PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Kemerdekaan Sejati​—Dari Sumber Mana?
    Menara Pengawal—1992 | 1 April
    • Kemerdekaan Sejati​—Dari Sumber Mana?

      ”Orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. Koreksilah aku, Oh Yehuwa.”—YEREMIA 10:23, 24, NW.

      1, 2. Bagaimana kebanyakan orang memandang kemerdekaan, namun kebutuhan apa lagi yang perlu dipertimbangkan?

      TIDAK diragukan saudara pasti menghargai kemerdekaan sejati. Saudara ingin bebas menyatakan pandangan saudara sendiri, bebas memutuskan di mana dan bagaimana saudara ingin hidup. Saudara ingin memilih pekerjaan yang akan saudara lakukan, memilih makanan, musik, teman-teman saudara. Saudara mempunyai pilihan sendiri mengenai banyak hal, besar dan kecil. Tidak ada manusia normal yang ingin diperbudak oleh penguasa-penguasa diktator, dengan sedikit atau tanpa kebebasan memilih.

      2 Namun, tidakkah saudara menginginkan juga suatu dunia di mana orang-orang lain dan juga saudara sendiri akan mendapatkan manfaat dari kemerdekaan sejati? Tidakkah saudara menginginkan suatu dunia di mana kemerdekaan akan dilindungi sehingga kehidupan setiap orang akan memiliki makna yang paling penuh? Dan jika mungkin, bukankah saudara juga ingin hidup dalam suatu dunia yang bebas dari perasaan takut, kejahatan, kelaparan, kemiskinan, polusi, penyakit, dan peperangan? Pastilah kemerdekaan yang demikian sangat didambakan.

      3. Mengapa kita menghargai kemerdekaan?

      3 Mengapa kita umat manusia sangat mendambakan kemerdekaan? Alkitab menyatakan, ”Di mana ada roh Yehuwa, di situ ada kemerdekaan.” (2 Korintus 3:17, NW) Jadi Yehuwa adalah Allah kemerdekaan. Dan karena Ia menciptakan kita dalam ”gambar dan rupa” Dia, Ia mengaruniakan kita kehendak bebas agar kita dapat menghargai dan mendapatkan manfaat dari kemerdekaan.—Kejadian 1:26.

      Kemerdekaan Disalahgunakan

      4, 5. Bagaimana kemerdekaan telah disalahgunakan sepanjang sejarah?

      4 Sepanjang sejarah jutaan orang telah diperbudak, disiksa, atau dibunuh karena orang-orang lain menyalahgunakan kehendak bebas. Alkitab mengisahkan bahwa kira-kira 3.500 tahun yang lalu, ’orang-orang Mesir dengan kejam menindas putra-putra Israel dan terus membuat hidup mereka sengsara dengan perbudakan yang keras’. (Keluaran 1:13, 14) The Encyclopedia Americana berkata bahwa pada abad keempat S.M., jumlah budak yang tinggal di Atena dan dua kota lain di Yunani jauh melebihi jumlah orang merdeka, dengan perbandingan 4 banding 1. Sumber ini juga mengatakan, ”Di Roma, pada mulanya seorang budak tidak mempunyai hak apa pun. Ia dapat dibunuh untuk kesalahan yang paling kecil.” Compton’s Encyclopedia mencatat, ”Di Roma, tenaga kerja para budak menjadi fondasi negara. . . . Di ladang budak-budak sering bekerja dalam keadaan dirantai. Pada malam hari mereka diikat bersama dan dikurung dalam penjara-penjara besar, yang separuh terkubur di bawah tanah.” Karena banyak budak dulunya adalah orang-orang merdeka, bayangkan betapa pedihnya kehidupan mereka yang telah dihancurkan itu!

      5 Selama berabad-abad, Susunan Kristen terlibat dalam perdagangan budak yang menindas. The World Book Encyclopedia berkata, ”Sejak tahun 1500-an sampai 1800-an, orang-orang Eropa mengirim kira-kira 10 juta budak kulit hitam dari Afrika ke hemisfer (belahan bumi) Barat.” Dalam abad ke-20 ini, jutaan tawanan harus bekerja sampai mati atau dibunuh dalam kamp-kamp konsentrasi Nazi sebagai akibat dari politik pemerintah. Para korban mencakup banyak dari Saksi-Saksi Yehuwa yang dipenjarakan karena mereka tidak mau mendukung rezim Nazi yang kejam.

      Perbudakan kepada Agama Palsu

      6. Bagaimana agama palsu memperbudak orang-orang di Kanaan purba?

      6 Ada juga perbudakan yang dihasilkan dari kesetiaan kepada agama palsu. Misalnya, di Kanaan purba, anak-anak dikorbankan kepada Molokh. Konon di dalam patung raksasa dari dewa palsu ini ada dapur api yang menyala-nyala. Anak-anak dilemparkan hidup-hidup ke dalam lengan yang terentang dari patung itu, menjerumuskan mereka ke dalam nyala api yang berada di bawah. Bahkan orang-orang Israel ada yang mempraktikkan ibadat palsu ini. Allah menyatakan bahwa mereka ”mempersembahkan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka kepada Molokh sebagai korban dalam api, sekalipun Aku tidak pernah memerintahkannya kepada mereka dan sekalipun hal itu tidak pernah timbul dalam hatiKu, yakni hal melakukan kejijikan ini”. (Yeremia 32:35) Apa manfaat yang Molokh berikan kepada para penyembahnya? Di manakah sekarang bangsa-bangsa di negeri Kanaan dan ibadat kepada Molokh? Semua telah lenyap. Itu adalah ibadat yang palsu, ibadat yang tidak didasarkan atas kebenaran melainkan atas dusta.—Yesaya 60:12.

      7. Praktik-praktik mengerikan apa merupakan bagian dari agama Aztek?

      7 Berabad-abad yang lalu di Amerika Tengah, orang-orang Aztek menjadi budak ibadat palsu. Ada dewa-dewa pribadi, kekuatan alam disembah sebagai dewa atau allah, berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari masing-masing mempunyai dewanya sendiri, tiap tanaman mempunyai dewanya, bahkan bunuh diri ada dewanya. Buku The Ancient Sun Kingdoms of the Americas menceritakan, ”Pemerintahan Aztek Meksiko diorganisasi dari atas sampai bawah untuk menunjang, dan dengan demikian menenangkan, kuasa-kuasa yang tidak kelihatan dengan sebanyak mungkin jantung manusia yang dapat diberikan kepada mereka. Darah adalah minuman allah-allah mereka. Untuk mendapatkan korban-korban tawanan yang cocok sebagai persembahan bagi allah-allah mereka, dengan tiada henti-hentinya diadakan peperangan-peperangan kecil.” Ketika sebuah kuil piramide yang besar dibaktikan pada tahun 1486, ribuan tawanan ”diperintahkan berbaris berderet-deret menunggu dibaringkan dengan kaki terkangkang dan tangan terlentang di atas batu persembahan. Jantung mereka dikeluarkan, dan diarahkan ke matahari sejenak” untuk menyenangkan dewa matahari. The World Book Encyclopedia berkata, ”Para penyembah kadang-kadang memakan bagian-bagian dari tubuh sang korban.” Namun, agama yang memperbudak itu tidak dapat menyelamatkan Kerajaan Aztek atau agama palsunya.

      8. Apa yang dikatakan seorang pramuwisata mengenai pembantaian modern yang jauh melebihi apa yang telah terjadi di antara orang-orang Aztek?

      8 Pada suatu kali, para wisatawan mengunjungi sebuah museum yang di dalamnya ada sebuah lemari peraga menggambarkan imam-imam Aztek sedang memotong dan mengeluarkan jantung seorang pemuda. Ketika pramuwisata menjelaskan hal itu, salah seorang dalam kelompok terengah. Kemudian pramuwisata berkata, ”Saya tahu Anda merasa muak terhadap kebiasaan orang Aztek untuk mengorbankan pemuda-pemuda kepada dewa-dewa kafir. Akan tetapi, pada abad ke-20 ini, jutaan pemuda telah dikorbankan kepada dewa peperangan. Apakah hal itu lebih baik?” Merupakan suatu kenyataan bahwa dalam peperangan para pemimpin agama dalam setiap bangsa memanjatkan doa memohonkan kemenangan dan memberkati bala tentara, meskipun orang-orang dari agama yang sama sering kali berada di pihak lawan dan saling membunuh satu sama lain.—1 Yohanes 3:10-12; 4:8, 20, 21; 5:3.

      9. Praktik apa yang menelan lebih banyak kehidupan pemuda-pemuda dibanding praktik lain mana pun dalam sejarah?

      9 Mengorbankan pemuda-pemuda kepada Molokh, kepada dewa-dewa Aztek, atau kepada peperangan telah diungguli oleh pembunuhan atas bayi-bayi yang belum dilahirkan melalui aborsi, kira-kira 40 sampai 50 juta setahun di seluruh dunia. Jumlah bayi yang dibunuh melalui aborsi dalam tiga tahun belakangan ini saja lebih besar daripada seratus juta orang yang tewas dalam semua peperangan pada abad ke-20 ini. Setiap tahun, jumlah bayi yang digugurkan beberapa kali lipat lebih banyak dari jumlah korban yang dibunuh dalam 12 tahun pemerintahan Nazi. Pada dekade-dekade belakangan ini, jumlah bayi yang dibunuh dalam aborsi ribuan kali lebih banyak dari semua orang yang pernah dikorbankan kepada Molokh atau kepada dewa-dewa Aztek. Namun banyak (kalau tidak kebanyakan) dari antara mereka yang melakukan aborsi, atau yang melaksanakannya, mengaku beragama.

      10. Dengan cara lain apa orang-orang diperbudak kepada agama palsu?

      10 Agama palsu memperbudak orang dengan cara lain lagi. Misalnya, banyak orang percaya bahwa orang yang sudah mati hidup di dunia roh. Salah satu akibat dari kepercayaan tersebut ialah perasaan takut dan penyembahan kepada leluhur yang sudah meninggal untuk memperoleh keuntungan dari mereka. Hal ini membuat orang menjadi budak dari dukun-dukun, perantara roh atau cenayang, dan pendeta-pendeta yang dipanggil dengan anggapan akan membantu orang yang hidup untuk menenangkan orang mati. Dengan tepat dapat diajukan pertanyaan, Apakah ada jalan keluar dari perbudakan demikian?—Ulangan 18:10-12; Pengkhotbah 9:5, 10.

  • ”Tatanan Dunia Baru” Manusia Sudah Dekat?
    Menara Pengawal—1992 | 1 April
    • ”Tatanan Dunia Baru” Manusia Sudah Dekat?

      1. Bagaimana hasrat untuk lebih banyak kemerdekaan politik dinyatakan dalam tahun-tahun belakangan?

      DEWASA INI, jutaan orang diperbudak agama palsu, dan banyak orang memilih untuk tetap demikian. Pada waktu yang sama, semakin banyak orang menuntut kemerdekaan politik. Peristiwa-peristiwa luar biasa selama tahun-tahun yang baru lalu di Eropa Timur dan di tempat-tempat lain telah memperlihatkan bahwa orang-orang mendambakan bentuk-bentuk pemerintahan yang lebih merdeka. Akibatnya, banyak orang mengatakan bahwa suatu era kemerdekaan yang baru sudah dekat. Presiden Amerika Serikat menyebutnya ”suatu tatanan dunia baru”. Sesungguhnya, para pemimpin dunia di mana-mana berkata bahwa Perang Dingin dan perlombaan senjata telah berakhir dan bahwa suatu era perdamaian yang baru telah semakin dekat bagi umat manusia.—Bandingkan 1 Tesalonika 5:3.

      2, 3. Kondisi apa bekerja bertentangan dengan kemerdekaan yang sejati?

      2 Namun, bahkan jika upaya manusia menghasilkan berkurangnya persenjataan dan bentuk pemerintahan yang lebih bebas, apakah kemerdekaan yang sejati benar-benar akan terwujud? Tidak, karena problem-problem yang mengejutkan yang terdapat di semua bangsa, termasuk bangsa-bangsa demokratis, yang jumlah orang miskin meningkat dan jutaan orang berjuang untuk tetap hidup secara ekonomi. Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan bahwa meskipun kemajuan-kemajuan dalam sains dan pengobatan, setiap hari di seluruh dunia rata-rata 40.000 anak mati karena malnutrisi atau penyakit yang dapat dihindari. Seorang pakar dalam bidang ini berkata, ”Kemiskinan sekarang menjadi ciri yang permanen yang benar-benar mengancam masa depan umat manusia.”

      3 Sebagai tambahan, dibandingkan masa-masa sebelumnya lebih banyak orang menjadi korban kejahatan yang semakin lebih kejam. Kebencian antar ras, politik, dan agama memecah-belah berbagai negeri. Di beberapa tempat keadaannya tidak jauh berbeda dari keadaan di masa depan yang diuraikan dalam Zakharia 14:13 (BIS), manakala orang-orang akan ”sangat kebingungan dan ketakutan sehingga setiap orang akan menangkap temannya yang ada di sebelahnya dan menyerangnya”. Penyalahgunaan narkotik dan penyakit-penyakit yang ditularkan secara seksual telah menjadi pandemi. Jutaan orang dijangkiti AIDS; di Amerika Serikat saja, 120.000 lebih telah meninggal karenanya.

      Perbudakan kepada Dosa dan Kematian

      4, 5. Tidak soal berbagai kemerdekaan yang ada dewasa ini, jenis perbudakan apa yang mengikat setiap orang dalam cengkeramannya?

      4 Akan tetapi, bahkan andai kata semua keadaan yang buruk ini tidak ada, orang masih tetap tidak menikmati kemerdekaan sejati. Mereka semua masih akan tetap diperbudak. Mengapa demikian? Sebagai gambaran: Bagaimana jika seorang diktator memperbudak setiap orang di bumi, dan membunuh mereka semua? Sebenarnya, itulah yang dialami seluruh umat manusia sejak orang-tua kita yang pertama memberontak melawan Allah dan berada di bawah kekuasaan yang menindas dari pemerintahan si Iblis.—2 Korintus 4:4.

      5 Ketika Allah menciptakan manusia, Ia bermaksud agar mereka hidup di bumi untuk selama-lamanya dalam kesempurnaan, dalam suatu firdaus, seperti ditunjukkan dalam buku Kejadian pasal 1 dan 2. Namun karena pemberontakan nenek moyang kita Adam terhadap Allah, kita semua berada di bawah hukuman mati pada saat kita dikandung, ”Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang [Adam, kepala keluarga umat manusia], dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang”. Seperti dikatakan Alkitab, ”maut berkuasa seperti raja”. (Roma 5:12, 14, NW) Jadi tidak soal betapa banyak kemerdekaan yang mungkin kita miliki secara pribadi, kita semua berada dalam perbudakan dosa dan kematian.

      6. Mengapa hanya ada sedikit perbaikan dalam harapan hidup manusia sejak Mazmur 90:10 ditulis?

      6 Selain itu, kehidupan yang kita miliki sekarang sangat terbatas. Bahkan bagi mereka yang beruntung, hanya beberapa puluh tahun. Bagi yang kurang beruntung, hanya beberapa tahun, atau kurang. Dan suatu penelitian baru melaporkan, ”Sains dan kedokteran telah mendorong harapan hidup manusia sampai kepada batasnya yang wajar.” Hal ini disebabkan karena dalam sistem genetika kita ketidaksempurnaan dan kematian sudah ditanamkan, sebagai akibat dosa Adam. Betapa menyedihkan bahwa andai kata kita hidup sampai 70 atau 80 tahun, manakala kita seharusnya menjadi lebih bijaksana dan dapat menikmati kehidupan dengan lebih baik, tubuh kita mulai rusak dan akhirnya kita menjadi debu!—Mazmur 90:10.

      7. Mengapa manusia tidak pernah bisa menjadi sumber dari kemerdekaan sejati yang kita dambakan dan butuhkan?

      7 Jenis pemerintahan manusia mana dapat mencegah perbudakan kepada dosa dan kematian ini? Tidak ada satu pun. Tidak ada pejabat pemerintah, ilmuwan, atau dokter di mana pun yang dapat memerdekakan kita dari kutuk penyakit, usia tua, dan kematian, juga tidak ada yang dapat menyingkirkan ketidakamanan, ketidakadilan, kejahatan, kelaparan dan kemiskinan. (Mazmur 89:49) Betapa pun baiknya niat manusia, tidak mungkin bagi mereka untuk menjadi sumber kemerdekaan sejati yang kita dambakan dan butuhkan.—Mazmur 146:3.

      Penyalahgunaan Kehendak Bebas

      8, 9. Apa yang membuat umat manusia berada dalam keadaannya sekarang yang menyedihkan?

      8 Keluarga manusia berada dalam keadaan yang menyedihkan ini karena Adam dan Hawa menyalahgunakan kehendak bebas mereka. Satu Petrus 2:16 berkata, menurut Bahasa Indonesia Sehari-hari, ”Hendaklah kalian hidup sebagai orang merdeka, tetapi janganlah memakai kemerdekaanmu itu untuk menutupi kejahatan.” Maka, jelaslah bahwa Allah tidak mempunyai maksud bahwa kemerdekaan itu tanpa pembatasan. Kemerdekaan tersebut dipraktikkan dalam batas-batas hukum Allah, yang adalah adil-benar dan akan menghasilkan manfaat bagi setiap orang. Dan batas-batas tersebut cukup luas untuk memungkinkan banyak kebebasan memilih secara pribadi, sehingga pemerintahan Allah tidak pernah akan bersifat menindas.—Ulangan 32:4.

      9 Akan tetapi, orang-tua kita yang pertama memilih untuk memutuskan bagi diri sendiri apa yang benar dan apa yang salah. Karena mereka dengan sengaja keluar dari pemerintahan Allah, Ia menarik dukungan-Nya dari mereka. (Kejadian 3:17-19) Demikianlah mereka menjadi tidak sempurna, dengan akibat mengalami penyakit dan kematian. Sebaliknya dari kemerdekaan, umat manusia jatuh ke dalam perbudakan kepada dosa dan kematian. Mereka juga menjadi sasaran dari ulah para penguasa manusia yang tidak sempurna dan, sering kali kejam.—Ulangan 32:5.

      10. Bagaimana Yehuwa dengan pengasih mengatur segala sesuatu?

      10 Allah membiarkan manusia bereksperimen dengan kebebasan yang dianggap total ini untuk suatu jangka waktu yang terbatas saja. Ia tahu bahwa akibatnya akan memperlihatkan tanpa keraguan sedikit pun bahwa pemerintahan manusia terlepas dari Allah tidak dapat berhasil. Karena kehendak bebas, jika digunakan dengan benar, merupakan hal yang sangat berharga, Allah dalam kasih-Nya untuk sementara membiarkan apa yang telah terjadi daripada mencabut karunia berupa kehendak bebas itu.

      ’Manusia Tidak Dapat Menetapkan Langkahnya’

      11. Bagaimana sejarah mendukung kesaksamaan Alkitab?

      11 Catatan sejarah memperlihatkan betapa tepatnya Yeremia pasal 10, ayat 23 dan 24 (NW), yang berbunyi, ”Orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. Koreksilah aku, oh Yehuwa.” Sejarah juga memperlihatkan betapa tepatnya Pengkhotbah 8:9, yang menyatakan, ”Orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka.” Betapa benar! Keluarga manusia telah mengalami bencana demi bencana, dan akhir bagi semuanya adalah kuburan. Rasul Paulus menggambarkan keadaannya dengan tepat ketika ia berkata, seperti dicatat di Roma 8:22, ”Kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit.” Ya, terlepas dari hukum Allah telah mendatangkan bencana.

      12. Apa yang dikatakan beberapa sumber dunia tentang kemerdekaan total?

      12 Buku Inquisition and Liberty mengomentari tentang kemerdekaan sebagai berikut, ”Kebebasan itu sendiri, tidak selalu merupakan kebajikan: ini bukan suatu hal untuk dibanggakan tanpa persyaratan lebih jauh. Sebenarnya, itu bisa jadi hanya merupakan suatu bentuk yang lebih mendasar dari keserakahan . . . Manusia bukan, dan bahkan akan dianggap aneh bila berhasrat untuk menjadi suatu makhluk yang sepenuhnya merdeka.” Dan Pangeran Philip dari Inggris pernah berkata, ”Kemerdekaan untuk memuaskan diri dalam setiap keinginan dan naluri mungkin saja menarik, tetapi pengalaman berulang kali mengajarkan bahwa kemerdekaan tanpa pengendalian diri . . . dan perilaku tanpa memikirkan orang lain pasti mengakibatkan kehancuran atas mutu kehidupan suatu masyarakat, tidak soal betapa makmurnya.”

      Siapa yang Paling Tahu?

      13, 14. Hanya siapa yang dapat menyediakan kemerdekaan sejati bagi keluarga umat manusia?

      13 Siapa yang paling tahu bagaimana suatu keluarga harus diorganisasi—orang-tua yang pengasih, cakap dan berpengalaman atau anak-anak kecil? Jawabannya jelas. Demikian pula, Pencipta manusia, Bapa surgawi kita, mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Ia tahu bagaimana masyarakat manusia harus diorganisasi dan diperintah. Ia tahu bagaimana kehendak bebas harus digunakan untuk mendatangkan manfaat besar berupa kemerdekaan sejati bagi setiap orang. Hanya Yehuwa, Allah yang mahakuasa, mengetahui cara mengangkat keluarga manusia ke luar dari perbudakan dan menyediakan kemerdekaan sejati bagi semua.—Yesaya 48:17-19.

      14 Dalam Firman-Nya, di Roma 8:21, Yehuwa membuat janji yang membangkitkan semangat ini, ”Makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.” Ya, Allah berjanji akan memerdekakan keluarga manusia sepenuhnya dari keadaannya yang sengsara sekarang ini. Artikel yang berikut akan membahas bagaimana ini akan terjadi.

  • Menyambut Dunia Baru Allah yang Merdeka
    Menara Pengawal—1992 | 1 April
    • Menyambut Dunia Baru Allah yang Merdeka

      ”[Allah] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita.”—WAHYU 21:4.

      1, 2. Hanya siapa yang dapat membawa kemerdekaan sejati, dan apa yang dapat kita pelajari dari Alkitab mengenai Dia?

      SEJARAH membuktikan kebenaran kata-kata nabi Yeremia, ”Manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” Hanya siapa yang dapat dengan benar mengarahkan langkah manusia? Yeremia selanjutnya berkata, ”Koreksilah aku, oh Yehuwa.” (Yeremia 10:23, 24, NW) Ya, hanya Yehuwa yang dapat mendatangkan kemerdekaan sejati dari problem-problem yang mengganggu keluarga manusia.

      2 Alkitab berisi banyak contoh kesanggupan Yehuwa untuk membawa kemerdekaan kepada orang-orang yang melayani Dia. ”Segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” (Roma 15:4) Penghukuman Yehuwa terhadap ibadat palsu juga dicatat, dan ini berlaku sebagai ”peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba”.—1 Korintus 10:11.

      Memerdekakan Umat-Nya

      3. Bagaimana Yehuwa memperlihatkan kesanggupan-Nya untuk membebaskan umat-Nya dari Mesir?

      3 Sebuah contoh tentang kesanggupan Allah untuk melaksanakan penghukuman atas ibadat palsu dan untuk memerdekakan orang-orang yang melakukan kehendak-Nya terjadi ketika umat-Nya di zaman purba diperbudak di Mesir. Keluaran 2:23-25 berkata, ”Teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mendengar mereka mengerang.” Dalam suatu pertunjukan yang dahsyat dari keunggulan-Nya atas dewa-dewa palsu Mesir, Allah Yang Mahakuasa mendatangkan sepuluh tulah ke atas bangsa itu. Tiap tulah dimaksudkan untuk mempermalukan dewa Mesir yang berbeda-beda, yang memperlihatkan bahwa dewa-dewa ini palsu dan tidak berdaya untuk membantu orang Mesir yang menyembahnya. Demikianlah Allah membebaskan umat-Nya dan membinasakan Firaun dan bala tentaranya di Laut Merah.—Keluaran, pasal 7 sampai 14.

      4. Mengapa bukannya tidak adil bagi Allah untuk melaksanakan penghukuman-Nya melawan orang-orang Kanaan?

      4 Ketika Allah membawa umat Israel masuk ke Kanaan, penduduknya yang menyembah hantu-hantu dibinasakan dan negeri itu diberikan kepada umat Allah. Sebagai Pribadi Yang Berdaulat di Alam Semesta, Yehuwa berhak melaksanakan penghukuman-Nya atas agama-agama palsu. (Kejadian 15:16) Dan mengenai agama orang Kanaan, Bible Handbook karangan Halley berkata, ”Ibadat dari . . . dewa-dewa Kanaan terdiri dari pesta-pesta liar yang sangat tidak terkendali; kuil-kuil mereka menjadi pusat kejahatan. . . . Orang Kanaan melakukan ibadat, dengan pemuasan hawa nafsu amoral, sebagai upacara agama, di hadapan dewa-dewa mereka; dan kemudian, dengan membunuh anak-anak sulung mereka, sebagai korban kepada dewa-dewa yang sama itu. Tampaknya bahwa, pada umumnya, negeri Kanaan telah menjadi semacam Sodom dan Gomora dalam skala nasional.” Ia menambahkan, ”Apakah peradaban yang demikian najis, menjijikkan dan kejam mempunyai hak untuk hidup lebih lama lagi? . . . Para arkeolog yang menggali reruntuhan kota-kota Kanaan bahkan merasa heran bahwa Allah tidak membinasakan mereka lebih cepat.”

      5. Bagaimana tindakan Allah membebaskan umat-Nya di zaman purba menjadi pola bagi zaman kita sekarang?

      5 Catatan ini tentang tindakan Allah melawan ibadat palsu, membebaskan umat perjanjian-Nya, dan menyediakan sebuah negeri yang dijanjikan bagi mereka menjadi pola bagi perkara-perkara yang akan datang. Hal itu menunjuk ke masa depan yang dekat sekali manakala Allah akan memusnahkan agama-agama palsu dunia dan para pendukungnya dan akan menuntun hamba-hamba-Nya zaman modern memasuki dunia baru yang adil-benar.—Wahyu 7:9, 10, 13, 14; 2 Petrus 3:10-13.

      Kemerdekaan Sejati dalam Dunia Baru Allah

      6. Apa beberapa di antara kemerdekaan-kemerdekaan menakjubkan yang Allah akan sediakan dalam dunia baru?

      6 Dalam dunia baru, Allah akan memberkati umat-Nya dengan semua segi yang menakjubkan dari kemerdekaan yang sesuai dengan maksud-tujuan-Nya bagi keluarga manusia. Akan ada kemerdekaan dari penindasan oleh unsur-unsur politik, ekonomi dan agama palsu. Akan ada kemerdekaan dari dosa dan kematian, dan orang-orang memiliki prospek untuk hidup kekal di atas bumi. ”Orang-orang benar akan mewarisi negeri [”bumi”, NW] dan tinggal di sana senantiasa.”—Mazmur 37:29; Matius 5:5.

      7, 8. Apa yang akan dialami dalam memperoleh kembali kesehatan yang sempurna dalam dunia baru?

      7 Segera setelah dunia baru itu diproklamasikan, orang akan dipulihkan kepada kesehatan yang sempurna. Ayub 33:25 berkata, ”Tubuhnya mengalami kesegaran seorang pemuda, ia seperti pada masa mudanya.” Yesaya 35:5, 6 berjanji, ”Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai.”

      8 Dari antara saudara-saudara yang memiliki penyakit fisik oleh karena usia lanjut atau kesehatan yang tidak baik, bayangkan diri saudara berada dalam dunia baru itu, setiap pagi bangun dalam keadaan sehat dan kuat. Kerut-kerut wajah saudara telah berubah menjadi kulit yang halus dan sehat—tidak lagi membutuhkan lotion kulit. Mata saudara yang kabur atau buta dipulihkan kepada penglihatan yang sempurna—tidak lagi membutuhkan kacamata. Pendengaran yang sempurna dipulihkan—buang saja alat-alat bantu pendengaran itu. Kaki yang buntung kini kuat dan lengkap—singkirkan tongkat, tongkat penopang, dan kursi roda. Tidak ada lagi penyakit—buanglah semua obat itu. Maka Yesaya 33:24 bernubuat, ”Tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: ’Aku sakit.’” Ia juga mengatakan, ”Kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.”—Yesaya 35:10.

      9. Bagaimana peperangan akan diakhiri untuk selama-lamanya?

      9 Tidak seorang pun akan dikorbankan kepada peperangan. ”[Allah] yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api!” (Mazmur 46:9) Perlengkapan perang tidak pernah akan diizinkan lagi oleh Penguasa Kerajaan Allah, Yesus Kristus, yang dalam Yesaya 9:5 disebut ”Raja Damai [”Pangeran Perdamaian”, NW]”. Ayat 6 menambahkan, ”Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan.”

      10, 11. Perdamaian total akan berarti apa bagi bumi?

      10 Benar-benar suatu berkat kelak bagi umat manusia, dan bumi ini, karena bebas dari senjata-senjata perang! Ya, pada masa sekarang, senjata-senjata yang digunakan dalam perang-perang terdahulu masih membinasakan orang-orang. Di satu negeri, Perancis, sejumlah 600 pakar penjinak bom telah tewas sejak 1945 ketika mereka mencoba menyingkirkan bahan-bahan peledak yang tersisa dari perang-perang sebelumnya. Kepala perwakilan penjinak bom di negara tersebut berkata, ”Kami masih menemukan peluru-peluru meriam yang aktif dari Perang Prusia-Perancis tahun 1870. Ada danau-danau yang dipenuhi dengan granat-granat beracun dari Perang Dunia I. Kadang-kadang, seorang petani dalam sebuah traktor menggilas ranjau anti tank dari Perang Dunia II dan bum, matilah dia. Hal ini terjadi di mana-mana.” Dua tahun yang lalu The New York Times memberi komentar, ”Dalam 45 tahun sejak akhir Perang Dunia II, [unit-unit penjinak bom] telah menyingkirkan dari tanah [Perancis] 16 juta peluru artileri, 490.000 bom dan 600.000 ranjau laut. . . . Jutaan hektar tetap dipagari, penuh berisi persenjataan dan dikelilingi poster-poster yang memperingatkan: ’Jangan sentuh. Memautkan!’”

      11 Betapa berbeda dunia baru kelak! Setiap orang akan mempunyai rumah yang bagus, berlimpah makanan, dan pekerjaan yang penuh arti dan yang mendatangkan imbalan yakni mengubah seluruh bumi menjadi firdaus. (Mazmur 72:16; Yesaya 25:6; 65:17-25) Manusia, dan bumi ini, tidak akan pernah lagi dibom oleh jutaan alat peledak. Dunia baru semacam itulah yang ada dalam pikiran Yesus ketika ia berkata kepada seorang pria yang menyatakan iman kepadanya, ”Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”—Lukas 23:43, NW.

      Pendidikan Seluas Dunia untuk Kehidupan

      12, 13. Pekerjaan pendidikan seluas dunia apa yang dinubuatkan oleh Yesus dan Yesaya bagi zaman kita?

      12 Pada waktu seseorang mempelajari tentang dunia baru Allah, ia juga belajar bahwa di zaman kita, Yehuwa telah menghasilkan sebuah sidang di seluas dunia yang diorganisasi untuk ibadat sejati. Itu akan menjadi inti dari dunia baru, dan Allah sedang menggunakannya sekarang untuk mengajar orang-orang lain tentang maksud-tujuan-Nya. Organisasi Kristen ini sedang melaksanakan pekerjaan pendidikan seluas dunia dengan sifat dan ukuran yang belum pernah terlihat sebelumnya. Yesus menubuatkan bahwa ini akan dilaksanakan. Ia berkata, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”—Matius 24:14.

      13 Yesaya juga berbicara mengenai pekerjaan pendidikan seluas dunia ini, ”Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir [masa kita sekarang hidup]: gunung tempat rumah [Yehuwa] [ibadat-Nya yang sejati yang telah ditinggikan] akan berdiri tegak . . . segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: ’Mari, kita naik ke gunung [Yehuwa], . . . supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalanNya, dan supaya kita berjalan menempuhnya.’”—Yesaya 2:2, 3.

      14. Bagaimana kita dapat mengenali umat Allah dewasa ini?

      14 Jadi, pekerjaan kesaksian di seluas dunia tentang Kerajaan Allah merupakan bukti kuat bahwa kita sudah dekat dengan akhir sistem jahat ini dan bahwa kemerdekaan sejati sudah di ambang pintu. Mereka yang mengunjungi orang-orang dengan berita yang memuat harapan tentang dunia baru Allah digambarkan di Kisah 15:14 sebagai ’suatu umat bagi nama Allah’. Siapa yang menyandang nama Yehuwa dan memberikan kesaksian di seluas dunia tentang Yehuwa serta Kerajaan-Nya? Catatan sejarah menjawab: hanya Saksi-Saksi Yehuwa. Sekarang jumlah mereka sudah mencapai lebih dari empat juta orang di lebih dari 66.000 sidang di seputar dunia.—Yesaya 43:10-12; Kisah 2:21.

      15. Sehubungan dengan urusan-urusan politik, bagaimana kita dapat mengenali hamba-hamba Allah yang sejati?

      15 Bukti nyata yang lain bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sedang memenuhi nubuat-nubuat tentang pekerjaan pemberitaan Kerajaan dicatat di Yesaya 2:4, ”Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.” Jadi mereka yang melakukan pekerjaan pengabaran di seluas dunia tentang Kerajaan Allah ’tidak boleh lagi belajar perang.’ Yesus berkata bahwa mereka tidak boleh ”menjadi bagian dari dunia.” (Yohanes 17:16, NW) Ini berarti mereka harus netral dalam urusan politik, tidak berpartisipasi dalam persengketaan dan peperangan bangsa-bangsa. Siapa yang bukan bagian dari dunia dan tidak lagi belajar perang? Sekali lagi, catatan sejarah abad ke-20 membuktikan: hanya Saksi-Saksi Yehuwa.

      16. Akan seberapa saksamakah pendidikan Allah di seluas dunia?

      16 Pekerjaan pendidikan seluas dunia dari Saksi-Saksi Yehuwa akan terus berlangsung bahkan setelah Allah mengakhiri dunia yang jahat sekarang ini. Yesaya 54:13 (Klinkert) berkata, ”Segala anakmu akan diajar oleh [Yehuwa].” Pengajaran ini demikian saksama sehingga Yesaya 11:9 menubuatkan, ”Seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan [Yehuwa], seperti air laut yang menutupi dasarnya.” Pengajaran yang tidak ada hentinya diperlukan kelak tidak hanya bagi mereka yang selamat melampaui akhir dunia tua ini, bersama anak-anak yang dilahirkan dalam dunia baru, tetapi juga bagi ribuan juta orang yang dihidupkan kembali dalam kebangkitan. Akhirnya, setiap orang yang hidup di bumi akan diajar cara mempraktikkan kehendak bebasnya dengan benar dalam batas-batas hukum Allah. Hasilnya? ”Orang-orang yang rendah hati [”lembut”, NW] akan mewarisi negeri [”bumi”, NW] dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”—Mazmur 37:11.

      Kemerdekaan yang Besar bahkan Sekarang

      17. Musa memberi tahu umat Allah di zaman purba untuk melakukan apa?

      17 Ketika umat Israel purba hampir memasuki Negeri Perjanjian, Musa berbicara kepada mereka dan berkata, ”Aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh [Yehuwa], Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti [Yehuwa], Allah kita, setiap kali kita memanggil kepadaNya?”—Ulangan 4:5-7.

      18. Kemerdekaan besar apa datang bahkan sekarang atas mereka yang melayani Allah?

      18 Dewasa ini, jutaan orang yang menyembah Yehuwa sedang dalam perjalanan menuju suatu negeri perjanjian—dunia baru. Karena mereka menaati hukum Allah, Dia berada dekat dengan mereka dan mereka terpisah dari semua bangsa lain. Allah telah memerdekakan mereka dari ide-ide agama palsu, rasialisme, penggunaan narkotik yang tidak sah, nasionalisme, peperangan, dan pandemi penyakit-penyakit yang ditularkan secara seksual. Selanjutnya, Ia telah mempersatukan mereka dalam persaudaraan kasih internasional yang tidak terpatahkan. (Yohanes 13:35) Mereka tidak khawatir mengenai masa depan tetapi ”bersorak-sorai karena gembira hatinya”. (Yesaya 65:14) Betapa besar kemerdekaan yang mereka nikmati bahkan sekarang dengan melayani Allah sebagai Penguasa!—Kisah 5:29, 32; 2 Korintus 4:7; 1 Yohanes 5:3.

      Membebaskan Orang-Orang Lain dari Kepercayaan-Kepercayaan Palsu

      19, 20. Bagaimana orang-orang dibebaskan oleh ajaran Alkitab mengenai keadaan orang mati?

      19 Banyak orang yang mendengar berita yang disampaikan Saksi-Saksi Yehuwa juga datang untuk menemukan kemerdekaan ini. Misalnya, di negeri-negeri tempat penyembahan kepada leluhur umum dilakukan, Saksi-Saksi Yehuwa mengumumkan kepada orang-orang yang tulus bahwa orang mati tidak hidup di tempat lain dan tidak dapat mencelakai orang yang hidup. Saksi-Saksi menunjuk ke Pengkhotbah 9:5, yang menyatakan bahwa ”orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa”. Mereka juga menunjuk kepada Mazmur 146:4, yang berkata bahwa bila seseorang meninggal, ”ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya”. Jadi Alkitab memperlihatkan bahwa tidak ada roh hantu atau jiwa yang tak berkematian yang akan menyembuhkan atau menakut-nakuti orang yang hidup. Karena itu mereka tidak perlu memboroskan uang yang diperoleh dengan susah payah untuk membayar jasa dukun-dukun atau imam-imam.

      20 Pengetahuan Alkitab yang saksama demikian memerdekakan orang dari ajaran palsu tentang api neraka dan api penyucian. Pada waktu orang belajar kebenaran Alkitab bahwa orang mati tidak sadar, seolah-olah tidur nyenyak, mereka tidak lagi khawatir akan apa telah terjadi atas orang-orang tercinta yang meninggal. Sebaliknya, mereka menantikan masa menakjubkan yang rasul Paulus bicarakan ketika ia berkata, ”Akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar.”—Kisah 24:15.

      21. Siapa yang tidak diragukan akan termasuk di antara orang-orang yang dibangkitkan, dan kemungkinan besar apa reaksi mereka?

      21 Dalam kebangkitan itu, orang mati akan dihidupkan kembali di atas bumi yang untuk selama-lamanya akan dibebaskan dari kematian yang diwarisi dari Adam. Tidak diragukan, mereka yang dihidupkan kembali akan termasuk anak-anak yang dikorbankan kepada dewa-dewa orang Kanaan, seperti Molokh, pria-pria muda yang dikorbankan kepada dewa-dewa Aztek, dan jutaan orang yang tak terhitung banyaknya yang telah dikorbankan kepada dewa perang. Betapa takjub dan senangnya mereka yang dulunya menjadi korban dari kepercayaan-kepercayaan palsu! Orang-orang yang dibangkitkan ini dapat dengan penuh kebahagiaan menyatakan, ”Di manakah sengatmu, Oh Maut? Di manakah tenaga pembinasamu, Oh Sheol?”—Hosea 13:14, NW.

      Pencarian akan Yehuwa

      22. Jika kita ingin hidup dalam dunia baru Allah, apa yang perlu kita ingat?

      22 Apakah saudara ingin hidup dalam dunia baru Allah yang adil-benar yang berisi kemerdekaan sejati? Jika demikian, perhatikan baik-baik kata-kata dalam 2 Tawarikh 15:2, ”[Yehuwa] beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencariNya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkanNya, kamu akan ditinggalkanNya.” Ingat juga bahwa upaya saudara yang tulus untuk belajar tentang Allah dan untuk menyenangkan Dia tidak akan diabaikan. Ibrani 11:6 berkata bahwa Allah ”memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”. Dan Roma 10:11, 13 (NW) berkata, ’Orang yang beriman kepada Dia tidak akan dikecewakan’.

      23. Mengapa kita harus menyambut dunia baru Allah yang merdeka?

      23 Sayup-sayup di kejauhan telah terlihat dunia baru Allah yang berisi kemerdekaan sejati. Di sana ”makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah”. Dan ”[Allah] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita”. (Roma 8:21; Wahyu 21:4) Kemudian, semua hamba Yehuwa dapat menengadahkan kepala mereka dan dengan bersukacita menyambut dunia baru Allah yang merdeka dengan berseru, ’Terima kasih, Yehuwa, karena akhirnya kami memperoleh kemerdekaan sejati!’

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan