-
Seberapa Amankah Makanan Anda?Sedarlah!—1990 (No. 32) | Sedarlah!—1990 (No. 32)
-
-
Mengapa Tidak Aman?
Makanan bisa menjadi tidak aman untuk dimakan karena tercemar oleh bakteri-bakteri yang berbahaya. Hal ini dapat terjadi jika makanan hasil pengawetan sendiri disimpan dalam botol yang tidak ditutup rapat, sayuran mentah untuk lalap tidak dicuci, daging yang sudah dimasak dibiarkan pada temperatur ruangan selama waktu yang terlalu lama, atau pengolahan yang ceroboh oleh mereka yang menyiapkan makanan. Makanan juga dapat tercemar oleh sisa-sisa pestisida atau bila secara tidak sengaja terkena zat-zat yang berbahaya atau beracun.
Makanan yang berbahaya setiap hari diekspor dan diimpor dalam jumlah besar. Dalam waktu tiga bulan saja, Amerika Serikat menolak makanan bernilai lebih dari 65 juta dollar karena tidak layak untuk diimpor. Namun, ada banyak negeri yang tidak cukup mampu untuk dapat menolak makanan yang berbahaya ini. Makanan tersebut sering kali dijual dan dimakan.
Majalah World Health melaporkan bahwa ”penyakit-penyakit akibat makanan praktis bersifat endemis di seluruh dunia, dan tidak hanya di kalangan rumah tangga yang miskin”. Majalah ini juga mengatakan, ”Penyakit dan keadaan kurang sehat karena makanan yang tercemar, yang mengakibatkan berkurangnya produktivitas ekonomi merupakan salah satu problem kesehatan yang paling meluas di dunia sekarang.”
Diperkirakan bahwa mungkin sebanyak 20 juta orang di Amerika Serikat setiap tahun menderita problem kesehatan karena makan makanan yang tercemar. Dan di Eropa, penyakit-penyakit akibat makanan dinyatakan sebagai penyebab kematian yang utama setelah infeksi saluran pernafasan. ”Negara-negara industri mempunyai selera dan kebiasaan sendiri yang menimbulkan penyakit-penyakit akibat makanan,” demikian kata seorang ilmuwan. ”Salah satu problem yang paling jelas adalah selera untuk potongan daging yang besar, yang sering kali tidak cukup dimasak.”
Makan di Luar
Biasanya orang tidak akan berpikir dua kali untuk makan di restoran atau membeli penganan di rumah-rumah makan ”fast food” (makanan disajikan dengan cepat). Ratusan ribu hidangan disajikan setiap hari tanpa akibat buruk atas para langganan restoran. Namun, bahkan di negara-negara yang sudah maju, orang-orang terkena penyakit-penyakit yang serius akibat makan di restoran.
Di sebuah restoran di Eropa Barat Laut, misalnya, lebih dari 150 orang keracunan makanan setelah menyantap hidangan Natal. Baru belakangan diketahui bahwa ayam-ayam kalkun yang sudah dimasak, dipotong-potong di atas papan-papan pemotong bekas mengolah ayam-ayam mentah yang akan dipanggang. Bakteri Salmonella kemudian ditemukan di celah-celah papan-papan pemotong tersebut.
Selama suatu pelayaran wisata tujuh hari, 20 persen dari penumpangnya menderita diare. Ternyata dapur kapal tersebut terlalu penuh dan kotor, dengan tempat penyimpanan makanan yang kurang sehat. Makanan terhidang di atas meja untuk waktu yang lama tanpa disimpan dalam lemari es, dan makanan sisa dihidangkan lagi pada hari berikutnya.
Memang makanan yang tidak aman merupakan masalah bahkan di negara-negara yang sudah maju, namun di negara-negara berkembang akibat-akibatnya benar-benar celaka.
Bagian dari Kehidupan Sehari-hari
Majalah World Health melaporkan bahwa di banyak daerah di dunia ini, tingginya angka salah gizi tidak semata-mata akibat kurang pangan ”melainkan karena makan makanan yang tercemar, yang berbahaya”. Hal ini berulang kali menimbulkan kasus-kasus diare dan penyakit-penyakit infeksi lainnya.
”Pada tahun 1980,” demikian laporan World Health, ”ada 750-1.000 juta kasus diare yang sudah gawat pada anak-anak di bawah umur lima tahun di negara-negara berkembang (tidak termasuk Cina). Hampir lima juta anak meninggal, dengan kecepatan sepuluh kematian akibat diare setiap menit setiap hari dari setiap tahun.” Namun bukan hanya anak-anak yang dalam bahaya. Laporan tahun 1984 mengenai ”Peranan Amannya Makanan dalam Kesehatan dan Pertumbuhan” menyatakan bahwa ”diare pada orang-orang yang bepergian sekarang merupakan fenomena yang meluas, yang mempengaruhi kira-kira 20 sampai 50 persen dari semua orang yang bepergian”.
Ketidaktahuan akan aturan kebersihan yang benar pasti merupakan penyebab dari kebanyakan penyakit akibat makanan. Pada mulanya makanan mungkin aman untuk dimakan namun kemudian tercemar di tangan konsumen atau pengantara, seperti pemilik toko atau tukang masak.
Demikian juga, kepercayaan-kepercayaan yang bersifat kultural dapat menimbulkan tercemarnya makanan. Di daerah-daerah tertentu di Meksiko, misalnya, orang percaya bahwa tangan yang menjadi ”panas” karena menjahit, menyetrika, membuat kue, dan sebagainya, tidak boleh langsung dicuci. Mendinginkannya terlalu cepat dengan air, kata orang, akan menyebabkan rematik atau kram. Maka, seorang wanita dengan ”tangan panas” mungkin pergi ke kamar kecil dan kemudian menyiapkan makanan untuk keluarga tanpa mencuci tangan dahulu. Akibatnya, bakteri-bakteri yang berbahaya menyebar.
-
-
Upayakan agar Makanan Anda AmanSedarlah!—1990 (No. 32) | Sedarlah!—1990 (No. 32)
-
-
Upayakan agar Makanan Anda Aman
BAKTERI-BAKTERI penyebab penyakit yang berhubungan dengan makanan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat hidup—makanan, air, udara, kehangatan, dan waktu. Jika salah satu dari kebutuhan ini tidak dipenuhi, pertumbuhannya akan berhenti atau terhambat. Jadi makan dengan aman berarti makanan harus diolah dalam kondisi yang tidak memungkinkan tumbuhnya bakteri dalam makanan atau menyebarnya bahan-bahan pencemar di dapur.
-