PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yb03 hlm. 43-64
  • Laporan Sedunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Laporan Sedunia
  • Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 2003
Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 2003
yb03 hlm. 43-64

Laporan Sedunia

◼ OSEANIA

Jumlah negeri: 30

Populasi: 33.773.304

Jumlah penyiar: 92.691

Jumlah PAR: 44.999

Di sebuah stasiun kereta api yang terpencil di daerah pedesaan di New South Wales, Australia, dua penyiar memasang stan lektur setiap kali salah satu dari dua kereta antarnegara bagian hendak tiba. Karena kereta-kereta itu​—Indian Pacific dan The Ghan​—berhenti di sana hingga dua jam, para penyiar tersebut telah menikmati banyak percakapan yang bagus dengan para penumpang dan menempatkan banyak lektur. Sebenarnya, beberapa penumpang bahkan mengadakan ”kunjungan kembali” kepada para penyiar itu dalam perjalanan pulang mereka.

Kondektur The Ghan biasanya mengumumkan objek wisata apa yang bisa dinikmati para penumpang sewaktu kereta itu berhenti di berbagai lokasi. Setelah menerima izin dari para penyiar Kerajaan, ia kini mencantumkan stan lektur mereka dalam pengumumannya. Ya, berkat kecerdikan Saksi-Saksi di tempat terpencil ini, para pelancong dari seluruh penjuru Australia dan dari mancanegara mendapat kesaksian yang bagus.

Sepasang suami istri utusan injil di Kosrae, Mikronesia, menempatkan buku Pengetahuan kepada seorang rohaniwan Gereja Baptis yang berusia 80-an. Buku itu berbahasa Kosrae, yang digunakan oleh kurang dari 10.000 orang. Rohaniwan itu menyatakan penghargaan atas buku tersebut. Sewaktu pasangan itu berkunjung kembali, ia mengatakan bahwa ia telah menganjurkan para anggota gerejanya untuk menerima lektur kita. Tentu saja, para utusan injil itu menanyakan alasannya. ”Karena agama kami tidak menawarkan buku dalam bahasa kami sendiri,” jawabnya. Pasangan utusan injil itu kini mengadakan pembahasan secara teratur dengan klerus yang lanjut usia ini.

Di Kepulauan Marshall, seorang saudari utusan injil diminta memberikan pengajaran Alkitab kepada seorang saudari yang tidak aktif. Karena tidak mendapat sambutan, sang utusan injil bertanya kepada wanita itu, ”Bagaimana perasaan Zus apabila orang lain mengatakan bahwa mereka menyayangi Zus?” Dengan kebingungan, ia menjawab, ”Belum pernah ada yang mengatakan hal itu kepada saya.” Utusan injil itu lalu mendekat, memeluknya, dan mengatakan, ”Saya sayang kamu. Dan, Yehuwa bahkan lebih menyayangi kamu.” Saudari yang tidak aktif itu mulai menangis, dan sejak saat itu sikapnya terhadap Yehuwa berubah. Ia mulai membuat kemajuan rohani dengan memulai program pembacaan Alkitab setiap hari, menghadiri semua perhimpunan, dan bahkan ikut merintis ekstra. Kemudian, pada bulan Januari 2002, ia menyerahkan formulir permohonan untuk melayani sebagai perintis biasa. Ia telah memulai banyak pengajaran Alkitab sejak saat itu dan bahkan menghabiskan satu bulan memberi kesaksian di sebuah pulau terpencil yang lebih membutuhkan.

Sewaktu bersantai di pantai bersama beberapa teman, seorang utusan injil di Kaledonia Baru memberikan kesaksian tidak resmi kepada seorang wanita muda dari Prancis yang sedang mengunjungi kerabatnya di kepulauan itu. Wanita itu seorang tentara dan pernah berdinas militer di Sarajevo. Utusan injil itu menanyai wanita tersebut apakah ia ingin hidup di antara orang-orang yang benar-benar saling mengasihi. Tentara itu menjawab ya, tetapi ia merasa bahwa hanya pemerintah yang penuh kuasa dengan pasukan yang efisien yang dapat mendatangkan perdamaian sejati.

Utusan injil itu kemudian menjelaskan bahwa teman-teman Saksinya, sekalipun mereka berbeda kebangsaan, dipersatukan oleh iman akan Allah dan kasih mereka untuk-Nya. Setelah pembahasan yang menyenangkan, kedua-duanya mengatur untuk bertemu keesokan harinya guna pembahasan lebih lanjut. Tentara itu menepati janjinya dan menikmati pelajaran Alkitabnya yang pertama. Setelah itu, ia mulai menghadiri semua perhimpunan. Selera rohaninya bertumbuh, dan karena masa liburannya hampir berakhir, ia belajar setiap hari. Kemudian, setelah menghadiri kebaktian dan mengadakan tur ke kantor cabang setempat, ia pulang ke Prancis, tempat ia terus membuat kemajuan rohani.

Jeannie adalah seorang penyiar muda yang tinggal di Papua Nugini. Ia sering membawa ke sekolah buku Pertanyaan Kaum Muda​—Jawaban yang Praktis. Pada suatu hari, guru bahasa Inggrisnya meminta semua siswa di kelas itu untuk mempersiapkan pidato singkat dengan topik pilihan sendiri. Jeannie memilih topik narkoba dan minuman keras, yang ia dasarkan pada bagian 8 buku Pertanyaan Kaum Muda. Gurunya begitu terkesan oleh pidatonya sehingga gurunya memberi tahu Jeannie bahwa dia boleh ”menggunakan seluruh jam kelas itu” jika dia ingin. Jadi, itulah yang Jeannie lakukan. Gurunya kemudian bertanya apakah dia mau menyampaikan pidatonya kepada kelas satu SMU keesokan harinya. Jeannie menerima undangan itu. Seusai pidatonya, guru bahasa Inggrisnya memberi tahu dia bahwa seandainya sekolah itu akan mengadakan malam pidato, ia akan mencoba mengikutsertakannya dalam acara itu. Sebagai hasil dua pidatonya, Jeannie mendapat permintaan 64 buku Pertanyaan Kaum Muda. Selain itu, dua gadis meminta brosur Tuntut, dan Jeannie dapat memulai pengajaran Alkitab dengan kedua gadis itu.

Karena kekerasan etnik di Kepulauan Solomon, banyak saudara kehilangan harta milik dan mengalami kesulitan finansial. Sepasang suami istri yang rumahnya hancur memutuskan untuk ikut mengerjakan suatu daerah yang belum pernah dikerjakan, sekalipun hal ini berarti menghabiskan dana mereka yang tinggal sedikit. Mereka menawarkan kano mereka untuk perjalanan itu dan menikmati apa yang belakangan mereka gambarkan sebagai pengalaman terbaik dalam memberi kesaksian. Mereka bahkan merencanakan untuk menindaklanjuti para peminat. Tetapi, bagaimana mereka mengatasi keadaan finansial mereka? Nah, kira-kira seminggu setelah mereka kembali dari daerah yang jarang dikerjakan itu, seorang pria yang cukup kaya mendekati mereka dan menawarkan untuk membeli properti yang mereka tinggalkan selama pertempuran terjadi.

Di Pulau Santo, Vanuatu, Balai Kerajaan setempat biasanya berfungsi sebagai lokasi kebaktian distrik. Namun, pada tahun 2001, jumlah penyiar telah melampaui kapasitas balai. Jadi, saudara-saudara menyewa sebuah stadion kecil yang, hingga saat itu, hanya digunakan untuk peristiwa olahraga. Karena khawatir para delegasi bakal merusak fasilitas itu, sang manajer menetapkan sewa yang tinggi, sekalipun saudara-saudara meyakinkan dia bahwa mereka akan membersihkan stadion itu sebelum dan sesudah kebaktian dan juga mengadakan beberapa perbaikan.

Karena manajer itu juga memiliki sebuah toko setempat, ia melihat Saksi-Saksi itu membeli bahan-bahan untuk membersihkan dan memperbaiki stadion. Karena ingin tahu, ia kemudian pergi dan melihat apa yang terjadi. Setiba di stadion, ia menyaksikan lebih dari 100 sukarelawan menggosok, menyapu, dan mengecat, serta memperbaiki toilet. Ia tak sanggup mengatakan sepatah kata pun. Segera, stadion itu​—tanpa noda dan sudah diperbaiki​—menjadi bahan pembicaraan seisi kota. Sewaktu saudara-saudara hendak membayar sewa seusai kebaktian, sikap manajer itu sama sekali berubah. Ia memberi mereka diskon 80 persen dan mengatakan bahwa di masa yang akan datang, Saksi-Saksi Yehuwa boleh menyewa stadion itu gratis! Ke-300 penyiar tergetar menyaksikan 832 orang menghadiri kebaktian itu dan 13 orang dibaptis.

◼ ASIA DAN TIMUR TENGAH

Jumlah negeri: 47

Populasi: 3.869.881.970

Jumlah penyiar: 561.276

Jumlah PAR: 390.151

Kantor cabang India senang melaporkan bahwa kesaksian yang baik diberikan kepada sebagian besar penduduk negeri itu melalui video yang ditayangkan di televisi. Sebuah stasiun TV mendengar tentang video Alkitab​—Kuasanya dalam Kehidupan Anda, yang diproduksi oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Belakangan, stasiun itu menulis surat kepada kantor pusat di New York untuk meminta izin menayangkan video itu dalam acara Home Shanti (Rumah Damai). Persetujuan diberikan, dan kantor cabang India menyatakan bahwa video itu ”dipancarluaskan ke rumah-rumah tangga di seluruh wilayah itu” pada awal tahun 2002.

Di Israel, seorang saudari yang mengetahui bahasa isyarat berpapasan dengan sepasang suami istri tunarungu, Benny dan Sharon, di jalan. Daripada buru-buru naik bus untuk pulang, ia berhenti dan memberi kesaksian kepada pasangan itu, dan mereka mengundangnya ke rumah mereka. Rasa ingin tahu Benny yang mula-mula berubah menjadi minat yang tulus akan berita Kerajaan, dan tak lama kemudian, ia menghadiri perhimpunan sidang. Namun, selain sepenuhnya tunarungu, penglihatannya juga terbatas. Oleh karena itu, sungguh berat baginya untuk mengadakan perjalanan ke perhimpunan dan untuk memahami sang penerjemah bahasa isyarat. Tetapi, ia mengerahkan upaya, dan pada waktu yang sama, ia terus menyelaraskan kehidupan dan kepribadiannya dengan prinsip-prinsip Alkitab.

Kendati mengalami keterbatasan fisik, Benny membuat kemajuan yang sangat pesat. Ia memberi komentar di perhimpunan, menyampaikan khotbah siswa dengan bersemangat dalam Sekolah Pelayanan Teokratis​—meskipun ia menyampaikannya melalui seorang penerjemah​—dan belum lama ini menjadi penyiar yang belum terbaptis. Istrinya, Sharon, yang juga memiliki keterbatasan pendengaran dan penglihatan, mulai belajar belakangan tetapi membuat kemajuan yang bagus. Tidak heran bila Benny dan Sharon telah membagikan iman yang baru mereka dapatkan itu kepada banyak kenalan mereka yang tunarungu.

Di Jepang, seorang saudari bernama Fukue menjadikan orang-orang yang ia temui melalui ketiga anaknya sebagai daerah khususnya. Daerahnya mencakup tetangga dekat dan orang tua yang ia temui di taman kanak-kanak, di sekolah, dan di pertemuan sekolah bagi para orang tua. Setiap kali ia memperkenalkan diri, ia menyampaikan dengan kata-kata yang sederhana tetapi tulus bahwa Alkitab adalah bantuan yang berharga baginya dalam mengasuh anak-anaknya. Kemudian, ia dengan bijaksana beralih ke topik lain. Tetapi, setelah suasananya mencair, ia merasa jauh lebih mudah untuk memasukkan Alkitab dalam pembahasan berikutnya. Apakah metode Fukue efektif? Ya, sejauh ini ia telah membantu 12 orang hingga dibaptis, yang lima di antaranya kini merintis. Fukue berupaya keras memberi kesaksian tidak resmi karena dengan cara itulah ia sendiri mempelajari kebenaran.

Di sebuah kota kecil di Kazakstan, seorang wanita memiliki anak yang jatuh sakit dan belakangan meninggal. Kemudian, anak keduanya meninggal, persis setelah lahir. Karena menderita secara fisik dan emosi, wanita ini akhirnya masuk rumah sakit. Sewaktu ia terbaring di tempat tidur pada suatu malam, ia mendengar seorang perawat berbisik-bisik. Setelah mendengarkan dengan saksama, ia sadar bahwa perawat itu, salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, sebenarnya sedang berdoa untuknya, bahkan menyebut namanya. Keesokan paginya, perawat itu menghibur wanita ini dengan harapan kebangkitan. Tak lama setelah itu, wanita ini diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

Pada suatu hari, lima tahun kemudian, wanita ini mendengar kerabat-kerabatnya berbicara dengan seseorang tentang hal-hal yang sama dengan yang disebutkan sang perawat di rumah sakit tersebut. Yakin bahwa orang asing itu pastilah salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, ia memperkenalkan dirinya, dan sebuah pengajaran Alkitab pun diatur. Dengan tekad untuk tidak menyia-nyiakan lima tahun lagi, ia belajar dengan rajin dan membuat kemajuan rohani yang luar biasa. Tak lama kemudian, ia membaktikan kehidupannya kepada Yehuwa dan dibaptis. Bayangkan betapa tergetarnya ia sewaktu pada kebaktian pertamanya, ia bertemu dengan perawat yang telah menghiburnya lebih dari lima tahun sebelumnya! Sambil berlinang air mata, ia mengatakan, ”Saya mungkin tidak akan menerima kebenaran kalau bukan karena doa Zus yang senyap di rumah sakit itu. Doa itu benar-benar menyentuh hati saya.”

Seorang saudari di Taiwan, yang bekerja bersama 20 wanita lain di sebuah bank, memutuskan untuk mencoba pendekatan baru guna menggugah minat rekan-rekan sekerjanya akan Firman Allah. Pada salah satu waktu istirahat siang, ia mempersiapkan undangan tertulis ”untuk menghadiri diskusi Alkitab secara cuma-cuma selama kira-kira 30-45 menit per minggu selama waktu istirahat makan siang”. Diskusi itu, katanya, ”akan membantu Anda mendapatkan pengetahuan dasar Alkitab”. Ia menandatangani undangan itu dan menaruhnya di setiap meja di kantor itu. Pada siang itu juga, empat orang menerima tawarannya.

Di Thailand, seorang pria bernama Arun menjadi berminat akan Saksi-Saksi Yehuwa melalui seorang teman di tempat kerja. ”Saya mengamati bahwa sejak rekan sekerja saya mulai bergaul dengan Saksi-Saksi,” kata Arun menjelaskan, ”ia membuat perubahan yang positif dalam kehidupannya, dan saya ingin berbuat hal yang sama.” Arun berjudi dan menggunakan narkoba. Meskipun ia telah mencoba menghentikan kebiasaan buruk ini, ia tidak berhasil. Ia menikah dan pada suatu saat mengira bahwa dengan memiliki anak, ia akan menjadi lebih bertanggung jawab. Tetapi, setelah gadis kecil mereka lahir, tidak ada yang berubah. ”Akhirnya,” kata Arun, ”istri saya tidak tahan lagi dengan situasinya, dan ia meninggalkan kami, serta menitipkan putri kami kepada seorang bibi.”

Pada saat yang menyedihkan dalam kehidupan Arun ini, ia diundang rekan sekerjanya ke Balai Kerajaan. Arun pergi, dan sekalipun ia tidak banyak memahami apa yang disampaikan dari mimbar, ia menikmati suasananya yang hangat dan ramah. Setelah itu, ia menghadiri perhimpunan secara teratur, menerima tawaran untuk mempelajari Alkitab, dan mulai menerapkan apa yang ia pelajari. Dengan hasrat untuk memulihkan perkawinannya, ia mendekati istrinya untuk membicarakan tentang hal itu, tetapi istrinya tidak percaya bahwa ia benar-benar telah berubah. ”Saya memberikan kesaksian kepadanya dan mengundangnya untuk bertemu dengan teman-teman baru saya,” kata Arun, ”tetapi ia menolak dan mengatakan bahwa saya sedang ditipu. Namun, saya terus mengunjungi dan menganjurkan dia. Setelah kira-kira lima bulan, hatinya melunak dan ia datang bersama saya ke perhimpunan. Tak lama setelah itu, ia juga menerima pengajaran Alkitab.”

Kini Arun, istrinya, dan putri mereka yang masih kecil dipersatukan sebagai keluarga yang bahagia. Arun dan istrinya dibaptis pada tahun 2001 pada kebaktian distrik di Bangkok. Selain itu, adik laki-laki Arun, yang juga telah menempuh jalan hidup yang tidak bermoral, ikut menyambut kabar baik dan sekarang adalah penyiar yang belum terbaptis.

◼ EROPA

Jumlah negeri: 45

Populasi: 727.550.200

Jumlah penyiar: 1.456.309

Jumlah PAR: 647.279

Karena suatu penyakit sejak lahir, tinggi Eva yang berusia 25 tahun, yang tinggal di Tirana, Albania, hanya 113 cm. Namun, kendati ada tantangan, ia menikmati kegiatan perintis ekstra, sekalipun orang-orang mengolok-oloknya karena tinggi badannya. Sebaliknya daripada marah, Eva memperlakukan setiap orang dengan respek dan selalu tersenyum, yang tidak luput dari perhatian orang-orang yang bertimbang rasa. Salah satunya adalah seorang wanita yang memiliki seorang putri berusia 26 tahun yang menderita depresi. Wanita itu telah membawa putrinya ke rumah sakit dan berbagai organisasi keagamaan, dengan harapan dapat disembuhkan. Kemudian, pada suatu hari ia memperhatikan Eva yang tampak selalu gembira dan memutuskan untuk mengunjunginya. Sewaktu Eva membuka pintu, wanita itu bertanya apakah Eva bersedia memberikan pengajaran Alkitab kepada putrinya. Tentu saja, jawaban Eva adalah ya. Tak lama kemudian, kesehatan sang putri mulai membaik​—sedemikian membaiknya sehingga sang ibu minta diikutsertakan dalam pelajaran itu. Eva sekarang membawa ibu dan putrinya itu ke perhimpunan secara teratur, dan kedua-duanya sedang membuat kemajuan rohani yang bagus.

Seorang pemuda bernama Benjamin dibesarkan dalam keluarga Kristen di Belgia. Namun, pada awal masa remajanya, Benjamin mulai menjalani kehidupan ganda. Sambil berpura-pura hidup menurut prinsip Alkitab, ia bergabung dengan sekelompok muda-mudi yang senang bermabuk-mabukan, menggunakan narkoba, dan merokok. Benjamin juga mendengarkan musik yang bejat. Dalam waktu singkat, ia mulai diganggu hantu-hantu dan sering mengalami koma akibat terlalu banyak alkohol​—tetapi, ia terus menggunakan narkoba. Ia benar-benar mengabaikan kebersihan dirinya dan menjadi sakit parah. Pada saat yang menyedihkan dalam kehidupannya ini, ia mendapati orang-orang yang mengaku sebagai temannya ternyata tidak sedikit pun mempedulikan dia! Pada waktu itulah, Benjamin mulai memikirkan baik-baik kehidupannya dan bagaimana masa depannya nanti. Dengan bijaksana, ia memutuskan untuk kembali kepada orang-orang yang memperlihatkan kasih sejati kepadanya, yakni keluarganya dan Yehuwa.

Namun, sejak awal, keputusan Benjamin diuji. Ia mengalami serangan hebat dari hantu-hantu, dan pacarnya meminta dengan sangat agar ia tidak bergaul dengan Saksi-Saksi. Pacarnya bahkan meminta para imam Katolik dan orang-orang murtad untuk membujuk Benjamin agar berhenti belajar. Tetapi, dengan bantuan yang pengasih dan penuh kesabaran dari orang tua dan para penatua sidang, Benjamin mulai membina iman yang hidup akan Yehuwa, mengakui bahwa hukum Allah benar-benar ”sempurna, memulihkan jiwa”. (Mz. 19:7) Alhasil, ia akhirnya meninggalkan kehidupannya yang lampau. Kesehatan Benjamin membaik, dan ia telah menemukan kebahagiaan sejati.

Sewaktu memberi kesaksian di jalan, sepasang suami istri dari sidang berbahasa Prancis di Inggris mendekati dua wanita dari Zimbabwe. Saksi-Saksi itu menjelaskan bahwa mereka sedang menawarkan pengajaran Alkitab di rumah secara cuma-cuma dan menanyakan apakah wanita-wanita itu menggunakan bahasa Prancis. Mereka menjawab tidak tetapi ingin mempelajari Firman Allah. Kedua-duanya segera mulai menghadiri Pelajaran Buku Sidang. Pada akhir pelajaran buku sidang mereka yang pertama, seorang saudara memperlihatkan kepada mereka pengalaman Nathan Muchinguri dari Zimbabwe, yang dikisahkan di halaman 20 Buku Kegiatan 2002. Sewaktu mereka melihat foto Saudara dan Saudari Muchinguri pada halaman 21, mereka menjerit terkejut. Itu foto kakek nenek mereka! Wanita-wanita itu menjelaskan bahwa sewaktu tinggal di Zimbabwe, mereka tinggal jauh sekali dari anggota keluarga yang lain dan kehilangan kontak dengan mereka. Tentu saja, mereka bertanya apakah mereka boleh memiliki Buku Kegiatan itu. Kedua-duanya kini belajar secara teratur, dikuatkan oleh teladan yang setia dari kakek nenek mereka.

Sewaktu melayani di daerah terpencil di Republik Ceko, dua saudari bertemu dengan seorang wanita yang ramah yang mengundang mereka masuk. Namun, ia memiliki opini yang pasti tentang beberapa topik Alkitab, seperti apa artinya memiliki ”karunia roh”. (1 Kor. 14:12) Selain itu, ia menolak membaca dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru, dan memilih menggunakan terjemahan versi Ekumenis miliknya. Setelah satu jam berdiskusi tanpa hasil, saudari-saudari itu harus buru-buru permisi untuk mengejar kereta. Mereka merasa lega sekali karena telah menyelesaikan kunjungan yang sulit itu. Namun, salah satu saudari itu mendapati Alkitab dan catatannya tertinggal di rumah wanita itu, yang berarti mereka harus kembali. Ternyata ada kejutan yang menyenangkan menanti mereka! Wanita itu mengatakan bahwa ia telah memeriksa Alkitab saudari itu dan mengagumi mutu terjemahannya, referensi silangnya, serta konkordansinya. Kemudian, ia bertanya apakah ia boleh memiliki Terjemahan Dunia Baru. Selain itu, ia setuju untuk mempelajari Alkitab. Sejak saat itu, ibunya juga telah ikut belajar.

Seorang saudari di Reykjavík, Islandia, bekerja di Institut Riset Bahari yang menyediakan fasilitas untuk program pelatihan perikanan. Belum lama ini, 14 orang dari berbagai negara berkembang mengikuti kursus selama enam bulan di sana. Saudari tersebut menawari setiap orang itu satu buku Apakah Ada Pencipta yang Mempedulikan Anda? Ia telah mendapatkan buku itu dalam bahasa Cina, Inggris, Portugis, Spanyol, dan Vietnam. Keempat belas orang itu semuanya menerima buku tersebut. Seorang pria dan wanita Vietnam berseri-seri wajahnya saat melihat publikasi dalam bahasa mereka sendiri. ”Saya hampir tidak percaya!” kata sang pria. ”Saya benar-benar terkejut. Bagaimana Anda mendapatkannya?” Seorang pria Uganda sudah mengenal buku itu dan merekomendasikannya kepada yang lain. Seorang wanita asal Kuba mengatakan bahwa ia menginginkan satu eksemplar karena putrinya yang berusia 13 tahun sudah mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sulit tentang kehidupan.

Sebelum orang-orang yang dilatih itu pulang ke negara asalnya masing-masing, saudari itu memberi tahu mereka bahwa ia telah menaruh beberapa lektur (10 buku Pengetahuan, 30 majalah, dan 10 brosur) di meja dalam ruang kelas dan mereka boleh mengambilnya untuk dibaca dalam perjalanan pulang di pesawat. Tentu saja, hal pertama yang ia lakukan pada hari Senin pagi setelah mereka pergi adalah mendatangi meja itu. ”Saya mengira masih ada beberapa buku Pengetahuan dan majalah yang tersisa,” katanya, ”tetapi ternyata semuanya ludes!”

Seorang pemuda di Latvia, yang bernama Arthur, tidak berminat akan Allah. Namun, ia merasa sulit menerima bahwa manusia berevolusi dari kera. Pada tahun 1996, Arthur terlibat masalah serius dan dipenjarakan. Di sana, ia mulai dengan serius memikirkan kehidupan. Sewaktu orang tuanya berkunjung, mereka menganjurkan dia untuk membaca Alkitab, berpikir bahwa hal itu akan membantunya. Kemudian, suatu hari pada tahun 1998, sewaktu Arthur menulis sepucuk surat, seorang rekan sel meminjamkan buku sebagai alas. Buku itu ternyata adalah Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi. Dengan rasa ingin tahu, Arthur membukanya, menjadi asyik, dan membacanya dari awal sampai akhir dalam tiga hari. Seorang narapidana lain memiliki buku Pengetahuan di selnya. Sewaktu ia mengamati minat Arthur akan Alkitab, ia memberikan buku itu kepadanya. Ia juga memberikan alamat seorang Saksi yang ia kenal.

Arthur menulis surat kepada Saksi itu, lalu mulai mempelajari Alkitab melalui surat-menyurat. Sewaktu dibebaskan pada bulan April 2000, ia langsung mulai menghadiri perhimpunan sidang. Tetapi, bagaimana dengan orang tuanya, yang sebelumnya menganjurkan dia untuk membaca Alkitab? Tentu saja, Arthur membagikan informasi tentang iman yang baru ia temukan itu kepada mereka. Hasilnya? Mereka pun mulai mempelajari Firman Allah. Bayangkan sukacita mereka sewaktu mereka bertiga sama-sama dibaptis pada kebaktian istimewa yang sama pada bulan Maret 2002!

Semasa muda, seorang ahli bedah ortopedis di Spanyol belajar untuk menjadi pendeta di sebuah seminari agama. Karena menjadi bingung, setelah tiga tahun ia keluar sebagai seorang ateis. Meskipun ia berpandangan negatif terhadap Saksi-Saksi Yehuwa, ia ingin tahu bagaimana orang-orang ”sederhana” seperti mereka dapat memiliki pemahaman yang sedemikian teguh akan Alkitab, sementara ia, yang telah bertahun-tahun di seminari, hanya mengetahui sedikit sekali. Minatnya akan Saksi-Saksi bertumbuh sewaktu pada suatu kesempatan staf rumah sakit memperlihatkan prasangka terhadapnya. Hal ini mengingatkan dia akan perlakuan yang adakalanya dialami Saksi-Saksi. Setelah pengalaman itu, sang ahli bedah menerima pengajaran Alkitab di rumah secara cuma-cuma. Tak lama kemudian, ia sedemikian terkesannya akan apa yang ia pelajari sehingga ia belajar sampai tiga kali seminggu! Ia juga mulai menghadiri semua perhimpunan dan mengikuti Sekolah Pelayanan Teokratis. Belum lama ini, ia dibaptis.

◼ AFRIKA

Jumlah negeri: 56

Populasi: 739.543.571

Jumlah penyiar: 915.262

Jumlah PAR: 1.550.572

Di Benin, konstruksi Balai Kerajaan membuat saudara-saudara sangat antusias, dan memberikan kesaksian yang baik. Setelah penahbisan sebuah Balai Kerajaan, seorang anggota terkemuka di komunitas setempat mengatakan kepada salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, ”Gereja Anda adalah tempat ibadat yang paling indah di sini, dan itu akan selalu demikian. Mengapa saya, seorang Katolik yang giat, mengatakan itu? Persis belum lama ini, komunitas Katolik kami diberi 17.000.000 CFA [23.000 dolar AS] untuk merampungkan pembangunan gereja kami, yang dimulai pada tahun 1950-an. Tetapi, para klerus menyelewengkan uang itu. Sebuah komunitas Katolik di bagian lain kota ini telah menabung 3.000.000 CFA [4.000 dolar AS] untuk membangun gereja di daerah mereka, tetapi dana ini pun ’raib’. Itulah sebabnya saya dapat mengatakan bahwa bangunan ini adalah, dan akan selalu menjadi, bangunan yang paling indah di kota ini.”

Di negeri-negeri tertentu, keterikatan pada jimat mempersulit orang-orang baru mengambil pendirian untuk kebenaran Alkitab. Perhatikan contoh sebuah keluarga di Pantai Gading yang setiap hari menjalankan ritus di hadapan jimat mereka. Sewaktu salah seorang anak perempuannya mengambil pendirian untuk kebenaran Alkitab dan menolak ambil bagian dalam ibadat palsu, keluarga itu takut kalau-kalau kutuk akan menimpa gadis itu. Meskipun demikian, gadis itu tetap teguh, sehingga ia mendapat tentangan dan diusir dari rumahnya. Namun, ia tidak menyimpan kekesalan terhadap keluarganya tetapi terus mengunjungi mereka.

Hasilnya adalah neneknya mulai berminat akan Alkitab, bahkan meminta sang cucu kembali ke rumah, dan gadis itu melakukannya. Sang nenek terus membuat kemajuan rohani dan dibaptis pada usia 62 tahun. Terkesan oleh apa yang dipelajari sang nenek, ibu gadis itu juga mulai mempelajari Firman Allah, dan kini ia pun memberikan kesaksian kepada yang lain. Ya, tiga generasi telah dibebaskan dari ibadat palsu, dan semuanya karena seorang gadis mempertahankan integritasnya kepada Yehuwa dan tidak berhenti memperlihatkan kasih kepada keluarganya.

Di Mozambik, saudara-saudara secara teratur mengunjungi penjara untuk mengadakan kelas-kelas pengajaran Alkitab dengan para narapidana. Pada tahun 2001, para narapidana di salah satu penjara di sana mencoba melarikan diri. Namun, para narapidana yang telah menghadiri kelas-kelas itu menolak lari. Kalangan berwenang mengamati hal ini dan memuji Saksi-Saksi Yehuwa atas pekerjaan mereka. Sekarang, kalangan berwenang menganjurkan semua narapidana untuk belajar dengan saudara-saudara. Karena tingkah laku mereka berubah secara pesat, dua narapidana telah dikurangi masa hukumannya. Salah satunya sedang menanti-nantikan untuk dibaptis pada kebaktian distrik berikutnya.

Judith yang berusia 27 tahun, di Namibia, mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan ia lumpuh dari leher ke bawah. Ia mulai berpikir untuk bunuh diri, sambil bertanya-tanya, ’Mengapa hal ini menimpa saya?’ Orang-orang dari berbagai gereja datang mengunjunginya dan berdoa agar ia dapat berjalan kembali. Sewaktu doa-doa mereka tidak terjawab, mereka memberi tahu Judith bahwa Allah pasti sedang menghukum dia karena alasan tertentu. Hal ini membuat Judith semakin memikirkan untuk bunuh diri. Tetapi, pertama-tama ia ingin tahu mengapa Allah menghukumnya. Jadi, pada suatu hari ia meminta ibunya mengundang pastor sebuah gereja setempat ke rumah mereka. Sewaktu Judith menantikan kedatangan sang pastor, Saksi-Saksi Yehuwa berkunjung. Judith menerima tawaran mereka untuk mempelajari Alkitab di rumah dengan buku Pengetahuan, sambil berharap bahwa Alkitab dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menggelisahkannya. Sewaktu mempelajari pasal 8, ”Mengapa Allah Mengizinkan Penderitaan?” ia belajar bahwa bukan Allah yang menyebabkan kecelakaannya. ”Bayangkan kelegaan dan sukacita saya sewaktu tahu bahwa hal-hal yang buruk tidak berasal dari Yehuwa!” serunya. Judith terus belajar, membaktikan kehidupannya kepada Yehuwa, dan kini menanti-nantikan sistem baru, manakala ia akan sehat kembali.

Selama genosida di Rwanda pada tahun 1994, seorang wanita muda bernama Chantal melarikan diri ke negeri tetangga, Burundi. Di sana, ia menemukan buku Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi dan membacanya dari awal sampai akhir. Sekembalinya ke Rwanda, ia tidak berhasil menjumpai Saksi-Saksi karena keluarganya tinggal di daerah yang terpencil. Namun, ibunya bertemu dengan dua penyiar Kerajaan yang sedang memberi kesaksian di pasar. Agar mereka dapat bertemu dengan Chantal, mereka menulis di secarik kertas pada hari mana saja mereka berencana ke pasar dan memberikannya kepada ibu Chantal. Pada salah satu hari yang ditentukan, Chantal duduk di pintu masuk ke pasar sambil mengangkat secarik kertas sehingga terlihat oleh semua orang yang lalu-lalang. Alangkah senangnya ia sewaktu saudara-saudara itu melihatnya dan memperkenalkan diri! Melihat minatnya yang tulus, mereka mengundangnya ke Peringatan yang akan datang, dan Chantal pun hadir​—sekalipun ia harus berjalan selama dua hari untuk mencapai lokasi perhimpunan!

Sejak saat itu, Chantal menghadiri perhimpunan secara teratur, tidak soal jaraknya. Sungguh menyedihkan, keluarganya ternyata menentang dia. Salah satu kakaknya bahkan pernah mengejarnya hingga ke luar rumah sambil menggenggam parang! Tetapi, Chantal tetap berkukuh. Setahun kemudian, perhimpunan diselenggarakan lebih dekat ke rumahnya, meskipun masih dibutuhkan sekitar delapan jam berjalan kaki. Meskipun demikian, Chantal sekarang dapat menikmati pengajaran Alkitab untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, ia membaktikan kehidupannya kepada Yehuwa, dan kini ia melayani sebagai perintis biasa. Dan, bagaimana dengan keluarganya? Ternyata, sikap mereka benar-benar berubah total. Kakak laki-laki yang mengusirnya ke luar rumah kini adalah perintis biasa, adik laki-lakinya baru dibaptis, dan ibunya adalah penyiar belum terbaptis. Selain itu, sebuah kelompok terpencil telah dibentuk di daerah mereka, sehingga keluarga itu hanya perlu berjalan kaki selama lima menit ke perhimpunan.

Thembisile adalah seorang saudari yang bergairah yang tinggal dekat salah satu kraal, atau kompleks bangunan, kerajaan di Swaziland. Ia ingin memberikan kesaksian kepada para penghuni kraal, tetapi ia menghadapi tantangan berupa penjagaan keamanan yang ketat. Setelah mendoakan hal itu, ia mengerahkan keberanian dan berangkat ke kraal. Ia memberikan kesaksian kepada para penjaga, salah satunya menerima brosur Anda Dapat Menjadi Sahabat Allah! Setelah menginterogasi dan menggeledah dia, mereka membiarkannya masuk​—yang membuatnya sangat senang. Thembisile lebih terkejut lagi akan keramahan para penghuninya. Sekarang ia mengerjakan daerah itu secara teratur dan telah memulai tiga pengajaran Alkitab. Selain itu, kini para polisi menyambutnya dengan hangat. Malahan, pada suatu hari, seorang penjaga mengatakan kepadanya, ”Tidak usah ragu-ragu, Bu; masuk saja. Yang Ibu lakukan ini sungguh bagus.”

◼ AMERIKA

Jumlah negeri: 56

Populasi: 807.517.534

Jumlah penyiar: 3.023.062

Jumlah PAR: 2.676.288

Di sebuah kota kecil di Argentina, dua perintis istimewa melihat sepasang suami istri mendorong gerobak kecil berisi seekor anjing yang cedera. Para perintis itu menawarkan untuk mengantar mereka dan anjing itu dengan mobil ke dokter hewan. Pasangan itu menerima dengan penuh penghargaan, khususnya karena tidak seorang pun tetangga mereka yang menawarkan bantuan. Para perintis itu kemudian tahu bahwa pria itu adalah seorang katekis Katolik dan ambil bagian bersama istrinya dalam semua prosesi setempat yang diselenggarakan untuk menghormati para santo. Namun, sekalipun sangat saleh di Gereja Katolik, hal ini tidak mencegah mereka menerima majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! Setelah mengunjungi pasangan ini selama kira-kira dua tahun, para perintis itu mengundang mereka ke Peringatan. Pada malam itu, hujan turun deras sekali, tetapi pasangan itu datang dan terkesan oleh sambutan hangat yang mereka terima. Selain itu, mereka mengatakan bahwa untuk pertama kalinya, mereka baru memahami makna Perjamuan Malam Tuan. Mereka kini menikmati pelajaran Alkitab secara teratur dan menghadiri semua perhimpunan, tanpa takut terhadap apa yang bakal dikatakan para tetangga mereka yang Katolik.

Sewaktu memberi kesaksian di Barbados, seorang saudari perintis dan saudari lain sedang berjalan sewaktu melewati seorang wanita yang berdiri di depan pintunya. Mereka mulai memberikan kesaksian kepadanya, tetapi sangat terkejut sewaktu wanita itu, seolah-olah sedang menantikan seseorang, mengatakan, ”Silakan masuk. Saya ambil dulu Alkitab saya.” Saudari-saudari itu masuk, duduk bersama sang penghuni rumah, dan mempertunjukkan caranya pengajaran dilakukan, menggunakan pelajaran 1 dalam brosur Tuntut. Setelah itu, wanita tersebut bertanya kepada saudari perintis itu apakah ia yang telah menelepon dan menawarkan untuk mengadakan pengajaran Alkitab di rumah secara cuma-cuma pada pagi itu. ”Saya katakan bahwa itu bukan saya,” jelas sang perintis. ”Jadi, siapa pun yang menelepon tampaknya tidak muncul. Tetapi, kami senang bahwa kami datang persis pada pukul 11.30, saat pengajaran itu seyogianya diselenggarakan.” Wanita ini membuat kemajuan yang baik dan telah menghadiri perhimpunan.

Pasar di tempat terbuka dapat menjadi daerah yang produktif untuk memberi kesaksian. Seorang utusan injil di Bolivia menceritakan, ”Suami saya menempatkan sebuah risalah kepada seorang wanita yang menjual barang dengan gerobak di pasar para petani. Ia bersikap ramah, maka saya kembali dan menawarkan pengajaran Alkitab kepadanya, menggunakan brosur Tuntut. ’Apakah kita akan belajar di sini?’ tanyanya. ’Tidak apa-apa,’ kata saya. ’Saya sudah terbiasa.’ Jadi, sewaktu saya tiba, ia menawari saya duduk di bangku kecilnya, dan kami belajar di sana juga di samping gerobaknya. Apabila pembeli datang, ia meladeni mereka, dan kemudian kami melanjutkan pelajaran.”

Seorang wanita di Kanada mendapat sebuah Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru dari seorang teman. Ia sangat senang membacanya dan memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak lagi. Jadi, ia pergi ke situs resmi Saksi-Saksi Yehuwa (www.watchtower.org) lalu menulis surat meminta pengajaran Alkitab dan satu buku Pengetahuan. Sewaktu dua saudari datang dan memberinya buku itu, ia memeluknya erat-erat dan mengatakan bahwa ia bakal selesai membaca buku itu pada keesokan paginya! Pada petang berikutnya, ia menghadiri perhimpunan untuk pertama kalinya dan langsung merasa nyaman di antara saudara-saudari. Ia membuat kemajuan rohani yang pesat dan kini adalah penyiar belum terbaptis yang akan dibaptis dalam waktu dekat.

Di Kolombia, seorang wanita bernama Sol menderita keterbatasan fisik yang mengharuskannya terbaring di tempat tidur. Ia tidak mau bertemu dengan siapa pun kecuali keluarganya sendiri. Pada suatu hari, seorang tetangga, salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, menitipkan kepada ibu Sol beberapa majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! untuk diberikan kepada Sol. Akhirnya, Sol bersedia bertemu dengan tetangga itu, yang menawarkan pengajaran Alkitab kepadanya. Sol menerima tawaran itu, dan kira-kira setahun kemudian, ia menghadiri Peringatan. Itu pertama kalinya ia meninggalkan rumah dalam kurun waktu tujuh tahun. Dua hari kemudian, ia menghadiri kebaktiannya yang pertama. Meskipun ia bahkan tidak dapat duduk tegak, Sol kini ambil bagian dalam dinas lapangan. Caranya? Saudara-saudara mendorongnya dari rumah ke rumah dengan tempat tidur khusus yang mereka buat untuknya. Berkat teladan dan anjuran Sol, ibunya kini dibaptis dan dua saudara kandungnya adalah perintis.

Sepasang suami istri perintis istimewa yang baru dilantik di Kosta Rika mengunjungi seorang wanita di daerah mereka. Sewaktu tiba, mereka memberi tahu dia bahwa kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa setempat telah menerima telepon dari menantu perempuannya, seorang Saksi yang tinggal di Amerika Serikat, yang meminta agar ibu mertuanya dikunjungi. ”Kami terkejut sewaktu,” tutur pasangan perintis itu, ”wanita berusia 65 tahun ini mulai menangis. Ia mengatakan bahwa ia hampir tidak percaya bahwa kami sudah ada di sana, karena belum lama itu, ia berbicara dengan menantu perempuannya, yang menganjurkan dia untuk mendengarkan apa yang dikatakan Saksi-Saksi. Ia tidak pernah membayangkan bahwa kami akan datang secepat itu.”

Menurut para perintis itu, inilah pertama kalinya wanita itu mau berbicara dengan Saksi-Saksi. Ia seorang Katolik yang aktif, dan selama 12 tahun sebelumnya ia bahkan telah mendalami kepercayaan Katolik agar dapat mengajar orang lain. Para perintis itu senang menjelaskan banyak pertanyaannya tentang Alkitab dan Saksi-Saksi Yehuwa, lalu ia bersedia mempelajari Alkitab. Suami dan putrinya juga ingin mengetahui lebih banyak tentang Firman Allah.

Seorang anggota keluarga Betel Puerto Riko menyatakan, ”Saya membuat pengaturan untuk membawa Sedarlah! 8 Juli 2002 yang berjudul ’Polisi​—Mengapa Kita Membutuhkan Mereka?’ kepada kapten di kantor pusat polisi. Ia sangat terkesan dengan artikel itu dan merekomendasikan agar saya membawa beberapa majalah itu kepada mayor setempat dan juga ke kantor-kantor polisi di daerah itu. Sebenarnya, salah seorang perwira lain mengatur untuk membawa saya dengan mobil polisi ke semua kantor lain. Perwira ini bahkan juga memberi saya wewenang untuk membawa artikel-artikel berikutnya kepada para bawahannya. ’Ini memberi angkatan polisi apa yang dibutuhkannya​—bantuan psikologis dan rohani,’ katanya.” Dalam sebulan, anggota keluarga Betel ini mengunjungi delapan kantor polisi, dan banyak petugas meminta majalah ekstra. Secara keseluruhan, ia menempatkan 164 majalah dan menambahkan lima orang dalam trayek majalahnya.

Di kepulauan Trinidad dan Tobago, seorang wanita yang telah menjadi anggota terkemuka di Gereja Orang Nazaret selama 25 tahun pergi menghadiri khotbah pengawas wilayah atas undangan seorang rekan sekerja. Pada akhir perhimpunan, pengawas wilayah mendekatinya dan bercakap-cakap dengan hangat bersamanya. Ia takjub akan hal ini karena di gerejanya sendiri, orang-orang cenderung bergaul berdasarkan ras dan golongan. Sebenarnya, karena ras dia berbeda dengan ras suaminya, rekan-rekan gerejanya memperlakukan dia dengan tidak ramah. Jadi, pengalamannya di Balai Kerajaan dan anjuran pribadi yang ia terima dari pengawas wilayah menggerakkan dia untuk menerima pengajaran Alkitab. Dalam waktu enam bulan, ia menjadi penyiar belum terbaptis, membaktikan 70 hingga 100 jam dalam pelayanan setiap bulan. Ia dibaptis di Kebaktian Distrik ”Para Pemberita Kerajaan yang Bergairah” pada tahun 2002 dan berharap menjadi perintis biasa. Ia juga membantu putrinya yang berusia tujuh tahun, yang sudah menyampaikan khotbah latihan dalam Sekolah Pelayanan Teokratis.

Di Uruguay, seorang wiraniaga yang sedang menjajakan kalung bersalib dari rumah ke rumah datang ke rumah seorang Saksi. Saudari kita memanfaatkan kesempatan itu untuk menjelaskan dari Alkitab mengapa ia tidak dapat membeli dagangan pria itu. Wiraniaga itu tidak hanya merespek komentarnya tetapi juga mengungkapkan minatnya akan hal-hal rohani. Sebenarnya, ia mengaku telah bergabung dengan sejumlah agama guna menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaannya, tetapi sia-sia. Pada akhirnya, ia menyimpulkan bahwa gereja-gereja lebih berminat akan uang ketimbang membantu orang-orang secara rohani. Sebelum ia pergi, saudari kita mengundangnya ke Balai Kerajaan.

Itulah terakhir kalinya ia bertemu dengan pria itu hingga kira-kira setahun kemudian sewaktu ia muncul di depan rumahnya. Ia sangat terperanjat sewaktu pria itu mengatakan, ”Kali ini saya datang, bukan untuk menjual, melainkan untuk memberi tahu Zus bahwa saya sudah belajar hingga pasal 15 buku Pengetahuan.” Ia menjelaskan bahwa seluruh keluarganya sedang belajar dan sudah menghadiri perhimpunan. Saat pamit, ia mengatakan, ”Sampai jumpa di kebaktian minggu depan.”

[Gambar di hlm. 43]

Selandia Baru

[Gambar di hlm. 43]

Tahiti

[Gambar di hlm. 43]

Papua Nugini

[Gambar di hlm. 47]

Thailand

[Gambar di hlm. 47]

India

[Gambar di hlm. 47]

Jepang

[Gambar di hlm. 51]

Inggris

[Gambar di hlm. 51]

Albania

[Gambar di hlm. 51]

Spanyol

[Gambar di hlm. 56]

Namibia

[Gambar di hlm. 56]

Benin

[Gambar di hlm. 56]

Kongo (Kinshasa)

[Gambar di hlm. 60]

Kanada

[Gambar di hlm. 60]

Tobago

[Gambar di hlm. 60]

Bolivia

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan