PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 1/6 hlm. 21-23
  • Tempat yang Baru untuk Sekolah Utusan Injil Gilead

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tempat yang Baru untuk Sekolah Utusan Injil Gilead
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Gilead Pindah dari Brooklyn
  • Lulusan Kelas ke-86
  • Sekolah Gilead​—Berusia 50 Tahun dan Tetap Jaya!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Lebih Banyak Utusan Injil bagi Musim Menuai Seluas Dunia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Sekolah Gilead Meluluskan Kelasnya yang ke-100
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Bersukacitalah karena Harapan Kerajaan!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 1/6 hlm. 21-23

Tempat yang Baru untuk Sekolah Utusan Injil Gilead

PADA tanggal 1 Februari 1943, Nathan H. Knorr, dahulu presiden Lembaga Alkitab dan Risalat Menara Pengawal, menyampaikan khotbah sambutan kepada kelas pertama dari sebuah sekolah yang baru. Ia menjelaskan kepada seratus siswa yang mengikutinya bahwa ”[sekolah] ini tidak bertujuan untuk memperlengkapi kalian menjadi rohaniwan yang terlantik. Kalian sudah menjadi rohaniwan dan sudah aktif dalam pelayanan selama bertahun-tahun. . . . Kursus ini . . . khusus bertujuan untuk mempersiapkan kalian menjadi rohaniwan yang lebih cakap lagi.” Sampai hari ini Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal tetap melatih rohaniwan-rohaniwan untuk pekerjaan utusan injil di negeri asing.

Pada tahun 1943, Sekolah Gilead diadakan di daerah Finger Lakes di Negara Bagian New York. Gilead tetap diadakan di sana selama 17 tahun. Kemudian, pada tahun 1961, sekolah ini dipindahkan ke Brooklyn. Apa tujuannya? Kurikulum Gilead selalu disusun untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Perlunya memperkembangkan dan mengorganisasi kantor-kantor cabang dengan lebih baik di seluruh dunia menuntut agar siswa-siswa mendapat pengajaran yang lebih ekstensif dari para anggota staf kantor pusat dari Saksi-Saksi Yehuwa, yang berada di Brooklyn. Jadi selama bertahun-tahun, yang ditandaskan adalah pelatihan para pekerja kantor cabang. Setelah itu, perhatian sekali lagi dipusatkan kepada pekerjaan utusan injil.

Selama 27 tahun berikutnya, 1961 sampai 1988, para siswa Sekolah Gilead menikmati hak istimewa untuk tinggal dan belajar bersama-sama dengan staf kantor pusat di Brooklyn. Di sana siswa-siswa itu mendapat manfaat dari pergaulan yang erat dengan para anggota Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa dan rohaniwan-rohaniwan lain yang berpengalaman. Tidak ada cara yang lebih baik untuk belajar bagaimana kantor cabang dari Lembaga Menara Pengawal beroperasi. Para siswa mendapat manfaat tidak hanya dari pelatihan dalam kelas tapi juga dengan mengamati para staf kantor pusat bekerja setiap hari.

Apa pengaruh Sekolah Gilead atas pekerjaan pengabaran internasional? Dari 93 koordinator panitia cabang yang bekerja untuk mengorganisasi pekerjaan seluas dunia, 74 adalah lulusan Sekolah Gilead. Ini merupakan bukti yang baik dari pelatihan yang sangat bagus yang telah diterima pria-pria ini untuk menangani tanggung jawab besar menggembalakan umat Allah dewasa ini. Banyak pengawas keliling yang sekarang melayani kebutuhan organisasi juga adalah lulusan Sekolah Gilead. Ya, program pelatihan di Sekolah Gilead terus mengikuti perkembangan kebutuhan organisasi.

Gilead Pindah dari Brooklyn

Tetapi, sekali lagi, dibuat keputusan untuk memindahkan Sekolah Gilead. Maka pada musim gugur tahun 1988, empat truk penuh dengan perabotan dan peralatan kantor tiba di tempat ketiga dari Gilead—Perladangan Menara Pengawal, yang terletak di Wallkill, New York. Dalam dua bulan saja, staf pemeliharaan di Perladangan Menara Pengawal telah menyiapkan ruang-ruang kelas yang bagus, sebuah perpustakaan, dan kantor-kantor untuk sekolah itu. Ada yang bekerja siang malam untuk mempersiapkan fasilitas-fasilitas sekolah itu agar kelas berikutnya dapat dimulai tepat pada waktunya.

Pada tanggal 17 Oktober 1988, kelas ke-86 dari Gilead mulai. Tanpa membuang waktu, sekolah itu meneruskan tujuannya untuk ’melatih pria dan wanita menjadi rohaniwan yang lebih cakap’. Di lingkungannya yang baru dan indah di Perladangan Menara Pengawal, beberapa dari ciri khas sekolah yang semula di daerah Finger Lakes terlihat kembali.

Lulusan Kelas ke-86

Pada tanggal 5 Maret 1989, seluruh staf kantor pusat Menara Pengawal di Brooklyn dan Perladangan Menara Pengawal berkumpul di Balai Kebaktian Jersey City untuk menghadiri wisuda kelas ke-86. Daniel Sydlik, seorang anggota Badan Pimpinan, membuka acara dengan doa. Karl Klein juga dari Badan Pimpinan menjadi ketua. Dalam kata sambutannya, ia mengemukakan kontras antara utusan-utusan injil dari Susunan Kristen dengan mereka dari Saksi-Saksi Yehuwa. Betapa suksesnya para utusan injil yang telah dilatih di Gilead dalam mengajarkan kebenaran Firman Allah di negeri-negeri seperti Jepang, yang sekarang memiliki lebih dari 131.000 Saksi-Saksi yang aktif ambil bagian dalam dinas pengabaran!

Dengan tema ”Biarlah Pekerjaan yang Baik Menjadi Ciri Khas Kalian,” Donald Krebs menggambarkan peranan penting yang telah dimainkan para utusan injil Gilead dalam perluasan organisasi Yehuwa seluas dunia. ’Pekerjaan baik kalian dalam ladang utusan injil sebagai pengajar-pengajar Firman Allah akan menjadi ciri khas kalian. Kami menganjurkan kalian untuk bekerja keras. Yehuwa akan memberkati upaya kalian dengan limpah.’

George Gangas, seorang anggota Badan Pimpinan, memberikan khotbah yang bersemangat mengenai tema ”Alkitab Adalah Buku Terbaik di Bawah Matahari.” Ia menasihati para lulusan, ”Jangan lupa belajar Alkitab. Alkitab penuh dengan permata-permata rohani . . . yang bersinar dan bercahaya. Orang yang menghargainya ingin terus-menerus melihatnya dan menikmati beragam coraknya yang sangat bagus.”

Tema dari Richard Eldred ialah ”Saudara Dapat Memberikan Pengaruh.” Karena para utusan injil baru ini menyentuh kehidupan orang-orang lain, mereka dapat memberikan pengaruh yang positif. Pria-pria dan wanita-wanita pada zaman dulu seperti Daud, Nehemia, Debora, dan Abigail memberikan pengaruh positif kepada orang lain dengan benar-benar menyayangi mereka, memelihara iman dan ketabahan, dan memperlihatkan sikap rohani yang lembut.

”Hitunglah Berkat-berkatmu,” begitulah kata-kata Lyman Swingle, seorang anggota Badan Pimpinan, kepada para lulusan tersebut. Setelah menceritakan kembali beberapa dari berkat-berkat yang telah dinikmati para siswa kelas itu, seperti selama lima bulan dapat berkonsentrasi dalam pengajaran Alkitab, ia menganjurkan mereka, ”Seraya akhir makin dekat, kalian mungkin mendapati langkah dipercepat, jalan makin sulit, sempit dan lebih curam. Namun pastikan agar kalian tidak pernah lelah, agar kalian tidak pernah berhenti, agar kalian tidak pernah meninggalkan dinas ini.”

Salah seorang pengajar, Jack Redford, memperkembangkan tema ”Jangan Biarkan Kekuatan Saudara Menjadi Kelemahan Saudara.” Berdasarkan nasihat Salomo, ”Janganlah terlalu saleh,” ia memperingatkan agar jangan terlalu bersandar pada kelebihan pribadi tetapi sebaliknya kepada Yehuwa. (Pengkhotbah 7:16, 17) ”Sifat-sifat baik yang dipraktikkan dengan berlebihan dapat menjadi jerat.” Misalnya, seseorang yang kuat dalam hal tata tertib dapat berlaku begitu ekstrem sehingga menjadi terlalu kaku. Jadi, ia memberikan nasihat ini kepada kelas tersebut, ”Kita semua harus menyadari kelemahan kita, namun kita juga harus menyadari kekuatan kita. Hendaklah saleh namun jangan terlalu saleh. Bersandarlah pada Yehuwa. Jadikan Yehuwa kekuatanmu.”

Ulysses Glass, pengajar dan sekretaris sekolah, menjelaskan kata-kata Yesus, ”Pikullah kuk yang kupasang.” (Matius 11:29, 30) Dalam ayat itu Yesus mengundang murid-muridnya untuk ’datang ke bawah kuknya’ bersama dia. Ia tidak ingin membebani mereka. Kebutuhan orang-orang lain ada di tempat utama dalam pikirannya. Ia memperlihatkan kerendahan hati. Ia tidak menghukum murid-muridnya. Yesus berkata, ”Belajarlah daripadaku.” (BIS) Seorang utusan injil harus mempunyai pikiran Kristus. Pembicara ini memuji para siswa karena semangat memberi yang mereka miliki, dan menganjurkan mereka untuk terus memperlihatkan semangat yang sama di tempat penugasan mereka di negeri asing.

Menjelang penutup acara pagi hari itu, anggota Badan Pimpinan Carey Barber menyampaikan khotbah yang penuh semangat mengenai pokok ”Masa Penuaian Adalah Kesudahan Sistem Ini.” Ia menarik perhatian kepada penggenapan perumpamaan Yesus tentang gandum dan lalang pada zaman modern. (Matius, pasal 13) Mula-mula, kaum terurap dari Kristus dikumpulkan. Kemudian, khususnya sejak tahun 1935, domba-domba lain juga ikut ’dituai’. Sekolah Gilead telah melaksanakan pekerjaan yang menakjubkan dalam membantu menuai murid-murid Kristus.

Setelah para lulusan masing-masing diberi ijazah, salah seorang dari mereka membacakan sebuah surat yang hangat yang menyatakan perasaan mereka tentang pelatihan dan perhatian yang telah mereka terima dari para pengajar dan keluarga Betel. Sebagian dari surat itu berbunyi, ”Minat kalian terhadap diri kami bukan hanya sebagai siswa-siswa Gilead tetapi secara perorangan, benar-benar mengesankan kami dan merupakan suatu hal yang patut ditiru. Dengan perasaan sedih campur gembira kami berpisah dengan saudara-saudara—sedih karena kami akan sangat kehilangan kalian namun gembira dan berdebar-debar menghadapi penugasan kami yang baru.”

Untuk acara siang hari, para lulusan ambil bagian dalam Pelajaran Menara Pengawal yang dipimpin oleh Ralph Walls. Kemudian para siswa memerankan hal-hal yang menarik dari pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan dalam dinas pengabaran selama tinggal di Perladangan Menara Pengawal. Panitia Pengajaran dari Badan Pimpinan mempersembahkan acara berupa pertunjukan-pertunjukan pendek berjudul ”Respek terhadap Wewenang Memajukan Persatuan” dan persembahan slide yang menggambarkan sukacita yang dialami para utusan injil di banyak negeri selama bertahun-tahun. Acara itu diakhiri dengan doa sepenuh hati oleh Frederick Franz, presiden dari Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal yang berumur 95 tahun.

Melalui sambutan yang antusias kepada acara, mereka yang hadir menunjukkan dukungan mereka bagi calon-calon utusan injil dan penghargaan mereka untuk acara itu. Pasti ke-24 lulusan dari kelas ke-86 dari Gilead bertekad untuk menjadikan Yehuwa kekuatan mereka seraya mereka pergi menuju hak istimewa penugasan mereka dalam dinas utusan injil.

[Kotak di hlm. 21]

DATA SISWA

Jumlah pasangan yang sudah menikah: 12

Jumlah siswa: 24

Jumlah negeri asal siswa: 6

Jumlah negeri penugasan: 12

Umur rata-rata: 32,3

Rata-rata tahun dalam kebenaran: 14,1

Rata-rata tahun dalam dinas sepenuh waktu: 9,1

[Gambar di hlm. 23]

Para lulusan kelas ke-86 dari Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal

Dalam daftar di bawah, penomoran barisan para siswa adalah dari depan ke belakang, dan nama-nama disebutkan dari kiri ke kanan dalam tiap baris.

(1) Parrott, R.; Imig, E.; Benig, G.; Bengtsson, E.; Baart, W.; Ihander, K. (2) Lewis, J.; Hilario, L.; Lindmark, A.; Antoncich, C.; Agurs, C. (3) Bengtsson, R.; Parrott, J.; Benig, J.; Imig, J.; Baart, A.; Rissell, S. (4) Rissell, M.; Lewis, L.; Antoncich, M.; Hilario, R.; Agurs, H.; Lindmark, L.; Ihander, J.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan