap tiga keluarga Finlandia. Maka pada tahun 1973 ruang yang lebih besar ditambahkan, 2.200 meter persegi, untuk Departemen Pengiriman dan gudang.

Keluarga Betel juga bertambah dari tahun ke tahun, sehingga pada tahun 1977, 20 ruangan ditambahkan untuk tempat tinggal. Dan kemudian pada tahun 1984 sampai 1986, perluasan yang besar dilakukan lagi untuk percetakan dan tempat tinggal. Balai Kerajaan yang terpisah dengan 300 tempat duduk juga dibangun.

Teknologi Baru Digunakan

Selain perluasan dari fasilitas cabang, ada perubahan juga dalam teknologi percetakan. ”Kami benar-benar melangkah maju ketika kami mengganti mesin cetak dua warna menjadi mesin ofset empat warna,” kata Heikki Kankaanpää, pengawas percetakan. ”Rekan-rekan di Finlandia berterima kasih kepada Badan Pimpinan karena memberi kami izin untuk membeli lima unit mesin cetak ofset sheetfed. Sejak awal tahun 1981, kami sudah dapat mencetak majalah dengan empat warna—salah satu cabang pertama yang melakukannya. Hal ini sangat meningkatkan penyiaran majalah.

”Pada musim semi tahun 1985, kami menerima komputer MEPS dan sistem phototypesetting yang dirancang Watchtower. Lima unit mesin cetak ofset sheetfed yang kedua, merek Miller-Johannisberg buatan Jerman, dipasang pada tahun 1988. Ini melipatgandakan kapasitas percetakan kami.”

Pengharapan di Negeri Ribuan Danau Ini

Selama bertahun-tahun, Saksi-Saksi Yehuwa sibuk memberitakan injil Kerajaan di Finlandia. Jadi, cahaya kebenaran Alkitab telah bersinar dengan cemerlang di negeri ribuan danau ini. Perbandingan penyiar dengan penduduk merupakan salah satu yang terbaik di seluruh Eropa. Selama tahun-tahun belakangan ini, kenaikannya memang tidak yang terbesar, namun jumlah penyiar terus bertambah.

Standar hidup di Finlandia sudah sangat berubah menjadi lebih baik. Namun, secara rohani, keadaan di antara penduduk telah memburuk dalam banyak hal. Mengejar perkara materi telah menyingkirkan kasih banyak orang terhadap sesama dan minat terhadap perkara-perkara rohani. Standar moral merosot. Kehidupan kota yang sibuk dan mudahnya memperoleh hiburan duniawi pada umumnya telah mengikis kebiasaan membaca orang-orang.

Walaupun sebagian besar orang-orang masih menjadi anggota Gereja Lutheran di Finlandia, belakangan ini gereja diguncang oleh banyak krisis. Setelah pertikaian yang lama di dalam gereja, pada tahun 1986 wanita-wanita diterima sebagai imam. Banyak imam secara terang-terangan memperlihatkan bahwa mereka tidak memiliki iman yang sungguh-sungguh kepada Alkitab, doktrin-doktrinnya, dan prinsip-prinsip moralnya. Orang-orang yang berhati jujur terkejut dengan perkembangan ini. Sebaliknya, umat Yehuwa dengan teguh menjunjung prinsip-prinsip Kristen, yang menyebabkan mereka berbeda sekali dari agama-agama lain. Banyak orang dapat melihat perbedaan ini. Dengan mempelajari Firman Allah bersama Saksi-Saksi Yehuwa, mereka akan dibantu melihat cahaya kebenaran yang sesungguhnya.

Delapan abad yang lalu, ketika pasukan perang salib zaman dulu menaklukkan Finlandia, mereka tidak membawa injil Kerajaan Allah dan cahaya kebenaran Alkitab. Memang, impian pasukan perang salib yang membanjiri Finlandia dengan ajaran-ajaran mereka agaknya telah terpenuhi pada abad ke-12 dahulu. Namun, Yehuwa menang di abad ke-20 ini. Nubuat-nubuat-Nya tergenap dan kabar baik-Nya diumumkan oleh Saksi-Saksi-Nya yang sibuk dan bersemangat. Dengan lebih dari 17.000 penyiar Kerajaan, sekarang kebenaran bersinar di seluruh negeri dari ribuan pulau yang ditaburi danau-danau yang jernih bagaikan kristal dan hutan-hutan hijau yang subur ini.

[Catatan Kaki]

a Mengenai riwayat hidup Otto Mäkelä, lihat The Watchtower tanggal 15 Oktober 1967, halaman 630-4.

[Grafik di hlm. 191]

(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

Finlandia

Puncak Penyiar

20.000

17.303

13.426

10.620

8.290

4.354

1950 1960 1970 1980 1989

Rata-Rata Perintis

3.000

2.037

952

671

285

207

1950 1960 1970 1980 1989

[Kotak/Peta di hlm. 139]

(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

NORWEGIA

SWEDIA

Lingkaran Artik

Teluk Bothnia

Ivalo

Sodankylä

Rovaniemi

Oulu

Iisalmi

Vaasa

Kuopio

Pori

Kuhmoinen

Tampere

Mäntyharju

Hämeenlinna

Lahti

Turku

Kotka

Vantaa

Helsinki

Hanko

UNI SOVIET

[Kotak]

Ibu Kota: Helsinki

Bahasa Resmi: Finlandia dan Swedia

Agama Utama: Lutheran Evangelikal

Jumlah Penduduk: 4.954.000

Kantor Cabang: Vantaa

[Gambar di hlm. 141]

Emil Österman adalah Saksi pertama di Finlandia

[Gambar di hlm. 143]

Kaarlo Harteva, yang memberikan permulaan yang bergairah kepada pekerjaan

[Gambar di hlm. 147]

Kantor cabang pertama, Helsinki. ”Saarnoja kansalle”, salah satu publikasi pertama di Finlandia

[Gambar di hlm. 150]

Joseph F. Rutherford di Taman Kaisaniemi, tempat ia menyampaikan khotbah umumnya yang pertama di tempat terbuka, tahun 1913

[Gambar di hlm. 154]

Eero Nironen, yang melayani sebagai penerjemah selama kira-kira 60 tahun

[Gambar di hlm. 157]

Otto Mäkelä, yang melayani dalam pekerjaan keliling dan di kantor cabang selama puluhan tahun

[Gambar di hlm. 161]

William Dey, pengawas Kantor Eropa Utara

[Gambar di hlm. 164]

Saudara-saudara dalam dinas pengabaran dengan gramofon dan megafon

[Gambar di hlm. 170]

Kalle Salavaara belajar kebenaran di rumah sakit militer

[Gambar di hlm. 176]

Barisan penerangan di Helsinki yang mengiklankan khotbah umum, April 1945

[Gambar di hlm. 181]

N.H. Knorr dan M.G. Henschel pada tahun 1955, salah satu dari banyak kunjungan untuk menguatkan saudara-saudara

[Gambar di hlm. 185]

Kantor Cabang Finlandia dan pemandangan lobi Betel

[Gambar di hlm. 186]

Panitia Cabang sekarang, searah jarum jam, H. Kankaanpää, V. Leinonen, E. Kankaanpää, K. Kangas, J. Ropponen

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan