PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Menemukan ’Reptilia Raksasa’ dari Zaman Purba
    Sedarlah!—1990 (No. 32) | Sedarlah!—1990 (No. 32)
    • Menemukan ’Reptilia Raksasa’ dari Zaman Purba

      BILA anda berdiri di tepi lembah Red Deer River, tepat di sebelah selatan kota Drumheller di Alberta, Kanada, anda sedang berdiri di batas dua dunia yang berbeda. Setinggi mata, di segala arah, terlihat ladang-ladang gandum yang sangat luas di padang-padang rumput Alberta. Tetapi, di sebelah bawah dari batu-batu karang yang terjal sampai ke lembah yang kering dan tandus, para pengunjung dapat membayangkan suatu dunia lain yang jauh berbeda dari dunia mereka—dunia dari dinosaurus.

      Di lembah ini, dengan ngarai-ngarainya yang curam yang terbentuk dari lapisan-lapisan batu endapan yang beraneka warna, ratusan tulang dinosaurus telah digali. Beberapa orang di daerah ini menyebut ngarai yang tandus ini ”the badlands” (tanah buruk). Tetapi para pengunjung, muda maupun tua, terpesona melihat peninggalan fosil binatang-binatang yang paling menakjubkan yang pernah hidup di bumi.

      Menemukan Dinosaurus

      Sebelum tahun 1824, dinosaurus tidak dikenal manusia. Pada tahun tersebut tulang-tulang dari beberapa jenis reptilia yang telah membatu ditemukan di Inggris. Ahli paleontologi Inggris Richard Owen menyebut binatang-binatang ini Dinosauria, dari dua kata Yunani deino dan sauros, yang artinya ”kadal yang mengerikan”. Dewasa ini nama itu masih umum digunakan, sekalipun dinosaurus adalah reptilia, bukan kadal.

      Sejak tahun 1824, fosil-fosil dinosaurus telah ditemukan di setiap benua. Catatan fosil, yang terdapat pada lapisan-lapisan batu sedimentasi, atau batu endapan, menunjukkan bahwa ada luar biasa banyak dan beragam jenis dinosaurus pada suatu masa dalam sejarah bumi yang disebut Abad Dinosaurus. Ada yang hidup di darat, dan ada juga yang hidup di rawa-rawa. Mungkin ada yang bahkan hidup dalam air, sangat serupa dengan kuda nil dewasa ini.

      Sejumlah besar sisa-sisa dinosaurus—termasuk bukti yang bukan terdiri dari tulang-tulang seperti jejak kaki—telah digali di Great Central Plain di Amerika Utara. Di padang-padang rumput Alberta bagian tengah terdapat banyak sisa-sisa dinosaurus, termasuk hampir 500 kerangka yang lengkap. Pada tahun 1920-an, ekspedisi-ekspedisi menemukan tulang-tulang dinosaurus di Gurun Gobi di Asia tengah. Pada tahun 1940-an ekspedisi Soviet di Mongolia menemukan sebuah kerangka dinosaurus yang panjangnya kira-kira 12 meter.

      Pada tahun 1986 para ilmuwan Argentina menemukan fosil-fosil dinosaurus pemakan tumbuh-tumbuhan di Antartika. Sebelumnya, Antartika adalah satu-satunya daratan tempat fosil dinosaurus belum ditemukan. Tepat sebelum itu, seorang peneliti Amerika menemukan tulang-tulang dinosaurus di Landaian Utara dari Alaska. Selama seratus tahun belakangan, tumpukan tulang-tulang dinosaurus telah ditemukan di begitu banyak tempat sehingga dapat dipastikan bahwa jauh di masa lampau dinosaurus hidup di banyak tempat.

      Kapan Mereka Hidup?

      Dinosaurus memegang peranan yang dominan di bumi pada zaman mereka. Tetapi kemudian mereka lenyap. Lapisan-lapisan batu yang mengandung fosil-fosil manusia secara konsisten muncul di atas lapisan-lapisan yang berisi fosil-fosil dinosaurus. Karena hal ini, para ilmuwan umumnya menyimpulkan bahwa manusia baru muncul di bumi belakangan setelah dinosaurus.

      Sehubungan dengan ini buku Palaeontology, oleh James Scott, mengatakan, ”Bahkan spesies yang paling awal dari Homo sapiens (manusia) hidup jauh setelah lenyapnya dinosaurus . . . Setelah pergeseran (melalui gerakan bumi) diperhitungkan, batu-batu yang mengandung fosil manusia secara konsisten muncul di atas batu-batu yang menyimpan tulang-tulang reptilia dinosaurus raksasa dan itu berarti bahwa fosil dinosaurus sudah ada pada zaman sebelum sisa-sisa peninggalan manusia.”

      Di lembah Red Deer River, terdapat sebuah lapisan dari batu sedimentasi yang mengandung tulang-tulang dinosaurus. Tepat di atas ini, ada sebuah lapisan coklat keungu-unguan yang mengikuti lekukan sisi bukit. Di atas lapisan coklat keungu-unguan tersebut ada sebuah lapisan batu endapan kecoklat-coklatan yang mengandung fosil pakis subtropis, yang menunjukkan adanya iklim panas. Di atas ini, ada beberapa lapisan batu bara. Lebih jauh ke atas sisi bukit ada lapisan-lapisan tanah yang butir-butirnya lebih kasar. Tidak didapati adanya tulang-tulang dinosaurus di lapisan manapun yang lebih atas.

      Buku A Vanished World: The Dinosaurs of Western Canada (Dunia yang Telah Lenyap: Dinosaurus dari Kanada Barat) menyatakan bahwa ”seluruh 11 jenis utama dinosaurus . . . lenyap dari daerah pedalaman sebelah barat kira-kira pada waktu yang sama”. Hal ini, dan kenyataan bahwa tulang-tulang manusia belum pernah ditemukan bersamaan dengan tulang-tulang dinosaurus, menyebabkan banyak ilmuwan mengambil kesimpulan bahwa Abad Dinosaurus berakhir sebelum manusia ada.

      Tetapi, patut diperhatikan bahwa ada yang mengatakan tulang-tulang dinosaurus dan tulang-tulang manusia tidak ditemukan di daerah yang sama karena dinosaurus tidak tinggal di daerah-daerah yang dihuni manusia. Pendapat yang berbeda-beda seperti itu menunjukkan bahwa catatan fosil tidak mengungkapkan rahasianya dengan begitu mudah dan bahwa tidak seorang pun di bumi dewasa ini tahu semua jawabannya.

      Ciri-Ciri Khas

      Para ilmuwan mengambil kesimpulan bahwa di sebelah timur Pegunungan Rocky di Amerika Utara pernah ada lautan yang dangkal. Laut ini lebarnya ratusan mil, terbentang dari Samudera Antartika yang sekarang sampai Meksiko. Di sepanjang garis pantai yang datar terdapat hutan-hutan lebat yang berawa-rawa. Fosil-fosil menunjukkan bahwa banyak jenis dinosaurus berkembang biak di daerah ekologi seperti ini. Edmontosaurus, dinosaurus berparuh seperti bebek yang panjangnya kira-kira 9 meter, berjalan-jalan dalam kawanan seperti lembu melalui rawa-rawa tersebut. Jejak-jejak kaki tiga jari yang terlindung dengan baik dan isi perut yang telah membatu menyebabkan ahli-ahli paleontologi menarik kesimpulan ini.

      Bukti lain menunjukkan bahwa beberapa dinosaurus mempunyai kebiasaan-kebiasaan sosial. Mereka suka tinggal berkelompok, mungkin dalam kelompok-kelompok seratus ekor atau lebih. Ditemukannya lapisan-lapisan sarang dan telur secara berturut-turut di tempat yang sama menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun beberapa dinosaurus kembali ke tempat yang sama untuk bersarang. Adanya sisa-sisa kerangka dari anak dinosaurus dekat sarang-sarang tersebut, menurut Scientific American, ’merupakan bukti kuat dari kelakuan sosial dari anak-anak [dinosaurus] dan juga secara tak langsung memperlihatkan kemungkinan penjagaan dari sang induk atas anak-anaknya setelah mereka menetas’.

      Maka bukti fosil menunjukkan bahwa ada banyak sekali dan beraneka ragam jenis dinosaurus. Tetapi bagaimana rupa mereka? Apakah rupa mereka semua menakutkan, berupa monster raksasa—”kadal yang mengerikan”? Mengapa mereka tampaknya lenyap dengan tiba-tiba?

      [Keterangan Gambar di hlm. 3]

      Smithsonian Institution, Washington, D.C.: Photo Number 43494

  • Bentuk dan Ukuran yang Berbeda dari Dinosaurus
    Sedarlah!—1990 (No. 32) | Sedarlah!—1990 (No. 32)
    • Bentuk dan Ukuran yang Berbeda dari Dinosaurus

      DARI semua bentuk kehidupan yang sekarang sudah punah, mungkin dinosauruslah yang paling merangsang daya imajinasi manusia. Dinosaurus sering dibayangkan luar biasa besar dan mengerikan. Ketika namanya mula-mula diberikan berdasarkan kata-kata Yunani yang berarti ”kadal yang mengerikan”, dinosaurus dibayangkan luar biasa besar dan menakutkan karena fosil-fosil dinosaurus yang ditemukan pada waktu itu berukuran besar.

      Beberapa jenis dinosaurus berukuran raksasa dan memang kelihatan menakutkan, beratnya mungkin lebih dari sepuluh kali berat gajah Afrika yang besar. Namun, selang beberapa dekade, para ahli paleontologi berhasil menggali tulang-tulang dari banyak dinosaurus yang lebih kecil. Ada yang sebesar keledai, dan ada yang tidak jauh lebih besar daripada seekor ayam! Mari kita perhatikan beberapa dari reptilia purba yang menakjubkan ini.

      Reptilia yang Bisa Terbang

      Satu jenis reptilia purba yang sangat menarik adalah pterosaurus (”kadal bersayap”), antara lain pterodaktil (”jari yang bersayap”). Tetapi ini bukan dinosaurus, juga bukan burung. Ini adalah reptilia yang dapat terbang dan digolongkan dengan reptilia lain seperti dinosaurus dan buaya. Ada yang lebar bentangan sayapnya 8 meter. Yang ditemukan di Texas pada tahun 1975 menunjukkan bahwa ada yang bentangan sayapnya lebih dari 15 meter. Ini mungkin binatang paling besar yang dapat terbang.

      Sekalipun pterosaurus mempunyai gigi, tengkorak, panggul, dan kaki belakang dari reptilia, mereka sama sekali tidak serupa dengan reptilia dinosaurus. Dan meskipun mereka kelihatan seperti burung dengan sayap yang kaku dan aerodinamis, binatang ini jauh berbeda. Seperti burung, pterosaurus mempunyai tulang-tulang yang cekung dan beberapa sendi yang fleksibel pada sayap dan pergelangan kaki. Namun, sayap burung tertutup oleh bulu-bulu dan bukan selaput seperti pada pterosaurus. Dan jari keempat dari tungkai depan pterosaurus bentuknya memanjang untuk menunjang selaput sayap. Pada burung jari kedualah yang menjadi penunjang utama dari sayapnya.

      Kelompok Ornitisian

      Ornitisian (”burung berpinggul”) adalah salah satu dari dua kelompok dinosaurus yang umum berdasarkan susunan pinggul mereka. Yang termasuk dalam golongan ini mempunyai struktur pinggul yang serupa dengan yang ada pada burung namun, tentu saja, jauh lebih besar. Ada beberapa yang berukuran kecil, yang lain sangat besar. Iguanodon panjangnya sampai 9 meter. Tengkorak dari beberapa jenis hadrosaurus memperlihatkan rahang atas dan bawah seperti paruh bebek, dengan banyak gigi. Hadrosaurus rupanya berkaki dua, berjalan atau berlari dengan dua kaki. Ada yang panjangnya sampai 10 meter.

      Stegosaurus adalah kelompok ornitisian yang mempunyai lempengan tipis lebar yang tergantung pada bagian belakang mereka. Binatang ini berjalan dengan empat kaki, panjangnya kira-kira 6 meter dan tingginya sampai di pinggulnya 2,4 meter. Belakangan ada pendapat bahwa lempengan-lempengan tulang yang ada di belakang tidak saja berfungsi sebagai pelindung tetapi juga sebagai sistem pendingin tubuhnya. Kaki belakangnya berat dan menyerupai kaki gajah, sedangkan ukuran kaki-kaki depannya lebih kecil, sehingga kepalanya yang kecil tergantung rendah dekat tanah. Ekornya berduri panjang dan tipis mulai dari ujung.

      Kelompok terakhir dari ornitisian—yang tersebar di seputar bumi—adalah seratopsian (ceratopsians), atau dinosaurus bertanduk. Panjang tubuhnya kira-kira 1,8 meter sampai 8 meter. Tidak seperti badak Afrika, ”tank-tank” bersenjata ini memiliki perpanjangan dari tengkorak yang besar yang membentuk pelindung leher yang khas. Jenis yang bertanduk tiga, yaitu triseratop, sangat umum dalam dunia dinosaurus. Dua tanduk di atas mata tumbuh sampai 90 sentimeter panjangnya. Banyak fosil triseratop telah ditemukan di lembah Red Deer River di Alberta.

      Kelompok Saurisian—Raksasa Dinosaurus

      Kelompok dinosaurus lain yang umum adalah saurisian (”berpinggul seperti kadal”), yang mempunyai struktur pinggul seperti pada kadal, namun sekali lagi, jauh lebih besar. Binatang ini cocok dengan konsep umum tentang dinosaurus: sangat besar dan menakutkan. Di antaranya adalah apatosaurus (dulunya disebut brontosaurus), yaitu dinosaurus pemakan tumbuh-tumbuhan yang berjalan dengan empat kaki. Panjangnya bisa mencapai 21 meter dan beratnya kira-kira 30 ton lebih. Dinosaurus ini ditemukan di Amerika Utara dan Eropa.

      Diplodokus yang sama besarnya agak menyerupai ular, dengan leher dan ekor yang panjang tetapi mempunyai kaki. Ini adalah dinosaurus paling panjang yang diketahui, sampai 27 meter, sekalipun beratnya agak kurang dari apatosaurus. Ditemukan di Amerika Utara, diplodokus mempunyai lubang hidung di atas kepala, sehingga ia bisa membenamkan hampir seluruh bagian dari kepalanya.

      Lalu ada brakiosaurus. Sebuah kerangka ditemukan di Tanzania yang panjangnya 21 meter. Ada beberapa yang beratnya diperkirakan lebih dari 86 ton. Tinggi binatang ini 12 meter, dengan tubuh yang menurun ke arah ekor, seperti jerapah.

      Pada tahun 1985 fosil hewan bertulang belakang yang ukurannya luar biasa ditemukan di New Mexico, A.S. Pengawas New Mexico Museum of Natural History (Museum Sejarah Alam) menyebutnya seismosaurus. Panjang binatang itu diperkirakan 30 meter dan beratnya lebih dari seratus ton!

      Tiranosaurus reks (”raja kadal yang lalim”) yang tampak ganas tingginya kira-kira 3 meter sampai di pinggulnya. Kalau berdiri, tingginya bisa mencapai kira-kira 6 meter. Panjangnya kurang lebih 12 meter. Panjang kepalanya 1,2 meter, dan mulutnya yang besar dilengkapi banyak gigi seperti kerucut berukuran 15 sentimeter. Kaki belakangnya seperti kaki gajah, sedangkan kaki depannya sangat kecil. Ekornya yang besar seperti ekor kadal menjulur ke belakang. Kesimpulan terakhir mengatakan bahwa tiranosaurus tidak berjalan dengan tubuh tegak melainkan horisontal, mengimbangi berat badannya dengan ekornya yang panjang.

      Perubahan Keadaan

      Banyak sekali dinosaurus dulu pernah hidup di seputar bumi, di atas daratan purba yang sudah lama lenyap. Ini terbukti dari catatan fosil. Namun makhluk-makhluk yang menakjubkan ini, bersama tidak terhitung banyaknya jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan, telah punah. Mengenai kapan hal ini terjadi, ahli paleontologi D. A. Russell mengatakan, ”Sangat disayangkan, cara-cara yang ada untuk mengukur jangka waktu dari peristiwa-peristiwa yang terjadi zaman dahulu kala, kurang saksama.”

      Apa yang terjadi dengan dinosaurus? Apa arti dari muncul dan lenyapnya mereka secara tiba-tiba? Apakah dengan adanya dinosaurus beberapa prinsip dasar dari teori evolusi Darwin dipertanyakan? Kita akan meneliti pertanyaan-pertanyaan itu dalam artikel berikut.

      [Bagan di hlm. 8, 9]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      9 meter

      6 meter

      3 meter

  • Apa yang Terjadi dengan Dinosaurus?
    Sedarlah!—1990 (No. 32) | Sedarlah!—1990 (No. 32)
    • Apa yang Terjadi dengan Dinosaurus?

      ”PALEONTOLOGI adalah ilmu yang mempelajari fosil, dan fosil adalah sisa-sisa dari kehidupan pada zaman-zaman lampau.” Namun seperti dikatakan seorang ahli paleontologi, ilmu ini adalah ”ilmu yang sangat mengandalkan spekulasi dan dogmatis”. Hal ini dapat dilihat dengan jelas sehubungan dengan dinosaurus. Dalam menyebutkan beberapa spekulasi mengenai apa yang terjadi atas binatang ini, ilmuwan dari Princeton G. L. Jepson mengatakan:

      ”Para penulis dengan berbagai tingkat kecakapan menyatakan bahwa punahnya dinosaurus disebabkan oleh iklim yang memburuk . . . atau oleh makanan. . . . Penulis-penulis lain menyalahkan penyakit, parasit, . . . perubahan dalam tekanan atau komposisi atmosfir, gas-gas beracun, debu gunung berapi, oksigen yang berlebihan dari tanaman, meteorit, komet, mengeringnya kolam gen oleh mamalia kecil pemakan telur, . . . radiasi kosmik, pergeseran kutub-kutub rotasi Bumi, banjir, pergeseran benua, . . . mengeringnya lingkungan rawa-rawa dan danau, titik-titik hitam pada matahari.”—The Riddle of the Dinosaur (Teka-teki Dinosaurus).

      Jelas dari spekulasi-spekulasi di atas bahwa para ilmuwan tidak dapat dengan pasti, menjawab pertanyaan: Apa yang terjadi dengan dinosaurus?

      Teori Kepunahan secara Tiba-Tiba

      Sebuah teori yang lebih baru dikemukakan oleh suatu tim bapa dan anak, Luis dan Walter Alvarez. Walter Alvarez telah menemukan, di luar kota Gubbio di Italia Tengah, lapisan tipis tanah liat merah yang aneh terjepit di antara dua lapisan batu kapur dalam formasi batu-batuan. Lapisan batu kapur yang berada di sebelah bawah mengandung banyak fosil. Lapisan yang ada di sebelah atas hampir tidak mengandung fosil, sehingga geolog-geolog itu menyimpulkan bahwa kehidupan lenyap secara tiba-tiba dan bahwa lapisan tanah liat merah yang tipis itu ada hubungannya dengan lenyapnya kehidupan.

      Hasil analisa mengungkapkan bahwa tanah liat itu kaya dengan iridium (suatu logam), 30 kali lebih banyak daripada konsentrasi yang biasanya terdapat dalam batu-batuan. Mereka tahu bahwa konsentrasi yang demikian tinggi dari unsur yang langka ini hanya mungkin datang dari pusat bumi atau dari sumber di luar bumi. Mereka mengambil kesimpulan bahwa iridium ini diendapkan oleh sebuah planet mini (asteroid) yang sangat besar yang membentur bumi, sehingga menyebabkan dinosaurus punah secara tiba-tiba.

      Setelah penemuan tanah liat yang kaya dengan iridium di Gubbio, endapan yang sama ditemukan di bagian-bagian lain di dunia. Apakah hal ini meneguhkan hipotesa asteroid? Beberapa ilmuwan tetap meragukannya. Tetapi sebagaimana diakui oleh buku The Riddle of the Dinosaur, hipotesa Alvarez menambahkan ”ragi segar kepada penyelidikan tentang kepunahan dan evolusi”. Dan ahli paleontologi Stephen Jay Gould mengakui bahwa hal itu dapat mengurangi ”pentingnya [hipotesa] persaingan antar spesies”.

      Sewaktu mengomentari teori baru ini dan punahnya dinosaurus yang tampaknya terjadi secara tiba-tiba, seorang penulis ilmiah mengakui, ”Hal ini dapat menggoyahkan dasar-dasar dari biologi evolusi dan mempertanyakan konsep seleksi oleh alam.”

      Ilmuwan dari Universitas Arizona David Jablonski mengambil kesimpulan bahwa ’untuk banyak tumbuh-tumbuhan dan binatang, kepunahannya mendadak dan agaknya istimewa. Kepunahan secara besar-besaran bukan sekedar pengaruh kumulatif dari kematian yang berangsur-angsur. Sesuatu yang luar biasa terjadi’. Munculnya mereka juga tiba-tiba. Scientific American menyatakan, ”Munculnya kedua kelas yang lebih rendah dari pterosaurus secara tiba-tiba, tanpa pendahulu yang jelas merupakan ciri khas dari catatan fosil.” Demikian juga halnya dengan dinosaurus. Muncul dan lenyapnya mereka secara relatif tiba-tiba bertentangan dengan pandangan yang umum diterima mengenai evolusi yang berlangsung perlahan-lahan.

      Menentukan Periode Waktu Dinosaurus

      Dibanding dengan tulang-tulang manusia, tulang-tulang dinosaurus sering ditemukan dalam lapisan-lapisan bumi yang lebih bawah. Ini menyebabkan banyak orang berkesimpulan bahwa dinosaurus hidup pada periode waktu yang lebih awal. Para geolog menyebut zaman ini masa Mesozoid dan membaginya menjadi zaman Kretaseus, Yurasik, dan Triasik. Pembagian waktu yang digunakan untuk masing-masing masa ini adalah dalam jumlah puluhan juta tahun. Tetapi apakah hal ini telah ditetapkan dengan kepastian yang dapat dipercaya?

      Sebuah cara yang digunakan untuk menentukan umur fosil disebut penentuan umur radiokarbon. Sistem penentuan umur ini mengukur kecepatan proses rusaknya karbon radioaktif dari saat matinya organisme tersebut. ”Setelah organisme mati, ia tidak lagi menyerap karbon dioksida baru dari sekelilingnya, dan proporsi isotopnya menurun selama proses rusaknya radioaktif itu,” demikian menurut Science and Technology Illustrated.

      Tetapi, ada problem-problem yang serius dengan sistem ini. Pertama-tama, pada waktu fosil diperkirakan berumur 50.000 tahun, kadar radioaktifnya sudah begitu rendah sehingga sukar sekali untuk dilacak. Kedua, bahkan dalam spesimen yang lebih baru, kadar ini telah begitu menurun sehingga masih sukar sekali untuk mengukurnya dengan tepat. Ketiga, para ilmuwan dapat mengukur kadar formasi karbon radioaktif yang ada dewasa ini namun tidak ada cara untuk mengukur konsentrasi karbon pada zaman purba.

      Jadi, tidak soal mereka menggunakan metode radiokarbon untuk menentukan umur fosil atau cara-cara lain, seperti penggunaan potasium radioaktif, uranium, atau torium, untuk menentukan umur batu-batuan, para ilmuwan tidak dapat menentukan kadar yang mula-mula dari unsur-unsur tersebut setelah waktu berabad-abad. Maka, profesor metalurgi Melvin A. Cook menyatakan, ”Seseorang hanya dapat menebak konsentrasi [dari bahan-bahan radioaktif] ini, dan umur yang diperoleh dengan cara itu tidak lebih baik dari dugaan ini.” Apalagi jika kita mempertimbangkan bahwa Air Bah pada zaman Nuh 4.300 tahun yang lalu mengakibatkan perubahan yang sangat besar pada atmosfir dan di atas bumi.

      Para geolog dari Dartmouth College Charles Officer dan Charles Drake menambahkan keraguan atas kesaksamaan penentuan umur berdasarkan radioaktif. Mereka menyatakan, ”Kami berkesimpulan bahwa iridium dan unsur-unsur lain yang ada hubungannya tidak tersimpan secara seketika . . . tetapi sebaliknya ada masukan yang kuat dan berubah-ubah dari unsur-unsur pokok ini selama suatu selang waktu geologis yang relatif singkat antara 10.000 sampai 100.000 tahun.” Mereka memberikan alasan bahwa pemisahan dan gerakan benua-benua mengacaukan seluruh bola bumi, menimbulkan letusan gunung berapi, menghalangi sinar matahari dan mengotori atmosfir. Tentu saja, kejadian-kejadian yang mengacaukan ini dapat mengubah kadar radioaktif, dengan demikian menyimpangkan hasil dari jam-jam radioaktif zaman modern.

      Catatan Kitab Kejadian dan Dinosaurus

      Sekalipun metode penentuan umur berdasarkan radioaktif sifatnya baru, cara itu masih berdasarkan spekulasi dan asumsi. Sebaliknya, catatan Alkitab dalam pasal pertama dari Kitab Kejadian dengan sederhana mencatat urutan penciptaan secara umum. Catatan itu menyatakan adanya kemungkinan berlalunya ribuan juta tahun sebelum bumi terbentuk dan beberapa milenium dalam setiap enam era, atau ”hari penciptaan”, untuk mempersiapkan bumi agar dapat dihuni oleh manusia.

      Beberapa dinosaurus (dan pterosaurus) bisa jadi telah benar-benar diciptakan pada era kelima yang ditulis di Kitab Kejadian, pada waktu Alkitab mengatakan bahwa Allah menciptakan ”burung” dan ”binatang-binatang laut yang besar”. Mungkin jenis-jenis dinosaurus yang lain diciptakan pada jangka waktu keenam. Kawanan besar dinosaurus dengan selera makan yang besar akan cocok mengingat berlimpahnya tumbuh-tumbuhan yang sudah pasti ada pada zaman mereka.—Kejadian 1:20-24.

      Pada waktu dinosaurus sudah memenuhi tujuan ia diciptakan, Allah mengakhiri kehidupan mereka. Namun Alkitab tidak mengatakan apa-apa mengenai cara Ia melakukannya dan kapan. Kita dapat yakin bahwa dinosaurus diciptakan oleh Yehuwa untuk suatu tujuan, sekalipun sekarang kita belum sepenuhnya mengerti apa tujuan itu. Adanya binatang itu bukan suatu kebetulan, bukan hasil evolusi. Kenyataan bahwa binatang itu tiba-tiba muncul dalam catatan fosil tanpa ada hubungannya dengan nenek moyang fosil manapun, dan juga lenyap tanpa meninggalkan mata rantai fosil penghubung, membuktikan tidak benarnya pendapat bahwa binatang seperti itu perlahan-lahan berevolusi selama waktu jutaan tahun. Maka, catatan fosil tidak mendukung teori evolusi. Sebaliknya, catatan itu selaras dengan pandangan Alkitab tentang kegiatan penciptaan dari Allah.

      [Blurb di hlm. 10]

      Catatan fosil dari dinosaurus tidak menunjang evolusi melainkan mendukung penciptaan

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan