PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Apakah Saudara Akan Memantulkan Kemuliaan Allah?
    Menara Pengawal—2005 | 15 Agustus
    • Apakah Saudara Akan Memantulkan Kemuliaan Allah?

      ”Kita . . . memantulkan kemuliaan Yehuwa seperti cermin.”​—2 KORINTUS 3:18.

      1. Apa yang Musa saksikan, dan apa yang kemudian terjadi?

      ITU adalah salah satu penglihatan paling membangkitkan rasa takut yang pernah dialami manusia mana pun. Musa, yang berada sendirian di atas Gunung Sinai, mengajukan suatu permintaan yang tidak lazim dan itu dikabulkan. Ia diperbolehkan melihat apa yang belum pernah dilihat oleh manusia mana pun​—kemuliaan Yehuwa. Tentu saja, Musa tidak melihat Yehuwa secara langsung. Sedemikian cemerlangnya rupa Allah sehingga tidak seorang manusia pun dapat melihat Dia dan tetap hidup. Sebaliknya, Yehuwa menaruh ’telapak tangan’-Nya ke atas Musa sebagai penyekat pelindung sampai Ia lewat, tampaknya diwakili oleh seorang malaikat. Lalu, Yehuwa membiarkan Musa melihat sisa cahaya dari manifestasi kemuliaan ilahi ini. Yehuwa juga berbicara dengan Musa melalui seorang malaikat. Alkitab mengisahkan apa yang kemudian terjadi, ”Pada waktu Musa turun dari Gunung Sinai, . . . kulit mukanya memancarkan sinar karena ia telah berbicara dengan [Yehuwa].”​—Keluaran 33:18–34:7, 29.

      2. Apa yang rasul Paulus tulis tentang kemuliaan yang orang Kristen pantulkan?

      2 Bayangkan Saudara berada di gunung itu bersama Musa. Sungguh menggetarkan rasanya menyaksikan kegemilangan yang memukau dari Yang Mahakuasa dan mendengarkan kata-kata-Nya! Sungguh besar hak istimewa berjalan menuruni Gunung Sinai di sisi Musa, perantara perjanjian Hukum! Namun, tahukah Saudara bahwa dalam beberapa hal orang Kristen sejati memantulkan kemuliaan Allah dengan cara yang bahkan lebih unggul daripada yang dipantulkan Musa? Fakta yang menggugah pikiran itu terdapat dalam sepucuk surat dari rasul Paulus. Ia menulis bahwa orang Kristen terurap ”memantulkan kemuliaan Yehuwa seperti cermin”. (2 Korintus 3:7, 8, 18) Dalam arti tertentu, orang Kristen yang berharap untuk hidup di bumi juga memantulkan kemuliaan Allah.

      Bagaimana Orang Kristen Memantulkan Kemuliaan Allah

      3. Bagaimana kita sampai mengenal Yehuwa dengan cara yang tidak dapat dinikmati Musa?

      3 Bagaimana mungkin kita dapat memantulkan kemuliaan Allah? Kita tidak menyaksikan atau mendengar Yehuwa seperti halnya Musa. Akan tetapi, kita telah mengenal Yehuwa dengan cara yang tidak dinikmati Musa. Yesus baru muncul sebagai Mesias hampir 1.500 tahun setelah Musa meninggal. Oleh karena itu, Musa tidak dapat mengetahui bagaimana Hukum itu akan digenapi dalam diri Yesus, yang mati untuk menebus manusia dari penindasan dosa dan kematian yang kejam. (Roma 5:20, 21; Galatia 3:19) Selain itu, Musa hanya memiliki pemahaman yang terbatas tentang seberapa hebatnya maksud-tujuan Yehuwa, yang berpusat pada Kerajaan Mesianik dan Firdaus di bumi yang akan diwujudkannya. Dengan demikian, kita memahami kemuliaan Yehuwa bukan dengan mata harfiah, melainkan dengan mata iman berdasarkan ajaran Alkitab. Selain itu, kita telah mendengar suara Yehuwa bukan melalui malaikat, melainkan melalui Alkitab, khususnya Injil, yang dengan begitu indah menguraikan ajaran dan pelayanan Yesus.

      4. (a) Bagaimana orang Kristen terurap memantulkan kemuliaan Allah? (b) Dengan cara apa saja orang-orang yang berharap hidup di bumi memantulkan kemuliaan Allah?

      4 Meskipun orang Kristen tidak memantulkan kemuliaan Allah melalui cahaya yang memancar dari muka mereka, muka mereka boleh dikatakan bersinar seraya mereka menceritakan kepada orang lain tentang kepribadian dan maksud-tujuan Yehuwa yang mulia. Mengenai zaman kita, nabi Yesaya menubuatkan bahwa umat Allah ”pasti akan menceritakan kemuliaan [Yehuwa] di antara bangsa-bangsa”. (Yesaya 66:19) Selain itu, di 2 Korintus 4:1, 2, kita membaca, ”Karena kami mendapat tugas pelayanan ini . . . , kami menolak hal-hal tersembunyi yang memalukan, tidak berjalan dengan kelicikan, juga tidak memalsukan firman Allah, tetapi dengan membuat kebenaran itu nyata, kami merekomendasikan diri kami kepada setiap hati nurani manusia di hadapan Allah.” Paulus khususnya memaksudkan orang Kristen terurap, yang adalah ”pelayan dari suatu perjanjian baru”. (2 Korintus 3:6) Tetapi, pelayanan mereka mempengaruhi tak terhitung banyaknya orang yang telah memperoleh harapan kehidupan abadi di bumi. Pelayanan kedua kelompok itu mencakup memantulkan kemuliaan Yehuwa tidak hanya melalui apa yang mereka ajarkan, tetapi juga melalui cara mereka hidup. Mencerminkan kemuliaan Allah yang Mahatinggi adalah tanggung jawab sekaligus hak istimewa kita!

      5. Apa yang dibuktikan oleh kemakmuran rohani kita?

      5 Dewasa ini, kabar baik yang mulia tentang Kerajaan Allah sedang diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk, seperti dinubuatkan oleh Yesus. (Matius 24:14) Orang-orang dari segala bangsa, suku, umat, dan bahasa dengan bersemangat telah menyambut kabar baik dan mengubah kehidupan mereka agar dapat melakukan kehendak Allah. (Roma 12:2; Penyingkapan 7:9) Seperti orang Kristen masa awal, mereka tidak dapat berhenti berbicara tentang perkara-perkara yang telah mereka lihat dan dengar. (Kisah 4:20) Lebih dari enam juta orang, lebih banyak daripada saat mana pun dalam sejarah manusia, sedang memantulkan kemuliaan Allah dewasa ini. Apakah Saudara termasuk di antaranya? Kemakmuran rohani umat Allah merupakan bukti yang meyakinkan akan berkat dan perlindungan Yehuwa. Bukti bahwa roh Yehuwa menyertai kita semakin jelas lagi mengingat adanya kekuatan-kekuatan besar yang selalu menentang kita. Marilah kita lihat mengapa demikian.

      Umat Allah Tidak Akan Bisa Dibungkamkan

      6. Mengapa iman dan keberanian dibutuhkan agar dapat berpihak pada Yehuwa?

      6 Andaikan Saudara dipanggil ke pengadilan untuk bersaksi melawan seorang penjahat yang kejam. Saudara tahu penjahat itu memiliki organisasi yang sangat kuat dan akan menghalalkan segala cara untuk mencegah Saudara membuka kedoknya. Untuk bersaksi melawan penjahat semacam itu, Saudara membutuhkan keberanian serta keyakinan bahwa kalangan berwenang akan melindungi Saudara dari dia. Kita berada dalam situasi yang mirip. Dengan memberikan kesaksian tentang Yehuwa dan maksud-tujuan-Nya, kita bersaksi melawan Setan si Iblis, menyingkapkan kedoknya sebagai pembunuh manusia dan pendusta yang sedang menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk. (Yohanes 8:44; Penyingkapan 12:9) Untuk berpihak pada Yehuwa dan melawan si Iblis, Saudara membutuhkan iman sekaligus keberanian.

      7. Seberapa berpengaruhkah Setan, dan ia berupaya melakukan apa?

      7 Tentu saja, Yehuwa adalah Pribadi Yang Mahatinggi. Kuasanya tiada bandingnya dan jauh lebih unggul daripada kuasa Setan. Kita dapat yakin bahwa Yehuwa tidak hanya sanggup, tetapi juga sangat ingin melindungi kita seraya kita melayani Dia dengan loyal. (2 Tawarikh 16:9) Sekalipun demikian, Setan adalah penguasa atas hantu-hantu dan juga dunia umat manusia yang terasing dari Allah. (Matius 12:24, 26; Yohanes 14:30) Setan, yang dikungkung dalam wilayah sekitar bumi dan dipenuhi ”kemarahan yang besar”, dengan ganas menentang hamba-hamba Yehuwa dan menggunakan dunia yang ada di bawah kendalinya untuk berupaya membuat semua orang yang memberitakan kabar baik tutup mulut. (Penyingkapan 12:7-9, 12, 17) Bagaimana ia melakukannya? Setidaknya dengan tiga cara.

      8, 9. Bagaimana Setan memanfaatkan kasih yang salah arah, dan mengapa kita hendaknya memilih teman bergaul kita dengan saksama?

      8 Satu cara yang Setan gunakan untuk menyimpangkan perhatian kita ialah melalui kekhawatiran hidup. Orang-orang pada hari-hari terakhir ini adalah pencinta uang, pencinta diri sendiri, dan pencinta kesenangan. Mereka tidak mengasihi Allah. (2 Timotius 3:1-4) Karena disibukkan oleh urusan hidup sehari-hari, kebanyakan orang ”tidak memberikan perhatian” pada kabar baik yang kita sampaikan. Mereka sama sekali tidak berminat untuk mempelajari kebenaran Alkitab. (Matius 24:37-39) Sikap demikian dapat menular, meninabobokan kita sehingga mengalami kantuk rohani. Jika kita membiarkan diri kita memupuk kasih akan hal-hal materi dan kesenangan hidup, kasih kita kepada Allah akan mendingin.—Matius 24:12.

      9 Itu sebabnya, orang Kristen dengan hati-hati memilih teman bergaul mereka. ”Ia yang berjalan dengan orang-orang berhikmat akan menjadi berhikmat,” tulis Raja Salomo, ”tetapi ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.” (Amsal 13:20) Semoga kita ”berjalan” dengan orang-orang yang memantulkan kemuliaan Allah. Betapa menyenangkannya hal itu! Seraya kita berkumpul bersama saudara-saudari rohani kita di perhimpunan dan pada saat-saat lain, kita menerima anjuran melalui kasih, iman, sukacita, dan hikmat mereka. Pergaulan yang sehat semacam itu menguatkan tekad kita untuk tetap gigih dalam pelayanan kita.

      10. Dengan cara apa saja Setan telah memanfaatkan ejekan untuk menentang orang-orang yang memantulkan kemuliaan Allah?

      10 Cara kedua yang Setan gunakan untuk menghentikan semua orang Kristen agar tidak memantulkan kemuliaan Allah ialah melalui ejekan. Taktik ini tidak mengejutkan kita. Selama pelayanannya di bumi, Yesus Kristus diejek​—ditertawakan, dicemooh, diolok-olok, dihina, dan bahkan diludahi. (Markus 5:40; Lukas 16:14; 18:32) Orang Kristen masa awal juga menjadi sasaran cemoohan. (Kisah 2:13; 17:32) Hamba-hamba Yehuwa zaman modern menghadapi pelecehan yang serupa. Menurut rasul Petrus, mereka akan dijuluki ”nabi palsu”. ”Pada hari-hari terakhir,” Petrus menubuatkan, ”akan datang pengejek-pengejek dengan ejekan mereka; mereka bertindak menurut keinginan mereka sendiri dan mengatakan, ’Mana kehadirannya yang dijanjikan itu? . . . Segala sesuatu terus berlangsung tepat seperti sejak awal penciptaan.’” (2 Petrus 3:3, 4) Umat Allah diejek karena dianggap tidak realistis. Standar moral Alkitab dipandang ketinggalan zaman. Bagi banyak orang, berita yang kita kabarkan adalah kebodohan. (1 Korintus 1:18, 19) Sebagai orang Kristen, kita mungkin diejek di sekolah, di tempat kerja, dan adakalanya bahkan dalam keluarga. Tanpa tergoyahkan, kita terus memantulkan kemuliaan Allah melalui pengabaran kita karena seperti Yesus, kita mengetahui bahwa Firman Allah adalah kebenaran.​—Yohanes 17:17.

      11. Bagaimana Setan menggunakan penganiayaan untuk membungkam orang Kristen?

      11 Taktik ketiga yang Iblis gunakan untuk membungkam kita adalah tentangan atau penganiayaan. Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, ”Orang-orang akan menyerahkan kamu kepada kesengsaraan serta membunuh kamu, dan kamu akan menjadi sasaran kebencian semua bangsa oleh karena namaku.” (Matius 24:9) Sesungguhnya, sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, kita telah menghadapi penganiayaan yang bengis di banyak bagian bumi. Kita sadar bahwa lama berselang Yehuwa telah menubuatkan bahwa kebencian, atau permusuhan, akan berkembang antara orang-orang yang melayani Allah dan mereka yang melayani Setan si Iblis. (Kejadian 3:15) Kita juga tahu bahwa dengan mempertahankan integritas di bawah cobaan, kita bersaksi bahwa kedaulatan universal Yehuwa memang benar. Dengan mengetahui hal ini, kita dapat kuat sekalipun berada dalam keadaan yang paling ekstrem. Tidak ada penganiayaan yang bakal membungkam kita secara permanen asalkan kita tetap bertekad untuk memantulkan kemuliaan Allah.

      12. Mengapa kita hendaknya bersukacita seraya kita tetap setia dalam menghadapi tentangan Setan?

      12 Apakah Saudara menolak godaan dunia dan tetap setia sekalipun diejek dan ditentang? Jika demikian, Saudara memiliki alasan untuk bersukacita. Yesus meyakinkan orang-orang yang akan mengikutinya, ”Berbahagialah kamu apabila orang mencela kamu dan menganiaya kamu dan dengan berdusta mengatakan segala macam hal yang fasik mengenai kamu demi aku. Bergembiralah dan melompatlah karena sukacita, mengingat upahmu besar di surga; sebab dengan cara itu mereka menganiaya nabi-nabi sebelum kamu.” (Matius 5:11, 12) Ketekunan Saudara membuktikan bahwa roh kudus Yehuwa yang penuh kuasa menyertai Saudara, memberi Saudara kekuatan untuk memantulkan kemuliaan-Nya.​—2 Korintus 12:9.

      Ketekunan Berasal dari Yehuwa

      13. Apa alasan utama kita bertekun dalam pelayanan Kristen?

      13 Satu alasan utama kita bertekun dalam pelayanan adalah kita mengasihi Yehuwa dan senang memantulkan kemuliaan-Nya. Manusia cenderung meniru orang-orang yang mereka kasihi dan respek, dan tidak satu pribadi pun yang lebih layak ditiru selain Allah Yehuwa. Karena kasih-Nya yang begitu besar, Ia mengutus Putra-Nya ke bumi untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran dan menebus umat manusia yang taat. (Yohanes 3:16; 18:37) Seperti Allah, kita ingin segala macam orang bertobat dan diselamatkan; itulah sebabnya kita mengabar kepada mereka. (2 Petrus 3:9) Keinginan ini, dibarengi tekad kita untuk meniru Allah, menggerakkan kita untuk tetap gigih dalam memantulkan kemuliaan-Nya melalui pelayanan kita.

      14. Bagaimana Yehuwa menguatkan kita untuk bertekun dalam pelayanan kita?

      14 Namun, pada dasarnya, kekuatan kita untuk bertekun dalam pelayanan Kristen berasal dari Yehuwa. Ia menopang dan membentengi kita melalui roh-Nya, organisasi-Nya, dan Firman-Nya, Alkitab. Yehuwa ”memberikan ketekunan” kepada orang-orang yang bersedia memantulkan kemuliaan-Nya. Ia menjawab doa-doa kita dan memberi kita hikmat untuk mengatasi cobaan. (Roma 15:5; Yakobus 1:5) Terlebih lagi, Yehuwa tidak membiarkan kita mengalami cobaan apa pun yang mustahil ditanggung. Jika kita percaya kepada Yehuwa, Ia akan memberikan jalan keluar agar kita dapat terus memantulkan kemuliaan-Nya.​—1 Korintus 10:13.

      15. Apa yang membantu kita untuk bertekun?

      15 Ketekunan kita dalam pelayanan membuktikan bahwa roh Allah menyertai kita. Sebagai ilustrasi: Andaikan seseorang meminta Saudara membagikan roti jenis tertentu dari rumah ke rumah, tanpa pungutan biaya. Saudara diminta melakukannya dengan waktu dan biaya sendiri. Selain itu, tak lama kemudian Saudara mendapati bahwa hanya sedikit orang yang benar-benar ingin menerima roti Saudara; ada yang bahkan menentang upaya Saudara untuk membagikannya. Menurut Saudara, apakah Saudara bakal terus melakukannya bulan demi bulan, tahun demi tahun? Kemungkinan besar tidak. Namun, Saudara mungkin telah mengerahkan diri untuk menyatakan kabar baik dengan waktu dan biaya sendiri selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Mengapa? Bukankah karena Saudara mengasihi Yehuwa dan melalui roh-Nya Ia telah memberkati upaya Saudara dengan membantu Saudara bertekun? Pastilah demikian!

      Pekerjaan yang Akan Dikenang

      16. Ketekunan kita dalam pelayanan berarti apa bagi kita dan orang-orang yang mendengarkan kita?

      16 Pelayanan yang berkaitan dengan perjanjian baru itu adalah karunia yang tiada bandingnya. (2 Korintus 4:7) Demikian pula, pelayanan Kristen yang dilakukan oleh domba-domba lain di seputar bola bumi adalah suatu harta. Seraya Saudara terus bertekun dalam pelayanan, Saudara dapat, seperti yang Paulus tulis kepada Timotius, ”menyelamatkan dirimu dan juga mereka yang mendengarkan engkau”. (1 Timotius 4:16) Pikirkan apa maknanya. Kabar baik yang Saudara beritakan membuka kesempatan bagi orang lain untuk hidup selama-lamanya. Saudara dapat menjalin ikatan persahabatan yang erat dengan orang-orang yang Saudara bantu secara rohani. Bayangkan betapa sukacitanya hidup abadi dalam Firdaus bersama orang-orang yang telah Saudara bantu untuk belajar tentang Allah! Mereka pasti tidak bakal melupakan upaya Saudara untuk membantu mereka. Sungguh alasan yang kuat untuk puas!

      17. Mengapa kita hidup pada periode yang unik dalam sejarah manusia?

      17 Saudara hidup pada periode yang unik dalam sejarah manusia. Hanya pada masa inilah kabar baik diberitakan di tengah-tengah dunia yang terasing dari Allah. Nuh hidup dalam dunia semacam itu, dan ia melihat dunia itu berlalu. Ia pasti sangat bersukacita mengetahui bahwa ia dengan setia melaksanakan kehendak Allah dengan membangun bahtera, yang menyelamatkan dirinya dan keluarganya! (Ibrani 11:7) Saudara pun dapat memiliki sukacita semacam itu. Bayangkan perasaan Saudara dalam dunia baru seraya Saudara mengenang kembali kegiatan Saudara pada hari-hari terakhir ini, mengetahui bahwa Saudara melakukan sebisa-bisanya untuk memajukan kepentingan Kerajaan.

      18. Jaminan dan anjuran apa yang Yehuwa berikan kepada hamba-hamba-Nya?

      18 Jadi, marilah kita terus memantulkan kemuliaan Allah. Apa yang kita lakukan akan terus kita kenang selama-lamanya. Yehuwa juga mengingat pekerjaan kita. Alkitab memberikan anjuran ini, ”Allah bukannya tidak adil-benar sehingga melupakan perbuatanmu dan kasih yang telah kamu perlihatkan untuk namanya, karena kamu telah melayani orang-orang kudus dan terus melayani mereka. Tetapi kami ingin agar kamu masing-masing memperlihatkan kerajinan yang sama sehingga memiliki keyakinan penuh akan harapan itu, terus sampai ke akhir, supaya kamu tidak menjadi lamban, tetapi menjadi peniru orang-orang yang melalui iman dan kesabaran mewarisi apa yang dijanjikan.”—Ibrani 6:10-12.

  • Orang Kristen Memantulkan Kemuliaan Yehuwa
    Menara Pengawal—2005 | 15 Agustus
    • Orang Kristen Memantulkan Kemuliaan Yehuwa

      ”Berbahagialah matamu karena melihat, dan telingamu karena mendengar.”​—Matius 13:16.

      1. Pertanyaan apa yang muncul mengenai reaksi bangsa Israel terhadap Musa di Gunung Sinai?

      BANGSA Israel yang berkumpul di Gunung Sinai memiliki banyak alasan untuk mendekat kepada Yehuwa. Bukankah Ia telah membebaskan mereka dari Mesir dengan tangan yang perkasa? Ia juga memperhatikan kebutuhan mereka, menyediakan makanan dan air di padang belantara. Selanjutnya, Ia memberi mereka kemenangan atas pasukan Amalek yang menyerang mereka. (Keluaran 14:26-31; 16:2–17:13) Sewaktu mereka berkemah di padang belantara di depan Gunung Sinai, bangsa itu sedemikian takutnya oleh guntur dan kilat sampai-sampai mereka gemetar. Kemudian, mereka melihat Musa turun dari Gunung Sinai, mukanya memantulkan kemuliaan Yehuwa. Namun, bukannya menanggapi dengan takjub dan penuh penghargaan, mereka malah menjauh. ”Mereka menjadi takut untuk mendekat kepada [Musa].” (Keluaran 19:​10-​19; 34:30) Mengapa mereka takut untuk menyaksikan pantulan kemuliaan Yehuwa, Pribadi yang telah berbuat begitu banyak bagi mereka?

      2. Kemungkinan, mengapa bangsa Israel takut melihat kemuliaan Allah yang Musa pantulkan?

      2 Kemungkinan, ketakutan orang Israel pada peristiwa ini erat kaitannya dengan peristiwa sebelumnya. Sewaktu mereka sengaja tidak menaati Yehuwa dengan membuat anak lembu emas, Ia mendisiplin mereka. (Keluaran 32:4, 35) Apakah mereka belajar dari disiplin yang Yehuwa berikan dan menghargainya? Tidak, bagi kebanyakan dari mereka. Menjelang akhir kehidupannya, Musa menyebut kembali insiden anak lembu emas serta peristiwa-peristiwa lain manakala Israel tidak taat. Ia mengatakan kepada bangsa itu, ”Kamu menentang perintah Yehuwa, Allahmu, dan kamu tidak memperlihatkan iman akan dia dan tidak mendengarkan perkataannya. Kamu menentang Yehuwa dengan perilakumu sejak hari aku mengenal kamu.”​—Ulangan 9:15-24.

      3. Apa yang Musa lakukan sehubungan dengan menyelubungi mukanya?

      3 Perhatikan reaksi Musa terhadap rasa takut bangsa Israel. Kisahnya berbunyi, ”Ketika Musa selesai berbicara dengan mereka, ia menaruh selubung pada mukanya. Tetapi apabila Musa masuk [ke dalam tabernakel] menghadap Yehuwa untuk berbicara dengannya, ia melepaskan selubung itu sampai ia keluar. Dan ia keluar dan berbicara kepada putra-putra Israel mengenai apa yang diperintahkan kepadanya. Putra-putra Israel melihat muka Musa, bahwa kulit muka Musa memancarkan sinar; dan Musa menaruh kembali selubung itu pada mukanya sampai ia masuk untuk berbicara dengan [Yehuwa].” (Keluaran 34:33-35) Mengapa Musa menyelubungi mukanya pada waktu-waktu tertentu? Apa yang dapat kita pelajari dari hal ini? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu kita mengevaluasi hubungan kita sendiri dengan Yehuwa.

      Kesempatan yang Terlewat

      4. Apa yang Paulus singkapkan sehubungan dengan makna tindakan Musa mengenakan selubung?

      4 Rasul Paulus menjelaskan bahwa tindakan Musa mengenakan selubung berkaitan dengan kondisi pikiran dan hati bangsa Israel. Paulus menulis, ”Putra-putra Israel tidak dapat menatap muka Musa oleh karena kemuliaan pada mukanya . . . Kemampuan mental mereka telah menjadi tumpul.” (2 Korintus 3:7, 14) Benar-benar situasi yang menyedihkan! Israel adalah bangsa pilihan Yehuwa, dan Ia ingin agar mereka mendekat kepada-Nya. (Keluaran 19:4-6) Namun, mereka enggan menatap pantulan kemuliaan Allah. Bukannya mengarahkan hati dan pikiran mereka kepada Yehuwa dengan pengabdian yang pengasih, mereka malah berpaling dari Dia.

      5, 6. (a) Apa kesejajaran antara orang Yahudi abad pertama dan bangsa Israel pada zaman Musa? (b) Apa kontras antara orang-orang yang mendengarkan Yesus dan yang tidak?

      5 Aspek ini memiliki kesejajaran pada abad pertama M. Sewaktu Paulus menjadi orang Kristen, perjanjian Hukum telah diganti dengan perjanjian baru, yang diperantarai oleh Yesus Kristus, Musa yang Lebih Besar. Dalam perkataan maupun tindakan, Yesus dengan sempurna memantulkan kemuliaan Yehuwa. Paulus menulis tentang Yesus yang dibangkitkan, ”Dia adalah cerminan kemuliaan Allah dan gambaran yang tepat dari pribadinya.” (Ibrani 1:3) Sungguh menakjubkan kesempatan yang dimiliki orang Yahudi! Mereka dapat mendengarkan perkataan kehidupan abadi dari Putra Allah sendiri! Sayangnya, kebanyakan orang yang Yesus kabari tidak mendengarkan. Mengenai mereka, Yesus mengutip nubuat Yehuwa melalui Yesaya, ”Hati bangsa ini telah tertutup, dan dengan telinga mereka, mereka telah mendengar tanpa tanggapan, dan mereka telah menutup mata mereka; agar mereka tidak sekali-kali melihat dengan mata mereka dan mendengar dengan telinga mereka dan mengerti maknanya dengan hati mereka dan berbalik, dan aku menyembuhkan mereka.”​—Matius 13:15; Yesaya 6:9, 10.

      6 Orang Yahudi ini benar-benar kontras dengan murid-murid Yesus, yang tentangnya Yesus mengatakan, ”Berbahagialah matamu karena melihat, dan telingamu karena mendengar.” (Matius 13:16) Orang Kristen sejati sangat berhasrat untuk mengenal dan melayani Yehuwa. Mereka senang melakukan kehendak-Nya, seperti disingkapkan dalam halaman-halaman Alkitab. Alhasil, orang Kristen terurap memantulkan kemuliaan Yehuwa dalam pelayanan perjanjian baru mereka, dan domba-domba lain melakukan hal yang sama.​—2 Korintus 3:6, 18.

      Mengapa Kabar Baik Terselubung

      7. Mengapa tidak mengejutkan bahwa kebanyakan orang menolak kabar baik?

      7 Seperti yang telah kita lihat, pada zaman Yesus maupun pada zaman Musa, kebanyakan orang Israel menolak kesempatan unik yang terbuka bagi mereka. Halnya mirip pada zaman kita. Kebanyakan orang menolak kabar baik yang kita beritakan. Hal ini tidak mengejutkan kita. Paulus menulis, ”Jika kabar baik yang kami nyatakan memang terselubung, ini terselubung di antara orang-orang yang akan binasa; di antara mereka itulah allah sistem ini membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya.” (2 Korintus 4:​3, 4) Selain upaya Setan untuk menyembunyikan kabar baik, banyak orang menyelubungi muka mereka sendiri karena mereka tidak mau melihat.

      8. Bagaimana banyak orang dibutakan oleh tidak adanya pengetahuan, dan bagaimana agar kita tidak sampai terpengaruh?

      8 Mata kiasan banyak orang dibutakan oleh tidak adanya pengetahuan tentang Allah. Alkitab mengatakan bahwa bangsa-bangsa ”berada dalam kegelapan secara mental, dan terasing dari kehidupan seperti yang Allah miliki, sebab tidak ada pengetahuan dalam diri mereka”. (Efesus 4:18) Sebelum menjadi orang Kristen, Paulus, yang mahir dalam Hukum, begitu dibutakan oleh tidak adanya pengetahuan sehingga ia menganiaya sidang jemaat Allah. (1 Korintus 15:9) Namun, Yehuwa menyingkapkan kebenaran kepadanya. Paulus menjelaskan, ”Itulah alasannya belas kasihan ditunjukkan kepadaku, yaitu agar melalui aku sebagai kasus utama, Kristus Yesus dapat mempertunjukkan segenap kepanjangsabarannya sebagai contoh bagi mereka yang akan menaruh iman kepadanya untuk kehidupan abadi.” (1 Timotius 1:16) Seperti Paulus, banyak orang yang dahulu menentang kebenaran Allah kini melayani Dia. Ini adalah alasan yang kuat untuk terus memberikan kesaksian bahkan kepada para penentang kita. Sementara itu, dengan secara teratur mempelajari Firman Allah dan memahami isinya, kita dilindungi sehingga tidak bertindak tanpa pengetahuan dan membuat Yehuwa tidak senang.

      9, 10. (a) Bagaimana orang Yahudi abad pertama terbukti tidak mau diajar dan degil? (b) Apakah ada kesejajarannya dalam Susunan Kristen sekarang? Jelaskan.

      9 Bagi banyak orang, penglihatan rohani mereka terhalang karena mereka tidak mau diajar dan degil. Banyak orang Yahudi menolak Yesus dan ajarannya karena mereka mengotot pada Hukum Musa. Tentu saja, tidak semuanya bersikap demikian. Misalnya, setelah Yesus dibangkitkan, ”sekumpulan besar imam mulai taat kepada iman itu”. (Kisah 6:7) Namun, mengenai mayoritas orang Yahudi, Paulus menulis, ”Sampai hari ini apabila Kitab-Kitab Musa dibacakan, sebuah selubung ada pada hati mereka.” (2 Korintus 3:15) Paulus tampaknya mengetahui apa yang sebelumnya Yesus katakan kepada para pemimpin agama Yahudi, ”Kamu menyelidiki Tulisan-Tulisan Kudus, karena kamu pikir bahwa dengan perantaraan itu kamu akan memiliki kehidupan abadi; dan Tulisan-Tulisan Kudus itulah yang memberikan kesaksian mengenai aku.” (Yohanes 5:39) Tulisan-Tulisan Kudus yang mereka selidiki dengan cermat semestinya membantu mereka memahami bahwa Yesus adalah sang Mesias. Namun, orang Yahudi memiliki gagasan sendiri, dan bahkan Putra Allah dengan mukjizat-mukjizatnya tidak dapat meyakinkan mereka.

      10 Halnya sama bagi banyak orang dalam Susunan Kristen sekarang. Seperti orang Yahudi abad pertama, ”mereka mempunyai gairah untuk Allah; tetapi tidak menurut pengetahuan yang saksama”. (Roma 10:2) Sekalipun beberapa dari mereka mempelajari Alkitab, mereka tidak mau mempercayai kata-katanya. Mereka tidak mau mengakui bahwa Yehuwa mengajar umat-Nya melalui golongan budak-Nya yang setia dan bijaksana yang terdiri dari orang-orang Kristen terurap. (Matius 24:45) Namun, kita memahami bahwa Yehuwa sedang mengajar umat-Nya dan bahwa pemahaman tentang kebenaran ilahi selalu diperoleh secara progresif. (Amsal 4:18) Dengan membiarkan diri kita diajar oleh Yehuwa, kita diberkati dengan pengetahuan tentang kehendak dan maksud-tujuan-Nya.

      11. Bagaimana angan-angan belaka bisa menyembunyikan kebenaran?

      11 Yang lain dibutakan oleh angan-angan belaka. Menurut nubuat, beberapa orang akan mengejek umat Allah dan berita yang mereka umumkan mengenai kehadiran Yesus. Rasul Petrus menulis, ”Menurut keinginan mereka, fakta ini luput dari perhatian mereka”, yakni bahwa Allah mendatangkan air bah atas dunia pada zaman Nuh. (2 Petrus 3:3-6) Demikian pula, banyak orang yang mengaku Kristen tidak ragu-ragu mengakui bahwa Yehuwa berbelas kasihan, baik hati, dan suka mengampuni; tetapi, mereka mengabaikan atau menolak fakta bahwa Ia tidak membebaskan orang dari hukuman. (Keluaran 34:6, 7) Orang Kristen dengan sungguh-sungguh berupaya memahami apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan.

      12. Bagaimana orang-orang telah dibutakan oleh tradisi?

      12 Banyak hadirin gereja dibutakan oleh tradisi. Kepada para pemimpin agama pada zamannya, Yesus mengatakan, ”Kamu telah membuat firman Allah tidak berlaku oleh karena tradisimu.” (Matius 15:6) Orang Yahudi dengan bersemangat memulihkan ibadat yang murni setelah kembali dari pembuangan di Babilon, tetapi para imamnya menjadi sombong dan merasa diri adil-benar. Perayaan agama menjadi formalitas belaka, tanpa rasa hormat yang tulus kepada Allah. (Maleakhi 1:6-8) Pada zaman Yesus, para penulis dan orang Farisi telah menambahkan tak terhitung banyaknya tradisi ke dalam Hukum Musa. Yesus membuka kedok pria-pria ini sebagai orang munafik karena mereka tidak dapat lagi memahami prinsip-prinsip adil-benar yang mendasari Hukum. (Matius 23:23, 24) Orang Kristen sejati mesti berhati-hati agar tidak membiarkan tradisi agama buatan manusia menyimpangkan mereka dari ibadat yang murni.

      ”Melihat Pribadi yang Tidak Kelihatan”

      13. Dengan dua cara apa Musa melihat sebagian dari kemuliaan Allah?

      13 Musa meminta untuk melihat kemuliaan Allah di gunung, dan Ia melihat sisa cahaya kemuliaan Yehuwa. Sewaktu ia masuk ke dalam tabernakel, ia tidak mengenakan selubung. Musa sangat beriman dan berhasrat untuk melakukan kehendak Allah. Sekalipun ia mendapat hak istimewa melihat sebagian kemuliaan Yehuwa, dalam pengertian tertentu ia telah melihat Allah dengan mata iman. Alkitab mengatakan bahwa Musa ”tetap kokoh seperti melihat Pribadi yang tidak kelihatan”. (Ibrani 11:27; Keluaran 34:5-7) Dan, ia memantulkan kemuliaan Allah bukan hanya melalui cahaya yang memancar dari mukanya selama beberapa waktu, melainkan juga melalui upayanya untuk membantu bangsa Israel mengenal serta melayani Yehuwa.

      14. Bagaimana Yesus menyaksikan kemuliaan Allah, dan ia senang melakukan apa?

      14 Di surga, Yesus langsung melihat kemuliaan Allah selama waktu yang tak terbilang, bahkan sejak alam semesta belum diciptakan. (Amsal 8:22, 30) Sepanjang waktu itu terjalinlah hubungan yang penuh kasih dan kasih sayang di antara mereka. Allah Yehuwa mengungkapkan kasih dan kasih sayang yang paling lembut kepada yang sulung dari segala ciptaan ini. Yesus membalas dengan menyatakan kasih dan kasih sayangnya yang dalam kepada Allah, Pemberi Kehidupannya. (Yohanes 14:31; 17:24) Kasih antara Bapak dan Putra ini sempurna. Seperti Musa, Yesus senang memantulkan kemuliaan Yehuwa dalam hal-hal yang ia ajarkan.

      15. Bagaimana orang Kristen merenungkan kemuliaan Allah?

      15 Seperti Musa dan Yesus, Saksi-Saksi Allah zaman sekarang di bumi sangat ingin merenungkan kemuliaan Yehuwa. Mereka tidak berpaling dari kabar baik yang mulia. Rasul Paulus menulis, ”Apabila seseorang berbalik kepada Yehuwa [untuk melakukan kehendaknya], selubung itu disingkirkan.” (2 Korintus 3:16) Kita mempelajari Alkitab karena kita ingin melakukan kehendak Allah. Kita mengagumi kemuliaan yang dipantulkan oleh muka Putra Yehuwa sekaligus Raja yang terurap, Yesus Kristus, dan kita meniru teladannya. Seperti Musa dan Yesus, kita telah diberkati dengan suatu pelayanan, mengajar orang lain tentang Allah yang mulia yang kita sembah.

      16. Mengapa kita diberkati sehingga mengetahui kebenaran?

      16 Yesus berdoa, ”Aku memuji engkau di muka umum, Bapak, . . . karena engkau telah menyembunyikan hal-hal ini dari orang-orang yang berhikmat dan tinggi kecerdasannya dan menyingkapkannya kepada kanak-kanak.” (Matius 11:25) Yehuwa memberikan pemahaman tentang maksud-tujuan dan kepribadian-Nya kepada orang-orang yang tulus dan rendah hati. (1 Korintus 1:26-28) Kita telah berada di bawah pemeliharaan-Nya yang protektif, dan Ia mengajar kita demi kita​—untuk menikmati kehidupan yang terbaik. Semoga kita memanfaatkan setiap kesempatan untuk mendekat kepada Yehuwa, menghargai banyak persediaan-Nya untuk mengenal-Nya lebih akrab lagi.

      17. Bagaimana kita sampai mengetahui sifat-sifat Yehuwa lebih sepenuhnya?

      17 Paulus menulis kepada orang Kristen terurap, ”Kita dengan muka tidak berselubung memantulkan kemuliaan Yehuwa seperti cermin, [dan] kita diubah menjadi gambar yang sama, dari kemuliaan kepada kemuliaan.” (2 Korintus 3:18) Tidak soal harapan kita di surga atau di bumi, semakin kita mengenal Yehuwa—sifat dan kepribadian-Nya yang disingkapkan dalam Alkitab—semakin mirip kita dengan-Nya. Jika kita dengan penuh penghargaan merenungkan kehidupan, pelayanan, dan ajaran Yesus Kristus, kita akan memantulkan sifat-sifat Yehuwa lebih sepenuhnya lagi. Alangkah bersukacitanya mengetahui bahwa kita mendatangkan pujian bagi Allah kita, yang kemuliaan-Nya kita berupaya pantulkan!

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan