PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Jangan Sia-siakan Kemerdekaan yang Diberikan Allah
    Menara Pengawal—1992 | 15 Maret
    • Jangan Sia-siakan Kemerdekaan yang Diberikan Allah

      ”Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”—2 KORINTUS 3:17.

      1. Mengapa Yesaya 65:13, 14 berlaku atas Saksi-Saksi Yehuwa?

      YEHUWA adalah Allah kemerdekaan. Dan kemerdekaan yang diberikan Allah benar-benar suatu berkat! Karena hamba-hamba-Nya yang berbakti memiliki kemerdekaan semacam itu, kata-kata ini dari Yehuwa, Tuhan Yang Berdaulat berlaku atas mereka, ”Sesungguhnya, hamba-hambaKu akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.”—Yesaya 65:13, 14.

      2. Mengapa umat Yehuwa makmur secara rohani?

      2 Umat Allah menikmati keadaan makmur secara rohani ini karena mereka dibimbing oleh roh, atau tenaga aktif-Nya. Rasul Paulus berkata, ”Tuhan [”Yehuwa”, NW] adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” (2 Korintus 3:17) Apa sebenarnya maksud-tujuan kemerdekaan yang kita peroleh dari Allah? Dan apa yang dituntut dari kita untuk dapat menggunakan itu sepenuhnya?

      Kemerdekaan yang Allah Miliki

      3. Kemerdekaan macam apa dimiliki Allah, dan mengapa?

      3 Yehuwa saja yang memiliki kemerdekaan mutlak. Tidak satu pun dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya dapat membatasi kemerdekaan-Nya karena Ia adalah Allah Yang Mahakuasa dan Pribadi Yang Berdaulat di Alam Semesta. Seperti diungkapkan Ayub, pria yang setia itu, ”Siapa akan menghalangiNya? Siapa akan menegurNya: Apa yang Kaulakukan?” (Ayub 9:12) Demikian pula, Raja Nebukadnezar dari Babel dipaksa untuk mengakui, ”Tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan [Allah] dengan berkata kepadaNya: ’Apa yang Kaubuat?’”—Daniel 4:35.

      4. Bagaimana Yehuwa membatasi kemerdekaan-Nya?

      4 Namun, prinsip-prinsip Yehuwa sendiri yang adil-benar membatasi kemerdekaan mutlak tersebut. Ini digambarkan sewaktu Abraham menyatakan kekhawatirannya mengenai penduduk Sodom dan bertanya, ”Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Jawaban Allah memperlihatkan bahwa Ia mengakui tanggung jawab untuk melakukan apa yang benar. Ia tidak akan membinasakan Sodom apabila ada penduduk yang benar tinggal di dalamnya. (Kejadian 18:22-33) Allah juga membatasi kemerdekaan-Nya karena kasih dan hikmat-Nya membuat Ia lambat marah dan mempraktikkan pengendalian diri.—Yesaya 42:14.

      Keterbatasan dari Kemerdekaan Manusia

      5. Apa beberapa faktor yang membatasi kemerdekaan manusia?

      5 Meskipun Yehuwa memiliki kemerdekaan mutlak, semua makhluk lain bertindak dalam batas-batas yang ditetapkan oleh alam sekitar mereka, kesanggupan mereka, dan lingkungan habitat mereka, maupun faktor-faktor seperti jangka hidup yang terbatas saat ini dari manusia yang berdosa. Allah menciptakan manusia dengan kemerdekaan yang sempurna untuk berfungsi dalam kawasan yang Yehuwa tetapkan baginya. Ada beberapa alasan lain mengapa kemerdekaan manusia terbatas, tidak mutlak.

      6. Pertanggungjawaban kepada Allah memiliki pengaruh apa atas kemerdekaan kita?

      6 Pertama, kemerdekaan manusia terbatas karena Allah menciptakan manusia untuk melayani maksud-tujuan-Nya. Yehuwa ’layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa karena Ia telah menciptakan segala sesuatu dan karena kehendak-Nya semuanya itu ada dan diciptakan’. (Wahyu 4:11) Jadi manusia bertanggung jawab kepada Penciptanya, yang dengan tepat telah menetapkan hukum-hukum yang akan mengatur mereka. Di Israel purba di bawah Taurat Musa, Allah menuntut agar orang-orang dihukum mati jika mereka menyebut nama-Nya dengan sia-sia atau melanggar hukum Sabat. (Keluaran 20:7; 31:14, 15; Imamat 24:13-16; Bilangan 15:32-36) Meskipun kita sebagai umat kristiani tidak berada di bawah Taurat, kemerdekaan kita terbatas karena kita bertanggung jawab kepada Yehuwa, yang adalah Hakim, Pemberi hukum, dan Raja kita.—Yesaya 33:22; Roma 14:12.

      7, 8. (a) Bagaimana hukum-hukum fisik membatasi kemerdekaan manusia? (b) Hukum-hukum Allah lain apa yang membatasi kemerdekaan kita sebagai manusia?

      7 Kedua, kemerdekaan kita terbatas karena adanya hukum-hukum fisik yang Allah tetapkan. Sebagai contoh, karena adanya hukum gravitasi, seorang manusia tidak dapat melompat dari sebuah gedung pencakar langit tanpa melukai atau membunuh dirinya sendiri. Jelas, hukum-hukum fisik Allah membatasi kemerdekaan manusia untuk melakukan hal-hal tertentu.

      8 Ketiga, kemerdekaan manusia terbatas karena adanya hukum-hukum moral dari Allah. Kemungkinan besar, saudara telah memperhatikan penggenapan dari apa yang Paulus tulis di Galatia 6:7, 8, ”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” Tanpa dapat dibantah, hukum-hukum moral Allah Yehuwa juga membatasi kemerdekaan kita, tetapi menaatinya dituntut agar kita memperoleh kehidupan.

      9. Bagaimana menjadi bagian dari masyarakat manusia membatasi kemerdekaan kita?

      9 Keempat, kemerdekaan manusia terbatas karena ia merupakan bagian dari masyarakat manusia. Karena itu, ia dapat menikmati kemerdekaan hanya sejauh itu tidak mengganggu kemerdekaan orang lain. Umat kristiani harus tunduk kepada ”kalangan berwenang yang lebih tinggi”, menaati mereka selama mereka tidak menuntut agar kita melanggar hukum-hukum Allah. (Roma 13:1, NW; Kisah 5:29) Sebagai contoh, kita harus menaati hukum-hukum sehubungan dengan pembayaran pajak, kecepatan dalam mengemudikan mobil, dan lain sebagainya. Fakta bahwa kita harus menaati undang-undang ”Kaisar” sedemikian memperlihatkan lebih jauh bahwa kemerdekaan yang diberikan Allah kepada kita, tidak mutlak.—Markus 12:17; Roma 13:7.

      Mengapa Kemerdekaan yang Relatif?

      10, 11. Mengapa Yehuwa memberi manusia kemerdekaan yang relatif?

      10 Mengapa Allah memberi manusia kemerdekaan yang relatif? Satu alasan ialah agar sang Pencipta dapat memiliki makhluk-makhluk yang cerdas di atas bumi yang akan membawa kehormatan dan kemuliaan kepada-Nya dengan tutur kata dan tingkah laku mereka yang baik. Manusia dapat melakukan ini sedangkan hewan tidak dapat. Hewan, karena diatur oleh naluri, tidak tahu apa-apa tentang tingkah laku moral. Saudara dapat melatih seekor anjing untuk tidak mengambil sesuatu, tetapi saudara tidak dapat mengajarnya bahwa mencuri itu salah. Hewan apa pun yang tindak tanduknya boleh dikata telah diprogram, tidak dapat membuat keputusan yang memberikan pujian dan kehormatan kepada Allah, sedangkan manusia dapat dengan bebas memilih untuk melayani Penciptanya didorong oleh kasih dan penghargaan.

      11 Allah juga memberikan kemerdekaan ini kepada manusia demi manfaat dan kebahagiaan mereka. Mereka dapat menjalankan kebebasan relatif mereka dengan menjadi kreatif dan penuh daya cipta, murah hati serta suka bekerja sama. Manusia juga memiliki kebebasan untuk memilih dalam hal-hal seperti pekerjaan dan tempat ia akan tinggal. Dewasa ini, faktor-faktor ekonomi dan politik sering membatasi kebebasan memilih tersebut, tetapi hal ini bisa jadi disebabkan oleh ketamakan manusia, bukan karena cara Allah menciptakan manusia pada mulanya.

      12. Mengapa mayoritas umat manusia diperbudak?

      12 Meskipun Yehuwa memberikan kemerdekaan yang besar, mayoritas terbesar umat manusia dewasa ini berada dalam belenggu yang menimbulkan frustrasi. Apa yang telah terjadi? Pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa, telah menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah. Mereka telah melangkahi batas-batas yang Allah tetapkan bagi mereka dan menantang kedaulatan Allah yang sah atas mereka sebagai Tuhan Yang Berdaulat, Yehuwa. (Kejadian 3:1-7; Yeremia 10:10; 50:31) Tidak merasa puas menggunakan kemerdekaan mereka untuk menghormati Allah, mereka menggunakan itu secara mementingkan diri, untuk menentukan sendiri apa yang benar dan apa yang salah, dengan demikian bergabung bersama Setan dalam pemberontakan melawan Yehuwa. Akan tetapi, sebaliknya dari memperoleh lebih banyak kemerdekaan, Adam dan Hawa yang berdosa, dikenai pembatasan-pembatasan dan belenggu yang tidak menyenangkan, suatu pengurangan kemerdekaan mereka, dan akhirnya kematian. Keturunan mereka mewarisi hilangnya kemerdekaan ini. ”Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” ”Upah dosa ialah maut.”—Roma 3:23; 5:12; 6:23.

      13. Mengapa Setan dapat memperbudak umat manusia?

      13 Oleh karena pemberontakan di Eden, Adam dan keturunannya juga mulai diperbudak oleh Setan si Iblis. Ya, ”seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”! (1 Yohanes 5:19) Kuasa dan kesanggupan yang lebih unggul inilah yang menyebabkan Setan dapat memperdayakan dan memperbudak seluruh umat manusia yang jauh dari Allah. Juga, manusia yang mementingkan diri telah menguasai sesamanya hingga mereka celaka. (Pengkhotbah 8:9) Jadi, umat manusia pada umumnya sekarang diperbudak oleh dosa dan kematian, oleh Setan dan hantu-hantunya, dan oleh sistem politik, ekonomi, dan agama dunia ini.

      Kemerdekaan Sejati Dimungkinkan

      14. Harapan manusia untuk kemerdekaan sejati berkaitan erat dengan apa?

      14 Memperoleh kemerdekaan dari dosa, kematian dan Iblis serta dunianya berkaitan erat dengan tekad Allah untuk menyelesaikan sengketa sehubungan dengan sahnya kedaulatan universal-Nya sendiri. Karena Setan mengajukan sengketa ini, Yehuwa mengizinkan dia tetap hidup, sama seperti Ia mengizinkan Firaun tetap hidup seketika lamanya. Ini adalah agar Yehuwa dapat mempertunjukkan sepenuhnya kuasa-Nya dan membuat nama-Nya dimasyhurkan di seluruh bumi. (Keluaran 9:15, 16) Allah akan segera membenarkan diri-Nya sebagai Yang Berdaulat di Alam Semesta dan memuliakan nama kudus-Nya dengan melenyapkan cela yang ditimpakan ke atasnya melalui pemberontakan Setan, Adam, dan Hawa. Karena itu, mereka yang takut kepada Yehuwa akan dibebaskan dari belenggu dosa serta kematian dan akan dihantar memasuki suatu dunia baru kemerdekaan yang diberikan Allah.—Roma 8:19-23.

      15. Peranan apa dimainkan Yesus dalam memulihkan kemerdekaan kepada umat manusia?

      15 Untuk memulihkan kemerdekaan kepada umat manusia, Yehuwa mengutus Putra-Nya ke bumi sebagai manusia. Dengan secara sukarela menyerahkan kehidupan manusianya yang sempurna, Putra Allah, Kristus Yesus, menyediakan korban tebusan, dasar untuk memerdekakan umat manusia. (Matius 20:28) Ia juga mengumumkan berita kemerdekaan. Pada awal pelayanannya, ia menerapkan kata-kata berikut kepada dirinya sendiri, ”Roh Tuhan [”Yehuwa Tuhan Yang Berdaulat”, NW] ada padaku, oleh karena [Yehuwa] telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara.”—Yesaya 61:1; Lukas 4:16-21.

      16. Langkah-langkah apa harus diambil orang-orang Yahudi pada abad pertama untuk memperoleh kemerdekaan sejati?

      16 Bagaimana manusia dapat memperoleh kemerdekaan tersebut? Yesus berkata, ”Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jadi, para pengikutnya dapat menikmati kemerdekaan rohani. (Yohanes 8:31, 32, 36) Selanjutnya, Yesus berkata kepada gubernur Roma Pontius Pilatus, ”Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.” (Yohanes 18:37) Orang-orang Yahudi yang menerima kebenaran seperti yang diberitakan dan dicontohkan oleh Yesus bertobat dari dosa-dosa mereka, memperbaiki haluan mereka yang salah, dan mempersembahkan diri mereka kepada Yehuwa, dan dibaptis seperti halnya Yesus. (Matius 3:13-17; Kisah 3:19) Dengan cara ini mereka menikmati kemerdekaan relatif yang Allah berikan.

      17. Mengapa Yehuwa memberi kemerdekaan kepada hamba-hamba-Nya?

      17 Yehuwa memberi hamba-hamba-Nya kemerdekaan terutama untuk pembenaran kedaulatan-Nya sendiri tetapi juga demi kenyamanan atau manfaat mereka. Ia membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir agar mereka dapat memuliakan Dia sebagai kerajaan imam-imam, saksi-saksi-Nya. (Keluaran 19:5, 6; Yesaya 43:10-12) Demikian pula, Yehuwa membawa umat-Nya kembali dari pembuangan di Babel terutama untuk membangun kembali bait-Nya dan memulihkan ibadat yang sejati. (Ezra 1:2-4) Ketika para tawanan yang kembali hanya menyibukkan diri dengan kenyamanan materi mereka sendiri, Yehuwa mengutus nabi-nabi-Nya, Hagai dan Zakharia, untuk menyadarkan mereka akan kewajiban mereka di hadapan Allah. Dengan menaruh kemerdekaan yang diberikan Allah pada perspektif yang benar, pembangunan bait berhasil diselesaikan, demi kemuliaan Allah, dan juga kenyamanan serta kesejahteraan bagi umat-Nya.

      Tidak Menyia-nyiakan Kemerdekaan yang Allah Berikan

      18. Mengapa dapat dikatakan bahwa hamba-hamba Yehuwa zaman modern tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah?

      18 Bagaimana mengenai hamba-hamba Allah pada zaman modern? Sebagai suatu organisasi, mereka tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah kepada mereka. Pada tahun 1870-an mereka mulai membebaskan diri dari kesalahan-kesalahan Babel dan menikmati kemerdekaan Kristen yang bertambah. Ini selaras dengan Amsal 4:18, yang mengatakan, ”Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.” Namun, sama seperti umat Allah pada zaman dulu ditawan ke Babel selama suatu jangka waktu, pada tahun 1918 hamba-hamba Yehuwa sampai taraf tertentu diperbudak oleh Babel Besar. (Wahyu 17:1, 2, 5) Para anggota imperium agama palsu itu bersukaria ketika ”dua saksi” kiasan terbaring mati secara rohani. Namun dengan kasih kemurahan Allah, pada tahun 1919 hamba-hamba terurap-Nya dimerdekakan, dibebaskan secara rohani. (Wahyu 11:3, 7-11) Dengan menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah, mereka menjadi saksi-saksi yang bergairah dari Yang Maha Tinggi. Karena itu, betapa tepatnya bahwa mereka, pada tahun 1931, dengan penuh sukacita memakai nama Saksi-Saksi Yehuwa! (Yesaya 43:10-12) Khususnya sejak tahun 1935 Saksi-Saksi terurap ini disertai oleh ”kumpulan besar”, yang berharap untuk mendapat kehidupan kekal di atas bumi. Mereka juga tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah.—Wahyu 7:9-17.

      19, 20. (a) Dalam satu cara yang menonjol apa umat Yehuwa menggunakan dengan baik kemerdekaan yang diberikan Allah? (b) Dalam cara menonjol apa lagi Saksi-Saksi Yehuwa memanfaatkan kemerdekaan yang telah diberikan Allah?

      19 Umat Yehuwa menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah dalam dua cara khusus yang menonjol. Di satu pihak, mereka menggunakan itu untuk mengejar haluan tingkah laku yang benar. (1 Petrus 2:16) Dan betapa baik reputasi yang mereka miliki! Sebagai contoh, pernah seorang pria datang ke Balai Kerajaan di Zurich, Swiss, dan mengatakan bahwa ia ingin menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa. Ketika ditanya alasannya, ia mengatakan bahwa saudara perempuannya dulu seorang Saksi dan telah dipecat karena perbuatan amoral. Ia berkata, ’Itulah organisasi tempat saya ingin bergabung—yang tidak toleran terhadap tingkah laku yang buruk.’ Dengan alasan yang baik New Catholic Encyclopedia telah mengamati bahwa Saksi-Saksi Yehuwa telah memperoleh reputasi sebagai ”salah satu kelompok yang bertingkah laku paling baik di dunia.”

      20 Saksi-Saksi Yehuwa juga memanfaatkan sebaik-baiknya kemerdekaan yang diberikan Allah dengan menunaikan tugas mereka untuk memberitakan kabar baik Kerajaan, seperti yang Yesus lakukan. (Matius 4:17) Melalui kesaksian lisan dan bahan-bahan yang tercetak, secara resmi dan tidak resmi, mereka mengumumkan Kerajaan Yehuwa. Dengan melakukan hal ini, mereka sendiri memperoleh manfaat yang besar karena iman mereka diperkuat dan harapan mereka menjadi lebih cerah. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menyelamatkan diri mereka sendiri maupun orang-orang yang mendengarkan mereka. (1 Timotius 4:16) Mengenai kegiatan ini, buku Dynamic Religious Movements berkata, ”Sulit untuk menemukan anggota-anggota dari kelompok lain mana pun yang bekerja begitu keras untuk agama mereka seperti halnya Saksi-Saksi.”

      21. Apa buktinya bahwa Yehuwa sedang memberkati pelayanan umat-Nya?

      21 Betapa Yehuwa memberkati kita dalam melaksanakan tujuan dari kemerdekaan yang diberikan Allah! Ini dapat terlihat dari laporan dinas pengabaran tahun lalu—puncak lebih dari empat juta penyiar Kerajaan, dengan lebih dari sepuluh juta orang menghadiri Peringatan kematian Yesus. Dalam suatu survai, Irlandia mencapai 29 puncak penyiar bulanan berturut-turut; Meksiko 78 puncak dalam 80 bulan; dan Jepang 153 puncak berturut-turut!

      Manfaatkan Kemerdekaan yang Allah Berikan kepada Saudara

      22. Apakah inti sari dari beberapa pertanyaan yang menggugah pikiran yang dapat kita ajukan kepada diri sendiri?

      22 Bila saudara salah seorang dari Saksi-Saksi yang berbakti dari Yehuwa, apakah saudara memanfaatkan kemerdekaan yang Allah berikan kepada saudara? Masing-masing kita dapat bertanya kepada diri sendiri, ”Apakah saya berhati-hati menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah, sehingga tidak membuat orang lain tersandung oleh tingkah laku yang buruk? Apakah saya dengan sungguh-sungguh menaati undang-undang Kaisar, meskipun mendahulukan hukum Allah? Apakah saya sepenuhnya bekerja sama dengan para penatua dalam sidang? Apakah saya sepenuhnya menggunakan kemerdekaan yang Allah berikan kepada saya dalam mengabarkan kabar baik? Apakah saya ’selalu giat dalam pekerjaan Tuhan’? Apakah saya asyik mengejar karier duniawi padahal saya dapat menggunakan dengan lebih baik kemerdekaan yang diberikan Allah kepada saya dengan meluaskan pelayanan saya, berupaya meraih tanggung jawab yang lebih besar di sidang atau untuk dinas sepenuh waktu?”—1 Korintus 15:58.

      23. Apa yang hendaknya kita lakukan sehingga kita tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah?

      23 Semoga semua kita ’mengecap dan melihat betapa baiknya Yehuwa itu!’ (Mazmur 34:9) Marilah kita percaya kepada-Nya, menaati hukum-hukum-Nya, dan memuliakan nama kudus-Nya dengan bergairah mengumumkan Kerajaan-Nya. Ingat bahwa mereka yang ’menabur banyak, akan menuai banyak pula’. (2 Korintus 9:6) Karena itu, marilah kita memberikan dinas sepenuh hati kepada Yehuwa dan memperlihatkan bahwa kita tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah.

  • Berdiri Teguh untuk Kemerdekaan yang Diberikan Allah!
    Menara Pengawal—1992 | 15 Maret
    • Berdiri Teguh untuk Kemerdekaan yang Diberikan Allah!

      ”Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.”—GALATIA 5:1.

      1, 2. Bagaimana kemerdekaan yang diberikan Allah hilang?

      UMAT Yehuwa merdeka. Namun mereka tidak mencari kemerdekaan terlepas dari Allah, karena itu akan berarti perbudakan kepada Setan. Mereka menghargai hubungan mereka yang akrab dengan Yehuwa dan bersukacita dalam kemerdekaan yang Ia berikan kepada mereka.

      2 Orang-tua pertama kita, Adam dan Hawa, kehilangan kemerdekaan yang diberikan Allah dengan berbuat dosa dan menjadi budak dari dosa, kematian, dan Iblis. (Kejadian 3:1-19; Roma 5:12) Ya, Setan menaruh seluruh dunia pada jalan penuh dosa menuju kebinasaan! Namun mereka yang berdiri teguh untuk kemerdekaan yang diberikan Allah berjalan pada jalan menuju kehidupan kekal.—Matius 7:13, 14; 1 Yohanes 5:19.

      Kemerdekaan dari Perbudakan

      3. Harapan apa Allah ulurkan di Eden?

      3 Yehuwa bermaksud agar manusia yang menghormati nama-Nya akan bebas dari perbudakan kepada Setan, dosa, dan kematian. Harapan itu diulurkan ketika Allah memberi tahu ular yang digunakan oleh Setan di Eden, ”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kejadian 3:14, 15) Kristus Yesus, Benih dari organisasi surgawi Yehuwa, menderita luka pada tumit ketika ia mati pada tiang siksaan, namun dengan demikian Allah menyediakan suatu korban tebusan untuk membebaskan umat manusia yang percaya dari dosa dan kematian. (Matius 20:28; Yohanes 3:16) Pada waktunya, Yesus akan meremukkan kepala Setan, Ular yang semula.—Wahyu 12:9.

      4. Kemerdekaan apa dinikmati oleh Abraham, dan apa yang Yehuwa janjikan kepadanya?

      4 Kira-kira 2.000 tahun setelah janji yang diberikan di Eden, ”sahabat Yehuwa” Abraham menaati Allah dan berangkat dari kota Ur menuju tempat lain. (Yakobus 2:23, NW; Ibrani 11:8) Dengan demikian ia menerima kemerdekaan yang diberikan Allah dan tidak lagi hidup sebagai budak dari dunia agama palsu, sistem politik yang korup dan perdagangan yang tamak milik Setan. Kepada nubuat di Eden, Allah menambahkan janji-janji bahwa semua keluarga dan bangsa akan memberkati diri mereka melalui Abraham dan Benihnya. (Kejadian 12:3; 22:17, 18) Abraham dibebaskan dari hukuman karena ia ’percaya kepada Yehuwa, yang memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran’. (Kejadian 15:6, NW) Demikian pula dewasa ini, hubungan yang akrab dengan Yehuwa membawa kemerdekaan dari hukuman dan dari perbudakan kepada dunia yang berada dalam kekuasaan Setan.

      Sebuah Drama Simbolik yang Menggetarkan

      5. Kelahiran Ishak dihubungkan dengan keadaan apa?

      5 Agar Abraham dapat memiliki benih, istrinya yang mandul, Sara, menawarkan budak perempuannya, Hagar, kepada Abraham, sebagai seorang pembawa anak. Melalui dia, Abraham memperanakkan Ismael, namun Allah tidak memilih dia sebagai Benih yang dijanjikan. Sebaliknya, ketika Abraham berumur 100 tahun dan Sara 90 tahun, Yehuwa memungkinkan mereka mendapat seorang anak laki-laki bernama Ishak. Sewaktu Ismael mengolok-olok Ishak, Hagar dan putranya diusir, sehingga putra Abraham yang diperanakkan oleh wanita merdeka Sara menjadi benih Abraham yang tidak ada saingan. Seperti Abraham, Ishak juga mempraktikkan iman dan menikmati kemerdekaan yang diberikan Allah.—Kejadian 16:1-16; 21:1-21; 25:5-11.

      6, 7. Guru-guru palsu telah meyakinkan beberapa kristiani di Galatia tentang apa, namun apa yang Paulus jelaskan?

      6 Peristiwa-peristiwa ini menggambarkan hal-hal yang sangat penting bagi para pencinta kemerdekaan yang diberikan Allah. Ini tercatat dalam surat yang rasul Paulus tulis kepada sidang-sidang di Galatia kira-kira tahun 50 sampai 52 M. Pada waktu itu badan pimpinan telah memutuskan bahwa sunat tidak dituntut dari umat kristiani. Namun guru-guru palsu telah meyakinkan beberapa orang di Galatia bahwa hal itu merupakan corak yang sangat penting dari kekristenan.

      7 Paulus memberi tahu jemaat di Galatia: Seseorang dinyatakan benar melalui iman dalam Kristus, bukan melalui perbuatan-perbuatan dari Taurat Musa. (1:1–3:14) Taurat itu tidak membatalkan janji yang berhubungan dengan perjanjian Abraham tetapi membuat pelanggaran menjadi nyata dan berperan sebagai pembimbing kepada Kristus. (3:15-25) Dengan kematiannya, Yesus membebaskan mereka yang berada di bawah Taurat, memungkinkan mereka menjadi putra-putra Allah. Karena itu, kembali kepada penyelenggaraan memperingati perayaan hari-hari, bulan-bulan, musim-musim dan tahun-tahun dapat berarti kembali kepada perbudakan. (4:1-20) Paulus kemudian menulis,

      8, 9. (a) Dengan kata-kata saudara sendiri, jelaskan secara singkat apa yang Paulus katakan di Galatia 4:21-26. (b) Dalam drama simbolik ini, siapa atau apa yang digambarkan oleh Abraham dan Sara, dan siapakah Benih yang dijanjikan?

      8 ”Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang [Ismael] dari perempuan yang menjadi hambanya [Hagar] dan seorang [Ishak] dari perempuan yang merdeka [Sara]? Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan [”perjanjian”, NW] Allah: yang satu [perjanjian Taurat] berasal dari gunung Sinai [tempat Allah meresmikan perjanjian tersebut dengan umat Israel] dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar [perjanjian yang satunya lagi adalah perjanjian yang diadakan dengan Abraham sehubungan dengan Benihnya]—Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab—dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya [keturunan dari Abraham, Ishak, dan Yakub]. Tetapi Yerusalem sorgawi [”yang di atas”, NW] adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.”—Galatia 4:21-26.

      9 Dalam drama simbolik ini, Abraham merupakan gambaran dari Yehuwa. ”Perempuan yang merdeka”, Sara, menggambarkan ”perempuan” Allah, atau organisasi suci alam semesta. Ini melahirkan Kristus, Benih dari perempuan simbolik itu dan dari Abraham Yang Lebih Besar. (Galatia 3:16) Untuk memperlihatkan kepada orang-orang cara pembebasan dari ibadat yang tidak bersih, dosa, dan Setan, Yesus mengajar kebenaran dan menyingkapkan agama palsu, namun Yerusalem dan anak-anaknya tetap berada di dalam perbudakan agama karena mereka menolak dia. (Matius 23:37, 38) Pengikut-pengikut Yahudi dari Yesus menjadi bebas dari Taurat, yang memperlihatkan perbudakan mereka kepada ketidaksempurnaan, dosa dan kematian. Sebenarnya merdekalah semua yang menerima Yesus sebagai Pribadi yang dilahirkan oleh ”perempuan” Allah untuk menjadi Raja Mesias dan Pembebas yang ’memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan’!—Yesaya 61:1, 2; Lukas 4:18, 19.

      Menghindari Kuk Perhambaan

      10, 11. Kristus memerdekakan pengikut-pengikutnya dari kuk perhambaan apa, dan persamaan apa dapat ditarik dewasa ini?

      10 Kepada mereka yang membentuk benih Abraham bersama-sama Kristus, Ishak Yang Lebih Besar, Paulus berkata, ”Yerusalem sorgawi [”yang di atas”, NW] adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. . . . Dan kamu [”kita”, NW] saudara-saudara, kamu [”kita”, NW] sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging [Ismael], menganiaya yang diperanakkan menurut Roh [Ishak], demikian juga sekarang ini. . . . Kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita [dari Taurat]. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.”—Galatia 4:26–5:1.

      11 Siapa pun dari pengikut-pengikut Yesus akan dibelenggu dalam kuk perhambaan bila mereka tunduk kepada Taurat. Agama palsu adalah kuk perhambaan dewasa ini, dan Susunan Kristen sama dengan Yerusalem purba dan anak-anaknya. Namun orang-orang yang terurap adalah anak-anak dari Yerusalem yang di atas, organisasi surgawi Allah yang merdeka. Mereka dan rekan-rekan penyembah dengan harapan hidup di bumi bukan bagian dari dunia ini dan tidak berada dalam perbudakan kepada Setan. (Yohanes 14:30; 15:19; 17:14, 16) Karena sudah dibebaskan oleh kebenaran dan oleh korban Yesus, marilah kita berdiri teguh untuk kemerdekaan yang diberikan Allah kepada kita.

      Berpihak kepada Kemerdekaan yang Diberikan Allah

      12. Haluan apa diambil oleh para penyembah, dan apa yang akan kita bahas sekarang?

      12 Jutaan kini menikmati kemerdekaan sejati sebagai Saksi-Saksi Yehuwa. Pengajaran Alkitab dipimpin bersama jutaan orang lain, banyak dari antaranya ”ditentukan Allah untuk hidup yang kekal”. Setelah menjadi orang-orang percaya, mereka akan berpihak kepada kemerdekaan yang diberikan Allah dengan dibaptis. (Kisah 13:48; 18:8) Namun, langkah-langkah apa mendahului pembaptisan Kristen?

      13. Hubungan apa yang ada antara pengetahuan dengan pembaptisan?

      13 Sebelum pembaptisan, seseorang harus mendapatkan dan bertindak selaras dengan pengetahuan yang saksama dari Alkitab. (Efesus 4:13) Karena itu, Yesus memberi tahu para pengikutnya, ”Pergilah, jadikanlah murid dari semua bangsa dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan roh kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”—Matius 28:19, 20, NW.

      14. Dibaptis dalam nama Bapa, Putra, dan roh kudus menuntut pengetahuan apa?

      14 Dibaptis dalam nama Bapa berarti mengakui kedudukan dan wewenang Yehuwa sebagai Allah, Pencipta dan Penguasa Universal. (Kejadian 17:1; 2 Raja 19:15; Wahyu 4:11) Pembaptisan dalam nama Putra menuntut pengakuan akan kedudukan dan wewenang Kristus sebagai makhluk rohani yang ditinggikan, Raja Mesias, dan pribadi yang melaluinya Allah telah menyediakan ’tebusan yang sesuai’. (1 Timotius 2:5, 6; Daniel 7:13, 14; Filipi 2:9-11) Seseorang yang dibaptis dalam nama roh kudus menyadari bahwa ini merupakan tenaga aktif Allah yang digunakan Yehuwa dalam penciptaan dan dalam mengilhami penulis-penulis Alkitab, dan juga dalam cara-cara lain. (Kejadian 1:2; 2 Petrus 1:21) Tentu, ada lebih banyak hal lagi yang harus dipelajari tentang Allah, Kristus, dan roh kudus.

      15. Mengapa seseorang harus mempraktikkan iman sebelum dibaptis?

      15 Sebelum pembaptisan, seseorang harus mempraktikkan iman berdasarkan pengetahuan saksama. ”Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada [Yehuwa].” (Ibrani 11:6) Seseorang yang mempraktikkan iman akan Allah, Kristus, dan maksud-tujuan ilahi akan ingin menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa, hidup selaras dengan Firman Allah dan mempunyai bagian yang berarti dalam memberitakan kabar baik. Ia akan berbicara tentang kemuliaan dari kerajaan Yehuwa.—Mazmur 145:10-13; Matius 24:14.

      16. Apakah pertobatan, dan bagaimana hubungannya dengan pembaptisan Kristen?

      16 Pertobatan adalah syarat mutlak lainnya untuk pembaptisan. Bertobat berarti ”mengubah pikiran seseorang sehubungan dengan tindakan atau sikap di masa lalu (atau yang bakal dilakukan) karena menyesal atau karena ketidakpuasan”, atau ”merasa menyesal, kesedihan yang mendalam, atau perasaan bersalah terhadap sesuatu yang telah dilakukan atau yang telah diabaikan seseorang”. Orang-orang Yahudi pada abad pertama perlu bertobat dari dosa-dosa mereka terhadap Kristus Yesus. (Kisah 3:11-26) Beberapa orang percaya di Korintus bertobat dari percabulan, penyembahan berhala, perzinaan, homoseksualitas, pencurian, ketamakan, pemabukan, caci-maki, dan pemerasan. Sebagai hasilnya, mereka ”disucikan” dalam darah Yesus, ”dikuduskan” sebagai kelompok yang dipisahkan untuk dinas Yehuwa, dan ”telah dibenarkan” dalam nama Kristus Yesus dan dengan roh Allah. (1 Korintus 6:9-11) Jadi pertobatan adalah langkah menuju hati nurani yang baik dan kemerdekaan yang diberikan Allah dari perasaan bersalah yang mengganggu karena dosa.—1 Petrus 3:21.

      17. Perubahan memaksudkan apa, dan apa yang dituntutnya dari seseorang yang merencanakan untuk dibaptis?

      17 Perubahan tindakan juga harus terjadi sebelum seseorang dapat dibaptis sebagai seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Perubahan tindakan dari seorang yang bertobat terjadi setelah ia menolak tindakan yang salah dan bertekad untuk melakukan apa yang benar. Kata kerja Ibrani dan Yunani yang berhubungan dengan perubahan tindakan berarti ”membelakangi, berpaling, atau kembali”. Bila digunakan dalam arti rohani yang baik, ini memaksudkan berpaling kepada Allah dari haluan yang salah. (1 Raja 8:33, 34) Perubahan menuntut ”pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan”, bahwa kita melakukan apa yang Allah perintahkan, meninggalkan agama palsu, dan membimbing hati kita berpaut kepada Yehuwa agar menyembah Dia saja. (Kisah 26:20; Ulangan 30:2, 8, 10; 1 Samuel 7:3) Ini menuntut ”hati yang baru dan roh yang baru”, pikiran, kecenderungan, dan tujuan dalam kehidupan yang diubah. (Yehezkiel 18:31, NW) Kepribadian baru yang dihasilkan menggantikan sifat yang tidak saleh dengan sifat-sifat ilahi. (Kolose 3:5-14) Ya, pertobatan yang sejati, benar-benar menyebabkan seseorang untuk ”berpaling”.—Kisah 3:19, NW.

      18. Mengapa perlu membuat suatu pembaktian kepada Allah dalam doa, dan apa yang penting dari langkah ini?

      18 Pembaktian kepada Allah dalam doa harus mendahului pembaptisan. (Bandingkan Lukas 3:21, 22.) Pembaktian berarti suatu penyisihan untuk tujuan suci. Langkah ini begitu penting sehingga dalam doa kepada Allah, kita harus menyatakan keputusan kita untuk memberikan-Nya pengabdian eksklusif dan melayani Dia selama-lamanya. (Ulangan 5:8, 9; 1 Tawarikh 29:10-13) Tentu, pembaktian kita bukan kepada suatu pekerjaan tetapi kepada Allah sendiri. Hal ini dibuat jelas pada pemakaman presiden pertama dari Lembaga Menara Pengawal, Charles Taze Russell. Pada kesempatan itu tahun 1916, sekretaris-bendahara Lembaga, W. E. Van Amburgh, berkata, ”Pekerjaan besar seluas dunia ini bukan pekerjaan satu orang. Benar-benar terlalu besar untuk itu. Ini adalah pekerjaan Allah dan tidak akan berubah. Allah telah menggunakan banyak hamba di masa lalu dan Ia pasti akan menggunakan banyak hamba di masa mendatang. Pengabdian [pembaktian] kita bukan kepada seorang manusia, atau untuk suatu pekerjaan manusia, tetapi untuk melakukan kehendak Allah, yang akan Ia ungkapkan kepada kita melalui Firman-Nya dan bimbingan-Nya yang pengasih. Allah masih tetap memimpin.” Namun apa lagi yang harus dilakukan sehubungan dengan pembaktian kepada Allah?

      19. (a) Bagaimana orang-orang memberikan bukti umum mengenai pembaktian kepada Yehuwa? (b) Pembaptisan air merupakan simbol dari apa?

      19 Bukti umum dari pembaktian kepada Yehuwa diberikan pada waktu seseorang dibaptis. Pembaptisan adalah lambang yang menandakan bahwa orang yang menjalani pencelupan dalam air telah membaktikan diri tanpa syarat kepada Allah Yehuwa melalui Kristus Yesus. (Bandingkan Matius 16:24.) Sewaktu calon pembaptisan dibenamkan dalam air dan kemudian diangkat ke luar, ia secara lambang mati dari haluan hidupnya yang lama dan diangkat kepada haluan hidup yang baru, sekarang untuk melakukan kehendak Allah tanpa syarat. (Bandingkan Roma 6:4-6.) Sewaktu Yesus dibaptis, ia mempersembahkan dirinya kepada Bapa surgawinya dalam suatu cara tanpa syarat. (Matius 3:13-17) Dan Alkitab berulang kali memperlihatkan bahwa penyembah-penyembah yang memenuhi syaratlah yang dibaptis. (Kisah 8:13; 16:27-34; 18:8) Karena itu, untuk menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini, ia harus menjadi orang yang percaya yang benar-benar mempraktikkan iman dan dibaptis.—Bandingkan Kisah 8:26-39.

      Berdiri Teguh!

      20. Apa beberapa contoh dalam Alkitab yang membuktikan bahwa kita akan diberkati karena berpihak kepada kemerdekaan yang diberikan Allah sebagai Saksi-Saksi Yehuwa yang dibaptis?

      20 Bila saudara telah mengambil pendirian teguh bagi kemerdekaan yang diberikan Allah dengan menjadi seorang Saksi yang terbaptis dari Yehuwa, Ia akan memberkati saudara sebagaimana Ia telah memberkati hamba-hamba-Nya di masa lampau. Sebagai contoh, Yehuwa memberkati Abraham dan Sara yang telah lanjut usia dengan putra yang takut akan Allah, Ishak. Dengan iman nabi Musa memilih untuk diperlakukan dengan sewenang-wenang bersama umat Allah ”dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena [menjadi gambaran kuno dari] Kristus [atau yang diurapi Allah] sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir”. (Ibrani 11:24-26) Musa memiliki hak istimewa untuk digunakan Allah dalam memimpin bangsa Israel ke luar dari perbudakan Mesir. Lebih lanjut, karena ia melayani Allah dengan setia, ia akan dibangkitkan dan akan melayani sebagai salah seorang ”pembesar di seluruh bumi” di bawah Musa yang Lebih Besar, Kristus Yesus.—Mazmur 45:17; Ulangan 18:17-19.

      21. Contoh-contoh membina apa diberikan berkenaan wanita-wanita yang saleh pada zaman dahulu?

      21 Kristiani yang berbakti dewasa ini dapat dikuatkan dengan merenungkan teladan wanita-wanita yang menjadi benar-benar merdeka dan berbahagia. Di antara mereka adalah Rut, orang Moab, yang mengalami kesedihan hati menjadi janda dan juga kebahagiaan karena kemerdekaan yang diberikan Allah dari agama palsu. Meninggalkan bangsanya dan allah-allahnya, ia berpaut kepada ibu mertuanya yang janda, Naomi. ”Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi,” kata Rut, ”dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.” (Rut 1:16) Sebagai istri Boas, Rut menjadi ibu dari kakek Daud, Obed. (Rut 4:13-17) Ya, Yehuwa mengaruniakan wanita bukan Israel yang rendah hati ini ’upahnya yang sempurna’ dengan membuatnya menjadi nenek moyang Yesus sang Mesias! (Rut 2:12, NW) Betapa Rut akan berbahagia pada waktu ia dibangkitkan dan mengetahui bahwa ia telah mendapat hak istimewa demikian! Sukacita yang sama tanpa diragukan akan memenuhi hati bekas pelacur yang dibangkitkan, Rahab, yang dibebaskan dari perbuatan amoral dan ibadat palsu, sebagaimana juga Batsyeba yang bersalah tetapi bertobat, karena mereka juga akan mengetahui bahwa Yehuwa mengizinkan mereka menjadi nenek moyang Kristus Yesus.—Matius 1:1-6, 16.

      22. Apa yang akan dibahas dalam artikel berikutnya?

      22 Pembahasan tentang para penerima kemerdekaan yang diberikan Allah dapat terus berlanjut. Sebagai contoh, dalam jumlah mereka termasuk pria-pria dan wanita-wanita yang beriman yang disebutkan di Ibrani pasal 11. Mereka menderita kesengsaraan dan diperlakukan dengan tidak baik, dan ”dunia ini tidak layak bagi mereka”. Tambahkan juga kepada jumlah mereka pengikut-pengikut Yesus pada abad pertama dan orang-orang setia lainnya sejak itu, termasuk jutaan yang sekarang melayani Yehuwa sebagai Saksi-Saksi-Nya. Sebagaimana yang akan kita lihat selanjutnya, bila saudara berpihak bersama dengan mereka untuk kemerdekaan yang diberikan Allah, saudara memiliki banyak alasan untuk bersukacita.

  • Kemerdekaan yang Diberikan Allah Membawa Sukacita
    Menara Pengawal—1992 | 15 Maret
    • Kemerdekaan yang Diberikan Allah Membawa Sukacita

      ”Sukacita Yehuwa adalah perlindunganmu.”—NEHEMIA 8:10, NW.

      1. Apakah sukacita itu, dan mengapa mereka yang berbakti kepada Allah dapat menikmatinya?

      YEHUWA mengisi hati umat-Nya dengan sukacita. Kebahagiaan luar biasa atau kegembiraan yang sangat besar ini dihasilkan dari keberhasilan atau pengharapan akan apa yang baik. Umat manusia yang berbakti kepada Allah dapat menikmati perasaan sedemikian karena sukacita merupakan buah roh kudus, atau tenaga aktif-Nya. (Galatia 5:22, 23) Jadi bahkan bila ujian yang menekan menimpa kita, kita dapat bersukacita karena hamba-hamba Yehuwa dipimpin oleh roh-Nya.

      2. Mengapa orang-orang Yahudi bergembira pada kesempatan istimewa pada zaman Ezra?

      2 Dalam suatu kesempatan khusus pada abad kelima S.M., orang-orang Yahudi menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah kepada mereka untuk mengadakan suatu Perayaan Pondok Daun yang penuh sukacita di Yerusalem. Setelah Ezra dan orang-orang Lewi yang lain membaca dan menjelaskan Taurat Allah kepada mereka, ”pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan kepada mereka.”—Nehemia 8:6-13.

      Sukacita dari Yehuwa Adalah Kekuatan Kita

      3. Di bawah keadaan apa ”sukacita Yehuwa” menjadi kekuatan kita?

      3 Selama perayaan itu, orang-orang Yahudi menyadari kebenaran dari kata-kata ini, ”Sukacita Yehuwa adalah kekuatanmu.” (Nehemia 8:10, NW; ayat 11, TB) Sukacita ini adalah kekuatan kita juga bila kita berdiri teguh untuk kemerdekaan yang diberikan Allah sebagai Saksi-Saksi yang berbakti dan dibaptis dari Yehuwa. Beberapa dari kita telah mengalami pengurapan roh kudus dan pengangkatan kepada keluarga Allah sebagai rekan surgawi bersama Kristus. (Roma 8:15-23) Mayoritas terbesar dari kita dewasa ini memiliki prospek kehidupan kekal dalam firdaus di bumi. (Lukas 23:43) Betapa kita seharusnya bersukacita!

      4. Mengapa umat kristiani dapat menahan penderitaan dan penindasan?

      4 Meskipun memiliki prospek yang begitu menakjubkan, tidaklah mudah untuk menahan penderitaan dan penindasan. Namun kita dapat melakukan itu, karena Allah memberikan kita roh kudus-Nya. Dengan memilikinya kita dapat menikmati sukacita dan keyakinan bahwa tidak sesuatu pun dapat merampas harapan atau kasih Allah dari kita. Selain itu, kita dapat merasa yakin bahwa Yehuwa akan menjadi kekuatan kita selama kita mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan pikiran kita.—Lukas 10:27.

      5. Di mana kita dapat menemukan alasan-alasan untuk bersukacita?

      5 Umat Yehuwa menikmati berkat-berkat limpah dan memiliki banyak alasan untuk bergembira. Beberapa alasan untuk bersukacita disebutkan dalam surat Paulus kepada jemaat di Galatia. Alasan-alasan lain disebutkan di ayat-ayat lain dalam Alkitab. Kita akan bertambah semangat dengan membahas berkat-berkat menyenangkan demikian.

      Nilai dari Kemerdekaan yang Diberikan Allah

      6. Mengapa Paulus mendesak umat kristiani di Galatia untuk berdiri teguh?

      6 Sebagai kristiani, kita memiliki berkat-berkat menggembirakan dari kedudukan yang diperkenan Allah. Karena Kristus membebaskan pengikut-pengikutnya dari Taurat Musa, jemaat di Galatia didesak untuk berdiri teguh dan tidak terkungkung dalam ”kuk perhambaan” itu. Bagaimana dengan kita? Bila kita berupaya untuk dinyatakan benar dengan memelihara Taurat, kita akan berpisah dari Kristus. Namun, didukung oleh roh Allah, kita menanti keadilan yang diharapkan yang adalah hasil dari iman yang bekerja melalui kasih, bukan dari penyunatan fisik atau perbuatan-perbuatan lain dari Taurat.—Galatia 5:1-6.

      7. Bagaimana kita hendaknya memandang dinas suci kepada Yehuwa?

      7 Merupakan berkat untuk menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah untuk ”beribadah kepada [Yehuwa] dengan sukacita”. (Mazmur 100:2) Sebenarnya, merupakan karunia tak ternilai untuk memberikan dinas suci kepada ”Allah Yehuwa, Allah Yang Mahakuasa”, ”Raja kekal”! (Wahyu 15:3, NW) Bila perasaan rendah diri pernah melanda saudara, adalah membantu untuk menyadari bahwa Allah telah menarik saudara kepada-Nya melalui Kristus Yesus dan telah memberi bagian kepada saudara dalam ”pelayanan pemberitaan Injil Allah”. (Roma 15:16; Yohanes 6:44; 14:6) Benar-benar alasan untuk bersukacita dan bersyukur kepada Allah!

      8. Sehubungan dengan Babel Besar, alasan apa untuk bersukacita dimiliki umat Allah?

      8 Alasan lain untuk bersukacita adalah kemerdekaan dari Babel Besar, imperium agama palsu sedunia, yang diberikan Allah. (Wahyu 18:2, 4, 5) Walaupun pelacur agama ini secara lambang ”duduk di tempat yang banyak airnya”, yang berarti ”bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa”, ia tidak duduk pada, atau secara agama mempengaruhi dan mengendalikan, hamba-hamba Yehuwa. (Wahyu 17:1, 15) Kita bersukacita dalam terang Yehuwa yang menakjubkan, sementara pendukung-pendukung Babel Besar berada dalam kegelapan rohani. (1 Petrus 2:9) Ya, mungkin sulit untuk mengerti ”hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah”. (1 Korintus 2:10) Namun permohonan akan hikmat dan bantuan melalui roh kudus membantu kita untuk memahami kebenaran Alkitab yang secara rohani membebaskan pemiliknya.—Yohanes 8:31, 32; Yakobus 1:5-8.

      9. Bila kita ingin menikmati berkat kemerdekaan dari kekeliruan agama yang terus berlanjut, apa yang harus kita lakukan?

      9 Kita menikmati berkat dari kemerdekaan dari kekeliruan agama yang terus berlanjut, namun untuk mempertahankan kebebasan itu, kita harus menolak kemurtadan. Jemaat di Galatia telah berlari dalam perlombaan Kristen dengan baik, namun beberapa orang menghalangi mereka dari menaati kebenaran. Bujukan jahat sedemikian bukanlah dari Allah dan harus dilawan. Sebagaimana sedikit ragi mengkhamirkan seluruh adonan, guru-guru palsu atau suatu kecenderungan ke arah kemurtadan dapat merusak seluruh sidang. Paulus berharap agar para pendukung sunat yang berupaya merongrong iman dari jemaat di Galatia tidak saja disunat tetapi membiarkan diri mereka dikebiri. Benar-benar kata-kata yang keras! Namun kita harus demikian kuat dalam menolak kemurtadan bila kita ingin mempertahankan kemerdekaan dari kepalsuan agama yang diberikan Allah kepada kita.—Galatia 5:7-12.

      Melayani Satu Sama Lain dalam Kasih

      10. Apa tanggung jawab kita sebagai bagian dari persaudaraan Kristen?

      10 Kemerdekaan yang diberikan Allah telah membawa kita kepada pergaulan dengan suatu persaudaraan yang penuh kasih, namun kita harus melakukan bagian kita untuk memperlihatkan kasih. Jemaat di Galatia tidak boleh menggunakan kemerdekaan mereka sebagai ”kesempatan untuk berbuat dosa” atau dalih untuk pementingan diri yang tidak pengasih. Mereka harus melayani satu sama lain dengan kasih sebagai tujuan. (Imamat 19:18; Yohanes 13:35) Kita juga harus menghindari fitnah dan kebencian yang dapat membuat kita membinasakan satu sama lain. Tentu, ini tidak akan terjadi bila kita memperlihatkan kasih persaudaraan.—Galatia 5:13-15.

      11. Bagaimana kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang lain, dan bagaimana mereka dapat memberkati kita?

      11 Dengan menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah selaras dengan pimpinan roh Allah, kita akan memperlihatkan kasih dan menjadi berkat bagi orang-orang lain. Seharusnya menjadi kebiasaan kita untuk membiarkan diri dikendalikan dan dipimpin oleh roh kudus. Maka kita tidak akan cenderung tanpa kasih memuaskan keinginan daging yang berdosa yang ”berlawanan dengan keinginan Roh.” Bila kita dipimpin roh Allah, kita akan melakukan apa yang pengasih namun bukan karena peraturan-peraturan menuntut ketaatan dan menjatuhkan hukuman atas orang yang bersalah. Sebagai contoh, kasih—tidak sekadar sebuah hukum—akan menghindarkan kita dari memfitnah orang-orang lain. (Imamat 19:16) Kasih akan menggerakkan kita untuk berbicara dan bertindak dalam cara-cara yang pengasih. Karena kita mempertunjukkan buah roh kasih, orang-orang lain akan memberkati kita, atau berbicara yang baik tentang kita. (Amsal 10:6) Selain itu, pergaulan dengan kita akan merupakan suatu berkat bagi mereka.—Galatia 5:16-18.

      Buah-Buah yang Berbeda

      12. Berkat apa saja yang berkaitan dengan menghindari ”perbuatan daging” yang berdosa?

      12 Banyak berkat berhubungan dengan kemerdekaan kita yang diberikan Allah dihasilkan karena menghindari ”perbuatan daging”. Sebagai umat Allah, kita pada umumnya menghindari penderitaan karena kita tidak mempraktikkan perzinaan, kecemaran, dan perbuatan menurut hawa nafsu. Dengan menghindari penyembahan berhala, kita memiliki sukacita yang dihasilkan dari menyenangkan Yehuwa dalam hal itu. (1 Yohanes 5:21) Karena kita tidak mempraktikkan spiritisme, kita bebas dari pengaruh hantu-hantu. Persaudaraan Kristen kita tidak dirusak oleh kebencian, perselisihan, kecemburuan, luapan kemarahan, perbantahan, perpecahan, sekte-sekte, dan iri hati. Dan sukacita kita tidak hilang dalam kecanduan minuman keras dan pesta-pora. Paulus mengingatkan bahwa mereka yang mempraktikkan pekerjaan daging tidak akan mewarisi Kerajaan Allah. Namun, karena kita memperhatikan firman-Nya, kita dapat berpaut kepada harapan Kerajaan yang membawa sukacita.—Galatia 5:19-21.

      13. Roh kudus Yehuwa menghasilkan buah-buah apa?

      13 Kemerdekaan yang diberikan Allah memberikan sukacita kepada kita karena umat kristiani mempraktikkan buah-buah roh Yehuwa. Dari kata-kata Paulus kepada jemaat di Galatia, mudah melihat bahwa perbuatan daging yang berdosa seperti duri-duri, yang berbeda dari buah-buah roh yang baik sekali yakni kasih, sukacita, perdamaian, panjang sabar, kebaikan hati, kebaikan, iman, kelembutan dan pengendalian diri yang tertanam dalam hati yang saleh. Bertekad untuk hidup berbeda dari keinginan daging yang berdosa, kita berharap untuk dipimpin oleh roh Allah dan hidup selaras dengan itu. Roh itu membuat kita rendah hati, dan suka damai, tidak suka akan ”perseteruan, perselisihan, iri hati”. Tak mengherankan merupakan suatu sukacita untuk bergaul bersama mereka yang mempraktikkan buah-buah roh!—Galatia 5:22-26.

      Alasan-Alasan Lain untuk Sukacita

      14. Perlengkapan senjata apa yang kita perlukan dalam perjuangan kita melawan kuasa-kuasa roh jahat?

      14 Berkaitan dengan kemerdekaan yang diberikan Allah adalah berkat berupa perlindungan terhadap Setan dan hantu-hantunya. Agar berhasil dalam pergulatan kita melawan kegiatan roh jahat, kita harus mengenakan ”seluruh perlengkapan senjata Allah”. Kita membutuhkan ikat pinggang kebenaran dan baju zirah keadilan. Kaki kita harus berkasutkan perlengkapan kabar baik dari perdamaian. Yang diperlukan juga adalah perisai yang besar yakni iman, untuk memadamkan semua panah api dari si jahat. Kita harus mengenakan ketopong keselamatan dan menggunakan ”pedang roh”, Firman Allah. Marilah kita juga ’terus berdoa setiap waktu di dalam roh’. (Efesus 6:11-18) Bila kita mengenakan senjata rohani dan menolak hantu-hantu, kita dapat berani dan bersukacita.—Bandingkan Kisah 19:18-20.

      15. Sukacita apa menjadi milik kita karena kita bertindak selaras dengan Firman Allah?

      15 Sukacita adalah milik kita karena tingkah laku kita selaras dengan Firman Allah, dan kita bebas dari perasaan bersalah yang mengganggu banyak pedosa. Kita ’mengupayakan diri untuk terus hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia’. (Kisah 24:16) Karena itu, kita tidak perlu takut akan pembalasan ilahi yang bakal menimpa pedosa-pedosa sengaja yang tidak bertobat. (Matius 12:22-32; Ibrani 10:26-31) Dengan menerapkan nasihat dari Amsal 3:21-26, kita menyadari penggenapan dari kata-kata tersebut, ”Janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk. Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak. Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang. Karena [Yehuwa]-lah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.”

      16. Bagaimana doa merupakan alasan untuk bersukacita, dan bagian apa dimainkan oleh roh Yehuwa sehubungan dengan hal ini?

      16 Alasan lain untuk bersukacita adalah kemerdekaan untuk mendekati Yehuwa dalam doa dengan jaminan bahwa kita akan didengar. Ya, doa-doa kita dijawab karena kita memiliki ”takut akan [Yehuwa]” yang disertai perasaan hormat. (Amsal 1:7) Selanjutnya, kita dibantu untuk berada dalam kasih Allah dengan ’berdoa dalam roh kudus’. (Yudas 20, 21) Ini kita lakukan dengan menunjukkan suatu keadaan hati yang diperkenan Yehuwa dan dengan berdoa di bawah pengaruh roh kudus memohon hal-hal yang selaras dengan kehendak-Nya dan Firman-Nya, yang memperlihatkan kepada kita cara berdoa dan apa yang harus diminta dalam doa. (1 Yohanes 5:13-15) Apabila kita mengalami pencobaan yang hebat dan tidak tahu apa yang harus didoakan, ’roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan’. Allah menjawab doa-doa demikian. (Roma 8:26, 27) Marilah kita berdoa memohon roh kudus dan membiarkannya untuk menghasilkan dalam diri kita buah-buahnya yang khusus dibutuhkan dalam menghadapi suatu ujian tertentu. (Lukas 11:13) Kita juga akan meningkatkan sukacita kita bila kita dengan sungguh-sungguh dan dengan rajin mempelajari Firman Allah yang terilham dan publikasi-publikasi Kristen yang dipersiapkan di bawah bimbingan roh kudus.

      Diberkati dengan Bantuan yang Selalu Tersedia

      17. Bagaimana pengalaman-pengalaman Musa dan kata-kata Daud memperlihatkan bahwa Yehuwa bersama umat-Nya?

      17 Dengan benar menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah, kita memiliki sukacita karena mengetahui bahwa Yehuwa bersama dengan kita. Sewaktu keadaan yang berbahaya menyebabkan Musa harus meninggalkan Mesir, dengan iman ”ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan”. (Ibrani 11:27) Musa tidak berjalan sendirian; ia tahu bahwa Yehuwa menyertai dia. Demikian pula, putra-putra Korah bernyanyi, ”Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.” (Mazmur 46:1-3) Bila saudara memiliki iman semacam ini kepada Allah, Ia tidak akan pernah meninggalkan saudara. Kata Daud, ”Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun [Yehuwa] menyambut aku.” (Mazmur 27:10) Betapa sukacitanya mengetahui bahwa demikian besar perhatian Allah terhadap hamba-hamba-Nya!—1 Petrus 5:6, 7.

      18. Mengapa mereka yang memiliki sukacita Yehuwa memiliki pemberian Allah—kemerdekaan dari kekhawatiran?

      18 Karena memiliki sukacita Yehuwa, kita memiliki pemberian Allah—kemerdekaan dari banyak kekhawatiran. ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,” kata Paulus, ”tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6, 7) Damai dari Allah adalah suatu ketenangan yang tak terbandingkan bahkan dalam keadaan yang paling berat. Dengan damai tersebut hati kita tetap tenang—sesuatu hal yang baik bagi kita secara rohani, emosi, dan fisik. (Amsal 14:30) Ini juga membantu kita untuk memelihara keseimbangan mental, karena kita mengetahui bahwa Allah tidak membiarkan apa pun terjadi yang dapat membuat kerugian kekal bagi kita. (Matius 10:28) Damai ini yang dihasilkan dari suatu hubungan akrab dengan Allah melalui Kristus adalah milik kita karena kita telah berbakti kepada Yehuwa dan tunduk kepada bimbingan roh-Nya, yang menghasilkan buah-buah antara lain sukacita dan damai.

      19. Dengan tetap menyelaraskan hati kita atas apa akan membantu kita untuk bersukacita?

      19 Tetap memusatkan hati kita kepada kemerdekaan yang diberikan Allah dan harapan Kerajaan akan membantu kita untuk bersukacita. Misalnya, kadang-kadang sedikit yang dapat dilakukan berkenaan kesehatan yang memburuk, namun kita dapat berdoa memohon hikmat dan kekuatan untuk menghadapinya dan dapat memperoleh penghiburan dengan merenungkan mengenai kesehatan rohani yang sekarang kita nikmati dan penyembuhan fisik yang akan terjadi di bawah pemerintahan Kerajaan. (Mazmur 41:2-4; Yesaya 33:24) Meskipun kita mungkin harus menahan penderitaan dewasa ini, tidak akan ada kekurangan kebutuhan hidup dalam Firdaus di bumi yang sudah begitu dekat. (Mazmur 72:14, 16; Yesaya 65:21-23) Ya, Bapa surgawi kita akan memelihara kita sekarang dan akhirnya membuat sukacita kita lengkap.—Mazmur 145:14-21.

      Pelihara Kemerdekaan Saudara yang Diberikan Allah

      20. Menurut Mazmur 100:1-5, bagaimana hendaknya kita menempatkan diri kita di hadapan Yehuwa?

      20 Sebagai umat Yehuwa kita hendaknya memelihara kemerdekaan yang diberikan Allah yang telah memberikan kita sukacita dan begitu banyak berkat. Tidak mengherankan Mazmur 100:1-5 mendesak kita untuk datang ke hadirat Yehuwa ’dengan bersorak-sorak’. Yehuwa memiliki kita dan mengasihi kita sebagai Gembala yang pengasih. Ya, ’kita adalah umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya’. Kesanggupan-Nya mencipta dan sifat-sifat-Nya yang agung memberikan kita dorongan untuk memasuki pelataran bait suci-Nya dengan puji-pujian dan syukur. Kita digerakkan untuk ’memberkati nama-Nya’, untuk memuji Allah Yehuwa. Selanjutnya, kita dapat selalu bersandar pada belas kasihan-Nya atau perhatian-Nya yang pengasih, terhadap kita. ”Turun-temurun” Yehuwa setia, tidak menyimpang dalam memperlihatkan kasih kepada mereka yang melakukan kehendak-Nya.

      21. Anjuran apa diberikan dalam artikel pertama dari terbitan ini, dan apa yang hendaknya kita lakukan dengan kemerdekaan yang diberikan Allah?

      21 Sebagai manusia yang tidak sempurna, kita sekarang tidak dapat luput dari semua pencobaan. Akan tetapi, dengan bantuan ilahi, kita dapat menjadi Saksi yang kuat dan berbahagia dari Yehuwa. Yang patut diperhatikan dalam hubungan ini adalah kata-kata yang terdapat dalam terbitan pertama dari majalah ini (Juli 1879): ”Tabahlah . . . saudara atau saudari kristianiku, yang mencari dengan langkah lelah untuk berlari di jalan yang sempit. Jangan hiraukan haluan yang keras; semua itu telah disucikan dan dimuliakan oleh kaki-kaki yang diberkati dari sang Majikan. Hitung setiap duri sebagai bunga; setiap batu karang yang tajam sebagai suatu tonggak peringatan, mendesak saudara untuk maju kepada tujuan. . . . Tetap arahkan mata saudara pada hadiah.” Jutaan orang yang sekarang melayani Yehuwa mengarahkan mata mereka pada hadiah dan memiliki banyak alasan untuk tabah dan bersukacita. Bersama mereka, berdirilah teguh untuk kemerdekaan yang diberikan Allah. Jangan menyia-nyiakannya, dan semoga sukacita Yehuwa selalu menjadi kekuatan saudara.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan