PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/9 hlm. 27-30
  • Calon-Calon Penjudi​—Kaum Remaja!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Calon-Calon Penjudi​—Kaum Remaja!
  • Sedarlah!—1995
  • Bahan Terkait
  • Apa Salahnya Berjudi?
    Sedarlah!—2002
  • Apakah Judi untuk Orang Kristen?
    Sedarlah!—1994
  • Orang yang Gila Judi​—Selalu Kalah
    Sedarlah!—1995
  • Hindari Jerat Judi
    Sedarlah!—2002
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/9 hlm. 27-30

Calon-Calon Penjudi​—Kaum Remaja!

APAKAH Anda menggeleng-gelengkan kepala dengan perasaan tidak percaya akan betapa jauhnya orang-orang dewasa, pria maupun wanita, telah terperosok dalam kecanduan judi? Apakah Anda sulit membayangkan bila membaca bahwa orang-orang dewasa yang berjudi mengorbankan pekerjaan pokok dan prestasi mereka​—pekerjaan, bisnis, keluarga, dan bagi beberapa orang, kehidupan mereka​—demi judi? Dapatkah Anda memahami dasar pemikiran seorang dewasa yang matang, berpendidikan, yang, setelah memenangkan 1,5 juta dolar AS dalam perjudian, terus bermain hingga ia kalah 7 juta dolar AS pada malam yang sama? Dalam banyak kasus, itu merupakan keserakahan, pengejaran akan dolar yang hanya khayalan. Akan tetapi, sering sekali, itu adalah sensasi dari judi itu sendiri.

Jika Anda orang-tua yang mempunyai anak-anak yang masih kecil, apakah Anda merasa terhibur dengan berpikir bahwa judi adalah permainan orang dewasa yang matang? Kemudian pikirkan kembali. Pikirkan calon-calon muda yang siap bergabung​—atau sudah terjun dalam perjudian. Faktanya mungkin mengagetkan Anda.

Teks-teks judul artikel berikut ini muncul dalam surat kabar dan majalah baru-baru ini: ”Kemungkinan Besar Judi Dapat Menjadi Kejahatan Remaja Tahun ’90-an”. ”Semakin Banyak Anak Muda Kecanduan Judi”. ”’Kokain Tahun ’90-an’: Anak-Anak yang Kecanduan Judi”. ”Putra Saya Tidak Dapat Berhenti Berjudi”.

Sekarang, bacalah beberapa kepala berita di bawah ini. ”Kalangan berwenang menyatakan bahwa krisis tersebut sebagian besar adalah akibat menjamurnya perjudian yang disponsori pemerintah dan gereja,” tulis sebuah surat kabar. ”Dewasa ini, taruhan lebih mudah dilakukan daripada sebelumnya oleh kaum muda yang gampang dipengaruhi. Dan para pakar memperingatkan bahwa lebih dari 90 persen orang dewasa yang gila judi memulai kebiasaan tersebut sebelum mereka berusia 14 tahun,” kata surat kabar itu. ”Biasanya kebanyakan orang yang gila judi mulai berjudi sekitar usia 14 tahun. Sekarang kita melihat mereka memulainya sejak usia 9 atau 10 tahun,” kata peneliti lain. ”Mengapa? Karena kesempatannya ada,” tambahnya. ”Anak-anak . . . dibombardir dengan iklan judi di mana-mana. Itu merupakan keasyikan yang dapat diterima oleh masyarakat.” ”Hal ini semakin memburuk dengan cepat,” kata seorang juru bicara bagi sebuah kelompok yang disebut Gamblers Anonymous (nama suatu organisasi yang membantu para penjudi mengatasi kecanduannya). ”Anak-anak memulainya pada usia yang semakin muda, dan lebih banyak dari mereka yang terjerat di dalamnya dibandingkan sebelumnya.”

Menurut penelitian atas penjudi-penjudi yang berusia belasan tahun di satu negara bagian Amerika, kira-kira 3,5 persen potensial menjadi gila judi; 9 persen lain kemungkinan akan menjadi penjudi yang berani mengambil risiko tinggi. ”Khususnya, angka-angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat perjudian di kalangan para penjudi muda lebih tinggi dibandingkan dengan di kalangan penduduk dewasa pada umumnya,” kata William C. Phillips, koordinator dari jasa penyuluhan di satu perguruan tinggi Amerika. ”Kita akan menghadapi pada dekade yang akan datang atau sekitarnya lebih banyak problem sehubungan dengan perjudian remaja dibandingkan dengan problem yang akan kita hadapi sehubungan dengan penggunaan obat bius​—khususnya penggunaan obat bius secara gelap,” kata seorang penasihat lain dalam hal kecanduan. Profesor Henry Lesieur mengadakan penelitian terhadap siswa-siswi SMP dan SMA. The Los Angeles Times melaporkan bahwa ”penemuannya secara mencolok mirip dengan penelitian terhadap siswa-siswi perguruan tinggi: Persentase dari anak-anak belasan tahun yang digolongkan sebagai penjudi ’patologis’ atau ’gila’ judi​—orang-orang yang telah kehilangan kendali atas aktivitas judi mereka​—ialah kira-kira 5% dari penduduk belasan tahun di seluruh negeri”.

Orang-orang yang memberikan terapi untuk judi setuju bahwa bukan jumlah dari para penjudi remaja yang mencemaskan mereka melainkan sebaliknya ”sikap dari anak-anak, orang-tua dan bahkan para pendidik terhadap judi pada usia belasan tahun. . . . Banyak anak dan orang-tua mereka menganggap judi sebagai ’selingan yang tidak berbahaya’, yang konsekuensinya tidak begitu serius dibandingkan keterlibatan dengan obat bius dan alkohol atau kekerasan atau promiskuitas”. Tetapi seorang penyuluh dalam bidang perilaku, Durand Jacobs, memperingatkan bahwa judi dapat membuat kaum muda terbuka kepada tindakan kriminal, membolos dari sekolah, dan keinginan untuk mendapat uang secara cepat dan mudah.

Pertimbangkan misalnya, seorang murid SMP yang mulai berjudi pada usia yang sangat muda. Di sekolah ia menghabiskan banyak dari jam pelajarannya untuk berjudi dengan murid-murid lain. Pada waktu ia kalah dan uang sakunya habis, ia mencuri uang dari dana sumbangan murid-murid untuk keranjang-keranjang makanan bagi keluarga-keluarga miskin. Dengan menggunakan uang curiannya untuk berjudi, ia berharap dapat membeli kembali perangkat televisi keluarganya sendiri dan cincin batu akik yang telah ia gadaikan untuk membayar utang-utang judi sebelumnya. Pada waktu ia duduk di kelas tiga, ia telah menghabiskan 20 hari di rumah anak-anak nakal karena mencuri 1.500 dolar AS dan sangat terlibat dalam taruhan poker yang sangat besar dan taruhan permainan biliar. ”Seraya saya beranjak dewasa, jumlahnya semakin tinggi,” katanya. Tak lama kemudian ia mencuri dari tetangga-tetangganya untuk membayar utang-utang judinya. Ibunya merasa sangat sedih. Menjelang usia 18 tahun, ia telah menjadi seorang yang gila judi.

Di Inggris, seorang sosiolog mengatakan, hukum perjudian yang lemah memungkinkan anak-anak bermain mesin judi. Di pelabuhan udara dan di pusat-pusat hiburan, sejumlah besar anak-anak menunjang kecanduan mereka dengan mencuri dari orang-tua mereka dan mencuri di toko.

”Di kalangan anak-anak muda, bentuk judi yang paling populer dan berkembang paling cepat di sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan di kampus-kampus perguruan tinggi adalah taruhan olahraga di antara [murid-murid] itu sendiri, yang kadang-kadang didukung oleh juru taruh setempat,” kata Jacobs. ”Saya akan memperkirakan bahwa hanya ada sedikit sekali kampus sekolah menengah dan kampus perguruan tinggi yang tidak mempunyai tempat taruhan yang diorganisasi dengan baik dan dengan taruhan tinggi untuk olahraga.” Selain itu ada juga permainan kartu, lotre-lotre, dan kasino-kasino yang mengizinkan anak-anak belasan tahun ambil bagian karena kelihatan lebih tua dari usia mereka.

”Salah satu hal yang harus ditandaskan,” kata Jacobs, ”adalah bahwa kebanyakan orang menjadi gila judi karena ketika mereka memulainya sewaktu masih belasan tahun, mereka sering menang.” ”’Mayoritas terbesar’ dari antara kaum muda, diperkenalkan kepada judi oleh orang-tua mereka atau sanak keluarga yang meremehkannya dengan menganggapnya sebagai hiburan ringan,” demikian The Los Angeles Times melanjutkan. Penyuluh lain dalam bidang penyalahgunaan obat bius dan alkohol berkomentar, ”Orang-tua harus mempertimbangkan masalah lama yang sama yang harus mereka hadapi dalam hal alkohol dan obat bius. Menurut hemat saya, semakin Anda memperluas judi, semakin banyak calon-calon baru yang akan menjadi gila judi.” Para spesialis yang menangani mereka yang gila judi mengatakan bahwa seperti halnya obat bius dan alkohol, bila ketagihan judi, semakin banyak anak-anak muda yang menunjang kecanduan mereka dengan mencuri, menjajakan obat bius, dan melacurkan diri sendiri. Orang-tua mungkin menganggap judi sebagai ”hiburan ringan”, tetapi para polisi tidak menganggapnya demikian.

”Anak-anak yang menjadi ketagihan mesin-mesin judi . . . memperlihatkan semua sifat yang merusak yang dimiliki orang-orang dewasa yang gila judi. Anak-anak muda yang kecanduan mesin-mesin judi ini mungkin telah memulainya pada usia 9 atau 10 tahun. Mereka menghabiskan uang saku mereka, uang jajan, dan uang-uang receh yang mereka temukan di rumah. Satu atau dua tahun kemudian anak-anak itu mulai mencuri barang-barang. Segala sesuatu yang ada di dalam kamarnya sendiri akan dijual, bet, buku, bahkan barang-barang berharga seperti perangkat stereo: mereka akan mencuri mainan anak-anak lain juga. Tidak akan ada yang aman di rumah. Moody, mendengar tentang ibu-ibu yang putus asa yang mengumpulkan barang-barang mereka dalam satu ruangan dan menjaganya agar tidak dicuri, atau harus menyembunyikan tas mereka di bawah seprai bila mereka akan tidur. Karena merasa kalut, ibu-ibu semacam itu tidak dapat lagi memahami apa yang terjadi dengan anak-anak mereka sama seperti burung-burung yang sedang mengerami tidak memahami apa yang terjadi ketika telur mereka dicuri oleh burung cuckoo (semacam tekukur). Anak-anak masih dapat mencuri dari tempat lain. Pada usia 16 tahun, polisi akan datang mencarinya.”​—Easy Money: Inside the Gambler’s Mind, oleh David Spanier.

Seperti yang telah ditunjukkan dalam artikel-artikel ini, banyak orang dewasa dan anak muda telah diperkenalkan kepada judi melalui gereja-gereja mereka​—bingo, lotre, dan sebagainya. Pantaskah lembaga-lembaga agama dan para pemimpin mereka yang mengaku pengikut Kristus menganjurkan, mempromosikan, dan mendukung judi dalam bentuk apa pun? Sama sekali tidak! Judi dalam semua aspeknya menarik minat salah satu sifat yang paling buruk dalam diri manusia, yaitu keinginan untuk mendapatkan sesuatu tanpa upaya, atau, secara lebih terus terang, keserakahan. Mereka yang mempromosikannya menganjurkan orang-orang untuk percaya bahwa tidak apa-apa mendapatkan keuntungan dari kerugian orang lain. Apakah Yesus akan mempromosikan aktivitas demikian bila hal itu mendatangkan keretakan keluarga, aib, kesehatan yang buruk, dan kehancuran atas kehidupan seseorang? Tentu tidak! Sebaliknya, Firman Allah yang terilham membuat jelas bahwa orang-orang yang tamak tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.​—1 Korintus 6:9, 10.

Orang-tua harus mengajar anak-anak mereka pada usia dini bahwa judi dalam bentuk apa pun adalah salah. Jangan pandang hal itu sebagai hiburan ringan melainkan sebaliknya sebagai awal dari kemalasan, dusta, penipuan, dan ketidakjujuran. Di banyak kota, program-program bantuan, seperti Gamblers Anonymous, telah dibentuk. Yang lebih penting, jika Anda mempunyai problem, carilah nasihat terilham yang ada dalam Firman Allah, Alkitab. Beberapa yang telah berniat untuk bunuh diri mengatakan bahwa kehidupan mereka telah diselamatkan karena mengindahkan nasihat terilham semacam itu.

Menarik, Saksi-Saksi Yehuwa telah membantu banyak orang yang terjebak dalam jerat gila judi untuk melepaskan diri. Seseorang yang tadinya gila judi menulis bahwa setelah bertahun-tahun terlibat dalam kebejatan, termasuk perjudian berat, ”perubahan tingkah laku yang cepat dan dramatis mulai terjadi seraya saya dan pacar saya belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Judi merupakan daya yang mencandukan, dan hal itu terbukti paling sukar untuk diatasi. Dengan bantuan Yehuwa dan dukungan pacar saya​—bersama dengan pelajaran, doa, dan renungan, khususnya berkenaan pandangan Allah terhadap ketamakan​—kecanduan judi ini akhirnya dapat dikendalikan, saya dan juga pacar saya, yang sekarang telah menjadi istri saya selama 38 tahun, membaktikan kehidupan kami kepada Yehuwa. Meskipun kami telah melayani di tempat yang lebih membutuhkan dan dalam dinas sepenuh waktu selama bertahun-tahun dan saya telah melayani sebagai wakil keliling dari Lembaga Menara Pengawal, kecanduan saya masih ada dan dikendalikan hanya dengan bantuan dan bimbingan Yehuwa”.

Jika judi adalah problem Anda, dapatkah Anda dibebaskan dari kecanduan tersebut? Ya, jika Anda terus memanfaatkan bantuan Allah dan menawarkannya kepada orang-orang lain yang mungkin membutuhkannya.

[Blurb di hlm. 28]

Segera akan ada lebih banyak problem dengan perjudian remaja dibandingkan dengan obat bius

[Blurb di hlm. 30]

Orang-orang yang tamak tidak akan mewarisi Kerajaan Allah

[Kotak di hlm. 29]

Keping-Keping Judi Diterima dengan Baik di Tempat Suci Katolik Las Vegas

Para pengunjung Tempat Suci Most Holy Redeemer (Penebus yang Paling Suci) sering bertanya kepada sang imam, ”Bapak, sudikah Anda berdoa bagi saya agar menang?”

Jutaan orang mengunjungi Las Vegas, Nevada, AS, setiap tahun dari semua penjuru dunia untuk menguji Dewi Keberuntungan. Di dalam tempat suci yang diterangi dengan hangat di Gereja Katolik Roma ini, tempat patung-patung yang menggambarkan Kelahiran Yesus, Perjamuan Malam Terakhir, dan Penyaliban, dijejerkan di sepanjang dinding, barang-barang yang berhubungan dengan judi juga digunakan di bangku-bangku gereja: Orang-orang yang beribadat menaruh keping-keping kasino ke dalam piring kolekte.

”Kadang-kadang kami menemukan sebuah keping seharga 500 dolar AS dalam salah satu piring,” kata Bapak Leary dari tempat suci itu dengan aksen Irlandia yang lembut.

Sebuah Gereja Katolik Roma yang terletak lebih di sebelah atas jajaran kawasan elit di Las Vegas telah melayani orang-orang yang beribadat selama beberapa dekade, tetapi ketika empat dari hotel sekaligus kasino terbesar di dunia​—MGM Grand, Luxor, Excalibur, dan Tropicana​—dibangun di ujung selatan dari kawasan elit tersebut, Tempat Suci yang baru, yaitu Most Holy Redeemer dibangun hanya satu blok dari sana.

Ketika seorang imam ditanya mengapa hal ini dilakukan, ia mengatakan, ”Mengapa tidak? Di situlah tempat orang-orang.”

Di situ juga tempat uang. Jadi, mengapa tidak?

[Gambar di hlm. 28]

Judi mengarah kepada pergaulan yang buruk

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan