-
Penipuan—Problem SeduniaSedarlah!—2004 | 22 Juli
-
-
Penipuan—Problem Sedunia
SEBAGAI pria yang berkarisma dan bertutur kata lembut, Wayne tampaknya adalah calon suami yang diidam-idamkan oleh Karen. ”Dia punya segala sesuatu yang saya impikan,” kata Karen. ”Semua orang bilang kami adalah pasangan yang sempurna. Ia membuat saya merasa sangat istimewa.”
Namun, ada yang menjadi ganjalan. Wayne memberi tahu Karen bahwa ia adalah orang penting nomor tiga dalam Organisasi Intelijen Rahasia Australia. Ia ingin mengundurkan diri, tetapi mereka tidak akan mengizinkannya. Ia tahu terlalu banyak hal. Mereka akan membunuhnya! Wayne dan Karen pun menyusun rencana. Mereka akan menikah, menggabungkan aset mereka, meninggalkan Australia, dan lari ke Kanada. Karen menjual rumahnya serta segala sesuatu yang dipunyainya dan mempercayakan uangnya kepada Wayne.
Acara perkawinan berlangsung sebagaimana direncanakan. Wayne lari dari negara itu, tetapi Karen ditinggalkan, ditelantarkan, dan hanya punya kurang dari enam dolar di bank. Ia segera sadar bahwa ia telah menjadi korban dari serangkaian dusta yang disusun secara saksama dengan satu tujuan, yakni menipu dia. Bagaikan seorang aktor, Wayne melakonkan seorang tokoh—tokoh yang dirancang sedemikian rupa untuk memikat dia. Semua yang ia katakan tentang latar belakang, minat, dan cintanya kepada Karen hanyalah dusta yang dirancang untuk memperoleh kepercayaannya—kepercayaan yang membuatnya kehilangan lebih dari 200.000 dolar AS. Seorang polisi menyatakan, ”Ia telah diperkosa secara emosi. Bahkan tanpa memperhitungkan kerugian materinya, penipuan bisa mengakibatkan rasa sakit yang sungguh luar biasa.”
”Saya benar-benar bingung,” kata Karen. ”Semua yang dia katakan tentang dirinya ternyata hanya dusta.”
Karen hanyalah salah satu dari tak terhitung banyaknya korban penipuan di seluruh dunia. Tidak diketahui berapa persisnya kerugian materi akibat penipuan, meskipun angkanya diperkirakan sebesar ratusan miliar dolar dan terus meningkat setiap tahun. Selain kerugian finansial, para korban seperti Karen merasa sangat terpukul dan sakit hati sewaktu mengetahui bahwa seseorang—sering kali orang yang mereka percayai—ternyata mengibuli mereka.
Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati
Penipuan didefinisikan sebagai ”rancangan terselubung atau taktik jahat yang sengaja disusun untuk mendapatkan uang melalui pengakuan, pernyataan, atau janji palsu”. Sayangnya, kebanyakan penipu lolos dari hukuman karena sering kali sulit untuk membuktikan bahwa seseorang memang sengaja melakukan penipuan. Di samping itu, banyak penipu tahu betul celah-celah hukum dan memanfaatkannya—mereka tahu bagaimana menipu orang dengan cara-cara yang sulit atau mustahil untuk diajukan ke meja hijau. Selain itu, untuk menyeret para penipu ke pengadilan, dibutuhkan banyak sekali waktu dan uang. Biasanya, yang berhasil divonis atas kejahatannya adalah mereka yang sudah mencuri jutaan dolar atau yang telah melakukan sesuatu yang cukup menghebohkan sehingga menarik perhatian masyarakat luas. Sekalipun seorang penipu tertangkap dan dihukum, kemungkinan ia sudah telanjur menghabiskan atau menyembunyikan uang hasil penipuannya. Akibatnya, para korban jarang menerima ganti rugi atas uang mereka yang sudah lenyap.
Singkatnya, jika Anda tertipu, kecil kemungkinan Anda akan mendapatkan kembali apa yang telah hilang, atau malah sama sekali tidak. Jauh lebih baik mengambil langkah pencegahan sehingga tidak menjadi korban ketimbang mencoba mendapatkan kembali uang Anda setelah tertipu. Seorang pria berhikmat lama berselang menulis, ”Cerdiklah orang yang melihat malapetaka kemudian menyembunyikan diri, tetapi orang yang kurang berpengalaman berjalan terus dan pasti menderita hukuman”. (Amsal 22:3) Artikel berikut akan menjelaskan bagaimana Anda dapat melindungi diri sendiri dari penipuan.
-
-
Cara Melindungi Diri dari PenipuanSedarlah!—2004 | 22 Juli
-
-
Cara Melindungi Diri dari Penipuan
ANDA mungkin pernah mendengar pepatah, ”Orang jujur tidak bisa ditipu.” Seperti halnya banyak pepatah lain, yang satu ini pun tidak benar. Setiap hari, ada saja orang jujur yang menjadi korban penipuan; kejujuran saja tidak melindungi mereka. Di dunia ini, ada saja orang-orang jenius yang menyusun dan melaksanakan siasat untuk menipu orang lain. Lebih dari seratus tahun yang lalu, seorang penulis mengomentari, ”Ada beberapa penipuan yang dirancang dengan begitu mahirnya sampai-sampai hanya orang bodoh yang tidak tertipu olehnya.”
Penipuan sudah ada lama berselang dan dimulai di Taman Eden. (Kejadian 3:1-5) Tipuan lama banyak variasinya, dan tipuan baru bermunculan setiap saat. Jadi, bagaimana Anda dapat melindungi diri sendiri ? Anda tidak perlu mencari tahu semua cara penipu beraksi. Cukup dengan mengetahui beberapa langkah pencegahan, Anda bisa terlindung dari penipuan.
Amankan Informasi Pribadi
Jika seseorang berhasil mencuri buku cek atau kartu kredit Anda, ia bisa menggunakannya untuk membeli barang-barang. Jika ia mencuri informasi rekening bank Anda, ia bisa memesan sesuatu dan mengeluarkan cek atas nama Anda. Jika ia mendapatkan cukup banyak informasi pribadi Anda, ia bisa berpura-pura menjadi diri Anda. Begitu identitas Anda dicuri, seorang penjahat bisa menarik uang dari rekening bank Anda, membeli sesuatu dan membebankannya ke rekening kartu kredit Anda, dan memperoleh pinjaman atas nama Anda.a Tahu-tahu, Anda bisa ditangkap atas suatu kejahatan yang tidak Anda lakukan!
Untuk melindungi diri sendiri dari penipuan yang satu ini, berhati-hatilah dengan semua dokumen pribadi, termasuk rekening koran dan buku cek, SIM, dan KTP Anda. Jangan berikan informasi pribadi atau finansial kepada orang lain kecuali mereka memiliki alasan hukum untuk memintanya. Hal ini khususnya berlaku untuk nomor kartu kredit dan informasi rekening bank. Sebenarnya, nomor kartu kredit Anda hanya perlu diberikan sewaktu Anda membeli sesuatu dengannya.
Ada penipu yang mengais-ngais tempat sampah untuk mencari informasi semacam itu. Kertas berisi data pribadi sebaiknya tidak dibuang begitu saja, tetapi dibakar atau dihancurkan. Ini mencakup lembaran cek, rekening koran, laporan saham yang tidak digunakan lagi, dan kartu kredit, SIM, serta paspor yang tidak berlaku lagi. Sebaiknya hancurkan juga aplikasi kartu kredit yang dikirimkan kepada Anda tanpa diminta, karena aplikasi ini berisi informasi tentang Anda yang dapat disalahgunakan orang lain.
Gunakan Akal Sehat
Ciri khas banyak penipuan adalah janji untuk mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak realistis dengan menanamkan sejumlah uang. Cara penipuan yang umum dengan iming-iming bisa cepat kaya adalah melalui sistem piramida. Meskipun penipuan jenis ini banyak variasinya, strategi umumnya adalah membuat pemodal merekrut pemodal lain, lalu si perekrut menerima komisi.b Surat berantai menggunakan prinsip yang sama dengan meminta Anda mengirimkan uang kepada orang-orang yang namanya tercantum di bagian atas suatu daftar. Anda dijanjikan akan menerima ribuan dolar setelah nama Anda berada di bagian atas daftar itu.
Sistem piramida selalu runtuh karena mustahil untuk terus merekrut anggota baru. Coba perhatikan perhitungannya. Jika lima orang memulai suatu piramida dan masing-masing merekrut lima orang lagi, jumlah orang baru yang direkrut menjadi 25 orang. Selanjutnya, jika mereka masing-masing merekrut 5 orang, itu berarti 125 orang lagi. Sewaktu perekrutan itu mencapai tingkat kesembilan, akan ada hampir dua juta orang yang harus merekrut lebih dari sembilan juta orang lain! Para promotor sistem piramida tahu betul bahwa ada titik jenuhnya. Sewaktu mereka merasa bahwa titik itu sudah hampir tercapai, mereka mengambil uangnya lalu lari. Anda kemungkinan akan kehilangan uang Anda, dan orang-orang yang telah Anda rekrut kini mencoba menagih kembali uang mereka dari Anda. Ingatlah, dalam sistem piramida, agar Anda mendapat uang, harus ada orang lain yang kehilangan uangnya.
Apakah ada yang menawari Anda untuk mendapatkan uang atau keuntungan yang sangat besar dengan mudah asalkan Anda menanam sejumlah uang? Ingatlah: Kalau suatu tawaran terdengar terlalu muluk, biasanya itu adalah penipuan. Jangan cepat-cepat mempercayai pernyataan dan kesaksian yang diiklankan sambil berpikir, ”Yang satu ini beda.” Camkanlah bahwa tidak ada orang yang bisnisnya membagi-bagikan uang atau memberikan rahasia untuk membuat Anda kaya. Jika ada yang mengaku memiliki pengetahuan istimewa yang akan menguntungkan Anda, tanyai diri sendiri, ’Mengapa dia tidak menggunakannya untuk memperkaya dirinya sendiri? Mengapa dia membuang-buang waktu untuk mencoba menjualnya kepada saya?’
Bagaimana jika Anda diberi tahu bahwa Anda telah memenangkan suatu sayembara atau hadiah? Jangan girang dulu—itu bisa jadi adalah penipuan yang telah memakan banyak korban. Misalnya, seorang wanita di Inggris menerima sepucuk surat dari Kanada yang mengatakan bahwa ia telah memenangkan suatu hadiah tetapi ia perlu mengirimkan biaya pengurusan sebesar 25 dolar. Setelah mengirimkan uang itu, ia menerima telepon dari Kanada yang mengatakan bahwa ia telah memenangkan hadiah ketiga dalam suatu undian senilai 245.000 dolar tetapi bahwa ia harus membayar sekian persen dari jumlah itu sebagai biaya pengurusan. Ia mengirimkan 2.450 dolar dan tidak menerima apa pun. Kalau Anda diharuskan membayar untuk suatu ”hadiah gratis”, pasti itu penipuan. Tanyai diri sendiri, ’Bagaimana mungkin saya bisa memenangkan hadiah dalam sayembara yang tidak saya ikuti?’
Berbisnislah Hanya dengan Orang yang Bereputasi
Apakah Anda merasa bahwa Anda bisa tahu kalau seseorang tidak jujur? Berhati-hatilah! Para penipu tahu caranya membuat orang mempercayai mereka. Itu keahlian mereka. Para penjual, yang jujur maupun yang tidak, tahu bahwa sebelum ia dapat menjual dagangannya, ia harus bisa membuat orang lain mempercayai dirinya. Tentu saja, ini tidak berarti Anda harus menganggap semua orang tidak jujur, tetapi dalam batas yang masuk akal, sikap curiga dapat melindungi Anda dari penipuan. Ketimbang mengandalkan insting Anda untuk mengetahui kejujuran seseorang, perhatikan dua ciri khas penipuan: Pertama, apakah tawarannya terdengar terlalu muluk, dan kedua, apakah si penjual mendesak Anda untuk cepat-cepat membuat keputusan?
Tawaran yang muluk-muluk membanjiri Internet. Meskipun Internet menawarkan banyak hal yang baik, ia juga memungkinkan para kriminal menipu korbannya dengan cepat dan tidak ketahuan. Apakah Anda punya alamat E-mail? Jika ya, Anda mungkin menjadi penerima spam—E-mail komersial yang tidak diminta. Meskipun spam menawarkan barang dan jasa yang tak terbatas jenisnya, kebanyakan adalah tipuan. Jika Anda membalas sebuah E-mail yang tidak diminta dengan mengirimkan uang untuk suatu produk atau jasa, Anda kemungkinan tidak akan menerima apa pun. Kalaupun Anda menerima sesuatu, hampir dapat dipastikan itu tidak sebanding dengan uang yang telah Anda kirimkan. Nasihat terbaik adalah, Jangan pernah membeli apa pun dari pengirim spam.
Hal ini juga berlaku untuk orang-orang yang menelepon Anda dengan maksud menjual sesuatu. Meskipun banyak telepon yang menawarkan produk dan jasa dilakukan oleh bisnis yang sah, penipuan berkedok pemasaran lewat telepon menguras miliaran dolar dari dompet orang-orang setiap tahun. Mustahil mengetahui apakah suatu telepon sah atau tidak dengan sekadar berbicara dengan si penelepon. Seorang penipu bahkan bisa berpura-pura menjadi wakil bank atau agen perlindungan kartu kredit. Anda seharusnya curiga jika seorang penelepon mengaku mewakili sebuah bank atau perusahaan tempat Anda menjadi pelanggan dan menanyakan informasi yang seharusnya sudah mereka miliki. Jika hal itu terjadi, mintalah nomor telepon orang itu. Lalu telepon kembali setelah memastikan bahwa itu memang nomor bank atau agen yang bersangkutan.
Prinsipnya adalah tidak memberikan nomor kartu kredit atau informasi pribadi lain apa pun kepada orang asing yang menelepon Anda. Jika seseorang menelepon dengan maksud menjual sesuatu yang tidak Anda inginkan, Anda dapat dengan sopan mengatakan, ”Maaf, saya tidak berbisnis lewat telepon dengan orang yang tidak saya kenal.” Lalu tutup telepon itu. Anda tidak perlu berbicara lama-lama dengan orang tak dikenal yang mungkin mencoba menipu Anda.
Lakukan bisnis hanya dengan perusahaan dan orang yang bereputasi. Ada banyak perusahaan yang sah dan Anda dapat dengan aman berbisnis dengan mereka lewat telepon atau Internet. Jika memungkinkan, cari tahulah tentang wiraniaga, perusahaan, dan investasi yang ditawarkan itu melalui suatu agen independen. Tanyakan informasi tentang investasi itu, dan bacalah dengan saksama untuk memastikan bahwa itu memang sah. Jangan mau didesak atau dipaksa untuk segera mengambil keputusan.
Hitam di atas Putih
Tidak semua penipuan pada awalnya dirancang sebagai penipuan. Bisnis yang jujur bisa gagal. Sewaktu hal itu terjadi, para pengelolanya mungkin panik dan menggunakan cara-cara penipuan untuk memulihkan kerugiannya. Anda pasti pernah mendengar cerita tentang para eksekutif yang berdusta tentang pemasukan dan laba perusahaannya lalu, sewaktu bisnisnya bangkrut, lari dengan uang yang tersisa.
Untuk melindungi diri sendiri dari penipuan dan kesalahpahaman, Anda harus memastikan bahwa semua perinciannya tertulis hitam di atas putih sebelum melakukan investasi besar-besaran apa pun. Kontrak apa pun yang Anda tanda tangani harus mencantumkan semua persyaratan investasi dan janji yang diberikan. Sadarilah juga bahwa tidak soal seberapa aman pun suatu investasi tampaknya, tidak seorang pun dapat menjamin bahwa segala sesuatu akan berjalan sebagaimana direncanakan. (Pengkhotbah 9:11) Bagaimanapun juga, tidak ada investasi yang bebas risiko. Oleh karena itu, suatu kesepakatan harus menguraikan secara tertulis apa tugas dan tanggung jawab setiap orang seandainya bisnis tersebut gagal.
Dengan menyadari dan menerapkan prinsip-prinsip dasar yang telah kami ulas secara singkat, Anda bisa memperkecil kemungkinan menjadi korban penipuan. Sebuah peribahasa klasik dari Alkitab memberikan nasihat yang berharga. Bunyinya, ”Orang yang kurang berpengalaman percaya pada setiap perkataan, tetapi orang yang cerdik mempertimbangkan langkah-langkahnya.” (Amsal 14:15) Seorang penipu mencari mangsa yang empuk, yakni orang-orang yang gampang mempercayai kata-katanya. Sayangnya, ada banyak orang yang tidak mengambil langkah pencegahan terhadap penipuan.
[Catatan Kaki]
b Sistem piramida didefinisikan sebagai ”program multilevel marketing (MLM) yang mengharuskan orang-orang membayar biaya pendaftaran guna memperoleh kesempatan merekrut orang lain untuk melakukan hal yang sama”. Sistem ini biasanya tidak menawarkan produk tertentu.
[Kutipan di hlm. 7]
Kalau suatu tawaran terdengar terlalu muluk, biasanya itu adalah penipuan
[Kotak/Gambar di hlm. 6]
Nasihat bagi Korban Penipuan
Para korban penipuan biasanya dilanda perasaan malu, bersalah, dan marah kepada diri sendiri. Jangan salahkan diri sendiri. Anda cuma korbannya; yang patut dipersalahkan adalah orang yang menipu Anda. Jika Anda telah membuat kekeliruan, akuilah kepada diri sendiri, lalu biarkan apa yang terjadi berlalu dan jalani kehidupan Anda seperti biasa. Jangan simpulkan bahwa Anda orang bodoh. Ingatlah bahwa para penipu telah berhasil menipu orang-orang yang sangat pintar—kepala negara, manajer bank, eksekutif, manajer keuangan, jaksa, dan lain-lain.
Para korban penipuan tidak hanya direnggut uang atau hartanya, tetapi juga rasa percaya diri dan harga dirinya. Sewaktu ditipu oleh seorang ”sahabat”, Anda pasti merasa dikhianati. Memang pedih rasanya sewaktu ditipu. Tidak apa-apa untuk bersedih selama beberapa waktu. Sering kali, Anda akan merasa lebih baik setelah mencurahkan perasaan kepada seseorang yang Anda percayai. Doa juga dapat sangat menenteramkan Anda. (Filipi 4:6-8) Namun, sadarilah bahwa Anda tidak boleh larut dalam kesedihan. Buat apa berlama-lama sengsara? Tetapkan tujuan yang positif, berupayalah mencapainya.
Berhati-hatilah dengan penipuan berkedok pengembalian. Para penipu akan menelepon orang yang telah ditipu dan menawarkan bantuan untuk mendapatkan kembali uang yang hilang. Tujuannya adalah menipu orang yang sama sekali lagi.
[Kotak/Gambar di hlm. 8, 9]
Spam—Enam Penipuan Umum Lewat E-mail
1. Sistem piramida: Ini sering kali berkedok kesempatan untuk mendapatkan banyak uang dengan sedikit kerja dan modal kecil. Salah satu taktiknya adalah menawarkan komputer atau alat elektronik dengan syarat membayar iuran keanggotaan suatu klub dan kemudian merekrut orang lain. Variasi lainnya adalah surat berantai. Hampir semua surat berantai ilegal. Kebanyakan orang yang mengirimkan uangnya benar-benar kehilangan uang itu.
2. Sistem kerja-di-rumah: Salah satu bentuk penipuan ini menawari Anda kesempatan untuk merakit sesuatu seperti perhiasan, mainan, atau kerajinan anak-anak. Anda menginvestasikan uang untuk membeli bahannya dan juga waktu untuk merakit produknya, tetapi kemudian diberi tahu bahwa karya Anda tidak dapat dijual kepada pihak yang menawarkan sistem ini karena tidak memenuhi standar mereka.
3. Produk kesehatan dan diet: Internet dibanjiri tawaran produk-produk seperti pil pelangsing tubuh tanpa perlu berolahraga atau menjalani diet, obat impotensi, dan krim pencegah kerontokan rambut. Tawaran ini adakalanya disertai kesaksian dari pengguna yang puas. Kata-kata yang umum digunakan dalam iklan ini antara lain ”terobosan ilmiah”, ”obat ajaib”, ”formula rahasia”, dan ”ramuan kuno”. Sebenarnya, sebagian besar produk ini sama sekali tidak manjur.
4. Kesempatan berinvestasi: Penipuan yang satu ini biasanya menawarkan keuntungan yang besar dengan sedikit atau tidak ada risiko. Versi umumnya mencakup investasi di sebuah bank asing. Para investor dipikat dengan jaminan bahwa uang mereka ditangani oleh tokoh-tokoh keuangan tingkat tinggi dan memiliki informasi dari orang dalam.
5. Pemutihan catatan bank: Penipuan ini menawarkan jasa menghapus keterangan negatif dari catatan kredit Anda sehingga Anda dapat memenuhi syarat untuk mendapat kartu kredit, mendapat pinjaman untuk membeli mobil, atau memperoleh pekerjaan. Para promotornya sama sekali tidak dapat memenuhi janji mereka.
6. Promosi hadiah liburan: Anda menerima E-mail berisi ucapan selamat karena Anda telah memenangkan suatu kesempatan berlibur dengan harga yang amat murah. Ada yang mengatakan bahwa Anda telah dipilih secara khusus. Ingatlah bahwa pemberitahuan yang sama mungkin telah dikirimkan kepada jutaan orang lain dan bahwa akomodasi yang bakal Anda terima sama sekali tidak senilai dengan yang diiklankan.
[Keterangan]
Source: U.S. Federal Trade Commission
-
-
Di Mana Anda Dapat Menemukan Moralitas?Sedarlah!—2004 | 22 Juli
-
-
Di Mana Anda Dapat Menemukan Moralitas?
KITA tinggal dalam dunia yang nilai etikanya sedang berubah-ubah. Praktek-praktek tidak jujur yang dahulu dikecam sering kali dibiarkan dewasa ini. Pencuri dan penipu sering kali diagung-agungkan dan dianggap sebagai pahlawan dalam media massa. Alhasil, banyak orang bersikap seperti yang digambarkan dalam Alkitab, ”Apabila engkau melihat seorang pencuri, engkau bahkan senang bersamanya.”—Mazmur 50:18.
Namun, para penipu sama sekali tidak pantas dikagumi. Seorang penulis mengatakan, ”Ciri khas para penipu adalah bakat alaminya, yang sering kali terlihat sewaktu masih sangat muda, untuk memanipulasi orang-orang di sekitar mereka. Selain berbakat, mereka melakukan hal itu tanpa sedikit pun merasa bersalah atau menyesal. Sebaliknya, mereka malah merasa sangat puas—suatu sensasi yang mendorong mereka agar terus memanipulasi orang lain untuk mendapatkan segala keinginan mereka, tidak peduli apa pun akibatnya bagi si korban.”
Tentu saja, masyarakat bersimpati kepada janda yang tabungan hari tuanya ludes karena ditipu, tetapi tidak banyak yang sedih sewaktu ada yang menipu perusahaan besar atau perusahaan asuransi. Banyak yang bernalar bahwa toh perusahaan-perusahaan itu punya banyak uang. Tetapi, penipuan tersebut bukan hanya problem bagi perusahaan yang bersangkutan; kalau mereka rugi, konsumen pun ikut rugi. Misalnya, di Amerika Serikat, rata-rata keluarga membayar premi asuransi tambahan lebih dari 1.000 dolar per tahun untuk menutupi kerugian akibat penipuan.
Selain itu, banyak orang memanfaatkan kesempatan untuk membeli barang imitasi murahan dari produk bermerek, seperti pakaian, jam tangan, parfum, kosmetik, dan tas. Mereka mungkin sadar bahwa barang palsu merugikan perusahaan hingga ratusan miliar dolar setiap tahun, tetapi mereka mengira bahwa itu tidak mempengaruhi mereka. Namun, pada akhirnya, para konsumen harus membayar lebih banyak untuk barang dan jasa yang asli. Selain itu, membeli barang palsu sama saja dengan mengisi dompet para penjahat.
Seorang pengarang yang bisnisnya memerangi penipuan menulis, ”Saya yakin bahwa alasan utama ada begitu banyak penipuan dewasa ini adalah karena kita tinggal dalam masyarakat yang sangat tidak beretika. Etika telah merosot tajam dan hal ini mengilhami budaya tipu-menipu. . . . Kita tinggal dalam masyarakat yang tidak mengajarkan etika di rumah. Kita hidup dalam masyarakat yang tidak mengajarkan etika di sekolah, karena para guru takut dituduh memaksakan moralitas kepada anak-anak.”
Sebaliknya, Saksi-Saksi Yehuwa benar-benar mengajarkan dan berupaya hidup selaras dengan standar moral Firman Allah. Mereka dibimbing oleh prinsip-prinsip seperti berikut ini:
● ”Engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri.”—Matius 22:39.
● ”Jangan berbuat curang.”—Markus 10:19.
● ”Biarlah orang yang mencuri tidak mencuri lagi, tetapi sebaliknya biarlah ia bekerja keras, melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya, agar ia memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan.”—Efesus 4:28.
● ”Kami ingin bertingkah laku jujur dalam segala perkara.”—Ibrani 13:18.
Saksi-Saksi tidak merasa diri paling benar atau paling saleh, tetapi mereka percaya bahwa jika semua orang menerapkan prinsip-prinsip ini, dunia ini akan jauh lebih nyaman untuk ditinggali. Mereka juga percaya pada janji Allah bahwa hal itu akan terwujud.—2 Petrus 3:13.
-