PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Cuma Teman atau Lebih?—Bagian 1: Apakah Dia Memang Suka Aku?
    Pertanyaan Anak Muda
    • Seorang pria muda mengirim SMS ke banyak teman perempuannya, dan ada salah satu yang merasa kalau itu adalah tanda suka

      PERTANYAAN ANAK MUDA

      Cuma Teman atau Lebih?​—Bagian 1: Apakah Dia Memang Suka Aku?

      Kamu benar-benar suka dia, dan kamu yakin dia juga suka kamu. Kalian sering SMS-an, selalu berduaan setiap ada acara . . . , dan beberapa SMS yang dia kirim benar-benar romantis.

      Jadi, kamu mau tahu status hubungan kalian dan memastikan bahwa kalian memang saling suka. Ternyata dia bilang, ”Aku cuma anggap kamu sebagai teman.”

      • Bagaimana rasanya

      • Kenapa itu terjadi

      • Apa yang bisa kamu lakukan

      Bagaimana rasanya

      ”Aku marah sekali​—sama dia dan sama diriku sendiri! Kami sering SMS-an tiap hari, dan dia perhatian sekali sama aku. Jadi, wajar kan kalau aku suka sama dia?”​—Jasmine.

      ”Aku dan dia sempat menemani teman yang sedang pacaran. Kadang, aku merasa kami sedang pacaran juga. Kami berdua sering mengobrol, lalu kami mulai sering SMS-an. Hatiku hancur waktu dia bilang kami cuma teman dan ternyata, dari dulu dia sudah punya pacar.”​—Richard.

      ”Ada cowok yang SMS aku tiap hari, kadang SMS kami sama-sama romantis. Tapi, waktu aku cerita perasaanku, dia ketawa dan bilang, ’Aku lagi tidak mau pacaran sama siapa-siapa!’ Aku tidak bisa berhenti menangis.”​—Tamara.

      Intinya: Kalau kamu pikir kalian saling suka tapi ternyata cintamu bertepuk sebelah tangan, wajar kalau kamu marah, malu, atau merasa dikhianati. Seorang anak muda bernama Steven berkata, ”Aku sedih sekali waktu itu terjadi, dan aku benar-benar sakit hati. Selama beberapa waktu, aku sulit memercayai orang lain.”

      Kenapa itu terjadi

      SMS dan media sosial bisa membuatmu cepat menyukai seseorang, padahal orang itu sebenarnya tidak punya perasaan apa-apa terhadapmu. Coba perhatikan pengalaman beberapa anak muda ini.

      ”Ada yang mungkin SMS kamu karena dia sedang bosan, tapi kamu pikir dia tertarik sama kamu. Dan kalau dia SMS kamu tiap hari, kamu jadi salah sangka dan berpikir bahwa kamu itu orang yang istimewa buat dia.”​—Jennifer.

      ”Yang satu mungkin ingin berpacaran, tapi yang satu lagi cuma cari teman untuk diajak bicara supaya dia merasa punya banyak teman.”​—James.

      ”SMS yang isinya ’selamat tidur, ya’ bisa dianggap romantis, tapi itu bisa saja dikirim hanya untuk basa-basi.”​—Hailey.

      ”Kalau seseorang SMS gambar senyum, itu bisa berarti dia sopan atau bisa berarti dia suka kamu. Tapi, orang yang terima gambar itu bisa jadi langsung menyimpulkan kalau itu tanda suka.”—Alicia.

      Intinya: Kalau ada yang memperhatikan kamu, jangan salah sangka.

      Memang, kenyataannya tidak semudah itu. Alkitab berkata, ”Hati lebih licik daripada apa pun juga dan nekat.” (Yeremia 17:9) Hatimu bisa membuatmu berkhayal bahwa kamu dan dia punya hubungan khusus. Tapi, perasaanmu akan hancur berantakan begitu kamu menyadari bahwa itu semua hanya khayalanmu.

      Apa yang bisa kamu lakukan

      • Jangan terbawa perasaan. Coba pikirkan lagi hubungan kalian. Pikirkan, ’Apakah memang ada bukti yang jelas bahwa dia memperlakukan aku lebih istimewa daripada yang lain?’ Jangan sampai perasaanmu mengalahkan ”daya nalarmu”, atau logikamu.​—Roma 12:1.

      • Cobalah berpikir. Coba pikirkan lagi, ’Apakah ada bukti yang membuat aku tidak yakin bahwa dia suka aku?’ Jangan berpikir bahwa kalau kamu menyukai seseorang, orang itu juga pasti menyukaimu.

      • Jangan buru-buru. Kalau dia belum menyatakan bahwa dia mau berpacaran denganmu, jangan terlalu berharap supaya kamu tidak terlalu sakit hati.

      • Bicara dengan jujur. Alkitab berkata bahwa ada ”waktu untuk berbicara”. (Pengkhotbah 3:7) Kalau kamu mau tahu apakah dia menganggap kamu lebih dari sekadar teman, tanyakan saja kepada dia. Seorang anak muda bernama Valerie berkata, ”Kalau jawabannya tidak, lebih baik kamu sedih sekarang daripada menunggu lama dan sakit hati begitu sadar bahwa dia sebenarnya tidak tertarik denganmu.”

      Intinya: ”Jagalah hatimu,” kata Amsal 4:23. Kalau kamu tertarik dengan seseorang, cari tahu apakah dia juga tertarik denganmu. Kalau kamu terbawa perasaan sebelum tahu kepastiannya, itu seperti mencoba menanam tanaman di atas batu.

      Jika kamu tahu bahwa orang itu memang menyukaimu​—dan kamu sudah cukup dewasa dan siap untuk berpacaran​—barulah kamu bisa memutuskan apakah kamu mau meneruskan hubungan itu. Ingatlah, perkawinan bisa kuat kalau suami dan istri punya cita-cita rohani yang sama serta saling terbuka dan jujur. (1 Korintus 7:39) Sebenarnya, sepasang suami istri awalnya adalah dua orang sahabat, dan mereka akan terus bersahabat bahkan setelah menikah.​—Amsal 5:18.

  • Cuma Teman atau Lebih?—Bagian 2: Kesan Apa yang Aku Berikan?
    Pertanyaan Anak Muda
    • Seorang remaja pria hanya memikirkan satu teman perempuannya, sedangkan temannya itu memikirkan banyak teman laki-laki

      PERTANYAAN ANAK MUDA

      Cuma Teman atau Lebih?​—Bagian 2: Kesan Apa yang Aku Berikan?

      Kamu selalu mendengarkan saat temanmu mau bercerita. Akhir-akhir ini, kamu sering mengobrol dengan salah satu temanmu. Tapi masalahnya, temanmu itu lawan jenis. Kamu pikir, ’Kita cuma teman,’ dan kamu merasa bahwa dia juga berpikir begitu. Tapi, apakah itu memang benar?

      • Apa yang bisa terjadi

      • Apa masalahnya

      • Apa yang bisa kamu lakukan

      • Tips

      Apa yang bisa terjadi

      Tidak salah kalau kamu punya teman yang adalah lawan jenis. Tapi, bagaimana kalau kamu menjadi sangat akrab dengan salah satu temanmu itu? Kalau itu terjadi, temanmu mungkin berpikir bahwa kamu mau berpacaran dengan dia.

      Apakah memang itu yang kamu mau? Kalau tidak, coba pikirkan kenapa kesalahpahaman itu bisa terjadi.

      • Kamu memberi dia terlalu banyak perhatian.

        ”Memang, kamu tidak bisa mengatur perasaan seseorang. Tapi, jangan buat temanmu salah paham dengan bilang bahwa kalian hanya teman, padahal kamu sering menelepon dan mengobrol dengan dia. Itu sama saja seperti menyiram api dengan bensin.”​—Sierra.

      • Kamu menanggapi perhatiannya.

        ”Bukan aku yang SMS dia duluan, tapi aku selalu balas setiap kali gadis itu SMS aku. Setelah itu, aku jadi susah menjelaskan kalau aku cuma anggap dia sebagai teman.”​—Richard.

      • Kamu tebar pesona.

        ”Ada orang yang suka tebar pesona hanya untuk main-main. Mereka mempermainkan perasaan orang lain dan tidak berniat untuk berpacaran. Aku sudah sering lihat ini terjadi, dan pasti ada yang sakit hati.”​—Tamara.

      Intinya: Komunikasi dan perhatian yang terus-menerus bisa memberi kesan bahwa kamu suka dengan orang itu.

      Apa masalahnya

      • Itu menyakiti orang lain.

        Alkitab berkata: ”Harapan yang tertunda menyedihkan hati.” (Amsal 13:12, Terjemahan Baru) Kalau kamu terus-menerus dapat perhatian istimewa dari seseorang, apa yang akan kamu harapkan dari dia?

        ”Ada orang yang suka bilang, ’Aku dikasih harapan palsu.’ Itu sama seperti seekor ikan yang sudah gigit umpan tapi tidak ditangkap dan juga tidak dilepaskan. Hubungan juga bisa begitu. Kalau kamu tidak ingin berpacaran, tapi terus-menerus ’memberi harapan palsu’, kamu membuat orang itu sangat sakit hati.”​—Jessica.

      • Itu merusak reputasimu.

        Alkitab berkata: ”Perhatikanlah kepentingan orang lain; jangan hanya kepentingan diri sendiri.” (Filipi 2:4, Bahasa Indonesia Masa Kini) Bagaimana menurutmu jika ada orang yang selalu mementingkan diri atau egois? Apakah dia punya reputasi yang baik?

        ”Aku tidak tertarik dengan laki-laki yang suka tebar pesona. Orang yang suka tebar pesona bisa jadi tidak setia sewaktu sudah menikah. Orang seperti itu egois karena memanfaatkan orang lain supaya merasa dirinya hebat.”​—Julia.

      Intinya: Orang-orang yang suka tebar pesona tanpa punya niat untuk menjalin hubungan yang serius akan menyakiti orang lain dan dirinya sendiri.

      Apa yang bisa kamu lakukan

      • Alkitab mengatakan bahwa kamu perlu memperlakukan ”pria-pria yang lebih muda seperti saudara laki-laki” dan ”wanita-wanita yang lebih muda seperti saudara perempuan dengan segala kemurnian”. (1 Timotius 5:​1, 2) Jika kamu ikuti perintah ini, persahabatanmu dengan lawan jenis pasti akan baik-baik saja.

        ”Kalau aku sudah menikah, aku tidak akan menggoda pasangan orang lain. Jadi dari sekarang, saat aku masih lajang, aku berhati-hati sewaktu bergaul dengan lawan jenis.”​—Leah.

      • Alkitab berkata, ”Dalam banyaknya kata-kata, pelanggaran tidak akan kurang.” (Amsal 10:19) Prinsip ini berlaku saat kamu mengobrol dan juga saat kamu SMS-an. Ini termasuk isi percakapanmu dan seberapa sering kamu berkomunikasi.

        ”Kalau kamu tidak berniat untuk berpacaran dengan dia, lebih baik jangan SMS dia setiap hari.”​—Brian.

      • Alkitab berkata, ”Hikmat yang datang dari atas adalah pertama-tama murni.” (Yakobus 3:17) Sebuah pelukan bisa diberikan dengan murni, tanpa perasaan suka—tapi itu bisa juga dianggap sebagai bukti perasaan suka.

        ”Sewaktu mengobrol, aku berusaha untuk selalu ramah, tapi aku tetap membuat batasan dan jaga jarak sewaktu berbicara.”​—Maria.

      Intinya: Sewaktu bergaul dengan lawan jenis, kamu harus sangat memperhatikan tingkah lakumu. Seorang remaja bernama Jennifer berkata, ”Mencari sahabat itu tidak mudah, jadi jangan rusak persahabatanmu dengan memberi kesan yang membuat temanmu bingung.”

      Tips

      • Dengarkanlah apa kata orang lain. Kalau ada yang tanya, ”Kamu sama dia pacaran, ya?” itu tandanya kamu sudah terlalu dekat dengan dia.

      • Jangan membeda-bedakan perlakuanmu terhadap temanmu yang adalah lawan jenis. Jangan memberikan terlalu banyak perhatian kepada satu teman saja.

      • Berhati-hatilah sewaktu mengirim SMS. Ini termasuk seberapa sering kamu mengirim pesan, isi pesan itu, dan jam kamu mengirimkannya. Seorang gadis bernama Alyssa berkata, ”Jangan SMS lawan jenis saat sudah larut malam.”

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan