PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Kebaikan Yehuwa yang Limpah
    Menara Pengawal—1991 | 15 Agustus
    • 19. Sebutkan salah satu bukti terbesar dari kebaikan Allah.

      19 Salah satu bukti paling besar dari kebaikan Allah adalah bahwa Ia membiarkan kita menjadi rekan-rekan sekerja-Nya dalam pekerjaan yang sedang menuju puncaknya ini. Betapa besar hak istimewa kita untuk dipercayakan ”Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia!” (1 Timotius 1:11) Dengan mengajarkan dan memberitakan hal ini kepada orang-orang lain, kita dalam suatu tingkat yang tinggi sedang mempertunjukkan buah roh Allah yang penting, yaitu kebaikan. Jadi, kita memiliki sikap seperti Daud, hamba Allah zaman dahulu, yang berkata, ”Peringatan kepada besarnya kebajikanMu akan dimasyhurkan mereka, dan tentang keadilanMu mereka akan bersorak-sorai.”—Mazmur 145:7.

      20. Informasi lebih lanjut mengenai kebaikan apa akan dibahas dalam artikel berikut?

      20 Akan tetapi, apakah membagikan dan memberitakan kabar baik hanya merupakan satu-satunya cara untuk mempertunjukkan kebaikan dalam hidup kita? Sama sekali tidak! Kita dianjurkan untuk menjadi ”penurut-penurut Allah seperti anak-anak yang kekasih”. (Efesus 5:1) Kebaikan Allah nyata dalam berbagai cara. Karena itu kebaikan kita juga harus mempengaruhi banyak segi dari hidup kita. Beberapa di antaranya akan dibahas dalam artikel berikut.

  • Menghasilkan ”Setiap Jenis Kebaikan”
    Menara Pengawal—1991 | 15 Agustus
    • 3. Dalam cara apa saja orang-orang kristiani mempertunjukkan kemuliaan Yehuwa?

      3 Bagaimanakah umat Yehuwa mempertunjukkan kemuliaan Yehuwa? Pertama-tama, mereka memberitakan kabar baik berkenaan Kerajaan surgawi yang telah didirikan. (Markus 13:10) Tetapi lebih daripada itu, mereka meniru Yehuwa, teladan kebaikan yang utama, dan dengan demikian tingkah laku mereka menarik perhatian orang-orang yang lembut hati kepada terang. (Efesus 5:1) Paulus berkata, ”Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” Ia melanjutkan, ”Karena terang hanya berbuahkan [setiap jenis, NW] kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa.” (Efesus 5:​8-11) Apa yang Paulus maksudkan dengan ”setiap jenis kebaikan”?

      4. Apa gerangan kebaikan itu dan bagaimana ini terlihat dalam diri seorang kristiani?

      4 Seperti yang ditunjukkan dalam artikel kita sebelumnya, kebaikan adalah sifat atau keadaan keunggulan moral, kebajikan. Yesus berkata bahwa hanya Yehuwa-lah yang baik dalam pengertian mutlak. (Markus 10:18) Akan tetapi, seorang kristiani dapat meniru Yehuwa dengan memperkembangkan kebaikan sebagai buah roh. (Galatia 5:22) Dalam memberi komentar berkenaan kata a·ga·thosʹ, yaitu kata Yunani untuk ”baik”, Vine’s Expository Dictionary of Old and New Testament Words berkata, ”[Itu] melukiskan sesuatu yang, karena memang baik dalam sifat atau pembawaannya, menghasilkan manfaat.” Karena itu, seorang kristiani yang memperkembangkan kebaikan akan menjadi orang yang baik dan melakukan perbuatan baik. (Bandingkan Ulangan 12:28.) Ia juga akan menghindari perkara-perkara yang berlawanan dengan kebaikan, ”perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa”. Berbagai cara seorang kristiani dapat mempertunjukkan kebaikan dalam tingkah lakunya adalah ’jenis kebaikan’ yang disebutkan Paulus. Apakah beberapa di antaranya?

      ”Perbuatlah Apa yang Baik”

      5. Apa salah satu jenis kebaikan dan mengapa seorang kristiani harus memperkembangkannya?

      5 Paulus menunjuk kepada salah satu di antaranya dalam suratnya kepada orang-orang Roma. Sewaktu berbicara mengenai pokok ”kalangan berwenang yang di atas (NW)”, ia berkata, ”Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan memperoleh pujian dari padanya.” ”Apa yang baik” yang ia maksudkan adalah ketaatan kepada undang-undang dan penyelenggaraan dari kalangan berwenang duniawi. Mengapa seorang kristiani harus tunduk kepada hal-hal ini? Untuk menghindari konflik yang tidak perlu dengan kalangan berwenang, dengan demikian menempuh risiko hukuman dan​—lebih penting​—agar dapat memelihara hati nurani yang bersih di hadapan Allah. (Roma 13:​1-7) Seraya memelihara ketaatan yang utama kepada Yehuwa, seorang kristiani ’menghormati raja’, tidak memberontak terhadap kalangan berwenang yang diizinkan Allah Yehuwa untuk berfungsi. (1 Petrus 2:​13-17) Dengan cara demikian, orang-orang kristiani adalah tetangga yang baik, warga yang baik, dan teladan yang baik.

      Timbang Rasa terhadap Orang-Orang Lain

      6. (a) Apa segi yang lain dari kebaikan? (b) Siapa yang disebutkan dalam Alkitab yang patut menerima perhatian kita?

      6 Kebaikan Yehuwa dipertunjukkan dalam caranya Ia menyediakan kebutuhan penduduk bumi yaitu ”menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur”. Hasilnya adalah ’dipuaskannya hati manusia dengan makanan dan kegembiraan’ dan menunjukkan bahwa Ia betul-betul Allah yang mempunyai timbang rasa. (Kisah 14:17) Kita dapat meniru Dia dalam segi ini dengan menunjukkan timbang rasa terhadap orang-orang lain dalam cara yang kecil maupun besar. Khususnya, kepada siapakah? Rasul Paulus khususnya menunjuk kepada para penatua, ”mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu”. Ia mendesak orang-orang kristiani agar ”sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka”. (1 Tesalonika 5:​12, 13) Bagaimana kita dapat melakukan hal ini? Dengan bekerja sama sepenuhnya dengan mereka​—misalnya, ikut serta dalam pekerjaan yang perlu di Balai Kerajaan. Seraya dapat selalu merasa bebas untuk menghampiri para penatua bila membutuhkan bantuan, kita hendaknya jangan terlalu menuntut. Sebaliknya, sedapat mungkin kita mencoba meringankan beban dari para gembala yang bekerja keras ini, banyak di antara mereka memiliki kewajiban keluarga selain dari kewajiban sidang.

      7. Dalam cara apa saja kita dapat menunjukkan timbang rasa terhadap orang-orang tua?

      7 Orang yang tua secara fisik juga patut menerima perhatian kita. Suatu perintah khusus dalam Taurat Musa berbunyi, ”Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah [Yehuwa].” (Imamat 19:32) Bagaimana timbang rasa ini dapat ditunjukkan? Orang-orang yang lebih muda mungkin dapat merelakan diri untuk membantu mereka berbelanja atau melakukan pekerjaan-pekerjaan lain. Para penatua dengan penuh timbang rasa dapat memeriksa apakah ada orang-orang tua yang membutuhkan bantuan untuk menghadiri perhimpunan. Di kebaktian-kebaktian, orang-orang yang muda dan penuh gairah tidak akan mendorong orang-orang lebih tua yang bergerak lambat karena tidak sabar ingin mendahului, dan mereka akan berlaku sabar jika seorang tua agak lambat mencari tempat duduk atau menerima makanan.

      8. Bagaimana kita dapat menunjukkan timbang rasa terhadap kelompok lain yang patut menerimanya yang ditunjukkan di dalam Alkitab?

      8 Penggubah mazmur menyebutkan kelompok lain yang memerlukan perhatian. ”Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! [Yehuwa] akan meluputkan dia pada waktu celaka.” (Mazmur 41:1) Boleh jadi mudah untuk menunjukkan timbang rasa kepada mereka yang terkenal atau orang-orang kaya, tetapi bagaimana dengan orang-orang yang dipandang rendah atau yang miskin? Penulis Alkitab Yakobus menunjukkan bahwa menunjukkan timbang rasa yang sama kepada orang-orang ini merupakan ujian dari kebenaran dan kasih Kristen kita. Semoga kita lulus melewati ujian ini dengan berlaku timbang rasa terhadap semua orang, tidak soal keadaan mereka.​—Filipi 2:​3, 4; Yakobus 2:​2-4, 8, 9.

      ”Hendaklah Kamu Murah Hati”

      9, 10. Mengapa orang kristiani hendaknya berbelas kasihan, dan bagaimana jenis kebaikan ini dapat ditunjukkan?

      9 Jenis kebaikan selanjutnya terlihat dalam beberapa perumpamaan Yesus. Dalam salah satu perumpamaan ini, Yesus menceritakan tentang seorang Samaria yang secara kebetulan bertemu dengan seorang pria yang telah dirampok, dianiaya, dan tergeletak di pinggir jalan. Seorang Lewi dan seorang imam telah berjalan melewati orang yang terluka tersebut, namun enggan menolong dia. Tetapi orang Samaria tersebut berhenti dan memberikan pertolongan kepadanya, bertindak lebih daripada apa yang secara wajar diharapkan. Kisah ini sering kali disebut perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati. Jenis kebaikan apa yang ditunjukkan orang Samaria itu? Belas kasihan. Sewaktu Yesus bertanya kepada para pendengarnya untuk mengenali siapa yang terbukti merupakan sesama manusia dari orang yang terluka itu, jawaban yang tepat adalah, ”Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.”​—Lukas 10:37.

      10 Orang-orang kristiani yang berbelas kasihan meniru Yehuwa, mengenai siapa Musa berkata kepada orang-orang Israel, ”[Yehuwa], Allahmu, adalah Allah Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.” (Ulangan 4:31) Yesus menunjukkan bagaimana belas kasihan Allah seharusnya mempengaruhi kita. (Lukas 6:36) Bagaimana kita dapat menunjukkan belas kasihan? Seperti yang ditunjukkan dalam perumpamaan Yesus, salah satu cara adalah dengan bersedia menolong sesama, bahkan jikalau itu mengandung risiko atau ketidak-nyamanan bagi diri kita. Seorang yang baik tidak akan mengabaikan penderitaan saudaranya jika ia berada dalam kedudukan yang memungkinkan untuk berbuat sesuatu.​—Yakobus 2:​15, 16.

      11, 12. Menurut perumpamaan Yesus tentang hamba-hamba, bagaimana belas kasihan tercakup, dan bagaimana kita dapat mempertunjukkannya dewasa ini?

      11 Perumpamaan Yesus yang lain menunjukkan bahwa kebaikan yang berbelas kasihan mencakup kesediaan untuk mengampuni orang-orang lain. Dia bercerita tentang seorang hamba yang berutang sepuluh ribu talenta kepada tuannya. Karena tidak dapat membayar, hamba itu memohon belas kasihan, dan dengan baik hati tuannya menghapuskan utang yang besar yaitu 60.000.000 dinar. Hamba itu kemudian pergi dan menemui hamba lain yang berutang kepadanya hanya seratus dinar. Hamba yang tidak mau mengampuni itu tanpa belas kasihan menjebloskan hamba yang berutang kepadanya ke dalam penjara sampai dia dapat membayar. Jelaslah, hamba yang tidak berbelas kasihan itu bukan seorang yang baik, dan sewaktu tuannya mendengar apa yang terjadi, hamba itu dipanggil untuk memberi pertanggungjawaban.​—Matius 18:​23-35.

      12 Kita berada dalam situasi yang serupa dengan hamba yang diampuni tersebut. Atas dasar korban Yesus, Yehuwa telah mengampuni utang yang besar dari dosa kita demi kepentingan kita. Maka pastilah kita hendaknya bersedia mengampuni orang-orang lain. Yesus berkata bahwa hendaklah bersedia untuk mengampuni ”sampai tujuh puluh kali tujuh kali”, yaitu tanpa batas. (Matius 5:​7; 6:​12, 14, 15; 18:​21, 22) Karena itu, seorang kristiani yang berbelas kasihan tidak akan menyimpan dendam. Ia tidak akan memendam kemarahan atau menolak untuk berbicara dengan rekan Kristen-nya karena perasaan tidak enak. Kurangnya belas kasihan demikian bukan tanda pengenal kebaikan Kristen.

      Murah Hati dan Suka Memberi Tumpangan

      13. Kebaikan mencakup hal lain apa lagi?

      13 Kebaikan juga nyata melalui kemurahan hati dan suka memberi tumpangan. Sekali peristiwa seorang pemuda menghampiri Yesus meminta nasihat. Ia berkata, ”Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Yesus berkata kepadanya bahwa ia harus mematuhi perintah-perintah Allah terus-menerus. Ya, ketaatan kepada perintah-perintah Allah merupakan suatu segi kebaikan. Pemuda itu berpikir bahwa ia telah melakukan hal ini dengan sebaik-baiknya. Jelaslah, bagi sesamanya ia kelihatannya seorang yang baik. Namun ia merasa kekurangan sesuatu. Maka Yesus berkata, ”Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” (Matius 19:​16-22) Pemuda itu pergi dengan sedih hati. Ia sangat kaya. Jika ia harus mengikuti nasihat Yesus ia sebenarnya akan menunjukkan bahwa ia tidak materialistis. Ia sebenarnya dapat mempertunjukkan suatu perbuatan baik berupa kemurahan hati yang betul-betul tidak mementingkan diri.

      14. Nasihat baik apa yang diberikan Yehuwa dan Yesus berkenaan kemurahan hati?

      14 Yehuwa mendesak orang-orang Israel untuk bermurah hati. Misalnya, kita membaca, ”Engkau harus memberi kepada [sesamamu yang jatuh miskin] dengan limpahnya dan janganlah hatimu berdukacita, apabila engkau memberi kepadanya, sebab oleh karena hal itulah [Yehuwa], Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala usahamu.” (Ulangan 15:​10; Amsal 11:25) Kristus Yesus secara pribadi sangat menganjurkan kemurahan hati, ”Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.” (Lukas 6:38) Selanjutnya, Yesus pun secara pribadi sangat murah hati. Sekali peristiwa, ia menyisihkan waktu untuk beristirahat sejenak. Orang banyak berhasil mengetahui tempat ia berada dan datang kepadanya. Dengan murah hati Yesus melupakan niatnya untuk beristirahat dan merelakan diri demi kepentingan orang banyak. Belakangan ia menunjukkan sifat suka menjamu yang menonjol dalam hal menyediakan makanan untuk banyak orang.​—Markus 6:​30-44.

      15. Bagaimana orang-orang kristiani abad pertama memberikan teladan dalam menunjukkan kemurahan hati?

      15 Karena setia kepada nasihat Yehuwa dan Yesus, banyak dari murid-murid Yesus menonjol dalam hal kemurahan hati dan suka menyediakan tumpangan. Pada hari-hari pertama terbentuknya sidang Kristen, sejumlah besar orang yang telah datang untuk merayakan Pentakosta pada tahun 33 M. telah mendengar pemberitaan para rasul dan menjadi orang-orang beriman. Karena mereka tinggal lebih lama setelah perayaan itu agar dapat belajar lebih banyak, persediaan kebutuhan sehari-hari mulai habis. Maka, orang-orang beriman setempat menjual harta milik mereka dan menyumbangkan uangnya untuk menunjang saudara-saudara baru mereka sehingga mereka dapat lebih teguh di dalam iman. Betapa besar kemurahan hati tersebut!​—Kisah 4:​32-35; lihat juga Kisah 16:15; Roma 15:26.

      16. Sebutkan beberapa cara dalam mana kita dapat mempertunjukkan sifat suka memberi tumpangan dan kemurahan tangan dewasa ini

      16 Dewasa ini, kemurahan seperti Kristus yang serupa terlihat sewaktu orang-orang kristiani menyumbangkan waktu dan uang mereka kepada sidang-sidang setempat dan kepada pekerjaan pengabaran seluas dunia. Itu pun terbukti sewaktu mereka memberikan bantuan kepada saudara-saudara yang menderita akibat bencana alam atau peperangan. Itu nyata sewaktu pengawas wilayah dipelihara kebutuhannya selama kunjungannya yang teratur. Atau sewaktu ”anak yatim” (pria dan wanita) dengan murah hati diundang untuk ikut serta dalam rekreasi dan pelajaran Alkitab keluarga oleh keluarga-keluarga kristiani lainnya, ini pun merupakan sifat suka memberi tumpangan, suatu perwujudan dari kebaikan Kristen.​—Mazmur 68:6.

      Berbicara Kebenaran

      17. Mengapa kejujuran merupakan tantangan dewasa ini?

      17 Sewaktu Paulus melukiskan buah-buah terang, ia menghubungkan kebaikan dengan keadilan dan kebenaran, dan tepatlah untuk menyatakan bahwa kejujuran adalah jenis kebaikan yang lain. Orang yang benar tidak mengucapkan dusta. Akan tetapi, menyatakan yang benar merupakan tantangan dewasa ini, karena berdusta begitu merajalela. Banyak orang berdusta sewaktu mereka mengisi formulir pajak. Para karyawan berdusta tentang pekerjaan yang mereka lakukan. Para siswa dengan penuh dusta menipu dalam pelajaran dan ujian mereka. Para pengusaha berdusta sewaktu mengadakan urusan bisnis. Anak-anak berdusta untuk menghindari hukuman. Orang-orang keji yang suka menggosip dengan penuh dusta menghancurkan reputasi orang-orang lain.

      18. Bagaimana Yehuwa memandang para pendusta?

      18 Berdusta menjijikkan bagi Yehuwa. Di antara tujuh perkara yang Ia benci termasuk juga ”lidah dusta” dan ”seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan”. (Amsal 6:​16-19) ”Semua pendusta” digolongkan bersama orang-orang penakut, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, yang tidak akan mempunyai tempat di dalam dunia baru Allah. (Wahyu 21:8) Selanjutnya Amsal memberi tahu kita, ”Siapa yang berjalan dengan jujur, takut akan [Yehuwa], tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.” (Amsal 14:2) Seorang pendusta bengkok jalannya. Karena itu seorang pendusta terbukti merendahkan Yehuwa. Betapa buruknya gagasan tersebut! Marilah kita selalu berbicara kebenaran, bahkan jikalau hal itu menyebabkan kita didisiplin atau rugi secara keuangan. (Amsal 16:​6; Efesus 4:25) Mereka yang berbicara kebenaran meniru Yehuwa ”Allah kebenaran”.​—Mazmur 31:​5, NW [Alkitab Indonesia: ayat 6].

      Kembangkan Kebaikan

      19. Apa yang kadang-kadang terlihat dalam dunia, yang mencerminkan pujian bagi Pencipta?

      19 Ini hanyalah beberapa ”jenis” kebaikan yang harus dikembangkan seorang kristiani. Memang benar bahwa orang-orang dunia juga menunjukkan kebaikan sampai tingkat tertentu. Misalnya, beberapa orang bersikap suka menyediakan tumpangan dan yang lain-lain berbelas kasihan. Memang, apa yang membuat perumpamaan orang Samaria yang baik hati itu begitu menakjubkan adalah bahwa Yesus memberi tahu tentang seorang non-Yahudi yang menunjukkan belas kasihan padahal para tua-tua di dalam sidang Yahudi tidak menunjukkannya. Betul-betul penghormatan kepada sang Pencipta manusia bahwa sifat sedemikian secara wajar masih terdapat di kalangan umat manusia, bahkan setelah berlalunya enam ribu tahun ketidak-sempurnaan.

      20, 21. (a) Mengapa kebaikan Kristen berbeda dari kebaikan apa pun yang ditunjukkan oleh orang-orang dunia? (b) Bagaimana seorang kristiani dapat memperkembangkan kebaikan dan mengapa kita hendaknya rajin berbuat demikian?

      20 Akan tetapi, bagi orang-orang kristiani kebaikan lebih daripada hanya suatu sifat yang mungkin mereka miliki atau tidak miliki. Itu adalah suatu sifat yang harus mereka kembangkan dalam segala seginya, karena mereka harus menjadi peniru Allah. Bagaimana hal ini mungkin? Alkitab memberi tahu kita bahwa kita dapat mempelajari kebaikan. ”Ajarkanlah kepadaku kebaikan,” doa penggubah mazmur kepada Allah. Bagaimana caranya? ”Karena aku menaruh iman kepada perintah-perintah-Mu.” Dia menambahkan, ”Engkau baik dan berbuat baik. Ajarkanlah ketetapan-ketetapanMu kepadaku.”​—Mazmur 119:66 (NW), 68.

      21 Ya, jika kita mempelajari perintah-perintah Yehuwa dan menaatinya, kita akan mengembangkan kebaikan. Ingatlah selalu bahwa kebaikan adalah buah dari roh. Jikalau kita mencari roh Yehuwa melalui doa, pergaulan dan pelajaran Alkitab, pasti kita akan dibantu untuk mengembangkan sifat ini. Selanjutnya, kebaikan sangat kuat. Itu dapat mengalahkan kejahatan. (Roma 12:21) Maka betapa sangat pentingnya agar kita berbuat baik kepada semua orang khususnya kepada saudara-saudara Kristen kita. (Galatia 6:10) Jika kita berbuat demikian kita akan berada di antara mereka yang akan memperoleh ”kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera” yang dijanjikan bagi ”semua orang yang berbuat baik”.​—Roma 2:6-11, NW.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan