PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Orang yang Murah Hati Itu Bahagia
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2018 | Agustus
    • Orang Samaria yang baik hati mengurus orang Yahudi yang terluka

      Orang yang Murah Hati Itu Bahagia

      ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.”​—KIS. 20:35.

      NYANYIAN: 76, 110

      APA JAWABAN SAUDARA?

      • Mengapa kita semua bisa bermurah hati?

      • Mengapa berbuat lebih banyak dalam pengabaran membuat kita bahagia?

      • Dalam Alkitab, apa saja alasannya kita perlu bermurah hati?

      1. Apa buktinya bahwa Yehuwa itu murah hati?

      AWALNYA, Yehuwa hidup sendirian. Belakangan, Dia menciptakan makhluk-makhluk cerdas di surga dan di bumi, lalu memberi mereka kehidupan. Yehuwa adalah ”Allah yang bahagia”, dan Dia suka memberi hal-hal baik. (1 Tim. 1:11; Yak. 1:17) Yehuwa ingin kita bahagia juga, jadi Dia mengajar kita untuk bermurah hati.​—Rm. 1:20.

      2, 3. (a) Mengapa kita bahagia kalau kita murah hati? (b) Apa yang akan kita bahas?

      2 Allah menciptakan manusia mirip dengan-Nya. (Kej. 1:27) Artinya, kita punya sifat-sifat yang Yehuwa miliki. Supaya kita bahagia dan diberkati Yehuwa, kita harus meniru-Nya. Kita perlu memperhatikan orang lain dan memberi dengan murah hati. (Flp. 2:3, 4; Yak. 1:5) Mengapa? Karena kita diciptakan seperti itu. Meski tidak sempurna, kita bisa meniru Yehuwa dan bermurah hati.

      3 Kita akan membahas beberapa pelajaran dari Alkitab tentang bermurah hati. Kita akan belajar (1) mengapa Yehuwa senang kalau kita murah hati, (2) mengapa kita perlu bermurah hati supaya bisa melakukan tugas dari Yehuwa, (3) mengapa kita akan bahagia kalau kita murah hati, dan (4) mengapa kita perlu terus bermurah hati.

      YEHUWA SENANG KALAU KITA MURAH HATI

      4, 5. Teladan apa yang Yehuwa dan Yesus berikan dalam hal bermurah hati?

      4 Yehuwa ingin kita bahagia. Buktinya, Dia menciptakan kita dengan luar biasa. Dia juga menciptakan bumi yang indah dan berbagai hal yang bisa kita nikmati. (Mz. 104:24; 139:13-16) Yehuwa ingin kita meniru-Nya. Jadi, Dia senang kalau kita murah hati seperti Dia. (Ef. 5:1) Kalau kita berupaya membuat orang lain bahagia, kita menghormati Yehuwa.

      5 Kita juga mau meniru Yesus. Dia adalah contoh sempurna tentang bagaimana manusia bisa bermurah hati. Dia berkata, ”Putra manusia datang, bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani dan memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang.” (Mat. 20:28) Rasul Paulus juga menganjurkan orang Kristen untuk memiliki ”pikiran dan sikap ini dalam diri [mereka], yang sama dengan yang dimiliki Kristus Yesus . . . Dia malah melepaskan segala yang dia miliki dan menjadi seperti budak”. (Flp. 2:5, 7) Jadi, pikirkan, ’Apakah saya bisa lebih berupaya meniru Yesus?’​—Baca 1 Petrus 2:21.

      6. Apa yang Yesus ajarkan dalam cerita tentang orang Samaria yang baik hati? (Lihat gambar di awal artikel.)

      6 Yehuwa senang kalau kita meniru teladan Dia dan Yesus. Kita menirunya dengan memperhatikan orang lain dan berupaya membantu mereka. Yesus mengajarkan pentingnya hal ini saat dia bercerita tentang orang Samaria yang baik hati. (Baca Lukas 10:29-37.) Dia mengajar para pengikutnya bahwa mereka harus membantu orang lain, tidak soal siapa orang itu dan dari mana asalnya. Apakah Saudara ingat mengapa Yesus menceritakan hal itu? Karena seorang Yahudi bertanya kepadanya, ”Sesama saya itu sebenarnya siapa?” Jawaban Yesus mengajarkan bahwa kalau kita mau menyenangkan Yehuwa, kita harus bermurah hati seperti orang Samaria itu.

      7. Apa buktinya kita percaya bahwa cara Yehuwa melakukan segala sesuatu adalah yang terbaik?

      7 Alasan lain kita perlu bermurah hati ada hubungannya dengan apa yang terjadi di Taman Eden. Setan mengatakan bahwa Adam dan Hawa akan lebih bahagia kalau mereka tidak menaati Yehuwa dan hanya memikirkan diri sendiri. Hawa egois dan mau menjadi seperti Allah. Adam juga egois dan lebih ingin menyenangkan Hawa daripada Allah. (Kej. 3:4-6) Akibatnya sangat buruk. Jelaslah, tidak seorang pun bisa bahagia kalau egois. Tapi kalau kita memikirkan orang lain dan murah hati, itu berarti kita percaya bahwa cara Yehuwa melakukan segala sesuatu adalah yang terbaik.

      MELAKUKAN TUGAS YANG ALLAH BERIKAN

      8. Mengapa Adam dan Hawa seharusnya memikirkan orang lain?

      8 Meski awalnya Adam dan Hawa hanya hidup berdua di Taman Eden, seharusnya mereka memikirkan orang lain. Mengapa? Yehuwa memberi mereka tugas untuk memenuhi bumi dan menjadikannya Firdaus. (Kej. 1:28) Adam dan Hawa seharusnya ingin anak-anak mereka bahagia, sama seperti Yehuwa ingin mereka semua bahagia. Seluruh keluarga mereka akan bekerja sama dan membuat bumi menjadi firdaus. Itu adalah proyek yang besar!

      9. Mengapa manusia pasti senang saat membuat bumi menjadi firdaus?

      9 Seandainya Adam dan Hawa tetap taat, bumi pasti akan dipenuhi manusia sempurna. Semua manusia itu juga perlu bekerja sama dengan Yehuwa supaya bisa membuat bumi menjadi firdaus dan mewujudkan kehendak-Nya. Kalau mereka melakukannya, mereka akan masuk ke hari peristirahatan Allah. (Ibr. 4:11) Pekerjaan itu pasti memuaskan dan menyenangkan! Yehuwa pasti akan memberkati mereka dengan limpah kalau mereka peduli kepada orang lain dan tidak egois.

      10, 11. Apa yang bisa menggerakkan kita untuk mengabar dan membuat murid?

      10 Sekarang, Yehuwa memberi kita tugas istimewa. Dia ingin kita mengabar dan membuat murid. Supaya bisa melakukan tugas ini, kita harus peduli kepada orang lain. Malah, kita bisa terus melakukan tugas ini hanya kalau kita punya alasan yang benar, yaitu mengasihi Yehuwa dan orang lain.

      11 Paulus mengatakan bahwa dia dan orang Kristen lain pada abad pertama adalah ”rekan sekerja Allah” karena mereka mengabar dan mengajarkan kebenaran. (1 Kor. 3:6, 9) Sekarang, kalau kita dengan murah hati memberi harta, tenaga, dan waktu untuk mengabar, kita juga akan menjadi ”rekan sekerja Allah”. Ini adalah suatu kehormatan bagi kita!

      Dua saudari yang memandu pelajaran Alkitab

      Kita akan sangat bahagia saat membantu orang mengenal kebenaran (Lihat paragraf 12)

      12, 13. Apa manfaat yang kita dapatkan sewaktu membuat murid?

      12 Kalau kita dengan murah hati memberi waktu dan tenaga untuk mengabar dan mengajar, kita akan bahagia. Itulah yang dirasakan saudara-saudari yang memandu pelajaran Alkitab. Kita sangat senang saat melihat pelajar Alkitab mengerti apa yang Alkitab ajarkan, benar-benar beriman, membuat perubahan dalam hidup mereka, dan mulai menceritakan apa yang mereka pelajari. Yesus juga sangat senang ketika 70 pemberita yang dia utus ”kembali dengan sukacita” karena mendapat pengalaman-pengalaman bagus.​—Luk. 10:17-21.

      13 Saudara-saudari kita di seluruh dunia senang saat melihat bagaimana berita Alkitab membantu orang lain punya kehidupan yang lebih baik. Misalnya, seorang saudari muda bernama Anna ingin berbuat lebih banyak untuk Yehuwa.a Jadi, dia pindah ke daerah yang membutuhkan lebih banyak penyiar di Eropa Timur. Dia menulis, ”Saya senang sekali karena ada banyak yang mau belajar Alkitab. Saya bahagia bisa melayani di sini. Waktu pulang ke rumah, saya tidak punya waktu untuk memikirkan diri sendiri. Saya memikirkan masalah dan kekhawatiran para pelajar Alkitab. Saya memikirkan caranya membantu dan menguatkan mereka. Saya jadi lebih yakin bahwa ’lebih bahagia memberi daripada menerima’.”​—Kis. 20:35.

      Dua saudari mengabar tanpa melewati satu rumah pun

      Kalau kita tidak melewatkan satu rumah pun sewaktu mengabar, kita memberi semua orang kesempatan untuk mendengar kabar baik (Lihat paragraf 14)

      14. Bagaimana kita bisa tetap senang mengabar meski orang-orang tidak mendengarkan?

      14 Meski orang-orang tidak mendengarkan sewaktu kita mengabar, kita bisa tetap bahagia karena telah memberi orang kesempatan untuk mendengar kabar baik. Yehuwa ingin kita melakukan hal yang sama seperti yang Dia minta dari Yehezkiel, ”Kamu harus menyampaikan kata-kata-Ku kepada mereka tidak soal didengarkan atau tidak.” (Yeh. 2:7; Yes. 43:10) Jadi, tidak soal tanggapan orang, Yehuwa menghargai upaya kita. (Baca Ibrani 6:10.) Seorang saudara mengatakan, ”Kami menanam, menyiram, dan berdoa agar Yehuwa membuat minat seseorang tumbuh.”​—1 Kor. 3:6.

      YANG PERLU KITA LAKUKAN SUPAYA BAHAGIA

      15. Apakah kita tetap perlu bermurah hati kepada orang yang tidak menghargai? Jelaskan.

      15 Yesus ingin kita murah hati karena kita akan bahagia kalau melakukannya. Kalau kita murah hati, orang lain juga akan bermurah hati kepada kita. Jadi, dia menganjurkan kita, ”Teruslah memberi, dan kalian akan diberi. Orang akan mencurahkan satu takaran penuh ke dalam kantong jubah kalian, yang dipadatkan, diguncangkan, dan berlimpah. Sebab takaran yang kalian gunakan untuk orang juga akan digunakan untuk menakar kalian.” (Luk. 6:38) Memang, saat Saudara bermurah hati, mungkin ada yang tidak menghargainya. Tapi, meski Saudara tidak dihargai, teruslah memberi. Yakinlah bahwa pasti ada hasil yang baik kalau Saudara bermurah hati.

      16. Kepada siapa saja kita perlu bermurah hati, dan mengapa?

      16 Orang yang benar-benar murah hati memberi tanpa mengharapkan balasan. Yesus mengatakan, ”Kalau kamu membuat pesta, undanglah orang-orang yang miskin, cacat, pincang, dan buta. Kamu akan bahagia karena mereka tidak punya apa-apa untuk membalasnya.” (Luk. 14:13, 14) Alkitab juga mengatakan, ”Orang yang murah hati akan diberkati,” dan ”Bahagialah orang yang memperhatikan orang kecil.” (Ams. 22:9; Mz. 41:1) Jadi seharusnya, kita bermurah hati karena memang mau membantu orang lain.

      17. Kita bisa bahagia dengan memberi apa saja?

      17 Sewaktu Paulus mengutip kata-kata Yesus bahwa ”lebih bahagia memberi daripada menerima”, dia tidak hanya memaksudkan hal materi. Kita juga bisa memberi bantuan, anjuran, dan nasihat dari Alkitab. (Kis. 20:31-35) Melalui kata-kata dan teladannya, Paulus mengajar kita pentingnya untuk dengan murah hati memberi waktu, tenaga, perhatian, dan kasih kita kepada orang lain.

      18. Apa yang para peneliti katakan tentang bermurah hati?

      18 Para peneliti yang mempelajari tingkah laku manusia juga mengatakan bahwa memberi bisa membuat orang bahagia. Sebuah artikel menyebutkan bahwa orang-orang merasa jauh lebih bahagia setelah melakukan hal baik untuk orang lain. Para peneliti mengatakan bahwa saat kita membantu orang lain, kita merasa hidup kita lebih bermakna. Jadi, beberapa ahli menyarankan orang untuk melakukan pekerjaan kemanusiaan supaya bisa lebih sehat dan bahagia. Tapi ini bukan hal baru bagi kita. Melalui Alkitab, Pencipta kita yang pengasih, Yehuwa, sudah mengatakan bahwa memberi bisa membuat kita bahagia.​—2 Tim. 3:16, 17.

      TERUSLAH BERMURAH HATI

      19, 20. Mengapa Saudara ingin terus bermurah hati?

      19 Kalau orang-orang di sekitar kita egois, itu membuat kita sulit untuk terus bermurah hati. Tapi, Yesus mengingatkan kita akan dua perintah yang paling penting: kita harus mengasihi Yehuwa dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, seluruh pikiran, dan seluruh kekuatan, dan kita harus mengasihi sesama seperti diri sendiri. (Mrk. 12:28-31) Dalam artikel ini, kita telah belajar bahwa orang yang mengasihi Yehuwa akan meniru-Nya. Yehuwa dan Yesus sangat murah hati. Mereka menganjurkan kita untuk bermurah hati juga. Mereka tahu bahwa itu akan membuat kita bahagia. Kalau kita murah hati sewaktu melakukan sesuatu bagi Allah dan sesama, kita menghormati Yehuwa. Selain itu, kita dan orang lain akan mendapat manfaat.

      20 Saudara pasti sudah berupaya bermurah hati dan membantu orang lain, khususnya saudara-saudari seiman. (Gal. 6:10) Kalau Saudara terus melakukannya, orang-orang akan menghargai dan mengasihi Saudara, dan Saudara akan bahagia. Alkitab mengatakan, ”Orang yang murah hati akan makmur, dan siapa pun yang menyegarkan orang lain akan disegarkan.” (Ams. 11:25) Dalam kehidupan dan pelayanan kita, ada banyak cara untuk memberi dengan murah hati dan tidak mementingkan diri. Kita akan membahas beberapa cara lain di artikel berikutnya.

  • Bekerja Samalah dengan Yehuwa Setiap Hari
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2018 | Agustus
    • Saudara-saudari mengunjungi rekan seiman yang lansia

      Bekerja Samalah dengan Yehuwa Setiap Hari

      ”Kami adalah rekan sekerja Allah.”​—1 KOR. 3:9.

      NYANYIAN: 64, 111

      BAGAIMANA SAUDARA BEKERJA SAMA DENGAN YEHUWA KALAU SAUDARA . . .

      • membantu keluarga dan orang-orang di sidang?

      • bermurah hati?

      • merelakan diri dan berbuat lebih banyak dalam pelayanan?

      1. Apa saja yang bisa kita lakukan untuk bekerja sama dengan Yehuwa?

      KETIKA menciptakan manusia, Yehuwa ingin agar manusia bekerja sama dengan-Nya. Meski sekarang semua orang tidak sempurna, orang-orang yang setia tetap bisa bekerja sama dengan Yehuwa setiap hari. Misalnya, kita menjadi ”rekan sekerja Allah” saat kita mengabar dan membuat murid. (1 Kor. 3:5-9) Sungguh suatu kehormatan bisa dipilih Pencipta Yang Mahakuasa untuk melakukan pekerjaan sepenting ini! Selain mengabar, ada hal-hal lain lagi yang bisa kita lakukan untuk bekerja sama dengan Yehuwa. Di artikel ini, kita akan membahas hal-hal itu: membantu keluarga dan orang-orang di sidang, bermurah hati, membantu dalam proyek Organisasi di seluruh dunia, dan berbuat lebih banyak dalam melayani Yehuwa.​—Kol. 3:23.

      2. Mengapa kita tidak boleh membandingkan diri dengan orang lain?

      2 Saat membahas artikel ini, ingatlah bahwa umur, kesehatan, keadaan, dan kemampuan setiap orang berbeda. Jadi, jangan bandingkan apa yang bisa Saudara lakukan untuk Yehuwa dengan apa yang bisa orang lain lakukan. Paulus berkata, ”Setiap orang hendaknya memeriksa perbuatannya sendiri, dan dia akan bergembira karena dirinya sendiri, bukan karena membandingkan dirinya dengan orang lain.”​—Gal. 6:4.

      MEMBANTU KELUARGA DAN ORANG-ORANG DI SIDANG

      3. Mengapa kalau kita mengurus keluarga, kita bekerja sama dengan Allah?

      3 Yehuwa ingin kita mengurus keluarga kita. Misalnya, kita mungkin perlu bekerja untuk mencari nafkah. Banyak ibu harus mengurus anak mereka yang masih kecil di rumah. Ada juga yang harus mengurus orang tua mereka yang lansia. Itu semua sangat penting. Alkitab mengatakan, ”Kalau seseorang tidak menyediakan kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungannya, terutama anggota keluarganya, dia sudah meninggalkan iman dan lebih buruk daripada orang yang tidak beriman.” (1 Tim. 5:8) Kalau Saudara punya tanggung jawab keluarga, Saudara mungkin tidak bisa berbuat sebanyak yang ingin Saudara lakukan untuk Yehuwa. Tapi, jangan kecil hati! Yehuwa senang kalau Saudara memenuhi kebutuhan keluarga Saudara.​—1 Kor. 10:31.

      4. Bagaimana orang tua bisa mengutamakan Kerajaan Allah, dan apa hasilnya?

      4 Orang tua Kristen bekerja sama dengan Yehuwa dengan mengajar anak mereka untuk punya cita-cita rohani. Banyak orang tua telah melakukannya. Hasilnya, putra-putri mereka memutuskan untuk melayani Yehuwa sepenuh waktu, bahkan melayani di tempat yang jauh. Ada yang menjadi utusan injil, menjadi perintis di daerah yang lebih membutuhkan penyiar, atau melayani di Betel. Memang, kalau anak mereka melayani di tempat yang jauh, orang tua tidak bisa sering bertemu dengannya. Tapi, mereka tetap menganjurkan anak mereka untuk terus melayani Yehuwa. Mengapa? Karena mereka senang sekali kalau anak mereka mengutamakan Yehuwa dalam hidupnya. (3 Yoh. 4) Banyak orang tua merasa seperti Hana, yang mengatakan bahwa dia ’meminjamkan’ Samuel putranya kepada Yehuwa. Mereka merasa bahwa bekerja sama dengan Yehuwa seperti ini adalah suatu kehormatan.​—1 Sam. 1:28.

      5. Bagaimana kita bisa membantu anggota sidang? (Lihat gambar di awal artikel.)

      5 Kalau Saudara tidak punya tanggung jawab keluarga yang besar, bisakah Saudara membantu saudara-saudari yang sakit, yang lansia, atau yang membutuhkan bantuan lainnya? Atau, bisakah Saudara membantu orang yang mengurus mereka? Cobalah cari tahu apakah di sidang Saudara ada yang membutuhkan bantuan seperti itu. Mungkin ada seorang saudari yang mengurus orang tuanya yang lansia. Apakah Saudara bisa menemani orang tuanya supaya saudari itu bisa mengurus hal lain? Atau mungkin Saudara bisa mengantar seseorang untuk berhimpun, berbelanja, atau menjenguk orang sakit. Kalau Saudara melakukannya, Saudara mungkin bekerja sama dengan Yehuwa dalam menjawab doa seseorang.​—Baca 1 Korintus 10:24.

      BERMURAH HATI

      6. Apa artinya bermurah hati?

      6 Rekan sekerja Allah dikenal murah hati. Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, istilah ”bermurah hati” memaksudkan ”berbuat baik kepada orang yang belum dikenal”. (Ibr. 13:2; ctk.) Dalam Firman Allah, ada contoh-contoh yang mengajar kita caranya berbuat baik seperti itu. (Kej. 18:1-5) Setiap ada kesempatan, kita bisa dan harus membantu orang lain, tidak soal mereka ”saudara seiman kita” atau bukan.​—Gal. 6:10.

      7. Apa manfaatnya kalau Saudara bermurah hati kepada pelayan sepenuh waktu?

      7 Bisakah Saudara bekerja sama dengan Yehuwa dengan menyediakan tempat menginap bagi para pelayan sepenuh waktu? (Baca 3 Yohanes 5, 8.) Kalau kita melakukannya, kita dan orang itu akan mendapat manfaat. Kita bisa ”saling menguatkan”. (Rm. 1:11, 12) Perhatikan pengalaman Olaf. Saat dia masih muda, seorang pengawas wilayah lajang mengunjungi sidangnya. Tapi, tidak ada yang bisa memberikan tempat menginap. Olaf bertanya kepada orang tuanya, yang bukan Saksi, apakah pengawas wilayah itu bisa menginap di rumah mereka. Mereka setuju, tapi Olaf harus tidur di sofa. Dia tidak menyesal meski harus tidur di sofa. Dia berkata, ”Satu minggu itu sangat berkesan!” Setiap pagi, mereka membahas banyak hal menarik sambil sarapan. Berkat dukungan pengawas wilayah itu, Olaf memutuskan untuk melayani Yehuwa sepenuh waktu. Selama 40 tahun terakhir, Olaf melayani sebagai utusan injil di beberapa negeri.

      8. Mengapa kita perlu tetap berbaik hati meski awalnya orang tidak menghargai? Berikan contoh.

      8 Ada banyak cara untuk berbaik hati kepada orang yang tidak dikenal, meski awalnya mereka tidak menghargai. Perhatikan contoh ini. Seorang saudari di Spanyol sedang memandu pelajaran Alkitab dengan Yesica, seorang wanita dari Ekuador. Tiba-tiba, Yesica menangis. Saudari itu bertanya mengapa Yesica menangis. Yesica bercerita bahwa sebelum pindah ke Spanyol, dia sangat miskin. Suatu hari, dia tidak punya makanan sehingga hanya bisa memberikan air kepada putrinya. Yesica berdoa meminta bantuan sambil mencoba menidurkan anaknya. Kemudian, dua Saksi datang dan memberi dia majalah. Tapi, dia merobek majalah itu dan berkata, ”Memangnya anak saya bisa makan majalah ini?” Dua saudari itu berupaya menghiburnya, tapi Yesica tidak mau mendengarkan. Belakangan, dua saudari itu menaruh sekeranjang makanan di depan rumahnya. Jadi, sekarang dia menangis karena sadar bahwa dulu dia mengabaikan jawaban Allah atas doanya. Tapi, Yesica bertekad untuk melayani Yehuwa. Jelaslah, kemurahan hati dua saudari itu membawa hasil yang baik.​—Pkh. 11:1, 6.

      MERELAKAN DIRI UNTUK MEMBANTU PROYEK ORGANISASI

      9, 10. (a) Pada kesempatan apa saja orang Israel bisa merelakan diri? (b) Apa saja yang bisa dilakukan para saudara untuk sidang mereka?

      9 Dulu, orang Israel bisa merelakan diri pada banyak kesempatan. (Kel. 36:2; 1 Taw. 29:5; Neh. 11:2) Saudara juga punya banyak kesempatan untuk memberikan waktu, materi, dan keterampilan untuk membantu saudara-saudari. Kalau Saudara melakukannya, Saudara akan sangat bahagia, dan Yehuwa akan memberkati Saudara.

      10 Firman Allah menganjurkan para saudara untuk bekerja sama dengan Yehuwa dengan melayani sebagai hamba pelayanan dan penatua. (1 Tim. 3:1, 8, 9; 1 Ptr. 5:2, 3) Para hamba pelayanan dan penatua mau membantu orang lain dalam berbagai hal, termasuk dalam ibadah. (Kis. 6:1-4) Apakah para penatua pernah meminta Saudara menjadi petugas tata tertib atau mengurus publikasi, daerah dinas, pemeliharaan balai, atau hal lainnya? Mereka yang melakukan tugas-tugas itu mengatakan bahwa mereka sangat menikmatinya.

      Dua saudari bekerja sama dalam sebuah proyek teokratis dan menjadi sahabat

      Mereka yang merelakan diri untuk membantu proyek Organisasi sering mendapat sahabat baru (Lihat paragraf 11)

      11. Manfaat apa yang dirasakan seorang saudari karena membantu dalam proyek pembangunan?

      11 Mereka yang merelakan diri dalam proyek pembangunan sering mendapat sahabat baru. Seorang saudari bernama Margie sudah bekerja dalam proyek pembangunan Balai Kerajaan selama 18 tahun. Dalam proyek-proyek itu, dia memperhatikan saudari-saudari yang lebih muda dan melatih mereka. Dia mengatakan bahwa ini adalah cara yang bagus bagi para sukarelawan untuk saling menguatkan. (Rm. 1:12) Ketika dia mengalami hal-hal buruk, dia dikuatkan oleh sahabat-sahabatnya dari proyek-proyek itu. Apakah Saudara pernah merelakan diri untuk proyek pembangunan? Saudara bisa ikut membantu meski tidak punya keterampilan di bidang itu.

      12. Bagaimana Saudara bisa membantu saudara-saudari yang terkena bencana?

      12 Kita juga bisa bekerja sama dengan Yehuwa dengan membantu saudara-saudari yang terkena bencana. Misalnya, kita bisa menyumbang. (Yoh. 13:34, 35; Kis. 11:27-30) Kita juga bisa ikut membersihkan atau memperbaiki kerusakan akibat bencana. Rumah Gabriela, seorang saudari dari Polandia, rusak parah karena banjir. Tapi, dia sangat senang karena saudara-saudari dari sidang tetangga datang untuk membantunya. Saat bercerita tentang pengalaman itu, dia tidak berfokus pada hartanya yang hilang, tapi berfokus pada apa yang dia dapatkan. Dia berkata, ”Pengalaman ini meyakinkan saya bahwa menjadi bagian dari sidang Kristen itu suatu kehormatan dan bisa membuat kita bahagia dan bersukacita.” Hal yang sama juga dirasakan banyak saudara yang menerima bantuan setelah bencana. Saudara-saudari yang bekerja sama dengan Yehuwa untuk membantu mereka juga merasa sangat bahagia dan puas.​—Baca Kisah 20:35; 2 Korintus 9:6, 7.

      13. Kalau kita merelakan diri, mengapa kita akan lebih mengasihi Yehuwa? Berikan contoh.

      13 Seorang saudari bernama Stephanie dan para penyiar lainnya bekerja sama dengan Yehuwa dengan membantu para Saksi yang mengungsi ke Amerika Serikat karena terjadi perang di negeri mereka. Mereka membantu para pengungsi itu mendapatkan tempat tinggal dan perabotan. Dia berkata, ”Kami tersentuh oleh sukacita dan penghargaan mereka saat mereka merasakan kasih sayang saudara-saudari mereka di seluruh dunia. Keluarga-keluarga itu berpikir bahwa kami membantu mereka, tapi sebenarnya, mereka yang lebih membantu kami. Kasih, persatuan, iman, dan juga kepercayaan mereka kepada Yehuwa benar-benar menguatkan kasih kami kepada Yehuwa. Ini membuat kami semakin menghargai semua yang kami terima dari Organisasi.”

      BERBUAT LEBIH BANYAK DALAM MELAYANI YEHUWA

      14, 15. (a) Sikap apa yang dimiliki Yesaya? (b) Bagaimana kita bisa meniru sikap Yesaya?

      14 Apakah Saudara mau berbuat lebih banyak dalam melayani Yehuwa? Apakah Saudara rela pindah ke daerah yang lebih membutuhkan penyiar? Memang, untuk berbuat lebih banyak, kita tidak perlu pindah ke tempat yang jauh. Tapi, banyak saudara-saudari melakukannya. Sikap mereka sama seperti Nabi Yesaya. Sewaktu Yehuwa bertanya, ”Siapa yang akan Aku utus, dan siapa yang akan pergi untuk kami?” dia menjawab, ”Aku saja! Utuslah aku!” (Yes. 6:8) Apakah Saudara mau dan bisa membantu organisasi Yehuwa? Apa saja yang bisa Saudara lakukan?

      15 Mengenai pengabaran dan membuat murid, Yesus mengatakan, ”Panenan memang banyak, tapi pekerjanya sedikit. Jadi, mohonlah kepada Pemilik panen untuk mengirim lebih banyak pekerja untuk panen-Nya.” (Mat. 9:37, 38) Bisakah Saudara melayani sebagai perintis di daerah yang lebih membutuhkan penyiar? Atau, bisakah Saudara membantu orang lain melakukannya? Banyak saudara-saudari merasa bahwa cara terbaik untuk menunjukkan kasih mereka kepada Allah dan sesama adalah dengan merintis di daerah seperti itu. Apakah ada cara lain Saudara bisa berbuat lebih banyak dalam pelayanan? Jika Saudara melakukannya, Saudara akan sangat bahagia.

      16, 17. Apa lagi yang bisa Saudara lakukan untuk berbuat lebih banyak dalam melayani Yehuwa?

      16 Apakah Saudara rela melayani di Betel atau membantu proyek pembangunan, baik sebagai sukarelawan sementara atau untuk membantu satu hari atau lebih dalam seminggu? Organisasi Yehuwa selalu membutuhkan orang yang rela melayani di mana pun dan melakukan tugas apa pun, meski mereka punya keterampilan di bidang lain. Yehuwa menghargai orang yang rela membuat pengorbanan seperti itu.​—Mz. 110:3.

      17 Apakah Saudara ingin mendapat pelatihan supaya bisa berbuat lebih banyak dalam pelayanan? Saudara mungkin bisa mendaftar untuk ikut Sekolah bagi Penginjil Kerajaan. Sekolah ini melatih saudara-saudari matang yang sudah berada dalam dinas sepenuh waktu supaya mereka bisa berbuat lebih banyak untuk organisasi Yehuwa. Mereka yang ikut sekolah ini harus rela melayani di mana pun mereka ditugaskan. Apakah Saudara rela berbuat lebih banyak untuk Yehuwa dengan cara ini?​—1 Kor. 9:23.

      18. Apa saja manfaatnya bekerja sama dengan Yehuwa setiap hari?

      18 Karena kita umat Yehuwa, kita murah hati, baik hati, baik, dan pengasih. Setiap hari, kita peduli kepada orang lain. Ini membuat kita merasa damai dan bersukacita. (Gal. 5:22, 23)

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan